Anda di halaman 1dari 7

Prinsip Kerja

Pembuatan gula tebu adalah ekstraksi jus atau sari tebu. Caranya dengan
menghancurkan tebu dengan mesin penggiling untuk memisahkan ampas tebu
dengan cairannya. Cairan tebu kemudian dipanaskan dengan boiler. Jus yang
dihasilkan masih berupa cairan yang kotor: sisa-sisa tanah dari lahan, serat-serat
berukuran kecil dan ekstrak dari daun dan kulit tanaman, semuanya bercampur di
dalam gula.
· Fungsinya
Untuk menghancurkan tebu agar bisa di pisahkan ampas dengan cairannya

Proses

Jus dari hasil ekstraksi mengandung sekitar 50 % air, 15% gula dan serat residu,
dinamakan bagasse, yang mengandung 1 hingga 2% gula. Dan juga kotoran seperti
pasir dan batu-batu kecil dari lahan yang disebut sebagai “abu”.

2. Pengendapan kotoran dengan kapur (Liming)


· Alat

· Prinsip Kerja
Jus tebu dibersihkan dengan menggunakan semacam kapur (slaked lime) yang
akan mengendapkan sebanyak mungkin kotoran , kemudian kotoran ini dapat
dikirim kembali ke lahan. Proses ini dinamakan liming. Jus hasil ekstraksi
dipanaskan sebelum dilakukan liming untuk mengoptimalkan proses penjernihan.
Kapur berupa kalsium hidroksida atau Ca(OH)2 dicampurkan ke dalam jus dengan
perbandingan yang diinginkan dan jus yang sudah diberi kapur ini kemudian
dimasukkan ke dalam tangki pengendap gravitasi: sebuah tangki penjernih
(clarifier). Jus mengalir melalui clarifier dengan kelajuan yang rendah sehingga
padatan dapat mengendap dan jus yang keluar merupakan jus yang jernih. Kotoran
berupa lumpur dari clarifier masih mengandung sejumlah gula sehingga biasanya
dilakukan penyaringan dalam penyaring vakum putar (rotasi) dimana jus residu
diekstraksi dan lumpur tersebut dapat dibersihkan sebelum dikeluarkan, dan
hasilnya berupa cairan yang manis. Jus dan cairan manis ini kemudian
dikembalikan ke proses.
· Fungsinya
untuk mendapatkan cairan yang jernih

3. Penguapan (Evaporasi)
· Alat

· Prinsip Kerja
Setelah mengalami proses liming, proses evaporasi dilakukan untuk
mengentalkan jus menjadi sirup dengan cara menguapkan air menggunakan uap
panas (steam).Terkadang sirup dibersihkan lagi tetapi lebih sering langsung menuju
ke tahap pembuatan kristal tanpa adanya pembersihan lagi.Jus yang sudah jernih
mungkin hanya mengandung 15% gula tetapi cairan (liquor) gula jenuh (yaitu cairan
yang diperlukan dalam proses kristalisasi) memiliki kandungan gula hingga 80%.
Evaporasi dalam ‘evaporator majemuk' (multiple effect evaporator) yang
dipanaskan dengan steam merupakan cara yang terbaik untuk bisa mendapatkan
kondisi mendekati kejenuhan (saturasi).

· Fungsinya
untuk bisa mendapatkan kondisi mendekati kejenuhan

4. Pendidihan/ Kristalisasi
· Alat

· Prinsip Kerja
Pada tahap akhir pengolahan, sirup ditempatkan ke dalam wadah yang sangat
besar untuk dididihkan. Di dalam wadah ini air diuapkan sehingga kondisi untuk
pertumbuhan kristal gula tercapai. Pembentukan kristal diawali dengan
mencampurkan sejumlah kristal ke dalam sirup. Sekali kristal terbentuk, kristal
campur yang dihasilkan dan larutan induk (mother liquor) diputar di dalam alat
sentrifugasi untuk memisahkan keduanya, bisa diumpamakan seperti pada proses
mencuci dengan menggunakan pengering berputar. Kristal-kristal tersebut
kemudian dikeringkan dengan udara panas sebelum disimpan.
Larutan induk hasil pemisahan dengan sentrifugasi masih mengandung sejumlah
gula sehingga biasanya kristalisasi diulang beberapa kali. Sayangnya, materi-materi
non gula yang ada di dalamnya dapat menghambat kristalisasi. Hal ini terutama
terjadi karena keberadaan gula-gula lain seperti glukosa dan fruktosa yang
merupakan hasil pecahan sukrosa. Olah karena itu, tahapan-tahapan berikutnya
menjadi semakin sulit, sampai kemudian sampai pada suatu tahap di mana
kristalisasi tidak mungkin lagi dilanjutkan. Sebagai tambahan, karena gula dalam
jus tidak dapat diekstrak semuanya, maka terbuatlah produk samping (byproduct)
yang manis: molasses. Produk ini biasanya diolah lebih lanjut menjadi pakan ternak
atau ke industri penyulingan untuk dibuat alkohol (etanol) . Belakangan ini molases
dari tebu di olah menjadi bahan energi alternatif dengan meningkatkan kandungan
etanol sampai 99,5%.
· Fungsinya
untuk terjadinya pembentukan kristal

5. Penyimpanan
· Prinsip Kerja
Gula kasar yang dihasilkan akan membentuk gunungan coklat lengket selama
penyimpanan dan terlihat lebih menyerupai gula coklat lunak yang sering dijumpai
di dapur-dapur rumah tangga. Gula ini sebenarnya sudah dapat digunakan, tetapi
karena kotor dalam penyimpanan dan memiliki rasa yang berbeda maka gula ini
biasanya tidak diinginkan orang. Oleh karena itu gula kasar biasanya dimurnikan
lebih lanjut ketika sampai di negara pengguna.
· Fungsinya
untuk menyimpan gula yang telah membentuk gunungan

6. Afinasi (Affination)
· Alat
· Prinsip Kerja
Tahap pertama pemurnian gula yang masih kasar adalah pelunakan dan
pembersihan lapisan cairan induk yang melapisi permukaan kristal dengan proses
yang dinamakan dengan “afinasi”. Gula kasar dicampur dengan sirup kental
(konsentrat) hangat dengan kemurnian sedikit lebih tinggi dibandingkan lapisan
sirup sehingga tidak akan melarutkan kristal, tetapi hanya sekeliling cairan
(coklat). Campuran hasil (‘magma') di-sentrifugasi untuk memisahkan kristal dari
sirup sehingga kotoran dapat dipisahkan dari gula dan dihasilkan kristal yang siap
untuk dilarutkan sebelum proses karbonatasi.

Cairan yang dihasilkan dari pelarutan kristal yang telah dicuci mengandung
berbagai zat warna, partikel-partikel halus, gum dan resin dan substansi bukan
gula lainnya. Bahan-bahan ini semua dikeluarkan dari proses.
· Fungsinya
untuk memisahkan kotoran gula untuk di jadikan kristal

7. Karbonatasi
· Alat

· Prinsip Kerja
Tahap pertama pengolahan cairan (liquor) gula berikutnya bertujuan untuk
membersihkan cairan dari berbagai padatan yang menyebabkan cairan gula keruh.
Pada tahap ini beberapa komponen warna juga akan ikut hilang. Salah satu dari
dua teknik pengolahan umum dinamakan dengan karbonatasi. Karbonatasi dapat
diperoleh dengan menambahkan kapur/ lime [kalsium hidroksida, Ca(OH)2] ke
dalam cairan dan mengalirkan gelembung gas karbondioksida ke dalam campuran
tersebut.
Gas karbondioksida ini akan bereaksi dengan lime membentuk partikel-partikel
kristal halus berupa kalsium karbonat yang menggabungkan berbagai padatan
supaya mudah untuk dipisahkan. Supaya gabungan-gabungan padatan tersebut
stabil, perlu dilakukan pengawasan yang ketat terhadap kondisi-kondisi reaksi.
Gumpalan-gumpalan yang terbentuk tersebut akan mengumpulkan sebanyak
mungkin materi-materi non gula, sehingga dengan menyaring kapur keluar maka
substansi-substansi non gula ini dapat juga ikut dikeluarkan. Setelah proses ini
dilakukan, cairan gula siap untuk proses selanjutnya berupa penghilangan warna.
Selain karbonatasi, t eknik yang lain berupa fosfatasi. Secara kimiawi teknik ini
sama dengan karbonatasi tetapi yang terjadi adalah pembentukan fosfat dan bukan
karbonat. Fosfatasi merupakan proses yang sedikit lebih kompleks, dan dapat
dicapai dengan menambahkan asam fosfat ke cairan setelah liming seperti yang
sudah dijelaskan di atas.
· fungsinya
untuk membersihkan cairan dari berbagai padatan yang menyebabkan cairan gula
keruh.

8. Penghilangan warna
Ada dua metoda umum untuk menghilangkan warna dari sirup gula, keduanya
mengandalkan pada teknik penyerapan melalui pemompaan cairan melalui kolom-
kolom medium. Salah satunya dengan menggunakan karbon teraktivasi granular
[granular activated carbon, GAC] yang mampu menghilangkan hampir seluruh zat
warna. GAC merupakan cara modern setingkat “bone char”, sebuah granula karbon
yang terbuat dari tulang-tulang hewan. Karbon pada saat ini terbuat dari
pengolahan karbon mineral yang diolah secara khusus untuk menghasilkan granula
yang tidak hanya sangat aktif tetapi juga sangat kuat. Karbon dibuat dalam sebuah
oven panas dimana warna akan terbakar keluar dari karbon.
11 tahapan pembuatan gula
1. Raw sygar handling dan prepration
2. Affinasi
3. Karbonatasi
4. Filtrasi
5. Decolorisasi
6. Evaporasi
7. Kristalisasi
8. Centrifugal
9. Dryer dan cooler
10. Baging (packaging)
11. Alat-alat pembantu

Industri gula merupakan salah satu industri yangmemiliki resiko dan bahaya yang cukup tinggi. Untuk
ini, kita perlu mengetahui dan mengidentifikasi resiko dan bahay tersebut untuk menentukan
tindakan, pencegahan dan pengendaliannya. Berikut resiko dan bahaya pada indutri gula yang sudah
diidentifikasi :
1. Raw sygar handling dan prepration : proses penjagaan kualitas gula sebelum diolah dan
persiapan bahan baku sejak dari pembongkaran sampai dengan penyimpanan.
Bahaya : mata lelah karena posisi yan tidak ergonmik ketika mengawasi alat penimbang dan
alat-alat lainya
Bahan :
2. Affinas : penghilangan kotoran yang terdapat pada kristal gula.
Bahaya : terkena air panas pada proses peleburan gula dapat menyebabkan kemtian
(panasnya bisa mencapai 400 derajat celcius)
Bahan :
3. Karbonatasi : proses pencampuran antara gas CO2 yang berfungsi untuk menyerap kotoran-
kotoran dalam kristal gula.
Bahay : PH yang terlalu asam akan menyebabkan kulit terpapar (iritasi kulit dan kanker)
Bahan : boiler
4. Filtrasi : penyaringan untuk menentukan gula yang bersih dan kotor.
Bahaya : menyebabkan kepanasan karena pada proses ini menggunakan evaporator yang
bersuhu tinggi.
Bahan :
5. Centrifugal : pemisahan gula untuk menyempurnakan lapisan molasses di permukaan gula.
Bahaya : menyebabkan kepanasan karea pada proses ini menggunakan sray hot water.
Baha : sray hot water
6. Dryer dan cooler : alat pengering dan pendingin gula.
Bahaya : menyebabkan kepanasan dan kedinginan pada proses ini jug ada alat pemanas dan
pendingin.
Bahan : alat pendingin dan pemanas
7. Baging (packaging) : pengepakan
Bahay : bisa menyebabkan luka (tertusuk)
Bahan : conveyor, hopper
8. Warehouse : tepat penyimpana atau guadang.
Bahaya : -
Bahan : -
9. Alat pembantu :
a. pembangit listrik
b. alat pengolahan limbah

Beberapa faktor yang penting untuk memerhatikan keselamatan dalam pabrik gula :
1. Usia
2. Pengalaman
3. Waktu dalam hari
4. Tingkat pacu kerja
5. Jenis pekerjaan
6. Kesehatan pekerja, dan
7. Hubunga industrial

Dampa K3 dlm pabrik gula


1. Dampak bahaya Ergonomi
a. Nyeri pada leher, pergelangan tangan, dan kaki.
b. Mata mudah lelah, kelainan mata seperti miopi atau astigmatisma dan kerusakan mata
yang lainnya.
2. Dampak bahaya Fisik
a. Injuri akibat tersayat sipatan.
b. Cacat akibat terpotong mesin pengangkut
c. Tangan melepuh
3. Dampak Bahaya Kimia
a. Uap panas
b. Keracunan pernafasan

4. Dampak Bahaya Psikososial


a. Stres
b. Kehilangan konsentrasi
5.

Anda mungkin juga menyukai