Anda di halaman 1dari 20

-1-

SPESIFIKASI TEKNIS DAN


SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

Pasal 1. URAIAN UMUM


A. Lokasi Pekerjaan
Uraian singkat mengenai lokasi pekerjaan :
Kegiatan : Bronjong/Turap/Proteksi
Kelurahan/ Desa : TemboE
Kecamatan : Burau
Kabupaten : Luwu Timur
Propinsi : Sulawesi Selatan

B. Uraian Umum Pekerjaan


1) Kegiatan :
 LANJUTAN PEMBUATAN BRONJONG SUNGAI
LEPA-LEPA

2) Termasuk dalam pekerjaan ini adalah :


a) Pekerjaan Persiapan
i) Pembuatan Papan Nama Proyek
ii) Pembuatan Direksi Keet dan Bangsal Kerja.
iii) Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank
iv) Administrasi Proyek
v) Mobilisasi Peralatan
vi) Pembersihan
b) Pekerjaan Tanah
i) Pekerjaan Galian Tanah
ii) Pekerjaan Timbunan Tanah

c) Pekerjaan Struktur dan Lain-Lainnya


i) Pekerjaan Pemasangan Bronjong Pabrikasi
ii) Pekerjaan Pemasangan Turap Kayu Klas II
iii) Pekerjaan Pasang ijuk

Pasal 2. GAMBAR-GAMBAR KONSTRUKSI

A. Semua pekerjaan sebagaimana yang telah diuraikan dalam pasal 1 perincian


uraian pekerjaan haruslah dilaksanakan sesuai dengan gambar, atau data dari
Direksi.
B. Bilamana Direksi menganggap perlu dan/atau atas permintaan Kontraktor
pelaksana, maka Direksi dapat memutuskan untuk menyerahkan tambahan
perincian gambar-gambar kepada Kontraktor.
Pasal 3. RKS DAN GAMBAR
A. Kontraktor wajib meneliti semua gambar dan RKS termasuk tambahan/
perubahannya yang dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan
(Aanwijzing).
B. Bila gambar tidak sesuai dengan RKS, maka RKS lah yang berlaku.
C. Bila sesuatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain, maka gambar yang
berskala lebih besar (lebih mendetail) yang berlaku.
D. Bila tetap masih ada perbedaan/keragu-raguan sehingga dalam pelaksanaan
menimbulkan kesalahan, pemborong wajib menanyakan pada pengawas teknik
dan pemborong mengikuti keputusannya.
E. Bila penyimpangan-penyimpangan dan keragu-raguan bisa menyebabkan
kesulitan-kesulitan dalam pelaksanaan pekerjaan, maka pemborong diminta
untuk mengkonsultasikan dengan Direksi dan mengikuti petunjuk-petunjuknya.

Pasal 4. RENCANA KERJA


A. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan dalam waktu 6 bulan atau
180 hari kalender , melihat kondisi pekerjaan yang sangat tergantung dengan
kondisi alam yang dipengaruhi oleh curah hujan yang sewaktu – waktu dapat
mengakibatkan permukaan air pada sungai meninggi sehingga menghambat
pakerjaan, maka diperlukan rencana dan strategi yang matang dalam hal sebagai
berikut :

CV. hexa perkasa konsultan RENCANA KERJA & SYARAT SYARAT TEKNIS(
RKS )
-2-

 Pekerjaan berlangsung secara kontinyu untuk mengejar target volume,


kuantitas dan kualitas.
 Menyusun dan melaksanakan sistem “shift pekerja” untuk menjaga mekanisme
kerja sehingga hasil yang dicapai maksimal.
 Ketersediaan dan pasokan material tidak boleh terputus sebagaimana target
volume pekerjaan.
B. Sebelum pekerjaan lapangan dimulai, pemborong wajib membuat rencana kerja
pelaksanaan.
C. Rencana Kerja tersebut harus diminta persetujuan terlebih dahulu kepada
pengawas, paling lambat dalam satu minggu setelah SPK diterima pemborong,
rencana kerja yang disetujui akan dijalankan oleh pengawas.
D. Pemborong wajib memberikan salinan rencana kerja rangkap 4 (empat) kepada
pengawas. Satu salinan rencana kerja harus ditempel pada dinding bangsal
(Direksi Keet) yang selalu diikuti dengan gambar kemajuan pekerjaan (progress
pekerjaan).
E. Pengawas akan menilai prosentase pekerjaan pemborong berdasarkan rencana
kerja tersebut.

Pasal 5. PELAKSANAAN DI LAPANGAN


A. Pemborong wajib memberitahukan kepada Direksi/ Pengawas Lapangan bila akan
memulai pekerjaan atau sesuatu bagian pekerjaan dengan Request Sheet.
Pemborong dapat memulai pekerjaan apabila Request Sheet telah ditandatangani
oleh Konsultan Supervisi dan Direksi. Hal-hal mengenai pekerjaan yang tidak
dilengkapi dengan Request Sheet tidak akan diperhitungkan oleh Direksi.
B. Pekerjaan pengukuran, penentuan batas dan penempatan bangunan dan
sebagainya dikerjakan sendiri oleh Konsultan Pengawas dan Direksi. Hal-hal
mengenai pekerjaan yang tidak dilengkapi dengan Request Sheet tidak akan
diperhitungkan oleh Direksi.
C. Pemborong tidak diperbolehkan merubah sesuatu yang terdapat dalam RKS
sebelum berunding dan mendapatkan persetujuan tertulis dari pihak Kegiatan.
D. Perbaikan/penentuan ukuran atau gambar konstruksi yang kurang jelas, hanya
dapat dikerjakan oleh pemborong setelah mendapat persetujuan tertulis dari
pihak Kegiatan.
E. Semua bahan-bahan yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan harus
sesuai dengan contoh yang telah mendapatkan persetujuan dari
Direksi/Pengawas Lapangan.
F. Pelaksana harus mengadakan peralatan kerja sesuai dengan kebutuhan
pelaksanaan dan mendapat persetujuan Direksi.
G. Selama waktu pelaksanaan, pemborong diharuskan menetapkan minimal seorang
pelaksana/pengawas pekerjaan tetap (unit voerder) yang cakap dan mampu
serta bertanggungjawab atas jalannya pelaksanaan pekerjaan.

Pelaksana/Pengawas yang ditetapkan harus dilaporkan dan mendapat persetujuan


Direksi.

Pasal 6. PENGUKURAN KEMBALI DAN PEMATOKAN


A. PENGUKURAN KEMBALI
 Sebelum memulai pekerjaan pemborong harus mengadakan pengukuran
kembali dengan teliti elevasi dasar saluran, permukaan tanah, ketinggian
tanggul dan jalan atau elevasi lainnya sesuai permintaan Direksi. Semua
pengukuran kembali harus dikaitkan terhadap titik tetap yang terdekat.
 Alat-alat ukur yang digunakan harus dalam keadaan berfungsi baik dan
sebelum pekerjaan dimulai semua alat ukur yang akan dipakai harus mendapat
persetujuan Direksi, baik dari jenisnya maupun kondisinya.
 Alat-alat yang dipergunakan adalah waterpass lengkap dengan statif dan
rambu-rambunya, theodolit lengkap dengan statif dan rambu-rambunya,
meteran, dan alat lainnya sesuai dengan instruksi Direksi.
 Cara pengukuran ketepatan hasil pengukuran toleransi salah tutup, dan
pembuatan serta pemansangan patok bantu akan ditentukan oleh Direksi.
 Apabila terdapat perbedaan antara elevasi yang tercantum dalam gambar
dengan hasil pengukuran ulang maka Direksi akan memutuskan hal itu.

CV. hexa perkasa konsultan RENCANA KERJA & SYARAT SYARAT TEKNIS(
RKS )
-3-

 Apabila terdapat perbedaan dalam pengukuran kembali, maka pengukuran


ulang menjadi tanggungjawab pemborong.
 Pemborong bertanggungjawab penuh atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan
menurut peil-peil dan ukuran dalam gambar dan uraian/syarat-syarat
pelaksanaan itu.

B. PEMATOKAN
 Pemborong mengerjakan pematokan untuk menentukan Letak Bangunan
sesuai dengan gambar rencana. Pekerjaan ini harus seluruhnya telah disetujui
oleh Direksi sebelum memulai pekerjaan selanjutnya. Direksi dapat melakukan
revisi pemasangan patok tersebut dan pemborong harus mengerjakan revisi
tersebut sesuai dengan petunjuk Direksi.
 Hanya hasil pengukuran yang telah disetujui oleh Direksi dapat digunakan
sebagai dasar untuk pembangunan.
 Pemborong wajib menyediakan alat-alat ukur dan perlengkapannya, juru-juru
ukur dan pekerja-pekerja yang diperlukan oleh Direksi untuk melakukan
pengawasan/pengujian hasil pematokan atau pekerjaan lain yang serupa.
 Pembuatan dan pemasangan papan dasar pelaksanaan (bouwplank) termasuk
pekerjaan pemborong dan harus dibuat dari kayu jenis kelas II yang tidak
berubah oleh cuaca. Pemasangannya harus kuat dan permukaan atasnya rata
dan sifat datar (waterpass).
 Semua tanda-tanda (rambu-rambu lalu lintas) dilapangan harus disediakan dan
dipasang sendiri oleh pemborong dan harus tetap dipelihara dan dijaga dengan
baik. Apabila ada tanda-tanda yang rusak harus segera diganti.
 Pada keadaan dimana ada penyimpangan dari gambar rencana, pemborong
harus mengajukan 3 (tiga) lembar gambar penampang dari daerah yang
dipatok. Direksi akan membubuhkan tanda tangan persetujuan atau
pendapat/revisi pada satu lembar gambar tersebut dan mengembalikannya
kepada pemborong. Setelah diperbaiki, pemborong harus mengajukan kembali
gambar yang oleh Direksi diminta untuk direvisi.
 Gambar tersebut harus digambar kembali diatas kertas kalkir dan setelah
disetujui oleh Direksi, maka Pemborong akan menyerahkan kepada Direksi
gambar asli dan 3 (tiga) lembar hasil produksinya sebagai SHOP DRAWING.

Pasal 7. BAHAN-BAHAN UMUM


A. KAWAT IKAT
 Kawat yang dipergunakan untuk keranjang/anyaman bronjong adalah
pabrikasi, yang telah ditetapkan dalam gambar kerja atau yang disetujui oleh
direksi.
 Diameter kawat untuk bronjong adalah 2,7 mm, sedang kawat untuk bagian
sisi menggunakan kawat diameter3,4 mm bahan kaat adalah steinles steel.
 Ukuran keranjang bronjong adalah 200 x 100 x 50 cm dengan kapsitas isi batu
1m3 perkeranjang bronjong yang dibuat dari pabrik yang mempunyai Standar
Nasional Indonesia (SNI). Keranjang bronjong yang didatangkan oleh
kontraktor harus disertai sertifikat dari pabrik.
 Untuk menghindari terjadinya guling pada pasangan batu bronjong sebaiknya
diikat dengan kawat penghubung antar bronjong menggunakan kawat diameter 3
mm.

 B. BATU KALI / GUNUNG (BELAH)/TURAP KAYU


 Sebelum batu diisikan kedalam kawat/keranjang bronjong agar dipasang turap
kayu diameter 4 “ untuk menahan pasangan batu agar tidak hanyut bila terjadi
banjir besar.
 Batu yang digunakan untuk pasangan pada tebing terdiri dari batu Gunung /
Belah atau batu kali dimana diameter harus lebih besar dari 15 cm, bentuk
tidak pipih, diameter minimal 15 cm.

Pasal 8. PEKERJAAN TANAH


A. LINGKUP PEKERJAAN
CV. hexa perkasa konsultan RENCANA KERJA & SYARAT SYARAT TEKNIS(
RKS )
-4-

Semua pekerjaan penting untuk penggalian, timbunan dan pekerjaan tanah


lainnya yang diperlukan harus dilaksanakan sesuai dengan kontrak dan petunjuk
dari Direksi. Galian tanah digali dengan menggunakan alat Excavator.

B. PEMBERSIHAN LAPANGAN
Lokasi pekerjaan yang telah diserahkan Direksi harus dibersihkan dari pohon,
semak, sampah, dan bahan lain yang tidak diperlukan pada daerah sekitar lokasi
pekerjaan, kecuali bila diperintahkan lain oleh Direksi.

C. PENGUPASAN AKAR TANAMAN DAN HUMUS

 Bilamana terdapat akar tanaman atau tonggak kayu yang lebih dalam, harus
dicabut sampai bersih dan dibuang atau ditimbun di tempat yang telah ditunjuk
oleh Direksi.
 Tanah tempat kedudukan bangunan harus bersih dari bahan-bahan organis.
 Tempat dimana ada timbunan pilihan, maka lapisan humus atau permukaan
harus distripping + 20 cm.

D. TANAH URUGAN/TIMBUNAN/IJUK

 Sebelum Urugan tanah dilaksanakan bagian belakang bronjong yang akan


ditimbun dipasang ijuk sebagai lapisan peresap agar material timbunan tidak
ikut terbawa air bila hujan.
 Tanah urugan harus bebas dri potongan-potongan kayu, akar-akar tanaman
serta segala macam kotoran yang mudah lapuk.
 Penimbunan tanah dilaksanakan lapis demi lapis dengan tebal maksimum 20
cm, sambil dipadatkan secara manual juga disiram air secara kontinyu sampai
padat.
 Sisa material dibuang agar tidak merusak pemandangan, bersih dan tidak
kembali mengotori saluran, terutama pada musim hujan.

Pasal 9. CATATAN LAIN-LAIN DAN KETERANGAN TAMBAHAN

A. Keterlambatan pekerjaan akibat kekurangan bahan, tenaga kerja, alat


sepenuhnya menjadi tanggungjawab Kontraktor.
B. Kelalaian terhadap perintah/instruksi dari Direksi dan pengawas lapangan
mengakibatkan sanksi dapat diberlakukan.
C. Pekerjaan yang tidak diterima oleh Direksi dan pengawas lapangan dapat
diulangi untuk dibangun kembali sesuai spesifikasi dengan biaya Kontraktor.
D. Kerusakan fasilitas umum akibat kelalaian kontraktor menjadi tanggungjawab
sepenuhnya dari kontrktor pelaksana.
E. Kerusakan-kerusakan kepemilikan pribadi/orang perorangan seperti pagar
penduduk dan semacamnya merupakan tanggungjawab Kontraktor.
F. Setiap kegiatan dalam pelaksanaan pekerjaan harus dinyatakan dalam Berita
Acara
dan ditandatangani oleh Pelaksana dan Direksi Harian (Pengawas Lapangan).

CV. hexa perkasa konsultan RENCANA KERJA & SYARAT SYARAT TEKNIS(
RKS )
A. BENTUK RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK
(RK3K)

CONTOH
I. BENTUK RK3K USULAN PENAWARAN

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


.................
KONTRAK (RK3K)
[Logo & Nama [digunakan untuk usulan penawaran]
Perusahaan]

DAFTAR ISI
A. Kebijakan K3
B. Perencanaan K3
B.1. Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian Risiko K3, Program
K3, dan Biaya K3
B.2. Pemenuhan Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan Lainnya
C. PengendalianOperasional K3

A. KEBIJAKAN K3
................................................................................................................................................
[diisi oleh penyedia jasa berupa pernyataan tertulis yang berisi komitmen untuk
menerapkan K3 berdasarkan skala risiko dan peraturan perundang-undangan K3
yang dilaksanakan secara konsisten]
A.1. Perusahaan Penyedia Jasa harus menetapkan Kebijakan K3 pada
kegiatan konstruksi yang dilaksanakan.
A.2. Kebijakan K3 yang ditetapkan harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
1. Mencakup komitmen untuk mencegah kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja serta peningkatan berkelanjutan SMK3;
2. Mencakup komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-
undangan dan persyaratan lain yang terkait dengan K3;
3. Sebagai kerangka untuk menyusun sasaran K3.

B. PERENCANAAN K3
Di dalammembuatrencana K3, PPK
memberikanidentifikasiawaldanpenyediajasaharusmenyampaikanpengendal
ianrisikopadasaatpenawaranberdasarkanidentifikasiawaltersebut.
B.1. Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian Risiko K3,
Program K3, Dan Biaya
Penyusunan Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian
Risiko K3, Program K3, dan Biaya K3 sesuai dengan format pada Tabel
1.

1
TABEL 1. IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO, PENGENDALIAN RISIKO K3, PROGRAM K3, DAN BIAYA
[digunakan untuk usulan penawaran]

Nama Perusahaan : ..................


Kegiatan : ..................
halaman : ….. / …..

NO URAIAN PEKERJAAN IDENTIFIKASI BAHAYA SASARAN K3 PROYEK PENGENDALIAN RISIKO K3 PROGRAM SUMBER DAYA BIAYA (Rp)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


1 Papan Nama Proyek Nihil kecelakaan fatal 1.1 Penggunaan turap 1. Bahan (Turap, peralatan kerja, Diisi dengan biaya untuk
2 Pembuatan Direksi Keet dll) pengadaan bahan dan
3 Pengukuran dan Pemasangan 2. SDM (diisi dengan jumlah rekruitmen SDM
Bouwplank SDM yang diperlukan dan
4 Administrasi Proyek kualifikasi sesuai dengan yang
5 Mobilisasi dan Demobilisasi dibutuhkan)
6 Pembersihan

1 1.2 Menyusun instruksi kerja 1. SDM menyusun instruksi kerja Diisi dengan biaya untuk
Pek.Galian Tanah Biasa Longsoran Tanah Bagian atas 2. Sosialisasi instruksi kerja (..... penyusunan instruksi kerja,
bekas galian kali) pencetakan bahan, dan
sosialisasi dokumen

2 Timbunan Tanah Runtuhnya Tumpukan


material Timbunan tanah

3 Pek. Pasangan Bronjong Tertimpa/Terjepit Batu pada


Pabrikasi saat menyusun batu kedalam
keranjang bronjong

4 Pek. Turap Kayu d = 4 “ P=2 m Telapak tangan melepuh


serta resiko tertimpa hammer
pada saat memancang turap
kayu kedalam tanah

2
5 Pek. Pemasangan ijuk/filter Resiko jari tangan dan kaki
terjepit batu dan timbunan
tanah

1.3 Menggunakan rambu Pengadaan rambu dan barikade Diisi dengan kebutuhan biaya
peringatan dan barikade untuk pengadaan
1.4 Melakukan pelatihan kepada 1. Instruktur Diisi dengan biaya untuk
pekerja 2. Materi/modul instruktur dan pencetakan
materi/modul serta
penyelenggaraan pelatihan
Ketentuan Pengisian Tabel 1:
1. Kolom (1), (2) dan (3) diisi oleh PPK di dalam dokumen pengadaan;
2. Kolom (4) sampai dengan (7) diisi oleh Penyedia Jasapada saat penawaran;

3
4
5
B.2. Pemenuhan Perundang-Undangan dan Persyaratan Lainnya
Daftar Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 yang
digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan SMK3 Konstruksi
Bidang PU antara lain sebagai berikut:
1. UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;
2. PeraturanPemerintahNomor 50 tahun 2012 tentangPenerapan
SMK3;
3. Peraturan Mentri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2014
tentang Pedoman sistim menejemen keselamatan dan kesehatan kerja
(SMK3) Konstruksi bidang Pekerjaan Umum .

PT/CV/Firma/Kemitraan (KSO) .........................


[pilih yang sesuai dan cantumkan nama]

..........................
Jabatan

6
II. BENTUK RK3K PELAKSANAAN PEKERJAAN
Dibuat oleh penyedia jasa pada saat pelaksanaan kontrak, dibahas dan
ditetapkan oleh PPK pada saat rapat persiapan pelaksanaan.

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


.................
KONTRAK (RK3K)
[Logo & Nama
Perusahaan] [digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan]

DAFTAR ISI
A. Kebijakan K3
B. Organisasi K3
C. Perencanaan K3
C.1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko
K3, Penanggung Jawab
C.2. Pemenuhan Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan Lainnya
C.3. Sasaran dan Program K3
D. PengendalianOperasional K3
E. PemeriksaandanEvaluasiKinerja K3
F. Tinjauan UlangKinerja K3

A. KEBIJAKAN K3
[Berupa pernyataan tertulis yang berisi komitmen untuk menerapkan K3
berdasarkan skala risiko dan peraturan perundang-undangan K3 yang
dilaksanakan secara konsisten dan harus ditandatangani oleh manajer
proyek/kepala proyek]
A.1. Perusahaan Penyedia Jasa harus menetapkan Kebijakan K3 pada
kegiatan konstruksi yang dilaksanakan.
A.2. kepala proyek/project manager harus mengesahkan Kebijakan K3
A.3. Kebijakan K3 yang ditetapkan harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
1. Mencakup komitmen untuk mencegah kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja serta peningkatan berkelanjutan SMK3;
2. Mencakup komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-
undangan dan persyaratan lain yang terkait dengan K3;
3. Sebagai kerangka untuk menyusun sasaran K3.

7
B. ORGANISASI K3
Contoh:

Penanggung Jawab K3

Emergency/ P3K Kebakaran


kedaruratan

C. PERENCANAAN K3
Penyedia jasa wajibmembuat Identifikasi Bahaya, PenilaianRisiko, Skala
Prioritas,PengendalianRisiko K3, dan Penanggung Jawabuntukdiserahkan,
dibahas, dandisetujui PPKpadasaatRapatPersiapanPelaksanaanKontrak/Pre
Construction Meeting (PCM) sesuailingkuppekerjaan yang
akandilaksanakan.
C.1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko
K3, dan Penanggung Jawab
Penyusunan Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas,
Pengendalian Risiko K3, dan Penanggung Jawab sesuai dengan format
pada Tabel 1.

8
9
TABEL 1. IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO, SKALA PRIORITAS, PENGENDALIAN RISIKO K3, DAN PENANGGUNG
JAWAB

Nama Perusahaan : ..................


Kegiatan : ..................
Lokasi : ..................
Tanggal dibuat : .................. halaman : ….. / …..

PENILAIAN RISIKO
PENANGGUNG
SKALA PENGENDALIAN
NO URAIAN PEKERJAAN IDENTIFIKASI BAHAYA TINGKAT JAWAB
KEKERAPAN KEPARAHAN PRIORITAS RISIKO K3
RISIKO (Nama Petugas)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)


1 Pekerjaan galian pada Tertimbun 3 3 9 1 1.1. Penggunaan
basement bangunan gedung (Tinggi) turap Pengawas
dengan kondisi tanah labil 1.2. Menggunakan lapangan/
metode quality engineer
pemancangan
1.3. Menyusun
instruksi kerja
pekerjaan galian
1.4. Menggunakan
rambu peringatan
dan barikade

1.5. Melakukan
pelatihan kepada
pekerja

1.6 Pengunaan APD


yang sesuai

Dst.

10
Ketentuan Pengisian Tabel 1:
Kolom (1) : Nomoruruturaianpekerjaan.
Kolom (2) : Diisi seluruh item pekerjaan yang mempunyai risiko K3
yang tertuang di dalam dokumen pelelangan.
Kolom (3) : Diisidenganidentifikasibahaya yang akantimbul dari
seluruh item pekerjaan yang mempunyairisiko K3.
Kolom (4) : Diisi dengan nilai (angka) kekerapan terjadinya
kecelakaan.
Kolom (5) : Diisi dengan nilai (angka) keparahan.
Kolom (6) : Perhitungan tingkat risiko K3 adalah nilai kekerapan x
keparahan.
Kolom (7) : Penetapanskalaprioritasditetapkanberdasarkan item
pekerjaan yang mempunyaitingkatrisiko K3 tinggi,
sedangdankecil, denganpenjelasan: prioritas 1
(risikotinggi), prioritas 2 (risikosedang), danprioritas 3
(risikokecil). Apabila tingkat risiko dinyatakan tinggi,
maka item pekerjaan tersebut menjadi prioritas utama
(peringkat 1) dalam upaya pengendalian.
Kolom (8) : Diisi bentuk pengendalian risiko K3. Bentuk pengendalian
risiko menggunakan hirarki pengendalian risiko
(Eliminasi, Substitusi, Rekayasa, Administrasi, APD), diisi
oleh Penyedia Jasa pada saat penawaran (belum
memperhitungkan penilaian risiko dan skala prioritas.
Keterangan :
1. Eliminasi adalah mendesain ulang pekerjaan atau
mengganti material/ bahan sehingga bahaya dapat
dihilangkan atau dieliminasi.
Contoh: seorang pekerja harus menghindari bekerja
di ketinggian namun pekerjaan tetap dilakukan
dengan menggunakan alat bantu.
2. Substitusi adalah mengganti dengan metode yang
lebih aman dan/ atau material yang tingkat
bahayanya lebih rendah.
Contoh: penggunaan tangga diganti dengan alat
angkat mekanik kecil untuk bekerja di ketinggian.
3. Rekayasa teknik adalah melakukan modifikasi
teknologi atau peralatan guna menghindari terjadinya
kecelakaan.
Contoh: menggunakan perlengkapan kerja atau
peralatan lainnya untuk menghindari terjatuh pada
saat bekerja di ketinggian .
4. Administrasi adalah pengendalian melalui
pelaksanaan prosedur untuk bekerja secara aman.
Contoh: pengaturan waktu kerja (rotasi tempat kerja)
untuk mengurangi terpaparnya/ tereksposnya pekerja
terhadap sumber bahaya, larangan menggunakan

11
telepon seluler di tempat tertentu, pemasangan
rambu-rambu keselamatan .
5. APD adalah alat pelindung diri yang memenuhi
standard dan harus dipakai oleh pekerja pada semua
pekerjaan sesuai dengan jenis pekerjaannya.
Contoh: Pemakaian kacamata las dan sarung tangan
kulit pada pekerjaan pengelasan.
Kolom (9) Diisi penanggung jawab (nama petugas) pengendali risiko
:
K3.
C.2. Pemenuhan Perundang-Undangan dan Persyaratan Lainnya
Daftar Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 yang
digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan SMK3 Konstruksi Bidang
PU antara lain sebagai berikut :
1. UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;
2. PeraturanPemerintahNomor 50 tahun 2012 tentangPenerapan
SMK3;
3. ............. [diisi Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 lainnya
yang digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan SMK3 Konstruksi
Bidang PU]
C.3. Sasaran dan Program K3
C.3.1. Sasaran
1. Sasaran Umum:
Nihil Kecelakaan Kerja yang fatal (Zero Fatal Accidents) pada
pekerjaan konstruksi.
2. Sasaran Khusus:
Sasaran khusus adalah sasaran rinci dari setiap pengendalian
risiko yang disusun guna tercapainya Sasaran Umum, contoh
sebagaimana Tabel 2. Penyusunan Sasaran dan Program K3.
C.3.2. Program K3
Program K3 meliputi sumber daya, jangka waktu, indikator pencapaian,
monitoring, dan penanggung jawab, contoh sebagaimana Tabel 2.
Penyusunan Sasaran dan Program K3.

12
TABEL 2. TABEL PENYUSUNAN SASARAN DAN PROGRAM K3
Nama Perusahaan : ..................
Kegiatan : ..................
Lokasi : ..................
Tanggal dibuat : ..................

SASARAN KHUSUS PROGRAM


PENGENDALIAN TOLOK SUMBER JANGKA
NO URAIAN PEKERJAAN URAIAN INDIKATOR MONITORIN PENANGGU BIAYA (Rp)
RISIKO UKUR DAYA WAKTU
PENCAPAIAN G NG JAWAB

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
1 Pekerjaan galian 1.1. Penggunaan Seluruh Penggunaan - Bahan Sebelum Turap Checklist Pengawas
pada basement turap pekerjaan turap (Turap, bekerja harus terpasang /petugas
bangunan gedung galian memenuhi peralatan sudah sesuai gambar terkait
dengan kondisi tanah dipastikan spesifikasi kerja, dll lengkap dan spesifikasi
labil memenuhi …… yang terkait)
prinsip (ditetapkan - SDM
keselamatan quality sesuai
enginering) dengan
kebutuhan

1.2. Menggunakan Tersedianya Sesuai Dokumen Sesuai jadwal Tertib Checklist Quality
metode metode dengan (manual pelaksanaan melaksanakan Enginering
pemancangan metode yang instruction/ sesuai metode
telah petunjuk
ditetapkan kerja
1.3. Menyusun Tersedianya Sesuai Dokumen Sesuai jadwal Tertib Checklist Quality
instruksi kerja instruksi kerja dengan petunjuk pelaksanaan melaksanakan Enginering
pekerjaan galian instruksi kerja petunjuk kerja
kerja

13
SASARAN KHUSUS PROGRAM
PENGENDALIAN TOLOK SUMBER JANGKA
NO URAIAN PEKERJAAN URAIAN INDIKATOR MONITORIN PENANGGU BIAYA (Rp)
RISIKO UKUR DAYA WAKTU
PENCAPAIAN G NG JAWAB

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
1.4. Menggunakan Seluruh lokasi Rambu dan - Rambu dan Sebelum 100% sesuai Checklist Petugas K3
rambu peringatan galian barikade barikade bekerja harus standar
dan barikade diberikan standar - SDM sudah
rambu dan (Dicari sesuai lengkap
barikade contor dari dengan
standar jasa marga, kebutuhan
NFPA)
1.5. Melakukan Seluruh Lulus tes dan Instruktur, Sebelum 100% lulus Evaluasi hasil Petugas K3,
pelatihan kepada pekerja paham program, bekerja harus dan paham penyuluhan/p unit
pekerja terkait telah mengenai materi/mod sudah terlatih elatihan pelatihan/H
mengikuti sistem ul, tes RD
pelatihan dan keselamatan pemahaman,
penyuluhan galian dan peserta.

1.6 Pengunaan Seluruh - SNI helm, Masker, Sebelum 100% sesuai Disediakan Inspektor
APD yang sesuai pekerja masker & sepatu bekerja harus standar petugas yang K3/petugas
menggunaka sepatu keselamatan, sudah melakukan pengawas
n APD (Dicari) pelindung lengkap pengawasan pelaksanaan
standar - Jumlah kepala selama pekerjaan
pekerja pekerjaan
galian
berlangsung

14
KetentuanPengisianTabel2.:
Kolom (1) : Nomorurutkegiatan.
Kolom (2) : Diisi seluruh item pekerjaan yang mempunyai risiko K3
yang tertuang di dalam dokumen pelelangan.
Kolom (3) : Diisi pengendalian risiko merujuk pada Tabel 1. kolom
(8).
Kolom (4) : Diisi uraian dari sasaran khusus yang ingin dicapai
terhadap pengendalian risiko pada kolom (3).
Kolom (5) : Tolok ukur merupakan ukuran yang bersifat kualitatif
ataupun kuantitatif terhadap pencapaian sasaran pada
kolom (4)
Kolom (6) : Diisi sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan
program kerja atas sasaran yang hendak dicapai dari
kolom (5)
Kolom (7) : Diisi jangka waktu yang ditetapkan untuk melaksanakan
program kerja atas sasaran khusus yang hendak dicapai.
Kolom (8) : Indikator pencapaian adalah ukuran keberhasilan
pelaksanaan program.
Kolom (9) : Diisi bentuk-bentuk monitoring yang dilaksanakan dalam
rangka memastikan bahwa pencapaian sasaran dipenuhi
sepanjang waktu pelaksanaan
Kolom(10) : Penanggungjawabpelaksana program
Kolom(11) : Diisi biaya kebutuhan pelaksanaan program

D. PengendalianOperasional
Pengendalian operasional berupa prosedur kerja/petunjuk kerja, yang harus mencakup
seluruh upaya pengendalian pada Tabel 2., diantaranya :
1. Menunjuk Penanggung Jawab Kegiatan SMK3 yang dituangkan dalam Struktur
Organisasi K3 beserta Uraian Tugas.
2. Upaya pengendalian berdasarkan lingkup pekerjaan sesuai pada contoh Tabel 2.;
3. Prediksi dan rencana penanganan kondisi keadaan darurat tempat kerja;
4. Program-program detail pelatihansesuaipengendalianrisiko padacontohTabel2.;
5. Sistem pertolongan pertama pada kecelakaan;
6. Disesuaikan kebutuhan tingkat pengendalian risiko K3 seperti yang tertera pada contoh
Tabel 1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko K3,
dan Penanggung Jawab.

E. PemeriksaandanEvaluasiKinerja K3
Kegiatanpemeriksaandanevaluasikinerja K3 dilakukanmengacupadakegiatan yang
dilaksanakanpadabagianD. (PengendalianOperasional)
berdasarkanupayapengendalianpadabagianC (Perencanaan K3) sesuaidenganuraianTabel
2. (sasarandan program K3).

15
F. TinjauanUlang K3
Hasil pemeriksaan dan evaluasi kinerja K3 pada bagian E. diklasifikasikan dengan kategori
sesuai dan tidak sesuai tolok ukur sebagaimana ditetapkan pada tabel 2. Sasaran dan
Program K3.
Hal-hal yang tidak sesuai, termasuk bilamana terjadi kecelakaan kerja dilakukan
peninjauan ulang untuk diambil tindakan perbaikan.

Dibuat oleh,

[Penanggung Jawab Lapangan/Team Leader]

( …………………………)
Penyedia Jasa

16

Anda mungkin juga menyukai