Jurnal Pharmascience, Vol .04, No.02, Oktober 2017, hal: 202 - 209
ISSN-Print. 2355 – 5386
ISSN-Online. 2460-9560
http://jps.unlam.ac.id/
Research Article
ABSTRAK
Peppermint oil adalah minyak atsiri yang diperoleh dengan destilasi uap dari
bagian di atas tanah tanaman berbunga Mentha Piperita Linne. Kandungan utama dari
peppermint oil adalah menthol (35-55%) yang mempunyai aktivitas sebagai antibakteri
dan penyegar mulut. Hal inilah yang menjadikan dasar untuk diformulasikannya
peppermint oil dalam sediaan edible film sebagai penyegar mulut dengan menggunakan
pati yang merupakan pembentuk film yang baik karena mengandung amilosa cukup
tinggi. Amilosa bersifat tidak larut dalam air dingin tetapi menyerap sejumlah besar air
dan mengembang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan
jenis pati pada karakteristik fisik sediaan edible film peppermint oil. Pati yang
digunakan berasal dari pati gandum, pati garut, pati jagung, dan pati kentang.
Penelitian ini dilakukan dengan konsentrasi 025% tiap pati. Uji karakteristik fisik
meliputi organoleptis, waktu hancur, tensile strength, percentage elongation, young’s
modulus, dan percentage LoD. Uji tanggapan pengguna meliputi aspek warna, bentuk,
bau, dan rasa serta uji Angka Lempeng Total. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penggunaan jenis amilum yang berbeda berpengaruh signifikan pada karakteristik
fisik dan tanggapan pengguna. Peningkatan kadar amilosa pada pati meningkatkan
waktu hancur, tensile strength, young’s modulus, dan menurunkan percentage
elongation serta percentage LoD dari edible film peppermint oil antar formula. Hasil uji
Angka Lempeng Total memenuhi syarat yaitu < 104 koloni/g.
ABSTRACT
Peppermint oil is an essential oil obtained by steam distillation of flowering top
Mentha Piperita Linne. The main constituents were menthol 35-55% has an antibacterial
activity and mouth freshener. This is what makes the basic for formulation peppermint oil
in edible film as mouth freshener by using corn starch which a good film-forming because
has high amylase. Amylose is insoluble in cold water but absorbs large amounts of water
and expands. The present study aimed to determine the effect of starch types used on the
physical characteristics of peppermint oil edible film. Amylum used comes from wheat
starch, starch, corn starch, and potato starch. This study was conducted with the
concentration of each starch 0.25%. Physical characteristics test includes organoleptic,
disintegration time, tensile strength, percentage elongation, young's modulus, and
percentage LoD. Consumer testing reviews cover all aspects of colour, shape, smell, taste
and test total plate count. The results showed that the different amylose levels significant
effects the physical characteristics and consumer review. Enhancement amylose levels in
starch increases disintegration time, tensile strength, young’s modulus and decreases
percentage elongation and percentage LoD of edible film peppermint oil. Total plate count
test results meet the requirements <1x104 colonies / g.
film dipilih karena sifat higroskopisnya lebih B. Formula Sediaan Edible Film
rendah dan mengandung amilosa 27%. Peppermint oil 10,00 %
Amilum kentang mempunyai kadar Amilum 0,25 %
amilosa sebesar 22% (Pitojo, 2004). HPMC 2,00%
Amilum gandum, amilum garut, Gliserol 0,076 %
amilum jagung, amilum kentang memiliki Propilenglikol 1,00 %
kandungan amilosa yang tinggi dan Aspartam 0,10 %
memiliki potensi sebagai bahan Tween 80 0,75 %
pembentuk film. Hal inilah yang Asam sitrat 0,40 %
melatarbelakangi peneliti untuk Aqua destilata hingga 50 mL
mengetahui pengaruh penggunaan jenis
amilum pada karakteristik fisik sediaan C. Cara Kerja
edible film peppermint oil. 1. Pembuatan Sediaan Edible Film
Propilenglikol dan gliserol dalam
II. METODE beakerglass ditambahkan aqua destilata 20
A. Alat dan Bahan penelitian mL diaduk diatas penangas air pada suhu
Alat yang digunakan dalam ±60oC. Asam sitrat dan aspartam
penelitian ini adalah alat-alat gelas (pyrex), dilarutkan dengan aqua destilata dalam
, cetakan 20×20×0,1 cm, oven, Moisture beakerglass yang sama, diaduk. Amilum
Content (SHIMADZU MOC63u), dilarutkan dengan air panas didalam
disintegration tester (BJ-2), Tekstur cawan. Propilenglikol dan gliserol yang
Analizer (LLOYD),almari es, inkubator. telah mencapai suhu ±60oC ditambahkan
Bahan yang digunakan dalam HPMC diaduk cepat. Peppermint oil
penelitian ini adalah amilum gandum dicampur dengan tween 80 dan
‘Bogasari’ (food grade), amilum garut ditambahkan kedalam polimer, kemudian
‘Sumber Rejeki’ (food grade), amilum diaduk homogen. Amilum yang telah larut
jagung ‘Maizenaku’ (food grade), ditambahkan kedalam polimer, kemudian
pharmaceutical grade berupa amilum diaduk hingga homogen dan ditambahkan
kentang ‘Quadrantlab’, peppermint oil aqua destilata hingga 50 mL. Campuran
(Polar Bear), HPMC (Shin-Etsu), gliserol tersebut dituang pada cetakan edible film
(Ecogreen), propilen glikol (Dow), berukuran 20×20×0,1 cm dan dikeringkan
aspartame (Sinosweet), tween 80 (Kao), di dalam lemari pengering pada suhu 40-
asam sitrat (RZBC), dan aqua destilata. 50oC selama 24 jam.
Data yang tidak berdistriibusi normal (bentuk, warna, bau, dan rasa), waktu
maupun homogen dilakukan uji Kruskal- hancur, tensile strength, percentage
Wallis, jika terdapat perbedaan signifikan elongation, young’s modulus, percentage
dilanjutkan Uji Mann-Whiteney. loss on drying, uji tanggapan pengguna,
serta uji Angka Lempeng Total (ALT).
III. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengujian karakteristik fisik edible
Uji karakteristik fisik sediaan edible film peppermint oil ditunjukkan pada
film peppermint oil yang dilakukan dalam Tabel I.
penelitian ini meliputi organoleptis
Tabel I. Hasil uji karakteristik fisik edible film peppermint oil
peppermint oil pada tabel 1, menujukkan Hasil uji karakteristik fisik edible
bahwa edible film dengan amilum gandum, film peppermint oil pada tabel 1,
berbau khas peppermint oil, berwarna dari film. Kadar amilosa yang semakin
A B
C D
Gambar 1. Rerata Hasil Uji Karakterstistik Fisik (A : Waktu hancur, B : Tensile Strength, C : Percentage
Elongation, D : Young’s Modulus, F : Percentage LoD)
Sediaan edible film yang baik adalah dianalisis secara deskriptif dengan
sediaan yang memiliki nilai waktu hancur menghitung persentase tertinggi dari
minimal 5-30 menit (Sonte dkk. : 2014), ketiga formula. Hasil angket uji tanggapan
2
nilai tensile strength 0,249 N/m – 12,049 pengguna, responden memilih formula II
N/m2, nilai percentage elongation yang dengan skor paling tinggi yaitu memiliki
tinggi, nilai young’s modulus yang rendah warna putih, berbentuk lembaran kurang
(Ketul dkk. : 2012), dan percentage LoD tipis, cukup beraroma peppermint oil, dan
yang tidak terlalu rendah atau terlalu tinggi cukup berasa manis-asam.
(4-12%) (Bala dkk. : 2014), sehingga D. Uji Angka Lempeng Total (ALT)
dapat disimpulkan bahwa formula I Hasil pengujian ALT yang dilakukan
merupakan formula yang dapat pada sediaan edible film peppermint oil
memberikan karakteristik fisik paling baik. formula I yaitu 3,0 x 102 koloni/gram,
Berdasarkan pengujian statistika formula II yaitu 1,4 x 102 koloni/gram,
menggunakan SPSS 16.0 yang dilakukan formula III yaitu 2,5 x 102 koloni/gram,
pada hasil uji karakteristik fisik (waktu dan formula IV yaitu 1,3 x 102
hancur, tensile strength, percentage koloni/gram, menunjukkan bahwa koloni
elongation, young’s modulus, dan yang tumbuh pada masing-masing sampel
percentage LoD) edible film peppermint uji memenuhi persyaratan BPOM RI
oil menunjukkan bahwa semua data No.12 tahun 2014 yaitu ≤ 104 koloni/gram.
berdistribusi normal dan homogen dengan
nilai Sig. > 0,05 sehingga dapat IV. KESIMPULAN
dilanjutkan uji one way anova. Berdasarkan hasil penelitian
Berdasarkan Hasil uji tersebut mengenai pengaruh penggunaan jenis
menunjukkan bahwa perbedaan jenis pati amilum dalam sediaan edible film
pada formula edible film papermint oil peppermint oil dapat disimpulkan bahwa :
berpengaruh signifikan pada karakteristik 1. Ada pengaruh signifikan penggunaan
fisik yang ditunjukkan dengan nilai Sig. jenis amilum pada karakteristik fisik
pada masing-masing pengujian < 0,05. sediaan edible film. Peningkatan kadar
C. Uji Tanggapan Pengguna amilosa pada amilum akan
Hasil uji tanggapan pengguna yang meningkatkan waktu hancur, tensile
dilakukan dengan teknik sampling strength, young’s modulus, dan
menggunakan 20 responden berusia 17-25 menurunkan percentage elongation,
tahun dengan cara memberikan 3 sediaan percentage loss on drying dari sediaan
untuk dicoba dan angket untuk diisi, edible film.