Anda di halaman 1dari 22

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BAWANG PUTIH TUNGGAL

TERHADAP AKTIFITAS REACTIVE OXYGEN SPESIES (ROS) DI


EPIDIDIMIS PADA MENCIT (Mus musculus) GALUR balb/c MODEL
ATEROSKLEROSIS

PROPOSAL SKRIPSI

OLEH:
ALIF ROSYIDAH EL BAROROH
150342606362

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
April 2018

i
KATA PENGANTAR

Pujisyukur kami panjatkankehadiratTuhan Yang


MahaEsakarenadenganrahmat, karunia, sertataufikdanhidayah-Nya kami
dapatmenyelesaikanproposal skripsi dengan judul pengaruh pemberian ekstrak
bawang putih tunggal terhadap aktifitas reactive oxygen spesies (ROS) pada
mencit (Mus musculus) galur balb/c model aterosklerosis. Sayajuga
berterimakasih kepada Ibu Dra. Hj.Nursasi Handayani, M.Si.
yangtelahmemberikantugas dan bimbingan inikepadasaya.
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan laporan proyrk ini tidak
lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan ini penulis
menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang membantu dalam pembuatan proposal ini. Disadari bahwa proposal
ini masih kurang sempurna oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak
sangat diharapkan guna penyempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat.

Malang, 5Aprilr 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ...................................................................................................... ii
Daftar Isi ............................................................................................................... iii
Daftar Gambar ....................................................................................................... v
BAB I ....................................................................................................................
PENDAHULUAN ................................................................................................
Latar Belakang .......................................................................................... 1
Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
Tujuan Penelitian ...................................................................................... 3
Hipotesis penelitian ................................................................................... 3
Kegunaant Penelitian................................................................................. 4
Asumsi Penelitian ..................................................................................... 4
BAB II ...................................................................................................................
KAJIAN PUSTAKA .............................................................................................
Aterosklerosis................................................................................................................. 5
Bawang putih (Allium sativum) ................................................................. 8
Reactive Oxygen Spesies (ROS) ................................................................ 10
BAB III .................................................................................................................
METODE PENEITIAN ........................................................................................
Jenis penelitian ......................................................................................... 13
Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................... 13
Objek Penelitian ........................................................................................ 13
Variabel Penelitian .................................................................................... 13
Instrumen Penelitian .................................................................................... 14
Rancangan Penelitian ................................................................................... 15
Prosedur penelitian ...................................................................................... 16
pengumpulan data ..................................................................................... 16
Analisis data .............................................................................................. 17
DAFTAR RUJUKAN ........................................................................................... v

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Proses aterogenesis ............................................................................ 5


Gambar 2.2 Umbi bawang putih tunggal ............................................................. 9

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Penyakit kardiovaskular adalah salah salah satu penyakit penyebab utama
kematian di dunia Diperkirakan 17,7 juta orang meninggal karena CVD pada
tahun 2015, mewakili 31% dari semua kematian global (WHO,2017). Data
Riskesdas tahun 2013 menunjukkan, prevalensi tertinggi untuk penyakit
Kardiovaskuler di Indonesia adalah PJK, yakni sebesar 1,5%. Dari prevalensi
tersebut, angka tertinggi ada di Provinsi Nusa Tenggara Timur (4,4%) dan
terendah di Provinsi Riau (0,3%)(RISKESDAS,2013). Salah satu penyebab
penyakit kardiovaskular adalah aterosklerosis.
Aterosklerosis adalah penyakit yang pada saat ini merupakan masalah
kesehatan paling besar, terutama untuk negara - negara yang sudah maju dan
negara-negara yang sedang menuju ke arah negara industri. Aterosklerosis
menyebabkan banyak penyakit kardiovaskular dan kematian dan morbiditas
yang cukup besar (wang et al 2017). Petanda dari aterosklerosis di arteri
karotis dalah ketebalan tunika intima media intima mediathickness (IMT)
(Lorenz et al,2010). Aterosklerosis adalah penyempitan dan pengerasan
pembuluh darah. Darah yang mengalami koagulasi bercampur dengan lipid
yang menempel di pembuluh darah.Aterosklerosis disebabkan oleh
penumpukan lipid dan zat –zat lainnya di dinding pembuluh darah. Lipid yang
menumpuk akan mengeras dan membentuk plak. Plak-plak inilah yang
menghambat peredaran darah ke jantung dimana akan terjadi penyumbatan
secara perlahan (yudanardi,2016).
Hipotesis aterosklerosis, respon to injury, menyatakan bahwa awal
daripembentukan lesi ditandai dengan disfungsiendotel. Disfungsi endotel
dapat disebabkan meningkatnya kadar oksidasi Low Density Lipoprotein
(LDL-oks), radikal bebas dari asaprokok dan infeksi mikroorganisme
(Nafilah et al 2015). Bila parah, bisa mengakibatkan penyakit arteri koroner,
stroke, penyakit arteri perifer, atau masalah ginjal tergantung pada arteri yang
terkena ( 2012).

v
Salah satu tanaman tradisional yang digunakan sebagai obat adalah
bawang putih. Bawang putih memiliki manfaat dan kegunaan yang besar bagi
kehidupan manusia. Bagian utama yang paling penting dari tanaman bawang
putih adalah umbinya (Amin, 2015). Bawang tunggal adalah bawang yang
hanya terdiri dari satu siung. Sesungguhnya, bawang lanang (bawang tunggal
ini merupakan bawang putih biasa yang tumbuh di lingkungan yang tak
sesuai (Untari,2010)
Pencegahan penggumpalan platelet darah, penggunaan minyak bawang
putih secara oral dapat menghambat pengumpulan pletelet yang ditimbulkan
oleh ADP dan adrenalin. Digunakannya bawang putih. Secara oral untuk
kurun waktu yang lama dapat mencegah aterosklerosis. Menghasilkan efek
anti peradangan, anti tumor, hipoglisemik dan pengurangan lipid (zat organik
yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam alkohol) . Bawang putih yang
dikonsumsi secara rutin dalam jangka waktu tertentu dapat membantu
menurunkan kadar kolesterol (Untari,2010).
Reactive Oxygen Species ROS merupakan oksidandan yang sangat reaktif
dan mempunyai aktivitas yang berbedaa (Maslachah,2008). Molekul adhesi
pada pada aterosklerosis teraktivasi pada pembuluh darah mempermudah
penempelan lipid yang telah teroksidasi oleh ROS (yudanardi,2016).
Antioksidan sangat diperlukan oleh tubuh untuk mengatasi dan mencegah
stres oksidatif (Maslachah,2008). Menurut Metwally(2009)bawang putih juga
dapat menunjukkan aktivitas antioksidan.
Berdasarkan landasan tersebut penulis tertarik untuk membuktikan
pengaruh pemberian ekstrak bawang putih tunggal terhadap aktifitas Reactive
Oxygen Spesies (ROS) pada mencit (Mus musculus) model aterosklerosis.

1.2 Rumusan masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah terdapat pengaruh pemberian ekstrak bawang putih tunggal
terhadap aktifitas reactive oxygen spesies (ROS) pada mencit (Mus
musculus) galur balb/c model aterosklerosis?

vi
1.3 Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan di atas maka tujuan
dalam penelitian ini adalah:
1. Mengetahui pengaruh pemberian ekstrak bawang putih tunggal
terhadap aktifitas reactive oxygen spesies (ROS) pada mencit (Mus
musculus) galur balb/c model aterosklerosis.

1.4 Hipotesis penelitian


Menurut PPKI (2017: 29) “Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap
masalah penelitian yang secara logis dianggap paling tinggi derajat
keberterimaannya”. Sehubungan dengan permasalahan penelitian ini yaitu
mengenai pengaruh pemberian ekstrak bawang putih tunggal terhadap aktifitas
reactive oxygen spesies (ROS) di epididimis pada mencit (Mus musculus)
galur balb/c model aterosklerosis adalah:

Ha : Ada pengaruh pemberian ekstrak bawang putih tunggal terhadap aktifitas


reactive oxygen spesies (ROS) pada mencit (Mus musculus) galur balb/c
model aterosklerosis
H0 : Tidak pengaruh pemberian ekstrak bawang putih tunggal terhadap
aktifitas reactive oxygen spesies (ROS) pada mencit (Mus musculus) galur
balb/c model aterosklerosis

1.5 Kegunaan penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi:


1. Bagi Universitas Negeri Malang
Dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan untuk penelitian
selanjutnya hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan
pengetahuan tentang pengaruh senyawa aktif ekstrak bawang putih tunggal
terhadap aktifitas reactive oxygen spesies (ROS) pada mencit (Mus musculus)
galur balb/c model aterosklerosis
2. Bagi Mahasiswa atau pembaca.

vii
Dengan mengetahui pengaruh senyawa ekstrak bawang putih tunggal
terhadap aktifitas reactive oxygen spesies (ROS) pada mencit (Mus
musculus) galur balb/c model aterosklerosismaka diharapkan dapat dipakai
sebagai ilmu pengetahuan dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehati
– hari.
3. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan dengan terjun langsung ke lapangan dan mengaplikasikannya
pada objek lain serta memberikan ilmu pengetahuan yang lebih mendalam
terutama pada bidang yang dikaji.

1.6 Asumsi penelitian


Menurut PPKI (2017 : 29) “ Asumsi penelitian adalah anggapan dasar
tentang suatu hal yang diyakini benar tanpa harus dibuktikan kebenarannya
yang ditulis dalam bentuk pernyataan.
1. Bawang putih mengandung komponen-komponen antioksidan.
2. Mencit yang aterosklerosis membutuhkan asupan antioksidan dalam
jumlah besar karena adanya peningkatan ROS akibat kondisi
hiperglikemik.

viii
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

1.1 Aterosklerosis

Atherosclerosis adalah penyakit dinding arteri yang terjadi pada tempat yang
rentan di arteri saluran utama. Ini dimulai dengan retensi lipid, oksidasi, dan
modifikasi, yang memancing Peradangan kronis, akhirnya menyebabkan
trombosis atau stenosis. Lesi aterosklerosis dapat menyebabkan stenosis
berpotensi mematikan iskemia distal atau bisa memicu trombotik oklusi arteri
saluran utama ke jantung, otak, kaki, dan organ lainnya. Lesi dimulai di lapisan
dalam arteri-intima-dan mereka semakin mempengaruhi keseluruhannya dinding
arteri, termasuk media dan adventitia. Atherosclerosis telah menjadi penyakit
manusia selama 3.500 tahun; Itu terjadi di mumi Mesir dan menunjukkan hal yang
sama fitur patologis yang diamati di zaman modern. Beberapa faktor risiko dapat
mengintensifkan atau memprovokasi aterosklerosis melalui efeknya pada low-
density lipoprotein (LDL) partikel dan peradangan. Faktor risiko ini paling sering
termasuk hipertensi, merokok tembakau, diabetes mellitus, obesitas, dan
predisposisi genetik; molekul rincian tentang bagaimana mereka bekerja belum
diketahui (Insull,2009).
Perkembangan penyakit iniDihambat saat perekrutan sel imun terhambat,
sementara. Hal ini dipercepat oleh reagen, sitokin dan antigen, yang mengaktifkan
sel-sel ini Pola molekuler terkait patogen dapat mengaktifkan makrofag lesi,
sementara beberapa antigenkomponen LDL menginduksi aktivasi sel T dan
pembentukan antibodi Mekanisme efektor peradangan beroperasi sebagian besar
melalui sekresi sitokin dan aktivasi mereka Bisa dibayangkan menyebabkan
pecahnya plak, trombosis, dan akut gejala iskemik. Anti-peradangan dan
imunosupresif. Mekanisme menghambat aterosklerosis dan mungkin menarik
target untuk pencegahan dan / atau perawatan penyakit. Mereka termasuk sitokin
anti-peradangan, antibodi pelindung, dan sel T regulator, dan dapat diinduksi
dengan imunisasi. Menariknya, beberapa obat yang saat ini digunakan untuk

ix
mengobati aterosklerosis Pasien beroperasi setidaknya sebagian melalui
penghambatan kekebalan tubuh mekanisme(hansson,2009).
Perubahan paling awal yang men dahului lesi aterosklerosis berada pada sel
endotel. mumnya cedera endotel kronik mengakibatkan disfungsi endotel yang
tidak memberikan gejala.Cedera endotel akan menurunkanproduksi nitrik oksida
(NO), meningkatkan permeabilitas pembuluh darah dan adhesi lekosit, serta
berpotensi trombotik. Cedera endotelMengakibatkan terjadinya disfungsi sel
endotel dan menjurus pada respons kompensatorik yang mengubah homeostasis
normal sel endotel dan meningkatkan adhesi leukosit atau trombosit terhadap
endotel.

Gambar 2.1 Proses aterogenesis (sumber: Lintong, 2009)

Akumulasi lipoprotein pada dinding pembuluh darah terutama LDL dengan


kandungan kolesterol tinggi, diikuti oleh modifikasi lipoprotein pada lesi melalui
proses oksidasi. Pada awal proses aterogenesis ekspresi sel endotel melalui
ICAM-I (intercellularadhesionmolekul-I) berikatan dengan macam-macam
leukosit. Vascularcelladhesionmolecule-1 (VCAM-I) mengikat monosit dan
limfosit T. Setelah monosit melekat pada sel endotel, monosit akan beremigrasi
melewati taut Antar sel Endotel masuk ke dalam tunika intima dan mengalami
trasformasi menjadi makrofag setelah dirangsang oleh kemokin. Makrofag

x
mencerna lipoprotein LDL yang teroksidasi membentuk selsel busa. Makrofag
memproduksi interleukin-1 (IL-1) dan tumornecrosisFactor (TNF) yang mening-
katkan adhesi lekosit. Makrofag juga menggerakkan beberapa kemokin termasuk
monocyte chemotacticprotein-1 (MCP-I) yang merekrut lebih banyak lekosit ke
dalam bercak ateroma. Oksigen toksik yang dihasilkan oleh makrofag
menyebabkan oksidasi LDL. Partikel LDL yang tertangkap pada dinding
pembuluh darah akan mengalamioksidasi progresif dan masukke dalam makrofag
melalui reseptor scavenger pada permukaan sel membentuk peroksidaselemak dan
memudahkan penimbunan ester kolesterol kemudian membentuk sel busa.
Selanjutnya terjadi pembentukan fatty streak yangterdiri dari monosit lipid laden
dan makrofag yang mencerna LDL yang teroksidasi bersama-sama dengan
limfosit T. Cedera endotel juga menginduksi sel endotel yang bersifat
prokoagulan dan membentuk substansi vasoaktif seperti sitokin dan faktor-faktor
pertumbuh-an. Proses radang merangsang migrasi dan proliferasi sel otot polos
pembuluh darah membentuk bercak ateroma. Bilamana Proses radang tidak
efektif untuk melawan agen penyerang maka respon radang akan berlangsung
terus sehingga akan di-rekrut lebih banyak sel-sel makrofag, limfosit, dan
trombosit, yang beremigrasi dari pembuluh darah masuk kedalam lesi
aterosklerosis. Adhesi Trombosit dan pelepasan faktor-faktor activated platelets,
makrofag, atau sel-sel pembuluh darah,menyebabkan migrasi sel-sel otot polos
dari tunika media masuk ke dalam tunika intima. Proliferasi sel-sel otot pada
tunika intima dan matriks ekstrasel mengakibatkan akumulasi kolagen dan
proteoglikan, mengubah fatty streak menjadi suatu ateroma fibrofatty yang
matang dan menyokong pertumbuhan lesi aterosklerotik yang progresif
(Lintong,2009).
Untuk memahami bagaimana plak aterosklerotik berkembang, Anda akan
membutuhkannya untuk mempelajari tentang peran molekul yang diproduksi oleh
hati dan kecil usus disebut lipoprotein. Partikel bulat ini terdiri dari bagian dalam
inti dari trigliserida dan lipid lainnya dan kulit terluar protein, fosfolipid, dan
kolesterol. Seperti kebanyakan lipid, kolesterol apakah tidak larut dalam air dan
harus dibuat larut dalam air dalam urutan untuk diangkut dalam darah Ini dicapai
oleh menggabungkannya dengan lipoprotein Dua lipoprotein utama Adalah

xi
kepadatan rendah lipoprotein (LDLs) dan high-density lipoprotein (HDL). LDLs
mengangkut kolesterol dari hati ke sel tubuh untuk digunakan dalam perbaikan
membran sel dan itu produksi dari steroid hormon dan garam empedu. Namun,
berlebihan jumlah dari LDLs mempromosikan aterosklerosis, jadi kolesterolnya
dalam hal ini partikel umumnya dikenal sebagai "kolesterol jahat". HDL, di sisi
lain tangan, menghapus kelebihan kolesterol dari sel tubuh dan transportasi ke itu
hati untuk eliminasi Karena HDL menurun kolesterol darah tingkat, kolesterol
dalam HDL biasanya disebut untuk sebagai "baik kolesterol." Pada dasarnya,
kamu mau kamu LDL konsentrasi menjadi rendah dan Konsentrasi HDL Anda
menjadi tinggi. Telah dipelajari baru-baru ini bahwa peradangan, respons defensif.
Tubuh mengalami kerusakan jaringan, memainkan peran kunci dalam
pengembangan- plak aterosklerotik. Akibat kerusakan jaringan, darah pembuluh
darah membesar dan meningkatkan permeabilitasnya, dan fagosit, termasuk
makrofag, tampak besar angka. Itu pembentukan aterosklerosis plak dimulai saat
berlebih LDL dari darah terakumulasi di lapisan dalam dari dinding arteri (lapisan
terdekat dengan aliran darah) dan lipid dan protein dalam LDLs menjalani
oksidasi dan protein juga mengikat gula. Di tanggapan, endotel dan halus otot sel-
sel dari arteri mengeluarkan zat yang menarik monosit dari darah dan bertobat
mereka menjadi makrofag (tortora,2009).

1.2 Bawang putih (Allium sativum)

Genus Allium didistribusikan secara luas di atas zona hangat dan beriklim
sedang di utara (Stavelíková, 2008 ). Bawang putih juga dianggap sebagai
antioksidan yang efektif untuk melindungi sel terhadap kerusakan radikal bebas,
serta dapat membantu mencegah beberapa jenis kanker, penyakit jantung, stroke
dan infeksi virus (Gebreyohannes dan Gebreyohannes, 2013; Papu et al., 2014).
Bawang putih sebagai antibakteri alami adalah salah satu imunostimulan alami
yang efektif (Londhe et al., 2011), bekerja dengan cara memfasilitasi fungsi sel-
sel fagositik dan meningkatkan kegiatan bakterisidanya (Erguig, et al., 2015).
Sifat antibakteri dari bawang putih dapat dikaitkan dengan allicin yaitu
komponen imunologi aktif bawang putih, telah ditemukan untuk mempengaruhi

xii
stres oksidatif dan respon imun dalam beberapa sistem eksperimental (Erguig et
al., 2015). Bawang putih memiliki beberapa varietas salah satunya adalah
bawang putih tunggal (Neeraj etal., 2014). Di Indonesia terdapat varietas bawang
putih tunggal yang dikenal dengan nama bawang lanang. Bawang lanang
sebenarnya merupakan bawang putih yang hanya terdiri dari satu suing
dikarenakan bawang ini tumbuh di lingkungan yang tidak sesuai (Untari, 2010).
Bawang lanang termasuk jenis bawang khusus yang hanya ditemukan di daerah
tertentu di Indonesia salah satunya. Klasifikasi bawang putih adalah sebagai
berikut (CCRC,2014):

Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Bangsa : Liliales
Suku : Liliaceae
Marga : Allium
Jenis : Allium sativum L.

Gambar 2.2 Umbi bawang putih tunggal (sumber: Stavelíková, 2008)

Selain itu, bawang putih juga digunakan untuk meningkatkan stamina tubuh.
Sekarang ini sudah banyak makanan suplemen yang dibuat dari bawang putih
ataupun minyak bawang putih (Lukistyowati et al 2007). Bawang putih dapat
digunakan dalam tiga bentuk, yaitu tepung bawang putih (TBP), minyak bawang

xiii
putih (MBP) dan ekstrak bawang putih (EBP) (Prihandani 2015). putih. Asam
amino ordorless, alliin, hadir dalam siung bawang putih, dimetabolisme oleh
enzim allinase (sebuah lyase sulfoxide sistein) dengan allicin dan thiosulfinates
lainnya, yang memiliki efek antimikroba dan menghasilkan bau yang khas dari
bawang putih (Emilda, et al 2014)

1.3 Reactive Oxygen Spesies (ROS)

Reactive Oxygen Spesies (ROS) merupakan oksi dan yang sangat reaktif dan
mempunyai aktivitas yang berbedaa. Dampak negatif senyawa tersebut timbul
karena aktivitasnya, sehingga dapat merusak komponen sel yang sangat penting
untuk memperta hankan integritas sel (Maslachah 2008). spesies oksigen aktif
(ROS) bermain peran penting dalam pengembangan penyakit kardiovaskular, di-
Menutup hipertensi, aterosklerosis, diabetes, hipertrofi jantung, gagal jantung,
cedera iskemia-reperfusi, dan strok. diproduksi oleh semua tipe sel vaskular,
termasuk endotel, otot polos, dan sel adventitial, dan dapat dibentuk oleh banyak
enzim. Sumber-sumber enzimatik ROS yang penting dalam penyakit vaskular dan
hipertensi adalah xanthine oxidase, nitrogen sintase oksida (NOS), dan NAD (P)
H oksidase (Tamara dan Rhian, 2008).

Spesies oksigen reaktif (ROS), seperti anion superoksida (O2−), hidrogen


peroksida (H2O2), dan radikal hidroksil (HO •), terdiri dari spesies oksigen
radikal dan non-radikal yang dibentuk oleh pengurangan sebagian oksigen.
Seluler ROS dihasilkan secara endogen seperti pada proses fosforilasi oksidatif
mitokondria, atau mereka dapat timbul dari interaksi dengan sumber eksogen
seperti senyawa xenobiotik. Ketika ROS membanjiri sistem pertahanan
antioksidan seluler, baik melalui peningkatan tingkat ROS atau penurunan
kapasitas antioksidan seluler, stres oksidatif terjadi (Ray et al,2012). Stres
oksidatif menghasilkan kerusakan ROS-memediasi langsung dari asam nukleat,
protein, dan lipid, dan telah terlibat dalam karsinogenesis (Trachootham, 2009).
neurodegeneration (Andersen, 2004; Shukla et al:2011], atherosclerosis, diabetes
[Paravicini dan Touyz , 2006], dan penuaan (Haigis dan Yankner ,2010) Namun,
keterlibatan ROS dalam patogenesis keadaan penyakit tidak terbatas pada
kerusakan makromolekul. Ada semakin banyak bukti bahwa sinyal ROS

xiv
berkontribusi terhadap penyakit. Sebagai contoh, ROS telah terbukti
meningkatkan metastasis tumor melalui aktivasi gen (Ishikawa et al ,2008]. ROS
secara langsung mengaktifkan jalur responsif stres oksidatif.

ROS juga diproduksi selama metabolisme normal dan terlibat dalam reaksi
enzimatik, mitokondria transpor elektron, sinyal transduksi, aktivasi transkripsi
nuklir faktor, ekspresi gen, dan aksi antimikroba dari neutrofil dan makrofag.
Secara umum, lingkungan yang mengurangi di dalam sel membantu mencegah
radikal bebas kerusakan. Lingkungan yang mengurangi ini dipertahankan oleh
aksi antioksidan enzim dan zat, seperti itu sebagai superoksida dismutase (SOD),
katalase, glutathione peroxidase, glutathione, ascorbate (vitamin C),-tocopherol
(vitamin E), dan thioredoxin. Perubahan dalam keadaan redoks dan penipisan
antioksidan oleh paparan oksidan menyebabkan oksidatif stres dan cedera
oksidatif yang dihasilkan (Bayir,2005).

Dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak bukti yang menunjukkan


bahwa ROS juga mengatur jalur sinyal seluler yang terlibat dalam proses
fisiologis dan patologis Salah satu mekanisme potensial untuk bagaimana
ROSregulate signaling pathways adalah melalui oksidasi sistein (Cys) re-sidues
pada protein signaling. ROS juga mengatur fungsi trombosit darah nukleat, dan
penggunaan antioksidan dalam pencegahan dan pengobatan penyakit trombotik
atau kardiovaskular telah diteliti. Satu jalur penting untuk menghasilkan ROS
dalam-traseluler dalam trombosit manusia adalah melalui ligan yang mengikat
reseptor kolagen kolagen, glikoprotein (GP) VI (Arthur et al 2012). Dalam
fungsinya ROS berperan dalam proses atrerogenesis di sel endotelium pembuluh
darah. Endothelium mempertahankan fungsi vaskular dan sangat indahsensitif
terhadap oksigen dan nitrogen spesies reaktif (ROS / RNS) (Lee dan Griendling,
2008)Nitrat oksida (NO) sangat penting untuk kesehatan kardiovaskulardan
memainkan peran protektif dan maladaptif pada penyakit vaskularterkait dengan
stres oksidatif(Brian et al,2010).

Endotelium terdiri dari lapisan sel skuamosa sederhana yang melapisi


permukaan bagian dalam dari semua pembuluh darah dari jantung ke kapiler
terkecil. Ini membentuk antarmuka antara bersirkulasi darah dan dinding

xv
pembuluh darah. Endotelium yang sehat mencegah agregasi trombosit dan adhesi
leukosit dan mengontrol permeabilitas pembuluh darah Ini sangat responsif
terhadap rangsangan mekanis (peregangan, tegangan geser, tekanan), humoural
agen [angiotensin II (Ang II), endotelin-1 (ET-1), aldosteron, bradikinin,
thromoxane] dan faktor kimia [glukosa, homosistein, spesies oksigen reaktif
(ROS)] dengan melepaskan mediator endotelial, seperti oksida nitrat,
prostasiklin(PGI2), faktor pengaktif platelet (PAF), atrial tipe-C peptida
natriuretik dan ET-1 untuk mempertahankan tonus pembuluh darah dan integritas
struktural Nitrat oksida, dihasilkan dari endotel nitric oxide synthase (eNOS)
memiliki vasodilatasi ampuh,karakteristik anti-inflamasi dan anti-
trombotik.Peningkatan bioavailabilitas ROS dan pensinyalan redoks yang tidak
diatur(Stres oksidatif) bersama dengan oksida nitrat yang menurunproduksi
karena berkurangnya aktivitas eNOS dan meningkatkonsumsi oksida nitrat oleh
ROS berkontribusi banyakperistiwa molekuler yang mendasari cedera endotel
.Disfungsi endotel adalah ciri khas untuk penyakit vaskulardan dikaitkan dengan
berbagai patologi termasuk hipertensi,diabetes, aterosklerosis, hipertensi
pulmonal, iskemikpenyakit jantung dan penyakit ginjal kronis ( Augusto et
al,2011)

Organ Reproduksi

Epididimis

xvi
BAB III

METODE

31. Jenis penelitian


penelitian ini merupakan penelitian ekperimental labolatorik dengan rancangan
penelitian merupakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan dan
5 ulangan

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilakukan pada:
Waktu :Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2018 – Juli 2019
Tempat :Penelitian ini dilakukan diLaboratorium Universitas
Negeri Malang , FMIPA, Program Studi Biologi Gedung
O5.Sub Laboratorium (green house kandang mencit)
Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang.

3.3Objek Penelitian
Objek penelitian adalah mencit (Mus musculus) galur balb/cyang
diperoleh dari Laboratorium Biologi Universitas Negeri Malang. Sampel
penelitian ini adalah mencit (Mus musculus) galur balb/cyang memenuhi kriteria
penelitian sebagai berikut:
1. mencit (Mus musculus) galur balb/c
2. Umur bulan
3. Berat ± 20 gram
4. Sehat, dilihat dari aktivitas geraknya

3.4 Variabel Penelitian


1. Variabel bebas : ekstrak bawang tunggal (Allium sativum)
2. Variabel tergantung : kadar reactive oygen spesies (ROS)mencit
(Mus musculus) jantan galur balb/c.
3. Variabel terkendali : Ras mencit, umur, berat badan
mencit,

xvii
makanan mencit, kandang mencit.

3.5 Instrumen Penelitian


Adapun instrumen penelitian berupa alat dan bahan yang digunakan dalam
penelitian adalah.
1. Kandang berukuran 40x24 dan sekam
2. Seperangkat alat beda dan syringe digunakan untuk proses pembedahan
3.6 Rancangan Penelitian

25 ekor 25
tikus
ekor tikus

P0 P1 P2 P3 P4

Dibedah pada hari ke 28

Diambil epididimis

Diamati Diuji secara Diuji secara ELISA


morfologi Imunohistokimia
ELISA

Perbandinga
Pemeriksaan kadar ROS
n morfologi
secara
deskriptif
Uji statistik one way
anova

xviii
3.7 Prosedur penelitian

DAFTAR RUJUKAN

Amin.2015.Deteksi Lesi Aterosklerosis Koroner pada Model Tikus


Periodontitis.e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 3(no 2.), Mei, 2015
Andersen.2004.Oxidative stress in neurodegeneration: cause or consequence?.
JK. Nat Med. 2004;10(Suppl):S18–S25.
Arthur, J., F J. Qiao, Y. Shen, A.K. Davis, E. Dunne, M.C. Berndt, 2012. ITAM
receptor-mediated generation of reactive oxygen species in human platelets
occurs via Syk-dependent and Syk-independent pathways, J. Thromb.
Haemost. 10 (2012) 1133–1141.
Augusto C. Montezano and Rhian M. Touyz.2011.Reactive Oxygen Species and
Endothelial Function – Role of Nitric Oxide Synthase Uncoupling and Nox
Family Nicotinamide Adenine Dinucleotide Phosphate Oxidases. Basic &
Clinical Pharmacology & Toxicology, 110, 87–94 Doi: 10.1111/j.1742-
7843.2011.00785.x
Bayir.H.2005 .Reactive oxygen species Crit Care Med 2005 Vol. 33, No. 12
(Suppl.)
Brian P.D. ,Bradford G.H. Victor M. Dan Darley-Usmar.2010. Mitochondrial
reserve capacity in endothelial cells: The impact of nitric oxide and reactive
oxygen species.Free Radical Biology and MedicineVolume 48, Issue 7, 1
April 2010, Pages 905-914
Ccrc. 2ol4Allium sativum http://ccrc.farmasi.ugm.ac.id/?page_id=441
Emilda, Y. Els Budipramana, dan Satiti Kuntari 2014.Uji toksisitas ekstrak
bawang putih (Allium Sativum) terhadapnkultur sel fibroblastDent. J. (Maj.
Ked. Gigi), Volume 47, Number 4, December 2014: 215–219
Erguig, M., Yahyaoui, A., Fekhaoui, M., & Dakki, M, 2015, The Use of Garlic in
Aquaculture.
European Journal of Biotechnology and Bioscience, 3(8): 28-33.
Gebreyohannes, G. & Gebreyohannes, M, 2013, Medicinal values of garlic: A
review. International

xix
H. Stavelíková .orphological characteristics of garlic (Allium sativum L.) genetic
resources collection – Information Hort. Sci. (Prague), 35, 2008 (3): 130–
135.
Haigis M.C, Yankner B.A.2010 .The Aging Stress Response. Mol
Cell. 2010;40:333–344
Hansson G. 2009Inflammatory mechanisms in atherosclerosis Thromb Haemost
2009; 7 (Suppl. 1): 328–31..
Iesje Lukistyowati , Windarti , Morina, Isnansetyo A. , dan
Kurniasih.2007EFEKTIVITAS EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium
sativum) UNTUKMENCEGAH DAN MENGOBATI MOTILE
AEROMONAS SEPTICEMIA (MAS)PADA IKAN MAS (Cyprinus carpio)
.Jurnal Perikanan (J. Fish. Sci.) X (1):11-19 ISSN: 0853-6384
Insull, W.2009. The Pathology of Atherosclerosis: Plaque Development and
Plaque Responses to Medical Treatment. The American Journal of
Medicine, Vol 122, No 1A, January 2009
Ishikawa K, Takenaga K, Akimoto M, Koshikawa N, Yamaguchi A, Imanishi
H, Nakada K, Honma Y, Hayashi J.2008.ROS-generating mitochondrial
DNA mutations can regulate tumor cell metastasis.Science. 2008 May
2;320(5876):661-4. doi: 10.1126/science.1156906. Epub 2008 Apr 3.
Journal of Medicine and Medical Sciences, 5(9): 401-408.
Lee, M. Y.dan Griendling, K. K.2008. Redox signaling, vascular function, and
hypertension. Antioxid. Redox Signal. 10:1045–1059; 2008.
Londhe V.P., Gavasane A.T., Nipate S.S., Bandawane D.D., & Chaudhari P.D.
2011, Role Of Garlic(Allium Sativum) In Various Diseases: An Overview.
Journal Of Pharmaceutical Research And
Lorenz MW, Schaefer C, Steinmetz H, Sitzer M. 2010. Is carotid intima media
thickness useful for individual prediction of cardiovascular risk? Ten-year
results from the Carotid Atherosclerosis Progression Study. European Heart
Journal 31, 2041–2048
Maslachah L., Sugihartuti R.,dan Kurniasanti R. 2008.Hambatan Produksi
Reactive Oxygen Species Radikal Superoksida (yang Menerima Stressor
Renjatan Listrik Media Kedokteran Hewan Vol. 24, No. 1, Januari 2008

xx
Metwally M. A. A.2009.Effects of Garlic (Allium sativum) on Some Antioxidant
Activities in Tilapia Nilotica (Oreochromis niloticus)World Journal of Fish
and Marine Sciences 1 (1): 56-64, 2009
Muhammad Ridwan Rusydi Yudanardi M.R.S. Setiawan A. R. Dan
Nafilah, R., Prasetya, C.,R. Dan Susilawati IDA.2016.What Are the Signs and
Symptoms of Atherosclerosis? - NHLBI, NIH". www.nhlbi.nih.gov.
(Online) dakses pada Rabu 4 April 2018
Nature. International Research Journal of Pharmacy, 5(7): 523- 529.
Neeraj, S., Sushila, K., Neeraj, D., Milind, P., & Minakshi, P, 2014, Garlic: A
Pungent Wonder From
Papu, S., Jalvlr, S., Sweta, S., dan Singh, B.R. 2014, Medicinal values of garlic
(Allium sativum L.) in human life: An overview. Greener Journal of
Agricultural Sciences, 4 (6): 265-280.
Paravicini T.M, dan Touyz R.M. 2006. Redox signaling in hypertension.
Cardiovasc Res. 2006;71:247–258
Poppy M. Lintong .2009.PERKEMBANGAN KONSEP PATOGENESIS
ATEROSKLEROSIS. Jurnal Biomedik, Volume 1, Nomor 1, Maret 2009,
hlm. 12-22
Prihandani, S. PMasniari Poeloengan, Susan Maphilindawati Noor, Andriani.
2015.UJI DAYA ANTIBAKTERI BAWANG PUTIH (Allium sativum L.)
TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus, Escherichia coli,
Salmonella typhimurium DAN Pseudomonas aeruginosa DALAM
MENINGKATKAN KEAMANAN PANGAN . Informatika Pertanian,
Vol. 24 No.1, Juni 2015 : 53 – 58
Ray., P. D, Huang, B., w and Tsuji., Y. 2012.Reactive oxygen species (ROS)
homeostasis and redox regulation in cellular signaling. Cell Signal. 2012
May; 24(5): 981–990.
RISKESDAS.2013.Riset Kesehatan Dasar.Jakarta Departemen Kesehatan
Shukla V, Mishra S.K, Pant HC. .2011.Oxidative Stress in Neurodegeneration.
Adv Pharmacol Sci. 2011;2011:572634
Sofia S.N.2016. HUBUNGAN TINGKAT ADIKSI MEROKOK DENGAN
DERAJAT KEPARAHAN ATEROSKLEROSIS PADA PASIEN

xxi
PENYAKIT JANTUNG KORONER.JKD, Vol. 5, No. 4, Oktober 2016 :
1207-1213
Tamara M. P., dan Rhian M. T. 2008. NADPH Oxidases, Reactive
OxygenSpecies, and Hypertension.DIABETES CARE, VOLUME 31,
SUPPLEMENT 2, FEBRUARY 2008
Tortora, G.J. & Derrickson, B, 2009, Principles of Anantomy and Psysiology,
Twelfth Edition. USA: John Wiley & Sons, Inc.
Trachootham D, Alexandre J, dan Huang P. N. R. 2008.Targeting cancer cells by
ROS-mediated mechanisms: a radical therapeutic approach? Drug
Discov. 2009;8:579–591.
Untari, Ida, 2010, Bawang Putih sebagai Obat Paling Mujarab bagi Kesehatan.
GASTER, 7(1): 547554.
Wang, L., Fumoto, T., Masumoto, S., Shoji, T., Miura, T., Naraoka M., Matsuda
N., Imaizumi T., dan Ohkuma, H.2017 Regression of atherosclerosis with
apple procyanidins by activating the ATP-binding cassette subfamily A
member 1 in a rabbit model. Atherosclerosis 258 (2017) 56e64
WHO.2017.http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs317/en/ (Online) dakses
pada Rabu 4 April 2018

xxii

Anda mungkin juga menyukai