Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan mahluk hidup memerlukan energi yang di peroleh dari proses metabolisme.
Metabolisme terjadi pada semua makhluk hidup termasuk kehidupan mikroba. Defenisi
metabolisme adalah semua proses kimiawi yang dilakukan oleh organisme atau semua reaksi yang
melibatkan transfomasi energi kimia di dalam mahluk hidup. Walaupun sangat beranekaragam
jenis substansi yang berperan sebagai sumber energy bagi mikroorganisme, namu terdapat pola
dasar metabolisme yang sangat sederhana yaitu terjadi perubahan dari satu bentuk energi yang
kompleks menjadi bentuk energy yang lebih serderhana, sehingga dapat masuk ke dalam
rangkaian metabolik. Metabolisme merupakan serentetan reaksi kimia yang terjadi dalam sel hidup
yang dilakukan untuk menghasilkan energi.
Ada beberapa pengertian tentang metabolisme. Semua pengerian sebenarnya mengarah pada
satu tujuan, yakni proses. Bahwa metabolisme adalah sebuah rangkaian reaksi bersifat kimia yang
terjadi dalam tubuh makhluk hidup. Reaksi ini terjadi sebagai modal/sumber makhluk hidup untuk
mempertahankan kehidupannya. Metabolisme sangatlah berkaitan erat dengan kerja enzim sebagai
substansi yang ada dalam sel yang jumlahnya amat kecil dan mampu menyebabkan terjadinya
perubahan-perubahan yang berkaitan dengan proses-proses seluler dan kehidupan. Semua aktivitas
metabolisme prosesnya dikatalisis oleh enzim, sehingga kehidupan tidak akan terjadi tanpa adanya
enzim dalam tubuh mahluk hidup.
Seperti organisme pada umumnya, mikroba memerlukan energy (karbohidrat, lemak, protein,
asam nukleat) dan bahan-bahan antuk berkembang membangun tubuhnya, bahan-bahan tersebut
disebut nutrien.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Metabolisme?
2. Apa yang dimaksud dengan Lipid dan Protein?
3. Bagaimana proses metabolisme lipid pada bakteri?
4. Bagaimana proses metabolisme protein pada bakteri?

C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian metabolisme
2. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian lipid dan protein
3. Mahasiswa dapat mengetahui proses metabolisme lipid pada bakteri
Bakteriologi
“Metabolisme Lipid dan Protein pada Sel Bakteri” 1
4. Mahasiswa dapat mengetahui proses metabolisme protein pada bakteri

Bakteriologi
“Metabolisme Lipid dan Protein pada Sel Bakteri” 2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Metabolisme
Definisi metabolisme adalah semua proses kimiawi yang dilakukan oleh organisme atau semua
reaksi yang melibatkan transformasi energi kimia di dalam mahluk hidup. Walaupun sangat
beraneka ragam jenis substansi yang berperan sebagai sumber energi bagi mikroorganisme,
namun terdapat pola dasar metabolisme yang sangat sederhana yaitu terjadi perubahan dari satu
bentuk energi yang kompleks menjadi bentuk energi yang lebih sederhana, sehingga dapat masuk
ke dalam rangkaian metabolik.
Metabolisme merupakan rangkaian reaksi kimia yang diawali dengan substrat yang diakhiri
dengan produk . Reaksi dalam sel tidak terjadi bolak – balik , melainkan berjalan kesatu arah. Tiap
produk akan menjadi reaktan bagi reaksi selanjutnya. Reaksi ini berurutan sampai produk akhir,
membentuk suatu jalur metabolisme.
Metabolisme merupakan serentetan reaksi kimia yang terjadi dalam sel hidup.yang dilakukan
untuk menghasilkan energi. Metabolisme dibagi atas dua fase yaitu anabolisme dan katabolisme.
Anabolisme adalah Pembentukan senyawa yang memerlukan energi (Rekasi endergonik)
misalnya reaksi fotosintesis: membentuk C6H12O6 dari CO2 dan H2O, sedangkan katabolisme
adalah proses penguraian senyawa yang menghasilkan energi (reaksi eksergonik) misalnya pada
respirasi yang menguraikan karbohidrat menjadi asam piruvat dan energi. Metabolisme ini selalu
terjadi dalam sel hidup karena di dalam sel hidup terdapat enzim yang diperlukan untuk membantu
berbagai reaksi kimia yang terjadi. Suatu proses reaksi kimia yang terjadi dapat menghasilkan
energi dan dapat pula memerlukan energi untuk membantu terjadinya reaksi tersebut.

B. Pengertian Lipid dan Protein


1. Lipid
a. Ciri-ciri Molekul Lipid
Beberapa ciri utama molekul lipid yaitu:
i. Komponen membran sel
ii. Pelindung dinding sel
iii. Penyekat panas atau insulator
iv. Sumber simpanan energy
v. Tidak larut didalam air
vi. Mengandung unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen, kadang-kadang juga
mengandung nitrogen dan fosfor.
Bakteriologi
“Metabolisme Lipid dan Protein pada Sel Bakteri” 3
vii. Bila terhidrolisis akan menghasilkan asam lemak.
viii. Berperan dalm metabolisme
b. Struktur Kimia Lipid
Struktur kimia lemak netral, trigliserida, atau triasil gliserol mengandung unsur-unsur
karbon, hydrogen, dan oksigen.
2. Protein
Protein merupakan polipeptida dari 20 jenis asam amino. Kedua puluh asam amino tersebut
dapat dikelompokkan menjadi 6 kelompok berdasarkan precursor masing-masing.
Prekursor Asam Amino
Oksaloasetat Aspartat, asapargin, metionon, lisin, treonin, isoleusin
Piruvat Alanin, valin, leusin
3PGA Serin, glisin, sistein
Α-Ketoglutarat Glutamat, glutamin, arginine, prolin
PEP & E4P Fenilalanin, tirosin, triptofan
PRPP & ATP Histidin
a. Ciri-ciri Molekul Protein
Beberapa ciri utama molekul protein yaitu:
i. Berat molekulnya besar, yang merupakan suatu makromolekul.
ii. Umumnya terdiri dari 20 macam asam amino, yang membentuk suatu rantai
polipeptida yang berikatan satu dengan yang lain.
iii. Ikatan peptida merupakan ikatan antara α-karboksil dari asam amino yang satu
dengan gugus-amino dari asam amino yang lainnya.
iv. Terdapatnya ikatan kimia yang lain yang menyebabkan terbentuknya lengkungan-
lengkungan rantai polipeptida menjadi struktur tiga dimensi protein.
v. Sebagai contoh misalnya ikatan hidrogen dan ikatan hidrofob.
vi. Strukturnya tidak stabil terhadap beberapa faktor seperti pH, radiasi, temperatur, dan
sebagainya.
vii. Umumnya reaktif dan sangat spesifik, yang disebabkan terdapatnya gugus samping
yang reaktif dan susunan khas struktur makromolekulnya.
viii. Beberapa gugus samping yang biasa terdapat diantaranya gugus kation, anion,
hidroksil aromati, hdroksil alifatik, amin, amida, tiol, dan gugus heterosiklik.
b. Struktur Kimia Protein
Struktur kimia protein tersusun atas unsusr-unsur karbon, hydrogen, oksigen, dan
nitrogen. Protein kadang-kadang juga mengandung unsur belerang dan fosfor.

Bakteriologi
“Metabolisme Lipid dan Protein pada Sel Bakteri” 4
C. Metabolisme Lipid
Glukosa merupakan sumber tunggal kebanyakan mikroorganisme termasuk sel bakteri. Ada
mikroorganisme yang mengoksidasi lemak dan protein dan menghasilkan energi. Metabolisme
sentral (glikolisis dan siklus asam sitrat) juga menyediakan prekursor-prekursor untuk biosintesis
asam lemak. Hampir semua lemak terpusat di membran sel. Lemak di membran sel jarang
berbentuk trigliserida, tetapi dalam bentuk lebih kompleks, misalnya fosfolipid, glikolipid,
liloprotein, dan lainnya. Sebagian besar lemak di dalam membran sel adalah fosfolipid.
Asam lemak adalah rantai karbon metilen dengan gugus karboksil disalah satu ujungnya. Asam
lemak dapat berupa rantai metilen lurus, atau bercabang, bahkan aromatik. Sebagian besar asam
lemak dalam bakteri sudah teresterifikasi dengan senyawa lain membentuk senyawa ester.
1. Katabolisme Lipid
Sebagian prokariota (seperti Pseudomonas, Bacillus, dan E. coli) dapat tumbuh pada media
yang mengandung lemak. Lemak lebih dulu didesterifikasi menjadi asam lemak. Asam lemak
kemudian siap mengalami oksidasi menjadi Asetil KoA. Karena terjadi oksidasi diatom karbon
β, maka oksidasi tersebut dinamakan β-oksidasi. Pada prinsipnya, β-oksidasi mengurai atau
memotong asam lemak menjadi satuan atau monomer Asetil KoA. Asam lemak memperoleh
gugus KoA, sehingga membentuk asil KoA dengan bantuan asil KoA sintase. Reaksi itu
memerlukan energy dari ATP.
Jika jumlah atom karbon genap, maka senyawa terakhir adalah Asetil KoA. Akan tetapi, jika
jumlah atom karbon asam lemak ganjil, maka senyawa terakhir adalah propionil KoA.
Propionil KoA tidak mengalami dekarboksilasi, tetapi mengalami oksidasi menjadi piruvat.
Secara energetik asam lemak lebih banyak mengahsilkan energi dari pada glukosa. Total ATP
yang dihasilkan dari pemecahan asam lemak C6 melalui β-oksidasi adalah 3 Asetil KoA,
2NADH, dan 2FADH2 minus 2ATP. Oksidasi 3 Asetil KoA menjadi CO2 dan H2O melalui
siklus asam sitrat menghasilkan 3ATP, 3FADH2, dan 9NADH. Totak energi yang dihasilkan
49,3ATP

Gambar 11.2 Oksidasi Protionil KoA menjadi Piruvat


Total ATP yang dihasilkan dari pemecahan glukosa adalah glikolisis glukosa menjadi 2
piruvat menghasilkan 2ATP dan 2NADH. Konfersi 2 piruvat menjadi 2 asetil KoA
menghasilkan 2 NADH. Oksidasi 2 Asetil KoA melalui siklus asam sitrat menghasilkan 2ATP,

Bakteriologi
“Metabolisme Lipid dan Protein pada Sel Bakteri” 5
2FADH2, dan 6NADH. Jika oksidasi 1NADH menghasilkan 3,3ATP dan 1FADH2
menghasilkan 2ATP, maka total energi yang dihasilkan adalah 41ATP.
Glukose adalah sumber energi tunggal yang terpenting bagi kebanyakan sel. Tetapi, bagi
banyak mikroorganisme, zat-zat lain seperti lemak dan protein, dapat digunakan sebagai
sumber energi pilihan. Ada peraturan umum yang mengatur penggunaannya: zat-zat tersebut
diubah secepat dan seefisien mungkin menjadi intermediat lintasan-lintasan glikolitik dan TCA
sehingga untuk terlaksananya peruraian secara lengkap hanya dibutuhkan sejumlah minimum
enzim tambahan. Peraturan ini menyoroti kenyataan bahwa lintasan glikolitik dan siklus TCA
berlaku sebagai suatu pusat umum dan lintasan-lintasan katabolic lainnya dibangun di
sekelilingnya.
Perombakan lipid atau lemak diawali dengan pecahnya trigliseride oleh penambahan air
sehingga terbentuk gliserol dan asam lemak dengan bantuan enzim-enzim lipase:

Gliserol sebagai komponen lemak dapat diubah menjadi intermediat lintasan glikolitik
(dihidroksiaseton fosfat) melalui reaksi-reaksi berikut:

Dihidroksiaseton fosfat yang terbentuk akan diuraikan melalui mekanisme. Asam-asam lemak
dioksidasi melalui pengusiran berturut-turut fragmen berkarbon-dua dalam bentuk asetil-KoA.
Asetil-KoA yang terbentuk kemudian dapat memasuki siklus TCA, sedangkan atom-atom
hydrogen beserta elektron-elektronnya memasuki rantai angkutan elektron menuju fosforilasi
oksidatif.

Bakteriologi
“Metabolisme Lipid dan Protein pada Sel Bakteri” 6
Ada lebih banyak hasil energi per gram lemak daripada per gram karbohidrat. Namun,
relatif hanya beberapa spesies mikroba yang efektif dalam merombak lipid, baik tipe yang
sederhana maupun yang rumit, antara lain karena terbatasnya daya larut lipid.
2. Anabolisme Lipid (Biosintesis Lipid)
Biosintesis lemak dimulai dengan biosintesis asam lemak. Precursor biosintesis asam lemak
adalah Asetil KoA. Rute biosintesis asam lemak berbeda dengan rute β-oksidasi asam lemak.
Karboksilasi Asetil KoA menjadi malonil KoA memerlukan energi dan dikatalisis oleh asetil
KoA karboksilase. Penggantian gugus KoA dengan gugus ACP. Rekasi tersebut dikatalisis oleh
malonil ransasetilase. ACP merupakan target antibiotika pantotenamida pada E. coli, sehingga
mampu menghambat biosintesis asam lemak. Di tempat terpisah, gugus KoA dari asetil KoA
diganti dengan gugus ACP, sehingga menghasilkan asil ACP. Rekasi tersebut dikatalisis
ketoasil ACP sintase. Asil ACP dan malonil ACP menggalami konsdensasi sehingga
menghasilkan 3-ketoasil ACP dan melepaskan CO2 dan gugus ACP. Reaksi tersebut dikatalisis
ketoasil ACP sintae. Dehidrogenasi 3-ketoasil ACP sehingga menghasilkan 3-hidroksiasil ACP.
Reaksi tersebut dikatalisis ketoasil ACP reduktase. Dehidrasi pada atom C nomer 3, sehingga
menghasilkan ikatan rangkap atau senyawanya disebut enoil asil ACP. Reaksi itu dikatalisis β-
hidroksiasil ACP dehidrase. Dehidrogenasi pada ikatan rangkap enoilasil ACP, sehingga
menghasilkan hasil (C4) ACP. Reaksi tersebut dikatalisis enoil asil ACP. Kemudia asil ACP
mengalami pemanjangan, yaitu berkondensasi dengan malonil ACP. Reaksi tersebut sama
dengan reaksi asetil ACP dan malonil ACP seperti diatas. Ketika jumlah karbon dirasa
mencukupi, asil ACP ditransfer ke membran fosfolipid.
Biosintesis asam lemak tidak jenuh terjadi melalui 2 cara, yaitu aerobik dan anaerobik.
Anaerobik hanya terjadi pada prokariota (Clastridium, Lactobactillus, dan E.coli), sedangkan
aerobik terjadi pada eukariota dan prokariota (Bacillus dan Corynebacterium). Pada prokariota
asam lemak tidak jenuh di dominasi oleh asam lemak tidak jenuh tunggal, misalnya asam
palmitoleat (C16).

Anaerob Aerob
E. Coli Alcoligenes faecolis
Salmonella Typhimurium Corynebacterium phlei
Serratia mascescens Bacillus spp
Azobacter agilis Micrococcus lutes
C. Butyricum Beggiatoa
Propionibacterium Myxobacter
Clostridium pasteurianum Leptospira canicola
Chlorobium limicola

Bakteriologi
“Metabolisme Lipid dan Protein pada Sel Bakteri” 7
Anabolisme Fosfolipid. Fosfolipid merupakan asam lemak yang terikat kovalen dengan
fosfat. Terdapat berbagai jenis fospolipid di bakteri, tetapi yang akan di bahas adalah fospolipid
yang umumnya di jumpai. Struktur fosfolipid dalam membran sel adalah amfibolik, yaitu suatu
bagian molekul bermuatan (polar/hidrofilik) dan bagian lain yang tidak bermuatan
(nonpolar/hidrofobik). Area hidrofilik yang berisikan fosfat dan hidrofobik yang berisiskan
asam lemak disebut kepala dan ekor.

Tabel : Senyawa Fospolipid pada prokariota, yaitu asam fosfatidil (X=H),


fosfatidil serin (X=serin), fosfatidil etanolamin (X=etanolamin),
fosfatidil gliserol (X=griserol), dan kardiolipin (X=fosfatidil gliserol).

Biosintesis fosfolipid dimulai dari reduksi dihidroksi aseton fosfat (DHAP) menjadi
gliseraldehid 3-fosfat (G3P) dua molekul asli ACP mentransfer gugus asam lemak ke G3P
menghasilkan asam fosfatidal. Reaksi itu di katalisis gliserildehid 3-fosfat asil transferase.
Asam fosfatidat merupakan fosfalipid pertama yang dihasilkan.

Bakteriologi
“Metabolisme Lipid dan Protein pada Sel Bakteri” 8
Tabel : Biosintesis asam lemak tidak jenuh secara anaerob

Pada saat proses biosintesis asam palmitoleat secara anaerob tidak dihasilkan asil (C10)
ACP, tetapi dihasilkan 3- hidroksil (C10) ACP. Kemudian, 3- hidroksil (C10) ACP mengalami
dehidrasi oleh dehidrogenase, sehingga menghasilkan enoil (C10) ACP. Jenis ikatan rangkap
pada enoil (C10) ACP dapat berupa cis β-ƴ (ikatan rangkap C nomor ganjil) atau cis α - β
(ikatan rangkap C nomor genap). Hal itu trgantung jenis dehidrogenase yang mengkatalis.
Selanjutnya, enoil (C10) ACP mengalami perpanjangan sampai menghasilkan enoil (C16)
ACP. Enoil (C16) ACP mengalami hidrasi, sehingga menghasilkan asam palmitoleat (C16).

D. Metabolisme Protein
Metabolisme protein adalah deskripsi dari proses fisik dan kimia yang menyebabkan baik
pembentukan atau sintesis, asam amino menjadi protein dan pemecahan, atau katabolisme protein
menjadi asam amino. Protein diuraikan menjadi peptide, kemudian akan menjadi asam amino.
Asam amino akan membentuk asetil-KoA, asam α-ketoglutarat, asam suksinat, asam fumarate,
asam oksaloasetat di dalam TCA. Dengan demikian, maka baik dalam proses katabolisme glukosa,
katabolisme protein, maupun katabolisme lipid, semuanya masuk ke TCA, setelah melalui
prosesnya masing-masing.
Bakteriologi
“Metabolisme Lipid dan Protein pada Sel Bakteri” 9
1. Katabolisme Protein
Banyak bakteri heterotrofik dapat menghancurkan protein di luar tubuhnya dan
menggunakan produk-produk hasil proses tersebut sebagai sumber tenaga karbon dan nitrogen.
Karena molekul protein terlampau besar untuk dapat melewati membran, bakteri
mengekskresikan eksoenzim yang disebut protease yang menghidrolisis protein tersebut
menjadi peptide-peptide.
Bakteri menghasilkan peptidase yang menguraikan peptide menjadi asam-asam amino
individu, yang kemudian dikatabolisme melalui cara yang bergantung pada tipe asam aminonya
dan spesies atau galur bakteri yang menguraikannya. Proses ini adalah sebagai berikut:

Bila asam amino diuraikan, kerangka karbon asam-asam amino tersebut mengalami
peruraian oksidatif menjadi senyawa-senyawa yang dapat memasuki siklus TCA dapat melalui
asetil-KoA, asam α-ketoglutarat, asam suksinat, asam fumarate, atau asam oksaloasetat.
Gambaran keseluruhan disimilasi karbohidrat, lipid, dan protein

Metabolisme karbohidrat, lipid dan asam amino. Seperti dapat dilihat dari diagram, asetil-
KoA merupakan intermediat umum dari metabolism karbohidrat dan lipid, dan siklus TCA
merupakan lintasan umum untuk oksidasi karbohidrat, lipid, dan asam amino.

Bakteriologi
“Metabolisme Lipid dan Protein pada Sel Bakteri” 10
Asam amino dapat dipakai sebagai sumber energy. Asam amino terlebih dahulu dideaminasi
menjadi asam keto. Deaminasi dapat terjadi dalam 3 model, yaitu deaminasi dengan bantuan
flavor protein oksidase, dehydrogenase dan transaminase. Pada proses pertama dan ketiga
deaminasi dapat dikopling dengan pembentukan energy. Pda proses kedua deamninasi tidak
dapat langsung dikopling dalam dengan pembentukan energy.
Secara keseluruhan, 20 asam amino di degradasi menjadi 6 senyawa antara yang berada di
metabolism sentral, yaitu piruvat, Asetil KoA, oksaloasetat, fumarate, suksinil KoA, dan α-
ketoglutarat.
2. Anabolisme Protein (Biosintesis Asam Amino)
Pada dasarnya sintesis asam amino merupakan reaksi aminasi (pengikatan gugus amin)
karboksilat. Gugus amin biasanya berasal dari amonia. Akan tetapi, pengikatan gugus amin ke
karboksilat dapat langsung (1 tahap) atau tidak langsung (2 tahap). Pengikatan gugus amin
langsung terdapat pada proses sintesis glutamate dari α-ketoglutarat (perhatikan Gambar 12.1).
reaksi itu memerlukan glutamate dehydrogenase (GH).

Gambar 12.1 Reaksi glutamate dehydrogenase (GH)


Pengikatan gugus amin tidak langsung terjadi pada proses sintesis glutamate dari α-
ketoglutarat dan memerlukan glutamate lainnya (lihat Gambar 12.2). Pada reaksi itu gugus
amin lebih dahulu diinkorporasi ke glutamat menghasilkan glutamin (dikatalisis glutamin
sintase/GS). Gugus amin ditransfer ke α-ketogluta menghasilkan glutamat (dikatalisis glutamin
α-oksoglutarat transaminase atau GOGAT). Glutamin yang kehilangan amida, menjadi
glutamate.

Bakteriologi
“Metabolisme Lipid dan Protein pada Sel Bakteri” 11
L-Glutamat alfa-Ketoglutarat

Gambar 12.2 Reaksi GS-GOGAT

Dari kedua tipe reaksi di atas (GH dan GS-GOGAT), tampaknya reaksi GS-GOGAT
merupakan rekasi yang paling mungkin terjadi di alam. Hal itu karena reaksi GH memerlukan
kadar amonia yang tinggi di habitatnya, sedangkan GS-GOGAT memerlukan sedikit ammonia
di habitatnya.
Sintesis asam amino lainnya memerlukan glutamate sebagai sumber nitrogen (gugus amin)
ke karboksilat. Reaksi tersebut merupakan proses transaminase, sehingga enzimnya disebut
transaminase.

Bakteriologi
“Metabolisme Lipid dan Protein pada Sel Bakteri” 12
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Metabolisme merupakan rangkaian reaksi kimia yang diawali dengan substrat yang diakhiri
dengan produk . Reaksi dalam sel tidak terjadi bolak – balik , melainkan berjalan kesatu arah. Tiap
produk akan menjadi reaktan bagi reaksi selanjutnya. Reaksi ini berurutan sampai produk akhir,
membentuk suatu jalur metabolisme. Metabolisme merupakan salah satu ciri makhluk hidup, pada
metobolisme terdapat dua reaksi yaitu katabolisme (perombakan) dan anabolisme (pembentukan).

Lipid merupakan kumpulan gliseril dan asam lemak (jenuh dan tidak jenuh), sedangkan protein
merupakan kumpulan peptide dan asam amino. Lemak dan protein merupakan cadangan energi bagi
bakteri. Pada lemak akan menyusun membran sel sedangkan protein penyusun utama sel.

Kebanyakan lemak berkumpul di membran sel dengan bentuk yang kompleks. Asam lemak adalah
rantai karbon metilen dengan gugus karboksil disalah satu ujungnya. Asam lemak dapat berupa rantai
metilen lurus, atau bercabang, bahkan aromatik. Sebagian besar asam lemak dalam bakteri sudah
teresterifikasi dengan senyawa lain membentuk senyawa ester. Lemak lebih dulu didesterifikasi
menjadi asam lemak. Asam lemak kemudian siap mengalami oksidasi menjadi Asetil KoA. Karena
terjadi oksidasi diatom karbon β, maka oksidasi tersebut dinamakan β-oksidasi. Pada prinsipnya, β-
oksidasi mengurai atau memotong asam lemak menjadi satuan atau monomer Asetil KoA. Asam
lemak memperoleh gugus KoA, sehingga membentuk asil KoA dengan bantuan asil KoA sintase.
Reaksi itu memerlukan energy dari ATP. Perombakan lipid atau lemak diawali dengan pecahnya
trigliseride oleh penambahan air sehingga terbentuk gliserol dan asam lemak dengan bantuan enzim-
enzim lipase.

Biosintesis lemak dimulai dengan biosintesis asam lemak. Precursor biosintesis asam lemak adalah
Asetil KoA. Karboksilasi Asetil KoA menjadi malonil KoA memerlukan energi dan dikatalisis oleh
asetil KoA karboksilase. Asam lemak tidak jenuh pada prokariotik merupakan anaerobik.

Metabolisme protein adalah deskripsi dari proses fisik dan kimia yang menyebabkan baik
pembentukan atau sintesis, asam amino menjadi protein dan pemecahan, atau katabolisme protein
menjadi asam amino. Protein diuraikan menjadi peptide, kemudian akan menjadi asam amino. Asam
amino akan membentuk asetil-KoA, asam α-ketoglutarat, asam suksinat, asam fumarate, asam
oksaloasetat di dalam TCA. Dengan demikian, maka baik dalam proses katabolisme glukosa,

Bakteriologi
“Metabolisme Lipid dan Protein pada Sel Bakteri” 13
katabolisme protein, maupun katabolisme lipid, semuanya masuk ke TCA, setelah melalui prosesnya
masing-masing.

Pada dasarnya sintesis asam amino merupakan reaksi aminasi (pengikatan gugus amin)
karboksilat. Gugus amin biasanya berasal dari amonia. Akan tetapi, pengikatan gugus amin ke
karboksilat dapat langsung (1 tahap) atau tidak langsung (2 tahap). Pengikatan gugus amin langsung
terdapat pada proses sintesis glutamate dari α-ketoglutarat , reaksi itu memerlukan glutamate
dehydrogenase (GH).

Bakteriologi
“Metabolisme Lipid dan Protein pada Sel Bakteri” 14
DAFTAR PUSTAKA

Boleng, Didimus Tanah. 2015. Bakteriologi Konsep-Konsep Dasar. Malang: UMM Press

Pelczar, Michael J. 2007. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press

Purwoko, Tjahjadi. 2007. Fisiologi Mikroba. Jakarta: Bumi Aksara

Radji, Maksum. 2011. Buku Ajar Mikrobiologi Panduan Mahasiswa Farmasi & Kedokteran. Jakarta:
EGD

Bakteriologi
“Metabolisme Lipid dan Protein pada Sel Bakteri” 15

Anda mungkin juga menyukai