Anda di halaman 1dari 54

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT GRHA KEDOYA


DI PT TOTAL BANGUN PERSADA, Tbk

BAB IV

METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI

A. Pendahuluan

Bangunan merupakan suatu bentuk lingkungan yang dibuat oleh manusia


untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari - hari yang memiliki fungsi sebagai
tempat istirahat , rekreasi, berkumpul, bekerja dan beraktifitas sehari –hari. Untuk
itu diperlukan metoda pelaksanaan yang baik untuk membuat bangunan tersebut,
yaitu metoda pelaksanan yang diintegrasi dengan aplikasi teknologi dan rekayasa
yang disesuaikan kondisi lingkungan proyek.

Bangunan memiliki klasifikasi sebagai berikut ; bangunan struktur rendah,


bangunan srtuktur sedang dan bangunan struktur tinggi dapat dibedakan dari luas
bangunan, besar bangunan, ketinggian bangunan, sistem struktur dan fasilitas
utilitasnya.

1) Bangunan Bertingkat Rendah (BBR)

Bangunan bertingkat rendah adalah, bangunan yang terdiri dari satu sampai
dengan lima lantai. BBR umumnya memiliki sistem struktur yang masih
sederhana, tidak menggunakan alat transportasi vertikal, kecuali tangga sebagai
alat penghubung antar lantai.

2) Bangunan Bertingkat Sedang (BBS)

Bangunan bertingkat sedang adalah banguann yang terdiri dari lima sampai
sepuluh lantai. BBS menggunakan alat transportasi vertikal dan sistem pemadam
kebakaran aktif (sprinkler).

3) Bangunan Bertingkat Tinggi (BBT)

Bangunan bertingkat tinggi adalah bangunan yang memiliki jumlah dari


sepuluh lantai, menggunakan sistem struktur yang beraneka ragam, seperti
struktur rangka dipadukan dengan sistem struktur lain. BBT Menggunakan sistem

BAB IV METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI


LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT GRHA KEDOYA
DI PT TOTAL BANGUN PERSADA, Tbk

utilitas yang lengkap seperti transportasi vertikal, alat pemadam kebakaran dengan
sistem sprinkler, alat pembersih bangunan gondola dan lainnya.

Dalam kegiatan pembangunan proyek bangunan bertingkat diperlukan


tahapan perancangan desain yang matang, metode pelaksananaan yang benar dan
sesuai prosedur serta pengawasan yang optimal sehingga memperoleh hasil yang
baik, tepat pada waktunya dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan.

Metode Pelaksaanan konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan


pelaksanaan konstruksi yang mengikuti prosedur serta telah dirancang sesuai
dengan pengetahuan atau standar yang telah diuji cobakan. Cara atau metoda
tersebut tidak terlepas dari penggunaan teknologi sebagai pendukung dan
mempercepat proses pembuatan suatu bangunan, agar kegiatan pembangunan
dapat berjalan sebagai mana mestinya sesuai dengan yang diharapkan dan lebih
ekonomis dalam biaya pemakain bahan.

Dengan kata lain metode pelaksanaan konstruksi adalah suatu metode atau
cara pelaksanaan pekerjaan pada proyek konstruksi dimana perencana (design
plan) dan pelaksana (actuating) memegang kendali dalam berjalannya suatu
proyek konstruksi dari perencanaan awal proyek sampai pekerjaan proyek selesai.

Dalam proyek gedung bertingkat perlu diperhatikan dalam rangka


penyusunan metode pelaksanaan yaitu :

1) Urutan pekerjaan

Urutan pelaksanaan pekerjaan harus disusun dan dilaksanakan dengan baik


dan sesuai prosedur pelaksanaan pekerjaan. Kemudian urutan pekerjaan yang
tidak dijalankan dengan benar akan menimbulkan berbagai masalah yang dapat
berdampak pada tidak tercapainya sasaran efisiensi dan efektivitas .

2) Jenis pekerjaan

Dengan berbagai jenis pekerjaan, seorang engineer harus memiliki


kemampuan menyusun work breakdown srtructures dengan baik dan terencana.

BAB IV METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI


LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT GRHA KEDOYA
DI PT TOTAL BANGUN PERSADA, Tbk

3) Kegiatan pengangkutan vertikal

Angkutan vertikal ini merupakan jantungnya kegiatan proyek gedung


bertingkat dan sangat besar pengaruhnya terhadap kelancaran pelaksanaan. Oleh
karena itu sistem angkutan vertikal ini harus direncanakan sebaik – baiknya, baik
untuk angkutan tenaga kerja maupun angkutan material dan diperlukan juga
penggunaan peralatan yang semakin canggih seperti tower crane, climbing crane,
passanger hoist dan lain sebagainya.

4) Keselamatan kerja

Safety plan sangat diperlukan untuk menjaga keselamatan orang yang


bekerja dan orang yang mungkin berada disekitar tempat bangunan serta terhadap
keamanan bangunan itu sendiri selama proses pelaksanaan pekerjaan.

5) Lokasi (site plan)

Untuk menjamin kelancaran proses pekerjaan diperlukan perencanaan (site


plan) yang baik. Oleh karena itu perlu diperhatikan dimana meletakkan jalan
kerja, gudang fabrikasi, perkantoran dan lain sebagainya. Dengan perencanaan
site plan yang baik akan meningkatkan produktivitas kerja yang maksimal.

6) Air tanah

Kondisi air tanah akan berpengaruh pada proses pelaksanaan pekerjaan,


seperti galian pondasi dan pekerjaan basement.

Dalam suatu proyek diperlukan tim yang solid, karena pada tahapan
pelaksanaan pekerjaan membutuhkan persiapan matang dari rencana kerja dan
teknis pekerjaan yang didukung oleh tenaga pelaksana professional mulai dari
Project Manager, Site Manager, Architecture, Engineer dan Tenaga ahli
professional lainnya.

BAB IV METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI


LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT GRHA KEDOYA
DI PT TOTAL BANGUN PERSADA, Tbk

Dalam proyek pembangunan Rumah Sakit Grha Kedoya, kontraktor utama


yaitu PT Total Bangun Persada, Tbk selalu mengadakan rapat koordinasi yang
dilakukan disetiap minggunya dengan agenda rapat yaitu membahas kemajuan
proyek (progress) pekerjaan di lapangan, masalah-masalah dan solusinya
menyangkut pelaksanaan di lapangan, realisasi pelaksanaan pekerjaan yang telah
dicapai dibandingkan dengan time schedule yang telah direncanakan, masalah
administrasi yang menyangkut kelengkapan dokumen kontrak dan sasaran yang
akan dicapai untuk jangka waktu ke depan. Dalam rapat koordinasi tersebut
dihadiri oleh :
 Konsultan proyek
 Koordinator dan para pelaksana
 Pihak pemilik (owner)
 Pihak perencana / arsitek
 Sub kontraktor
Bagan construction method untuk bangunan gedung dengan struktur beton
ditunjukkan pada gambar berikut ini

Persiapan

Dewatering

Metode Konstruksi
Struktur Bawah
Gedung Bertingkat

Struktur Atas

Finishing

Gambar 4.1 Bagan metode pelaksanaan strukur gedung bertingkat

BAB IV METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI


LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT GRHA KEDOYA
DI PT TOTAL BANGUN PERSADA, Tbk

Persiapan

Access road

Site Plan

Pengukuran

Angkutan Vertikal

Gambar 4.2 Bagan pekerjaan persiapan

Dewatering

Open Pumping

Pre Drainage

Cut Off

Gambar 4.3 Bagan pekerjaan dewatering

BAB IV METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI


LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT GRHA KEDOYA
DI PT TOTAL BANGUN PERSADA, Tbk

Struktur Bawah

Fondasi Dalam

Galian Basement

Struktur Basement

Ground beam

Gambar 4.4 Bagan pekerjaan struktur bawah

Struktur Atas

Kolom/Balok/Slab

Shear/Core Wall

Lift Slab

Gambar 4.5 Bagan pekerjaan struktur atas

BAB IV METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI


LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT GRHA KEDOYA
DI PT TOTAL BANGUN PERSADA, Tbk

Finishing

Bagian Luar

Bagian Dalam

Gambar 4.6 Bagan pekerjaan finishing

Dalam bab ini, pelaksanaan pekerjaan yang akan penulis uraikan adalah
tentang pekerjaan yang dilaksanakan dan dialami penulis selama kerja praktek di
proyek pembangunan proyek pembangunan Rumah Sakit Grha Kedoya, dengan
pelaksanaan pekerjaan antara lain :
 Pekerjaan sumur resapan
 Pekerjaan struktur beton kolom, balok, pelat

B. Peralatan

Suatu proyek akan berjalan dengan lancar apabila peralatan konstruksi


memadai dan berfungsi dengan baik. Peralatan dan material untuk menunjang
proyek konstruksi diantaranya alat-alat berat, alat –alat survey, material, alat –alat
fabrikasi, kendali mutu. Untuk itu diperlukan sistem pemeliharaan dan
manajemen yang baik untuk mengelola peralatan konstruksi agar dapat berfungsi
dengan baik .

Pada Proyek Rumah Sakit Grha Kedoya sebagain besar peralatan dimiliki
oleh kontraktor sendiri tapi ada juga peralatan alat-alat berat yang menggunakan

BAB IV METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI


LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT GRHA KEDOYA
DI PT TOTAL BANGUN PERSADA, Tbk

alat berat sewa, karena biaya akan lebih murah. Berikut ini akan diuraikan
peralatan konstruksi dalam proyek Rumah Sakit Grha Kedoya.

1. Alat – alat Berat


a. Backhoe

Backhoe merupakan suatu alat yang digunakan untuk pekerjaan tanah


khususnya galian. Backhoe terdiri dari enam bagian utama, yaitu struktur atas
yang dapat berputar, boom, lengan (arm), bucket, slewing ring, dan struktur
bawah. Backhoe bekerja dengan cara menggerakkan bucket kearah bawah dan
kemudian menariknya menuju badan alat. Pemilihan kapasitas bucket backhoe
harus sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan. Backhoe termasuk dalam jenis
kendaraan excavator, karena badannya dapat berputar 360o (gerakan slewing
ring). Keuntungan dari penggunaan Backhoe adalah dapat melakukan pekerjaan
penggalian dengan lebih cepat dan lebih efisien. Pengoprasian backhoe umumnya
untuk penggalian saluran, terowongan, atau basement. Pada proyek ini digunakan
backhoe yang menggunakan bahan bakar solar.

Gambar 4.7 Backhoe

b. Tower Crane

Tower crane merupakan alat yang digunakan untuk mengangkat material


secara vertical dan horizontal kesuatu tempat yang tinggi pada ruang gerak yang
terbatas. Pengakutan tersebut meliputi pengakutan bahan material untuk pekerjaan

BAB IV METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI


LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT GRHA KEDOYA
DI PT TOTAL BANGUN PERSADA, Tbk

struktur, seperti besi beton, bekisting, beton cor dan material lainnya. Penempatan
tower crane harus direncanakan bisa menjangkau seluruh areal proyek konstruksi
bangunan yang akan dikerjakan dengan manuver yang aman tanpa terhalang.

Jenis – jenis tower crane ;

 Free Standing Crane


 Rail Mounted Crane
 Tied in Crane
 Climbing Crane

Penggunaan tower crane tersebut juga harus memperhitungkan beban


maksimal yang mampu diangkatnya. Operator TC harus siap untuk
mengakomodasi perintah pengangkutan dari engineer atau pengawas di daerah
jangkauannya.

Gambar 4.8 Bagian - bagian Tower Crane

Bagian dari crane adalah mast atau tiang utama, jib dan counter jib,
counterweight, trolley dan tie ropes. Mast merupakan tiang vertikal yang berdiri
diatas base atau dasar. Jib merupakan tiang horizontal yang panjangnya

BAB IV METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI


LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT GRHA KEDOYA
DI PT TOTAL BANGUN PERSADA, Tbk

ditentukan berdasarkan jangkauan yang diinginkan. Counter jib adalah tiang


penyeimbang. Pada counter jib dipasangkan counterweight sebagai penyeimbang
beban. Trolley merupakan alat yang bergerak sepanjang jib yang digunakan untuk
memindahkan material secara horizontal dan pada trolley tersebut dipasang hook
atau kait. Kait dapat bergerak secara vertikal untuk mengangkat material. Tie
ropes adalah kawat yang berfungsi untuk menahan jib supaya tetap dalam kondisi
lurus 90o terhadap tiang utama. Pada bagian atas tiang utama sebelum jib terdapat
ruang operator dan dibawah ruang tersebut terdapat slewing ring yang berfungsi
untuk memutar jib. Selain itu juga terdapat climbing device yang merupakan alat
untuk menambah ketinggian crane.

Lengan pada crane yang disebut sebagai jib terdiri dari dua macam yaitu
saddle jib dan lufting jib. Saddle jib adalah lengan yang mendatar dengan sudut
90o terhadap mast atau tiang tower crane. Jib jenis ini dapat bergerak 360o. Saddle
jib terdiri dari dua bagian yaitu jib panjang yang berfungsi untuk pengangkatan
material dan jib pendek berfungsi untuk penyeimbnag (counter jib).

Sedangkan luffing jib mempunyai kelebihan dibandingkan dengan saddle


jib karena sudut antara tiang dengan jib dapat diatur lebih dari 90o. Dengan
kelebihan ini maka hambatan pada saat lengan berputar dapat dihindari. Dengan
demikian pergerakan tower dengan luffing jib lebih bebas dibandingkan dengan
alat yang menggunakan saddle jib. Jib jenis ini juga dapat bergerak 360o terhadap
tiangnya.

Gambar 4.9 Tower Crane

BAB IV METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI


LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT GRHA KEDOYA
DI PT TOTAL BANGUN PERSADA, Tbk

Pada proyek Rumah Sakit Grha Kedoya digunakan tower crane jenis
“Free Standing Crane”, yaitu crane yang berdiri diatas pondasi yang khusus
dipersiapkan untuk alat tersebut. Jika crane harus mencapai ketinggian yang besar
maka digunakan pondasi dalam seperti tiang pancang. Syarat pondasi crane
adalah pondasi tersebut harus mampu menhan momen akibat angin dan ayunan
beban, berat crane dan berat material yang diangkat. Free standing crane dapat
berdiri sampai dnegan ketinggian 100 m. Tiang utama (mast) diletakkan diatas
dasar (footing block) dengan diberi ballast sebagai penyeimbang (counterweight).
Ballast ini terbuat dari beton atau baja.

c. Concrete Mixer Truck

Concrete truck mixer selain mempunyai kemampuan untuk mengaduk


beton juga mempunyai kelebihan karena dapat mengangkut beton hasil
pengadukan yang diinginkan. Metode kerja alat ini adalah pertama dengan
memasukkan agregat, semen dan bahan aditif yang telah tercampur dari batching
plant kedalam drum yang terletak diatas truk. Air ditambahkan pada saat
pengadukan akan dimulai.
Concrete truck mixer juga dapat digunakan sebagai agitator truck yang
mengangkut hasil adukan dari mixing plant ke proyek. Beton yang diangkut
sebagai beton plastis. Sebagai agitator, alat ini memiliki kapasitas yang lebih besar
(berkisar 3 kali lebih besar) dibandingkan jika alat berfungsi sebagai mixer.
Kapasitas mixer berkisar antara 2,5 m3 sampai lebih dari 7 m3. Alat ini digunakan
untuk pengecoran balok dan plat lantai.

BAB IV METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI


LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT GRHA KEDOYA
DI PT TOTAL BANGUN PERSADA, Tbk

Gambar 4.10 Concrete Mixer Truck

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengangkutan beton. Yang
pertama adalah segregasi. Segregasi dapat terjadi pada saat pengangkuatan beton
plastis. Untuk menghindari segregasi maka tinggi jatuh beton pada saat
dikeluarkan dari atau dimasukkan keadalam drum mixer (bucket) harus lebih kecil
dari 1,5 m. Faktor lainnya yaitu jarak tempuh pengangkutan.

d. Dump Truck

Dump Truck merupakan suatu alat yang dipergunakan untuk


memindahkan atau membuang suatu material hasil galian dari lokasi proyek ke
lokasi proyek yang telah ditetapkan. Truk sangat efisien untuk pengangkutan jarak
jauh. Pada saat membawa material hasil galian, bagian belakang dump truck
ditutup dengan terpal dengan tujuan agar material tidak terjatuh dijalan raya dan
debunya tidak menggangu pengguna jalan lain.

Truk tidak hanya digunakan untuk pengangkutan tanah tetapi juga


material-material lain. Untuk pengangkutan material tertentu, ada beberapa faktor
yang harus diperhatikan, yaitu :

1) Untuk batuan , dasar bak dialasi papan kayu agar tidak mudah rusak,
2) Untuk aspal, bak dilapisi oleh solar agar aspal tidak menempel pada pada
permukaan bak. Agar aspal tidak cepat dingin tutup bagian atas dengan
terpal.

BAB IV METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI


LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT GRHA KEDOYA
DI PT TOTAL BANGUN PERSADA, Tbk

3) Untuk material lengket seperti lempung basah, pilih bak bersudut bulat.

Gambar 4.11 Dump Truck

e. Bulldozer

Pada dasarnya bulldozer adalah alat yang menggunakan traktor sebagai


penggerak utama. Kita menyebutnya bulldozer, oleh karena biasanya traktor
dilengkapi dengan dozer attachment, dalam hal ini attachment nya adalah blade
(pisau) dibagian depannya. Pisau berfungsi untuk mendorong atau memotong
material yang ada didepannya. Bulldozer, sebenarnya adalah nama jenis dozer,
yang mempunyai kemampuan mendorong kemuka/kedepan.

Gambar 4.12 Bulldozer

BAB IV METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI


LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT GRHA KEDOYA
DI PT TOTAL BANGUN PERSADA, Tbk

Pada proyek - proyek konstruksi, terutama proyek yang ada hubungannya dengan
pemindahan tanah, bulldozer digunakan pada pelaksanaan pekerjaan seperti
berikut :

 Pembersihan medan dari kayu-kayuan, pepohonan dan batu – batuan


 Pembukaan jalan kerja
 Memindahkan tanah yang jauhnya 300 feet, atau + 90 m.
 Membatu mengisi material pada scrapper.
 Menghampar tanah isian/urugan (fills)
 Menimbun kembali trencher
 Pembersihan sites/medan
 Membersihkan quarry

f. Tandem Roller

Tandem roller digunakan untuk penggilasan akhir, artinya fungsi alat ini
adalah untuk meratakan permukaan tanah. Tandem roller tidak dipakai untuk
permukaan batuan keras dan tajam karena dapat merusak roda. Ada dua model
tandem roller, yaitu two axle tandem roller dan three axle tandem roller. Model
yang pertama mempunyai berat berkisar 8 -14 ton. Ballast yang dipaki biasanya
cairan. Sedangkan three axle tandem roller berfungsi untuk menmbah kepadatan.
Biasanya three axle tandem roller dipakai pada proyek lapangan terbang.

Gambar 4.13 Tandem Roller

BAB IV METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI


LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT GRHA KEDOYA
DI PT TOTAL BANGUN PERSADA, Tbk

g. Alat pemancang tiang

Ada beberapa jenis alat pemancang tiang yang umum digunakan dalam
proyek konstruksi. Palu atau hammer yang berfungsi sebgai lat tiang pancang
tersebut adalah :

 Drop Hammer
 Diesel Hammer (pemancang diesel)
 Hydraulic Hammer (pemancangan hidrolis)
 Vibratory pile driver (pemancangan dengan getaran)

Dalam proyek Rumah Sakit Grha Kedoya digunakan alat pemancang tiang
yaitu “Drop Hammer”. Drop hammer merupakan palu berat yang diletakkan pada
kertinggian tertentu diats tiang. Palu tersebut kemudian dilepaskan dan jatuh
mengenai bagian atas tiang yaitu kepala tiang.

Gambar 4.14 Drop Hammer

Untuk menghindari tiang menjadi rusak akibat tumbukan, maka pada kepala
tiang dipasangkan semacam topi atau cap sebgai penambahan energi atau shock
absorber. Biasanaya cap dibuat dari kayu. Palu dijatuhkan sepanjang alurnya.
Pada bagian atas palu terdapat kabel yang berfungsi untuk menahan supaya palu
tidak jatuh lebih jauh. Ukuran umum palu berkisar antara 250 kg sampai 1500 kg.
tinggi jatuh palu berkisar antara 1,5 sampai 7 meter yang bergantung dari jenis

BAB IV METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI


LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT GRHA KEDOYA
DI PT TOTAL BANGUN PERSADA, Tbk

bahan dasar pondasi. Jika diperlukan energi yang besar untuk memencang tiang
pondasi maka sebaiknya menggunakan palu yang berat dengan tinggi jatuh yang
lebih kecil daripada palu yang lebih ringan dengan tinggi jatuh yang lebih besar.

Pemancangan tiang biasanya dilakukan secara perlahan. Jumlah jatuhnya


palu permenit (blow per minute) dibatasi pada empat sampai delapan kali. Jika
jumlah tiang yang akan dipancang tidak banyak maka jenis alat pancang ini
efisien untuk digunakan.

Keuntungan dari alat ini adalah :

a) Investasi yang rendah


b) Mudah dalam pengoprasian
c) Mudah dalam mengatur energy perblow dengan mengatur tinggi jatuh

Akan tetapi alat ini pun memiliki beberapa kekurangan. Kekurangannya dari alat
ini adalah :

a) Kecepatan pemancangannya kecil


b) Kemungkinan rusaknya tiang akibat tinggi jatuh yang besar
c) Kemungkinan rusaknya bangunan disekitar lokasi akibat getaran pada
permukaan tanah
d) Tidak dapat digunakan untuk pekerjaan dibawah air.

2. Alat – alat Survey


a. Theodolith

Theodolith adalah alat untuk mengukur dua buah sudut vertikal dan
horisontal. Theodolite merupakan alat utama dalam survei dan pekerjaan teknis,
terutama pada pekerjaan pengukuran tanah.
Theodolith merupakan alat bantu dalam proyek untuk menentukan as
bangunan dan titik-titik as kolom pada tiap-tiap lantai agar bangunan yang dibuat
tidak miring. Alat ini dipergunakan juga untuk menentukan elevasi tanah dan
elevasi tanah galian timbunan.

BAB IV METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI


LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT GRHA KEDOYA
DI PT TOTAL BANGUN PERSADA, Tbk

Gambar 4.15 Konstruksi Theodolith


Cara pengukuran adalah yaitu menetapkan salah satu titik sebagai acuan,
pengoperasionannya adalah dengan mengatur nivo bulat, nivo tabung dan
teropong sentries dan unting-unting di bawah theodolith. Setelah itu, menembak
titik-titik yang lain dengan patokan titik awal yang ditetapkan tadi.

Gambar 4.16 Penentuan titik as untuk dinding bata menggunakan Theodolith

BAB IV METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI


LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT GRHA KEDOYA
DI PT TOTAL BANGUN PERSADA, Tbk

b. Waterpass

Waterpass adalah alat yang digunakan untuk menetukan elevasi / peil lantai,
balok, lain – lain yang membutuhkan elevasi. Alat ini sangat berguna untuk
mengecek ketebalan lantai saat pengecoran, sehingga lantai yang dihasilkan dapat
datar. Selain itu, waterpass juga dapat digunakan untuk pengecekan bekisting
pada kolom.

Gambar 4.17 Waterpass

Waterpass biasanya digunakan untuk pengukuran sifat datar yaitu


menentukan tinggi titik elevasi (beda tinggi) dilapangan sepanjang garis tertentu
pada arah memanjang dan melintang. Secara umum prosedur pengoprasian alat
waterpass sebagai berikut :

1. Set statif (tripod) kira-kira ditengah – tengah titik pengukuran (untuk


pengukuran tinggi), gunakan unting-unting untuk mempermudah
penempatan atatif tepat diatas patok.
2. Pasang waterpass dan atur nivo kontaknya (posisi gelembung nivo
berada ditengah) agar posisi pesawat benar-benar datar.
3. Letakan rambu ukur pada titik – titik pengukuran sebagai rambu muka
dan rambu belakang.
4. Arahkan pesawat ke rambu ukur. Baca dan catat bacaan benang atas
(BA), benang tengah (BT), dan benang bawah (BB).

BAB IV METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI


LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT GRHA KEDOYA
DI PT TOTAL BANGUN PERSADA, Tbk

c. Sipatan ( Marker )

Sipatan merupakan alat yang digunakan untuk memberi tanda setelah


pengukuran untuk marking setelah dilakukan. Bahan untuk sipatan ini adalah tinta
yang seing disebut tinta Cina. Tinta ini dapat bertahan dalam waktu yang lama
dan tidak mudah hilang atau luntur. Sipatan tersebut digunakan untuk
memberikan tanda elevasi dan membuat titik as pada dinding bata

Gambar 4.18 Hasil Sipatan

3. Alat – alat fabrikasi


a. Bar Bender

Bar bender Merupakan alat yang digunakan untuk membengkokkan


tulangan berdiameter besar, seperti pada pembengkokan tulangan sengkang,
pembengkokan pada sambungan/overlap tulangan kolom, juga pada tulangan
balok, plat, dan dinding geser. Bar bender dan bar cutter haruslah ada dalam suatu
proyek besar karena untuk memenuhi kebutuhan pembesian baik itu precast atau
pasang di tempat. Tulangan tersebut dibengkokkan sesuai kebutuhan misal untuk
membuat tulangan sepihak, tulangan kaki ayam dan tulangan sengkang.

Gambar 4.19 Bar Bander

BAB IV METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI


LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT GRHA KEDOYA
DI PT TOTAL BANGUN PERSADA, Tbk

b. Bar Cutter

Baja tulangan dipesan dengan ukuran-ukuran panjang standart. Untuk


keperluan tulangan yang pendek, maka perlu dilakukan pemotongan terhadap
tulangan yang ada. Untuk itu diperlukan suatu alat pemotong tulangan, yaitu
gunting tulangan yang dioperasikan secara manual dengan menggunakan tenaga
manusia.

Bar cutter merupakan alat pemotong besi tulangan sesuai ukuran


yangdiinginkan. Menurut tenaga penggeraknya, bar cutter ada 2 jenis :

1) Bar Cutter manual


Bar Cutter manual adalah alat pemotong baja beton menggunakan penggerak
tenaga manusia dengan kapasitas maksimum diameter 16 mm.

Gambar 4.20 Bar Cutter Manual


2) Bar Cutter listrik
Keuntungan dari Bar Cutter listrik dibandingkan Bar Cutter manual adalah
Bar Cutter listrik dapat memotong besi tulangan dengan diameter besar
dengan mutu baja cukup tinggi disamping dapat mempersingkat waktu
pengerjaan. Kemampuannya memotong dapat dilakukan sekaligus seperti
tulangan diameter 10 mm dapat dilakukan pemotongan 6 buah sekaligus, 4
buah tulangan diameter 16 mm, 2 buah tulangan diameter 19 mm, 1 buah
tulangan diameter 25 mm.

BAB IV METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI


LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT GRHA KEDOYA
DI PT TOTAL BANGUN PERSADA, Tbk

Gambar 4.21 Bar Cutter listrik

c. Generator listrik
Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari
sumber energi mekanikal, biasanya dengan menggunakan induksi
elektromagnetik. Proses ini dikenal sebagai pembangkit listrik. Generator
mendorong muatan listrik untuk bergerak melalui sebuah sirkuit listrik eksternal
tetapi generator tidak menciptakan listrik yang sudah ada didalam kabel lilitannya.

Dinamo adalah generator listrik pertama yang mampu mengantarkan tenaga


untuk industri, dan masih merupakan generator terpenting yang digunakan pada
abad 21. Dinamo menggunakan prinsip elektromagnetis untuk mengubah putaran
mekanik menjadi listrik arus bolak-balik.

Gambar 4.22 Pengangkutan generator ke lantai atas oleh Tower Crane

BAB IV METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI


LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT GRHA KEDOYA
DI PT TOTAL BANGUN PERSADA, Tbk

4. Alat – alat Pelaksanaan Pengecoran


a. Bucket
Bucket adalah alat bantu untuk mengangkut material pada pelaksanaan
pengecoran. Bucket digunakan sebagai tempat mengisi adukan beton dari
concrete mixer truck yang nantinya adukan beton tersebut akan dibawa oleh
tower crane untuk mengecor kolom, plat dan balok.

Gambar 4.23 Bucket

b. Stamper
Stamper adalah alat yang digunakan dalam pekerjaan tanah seperti
memadatkan tanah

Gambar 4.24 Stamper

BAB IV METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI


LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT GRHA KEDOYA
DI PT TOTAL BANGUN PERSADA, Tbk

c. Vibrator

Vibrator adalah alat penggetar mekanik yang digunakan untuk menggetarkan


adukan beton yang belum mengeras agar menghilangkan rongga-rongga udara,
sehingga beton menjadi lebih padat. Cara operasionalnya dengan cara
memasukkan selang penggetar ke dalam adukan beton yang telah dituang ke
dalam bekisting.
Pada pengecoran beton dibutuhkan kepadatan yang utuh sehingga tidak
terdapat rongga dalam adukan beton, karena rongga tersebut dapat mengurangi
mutu dan kekuatan beton. Dalam pelaksanaan pengecoran dibutuhkan vibrator
yang fungsinya untuk memadatkan adukan beton pada saat setelah pengecoran.

Gambar 4.25 Vibrator

1) Yang perlu diperhatikan dalam penggunaan alat ini adalah :


2) Ujung belalai vibrator dimasukkan dalam adukan beton dengan posisi
vertikal
3) Ujung vibrator diusahakan untuk tidak mengenai tulangan baja.
4) Penggetaran dilakukan sekitas 10-15 detik untuk datu posisi titik.
5) Penggetaran dilakukan selapis demi selapis untuk mendapatkan pemadatan
yang diinginkan.
6) Ujung vibrator dicabut perlahan-lahan secara perlahan-lahan dari adukan
sehingga bekasnya dapat meutup kembali.

5. Alat – alat bantu lainnya


a. Mortar Silo

BAB IV METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI


LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT GRHA KEDOYA
DI PT TOTAL BANGUN PERSADA, Tbk

Mortar Silo merupakan tabung yang berisi agregat halus (pasir) dan semen
atau yang biasa disebut dengan semen instan. Untuk proyek besar dimana
kebutuhan mortar sangat banyak maka biasanya Mortar Silo dibangun dalam
suatu proyek. Pada Proyek RS Grha Kedoya digunakan produk mortar dari Mortar
Utama. Mortar tersebut digunakan untuk berbagai pekerjaan, misalnya saja
plesteran.

Gambar 4.26 Mortar Silo


b. Compressor

Pada pelaksanaan plesteran dinding digunakan mortar dengan bantuan alat


compressor plaster and concrete finish coat, alat ini memompa sement instant
yang diambil dari mortar silo dan mencampurnya dengan air . Adukan mortar
(semen, agregat halus, air) tersebut dikemudian diangkut menggunakan gerobak
dorong dan didistribusikan kepada para pekerja untuk melaksanakan pekerjaan
plesteran dinding.

Gambar 4.27 Compressor Mortar

BAB IV METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI


LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT GRHA KEDOYA
DI PT TOTAL BANGUN PERSADA, Tbk

Gambar 4.28 Pendistribusian mortar dengan gerobak dorong

c. Trolly

Trolly berfungsi untuk mengangkut material dan peralatan yang memiliki


beban yang kecil, trolly memiliki kapasitas angkut yang kecil dan dapat didorong
karena memiliki roda didepan dan dibelakangnya sehingga mudah dikemudikan.
Contohnya mengangkut semen, alat –alat bekisting dan alat-alat yang memiliki
beban kecil lainnya.

Gambar 4.29 Trolly

d. Terminal

Terminal digunakan untuk mobilitas material dan alat yang digunakan pada
kondisi yang sulit dijangkau. Terminal dipasang pada ujung terluar dinding setiap

BAB IV METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI


LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT GRHA KEDOYA
DI PT TOTAL BANGUN PERSADA, Tbk

lantai untuk memudahkan pendistribusian material dan peraltan dari lantai dasar
ke lantai atas, dimana pengangkutan tersebut dibantu oleh tower crane.

Gambar 4.30 Proses perakitan dan pembuatan terminal

Gambar 4.31 Terminal

e. Halimak/Passanger Hoist

Untuk konstruksi gedung bertingkat sedang dan tinggi sanagat diperlukan


halimak/passanger hoist yang merupakan alat angkut vertikal. Halimak digunakan
untuk kemudahan mobilisasi para pekerja dan akses pengangkutan peralatan serta
material.

BAB IV METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI


LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT GRHA KEDOYA
DI PT TOTAL BANGUN PERSADA, Tbk

Gambar 4.32 Halimak/Passanger Hoist

f. Jaring pelindung

Jaring pelindung didesain oleh Tim K3 (kesehatan dan Keselamatan Kerja)


agar dapat melindungi para pekerja yang sedang bekerja. Jaring pelindung ini juga
berfungsi untuk menghindari terjadinya bahaya benda yang jatuh dari atas dalam
pekerjaan struktur.

Gambar 4.33 Jaring Pelindung

BAB IV METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI


LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT GRHA KEDOYA
DI PT TOTAL BANGUN PERSADA, Tbk

g. Tangga Proyek

Tangga proyek merupakan fasilitas yang sangat dibutuhkan untuk memudah


akses para pekerja dalam bekerja dari lantai dasar menuju lantai atas.

Gambar 4.34 Tangga proyek

C. Material

Didalam pelaksanaan suatu proyek, diperlukan adanya pengelolaan bahan


dan peralatan yang baik untuk menunjang kelancaran pekerjaan. Penyimpangan
terhadap bahan-bahan bangunan perlu mendapat perhatian khusus mengingat
adanya bahan-bahan bangunan yang sangat peka terhadap kondisi lingkungan,
seperti semen dan juga baja tulangan yang peka terhadap pengaruh air dan udara
sekitar. Pengaturan dan penyimpangan bahan-bahan dan peralatan dalam proyek
menjadi tanggung jawab bagian logistik dan gudang.
Mengingat rencana pekerjaan Proyek Pembangunan yang dibatasi oleh
waktu, diusahakan penempatan material yang tepat dan seefisien mungkin
sehingga dapat mempercepat dan mempermudah pekerjaan. Di samping itu,
penempatan material yang baik dan tertata rapi akan mendukung efektifitas kerja
dan keselamatan kerja.

1. Pasir (Agregat Halus)


Pasir digunakan untuk pekerjaan non struktural seperti pekerjaan pembuatan
lantai kerja, plesteran, dan digunakan untuk campuran adukan beton yang

BAB IV METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI


LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT GRHA KEDOYA
DI PT TOTAL BANGUN PERSADA, Tbk

dikerjakan di lapangan. Agregat halus yang digunakan sebagai bahan pengisi pada
proyek ini harus memenuhi beberapa syarat berikut :
a. Butiran – butiran pasir kasar, tajam dan keras, harus bersifat kekal ( tidak
hancur karena pengaruh cuaca ).
b. Pasir terdiri dari butir – butir yang beraneka ragam.
c. Pasir tidak boleh mengandung zat organik terlalu banyak.
d. Pasir laut tidak boleh digunakan di dalam semua mutu beton, kecuali dengan
menggunakan petunjuk – petunjuk dari lembaga pemeriksaan bahan – bahan
yang diakui.
e. Mendapat persetujuan dari pengawas lapangan.

Gambar 4.35 Pasir (Agregat halus)

2. Agregat Kasar
Agregat kasar berupa butir – butir yang beraneka ragam besarnya dan
apabila diayak harus memenuhi kriteria sisa di atas ayakan 31,5 mm harus 0 %
berat, sisa di atas ayakan 4 mm harus berkisar antara 90 % sampai 98 % berat dan
selisih antara sisa – sisa kumulatif di atas dua ayakan yang berurutan adalah
maksimum 60 % dan minimum 10 % berat.

Adapun syarat – syarat dari agregat kasar adalah sebagai berikut :

 Agregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil sebagai hasil desintegrasi
alami dari batuan – batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari
pemecahan batu.
 Agregat kasar harus terdiri dari butir – butir yang keras dan tidak berpori.

BAB IV METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI


LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT GRHA KEDOYA
DI PT TOTAL BANGUN PERSADA, Tbk

 Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 %.


 Agregat kasar tidak boleh mengandung mengandung zat – zat yang dapat
merusak beton.

Gambar 4.36 Kerikil (Agregat kasar)

3. Semen
Semen Portland atau biasa disebut semen adalah bahan pengikat hidrolis
berupa bubuk halus yang diohasilkan dengan cara menghaluskan klinker (bhan ini
terutama terdiri dari bahan silikat-silikat kalsium yang bersifat hidrolis), dengan
batu gips sebgai bahan tambahan. Bahan baku pembuatn semen adalah bahan –
bahan yang mengdung kapur, silika, alumina, oksida besi dan oksida-oksida lain.
Semen digunakan sebagai bahan pengikat dalam pekerjaan konstruksi, antara lain
Semen Portland, mengacu pada SNI 15-2049-2004
Standar ini membagi semen menjadi lima jenis sebagai berikut
a) Jenis I, yaitu semen Portland untuk penggunaan umum yang tidak
memerlukan persyaratan – persyaratan khusus seperti yang diisyaratkan
pada semen jenis lainnya.
b) Jenis II, yaitu semen Portland yang penggunaannya memerlukan
ketahanan pada sulfat atau kalor hidrasi sedang.
c) Jenis III, yaitu semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan
kekuatan tinggi pada tahap permulaan setelah pengikatan terjadi.
d) Jenis IV, yaitu semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan
kalor hidrasi rendah.

BAB IV METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI


LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT GRHA KEDOYA
DI PT TOTAL BANGUN PERSADA, Tbk

e) Jenis V, yaitu semen Portland yang dalm penggunaannya memerlukan


ketahanan tinggi terhadap sulfat.

Untuk memenuhi standar SNI 15 -7064-2004, dalam semen Portland


komposit telah ditambahkan bahan anorganik material tertentu atau kombinasinya
guna mendapatkan karakteristik semen yang diinginkan. Berikut pengaruh yang
diberikan mineral aditif terhadap karakteristik semen.
a) Kalsium karbonat, memberikan dampak pada penurunan bleeding pada
sifat campuran segar dan meningkatkan workability sehingga mudah
dikerjakan, mengurangi kebutuhan air dan pengaruh pada beton keras
(yakni mengurangi retak, memperbaiki homogenitas campuran akibat
turunnya segregasi)
b) Abu terbang (Fly Ash), memberikan pengaruh pada penambahan kuat
tekan akhir (setealh 28 hari) meskipun akan menurunkan laju
perkembangan kuat tekan pada umur awalk, memperlambat waktu ikat dan
memperbaiki ketahanan terhadap sulfat.
c) Silica Fume, memberikan pengaruh pada penurunan bleeding,
meningkatkan cohesiveness dan relative tidak berpengaruh terhadap
perkembnagn kuat tekan

Gambar 4.37 Tempat logistik semen


Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan persediaan semen :
a) Sebelum diangkut ke lapangan untuk digunakan, semen harus dijaga agar
tidak lembab.

BAB IV METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI


LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT GRHA KEDOYA
DI PT TOTAL BANGUN PERSADA, Tbk

b) Semen sebaiknya diletakkan diatas rak kerangka kayu setinggi 10-15 cm


diatas tanah, agar terlindung dari genangan air
c) Dalam pengangkutan semen harus terlindung dari hujan dan zak (kantong)
asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat.
d) Tinggi tumpukan maksimum tidak lebih dari 2 m atau maksimal 10 zak.
Hal ini untuk menghindari rusaknya semen yang berada pada tumpukan
yang paling bawah akibat beban yang berat dalam waktu yang cukup lama
sebelum digunakan sebagai bahan bangunan.
e) Karena penimbunan semen dalam waktu yang lama juga akan
mempengaruhi mutu semen, maka diperlukan adanya pengaturan
penggunaan semen secara teliti. Sehingga dalam hal ini semen lama harus
dipergunakan terlebih dahulu.
4. Air
Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak,
asam, alkali, garam – garam, bahan – bahan organis atau bahan – bahan lain yang
merusak beton dan baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang
dapat diminum. Bilamana mungkin menggunakan air PDAM.
Menurut SNI Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung
SK SNI 03-xxxx-2002. Air yang yang baik untuk pembuatan beton harus
memenuhi kreteria sebagai berikut :
a) Air yang digunakan pada campuran beton harus bersih dan bebas dari bahan-
bahan merusak yang mengandung oli, asam, alkali, garam, bahan organik
atau bahan-bahan lainnya yang merugikan terhadap beton atau tulangan.
b) Air pencampur yang digunakan pada beton pra tegang atau pada beton yang
didalamnya tertanam logam alumunium, termasuk air bebas yang terkandung
dalam agregat, tidak boleh mengandung ion klorida dalm jumlah yang
membahayakan.

BAB IV METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI


LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT GRHA KEDOYA
DI PT TOTAL BANGUN PERSADA, Tbk

Jenis Komponen Struktur Ion klorida terlarut (Cl) pada beton


persen terhadap berat semen
Beton prategang 0,06
Beton bertulang yang terpapar
lingkungan klorida selama 0,15
masa layannya
Beton bertulang yang dalam
kondisi kering atau terlindung 1
dari air selama masa layannya
Konstruksi beton 0,3

c) Air yang tidak dapat diminum tidak boleh digunakan pada beton, kecuali
ketentuan berikut terpenuhi :
1) Pemilihan proporsi campuran beton harus didasarkan pada campuran beton
yang menggunakan air dari sumber yang sama.
2) Hasil pengujian pada umur 7 dan 28 hari pada kubus uji mortar yang dibuat
dari adukan dengan air yang tidak dapat diminum harus mempunyai kekuatan
sekurang – kurangnya sama dengan 90 % dari kekuatan benda uji yang dibuat
dengan air yang dapat diminum. Perbandingan uji kekuatan tersebut harus
dilakukan pada adukan serupa, terkecuali pada air pencampur, yang dibuat dan
diuji sesuai dengan metode uji kuat tekan untuk mortar semen hidrolis
(menggunakan specimen kubus dengan ukuran sisi 50 mm) (ASTM C 109).

5. Bahan Tambah
Secara umum bahan tambah yang digunakan dalam beton dapat dibedakan
menjadi dua yaitu bahan tambah yang bersifat kimiawi (chemical admixture) dan
bahan tambah yang bersifat mineral (additive).
Admixture adalah bahan atau zat kimia yang ditambahkan didalam adukan
beton pada tahap mula –mula sewaktu beton masih segar. Jika ditinjau dari
fungsinya, menurut ASTM membagi bahan tambah untuk beton membagi 7 jenis.

BAB IV METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI


LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT GRHA KEDOYA
DI PT TOTAL BANGUN PERSADA, Tbk

a. Tipe A (Water Reducing Admixture)


Bahan tambah yang berfungsi untuk mengurangi air pengaduk, untuk
menghasilkan beton denagn konsistensi tertentu. Dengan pemakaian bahan
tambah ini faktor air semen menjadi rendah pada tingkat kecelakan (workability)
yang sama.
b. Tipe B (Retarding Admixture)
Bahan tambahn yang dapat memperlambat proses pengerasan aduk beton
c. Tipe C (Accelerating Admixture)
Jenis bahan tambah yang dapat mempercepat proses pengikatan dan
pengerasan adukan beton.
d. Tipe D (Water Reducing and Retarding Admixture)
Jenis bahan tambahan yang berfungsi ganda, yaitu untuk mengurangi
penggunaan air tetapi tetap memperoleh adukan beton dengan konsistensi tertentu
dan memperlambat proses pengikatan dan pengerasan adukan beton.
e. Tipe E (Water Reducing, and Accelerating Admixture)
Jenis bahan tambah yang berfungsi ganda, yaitu untuk menguarangi
penggunaan air dalam adukan dan mempercepat proses pengikatan dan
pengerasan adukan beton.
f. Tipe F (Water Reducing, High Range Admixture)
Bahan tambah jenis ini yaitu bahan tambah yang dipergunakan untuk
menghasilkan adukan beton dengan konsistensi tertentu sebanyak 12 % atau
lebih.
g. Tipe G ( Water Reducing)
Bahan Tambah yang berfungsi untuk mengurangi penggunaan air
pencampur adukan beton yang diperlukan, untuk mengasilkan adukan beton
dengan konsistensi tertentu, sebanyak 12 % atau lebih dan juga untuk
menghambat pengikatan beton.
Dalam proyek Rumah Sakit Grha Kedoya digunakan bahan tambah
(admixture) sebagai berikut ;
1). Superplasticizier

BAB IV METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI


LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT GRHA KEDOYA
DI PT TOTAL BANGUN PERSADA, Tbk

Bahan ini mengurangi jumlah air yang dipakai, untuk mendapatkan


workability (flowing concrete) yang baik. Jika jumlah air tetap dan FAS tetap
maka kebutuhan akan semen menjadi minimum. Hal tersebut akan sangat
menghemat biaya karena mudah dikerjakan dengan tenaga yang sedikit. Beton
semcam ini disebut dengan self-beveling concrete. Flowing concrete mempunyai
sifat kohesif yang baik dan tidak menunjukan segregation dan kemampuan untuk
memperthanankan nilai slump juga baik, tergantung dari jenis semen yang
digunakan. Bahan ini akan meningkatkan kelecakan beton lebih lama pada waktu
yang tinggi. Produk yang dikenal untuk mempertahankan nilai slump – loss dan
retardation ini adalah generasi ke IV – superplasticizer dari sikament-PMI-3.
2). Plasticity Retarding Agent
Bahan ini memberikan retarding bersamaan dengan plasticizer dan akan
mengurangi jumlah air yang dipakai sehingga proses hidrasi akan lebih lama dan
akan mengurangi susut rangkak. Produk yang berada dipasaran bercirikan dengan
huruf R, misalnya Plastocrete-R dari SIKAMENT.
3). Retarder
Retarder dalam keadaan cair biasanya juga berfungsi sebagai plasticizer
pada beton. Pengaruh retarder disesuaikan dengan dosis (manual-books) yang
diberikan.

D. Metode Pelaksanaan Konstruksi


Sebelum dilakukan pelaksanaan pengecoran, maka kualitas mutu beton
harus dicek terlebih dahulu. Pengecekan dilakukan dengan metode uji kuat tekan
beton dengan silinder dan metode uji slump. Slump menjadi indikator dalam
kualitas suatu beton, selain itu sifat beton yang kita inginkan seperti workability
yang baik. Dalam Proyek Rumah Sakit Grha Kedoya sebelum diadakan
pengecoran, concrete truk mixer yang datang membawa adukan beton harus
dilakukan metode uji kuat tekan beton dan uji slump, berikut nama –nama
supplier beton pada proyek ini
1) PT Pioneer Beton
2) PT indocement

BAB IV METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI


LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT GRHA KEDOYA
DI PT TOTAL BANGUN PERSADA, Tbk

3) Adhimix
4) Betamix

Gambar 4.47 Pengujian slump test

Gambar 4.48 sample uji tekan dengan silinder


• Jika slump test memenuhi syarat dan uji tekan sudah sesuai kuat tekan
dengan disyaratkan maka baru bisa dilaksanakan pengecoran. Pengecoran
dilakukan dengan menggunakan bucket yang diangkut secara vertikal
melalui tower crane.
Cara mengukur derajat “mampu dikerjakan” / workability yaitu dengan
metode yang paling popular adalah mengukur dengan alat slump.
Pengukuran dengan menggunakan alat slump ini bertujuan untuk
mengukur tinggi penurunan adukan beton setelah dilepas dari alat slump
yang digunakan. Tinggi slump menunjukkan derajat kemampuan
dikerjakan dari adukan yang diukur. Slump yang tinggi menunjukkan,
bahwa adukan beton terlalu cair (terlalu banyak air) dan sebaliknya.

Untuk mengukur tinggi slump digunakan alat yang dinamakan alat slump, yang
terdiri dari :
a) Corong baja yang berbentuk konus berlubang pada kedua ujungnya.
Bagian bawah berdiameter 20 cm, bagian atasnya berdiameter 10 cm dan
tinggi konus 30 cm

BAB IV METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI


LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT GRHA KEDOYA
DI PT TOTAL BANGUN PERSADA, Tbk

b) Tongkat baja dengan diameter 16 mm dan panjangnya 60 cm, dengan


bagian ujung-ujung tongat berbentuk bulat
Cara pengukuran tinggi slump dilakukan sebagai berikut :
a) Corong baja diletakkan diatas tempat yang rata dan tidak menghisap air,
dengan posisi diameter corong yang besar dibagian bawah dan diameter
kecil dibagian atas
b) Mengambil adukan beton dengan menggunakan sekop kemudian
masukkan adukan tersebut kedalam corong dengan hati – hati sampai
setinggi kira-kira 1/3 tinggi corong
c) Kemudian tusuk – tusuk adukan didalam corong dengan tongkat baja
sebayak 25 kali
d) Isi lagi corong dengan adukan hingga tinggi kira kira 2/3 tinggi corong
e) Tusuk –tusuk lagi sebanyak 25 kali
f) Isikan lagi adukan beton kedalam corong hingga corong penuh
g) Tusuk –tusuk lagi sebanyak 25 kali
h) Isi lagi corong hingga penuh
i) Ratakan permukaan adukan beton didalam corong
j) Bersihkan adukan yang ada disekeliling /luar corong
k) Angkat corong vertical keatas dengan hati – hati jang sampai tepi corong
menyinggung adukan beton
l) Letakkan corong disamping adukan tadi dengan posisi (berdiri) terbalik
dan letakkan tongkat baja mendatar diatas corong hingga sebagian tongkat
berada diatas adukan beton tadi
m) Ukur jarak antara bagian bawah tongkat baja dengan adukan beton yang
tertinggi
n) Jarak itulah yang disebut tinggi slump
o) Saat mnegisikan adukan kedalam corong, corong harus dipegang agar
tidak berguncang saaat diisi. Saat menusuk nusuk corong tidak boleh
tersinggung oleh tongkat

BAB IV METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI


LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT GRHA KEDOYA
DI PT TOTAL BANGUN PERSADA, Tbk

Adukan beton yang mudah dikerjakan atau dituang dan dipadatkan dalam
cetakan, biasanya mempunyaui nilai slump anatara 7 cm samapi 12 cm. Berikut
ini tabel penetapan acuan nilai slump beton pada berbagai bentuk pekerjaan,
Nilai Slump (cm)
Pemakaian Beton
Maksimum Minimum
Dinding, pelat fondasi dan telapak bertulang 12,5 5
Fondasi telapak tidak bertulang dan
9 2,5
struktur dibawah tanah
Pelat, balok, kolom dan dinding 15 7,5
Pengerasan jalan 7,5 5
Pembetonan masal 7,5 2,5

Tabel Penetapan nilai slump

1. Pekerjaan Kolom
a. Pendahuluan
Kolom adalah komponen struktur bangunan yang tugas utamanya
menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian tinggi yang tidak ditopang
paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil. Kolom merupakan suatu elemen
struktur tekan yang memegang peranan penting dari suatu bangunan, sehingga
keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan
runtuhnya lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total.

Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi..


Kolom termasuk struktur utama untuk meneruskan berat bangunan dan beban lain
seperti beban hidup (manusia dan barang-barang), serta beban hembusan angin.
Kolom berfungsi sangat penting agar bangunan tidak mudah roboh. Beban sebuah
bangunan dimulai dari atap. Beban atap akan meneruskan beban yang diterimanya
ke kolom. Seluruh beban yang diterima kolom didistribusikan ke permukaan
tanah di bawahnya. Kesimpulannya, sebuah bangunan akan aman dari kerusakan
bila besar dan jenis pondasinya sesuai dengan perhitungan. Namun, kondisi tanah

BAB IV METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI


LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT GRHA KEDOYA
DI PT TOTAL BANGUN PERSADA, Tbk

pun harus benar-benar sudah mampu menerima beban dari pondasi. Kolom
menerima beban dan meneruskannya ke pondasi, karena itu pondasinya juga harus
kuat, terutama untuk konstruksi rumah bertingkat, harus diperiksa kedalaman
tanah kerasnya agar bila tanah ambles atau terjadi gempa tidak mudah roboh.
Struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton. Keduanya merupakan gabungan
antara material yang tahan tarikan dan tekanan. Besi adalah material yang tahan
tarikan, sedangkan beton adalah material yang tahan tekanan. Gabungan kedua
material ini dalam struktur beton memungkinkan kolom atau bagian struktural lain
seperti sloof dan balok bisa menahan gaya tekan dan gaya tarik pada bangunan.

Dimensi kolom direncanakan sesuai beban yang diterima dan mutu beton
bertulang yang digunakan, semakin besar beban yang diterima maka dimensi
kolom pada dasarnya adalah tipikal untuk setiap lantai. Kolom ada dua macam
yaitu Kolom Utama dan kolom Praktis. Kolom utama adalah kolom yang fungsi
utamanya menyanggah beban utama yang berada diatasnya sedangkan kolom
praktis adalah kolom yang berfungsi membantu kolom utama dan juga sebagai
pengikat dinding agar dinding stabil.

Kolom dalam bangunan gedung bertingkat sangat penting untuk


diperhatikan, terutama kolom pada lantai dasar, baik dari segi perencanaan
maupun dari segi pelaksanaan. Perencanaan kolom harus betul–betul
diperhitungkan secara matang, sebab apabila terjadi kesalahan, maka akan terjadi
keruntuhan bangunan. Pelaksanaan pekerjaan kolom tersebut harus sesuai dengan
perencanaan.

b. Metode Pelaksanaan

Berikut ini akan diuraikan bagian dalam pelaksanaan pembuatan kolom :

1. Fabrikasi Pembesian Kolom


Fabrikasi besi kolom merupakan kegiatan membengkokan dan memotong baja
tulangan sesuai kebutuhan dimensi yang direncanakan. Proses fabrikasi besi yang
difabrikasi area yang telah ditentukan. Semua material besi yang difabrikasi
seperti panjang tulangan, diameter tekukan, dan pembuatan tulangan begel harus

BAB IV METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI


LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT GRHA KEDOYA
DI PT TOTAL BANGUN PERSADA, Tbk

sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh perencanaan. Besi merupakan
material yang sangat penting dalam beton bertulang, sehingga perlu dijaga mutu
dan kualitasnya.

Gambar 4.38 Fabrikasi pembesian


2. Penentuan As Kolom
Titik-titik as kolom diperoleh dari hasil pekerjaan tim survey yang berupa
pengukuran dan pematokan, yaitu marking berupa titik-titik atau garis yang
digunakan sebagai dasar penentuan letak kolom. Untuk kolom-kolom utama titik-
titik as-nya terletak pada as pile cap rencana.
Untuk menjamin ketepatan, maka sebelum pekerjaan kolom perlu dilakukan
pengukuran ulang untuk memeriksa titik-titik as kolom tersebut. Cara penentuan
letak as-as kolom adalah dengan menggunakan theodolith. Untuk kolom yang
terletak pada lantai pertama, pengukuran dilakukan setelah pembesian pile cap
dan tie beam selesai, berdasarkan as-as bangunan rencana.
Posisi as kolom arah vertikal ditentukan berdasarkan as kolom pada lantai
sebelumnya. Posisi as harus sentris kedudukannya terhadap as kolom pada lantai
sebelumnya, untuk itu dilakukan pengecekan dengan menggunakan tali, unting-
unting, dan meteran.
Pengecakan tersebut dilakukan dalam dua arah sampai diperoleh posisi kolom
yang sebenarnya. Untuk kolom-kolom lain yang terletak pada lantai yang
sama/sejajar dapat ditentukann posisinya berdasarkan kolom acuan yang sudah
ditentukan sebelumnya.

3. Pembesian kolom

BAB IV METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI


LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT GRHA KEDOYA
DI PT TOTAL BANGUN PERSADA, Tbk

Pembesian kolom dilakukan sebelum pemasangan bekisting. Pembesian


kolom dilakukan secara terpisah, artinya antara besi dan tulangan pokok dengan
beugel/sengkang dilaksanakan ditempat lain. Besi tulangan pokok dipasang
terlebih dahulu dan setelah semua tulangan pokok untuk semua zona lantai telah
dikerjakan semua, kemudian dipasang tulangan sengkang. Tinggi tulangan yang
dipasang rata–rata mencapai ketinggian dua lantai dan dilebihkan satu meter
untuk overlap dengan tulangan kolom yang dilantai atasnya.

Dalam penulangan kolom perlu diperhatikan hal–hal antara besi yang


digunakan, jumlah besi pada kolom, jarak antar beugel, dan bending pada beugel.

Gambar 4.39 Pembesian Kolom

4. Pemasangan Bekisting Kolom


Bekisting yang digunakan fabrikasi dilapangan. Bekisting menggunakan kayu
material kayu. Pada prinsipnya pekerjaan pemasangan bekisting pada tiap–tiap
kolom adalah sama. Untuk menjaga posisi bekisting kolom tetap tegak maka
selama pengecoran, bekisting kolom diberi pengaku. Untuk mempermudah
pemasangan, maka diberi bantuan marking garis. Ketepatan vertikal dan
horizontal dalam pemasangan bekisting harus diperhatikan. Hal–hal yang harus
diperhatikan sebelum mengadakan pemasangan cetakan/bekisting adalah :

a. Mengolesi permukaan bekisting sebelah dalam dengan minyak agar dapat


memudahkan dalam pelepasan pengecoran.

BAB IV METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI


LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT GRHA KEDOYA
DI PT TOTAL BANGUN PERSADA, Tbk

b. Diberi beton decking untuk menjaga jarak antar sisi bekisting dengan baja
tulangan sehingga terbentuk ruang untuk selimut beton.

Gambar 4.40 Bekisting Kolom

5. Pengecoran Kolom
Setelah bekisting selasai dipasang, maka diadakan pengecekan posisi kolom
oleh surveyor dengan menggunakan theodolith. Hal ini untuk menjaga kelurusan
bangunan dan ketepatan pemasangan kolom.

Sebelum melakukan pengecoran, persiapan yang dilakukan antara lain:

1) Tenaga kerja dipersiapkan


2) Koordinasi dengan perusahaan beton dilakukan minimal sehari sebelumnya,
sehingga pada saat pengiriman beton ready mix tidak terlambat untuk
pengecoran kolom.
3) Jika pengecoran diperkirakan dilakukan sampai malam hari, penerangan
harus sudah siap sebelumnya
4) Permukaan sebelah dalam dari bekisting harus sudah dibersihkan dari bahan–
bahan yang dapat mengganggu proses pengecoran.
5) Bekisting dari kayu yang dikhawatirkan adanya pengisapan air oleh kayu,
kayu harus terlebih dahulu dibasahi dengan air hingga jenuh
6) Penempatan tulangan-tulangan seluruhnya harus sudah mendapat izin Direksi
dan telah cukup diberi beton decking sehingga pengecoran pemadatan beton

BAB IV METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI


LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT GRHA KEDOYA
DI PT TOTAL BANGUN PERSADA, Tbk

nantinya tidak akan menyebabkan tulangan-tulangan bergeser atau terlalu


dekat dengan permukaan luar beton.
Pengecoran sebaiknya dilakukan segera setelah selesai pengadukan dan
sebelum beton mulai mengeras. Penundaan pengecoran dalam hal ini masih
diizinkan dalam batas dimana beton masih dapat dikerjakan tanpa penambahan
air. Pengecoran dan pengerjaan beton harus diselesaikan dalam waktu 20 menit
sesudah keluar dari mesin pengaduk. Kecuali bila diberikan bahan-bahan
pembantu dengan maksud untuk melambatkan proses pengerasan beton. Cara
pengerjaan pengecoran dikerjakan sedemikian sehingga tidak terjadi pemisahan
bahan (segregesi).
Setelah penuangan beton yaitu pemadatan dengan menggunakan alat mekanis
yang disebut vibrator.Untuk menghilangkan udara yang terdapat antara dinding
dan spesi beton juga di dalam campuran beton itu sendiri dilakukan pemadatan.
Karena kalau tidak dilakukan maka udara akan membentuk ruang kosong dalam
beton. Ruang kosong itu sangat merugikan bagi kualitas beton, selain kekuatannya
berkurang hasil cor nya akan buruk dan berongga. Metode pemadatan yang
dilakukan adalah dengan tangan dan jarum penggetar.

6. Pembongkaran Bekisting Kolom

Pembongkaran bekisting kolom dilakukan 24 jam setelah pengecoran. Kondisi


paling ekstrim adalah 8 jam setelah pengecoran. Diasumsikan bahwa beton telah
mengeras dan semen telah mencapai waktu ikat awal. Pembongkaran bekisting
harus mendapatkan izin terlebih dahulu dari pengawas proyek dan pada saat
proses pelepasan dilakukan dengan hati-hati untuk menghindarkan kolom dari
kerusakan. Bekisting yang telah dilepas tersebut dibersihkan bagian permukaan
dalamnya serta diolesi pelumas untuk kemudian dipasang pada kolom berikutnya.

BAB IV METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI


LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT GRHA KEDOYA
DI PT TOTAL BANGUN PERSADA, Tbk

Gambar 4.41 Hasil bekisting kolom yang telah dicor

7. Perawatan Beton kolom

Untuk menjaga supaya permukaan beton tidak retak maka sewaktu beton
mengeras perlu perawatan. Fungsi utama dari perawatan ini adalah :
a) Menghindarkan kehilangan zat cair yang banyak ketika pengerasan beton
pada jam–jam awal.
b) Menghindarkan kebanyakan penguapan air dari beton pada pengerasan
beton pada suhu yang tinggi.
c) Menghindarkan perbedaan temperature dalam beton yang mengakibatkan
retakan pada beton.
Perawatan beton dilakukan setiap hari selama 2 minggu dengan cara
menggenangi permukaan beton dengan air sehingga penguapan berlebih dari
beton dapat dikurangi. Dengan demikian retak–retak beton yang timbul akibat
pengaruh cuaca dapat dihindari.

BAB IV METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI


LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT GRHA KEDOYA
DI PT TOTAL BANGUN PERSADA, Tbk

2. Pekerjaan balok dan pelat lantai

a. Pendahuluan

Balok adalah bagian dari struktur bangunan yang berfungsi untuk


menompang lantai diatasnya. Plat lantai merupakan komponen struktur yang
menyalurkan beban ke balok akibat beban yang bekerja di atasnya baik berupa
beban mati (dead load) maupun berupa beban hidup (live load). Plat ini terjepit
semua sisinya, sehingga plat mempunyai kelenturan dalam dua arah yang disebut
two way slab. Dalam perancangan plat ini perlu diperhitungkan lendutan yang
terjadi. Untuk mengurangi lendutan yang terjadi, maka bentang plat diperkecil
dengan memasang balok anak. Balok merupakan komponen struktur yang
berfungsi sebagai penerima beban-beban dari plat yang diteruskan ke kolom.
Dalam proyek ini, jenis balok terdiri atas balok induk dan balok anak. Balok
induk adalah penghubung antar kolom dan berfungsi untuk menerima beban yang
bekerja pada plat dan beban terpusat yang merupakan reaksi dari balok anak.
Semua beban dari balok induk tersebut diteruskan ke kolom. Balok anak berfungsi
untuk mengurangi lendutan yang terjadi pada plat.

b. Metode Pelaksanaan

Berikut ini akan diuraikan bagian pembagian dalam pelaksanaan pembuatan


balok :

1). Penentuan As Balok dan Plat Lantai

Penentuan as balok dan plat lantai mengikuti posisi kolom. Terutama balok
yang berhubungan langsung dengan kolom. Hal yang sangat diperhatikan adalah
posisi elevasi pelat lantai dan balok. Penentuannya adalan sebagai berikut:

a. Dari dasar kolom diukur setinggi 1 m dan diberi elevasi pada kolom tersebut.
b. Kemudian dengan menggunakan waterpass, kolom yang lain juga diberi
elevasi yang sama.
c. Dari elevasi tersebut, digunakan sebagai patokan yaitu diukur sesuai tinggi
yang diinginkan sebagai elevasi dasar bekisting balok dan pelat.

BAB IV METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI


LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT GRHA KEDOYA
DI PT TOTAL BANGUN PERSADA, Tbk

2). Pembuatan serta pemasangan Bekisting Balok dan Plat

Cara pemasangan bekisting plat adalah dengan bahan multiplex tebal + 22


mm yang ditahan oleh balok kayu ukuran 5/7 cm di bawahnya, kemudian
didukung oleh scaffolding. Pemasangan bekisting plat dibuat bersamaan dengan
bekisting balok, sehingga menjadi satu kesatuan. Pemasangan bekisting harus
dibuat rapat, agar air semen tidak keluar pada saat pengecoran.

Gambar 4.42Pekerjaan schaffolding

Pelaksanaan pekerjaan bekisting balok dan plat lantai, adalah sebagai berikut :

a. Scaffolding dipasang dengan posisi melintang dari balok. Ujung scaffolding


dipasang kayu dengan ukuran 8/12 untuk penyangga bekisting balok dan
plat.
b. Rangka dari bekisting plat dan balok dipakai kayu 5/7 yang dipasang
melintang terhadap balok 8/12 dan diikat dengan paku.
c. Sebagai penutup dari kayu tersebut maka digunakan multipleks yang telah
diolesi oli.
d. Untuk bekisting balok, sisi luarnya diberi penguat dari besi
e. Untuk bekisting pelat lantai, maka pada setiap sambungan multipleks harus
ditunjang oleh kayu 5/7 sehingga tidak bocor

BAB IV METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI


LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT GRHA KEDOYA
DI PT TOTAL BANGUN PERSADA, Tbk

Gambar 4.43 Pengerjaan Bekisting Balok dan Pelat Lantai

3) Penulangan Balok dan plat lantai

Penulangan balok disesuaikan dangan gambar kerja dan dilakukan setelah


pemasangan bekisting selesai. Beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain:

a. Panjang lewatan, yaitu panjang sambungan jika 2 besi disambung. Panjang


lewatan sebesar 40D.
b. Panjang penyaluran, yaitu panjang besi yang masuk kedalam balok pada
pertemuan di joint – joint. Panjang penyaluran sebesar ld.
c. Diperhatikan jumlah dan posisi besi serta jarak antar sengkang
d. Tebal selimut beton Penulangan Pelat Lantai.

BAB IV METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI


LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT GRHA KEDOYA
DI PT TOTAL BANGUN PERSADA, Tbk

Pada pembesian plat lantai maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Untuk menjamin selimut beton cukup tebal, maka diberi beton decking.

Gambar 4.44 Beton decking

b. Untuk menjaga jarak antar tulangan atas dengan tulangan bawah tetap maka
perlu dipasang kaki ayam, diletakkan pada daerah tumpuan antara tulangan
atas (tarik) dan tulangan bawah (tekan).

Gambar 4.45 Pemasangan tulangan kaki ayam

Tahap-tahap penulangan pelat :

a. Pemasangan tulangan pelat dilakukan setelah penulangan balok serta


bekisting balok dan pelat selesai.

BAB IV METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI


LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT GRHA KEDOYA
DI PT TOTAL BANGUN PERSADA, Tbk

b. Penulangan harus sesuai dengan gambar perencanaan.

Gambar 4.46 Penulangan Balok dan Pelat Lantai

4). Pengecoran Balok dan Pelat Lantai

Pengecoran balok dan pelat lantai menggunakan metode yang sama dengan
pengecoran kolom. Sebelum diadakan pengecoran diadakan pemeriksaan terlebih
dahulu, yaitu:

a. Pemeriksaan bekisting. Termasuk didalamnya cek elevasi dengan


menggunakan waterpass dan kerapatan antar bekisting. Selain itu juga
diperhatikan kebersihan bekisting dari potongan benda dan serpihan-
serpihan lain yang nantinya disa mengganggu kualitas beton. Tebal
selimut beton juga harus dicek kembali. Apabila ada beton decking yang
pecah, maka diganti yang baru.
b. Pemeriksaan tulangan, termasuk didalamnya cek jumlah, jarak
penempatan, panjang lewatan, penyaluran dan kaitan.

BAB IV METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI


LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT GRHA KEDOYA
DI PT TOTAL BANGUN PERSADA, Tbk

Gambar 4.49 Pelaksanaan Pengecoran Pelat dan Balok

Dalam proses pengecoran, terdapat metode yang dinamakan metode stop


cor. yaitu pembatasan area pengecoran. Hal ini dikarenakan menghemat biaya
ataupun karena mengejar schedule. Selain itu disebabkan karena pengerjaan pelat
lantai dangan sistem pembagian zona. Yang perlu diperhatikan dalam metode stop
cor antara lain:

a. Batas yang efisien atau menguntungkan dalam pelaksanaan pemutusan


pengecoran lantai dan balok yaitu berada pada jarak 1/5 bentang dari
tumpuan atau 1 meter.
b. Untuk pelat lantai kamar mandi harus dilakukan sekali cor, untuk
menghindari retak dan bocor.
c. Tiap penyambungan dengan beton baru harus ditambah bahan adiktif

5). Pembongkaran Bekisting balok dan pelat

Pembongkaran bekisting balok dan pelat dilakukan setelah beton mencapai


80 % kekuatan maksimumnya. Pada proyek ini, pembongkaran bekisting
dilakukan pada waktu beton berumur ± 7 hari. Untuk pembongkaran bekisting
harus mendapat persetujuan dari pengawas.

BAB IV METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI


LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT GRHA KEDOYA
DI PT TOTAL BANGUN PERSADA, Tbk

Gambar 4.50 Hasil Pembongkaran Bekisting balok dan pelat

6). Perawatan Beton Balok dan Pelat

Perawatan beton dilakukan setiap hari selama 2 minggu dengan cara


menggenangi permukaan beton dengan air sehingga penguapan berlebih dari
beton dapat dikurangi. Dengan demikian retak–retak beton yang timbul akibat
pengaruh cuaca dapat dihindari sedangkan perawatan yang lain adalah:

a. Pada saat pembongkaran bekisting dilakukan secara hati-hati untuk


mencegah terjadinya pengelupasan atau cacat pada beton.
b. Apabila hasil pengecoran terjadi cacat, maka dilakukan penambalan dengan
campuran beton yang hampir sama dengan karakteristik kekuatannya
campuran beton baru menggunakan adiktif.

3. Hal – hal yang harus diperhatikan untuk menjaga mutu beton


a. Dalam pengecoran/penuangan
Untuk menghindari terjadinya segregasi dan bleeding ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam penuangan beton
1) Campuran yang akan dituangkan harus ditempatkan sedekat mungkin
dengan cetakan akhir untuk mencegah segregasi.

BAB IV METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI


LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT GRHA KEDOYA
DI PT TOTAL BANGUN PERSADA, Tbk

2) Pembetonan harus dilaksanakan dengan kecepatan penuangan yang diatur


sedemikian rupa sehingga campuran beton selalu dalam keadaan plastis
dan dapat mengalir dengan mudah kedalam rongga daintara tulangan.
3) Campuran beton yang telah mengeras atau yang telah terkotori oleh
material asing tidak boleh dituang kedalam struktur.
4) Campuran beton yang telah mengeras atau yang telah mengalami
penambahan air tidak boleh dituangkan, kecuali telah disetujui oleh
pengawas ahli.
5) Setelah penuangan campuran beton dimulai, pelaksanaan harus dilakukan
tanpa henti hingga diselesaikan penuangan suatu panel atau penampang.
6) Beton yang dituangkan harus dipadatkan dengan alat yang tepat secara
sempurna dan harus diusahakan secara maksimal agar dapat mengisi
semua rongga. Pemadatan dimaksudkan untuk menghilangkan untuk
menghilangkan rongga-rongga udara yang terdapat dalam beton. Dari
gambar grafik terlihat bahwa bertambahnya kandungan udara dalam beton
menyebabkan kekuatan tekan beton berkurang

120
Kekuatan tekan (%)

100

80

60

40

20

0
0 5 10 15 20 25
Rongga - rongga udara (%)

Grafik hubungan rongga – rongga udara dengan kekuatan tekan beton

7) Tinggi jatuh tidak boleh lebih dari 1,5 meter. Jika terjadi jarak yang lebih
besar maka perlu ditambahkan alat bantu seperti tremi atau pipa.

BAB IV METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI


LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT GRHA KEDOYA
DI PT TOTAL BANGUN PERSADA, Tbk

8) Tidak dilakukan penuangan selam terjadi hujan agar kedap air tetap
terjaga, kecuali jika pengecoran dilakukan dibawah atap.
9) Setiap kali penuangan tebal lapisan maksimum 30 - 45 cm, agar
pemadatannya dapat dilaksanakan dengan mudah
10) Penuangan hanya berhenti dititk momen sama dengan nol.

b. Segregation (pemisahan kerikil)


Kecendrungan butir –butir kasar untuk lepas dari campuran beton
dinamakan segregasi. Hal ini menyebabkan sarang kerikil yang pada akhirnya
akan menyebabkan keropos pada beton. Segregasi ini disebabkan oleh beberapa
hal. Pertama, campuran kurus atau kurang semen. Kedua, terlalu banyak air.
Ketiga, besar ukuran agregat maksimum lebih dari 40 mm. Keempat, permukaan
butir agregat kasar; semakin kasar permukaan butir agregat, semakin mudah
terjadi segregasi.
Kecendrungan terjadinya segregasi ini dapat dicegah jika; (1) tinggi jatuh
diperpendek, (2) penggunaan air sesuai dengan syarat, (3) cukup ruangan antara
batang tulangan dengan acuan (4) ukuran agregat sesuai dengan baik (5)
pemadatan baik.
c. Bleeding
Kecendrungan air untuk naik kepermukaan pada beton yang baru
dipadatkan dinamakan bleeding. Air yang naik ini membawa semen dan butir-
butir halus pasir, yang ada pada saat beton mengeras nan tinya akan memebentuk
selaput (laitance). Bleeding ini dipengaruhi oleh :

1) Susunan butir agregat


Jika komposisinya sesuai, kemungkinan untuk terjadinya bleeding kecil
2) Banyaknya air
Semakin banyak air berarti semakin besar pula kemungkinan terjadi
bleeding
3) Kecepatan hidrasi

BAB IV METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI


LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT GRHA KEDOYA
DI PT TOTAL BANGUN PERSADA, Tbk

Semakin cepat beton mengeras, semakin kecil kemungkinan terjadinya


bleeding
4) Proses pemadatan
Pemadatan yang berlebihan akan menyebabkan terjadinya bleeding.

Bleeding ini dapat dikurangi dengan cara; (1). Memberi banyak semen, (2)
menggu akan air sedikit mungkin, (3) menggunakan butir halus yang lebih banyak

d. Faktor air semen (FAS)

Secara umum diketahui bahwa semakin tinggi nilai FAS, semakin rendah
mutu kekuatan beton. Namun demikian, nilai FAS yang semakin rendah tidak
selalu berarti bahwa kekuatan beton semakin tinggi. Ada batas-bats dalam hal ini.
Nilai FAS yang rendah akan menyebabkan kesulitan pengerjaan, yaitu kesulitan
dalam pelaksanaan pemadatan yang akhirnya akan menyebabkan mutu beton
menurun. Umumnya nilai FAS minimum diberikan sekitar 0,4 dan maksimum
0,65.

BAB IV METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI

Anda mungkin juga menyukai