Studi Kasus Kelompok 5
Studi Kasus Kelompok 5
Seorang pasien wanita berusia 47th dirawat diruang anggrek sejak 3 minggu yang lalu.
Dirawat dengan keluhan badan lemas, kepala pusing, bengkak kedua tungkai,
anemis, mual. TTV TD 140/90, Nadi 80x/menit, RR 21x/menit, T: 30ﹾc. hasil gula darah
sewaktu 265 mg/dl. Albumin 2,5. Hb 7,5 mg/dl. Natrium 135, kalium 2,4 klorid 104.
Tindakan yang sudah dilakukan kepasien adalah pemberian transfuse darah PRC
sebanyak 3 kolf, transfuse albumin 3 flash, pemebrian novorapid 3x8 unit dan levemir
10 unit/SC.
A. Problem
a. Data Subjektif
1) Keluhan badan lemas
2) Keluhan kepala pusing
3) Mual
4) Muntah 3 kali
b. Data Objektif
1) Anemis
2) Bengkak kedua tungkai
3) TTV : TD :140/90 mmHg, N:86 x/menit, RR:21 x/menit, S :37°C
4) GDS: 265 g/dL
5) Albumin : 2,5
6) HB : 7,5
7) Natrium 3,5
8) Kalium 2,4
9) Klorid : 104
B. Hypothesis
Dari kasus diatas ditemukan jawaban sementara, bahwa pasien menderita
penyakit DM tipe 2, anemia, hipokalemia, hipoalbumin.
C. Pathway
D. Don”t Know
1. Mengapa kedua tungkai bengkak ?
2. Mengapa Hb bisa rendah ?
3. Mengapa kadar gula darah tinggi ?
4. Mengapa kalium bisa rendah ?
5. Kenapa pada kalium rendah tidak diberikan terapi kalium ?
6. Bagaimana rumus pemberian kalium pada pasien hipokalemi ?
7. Mengapa diberikan tranfusi darah PRC sebanyak 3 Kolf ?
8. Mengapa diberikan transfusi albumin 3 Flash ?
9. Bagaimana rumus perhitungan albumin ?
10. Berapa lama perberian albumin ?
11. Berapa berat badan pasien ?
12. Mengapa diberikan terapi noporavid 3x8 unit dan Mengapa diberikan terapi
Levemir 10 unit melalui SC ?
13. Bagaimana rumus perhitungan transfusi darah ?
14. Apa indikasi dan kontra indikasi pemberian PRC ?
15. Tindakan apa yang sudah dilakukan oleh perawat terhadap pasien ?
16. Sebutkan klasifikasi dari Diabetes Mellitus ?
E. More Info
1. Karena disebabkan edema perifer , terdapat akumulasi cairan dikedua tungkai
dan karena jumlah albumin dalam kurang (hipoalbumin)
2. Karena gula darah tinggi dan tidak terkontrol sudah diketahui dapat
menyebabkan diabetes, selain itu, gula darah tinggi menjadi penyebab anemi.
Gula darah yang tidak terkontrol dapat mempengaruhi ginjal (neuropati
diabetes) akibatnya ginjal tidak dapat menghasilkan cukup eritropoitin, hormon
yang mengontrol produksi sel darah merah
3. Karena glukosa tidak dapat diproses menjadi energi dan dibiarkan menumpuk
didalam darah. Penyebab utama mengapa glukosa tidak dapat diproses
menjadi energi adalah karena adanya masalah pada hormon insulin. 3 macam
penyebab hormon insulin tidak dapat menyalurkn glukosa menuju sel-sel yang
ada didalam tubuh untuk diproses sebagai energi :
a. Hormon insulin masih diproduksi namun jumlahnya sangat kurang
b. Hormon insulin sudah tidak dapat diproduksi lagi karena kerusakan organ
pankreas
c. Hormon insulin masih diproduksi dan jumlahnya normal, namun tubuh
mengalami resistensi insulin sehingga hormon insulin tidak dapat
menyalurkan glukosa.
4. Karena dampak diursis osmosis atau berpindahnya kalium ke dalam sel akibat
pemberian insulin (Price, 2006)
5. PRC adalah sel darah merah pekat berisi eritrosit, trombosit, leukosit dan
sedikit plasma. PRC didapatkan dengan memisahkan sela darah merah dari
plasma, sehingga didapatkan sel darah merah dengan nilai hematokrit tinggi
(69-70%). Dalam satu kantung PRC standar diperkirakan volume PRC sekitar
150-300 mL, dengan massa sel darah merah mendekati 100-200 mL. PRC
tidak cocok diberikan pada pasien yang mengalami trombositopenia, karena
tidak memiliki kandungan trombosit. Meskipun begitu, PRC punya efektivitas
oksigenasi setara dengan sedian darah lengkap. PRC diberikan kepada
pasien yang mengalami anemia dengan defisiensi hanya pada sel darah
merah saja, contohnya pada pasien dengan anemia pada gagal ginjal. Dosis
pemberian PRC ditentukan dari klinis pasien, bukan dari nilai Hb atau
hematokrit semata. Pada orang dewasa, 1 unit PRC dapat meningkatkan Hb
sekitar 1 g/dL. Atau kalau digunakan hematokrit sebagai indikator, kira-kira
dapat meningkatkan 3-4%/kantong PRC.
Rumus tranfusi PRC
Rumus untuk koreksi HB dengan PRC
A - B X BB x 3
A : HB target / Hb yang diharapkan atau Hb normal
B : Hb pasien saat ini
BB : berat badan pasien
3 : jenis darah PRC
6. Rumus : Delta K (4,5 – nilai kalium) x 0,3 x BB
Delta K = 4,5 – nilai kalium klien
BB = Berat badan
7. D=Desire Albumin Level (kadar albumin yang dikehendaki)
A= Actual Albumin Level (Kadar Albumin sekarang)
B W = Body Wight (Berat Badan)
Rumus : (D-A) X (BW X 40) X2
100
8. Karena novorapid dan leverapid dapat menekan tingkat gula darah berlebihan
didalam tubuh. Novorapid juga lebih cepat diserap dari kandungan lemak
subkutan serta mampu bertindak lebih cepat.
F. Learning Issue
Masalah keperawatan yang muncul dari kasus diatas adalah sebagai berikut :
a. Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah
b. Kelebihan volume cairan
c. Hambatan mobilitas fisik
G. Problem Solving
Manajemen Cairan
(4120)
Definisi : promosi
keseimbangan cairan
dan pencegahan
komplikasi yang terjadi
dari tingkat cairan yang
abnormal
Aktivitas-aktivitas :
a. Timbang
popok/pembalut jika
diperlukan
b. Pertahankan
catatan intake dan
output yang akurat
c. Pasang urin kateter
jika diperlukan
d. Monitor hasil lab
yang sesuai
dengan retensi
cairan (BUN , Hmt ,
osmolalitas urin )
e. Monitor status
hemodinamik
termasuk CVP,
MAP, PAP, dan
PCWP
f. Monitor vital sign
g. Monitor indikasi
retensi / kelebihan
cairan (cracles,
CVP , edema,
distensi vena leher,
asites)
h. Kaji lokasi dan luas
edema
i. Monitor masukan
makanan / cairan
dan hitung intake
kalori harian
j. Monitor status
nutrisi
k. Berikan diuretik
sesuai instruksi
l. Batasi masukan
cairan pada
keadaan
hiponatrermi dilusi
dengan serum Na <
130 mEq/l
m. Kolaborasi dokter
jika tanda cairan
berlebih muncul
memburuk