21520018
AQ2P15
Jika melihat banyak kasus korupsi yang terjadi di Negara kita, terkadang saya merasa prihatin.
Bahkan hukum di Negara kita rupanya bukanlah satu-satunya jaminan yang dapat memberikan efek
jera bagi para koruptor. Terbukti dengan maraknya aksi suap menyuap, penyelewengan atau
penyalahgunaan dana yang sekarang sudah merambat lebih jauh, bukan hanya dalam dunia politik dan
para pejabat tinggi saja, melainkan KAP juga turut ikut serta menambah isu-isu korupsi di Negara kita.
Seperti kasus penyuapan pajak yang telah dilakukan oleh KPMG-Siddharta Siddharta & Harsono,
dimana peran KAP yang seharusnya menjadi kepercayaan masyarakat karena menjunjung prinsip
integritas, independen, dan objekitif sekarang mulai menjadi pertanyaan besar bagi sebagian orang.
Apalagi KPMG-SSH merupakan KAP ternama di Indonesia.
KPMG-SSH yang seharusnya mengerti dan menguasai nilai-nilai
serta kode etik profesi, namun justru melanggarnya dan seakan melupakan
nilai-nilai tersebut. Kode etik seorang akuntan seolah-olah hanya menjadi
sebuah omong kosong belaka. Saya beranggapan bahwa KPMG-SSH
sesungguhnya di sini telah salah mengartikan cara ‘memberikan pelayanan
terbaik’ kepada para klien. Membantu klien melakukan penghindaran pajak
adalah sesuatu yang salah, bahkan hal ini dapat dikatakan sebagai tindakan
korupsi. KPMG-SSH sebagai KAP seharusnya bisa bersikap adil, jujur dan
profesional dalam menjalankan tugasnya sepenuhnya. Beruntung, KPMG-SSH
terselamatkan karena kasus ini dapat diselesaikan di luar pengadilan.
Mengenai hukuman pemerintah, umumnya dari beberapa artikel yang saya baca
sanksi Pasal 12 huruf a atau Pasal 12 huruf b dan atau Pasal 11 UU 20 Tahun 2001 tentang
Tipikor dijatuhkan kepada penerima suap. Sementara selaku penyuap, dihukum sesuai
Pasal 5 Ayat 1 huruf a atau Pasal 5 Ayat 1 huruf b dan atau Pasal 13 Undang-Undang 31
Tahun 1999 tentang Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah dengan UU 20 Tahun 2001
tentang Tipikor. Namun, untuk mengatasi tingkat korupsi di Indonesia, menurut saya selain
hukum pemerintah, peran kita juga turut ikut andil di dalamnya. Sehingga saya berharap
kasus suap-menyuap yang dilakukan KAP bukan hanya menjadi teguran keras bagi para
akuntan, tetapi juga kita selaku masyarakat. Oleh karena perilaku korupsi sangat erat
kaitannya dengan etika dan moral yang dipegang oleh masing-masing individu.
menentukan seberapa besar tingkat korupsi di Indonesia.
koruptur adalah permasalah yang berkaitan dengan etika maupun moral yang dipegang oleh masing-
masing individu.
UU Tipikor (Tindak Pidana Korupsi) adalah sanksi yang tepat untuk para pelaku koruptur
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hukuman Mati dan Pemberantasan Korupsi",
https://nasional.kompas.com/read/2014/08/04/15394641/Hukuman.Mati.dan.Pemberantasan.Koru
psi. Tentunya melalui kasus KPMG-SSH, seluruh KAP yang ada di Indonesia
memberikan efek jera terhadap para pelaku koruptor adalah persoalan yang bisa diatasi oleh
masing-masing pribadi, dimana masalah ini lebih terkait dengan etika dan moral yang dipegang oleh
individu. Sebab, UU yang memberikan sanksi terhadap koruptur dan hanya sebagai teguran
Tapi jika pada dasarnya moralnya buruk saya rasa hukuman seperti apapun tidak akan membuat
jera.
Harapan saya untuk ke depannya, dengan adanya para KAP di Indonesia dapat dijadikan teguran keras.
Dan tamparan kerasTentunya melalui kasus KPMG-SSH, seluruh KAP yang ada di Indonesia
dengan profesional.
Menanggapi hukuman yang pantas diberikan pemerintah kepada pelaku koruptor, saya hanya bisa
berpendapatan
dan tidak
Sungguh saya tidak tahu bagaimana menanggapi hal ini lebih lanjut karena kadang customer
service diartikan secara salah oleh sebagian KAP, hingga melupakan nilai-nilai profesi. Padahal,
customer service berarti kualitas kerja, bukan membantu klien untuk "mencuri". "Efisiensi pajak
tidak apa, tapi tax avoidance (penghindaran pajak) itu bisa ditarik ke korupsi," tegas Erry
lagi.sangat disayangkan menurut saya, peran KAP
dengan aksi
Kode etik seorang akuntan yang harusnya dijunjung tinggi sekarang mulai menjadi pertanyaan besar
bagi sebagian orang.
terseret
yang
memang menjadi hal yang memerlukan perhatian khusus. Maraknya kasus terkait penyalahgunaan
atau penyelewengan dana yang banyak terjadi di sekitar kita, menunjukkan bahwa hukum di Negara
kita bukanlah satu-satunya jaminan yang dapat memberikan efek jera bagi para koruptor.
Dibutuhkan etika dan moral yang baik, bukan hanya peran pemerintah tapi kita selaku masyrakat
juga perlu andil untuk menangani
bahwa
membasmi para koruptormbuktikan bahwa hukum di Negara kita bukan satu-satunya hal yang
dapat mencegah para pelaku koruptor.
bukan hanya dari pemerintah saja tapi dari kita selaku masyarakat juga perlu untuk ikut serta
menindak-lanjuti berbagai kasus penyalahgunaan maupun penyelewengan dana, terutama jika itu
sudah