NIM : 155090700111006
Seismik Akif
Metode seismic aktif dibagi menjadi dua yaitu metode seismic refleksi dan metode
seismic refraksi.
Seismik Refleksi
Dalam seismik refleksi, analisis dikonsentrasikan pada energi yang diterima setelah
getaran awal diterapkan. Secara umum, sinyal yang dicari adalah gelombang-gelombang
yang terpantulkan dari semua interface antar lapisan di bawah permukaan.
Analisis yang dipergunakan dapat disamakan dengan ‘echo sounding’ pada teknologi
bawah air, kapal, dan sistem radar. Informasi tentang medium juga dapat diekstrak dari
bentuk dan amplitudo gelombang refleksi yang direkam. Struktur bawah permukaan dapat
cukup kompleks, tetapi analisis yang dilakukan masih sama dengan seismik refraksi, yaitu
analisis berdasarkan kontras parameter elastisitas medium.
Seismik Refraksi
Seismik refraksi adalah metoda geofisika eksplorasi yang menggunakan
sifat pembiasan gelombang seismik untuk mempelajari keadaan bawah permukaan.
Asumsi dasar yang digunakan menggunakan pendekatan bahwa batas-batas perlapisan
batuanmerupakan bidang datar dan miring, terdiri dari satu lapis atau banyak lapis, serta
kecepatan seismik bersifat seragam pada setiap lapisan.
Umumnya seismik refraksi digunakan untuk memperkirakan kedalaman lapisan
batuan yang lapuk, tetapi dapat pula digunakan untuk mendeteksi lapisan lain di bawah zona
pelapukan tersebut.
Sasaran
Zona permeable, suhu dan pergerakan fluida yang cukup tinggi. Sehingga, fokus
dalam eksplorasi geotermal seismik adalah pemetaan sedimen dalam dan struktur ruang
bawah tanah seperti patahan dan zona fraktur.
Tantangan
Sebagian besar reservoir dalam Enhanced Geothermal System (EGS) ditempatkan di
Basement Batuan keras daripada di sedimen. Karena, kontras impedansi dan koefisien
refleksi antara sebagian besar batuan kristal lebih kecil daripada batuan sedimen, rasio signal-
to-noise (S / N) akan rendah, sehingga lebih sulit untuk menggambarkan struktur di ruang
bawah tanah.
Advanced seismic processing techniques
Seismik attribute adalah jumlahan yang dapat berasal dari data seismik untuk
mengekstrak informasi struktural dan litologi dari bawah permukaan. Azimuth dan dip
attribute, koherensi, kelengkungan dan dekom posisi spektral telah digunakan untuk
mengkarakteri- sasi zona fraktur secara rinci. Atribut ini dan juga atribut lainnya dapat diuji
lebih lanjut untuk mengevaluasi potensi pemetaan fraktur basemen kristal. Aplikasi analisis
atribut dalam eksplorasi panas bumi untuk meningkatkan visibilitas zona rekahan.
Kelebihan Kekurangan
Kelebihan Kekurangan
Kelebihan Kelemahan
Pengembangan model untuk interpretasi tidak Model yang dibuat di ddesain untuk
terlalu sulit dilakukan menghasilkan waktu jalar teramati
Seismik Pasif
Metode seismik pasif adalah metode yang memanfaatkan gelombang seismik dari
alam dengan frekuensi rendah yang dapat digunakan untuk pemantauan aktivitas gunung api,
pemantauan patahan aktif, strategi mitigasi bencana dalam gempa bumi dan perkiraan
bencana gempa bumi, dan untuk pemantauan sistem panas bumi.
Dalam hal arah propagasi berlawanan, gelombang berge-rak dengan kecepatan yang
jauh lebih besar, yang sekarang 2π(f1+f2)/(k1-k2) dengan k1 dan k2 nomor gelombang dari
gelombang air yang berinteraksi.
Untuk kereta gelombang dengan perbedaan frekuensi yang sangat kecil (dan dengan
demikian bilangan gelombang), pola kelompok gelombang ini mungkin memiliki
kecepatan yang sama dengan gelombang seismik, antara 1500 dan 3000 m / detik, dan akan
membangkitkan mode akustik-seismik yang memancar jauh.
Analisa mikroseismik ini, sama halnya seperti analisa kegempaan, namun analisa
gempa tektonik, kita berbicara tentang gempa dalam skala besar (>5 SR), pada analisa
mikroseismik untuk monitoring geotermal dilakukan pada gempa-gempa kecil (kurang dari 1
SR). Dalam analisa gempa tektonik, dilakukan analisa untuk menentukan
hiposenter/episenter gempa, demikian juga halnya pada monitoring sumur geotermal, dengan
mengamati gempa-gempa kecil, dapat ditentukan sumber gempa dibawah permukaan bumi di
lapangan geotermal yang berhubungan dengan retakan-retakan kecil (fracture). Fracture ini
nantinya yang menggambarkan pergerakan fluida yang diinjeksi dari sumur permukaan.
Studi Kasus 1
Identifikasi Struktur Bawah Permukaan dan Kontak Batuan dengan Menggunakan Metode
Seismik Refraksi pada Daerah Songgoriti, Batu Jawa Timur
Tujuan Penelitian
a) Identifikasi struktur bawah permukaan di kawasan Songgoriti.
b) Identifikasi kecepatan gelombang dibawah permukaan kawasan Songoriti
Batasan Masalah
1. Daerah akuisisi berada di kawasan Songgoriti, Batu.
2. Metode geofisika yang digunakan adalah metode seismik refraksi. Metode ini dipilih
karena digunakan untuk menentukan litologi dan struktur geologi yang relatif
dangkal.
Metodologi
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 21-28 November 2017 bertempat di lingkungan
wilayah Songgoriti, Batu, Jawa Timur. Akuisisi dilakukan pada lintasan sebanyak 12 line
forward dan 12 line Reverse, yaitu masing-masing kelompok akuisisi di 4 line fordwar dan 4
line reverse. Daerah akuisisi berada pada ketinggian 1030m sampai 1049 m.
Didapatkan jenis lapisan yang berbeda-beda pada setiap line pengukuran dimana lapisan
tersebut berupa tanah, tanah berongga, Pasir kering,
Kesimpulan
Dari hasil pengolahan data diperoleh struktur bawah permukaan permukaan yang
diperkirakan terdiri dari lapisan tanah berongga dengan kisaran kecepatan gelombang 129
m/s – 197 m/s. Selanjutnya adalah lapisan tanah dengan kisaran kecepatan gelombang 1860
m/s – 393 m/s. Lalu lapisan pasir kering dengan kisaran kecepatan gelombang 426 m,s – 474
m/s.
Studi Kasus 2
Penentuan Pusat Aktivitas Hidrotermal Daerah Cangar, Jawa Timur, Berdasarkan Analisis
Pergerakan Partikel (Paerticle Motion)
Pendahuluan
Geothermal merupakan sumber energi alami yang berasal dari interaksi batuan dan
aliran panas yang ada di dalam bumi. Potensi panas bumi di Indonesia mencapai 40% dari
sumber panasbumi dunia yang tersebar dari Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara hingga
Sulawesi. Salah satu daerah yang memiliki potensi panasbumi di Jawa Timur yaitu di
pemandian air panas Cangar.
Sedangkan belum dilakukan penelitian dengan metode seismik untuk mengetahui
daerah berpotensi panas bumi yaitu analisis gempa mikro. Mikroseismik atau mikro tremor
merupakan salah satu metode seismik pasif untuk merekam getaran yang dihasilkan oleh
bumi seperti aktivitas vulkanik, gelombang, kondisi regional meteorologi, aktivitas manusia
dan sebagainya.
Metodologi
1. Data yang digunakan yaitu data mikroseismik dengan dua titik stasiun perekaman
CGR01 dan CGR02.
2. Data yang terekam oleh TDS memiliki 3 komponen yaitu (NS), (EW) dan (UD).
3. Tiga komponen inilah yang akan digunakan dalam analisis pergerakan partikel gempa
mikro. Data yang berada didomain waktu akan ditransformasikan ke domain
frekuensi dengan FFT sehingga diperoleh spektrum frekuensi masing-masing
komponen.
a) Komponen Horisontal
b) Komponen Vertikal
Retakan dapat terjadi akibat adanya aktivitas vulkanik maupun tektonik di sekitar
Gunung Arjuno-Welirang. Fluida yang terdapat di bawah permukaan bumi akan
terpanaskan oleh batuan panas, sehingga akan meningkatkan aktivitas fluida panas
tersebut dan terjadi gempa. Pada gambar diatas menunjukkan tiga titik episenter gempa
mikro yang diduga sumber air panas yang belum ditemukan.
Kesimpulan
1. Analisis pergerakan partikel yang terdiri atas komponen horisontal dan vertikal dapat
digunakan untuk memperkirakan jarak episenter dan hiposenter suatu kejadian gempa.
Jawabannya
1. Syarat utama dari partikel motion adalah mempunyai sumbu x,y dan z. dimana sumbu
x merupakan nilai dari arah barat dan timur, sumbu y merupakan nilai dari sumbu
utara dan selatan dan sumbu z merupakan kedalaman atau elevasinya. Pertama tama
untuk menentukan daerah episenter diperlukan nilai amplitude dari sumbu x dan y
dimana dari amplitude tersebut kita dapat menentukan lokasi dari episenter dari
kecenderungan arah partikel motionnya. Kemudian untuk menentukan daerah
hiposenternya langkah pertama yaitu dari nilai amplitude pada sumbu x dan y kita
hitung nilai resultannya kemudian barulah kita buat sumbu baru yang nantinya kita
dapatkan nilai inerangel yang dihitung berdasarkan azimuth.
2. Kekurangan seismic aktif dalam ekplorasi panas bumi adalah Diinterpretaasikan
dalam bentuk lapisan- lapisan. Masing masing lapisan memiliki dip dan topografi
selain itu seismic aktif juga memerlukan biaya yang lebih dibandingkan seismic
pasif.