Anda di halaman 1dari 7

Motivasi menuntut agar pemimpin mengetahui bagaimana harus selalu memberi informasi

kepada staf, agar ia menyediakan waktu dan melakukan usaha yang diperlukan untuk
memperoleh saran-saran dan rekomendasi-rekomendasi dari stafnya mengenai masalah yang
menyangkut kepentingan bersama. Dorongan untuk melakukan perbuatan tertentu tersebut
dikarenakan oleh hasil proses pemikiran dari dalam diri pegawai (faktor internal) maupun berasal
dari luar dirinya (faktor eksternal).Faktor internal (internal factor) bersumber dari dalam diri
individu itu sendiri, disebut akumulasi aspek-aspek internal individu seperti kepribadian, ciri-ciri
fisik, kebiasaan, kesadaran, minat, bakat, kemauan, spirit, antusiasme dan sebagainya.
Sedangkan faktor eksternal (external factor) bersumber dari luar individu yaitu lingkungan,
apakah itu lingkungan fisik, sosial, tekanan, dan regulasi keorganisasian.

Selanjutnya motivasi tidak terlepas dari kebutuhan dan kebutuhan dapat didefinisikan sebagai
suatu kesenjangan atau pertentangan yang dialami antara suatu kenyataan dengan dorongan yang
ada dalam diri.

Istilah motivasi paling tidak memuat 3 unsur penting, yaitu:

1. Faktor pendorong atau pembangkit motif baik internal maupun eksternal;


2. Tujuan yang ingin dicapai;
3. Strategi yang diperlukan oleh individu atau kelompok untuk mencapai tujuan tersebut.

Pengertian Motivasi

Istilah motivasi (motivation) atau motif (motive) populer di dalam dunia kehidupan yang
menuntut prestasi. Di lingkungan kerja dikenal istilah motivasi kerja dan pada konteks proses
pendidikan dan pembelajaran dikenal istilah motivasi belajar.

Apakah motivasi itu?

Siagian dalam Sedarmayanti (2001), mendefinisikan motivasi sebagai keseluruhan proses


pemberian motif kerja kepada para bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja
dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan efektif dan efisien. Danim (2004)
melengkapi bahwa motivasi sebagai kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan, atau
mekanisme psikologi yang mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai
prestasi tertentu sesuai dengan yang dikehendakinya. Sebagaimana pendapat Hasibuan yang
mengartikan motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja
seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya
upayanya untuk mencapai kepuasan. Motivasi dapat pula dikatakan sebagai energi untuk
membangkitkan dorongan dari dalam diri. Dengan demikian motivasi kerja didefinisikan sebagai
kondisi yang berpengaruh dan membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku yang
berhubungan dengan lingkungan kerja.

Manfaat Motivasi

Manfaat motivasi yang utama adalah menciptakan gairah kerja, sehingga produktivitas kerja
meningkat. Sementara itu manfaat yang diperoleh karena bekerja dengan orang-orang yang
termotivasi adalah: pekerjaan dapat diselesaikan dengan tepat. Artinya, pekerjaan diselesaikan
sesuai standar yang benar dan dalam skala waktu yang sudah ditentukan, serta orang akan senang
melakukan pekerjaannya. Sesuatu yang dikerjakan karena ada motivasi yng mendorongnya akan
membuat orang senang mengerjakannya. Orang pun akan merasa dihargai/diakui. Hal ini terjadi
karena pekerjaannya itu betul-betul berharga bagi orang yang termotivasi. Orang akan bekerja
keras. Hal ini dimaklumi karena dorongan yang begitu tinggi untuk menghasilkan sesuai target
yang mereka tetapkan. Kinerjanya akan dipantau oleh individu yang bersangkutan dan tidak akan
membutuhkan terlalu banyak pengawasan. Hal ini akan memberikan suasana bekerja yang bagus
di seluruh bagian. Dengan demikian, ciri-ciri orang yang termotivasi dapat terlihat:

- Bekerja sesuai standar

- Senang bekerja

- Merasa berharga

- Bekerja keras

- Sedikit pengawasan
- Semangat yang tinggi

bbppl-motivasi1Tipe-tipe Motivasi

Motivasi merupakan fenomena hidup yang banyak ragamnya. Secara umum motivasi dapat
diklasifikasikan ke dalam 4 jenis yang satu sama lain memberi warna terhadap aktivitas manusia.
Motivasi yang dimaksudkan disini tidak terlepas dari konteks manusia organisasional. Motivasi
yang mempengaruhi manusia organisasional dalam bekerja atau mungkin menjauhi pekerjaan
adalah seperti tersebut di bawah ini:

a. Motivasi Positif

Motivasi positif didasari atas keinginan manusia untuk mencari keuntungan-keuntungan


tertentu. Dengan demikian, motivasi positif merupakan proses pemberian motivasi atau
usaha membangkitkan motif, dimana hal itu diarahkan pada usaha untuk mempengaruhi
orang lain agar dia bekerja secara baik dan antusias dengan cara memberikan keuntungan
tertentu kepadanya. Jenis-jenis motivasi positif antara lain imbalan yang menarik, informasi
tentang pekerjaan, kedudukan atau jabatan, perhatian atasan terhadap bawahan, kondisi
kerja, rasa partisipasi, dianggap penting, pemberian tugas berikut tanggung jawabnya, dan
pemberian kesempatan untuk tumbuh dan berkembang.

b. Motivasi Negatif
Motivasi negatif sering dikatakan sebagai motivasi yang bersumber dari rasa takut, misalnya
jika dia tidak bekerja akan muncul rasa takut dikeluarkan, takut tidak diberi gaji, dan takut
dijauhi oleh rekan sekerja. Motivasi negatif yang berlebihan akan membuat organisasi tidak
mampu mencapai tujuan. Personalia organisasi menjadi tidak kreatif, serba takut, dan serba
terbatas geraknya.

c. Motivasi dari Dalam

Motivasi dari dalam timbul pada diri pekerja sewaktu dia menjalankan tugas atau pekerjaan
dan bersumber dari dalam diri pekerja itu sendiri. Dengan demikian kesenangan pekerja
muncul pada waktu dia bekerja dan dia sendiri menyenangi pekerjaannya itu. Motivasi
muncul dari dalam diri individu, karena memang individu itu mempunyai kesadaran untuk
berbuat. Mereka jarang berkeluh kesah, baginya berbuat adalah suatu kewajiban laksana
makan sebagai kebutuhan. Paksaan, ancaman, atau imbalan yang bersifat eksternal lainnya
memang penting, akan tetapi tidaklah lebih penting daripada aspek-aspek nirmaterial.

d. Motivasi dari Luar

Motivasi dari luar adalah motivasi yang muncul sebagai akibat adanya pengaruh yang ada di
luar pekerjaan dan dari luar diri pekerja itu sendiri. Motivasi dari luar biasanya dikaitkan
dengan imbalan, kesehatan, kesempatan cuti, program rekreasi perusahaan, dan lain-lain.
Pada konteks ini manusia organisasional ditempatkan sebagai subyek yang dapat didorong
oleh faktor luar. Manusia bekerja, karena semata-mata didorong oleh adanya sesuatu yang
ingin dicapai dan dapat pula bersumber dari faktor-faktor di luar subyek tersebut.

Bagaimana Meningkatkan Motivasi?

Ada beberapa kegiatan yang dilakukan pimpinan/manajer untuk memberikan motivasi kepada
bawahannya. Hal ini muncul dari anggapan (basic assumption) bahwa motivasi karyawan
(employee motivation) muncul karena berbagai faktor. Manajer profesional mengetahui tentang
cara meningkatkan motivasi karyawan. Cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan motivasi
adalah sebagai berikut:
1. Rasa hormat (respect)

Berikan rasa hormat secara adil, demikian juga penghargaan. Adil tidak berarti sama rata.
Dengan demikian, dilihat dari aspek prestasi kerja, atasan tidak mungkin memberikan
penghargaan atau rasa hormat yang sama kepada semua orang. Berikan penghargaan kepada
karyawan atas dasar prestasi, kepangkatan, pengalaman, dan sebagainya.

2. Informasi (information)

Berikan informasi kepada bawahan mengenai aktivitas organisasi, terutama tentang apa yang
harus mereka lakukan dan bagaimana cara melakukannya. Informasikan standar prestasi,
tentukan dan beritahukan apa yang harus diperbuat. Kebanyakan karyawan bertanya
mengenai “apa yang harus mereka perbuat“ bukan menyatakan “kami memang suka berbuat
begitu“. Berikan penjelasan-penjelasan mengenai kesalahan mereka secara edukatif dan
persuasif.

3. Perilaku (behavior)

Usahakan mengubah perilaku sesuai dengan harapan bawahan dan dengan demikian dia
mampu membuat bawahan berperilaku atau berbuat sesuai dengan apa yang diharapkan oleh
organisasi. Berikan pujian kepada bawahan yang rajin dan berprestasi sehingga mereka
berusaha lebih baik.

4. Hukuman (punishment)

Berikan hukuman kepada staf yang bersalah di ruang terpisah. Jangan menghukum bawahan
di depan orang lain, baik di depan rekan kerja maupun orang luar. Hukuman yang diberikan
di depan orang lain dapat menimbulkan frustasi dan merendahkan martabat.

5. Perintah (command)

Perintah yang diberikan kepada bawahan sebaiknya bersifat tidak langsung (non-directive
command). Adakalanya perintah yang seharusnya di –ya- kan, karena disampaikan secara
salah akibatnya di-tidak-kan. Berikanlah perintah laksana ajakan, dan jika perlu diawali
dengan contoh.

6. Perasaan (sense)

Interaksi atasan dengan bawahan adalah interaksi antar manusia. Manusia adalah insan yang
penuh perasaan. Tanpa mengetahui bagaimana harapan bawahan dan perasaan yang ada pada
diri mereka, sangat sukar bagi pimpinan untuk memotivasi bawahan. Perasaan dimaksud
antara lain rasa memiliki, rasa partisipasi, rasa bersatu, rasa bersahabat, rasa diterima dalam
kelompok, dan rasa mencapai prestasi

Kepemimpinan dan Motivasi

Kepemimpinan dan motivasi merupakan 2 hal yang berbeda, meski memiliki tautan dalam
konteks kerja dan interaksi antar manusia organisasional. Keith Davis mengemukakan bahwa
tanpa kepemimpinan organisasi hanya merupakan kelompok manusia yang kacau, tidak teratur
dan tidak dapat melahirkan perilaku bertujuan. Kepemimpinan adalah faktor manusiawi yang
mengikat suatu kelompok bersama dan memberinya motivasi menuju tujuan tertentu, baik dalam
jangka pendek maupun jangka panjang, berarti kepemimpinan dengan motivasi memiliki ikatan
yang kuat. Keterkaitan antara kepemimpinan dengan motivasi dapat dianalisis sebagai berikut:

a. Tanpa kepemimpinan organisasi tidak lain adalah sekelompok manusia yang kacau
Manusia organisasional, baik dalam kapasitas masing-masing dan terutama sebagai
anggota kelompok, dituntut dapat memacu upaya pencapaian tujuan organisasi yang
sekaligus bagian dari tujuan dirinya. Kehadiran pemimpin memungkinkan manusia
organisasional dimotivasi untuk dapat bekerja secara efektif dan efisien. Manusia
organisasi perlu diarahkan dan dimotivasi oleh pemimpinnya agar dapat bekerja secara
efektif dan efisien dengan akuntabilitas tertentu.
b. Kepemimpinan berkaitan dengan kepengikutan

Pada hakekatnya kepemimpinan adalah kepengikutan, diartikan dengan makna yang luas
pemimpin yang baik dihasilkan dari pengikut yang baik. Manusia pengikut tidak dipersepsi
sebagai robot, melainkan manusia biasa yang memiliki perasaan, kebutuhan, harapan, dan
aspek manusiawi lainnya. Tanpa pemahaman terhadap aspek-aspek manusiawi yang
dipimpin, kepemimpinan akan gagal.

c.Kepemimpinan mengandung arti kemampuan memotivasi.

Kompetensi bawahan antara lain tercermin dari motivasi kerjanya. Dia bekerja disebabkan
oleh dua kemungkinan, yaitu benar-benar terpanggil untuk berbuat atau karena diharuskan
untuk melakukan tugas-tugas itu. Banyak faktor yang mempengaruhi manusia dalam
bekerja, antara lain bahwa manusia mempunyai seperangkat kebutuhan, mulai dari
kebutuhan yang paling dasar (biological need) sampai kepada taraf kebutuhan yang paling
tinggi, aktualisasi diri (self actualization need). Salah satu faktor yang mempengaruhi
motivasi kerja seseorang adalah gaya kepemimpinan. Dengan demikian, kepemimpinan
dapat pula berarti kemampuan memberi motivasi kepada bawahan

http://www.bbpp-lembang.info/index.php/arsip/artikel/artikel-
manajemen/743-motivasi-dalam-kepemimpinan

Anda mungkin juga menyukai