Anda di halaman 1dari 2

ALKI I

Jalur ALKI I difungsikan sebagai pelayaran Laut cina Selatan dengan jalur lintas yang melintas
kawasan Laut Natuna, Selat Karimata, Laut Jawa, dan Selat Sunda ke Samudra Hindia dan sebaliknya.
Keberadaan Jalur ALKI I dilihat dapat membawa potensi kerawanan dan keamanan dan pertahanan. Hal
ini dikarenakan terdapat konflik di laut cina selatan atas perebutan kepulauan spatly dan paracel. Selain
itu, kepadatan lalu lintas ALKI I sangat tinggi yang dijadikan sebagai masuk dan keluarnya kapal
perompak dan penyeludupan barang-barang illegal. Di laut natuna sendiri terjadi konflik antara Indonesia
dengan Cina karena negara cina sering melakukan illegal fishing di laut natuna. Potensi Bencana yang
terdapat di ALKI I berada di selat sunda. Pada selat sunda terdapat anak gunung Krakatau yang masih
aktif dan dikhawatirkan terjadi ancaman bencana berupa erupsi gunung api dan gempa vulkanik dari
gunung api .
ALKI I ini dilewati oleh beberapa negara yaitu negara-negara di Eropa dan Timur tengah yang
masuk melalui Selat Malaka, Negara di Cina seperti hongkong, Taiwan dan cina yang masuk melalui laut
cina selatan dan Negara-Negara dari benua Afrika dan Australia yang masuk melalui Samudra
Hindia/Selat Sunda.
ALKI II
Jalur ALKI II difungsikan sebagai pelayaran dari laut Sulawesi. Jalur ALKI II ini melintasi Selat
Makassar, Laut Flores dan Selat Lombok ke Samudra Hindia. Pada ALKI II terdapat potensi ancaman
berupa konflik Blok Ambalat, seperti digunakannya wilayah ALKI II untuk maneuver angakatan perang
negara tetangga, lepasnya pulau sipadan danligitan penangkapan ikan dan sumber daya lainnya secara
illegal. Selain itu, terdapatnya pariwisata dunia di Pulau Bali menyebabkan tingginya terorisme dan
penyeludupan barang illegal.
ALKI II ini dilewati oleh beberapa negara seperti negara Jepang, Korea dan Fillipina yang masuk
melalui Laut cina selatan dan negara Australia yang masuk melalui Samudra Hindia/ Selat Lombok.
ALKI III
Jalur ALKI III dibagi menjadi beberapa bagian, bagian selatan bercabang menjadi tiga yaitu
ALKI III-A (Sekitar peraitan Laut Sawu, kupang), ALKI III-B, ALKI III-C (Sebelah timur TimorLeste)
dan ALKI III-D (Sekitar perairan Aru). Jalur ALKI III difungsikan untuk pelayaran dari Samudra pasifik
melintasi Laut Maluku, Laut Seram, Laut Banda, Selat Ombai dan Laut Sawu. ALKI III A sendiri terbagi
menjadi 4 cabang, yaitu ALKI Cabang III B untuk pelayaran Samudra pasifik melintasi Laut Maluku,
Laut Seram, Laut Banda ke Laut Arafuru dan sebaliknya; ALKI Cabang III C untuk pelayaran dari
Samudra Pasifik melintasi Laut Maluku, Laut Seram, Laut Banda ke Laut Arafuru dan sebalinya; ALKI
Cabang III D untuk pelayaran dari Samudra Pasifik melintasi Laut Maluku, Laut Seram, Laut Banda,
Selat Ombai, dan Laut Sawu ke Samudra Hindia begitu sebaliknya; ALKI Cabang III E untuk pelayaran
dari Samudra Hindia melintasi Laut Sawu, Selat Ombai, Laut Banda, Laut Seram dan Laut Maluku.
Potensi ancaman untuk ALKI III berasal dari konflik negara Filipina dan Timor Leste. Seperti
ALKI III-A digunakan sebagai jalur pelaraian yang membahayakan laut serta imbas dari lepasnya timor
timur menjadi timor leste terkait degan blok migas di sebelah selatan pulau Timor, seperti pelanggaran
wilayah, penyeludupan, dan klaim territorial. Selain itu, imbas konflik internal seperti separatism
Republik Maluku Selatan di Maluku dan Gerakan Papua Merdeka di Papua serta imbas politik luar negeri
Australia seperti pelebaran pengaruh Australia terhadap wilayah sekitar di sekitar utara (Indonesia, Timor
Leste, dan Papua New Guinea) serta dukungannya terhadap gerakan separatism dan juga imbas potensi
sumber kekayaan alam melimpah yang belum terkelola, seperti pencurian ikan dan pencurian kekayaan
alam lainnya.
Negara yang melintasi Jalur ALKI III yaitu Jepang, Korea, Amerika, Amerika Latin dan Kanada
yang masuk melalui Samudra Pasifik dan Negara Australia dan Selandia Baru yang masuk dari Samudra
Hindia.

Anda mungkin juga menyukai