Anda di halaman 1dari 7

i

Berdasarkan surat ketetapan nomor:

002/SEK/MAPERWA FEB-UH/TAP/IX/2016

Buku Pedoman Persidangan ini menjadi acuan dalam melakukan persidangan dalam lingkup
KEMA FEB-UH sejak tanggal ditetapkannya.

Ditetapkan di: Makassar

Pada Tanggal: 1 September 2016

MAJELIS PERMUSYAWARATAN MAHASISWA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HASANUDDIN

PERIDE 2016-2017

i
DAFTAR ISI

Daftar Isi ........................................................................................................ ii


1. Definisi Sidang............................................................................................... 1
a. Sidang Pleno .............................................................................................. 1
b. Sidang Komisi ........................................................................................... 1
2. Jenis-Jenis Sidang .......................................................................................... 1
3. Fungsi Persidangan ........................................................................................ 1
4. Perangkat Persidangan ................................................................................... 2
a. Presidium Sidang....................................................................................... 2
b. Peserta Sidang ........................................................................................... 2
c. Palu Sidang ................................................................................................ 2
5. Peristilahan dalam Persidangan ..................................................................... 3

ii
PEDOMAN PERSIDANGAN

KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

1. Definisi Sidang

Sidang merupakan forum formal suatu organisasi guna membahas masalah tertentu
dalam upaya menghasilkan keputusan, yang akan menjadi sebuah ketetapan. Keputusan dari
persidangan ini akan mengikat seluruh elemen organisasi selama belum diadakan perubahan.
Keputusan ini sifatnya final, sehingga berlaku bagi pihak yang setuju maupun tidak setuju,
hadir atau tidak hadir dalam persidangan.

2. Jenis-Jenis Sidang

Terdapat beberapa jenis persidangan yang dikenal dalam lingkup KEMA FEB-UH,
yaitu:

a. Sidang Pleno
 Sidang pleno diikuti oleh seluruh peserta dan peninjau permusyawaratan;
 Sidang Pleno dipimpin oleh Presidium Sidang;
 Sidang Pleno membahas dan memutuskan segala sesuatu yang berhubungan
dengan permusyawaratan.
b. Sidang Komisi
 Sidang Komisi diikuti oleh anggota masing-masing komisi;
 Anggota masing-masing komisi adalah peserta penuh dan peserta peninjau yang
ditentukan oleh Sidang Pleno;
 Sidang Komisi dipimpin oleh seorang pimpinan.
 Pimpinan Sidang Komisi dipilih dari dan oleh anggota komisi dalam komisi
tersebut;
 Sidang Komisi membahas materi-materi yang menjadi tugas dari komisi yang
bersangkutan.

3. Fungsi Persidangan
Mekanisme yang ada didalam persidangan ini berfungsi untuk menjaga keteraturan
setiap elemen yang ada didalam sidang tersebut agar persidangan dapat berjalan lancar secara
harmonis dan kondusif.
1
4. Perangkat Persidangan

Demi kelancaran sebuah persidangan, hendaknya didukung oleh beberapa perangkat-


perangkat yang ada didalamnya, diantaranya adalah:

1) Presidium Sidang
 Presidium Sidang bertugas untuk memimpin dan mengatur jalannya sidang serta
menetapkan hasil keputusan yang telah disepakati oleh seluruh peserta sidang.
 Presidium Sidang dipilih dari dan oleh peserta sidang.
 Presidium Sidang berkuasa untuk memimpin dan menjalankan tata tertib
persidangan.
 Presidium sidang harus ganjil dan sekurang-kurangnya terdiri dari tiga orang.

2) Peserta Sidang
Peserta dalam proses persidangan dibagi menjadi dua, yaitu peserta penuh dan peserta
peninjau. Peserta penuh adalah anggota KEMA FEB-UH, sedangkan peserta peninjau
adalah orang-orang yang diundang untuk hadir dalam persidangan diluar peserta
penuh. Adapu hak dan kewajiban peserta sidang adalah sebagai berikut:
 Hak Peserta Penuh
a. Hak Bicara, yaitu hak untuk bertanya, mengeluarkan pendapat, mengajukan
usulan kepada pimpinan sidang, baik secara lisan maupun secara tulisan.
b. Hak Suara, yaitu hak untuk ikut ambil bagian dalam pengambilan keputusan.
c. Hak Memilih, yaitu hak untuk menentukan pilihan dalam proses pemilihan.
d. Hak Dipilih, yaitu hak untuk dipilih dalam proses pemilihan.

 Hak Peserta Peninjau


a. Hak yang dimiliki oleh peserta peninjau hanyalah hak bicara.

 Kewajiban peserta penuh dan peninjau


a. Menaati tata tertib persidangan

3) Palu Sidang
Palu Sidang adalah palu yang dipakai dalam persidangan untuk “mengetuk” setiap
keputusan dan ketetapan yang telah disepakati.

2
Adapun beberapa jenis ketukan palu sidang yang dilakukan oleh pimpinan sidang,
yakni:
1) Satu Kali Ketukan
 Menerima dan menyerahkan pimpinan sidang;
 Mengesahkan keputusan poin perpoin (keputusan sementara);
 Menskorsing atau mencabut kembali skorsing yang waktunya singkat.
 Contoh: 1x15 menit, atau 1x20 menit, dan sebagainya.
 Mencabut kembali/membatalkan ketukan terdahulu yang dianggap keliru.
 Memberi peringatan kepada peserta sidang.
2) Dua Kali Ketukan
 Menskorsing atau mencabut kembali skorsing dalam waktu yang cukup lama.
Contoh: 2x15 menit, 2x20 menit, dan sebagainya.
 Melakukan pending atau mencabut kembali pending.
3) Tiga Kali Ketukan
 Membuka atau menutup sidang secara resmi
 Mengesahkan putusan final atau akhir sidang.
4) Ketukan Berulang-ulang
 Menenangkan peserta sidang atau forum.

5. Peristilahan dalam Persidangan


1. Pending, yaitu menghentikan sidang sejenak dikarenakan terdapat kendala tekhnis
atau prinsip dan lebih dari 1x24 jam.
2. Skorsing, yaitu menghentikan sidang sejenak untuk melakukan lobying dikarenakan
sulitnya mencapai kesepakatan antarpeserta sidang atau terdapat kendala tekhnis yang
kurang dari 1x24 jam.
3. Lobying, yaitu proses diskusi antarpeserta sidang di luar pengaturan pimpinan sidang.
4. Pencerahan, yaitu upaya peserta sidang untuk meluruskan kesalahpahaman yang
terjadi antara peserta sidang yang lain.
5. Voting, yaitu proses pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak setelah
jalan musyawarah mengalami kebuntuan.
6. Quorum, yaitu syarat jumlah peserta sidang dimulai, agar keputusan dapat dianggap
sah.
7. Walkout, yaitu saat dimana peserta sidang keluar ruangan dengan alasan tidak
menyetujui keputusan sidang.

3
8. Interupsi, yaitu memotong pembicaraan orang lain.
a. Interruption Point of Order
Dilakukan untuk meminta penjelasan atau memberikan masukan yang berkaitan
dengan jalannya pesidangan. (jika pembahasan melebar atau tidak konsisten)
b. Interruption Point of Clarification
Dilakukan jika terdapat penyampaian pendapat atau informasi yang butuh
klarifikasi, agar tidak terjadi penangkapan bias ketika seseorang memberikan
tanggapan atau sebuah penegasan terhadap suatu pernyataan.
c. Interruption Point of Personal Previllage
Dilakukan jika terdapat pendapat yang terlalu menyudutkan pihak tertentu diluar
substansi permasalahan.
d. Interruption of Explanation
Dilakukan untuk menjelaskan suatu pernyataan agar tidak ditanggapi keliru.

Pelaksanaan Interupsi:
a. Interupsi dilaksanakan dengan mengangkat tangan terlebih dahulu, dan berbicara
setelah minta izin dari presidium sidang.
b. Interupsi di atas hanya berlaku selama tidak menggangu persidangan.

9. Konsideran, yaitu proses menimbang dalam menetapkan putusan sidang.


10. Prosidang, yaitu hasil ketetapan sidang/musyawarah yang telah dibukukan (tertulis).
11. PK/Peninjauan Kembali, yaitu meninjau kembali keputusan yang telah disepakati
untuk melakukan perbaikan atau perubahan apabila terdapat kesalahan dalam
penetapan suatu keputusan yang sudah ditetapkan. Permintaan pengajuan PK diajukan
kepada MAPERWA FEB-UH dan dilakukan secara tertulis dilengkapi dengan alasan-
alasan yang mendasari diajukannya PK.

Putusan PK dapat berupa:

(1) permintaan Peninjauan Kembali dinyatakan ditolak.


(2) permintaan Peninjauan Kembali dinyatakan tidak dapat diterima.
(3) permintaan Peninjauan Kembali dinyatakan diterima.

Anda mungkin juga menyukai