Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PELATIHAN
AHLI MANAJEMEN KONSTRUKSI (AHLI MUDA)
(CONSTRUCTION MANAGEMENT)
2007
KATA PENGANTAR
Bagi para pemerhati dan khususnya bagi yang terlibat langsung pengembangan Sumber
Daya Manusia (SDM), kondisi tersebut merupakan tantangan sekaligus sebagai modal
untuk berpacu mengejar ketinggalan dan obsesi dalam meningkatkan kemampuan SDM
paling tidak setara dengan negara tetangga ASEAN, terutama menghadapi era
globalisasi.
Untuk mengejar ketinggalan telah banyak daya upaya yang dilakukan termasuk perangkat
pengaturan melalui penetapan undang-undang antara lain :
- UU. No 18 Tahun 1999, tentang : Jasa Konstruksi beserta peraturan pelaksanaannya,
mengamanatkan bahwa per orang tenaga : perencana, pelaksana dan pengawas
harus memiliki sertifikat, dengan pengertian sertifikat kompetensi keahlian atau
ketrampilan, dan perlunya “Bakuan Kompetensi” untuk semua tingkatan kualifikasi
dalam setiap klasifikasi dibidang Jasa Konstruksi
- UU. No 13 Tahun 2003, tentang : Ketenagakerjaan, mengamanatkan (pasal 10 ayat
2). Pelatihan kerja diselenggarakan berdasarkan program pelatihan yang mengacu
pada standar kompetensi kerja
- UU. No 20 Tahun 2003, tentang : Sistem Pendidikan Nasional, dan peraturan
pelaksanaannya, mengamanatkan Standar Nasional Pendidikan sebagai acuan
pengembangan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi).
- PP. No 31 Tahun 2006, tentang : Sistem Pendidikan Nasional, dan peraturan
pelaksanaannya, mengamanatkan Standar Nasional Pendidikan sebagai acuan
pengembangan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi).
Modul pelatihan adalah salah satu unsur paket pelatihan sangat pnting karena menyentuh
langsung dan menentukan keberhasilan peningkatan kualitas SDM untuk mencapai
tingkat kompetensi yang ditetapkan, disusun dari hasil inventarsisasi jabatan kerja yang
kemudian dikembangkan berdasarkan SKKNI dan SLK yang sudah disepakati dalam
suatu Konvensi Nasional, dimana modul-modulnya maupun materi uji kompetensinya
disusun oleh Tim Penyusun/Tenaga Profesional dalam bidangnya masing-masing,
merupakan suatu produk yang akan dipergunakan untuk melatih dan meningkatkan
pengetahuan dan kecakapan agar dapat mencapai tingkat kompetensi yang
dipersyaratkan dalam SKKNI, sehingga dapat menyentuh langsung sasaran pembinaan
dan peningkatan kualiatas tenaga kerja konstruksi agar menjadi lebih berkompeten dalam
melaksanakan tugas pada jabatan kerjanya.
Dengan penuh harapan modul pelatihan ini dapat dimanfaatkan dengan baik, sehingga
cita-cita peningkatan kualitas SDM khususnya dibidang jasa konstruksi dapat terwujud.
PRAKATA
Usaha dibidang Jasa Konstruksi merupakan salah satu bidang usaha yang telah
berkembang pesat di Indonesia, baik dalam bentuk usaha perorangan maupun sebagai
badan usaha skala kecil, menengah dan besar. Untuk itu perlu diimbangi dengan kualitas
pelayanannya. Pada kenyataannya saat ini mutu produk, ketepatan waktu penyelesaian,
dan efisiensi pemanfaatan sumber daya relatif masih jauh dari yang diharapkan. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain adalah kesediaan tenaga ahli / terampil dan
penguasaan manajemen yang efisien, kecukupan permodalan serta penguasaan
teknologi.
Masyarakat sebagai pemakai produk jasa konstruksi semakin sadar akan kebutuhan
terhadap produk dengan kualitas yang memenuhi standar mutu yang dipersyaratkan.
Untuk memenuhi kebutuhan produk sesuai kualitas standar tersebut SDM, standar mutu,
metode kerja dan lain-lain.
Salah satu upaya untuk memperoleh produk konstruksi dengan kualitas yang diinginkan
adalah dengan cara meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang menggeluti
pekerjaan konstruksi baik itu desain pekerjaan jalan dan jembatan, desain hidro mekanik
pekerjaan sumber daya air maupun untuk desain pekerjaan di bidang bangunan gedung.
Kegiatan inventarisasi dan analisa jabatan kerja di bidang Cipta Karya telah menghasilkan
sekitar 9 (sembilan) Jabatan Kerja, dimana Jabatan Kerja Ahli Muda Manajemen
Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) merupakan
salah satu jabatan kerja yang diprioritaskan untuk disusun materi pelatihannya mengingat
kebutuhan yang sangat mendesak dalam pembinaan tenaga kerja yang berkiprah dalam
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung gambar arsitektur bidang cipta
karya.
Materi pelatihan pada jabatan kerja Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan
Gedung (Construction Management Of Buildings) ini terdiri dari 3 (tiga) modul
kompetensi umum 7 (tujuh) modul kompetensi inti dan 2 (modul) kompetensi khusus,
yang merupakan satu kesatuan yang utuh yang diperlukan dalam melatih tenaga kerja
yang menggeluti Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction
Management Of Buildings).
Untuk itu dengan segala kerendahan hati, kami mengharapkan kritik, saran dan masukan
guna perbaikan dan penyempurnaan modul ini.
Jakarta, November 2007
Tim Penyusun
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) iii
MODUL CMB-02
Sistem Manajemen Lingkungan Proyek
(Environmental Management Project)
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................ i
PRAKATA ............................................................................................... iii
DAFTAR ISI............................................................................................. iv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... vi
SPESIFIKASI PELATIHAN ...................................................................... vii
PANDUAN PEMBELAJARAN ................................................................. viii
KUNCI JAWABAN
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 2.1 Contoh Daftar Simak Yang Dapat Dikembangkan ............................. II-8
Lampiran 2.2 Proses Penyusunan Amdal................................................................ II-9
Lampiran 3.1 Struktur Organisasi Proyek (Terkait Dengan Pengelolaan Lingkungan) III-6
Lampiran 4.1 Tabel Matrix Evaluasi/ Pemantauan Dampak Hipotetik...................... IV-7
Lampiran 5.1 Bagan Alir Audit Dampak Lingkungan................................................ V-5
SPESIFIKASI PELATIHAN
A. TUJUAN UMUM
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari modul, peserta mampu Menerapkan Sistem Manajemen
Lingkungan (Environmental Management)).
Kriteria Penilaian
Pada akhir pelatihan peserta mampu :
1. Mengidentifikasi dampak pelaksanaan proyek terhadap lingkungan proyek.
2. Melakukan upaya pengelolaan lingkungan proyek.
3. Melakukan upaya pemantauan lingkungan proyek.
4. Melakukan audit lingkungan proyek.
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) vii
MODUL CMB-02
Sistem Manajemen Lingkungan Proyek
(Environmental Management Project)
PANDUAN PEMBELAJARAN
Nomor
Kode Judul Modul
Modul
Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja /
1 CMB – 01
SMK3 (Safety & Health Management)
Sistem Manajemen Lingkungan
2 CMB– 02
(Environmental Management).
Sistem Manajemen Keuangan (Financing
3 CMB – 03
Management) .
Sistem Manajemen Ruang Lingkup (Scope
4 CMB – 04
Management).
5 CMB – 05 Sistem Manajemen Waktu (Time Management).
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) viii
MODUL CMB-02
Sistem Manajemen Lingkungan Proyek
(Environmental Management Project)
C. PROSES PEMBELAJARAN
1. Ceramah : Pembukaan/
Bab I, Pendahuluan
Waktu : 50 menit
Waktu : 50 menit
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. UMUM
Modul CMB-02: Sistem Manajemen Lingkungan Proyek (Project Environmental
Management) mempresentasikan salah satu unit kompetensi dari program pelatihan
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management)
Adapun unit-unit kompetensi untuk mendukung kinerja efektif yang diperlukan dalam
kualifikasi Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung(Construction
Management) sebagai berikut :
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) I-1
MODUL CMB-02 BAB I
Sistem Manajemen Lingkungan Proyek Pendahuluan
(Environmental Management Project)
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) I-2
MODUL CMB-02 BAB I
Sistem Manajemen Lingkungan Proyek Pendahuluan
(Environmental Management Project)
a. Judul unit :
Sebuah unit mengacu kepada kebutuhan kompetensi yang apabila digunakan
dalam suatu situasi kerja secara logika dapat berdiri sendiri, judul / title unit
dapat diungkapkan dalam istilah hasil yang harus dicapai (biasanya
menggunakan kata kerja operasional)
b. Deskripsi unit :
Merupakan informasi tambahan terhadap judul unit yang menjelaskan atau
mendeskripsikan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap perilaku kerja yang
dibutuhkan dalam rangka mencapai standar kompetensi seperti yang
diungkapkan dalam judul unit.
c. Elemen kompetensi :
Mengidentifikasikan tugas-tugas yang harus dikerjakan untuk mencapai
kompetensi berupa pernyataan yang menunjukkan komponen-komponen
pendukung unit kompetensi.
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) I-3
MODUL CMB-02 BAB I
Sistem Manajemen Lingkungan Proyek Pendahuluan
(Environmental Management Project)
Sewaktu menulis dan menguraikan isi modul secara detail betul-betul konsisten
mengacu tuntutan elemen kompetensi dan masing-masing KUK (Kriteria Unjuk
kerja) yang sudah dianalisis indikator kinerja / keberhasilan (IUK)
Berangkat dari IUK (Indikator Unjuk kerja/keberhasilan) yang pada dasarnya
sebagai tolok ukur alat penilaian, diharapkan uraian detail setiap modul pelatihan
berbasis kompetensi betul-betul menguraikan pengetahuan keterampilan dan
sikap kerja yang mendukung terwujudnya IUK sehingga, dapat dipergunakan
untuk melatih tenaga kerja yang hasilnya jelas, lugas dan terukur.
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) I-4
MODUL CMB-02 BAB I
Sistem Manajemen Lingkungan Proyek Pendahuluan
(Environmental Management Project)
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) I-5
MODUL CMB-02 BAB I
Sistem Manajemen Lingkungan Proyek Pendahuluan
(Environmental Management Project)
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) I-6
MODUL CMB-02 BAB I
Sistem Manajemen Lingkungan Proyek Pendahuluan
(Environmental Management Project)
2. Unit ini dapat dinilai di dalam maupun di luar tempat kerja yang
menyangkut pengetahuan teori
3. Unit ini harus didukung oleh serangkaian metode untuk menilai
pengetahuan dan ketrampilan yang ditetapkan dalam Materi Uji
Kompetensi (MUK)
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) I-7
MODUL CMB-02 BAB II
Sistem Manajemen Lingkungan Proyek Identifikasi Dampak Pelaksanaan Proyek Terhadap
(Environmental Management Project) Lingkungan Proyek
BAB II
IDENTIFIKASI DAMPAK PELAKSANAAN PROYEK
TERHADAP LINGKUNGAN PROYEK
2.1 UMUM
Identifikasi Dampak pelaksanaan proyek terhadap kegiatan konstruksi fisik yang
diperkirakan menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan hidup, memerlukah
data dan informasi mengenai berbagai komponen kegiatan proyek yang berpotensi
menimbulkan dampak penting serta komponen lingkungan disekitar lokasi kegiatan
yang berpotensi terkena dampak akibat kegiatan.
Penelaahan terhadap kedua hal tersebut menjadi sangat penting karena ketepatan
dan ketelitian Analisis Dampak Lingkungan sepenuhnya tergantung dari
kelengkapan dan kedalaman data dan informasi yang diperoleh.
Informasi tentang intensitas atau bobot dampak tersebut diatas secara sistematis
tertuang dalam dokumen AMDAL, dan menjadi acuan dalam perumusan upaya
penanganan dampak yang timbul, yang dituangkan dalam dokumen Rencana
Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL).
Dokumen RKL dan RPL ini harus dapat dijabarkan dalam gambar-gambar kerja dan
syarat-syarat pelaksanaan, serta acuan dalam melaksanakan pekerjaan:
Selanjutnya dokumen RKL dan RPL ini dipakai pula sebagai dasar untuk
pelaksanaan pengelolaan lingkungan (KL) dan pelaksanaan pemantauan
lingkungan (PL), selama masa pra konstruksi, konstruksi maupun pada pasca
konstruksi.
2.2. EVALUASI DAN TINJAUAN RKL (RENCANA KELOLA LINGKUNGAN) & RPL
(RENCANAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN)
Penjabaran RKL dan RPL pada Tahap Perencanaan Teknis.
Perencanaan teknis dimaksudkan untuk menyiapkan gambar-gambar teknis, syarat
dan spesifikasi teknis kegiatan, sehingga dapat menggambarkan produk yang akan
dihasilkan, didasarkan atas kriteria-kriteria yang ditetapkan dalam studi kelayakan.
Untuk mewujudkan suatu perencanaan teknis yang berwawasan lingkungan, maka
perumusan RKL dan RPL harus dijabarkan dalam gambar-gambar teknis dan
spesifikasi teknis tersebut, serta perlu dituangkan dalam dokumen kontrak, sehingga
mengikat pelaksana proyek.
Bangunan beroperasi
a. Dampak Peralihan proyek ke operasi usaha
b. Dampak operasional
c. Dampak yang akan timbul diperkirakan komponen :
1. Fisika kimia, biologi dan,
2. Sosial ekonomi budaya (Penggunaan listrik genset, penggunaan
motor2.
3. Bersuara, penggunaan pompa2 penghisap air tanah, kendaraan dan
lalu lintas di dalam/luar/disekitar bangunan.
Yaitu suatu alat yang terstruktur, pada umumnya memiliki item khusus digunakan
untuk memverifikasi bahwa satu bahasan diperlukan langkah-langkah yang telah
dilakukan, mungkin sederhana atau kompleks. Pada umumnya diutarakan sangat
mendesak atau seperti mengintrogasi ................ ( sudahkah anda melakukan ini?)
Selain itu berbagai peraturan perundangan yang diterbitkan akhir-akhir ini juga
banyak yang mengacu pada permasalahan Lingkungan Hidup seperti Undang-
Undang Penataan Ruang, Undang-Undang Konservasi Sumber Daya Hayati
dan Ekosistemnya, Peraturan Pemerintah tentang Pengelolaan Kawasan
Lindung dan sebagainya. Dalam pekerjaan "Konstruksi akan terdapat banyak
komponen kegiatan yang daoat menimbulkan dampak penting terhadap
Lingkungan Hidup, sehingga untuk mengantisipasi hal tersebut diatas, maka
sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam peraturan perundangan yang
berlaku, kegiatan tersebut di atas wajib dilengkapi dengan Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan (AMDAL) yang pelaksanaannya mengacu pada berbagai
pedoman dan petunjuk teknis AMDAL yang relevan (lihat Lampiran 2.2),
dengan memperhatikan sasaran dan ciri-ciri atau karakteristik kegiatan proyek
yang bersangkutan.
1. Berdasarkan dokumen kontrak.
2. Berdasarkan standard dan prosedur.
3. Berdasarkan kondisi lingkungan.
RANGKUMAN
LAMPIRAN 2.1
CONTOH DAFTAR SIMAK YANG DAPAT DIKEMBANGKAN
Lingkungan Kegiatan :
LAMPIRAN 2.2
Memadai
pemeliharaan sarana dan
prasarana pengelolaan
lingkungan.
Tata cara penilaian hasil
Lanjutkan KL dan PL sampai dampak pelaksanaan RKL dan RPL.
negatif sekecil mungkin dan manfaat
proyek sesuai yang direncanakan Dokumen RKL dan RPL yang
telah dimantapkan
Dokumen pelaksanaan
pemantauan lingkungan.
BAB III
PENGELOLAAN LINGKUNGAN PROYEK
3.1. UMUM
RKL (Rencana Pengelolaan Lingkungan) adalah dokumen yang mengandung upaya
penanganan dampak penting terhadap lingkungan hidup yang ditimbulkan oleh
rencana kegiatan.
Prinsip Pengelolaan Lingkungan.
Pengelolaan lingkungan adalah upaya terpadu dalam melakukan permanfaatan,
penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian dan pengembangan
lingkungan hidup, sehingga pelestarian potensi sumber daya alam dapat tetap
dipertahankan, dan pencemaran atau kerusakan lingkungan dapat dicegah.
Perwujudan dari usaha tersebut antara lain dengan menerapkan teknologi.yang
tepat dan sesuai dengan kondisi lingkungan.
Untuk itu berbagai prinsip yang dipakai untuk pengelolaan lingkungan antara lain :
a. Preventif (pencegahan), didasarkan atas prinsip untuk mencegah timbulnya
dampak yang tidak diinginkan,, dengan mengenali secara dini kemungkinan
timbulnya dampak inegatif, sehingga rencana pencegahan dapat disiapkan
sebelumnya. Beberapa cbntoh dalam penerapan prinsip ini adalah
melaksanakan AMDAL secara baik dan benar, pernanfaatan sumber daya alam
dengan efisien sesuai pbtensinya, serta mengacu pada tata ruang yang telah
ditetapkan.
b. Kuratif (penanggulangan), didasarkan atas prinsip menanggulangi dampak yang
terjadi atau yang diperkirakan akan terjadi, namun karena keterbatasan
teknologi, hal tesebut tidak dapat dihindari. Hal ini dilakukan dengan
pemantauan terhadap komponen lingkungan yang terkena dampak seperti
kualitas udara, kualitas air dan sebagainya. Apabila hasil pemantauan
lingkungan mendeteksi adanya perubahan atau pencemaran lingkungan, maka
perlu ditelusuri penyebab/sumber dampaknya, dikaji pengaruhnya, serta
diupayakan menurunnya kadar pencemaran yang timbul.
c. Insentif (kompensasi), didasarkan atas prinsip dengan mempertemukan
kepentingan 2 pihak yang terkait, disatu pihak pemrakarsa/pengelola kegiatan
yang mendapat manfaat dari proyek tersebut harus memperhatikan pihak lain
yang terkena dampak, sehingga tidak merasa dirugikan.
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) III - 1
MODUL CMB-02 BAB III
Sistem Manajemen Lingkungan Proyek Pengelolaan Lingkungan Proyek
(Environmental Management Project)
Perangkat insentif ini dapat juga berupa pengaturan oleh pemerintah seperti
peningkatan pajak atas buangan limbah, iuran pemakaian air, proses perizinan dan
sebagainya.
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) III - 2
MODUL CMB-02 BAB III
Sistem Manajemen Lingkungan Proyek Pengelolaan Lingkungan Proyek
(Environmental Management Project)
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) III - 3
MODUL CMB-02 BAB III
Sistem Manajemen Lingkungan Proyek Pengelolaan Lingkungan Proyek
(Environmental Management Project)
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) III - 4
MODUL CMB-02 BAB III
Sistem Manajemen Lingkungan Proyek Pengelolaan Lingkungan Proyek
(Environmental Management Project)
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) III - 5
MODUL CMB-02 BAB III
Sistem Manajemen Lingkungan Proyek Pengelolaan Lingkungan Proyek
(Environmental Management Project)
Lampiran 3.1
Manajer Proyek
Keamanan
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) III - 6
MODUL CMB-02 BAB III
Sistem Manajemen Lingkungan Proyek Pengelolaan Lingkungan Proyek
(Environmental Management Project)
RANGKUMAN
Pengelolaan dampak, baik positif maupun negatif dapat dilakukan dengan 4 pendekatan
antara lain :
a. Pendekatan teknologi,
b. Pendekatan ekonomi,
c. Pendekatan institusional/kelembagaan.
d. Pendekatan sosial & budaya.
Deskripsi kerja pengelola lingkungan antara lain mencakup tugas sebagai berikut :
a. Menyusun program kerja pengelolaan lingkungan jangka panjang dan pendek.
b. Mengadakan evaluasi kerja pengelolaan lingkungan secara periodik
c. Membuat laporan kerja pengelolaan lingkungan secara periodik.
d. Melakukan dan menganalisis kegiatan pengelolaan limbah padat, cair dan gas serta
sosial ekonomi budaya.
e. Melakukan montoring dan evaluasi kualitas air bersih, baik untuk makan, minum,
mandi dan kebutuhan lainnya.
Mekanisme dalam upaya pengelolaan dan upaya pemantauan harus sesuai dengan yang
terdapat pada daftar simak.
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) III - 7
MODUL CMB-02 BAB III
Sistem Manajemen Lingkungan Proyek Pengelolaan Lingkungan Proyek
(Environmental Management Project)
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) III - 8
MODUL CMB-02 BAB IV
Sistem Manajemen Lingkungan Proyek Pemantauan Lingkungan Proyek
(Environmental Management Project)
BAB IV
PEMANTAUAN LINGKUNGAN PROYEK
4.1. UMUM
Sebagai tindak lanjut untuk mewujudkan lingkungan hidup yang sehat, serasi dan
berfungsi sebagai daya dukung penghidupan, maka setelah dilakukan analisis
dampak lingkungan dan penyusunan dokumen RKL, maka di lengkapi dengan
dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL).
Ruang lingkup kegiatan pemantauan lingkungan meliputi aspek fisika kimia, biologi,
ekonomi dan budaya.
Pada aspek fisika kimia antara lain pemantauan terhadap kemungkinan terjadinya
penurunan kualitas udara, berupa kebisingan, penurunan kualitas air sebagai akibat
pembuangan limbah cair dan padat serta tumpahan bahan bakar dari kendaraan
bermotor dan lain-lain.
Pada aspek biologi antara lain pemantauan terhadap penurunan fitoplankton (flora
akuatik) dan fauna akuatik. Sedangkan pada aspek sosekbud antara lain diarahkan
pada kemungkinan terjadinya penularan penyakit, keramaian lalu lintas, kamtibmas
dan lain lain.
c. Waktu Pemantauan
Waktu yang dibutuhkan adalah saat jual beli dilakukan sampai dengan
Pemrakarsa mulai beroperasi, dengan frekuensi 1 kali menjelang
pengoperasian Bangunan Gedung/Proyek.
d. Lokasi Pemantauan
Pemantauan lingkungan khususnya dilakukan di tapak proyek yaitu di Desa
…….., Kecamatan ……, kabupaten …… dan Desa ……., Kecamatan ……,
Kabupaten …….
2) Tahap Konstruksi
Fisika – Kimia
a. Sumber dan Karakteristik Dampak
Pada tahap konstruksi ini, komponen lingkungan yang akan terkena dampak
negatif penting adalah meningkatnya kebisingan dan menurunnya nilai
kualitas air.
a). Meningkatnya kebisingan udara
Meningkatnya kebisingan di wilayah studi dan daerah sekitarnya akan
sangat mengganggu kenyamanan dan ketenangan baik bagi karyawan/
pekerja di dalam wilayah proyek maupun bagi warga kampung yang
berada tidak jauh dari lokasi proyek. Sumber kebisingan berasal dari
pemasangan tiang pancang beton pada saat pembangunan berlangsung.
b). Menurunya kualitas air
Menurunya nilai kualitas air (parameter fisika-kimia) dapat
membahayakan bagia kehidupan biota air (plankton, benthos dan
nekton). Menurunnya kualitas air bersumber dari partikel tanah yang
hanyut ke sungai akibat galian tagnah untuk pondasi maupun terbukanya
lahan di beberapa lokasi. Sumber pencemaran juga berasal dari
tercecernya minyak, solar, olie dari aktivitas kendaraan bermotor di
wilayah studi.
d. Lokasi Pemantauan
Lokasi pemantauan untuk kebisingan dilakukan didalam wilayah studi pada
jarak yang berbeda antara stasiun. Lokasi terbagi dari di bagian depan atau
di pinggir jalan raya; di bagian halaman parkir, di tempat orang turun dari
mobil, di bagian tengah dan di bagian belakang yang dekat dengan ruangan
mesin generator/diesel serta satu satiun berada diperkampungan yang
terdekat dengan lokasi hotel berada.
Untuk pemantauan kualitas air, sebanyak 5 stasiun terbagi atas satu di inlet
air yang masuk ke wilayah proyek; dua stasiun terletak di dalam wilayah
proyek; satu stasiun terletak setelah air limbah keluar dari wilayah proyek
dan satu stasiun lagi di sumur penduduk setempat.
Biologi
a. Sumber dan Karakteristik Dampak
Komponen lingkungan yang akan terkena dampak pada aspek biologi ini
adalah flora akuatik (plankton) dan fauna akuatik (zooplankton, benthos dan
nekton).
Menurunya kelimpahan flora dan fauna akuatik dapat disebabkan oleh
menurunya kualitas air di wilayah proyek terutama yang disebabkan oleh
limbah cair yang berasal dari kegiatan proyek. Penurunan kelimpahan biota air
dapat menyebabkan menurunya sumber daya perairan dan kurang
berfungsinya tata guna perairan bagi kehidupan organisme air dan mahluk
hidup lainnya.
d. Lokasi Pemantauan
Lokasi pemantauan untuk aspek biologi (plankton, benthos dan nekton) sama
dengan lokasi pemantauan pada parameter kualitas air.
- Pendapat di ukur dengan jumlah gaji/upah yang diterima rata-rata per hari
atau per bulan dibandingkan dengan upah minimum regional. Lalu lintas /
transportasi diukur dengan jumlah kendaraan yang lewat khususnya pada
jam berangkat dan pulang kerja.
- Kesehatan dan keselamatan kerja diukur dengan jumlah tenaga kerja yang
terkait atau mengalami kecelakaan kerja.
- Persepsi masyarakat di ukur dengan presentasi anggota masyarakat yang
setuju atau tidak setuju terhadap kegiatan pembangunan proyek. Makin
besar prosentase yang tidak setuju maka dampaknya menjadi negatif.
d. Lokasi Pemantauan
Pemantauan pada aspek sosial ekonomi dan budaya dilakukan di area
pembangunan (tapak proyek baik di dalam areal pekerjaan maupun
masyarakat sekitarnya).
Kelembagaan
Pemantauan lingkungan dilaksanakan oleh Manajemen proyek beserta instansi
terkait. Proyek menyelenggarakan pemantauan untuk mengetahui sejauh mana
pelaksanaan pengelolaan lingkungan telah diterapkan secara efektif dan efisien.
Adapun lembaga atau instansi yang ikut serta memantau adalah :
a) Departemen Kesehatan yaitu Kanwil Departemen Kesehatan.
b) Biro Kependudukan dan Lingkungan Hidup.
c) Kantor Wilayah terkait.
d) Kantor Departemen Tenaga Kerja.
Lampiran 4.1
TABEL. MATRIX EVALUASI/ PEMANTAUAN DAMPAK HIPOTETIK
2. Debit Air
KEGIATAN
A. PRAKONSTRUKSI
1. Perubahan tanah
2. Studi Kelayakan
3. Pendapatan
masyarakat
4. Perijinan
B. KONSTRUKSI
1. Pemasangan pondasi/
pancang
2. Penggalian tanah
untuk kolamrenang
3. Pengangkutan
material
4. Rekruitmen tenaga
kerja untuk pembang-
unan gedung
5. Pembangunan gedung/
sarana dan Prasarana
6. Transportasi
7. Pemanfaatan energi
Skala kepentingan dampak : 1 tidak penting, 2 kurangpenting, 3 cukup penting, 4. penting, 5 sangat penting
RANGKUMAN
Ruang lingkup kegiatan pemantauan lingkungan meliputi aspek fisika, kimia, biologi,
ekonomi dan budaya.
Pemantauan aspek fisika kimia meliputi kemungkinan terjadinya penurunan kualitas
udara, kebisingan, penurunan kualitas air,
Aspek biologi meliputi penurunan fitoplankton (flora akuatik) dan fauna akuatik.
Aspek sos,ek,bud meliputi kemungkinan terjadinya penularan penyekit, lalu lintas,
kamtibmas dan lain lain.
Tujuan pemantauan adalah untuk mengetahui dampak yang diperkirakan akan terjadi
selama berlangsungnya kegiatan.
Kegunaan pemantauan sebagai bahan informasi dan evaluasi atau umpan balik dalam
rangka pengelolaan lingkungan proyek maupun instansi lain yang terkait dan sebagai
bahan pertimbangan dalam mengelola lingkungan berikutnya.
Jaminan dalam upaya pemantauan lingkungan sesuai daftar simak mencakup ;
a. Pemantauan pelaksanaan proyek konstruksi .
b. Penerapan dan pelaksanaan uji coba operasional.
c. Penilaian hasil pelaksanaan pemantauan lingkungan.
Dampak yang terjadi pada tahap pra konstruksi umumnya aspek sosekbud dan dapat
dipantau dari :
a. Sumber dan karakteristik dampak.
b. Metode pemantauan dan tolok ukur dampak.
c. Waktu pemantauan.
d. Lokasi pemantauan.
Dampak yang terjadi pada tahap pelaksanaan konstruksi umumnya aspek Fisika-kimia,
biologi, sosial ekonomi & budaya, dan kelembagaan, masing masing dapat dipantau dari:
a. Sumber dan karakteristik dampak.
b. Metode pemantauan dan tolok ukur dampak.
c. Waktu pemantauan.
d. Lokasi pemantauan.
BAB V
AUDIT LINGKUNGAN PROYEK
5.1. UMUM
Prosedur ini digunakan sebagai panduan melaksanakan kegiatan audit dampak
Lingkungan terhadap pelaksanaan proyek.
Mencakup kegiatan perencanaan, persiapan, pelaksanaan sampai dengan
penyusunan laporan.
Tujuan dan sasaran yaitu memberikan panduan bagi kegiatan kegiatan yang
berhubungan dengan audit lingkungan untuk memverifikasi bahwa sistem
menajemen dampak lingkungan akibat pelaksanaan proyek telah diterapkan secara
efektif.
Permintaan tindakan koreksi yang diminta oleh auditor kepada pihak teraudit
dinamakan CAR (Corrective Action Request).
Audit Lingkungan yaitu kegiatan pemeriksaan yang sistimatis dan bebas
menentukan apakah kegiatan dan hasil yang berkaitan telah memenuhi sistem
manajemen dampak lingkungan secara efektif dan sesuai.
Seorang auditor adalah petugas yang akan melakukan audit dampak lingkungan
dan mempunyai kualifikasi untuk melakukan kegiatan audit dampak lingkungan.
Auditee adalah seorang atau unit kerja yang diaudit.
5.2. EVALUASI HASIL UKL (UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN) & UPL (UPAYA
PEMANTAUAN LINGKUNGAN)
1) Urutan kegiatan audit dampak lingkungan mengacu kepada diagram terlampir.
2) Rencana audit dampak lingkungan dibuat pada awal proyek.
3) Kegiatan audit sekurang kurangnya dilaksanakan 2 kali dalam periode proyek
yaitu pada akhir phase pra konstruksi dan pada akhir phase Konstruksi.
4) Auditor untuk setiap kegiatan audit ditetapkan dengan surat penetapan tugas
yang ditanda tangani oleh wakil manajemen (dimana dalam pelaksanaanya
auditor yang ditunjuk merupakan petugas yang independen dari tanggung jawab
dan tugas pada unit yang diaudit).
5) Kegiatan persiapan se kurang kurangnya terdiri dari :
a. Membuat jadwal audit dampak lingkungan yang fleksibel sesuai
keperluannya.
b. Menyiapkan dokumen dokumen yang digunakan selama audit dampak
lingkungan.
c. Menyiapkan formulir CAR, daftar pertanyaan yang diperlukan.
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) V-1
MODUL CMB-02 BAB V
Sistem Manajemen Lingkungan Proyek Audit Lingkungan Proyek
(Environmental Management Project)
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) V-2
MODUL CMB-02 BAB V
Sistem Manajemen Lingkungan Proyek Audit Lingkungan Proyek
(Environmental Management Project)
lingkungan yang sifatnya spesifik, dimana kewajiban yang satu secara otomatis
menghapuskan kewajiban lainnya kecuali terdapat kondisi-kondisi khusus yang
aturan dan kebijakannya ditetapkan oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup.
Kegiatan dan/atau usaha yang sudah berjalan yang kemudian diwajibkan menyusun
Audit Lingkungan tidak membutuhkan AMDAL baru.
2) Auditee :
a. Menyediakan semua sumber daya dan bukti kerja yang diminta auditor yang
diperlukan guna kelancaran audit dampak lingkungann serta bekerja sama
dengan auditor untuk mensukseskan pelaksanaan audit agar sesuai dengan
tujuannya.
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) V-3
MODUL CMB-02 BAB V
Sistem Manajemen Lingkungan Proyek Audit Lingkungan Proyek
(Environmental Management Project)
3) Wakil Manajemen :
a) Menetapkan surat penetapan tugas auditor dampak lingkungan
b) Mengevaluasi laporan hasil audit dampak lingkungan dan membahas rapat
tinjauan manajemen.
Kondisi khusus
1) Bila pemeriksaan menurut pertimbangan tidak memuaskan, maka auditor
berwenang untuk melakukan pemeriksaan ulang, demikian juga bila pelaporan
audit dampak lingkungan tidak memuaskan.
2) Perbedaan pendapat mengenai kategori temuan audit yang tidak terselesaikan
antara auditor dan auditee harus diselesaikan oleh auditor yang bersangkutan
dan wakil manajemen.
Rekaman
1) Surat penetapan tugas auditor dampak lingkungan.
2) Rencana audit.
3) Jadwal audit.
4) Laporan hasil audit.
5) Daftar hadir rapat pembukaan & Penutupan.
Lampiran
1) Bagan alir audit dampak lingkungan.
2) Formulir CAR.
3) Formulir laporan hasil audit.
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) V-4
MODUL CMB-02 BAB V
Sistem Manajemen Lingkungan Proyek Audit Lingkungan Proyek
(Environmental Management Project)
Lampiran 5.1
Bagan Alir Audit Dampak Lingkungan
Mulai
Rencana Audit
Dampak
Lingkungan
Persiapan
Tidak
CAR, Hasil
Audit yang Lengkap?
lalu, Jadwal
Audit Ya
Rapat
Pembukaan
Pemeriksaan
Evaluasi hasil
Audit
Rapat
Penutupan
Penyusunan
Laporan
Selesai
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) V-5
MODUL CMB-02 BAB V
Sistem Manajemen Lingkungan Proyek Audit Lingkungan Proyek
(Environmental Management Project)
RANGKUMAN
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) V-6
MODUL CMB-02 BAB V
Sistem Manajemen Lingkungan Proyek Audit Lingkungan Proyek
(Environmental Management Project)
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) V-7
MODUL CMB-02
Sistem Manajemen Lingkungan Proyek
(Environmental Management Project)
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous, Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 30 Tahun 2001 tentang
Pedoman Pelaksanaan Audit Lingkungan Hidup yang diwajibkan.
Anonymous, SNI 19 - 14004 – 2005 Panduan Umum tentang Prinsip, sistem dan teknik
pendukung Sistem Manajemen Lingkungan.