Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Pada tahun 2013, secara nasional 25,8% penduduk Indonesia menderita penyakit
hipertensi (Depkes RI, 2014).
Tujuan Umum
Memberikan gambaran kejadian penyakit hipertensi dan
pelaksanaan screening hipertensi pada tukang parkir di wilayah
Mall Panakkukang Makassar
TUJUAN KHUSUS
Melihat gambaran kejadian penyakit hipertensi pada tukang parkir di wilayah Mall
Panakkukang Makassar
KLASIFIKASI HIPERTENSI
Hipertensi Sistolik
FAKTOR RISIKO
HIPERTENSI
Merokok Diabetes
Aktifitas Fisik
GEJALA HIPERTENSI
KOMPLIKASI
Kerusakan Pembuluh
PJK Gagal Jantung Gagal Ginjal
Darah Otak
DIAGNOSIS HIPERTENSI PEMERIKSAAN PENUNJANG
DEXA Scan
PENCEGAHAN HIPERTENSI
Mengatur Pola Makan Olahraga Teratur
Biasanya penderita mencari pengobatan setelah timbul gejala atau penyakit telah
berada dalam stadium lanjut hingga pengobatan menjadi sulit atau penyakit
menjadi kronis atau bahkan tidak dapat disembuhkan lagi.
TUJUAN SCREENING
Deteksi dini penyakit tanpa gejala atau dengan gejala tidak khas terhadap orang-
orang yang tampak sehat tetapi mungkin menderita penyakit, yaitu orang
mempunyai risiko tinggi untuk terkena penyakit (population at risk)
KRITERIA SCREENING
Tes Screening
Pemeriksaan Diagnostik
Pengobatan
KRITERIA EVALUASI TES SKRINING
Kriteria
Validitas Yield
skrining
Reliabilitas
VALIDITAS
Validitas
Sensitivitas Spesifisitas
VALIDITAS
Status Penyakit
Hasil Tes
Sakit Tidak Sakit Total
Positif a (TP) B (FP) a+b
Negatif c (FN) D (TN) c+d
Total a+c b+d a+b+c+d
• a = True Positive (Positif Benar) adalah banyak kasus yang benar-benar
menderita penyakit dengan hasil tes positif.
• b = False Positive (Positif Palsu) adalah banyaknya kasus yang sebenarnya tidak
sakit, tetapi tes menunjukkan hasil positif.
JENIS PERLENGKAPAN
Tukang parkir resmi Peluit, pakaian seragam, karcis,
rambu kecil stop atau tongkat
dengan lampu berwarna merah bila
Tukang parkir tidak resmi/liar
bertugas pada malam hari, serta
Rompi.
TUGAS
• Tensimeter
Rancangan manual dan
survei dengan Di sekitar Mall digital
Tukang Parkir
Panakkukang 5 April 2017 • Stetoskop
pendekatan (56 orang)
deskriptif Makassar • Kuesioner
• Alat Tulis
Cara Pelaksanaan Screening
METODE
Responden dipersilahkan duduk
SCREENING
Responden diberikan penjelasan mengenai maksud dan tujuan
pelaksanaan screening.
35 30
27
30 25
25
Persentase (%)
20 16
15
10
2
5
0
15-24 25-34 35-44 45-54 55-64
5%
Laki-Laki
Perempuan
95%
19.6%
Hipertensi
Tidak Hipertensi
80.4%
25%
Ada Gejala
Tidak Ada Gejala
75%
12.5%
Merokok
Tidak Merokok
87.5%
Meskipun hipertensi bisa terjadi pada segala Risiko menderita hipertensi pada umur lebih
usia, namun paling sering dijumpai pada orang dari 45 tahun 3,6 kali lebih besar dibandingkan
berusia 35 tahun atau lebih. Sebenarnya wajar dengan umur kurang dari 45 tahun. Setelah
bila tekanan darah sedikit meningkat dengan umur 45 tahun dinding arteri akan mengalami
bertambahnya umur. Hal ini disebabkan oleh penebalan oleh karena adanya zat kologen
perubahan alami pada jantung, pembuluh pada lapisan otot, sehingga pembuluh darah
darah dan hormon. Tetapi bila perubahan akan berangsur-angsur menyempit dan
tersebut disertai faktor-faktor lain maka bisa menjadi kaku sehingga menyebabkan
memicu terjadinya hipertensi. hipertensi (Penelitian Puspita E, 2013).
JENIS KELAMIN
Hasil Pengukuran
Tekanan Darah Total
Perilku Merokok
Hipertensi Normal
n % n % n %
Merokok 11 22,4 38 77,6 49 100
Tidak Merokok 0 0 7 100 7 100
Total 11 19,6 45 80,4 56 100
Dari 49 tukang parkir yang merokok, terdapat 11 orang (22,4%) yang hipertensi.
Rokok mengandung ribuan zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan tubuh, antara lain:
Nikotin dapat memacu
Karbonmonoksida (CO) dapat
pengeluaran zat
meningkatkan keasaman sel
catecholamine tubuh seperti
darah. Akibatnya, darah menjadi
Tar merupakan zat hormon adrenalin. Hormon
lebih kental dan menempel di
yang dapat tersebut dapat memacu
dinding pembuluh darah. Hal
meningkatkan jantung untuk memacu
tersebut memaksa jantung
kekentalan darah. jantung untuk berdetak lebuh
memompa darah lebih kuat lagi
kencang, akibatnya volume
dan lambat laun tekanan darah
darah meningkat dan jantung
pun akan meningkat.
menjadi cepat lelah.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Pilkkadavath (2016) menunjukkan bahwa orang yang
merokok berisiko 2,51 kali menderita hipertensi
SCREENING HIPERTENSI
𝑐 7
False Negative Rate = x100% = x 100% = 15,6%
𝑐+𝑑 7+38
𝑐 7
Proporsi False Negative = x100% = x 100% = 50%
𝑎+𝑐 7+7
𝑏 4
Proporsi False Positive = x100% = x 100% = 9,5%
𝑏+𝑑 4+38
𝑎 7
Sensitifitas (S) = x100% = x 100% = 50%
𝑎+𝑐 7+7
𝑑 38
Spesifitas (F) = x100% = x 100% = 90,5%
𝑏+𝑑 4+38
𝑎 7
Nilai Kecermatan (+) = x100% = x 100% = 63,6%
𝑎+𝑏 7+4
𝑑 38
Nilai Kecermatan (-) = x100% = x 100% = 84,4%
𝑐+𝑑 7+38
SCREENING HIPERTENSI
Nilai kecermatan (+) (positive accuracy) adalah proporsi jumlah yang sakit terhadap
semua hasil tes (+). Sedangkan nilai kecermatan (-) (negative accuracy) adalah
proporsi jumlah yang tidak sakit terhadap semua hasil tes (-).
Berdasarkan hasil screening hipertensi diperoleh nilai kecermatan (+) sebesar 63,6%.
Artinya, kecermatan untuk mengidentifikasi banyaknya orang yang benar-benar sakit
dari semua hasil tes yang positif sudah cukup baik. Sedangkan nilai kecermatan (-)
yang diperoleh sebesar 84,4%. Artinya, kecermatan untuk mengidentifikasi banyaknya
orang yang tidak sakit dari semua hasil tes yang negatif sudah baik.
SCREENING HIPERTENSI
False positive adalah banyaknya kasus yang sebenarnya tidak sakit tetapi tes
menunjukkan hasil positif.
Berdasarkan hasil screening hipertensi diperoleh false positive rate yang cukup
rendah yaitu sebesar 36,4%, sedangkan proporsi false positive sebesar 9,5%.
SCREENING HIPERTENSI
False negatif adalah banyaknya kasus yang sebenarnya menderita sakit tetapi tes
menunjukkan hasil negatif (tukang parkir dengan gejala hipertensi ketika di periksa
tekanan darahnya namun hasilnya negatif hipertensi (tekanan darah normal)).
Berdasarkan hasil screening hipertensi diperoleh false negative rate yang cukup
rendah yaitu sebesar 15,6%, dan proporsi false negative sebesar 50%.
SCREENING HIPERTENSI