Anda di halaman 1dari 3

MASALAH PEWARISAN KETURUNAN YANG BERKEMBANG DI

MASYARAKAT KETIKA DARWIN HIDUP


Teori Darwin menimbulkan efek sosial yang menghebohkan karena dianggap bertentangan
dengan pedoman hidup yang berlaku saat itu, baik yang menyangkut segi agama maupun yang
menyangkut etika sosial.
Sebagaimana diketahui “Origin of Species” dianggap sebagai gagasan yang berisikan
ungkapan yang menentang adanya ciptaan khusus, berarti melawan kaidah agama. Dari segi
agama, pemahaman kitab suci masih terbatas melalui apa yang tersurat, belum melalui apa yang
tersirat. Itulah sebabnya teori evolusi tidak dapat diterima dan tidak dapat dicerna karena
menghadapi harga mati seperti yang tercetus dalam kitab suci.
Tantangan terhadap Darwin juga berasal dari ahli-ahli kemasyarakatan, disebabkan “seleksi
alam” dan kemampuanbertahan hidup pada ras yang cocok dengan alam merupakan perjuangan
untuk hidup. Pengertian dari konsekuensi ungkapan tersebut yaitu “kemampuan bertahan bagi
yang paling perkasa”, dan menurut para ahli kemasysrakatan hal ini adalah suatu perbuatan yang
kejam. Jika teori ini dibiarkan berkembang maka dikhawatirkan masyarakat akan
menggunakannya sebagai pedoman hidup.
Disamping sorotan dari aspek agama dan kemasyarakatan Darwin juga menemui kesulitan
dengan para ahli biologi yang mempertanyakan tentang pengertian spesies dalam Origin of
Species. Perbedaan spesies lebih ditekankan pada perbedaan morfologik dan
ekogeografik.Disamping itu para ahli juga mempertanyakan sumber asal mula spesies yang
pertama.Ini tidak dapat oleh Darwin.Selain itu, tentang “seleksi alam” Darwin pun tidak dapat
menjelaskan tentang sumber kekuatan yang menyeleksi dan sumber yang dikenai seleksi sampai
terjadi perubahan, serta mekanisme terjadinya seleksi.Hal ini merupakan kelemahan Darwin
karena tidak mempunyai bukti yang kuat untuk menjelaskan dan mempertanggungjawabkan
gagasannya secara ilmiah.
Kelebihan Darwin dalam menyusun teorinya antara lain karena kemampuannya untuk
menggunakan gejala yang dilihatnya dalam kehidupan sehari-hari.
Variasi yang dijumpai Darwin dalam domestika kemudian diangkat dalam teorinya dengan
ungkapan “seleksi alam” setelah dipadu dengan variasi yang ada di alam. Selanjutnya yang
dianggap penting oleh Darwin adalah apa yang disebutnya sebagai perjuangan untuk hidup
artinya perjuangan di alam, perjuangan untuk tidak terseleksi atau tersisih bahkan punah. Dengan
demikian, Darwin mencoba membandingkan seleksi yang dilakukan oleh manusia dengan yang
terjadi di alam dan apa akibatnya pada ciri-ciri tertentu. Disamping itu diuraikan pula seleksi
bagi usia yang berbeda serta jenis kelamin yang berbeda pula, yang kemudian diperkenalkan
dengan istilah “Seleksi Seksual”.
Mengenai seleksi alam Darwin membedakan adanya tempat-tempat yang memungkinan
terjadinya seleksi alam dengan baik tetapi adapula tempat-tempat yang tidak.Sebagai contoh di
daratan Amerika yang diduga sebagai tempat asal burung Finch yang berevolusi menjadi 14
spesies, tidak memiliki spesies sebanyak itu.
Charles Darwin menyinggung pula tentang hukum-hukum yang menyangkut
variasi/menyebabkan terjadinya variasi, seperti akibat kondisi eksternal, hukum use and disuse
organ tubuh dalam kaitannya dengan seleksi alam, terutama alat untuk terbang dan indra
penglihat. Selain itu, dalam bukunya Darwin juga menuangkan hal-hal yang menyangkut
naluri/insting dalam kaitannya dengan seleksi alam. Masalah hibrid pun sudah disinggung,
meskipun pada waktu itu pengertian hibrid masih terbatas pada apa yang terlihat saja. Darwin
belum mengenal apa yang disebut genetika, masalah pewarisan ciri-ciri dari induk kepada
keturunannya namun ia telah menduga masalah ini ada kaitannya dengan proses evolusi. Sudah
barang tentu hal ini berkaitan dengan hobinya dalam domestikasi; hibrid hasil domestikasi,
sterilitas hibrid menjadi titik tolak untuk mempelajari hibrid yang terjadi secara alami.
Pengaruh Charles Lyell terlihat dari apa yang dipaparkan Darwin tentang pentingnya catatan
geologik, lebih-lebih berkaitan dengan sedikitnya penemuan fosil yang berhasil ditemukan.
Dalam gagasannya pula Darwintelah menyinggung makna distribusi geografis, bukti evolusi
mengenai embriologi perbandingan, masalah morfologi, dan organ-organ rudimenter.
Semua yang telah disebutkan di atas adalah komponen-komponen penting yang dikemudian
hari merupakan kunci untuk memberi interpretasi tentang terjadinya evolusi makhluk hidup.
Sekarang ini konflik antara agama dan paham evolusi tidak lagi setajam sebagaimana pada abad
19. Paling tidak selama tidak membicarakan evolusi manusia, orang awam pun dapat
memahami.Kalaupun menyinggung masalah evolusi manusia, tidak lagi terdengar konflik yang
terbuka.
Jika Charles Darwin mengemukakan teori evolusinya hanya terbatas pada evolusi makhluk
hidup, maka Teilhard de Chardin (1881-1955), seorang ulama gereja yang mengadakan
penjelajahan sampai ke China dan Afrika, dan bersama Von Koenigswald mempelajari manusia
Jawa, mempunyai pandangan tentang evolusi yang berbeda. Ia membagi proses evolusi menjadi
beberapa tahap, tahap atau fase Geosfera yang menyangkut evolusi bumi dan alam semesta, fase
Biosfera yang membicarakan perkembangan makhluk hidup secara evolutif, fase Noosfera
menyangkut perkembanganevolusi manusia, tidak lagi secara fisik semata-mata namun
perkembangan pikiran, yang terakhir ini ia menyebutnya sebagai evolusi perkembangan
kesadaran batin.
Perkembangan ilmu pengetahuan yang pesat kini memungkinkan pemahaman gejala biologik
secara kimia atau fisika, sedangkan kuantifikasi gejala digunakan ilmu bantu lain anatranya
matematika, fisika, kima dan lain-lainnya. Dengan demikian dicapai kecermatan dan kedalaman
yang lebih dibanding masa lalu.

Anda mungkin juga menyukai