PEMBAHASAN
2
3
2. Prolaktin (PRL). Hormon protein ini memiliki efek yang baik, salah satunya
merangsang sekresi susu setelah melahirkan. Prolaktin juga dapat memiliki
pengaruh yang lain. Hormon tersebut meningkatkan reaabsorpsi garam (dan
karena itu air) oleh ginjal. Pengaruh ini bertanggung jawab untuk retensi
cairan pada wanita tepat sebelum terjadinya menstruasi. Prolaktin juga
disekresikan oleh laki-laki, yang diduga mempengaruhi alat kelamin dalam
beberapa cara.
3. Hormon perangsang tiroid (TSH). Hormon ini merangsang kelenjar tiroid
untuk menyekresikan tiroksin. Sekresi TSH ditekan oleh tiroksin; jadi ada
mekanisme kontrol homeostatis pada kadar troksin dalam darah.
4. Hormon adrenokortikotropik (ACTH). Hormon ini adalah suatu polipeptida
yang mengandung 39 asam amino. Fungsi utamanya adalah merangsang
korteks kelenjar adrenal untuk melepaskan beberapa hormonnya ke dalam
aliran darah.
5. Hormon perangsang folikel (FSH). FSH bekerja pada gonad. Pada wanita,
FSH merangsang perkembangan folikel-folikel dalam ovarium dan memacu
ovarium memproduksi estrogen. Pada pria, FSH merangsang perkembangan
tubulus seminiferus dan produksi sperma
6. Hormon luteinizing (LH). Ketika telur pada seseorang matang, telur telah
menyelesaikan pembelahan meoisis yang pertama dan mencapai metafase dari
meosis ke-2. Kemudian LH memecahkan folikel (ovulasi), dan telur telah siap
untuk dibuahi oleh sel sperma. Sel-sel sisa dari folikel berubah menjadi korpus
luteum. Setiap kegiatan ini dipicu oleh LH yang merangsang korpus luteum
untuk menyekresikan hormonnya, yaitu progesteron. LH juga terdapat pada
laki-laki. LH bekerja pada sel-sel endokrin dalam testis yang menyebabkan
testis mengelurkan hormon kelamin jantan (androgen) ke dalam aliran darah.
2.2.2 Lobus Intermediet
Hormon perangsang melanosit (MSH). Sel sasaran MSH adalah sel-sel
melanosit, yang mengandung pigmen hitam melanin. Dalam kulit terdapat
sejumlah besar pigmen ini dan bertanggung jawab terhadap tahi lalat, bintik-bintik
hitam dan warna coklat karena sinar matahari. Meskipun MSH tampaknya tidak
5
berperan penting pada sifat norml melanosit manusia, dalam keadaan tertentu,
seperti keadaan hamil, peningkatan sekresi menyebabkan penambahan sedikit
warna gelap kulit badan. Pada sebagian besar vertebrata MSH dihasilkan di dalam
lobus intermediet kelenjar hipofisis.
2.2.3 Lobus Posterior
Lobus posterior kelenjar hipofisis tampaknya tidak membuat hormon
sendiri tetapi menyimpan hormon-hormon yang dihasilkan oleh saraf-saraf yang
berasal dari hipotalamus. Dua macam hormon telah diisolasi dari lobus ini.
1. Oksitosin adalah suatu polipeptida yang merangsang kontraksi otot polos,
terutama otot polos yang melapisi uterus. Sekeresinya, kemungkinan oleh
bayi maupun oleh ibunya, memegang peranan penting pada waktu
melahirkan. Penyuntikan hormon ini kadang-kadang diberikan pada waktu
melahirkan untuk mempercepat lahirnya bayi dan mempercepat
pengembalian uterus ke ukuran yang normal. Ibu yang baru melahirkan
juga menyekresikan oksitosin, terutama bila menyusui bayinya.
2. Sebuah polipeptida kedua yang dilepaskan oleh lobus posterior kelenjar
hipofisis disebut hormon antidiuretik (ADH) atau beberapa peneliti
menyebutnya vasopresin. ADH pada manusia mempunyai dua fungsi.
Hormon ini menyebabkan dinding otot arteriol berkontraksi. Hal ini
mempersempit rongga pembuluh-pembuluh tersebut dan meningkatkan
tekanan darah. ADH juga merangsang reabsorpsi air dari tubulus ginjal.
kekurangan iodium hingga produksi hormon berkurang,dan pada kasus lain karena
tumor. Kadang-kadang tiroid agak membesar pada wanita menjelang saat
menstruasi.
Produksi hormon yang berlebihan dapat menyebabkan gejala jantung
berdebar, yang bila berlarut-larut akan melemahkan jantung; banyak keringat dan
berat badan turun; serta mata menonjol seperti ikan koki. Untuk memeriksa
aktivitas produksi hormon thyroid, disamping memeriksa kadar thyroxin darah
dapat juga diperiksa dengan menggunakan radio-isotop. Pada pasien yang
bersangkutan diberi iodium radioaktif dan dilihat bagaimana kelenjar tiroid
menangkap zat tersebut. Pembesaran tiroid yang aktif disebut hot nodule dan yang
tidak aktif disebut cold nodule.
Tidak semua pembesaran tiroid berbahaya karena tidak otomatis
meningkatkan produksi hormon. Yang perlu diperhatikan adalah pembesaran
yang terjadi ke arah rongga dada karena dapat menekan jalan napas (trachea) dan
esofagus (jalan makan).
Tepat di belakang kelenjar tiroid terdapat serabut saraf yang antara lain
mengurus otot penggerak pita suara (n.recurrens).Salah satu risiko pembedahan
kelenjar tiroid adalah terpotongnya serabut saraf ini, yang dapat menyebabkan
kelumpuhan pita suara sehingga suara menjadi serak berbisik. Walaupun sulit dan
kedl kemungkinannya, keadaan ini masih bisa diperbaiki dengan menyambung
saraf yang terputus itu. Pada operasi kelenjar tiroid kulit leher dipotong melintang
dan tidak dijahit, tetapi dijepit. Dengan teknik ini dikurangi kemungkinan adanya
tanda-tanda bekas operasi. Pada setiap operasi, seorang ahli bedah akan berusaha
mengurangi bekas yang terlihat dari luar, tetapi pada orang tertentu tumbuhnya
jaringan ikat di bekas luka tak dapat dihindarkan. Jaringan yang tumbuh itu
dinamakan keloid.
7
oleh kelenjar hipofisis. Lepasnya ACTH sendiri dipicu oleh (1) keadaan
emosional subjek; (2) kadar steroid yang menurun dalam darah, dan (3)
adrenalin yang dilepaskan dari medula adrenal.
2. Mineralokortikoid. Fungsi utama dari hormon-hormon ini, dalam hal ini
aldosteron yang merupakan hormon terpenting pada manusia, ialah
merangsang reabsorpsi ion-ion Na+ dan Cl- dalam tubulus ginjal. Bukan
hanya ion-ion yang berharga bagi dirinya, tetapi retensinya dalam darah
mempertahankan tekanan osmotik yang tinggi. Tekanan osmotik ini
menjamin volume dan tekanan darah yang normal
2.6.2 Medula Adrenal
Meskipun merupakan suatu kelenjar endokrin murni, medula adrenal juga
dianggap sebagai bagian sistem saraf. Sel-sel sekretorinya tampaknya merupakan
modifikasi sel-sel saraf. Ia melepaskan dua hormon yang berjalan ke aliran darah.
Hampir semua respons tubuh terhadap kedua hormon ini dapat dianggap sebagai
persiapan tubuh untuk suatu aksi fisik yang keras. Berikut penjelasan dari kedua
hormon tersebut.
1. Adrenalin. Hormon ini akan dilepaskan dalam aliran darah ketika tiba-tiba
dihadapkan pada tekanan, seperti marah, takut atau luka. Jikan adrenalin
menyebar keseluruh tubuh, hormon tersebut menimbulkan macam-macam
tanggapan. Laju dan kekuatan denyut jantung meningkat, dengan demikian
meningkatkan tekanan darah. Kadar gula darah dan laju metabolisme
meningkat. Bronkus membesar, yang memungkinkan lalu lintas udara
masuk dan keluar paru-paru lebih mudah.
2. Nonadrenalin. Hormon ini juga menyebabkan peningkatan tekanan darah
dengan merangsang kontraksi arteriol