Anda di halaman 1dari 19

A.

Pengertian Model Konseptual

Model konseptual diperlukan untuk memandu praktik dan penelitian keperawatan keluarga. Hal ini
dianggap penting terkaid dengan keperawatan keluarga karena berpikir secara timbal balik dan
sistematis dalam keperawatan keluarga membutuhkan peralihan paradigma dari pendekatan individu
sebagai klien menjadi keluarga sebagai klien. Sumber konsep dan teori keperawatan keluarga berfungsi
untuk membedakan , menjelaskan atau memperkirakan fenomena yang ada dalam keperawatan.
Pengertian teori dari beberapa ahli :

1. Teori adalah suatu sel interaksi kontruksi (konsep), definisi dan proposisi yang menghasilkan suatu
pandangan sistemik dan fenomena dan pengkhususan hubungan antara variable dengan tujuan yang
menjelaskan dan memprediksikan fenomena (kerlinjger, 1979, hal 9)

2. Teori adalah deskripsi atau penjelasan tentang fenomena dan hubungan antara fenomena-fenomea
tersebut (steven, 1979)

3. Konsep adalah suatu yang dihasilkan dengan abtraksi atau pemisahan karakteristik ide-ide,
menempatkan pada kelas atau pola.

4. Model konseptual adalah sala satu yang mencerminkan realita dengan menempatkan kata-kata
yang merupakan konsep ke dalam model dengan cara yang sama dengan pembuat model pesawat mode
pesawat memasang sayap,badan pesawat dan cockpit.

5. Model konseptual adalah suatu kerangka kerja konseptual, sistem atau skema yang menerangka
tentang serangkaina ide global tentang keterlibatan individu, kelompok, situasi atau kejadian, terhadap
suatu ilmu dan pengembangannya.

Antara model dan teori ada suatu kesamaan dalam pengertian, namun sebenarnya berbeda dalam
beberapa hal diantaranya pada tingkat abstraknya.

1. Model konseptual memakai system dengan abstrak yang tinggi dari model konsep global dan dalil-
dalil.

2. Model konseptual tidak dapat diuji secara langsung karena konsepnya tidak terdefinisi secara
operasional, namun hubunganya dapat diobsevasi.

3. Teori berfokus pada satu atau lebih konsep dan pernyatan yang konkret dan spesifik.

4. Teori dapat didefinsikan secara operasioal dan dinyatakan secara jelas, serta diformulasi suatu
hypotesa sehingga dapat diuji melalui riset.
B. Model Konseptual Keperawatan Keuarga

Model keperawatan adalah jenis model konseptual yang menerapkan kerangka kerja konseptual
terhadap pemahaman keperawatan dan bimbingan praktik keperawatan. Model konseptual keperawatan
menguraikan situasi yang terjadi dalam suatu lingkungan atau stresor yang mengakibatkan seseorang
individu berupa menciptakan perubahan yang adaptif dengan menggunakan sumber-sumber yang
tersedia. Model konseptual keperawatan mencerminkan upaya menolong orang tersebut,
mempertahankan keseimbangan melalui pengembangan mekanisme koping yang positif untuk
mengatasi stressor ini.

Model konseptual keperawatan telah memperjelas kespesifikan area fenomena ilmu keperawatan yang
melibatkan empat konsep yaitu manusia sebagai pribadi yang utuh dan unik. Konsep kedua adalah
lingkungan yang bukan hanya merupakan sumber awal masalah tetapi juga perupakan sumber
pendukung bagi individu. Kesehatan merupakan konsep ketiga dimana konsep ini menjelaskan tentang
kisaran sehat-sakit yang hanya dapat terputus ketika seseorang meninggal. Konsep keempat adalah
keperawatan sebagai komponen penting dalam perannya sebagai faktor penentu pulihnya atau
meningkatnya keseimbangan kehidupan seseorang (klien)

Konseptualisasi keperawatan umumnya memandang manusia sebagai mahluk biopsikososial yang


berinteraksi dengan keluarga, masyarakat, dan kelompok lain termasuk lingkungan fisiknya. Tetapi cara
pandang dan fokus penekanan pada skema konseptual dari setiap ilmuwan dapat berbeda satu sama
lain, seperti penenkanan pada sistem adaptif manusia, subsistem perilaku atau aspek
komplementer.Teori keperawatan dan model konseptual adalah sebagai berikut:

a. Orientasi system: system periaku dari Johnson. model konseptual system dari Neuman

b. Orientasi perkembangan.: model konseptual perawtan diri dari Orem

c. Orientasi interaksi dan system: model adaptasi dari Roy, model system terbuka dari King

d. Orientasi system dan perkembangan: model proses kehidupan dari Roger.

C. Model Sistem Perawatan Kesehatan dari Betty Neuman.

Pada publikasi Neuman taun 1970-an tentang model sistemnya, ia tidak membahas keluarga. Dalam
komplikasi akhir dari bab tentang model ini Neuman, disunting oleh Neuman (1982) model terwsebut
diperluas yang berhubungan dengan keluarga sehingga penerima asuhan kepeerawatan termasuk
keluarga. Dua bab dari naskah yang terakhir ini menerapkan model dari Neuman untuk system keluarga
(Reed, 1982) dan terapi keluarga (Goldblum-Graff dan Greff, 1982). Dalam bab ini keluarga diuraikan
sebagai target yang tepat baik untuk pegkajian dan intervensi perimer, sekunder dan tersier. Proses
keperawatan digunakan sebagai penghubung antara teori keluarga dan praaktik. Keperawatan (Faw Cett,
1984). Belakangan ini Mischke-Berkey dkk (1989) dengan tekun mengadaptasi model dari Neuman untuk
digunakan dalam pengkajian dan intervensi keluarga. Model dari Neuma karena konsep keluarga telah
diidentifikasi dan diterapkan, tampak agak bermanfaat untuk membimbing praktik keperawatan
keluarga.

Konsep yang dikemukakan oleh Betty Newman adalah konsep “Healt care system” yaitu model konsep
yang menggambarkan aktifitas keperawatan yang ditujukan kepada penekanan penurunan stress dengan
memperkuat garis pertahanan diri secara fleksibel atau normal maupun resistan dnegan sasaran
pelayana adalah komunitas. Serta Betty Newman mendefinisikan manusia secara utuh merupakan
gabungan dari konsep holistic dan pendekatan system terbuka. Faktor yang perlu di perhatikan adalah:
fisiologi individu, psikologi individu,sosial cultural, perkembangan individu

1. Asumsi Teori Model Betty Neuman

Asumsi yang dikemukakan oleh Betty Neuman dalam memberikan respon terhadap tekanan yaitu :

a. Manusia

Merupakan suatu sistem terbuka yang selalu mencari keseimbangan dari harmoni dan merupakan satu
kesatuan dari fisiologis, psikologis, sosiokultural, perkembangan dan spiritual.

b. Lingkungan

Yaitu meliputi semua faktor internal dan eksternal atau pengaruh-pengaruh dari sekitar klien atau sistem
klien.

c. Sehat

Suatu kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan kebutuhan sehat merupakan keseimbangan yang
dinamis sebagai dampak dari keberhasilan menghindari atau mengatasi stressor.

2. Pernyataan Teori Sistem Model Neuman

Teori model Neuman menggambarkan partisipasi aktif perawat terhadap klien dengan tingkatan yang
menyangkut bermacam-macam pengaruh terhadap respon klien akibat tekanan atau stress.

Klien dalam hubungannya timbal balik dengan lingkungan sekitarnya selalu membuat keputusan yang
menyangkut hal atau sesuatu yang akan berakibat kepadanya. Ada 4 faktor yang merupakan konsep
mental klien yaitu: individu atau pasien itu sendiri, lingkungan sekitarnya, kesehatan, pelayanan

3. Bentuk Logika Teori Model Neuman

Bentuk Neuman menggunakan logika deduktif dan induktif dalam mengembangkan teori modelnya yang
telah dipertimbangkan terlebih dahulu. Betty Neuman menemukan teori modelnya dari berbagai teori
dan disiplin ilmu. Teori ini juga merupakan hasil dari pengamatan dan pengalaman selama ia bekerja
dipusat kesehatan mental keperawatan.

4. Model Betty Neuman Dalam Lingkungan Komunitas


Model konseptual dari Neuman memberikan penekanan pada penurunan stress dengan cara
memperkuat garis pertahanan diri keperawatan ditujukan untuk mempertahankan keseimbangan
tersebut dengan terfokus pada empat intervensi yaitu :

a. Intervensi yang bersifat promosi

Dilakukan apabila gangguan yang terjadi pada garis pertahanan yang bersifat fleksibel yang berupa:
pendidikan kesehatan dan mendemonstrasikan keterampilan keperawatan dasar yang dapat dilakukan
klien dirumah atau komonitas yang bertujuan meningkatkan kesehatan.

b. Intervensi yang bersifat prevensi, dilakukan apabila garis pertahanan normal terganggu :

1) Deteksi dini gangguan kesehatan Misalnya deteksi tumbuh kembang balita, keluarga dll.

2) Memberikan zat kekebalan pada klien yang bersifat individu misalnya : konseling pra nikah

c. Intervensi yang bersifat kuratif, dilakukan apabila garis pertahanan terganggu.

d. Intervensi yang bersifat rehabilitative, dilakukan seperti pada upaya kuratif yaitu apabila garis
pertahanan resisten yang terganggu.

Komunitas dilihat sebagai klien yang dipengaruhi oleh dua aktor utama : komunitas yang merupakan
klien dan penggunaan proses keperawatan sebagai pendekatan yang terdiri dari 5 tahapan :pengkajian,
diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi.

D. Model Perawatan Diri dari Orem.

Dorothea Orem adalah salah seorang teoritis keperawatan terkemuka di Amerika. Dorothe Orem lahir di
Baltimore, Maryland di tahun 1914. Ia memperoleh gelar sarjana keperawatan pada tahun 1939 dan
Master Keperawatan pada tahun 1945. Selama karir profesionalnya, dia bekerja sebagai seorang staf
keperawatan, perawat pribadi, perawat pendidik dan administrasi, serta perawat konsultan. Ia menerima
gelar Doktor pada tahun 1976. Dorothea Orem adalah anggota subkomite kurikulum di Universitas
Katolik. Ia mengakui kebutuhan untuk melanjutkan perkembangan konseptualisasi keperawatan. Ia
pertama kali mempubilkasikan ide-idenya dalam “Keperawatan : Konsep praktik”, pada tahun 1971, yang
kedua pada tahun 1980 dan yang terakhir di tahun 1995.

Dari beberapa model konsep, salah satu diantaranya adalah model self care yang diperkenalkan oleh
Dorothea E. Orem. Orem mengembangkan model konsep keperawatan ini pada awal tahun 1971 dimana
dia mempublikasikannya dengan judul "Nursing Conceps of Practice Self Care". Model ini pada awalnya
berfokus pada individu, kemudian edisi kedua tahun 1980 dikembangkan pada multi person's unit
(keluarga, kelompok dan komunitas).

1. Pengertian Keperawatan Mandiri (self care)


Self care merupakan suatu pelaksanaan kegiatan yang diprakarsai dan dilakukan oleh individu sendiri
untuk memenuhi kebutuhan guna mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraannya sesuai
dengan keadaan, baik sehat maupun sakit (Orem's, 1980).

Pada dasarnya diyakini bahwa semua manusia itu mempunyai kebutuhan-kebutuhan self care dan
mereka mempunyai hak untuk mendapatkan kebtuhan itu sendiri, kecuali bila tidak mampu.

2. Teori Sistem Keperawatan Orem

Teori ini mengacu kepada bagaimana individu memenuhi kebutuhan dan menolong keperawatannya
sendiri, maka timbullah teori dari Orem tentang Self Care Deficit of Nursing. Dari teori ini oleh Orem
dijabarkan ke dalam tiga teori yaitu :

a. Self Care (Perawatan Diri)

Teori self care berisi upaya tuntutan pelayanan diri yang sesuai dengan kebutuhan. Perawatan diri sendiri
merupakan suatu langkah awal yang dilakukan oleh seorang perawat yang berlangsung secara
berkelanjutan sesuai dengan keadaan dan keberadaannya, keadaan kesehatan dan kesempurnaan.

Perawatan diri sendiri merupakan aktifitas yang praktis dari seseorang dalam memelihara kesehatannya
serta mempertahankan kehidupannya. Terjadi hubungan antar pembeli self care dengan penerima self
care dalam hubungan terapi. Orem mengemukakan tiga kategori / persyaratan self care yaitu :
persyaratan universal, persyaratan pengembangan dan persyaratan kesehatan. Penekanan teori self care
secara umum :

1) Pemeliharaan intake udara

2) Pemeliharaan intake air

3) Pemeliharaan intake makanan

4) Mempertahankankan hubungan perawatan proses eliminasi dan eksresi

5) Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat

6) Pemeliharaan keseimbangan antara solitude dan interaksi sosial

7) Pencegahan resiko-resiko untuk hidup, fungsi usia dan kesehatan manusia

8) Peningkatan fungsi tubuh dan pengimbangan manusia dalam kelompok sosial sesuai dengan
potensinya.

b. Self Care Deficit (Defisit Perawatan Diri)

Defisit perawat diri terjadi bila tindakan perawatan diri tidak adekuat dalam memenuhi kebutuhan
perawatan diri yang disadari. Teori defisit perawatan diri Orem menjelaskan bukan hanya saat
keperawatan dibutuhkan saja, melainkan cara membantu orang lain dengan menerapkan lima metode
bantuan, yakni melakukan untuk, memandu, mengajarkan, mendukung dan menyediakan lingkungan
yang dapat meningkatkan kemampuan individu untuk memenuhi tuntutan akan perawatan diri saat ini
atau di masa yang akan datang.

c. Nursing system (Sistem Keperawatan)

Teori yang membahas bagaimana kebutuhan "Self Care" pasien dapat dipenuhi oleh perawat, pasien
atau keduanya. Nursing system ditentukan / direncanakan berdasarkan kebutuhan "Self Care" dan
kemampuan pasien untuk menjalani aktifitas "Self Care".

Orem mengidentifikasikan klasifikasi Nursing System :

1) The Wholly compensatory system

Merupakan bantuan secara keseluruhan, dibutuhkan untuk klien yang tidak mampu mengontrol dan
memantau lingkungannya dan berespon terhadap rangsangan.

2) The Partly compensantory system

Merupakan bantuan sebagian, dibutuhkan bagi klien yang mengalami keterbatasan gerak karena sakit
atau kecelakaan.

3) The supportive - Educative system

Merupakan dukungan pendidikan dibutuhkan oleh klien yang memerlukannya untuk dipelajari, agar
mampu melakukan perawatan mandiri.

4) Metode bantuan

Perawat membantu klien dengan menggunakan system dan melalui metode bantuan yang meliputi
:acting atau melakukan sesuatu untuk klien, mengajarkan klien, mengarahkan klien, mensupport klien.

3. Keyakinan dan Nilai - Nilai

Kenyakianan Orem's tentang empat konsep utama keperawatan adalah :

a. Klien : individu atau kelompok yang tidak mampu secara terus menerus memperthankan self care
untuk hidup dan sehat, pemulihan dari sakit atau trauma atu koping dan efeknya.

b. Sehat : kemampuan individu atau kelompoki memenuhi tuntutan self care yang berperan untuk
mempertahankan dan meningkatkan integritas structural fungsi dan perkembangan.

c. Lingkungan : tatanan dimana klien tidak dapat memenuhi kebutuhankeperluan self care dan
perawat termasuk didalamnya tetapi tidak spesifik.
d. Keperawatan : pelayanan yang dengan sengaja dipilih atau kegiatan yang dilakukan untuk
membantu individu, keluarga dan kelompok masyarakat dalam mempertahankan self care yang
mencakup integritas struktural, fungsi dan perkembangan.

4. Tiga Kategori Self Care

Model Orem's menyebutkan ada beberapa kebutuhan self care yang disebutkan sebagai keperluan self
care (self care requisite), yaitu :

a. Universal self care requisite ; keperluan self care universal dan ada pada setiap manusia dan
berkaitan dengan fungsi kemanusiaan dan proses kehidupan, biasanya mengacu pada kebutuhan dasar
manusia.

1) Pemeliharaan kecukupan intake udara

2) Pemeliharaan kecukupan intake cairan

3) Pemeliharaan kecukupan makanan

4) Pemeliharaan keseimabangan antara aktifitas dan istirahat

5) Mencegah ancaman kehidupan manusia, fungsi kemanusiaan dan kesejahteraan manusia

6) Persediaan asuhan yang berkaitan dengan proses- proses eliminasi

7) Meningkatkan fungsi human fungtioning dan perkembangan ke dalam kelompok sosial sesuai
dengan potensi seseorang, keterbatasan seseorang dan keinginan seseorang untuk menjadi normal.

b. Developmental self care requisite : terjadi berhubungan dengan tingkat perkembangan individu dan
lingkungan dimana tempat mereka tinggal yang berkaitan dengan perubahan hidup seseorang atau
tingkat siklus kehidupan.

c. Health deviation self care requisite : timbul karena kesehatan yang tidak sehat dan merupakan
kebutuhan-kebutuhan yang menjadi nyata karena sakit atau ketidakmampuan yang menginginkan
perubahan dalam perilaku self care.

5. Tujuan Keperawatan Keluarga Menurut Orem’s

Tujuan keperawatan pada model Orem's yang diterapkan kedalam praktek keperawatan keluarga
adalah :

a. Menolong klien dalam hal ini keluarga untuk keperawatan mandiri secara terapeutik.

b. Menolong klien bergerak kearah tidakan-tidakan asuhan mandiri


c. Membantu anggota keluarga untuk merawat anggota keluarganya yang mengalami gangguan
secara kompeten.

Dengan demikian maka fokus asuhan keperawatan pada model Orem's yang diterapkan pada praktek
keperawtan keluaga adalah sebagai berikut:

a. Aspek interpersonal : hubungan didalam kelurga;

b. Aspek sosial : hubungan keluarga dengan masyarakat disekitarnya

c. Aspek prosedural : melatih ketrampilan dasar keluarga sehingga mampu mengantisipasi perubahan
yang terjadi

d. Aspek tehnis : mengajarkan kepada keluarga tentang tehnik dasar yang dilakukan di rumah,
misalnya melakukan tindakan kompres secara benar.

Teori Orem tentang perawatan diri, kurangnya perawatan dari, system perawatan berorientasi pada
individu.individu (klien) dianggap sebagai penerimaan asuhan kepaerawatan yang utama. Keluarga
dipandang sebagai factor syarat dasar bagi anggota keluarga (klien) atau sebagai kontek utama di mana
individu berfungsi. Perawat juga membantu memberi perawatan yang tidak mandiri (anggota keluarga
dewasa yang merawat individu yang tidak mandiri) dan dalam melaksanakan tugas ini mereka diaggap
sebagai individu dari pada keluarga atau subsistem keluarga (Orem, 1983).

Orem tidak mengungkapkan bagaimana konsep teori keluarga dapat di gabungkan ke dalam model
praktik perawatan tersebut. Tadyah 1985, akan tetapi, melaksanakan tugas untuk menguraikan
bagaimana struktur, fungsi dan perkembangan keluarga dapat diartikulasika dengan model dari Orem.
Karena unit analisis membedakan antara dua teori tersebut, artikulasi yang diuraikan Tadych tersebut
bersifat pelengkap meskipun filosofi perawatan diri cukup relevan dengan keperawatan keluarga, konsep
saat ini dari Orem tidak memberikan konsep mendasar untuk bekerja dengan keluarga sebagai klien.
Chin,1985. mengatakan bahwa satu alasan mengapa terdapat kekurangan dari kemampuan penerapan
model dari orem pada keluarga sebagai sebuah unit adalah bahwa syarat-syarat perawatan diri bagi
keluarga berbeda dengan untuk individu. Hal ini tentunya merupakan suatu kemajuan dalam upaya
untuk menggunakan syarat-syarat perawatan diri yang berorientasi pada individu dari Orem untuk
mengkaji keluarga. Upaya-upaya selanjutnya seperti ini sangat diperlukan, seingga teori Orem akan lebih
bermanfaat untuk beerja dengan keluarga sebagai klien.

E. Model Pencapaian Tujuan dari Imogene King.

King memandang keluarga sebagai system social dan konsep utama dalam modelnya.Keluarga diperlukan
baik sebagai kontek maupun klien.

King menjelaskan bahwa teori pencapaian tujuan bermanfaat bagi perawat bila terpanggil untuk
membantu keluarga dalam memelihara kesehatan mereka atau mengatasi masalah atau keadaan sakit
(1983 hal. 1982). King terus menguraikan modelnya sebagai perawat untuk membantu anggaota
keluarga menyusun tujuan untuk mengatasi masalah dan mengambil keputusan, karena model tersebut
beroriantasi padasistemdan intervensi dengan perluasan isi keluarga yang lebih jauh, model tersebut
cukup bermanfaat dalam keperawatan keluarga.

1. Teori Pencapaian Tujuan Imogene M. King

Model keperawatan terakhir dari King memadukan tiga sistem interaksi yang dinamis-
personal,interpersonal, dan sosial yang mengarah pada perkembangan teori pencapaian tujuan . Konsep
yang ditempatkan dalam sistim personal karena mereka terutama berhubungan dengan individu,
sedangkan konsep yang ditempatkan dalam sistim interpersonal karena menekankan pada interaksi
antara dua orang atau lebih. Konsep yang ditempatkan dalam sistem sosial karena mereka menyediakan
pengetahuan untuk perawat agar berfungsi di dalam sistim yang lebih besar (King, 1995a, p.18 – 19
dalam Tomey & Alligood,2006). Dalam interpersonal sistem perawat-klien berinteraksi dalam suatu area
(space). Menurut King, intensitas dari interpersonal system sangat menentukan dalam menetapkan
pencapaian tujuan keperawatan.Adapun beberapa karakteristik teori Imogene King (Christensen
&Kenney,1995):

a. Sistem personal adalah individu atau klien yang dilihat sebagai system terbuka, mampu
berinteraksi, mengubah energi, dan informasi dengan lingkungannya. Individu merupakan anggota
masyarakat, mempunyai perasaan, rasional, dan kemampuan dalam bereaksi, menerima,mengontrol,
mempunyai maksud-maksud tertentu sesuai dengan hak danrespon yang dimilikinya serta berorientasi
pada tindakan dan waktu.Sistem personal dapat dipahami dengan memperhatikan konsep yang
berinteraksi yaitu: persepsi, diri, gambaran diri, pertumbuhan dan perkembangan, waktu dan jarak.

b. Sistem interpersonal adalah dua atau lebih individu atau grup yang berinteraksi. Interaksi ini dapat
dipahami dengan melihat lebih jauh konsep tentang peran, interaksi, komunikasi, transaksi, stress,
koping.

c. Sistem sosial merupakan sistem dinamis yang akan menjaga keselamatanlingkungan. Ada beberapa
hal yang dapat mempengaruhi perilakumasyarakat, interaksi, persepsi, dan kesehatan. Sistem sosial
dapatmengantarkan organisasi kesehatan dengan memahami konsep organisasi,kekuatan, wewenang,
dan pengambilan keputusan.

2. Konsep Interaksi Imogene M. King

King mempunyai asumsi dasar terhadap kerangka kerja konseptualnya, bahwa manusia seutuhnya
( Human Being) sebagai sistem terbuka yang secarakonsisten berinteraksi dengan lingkungannya. Asumsi
dasar King tentangmanusia seutuhnya ( Human Being) meliputi sosial, perasaan, rasional, reaksi,kontrol,
tujuan, orientasi kegiatan dan orientasi pada waktu. Dari keyakinannya tentang human being ini, King
telah menderivatasumsi tersebut lebih spesifik terhadap interaksi perawat – klien:

a. Persepsi dari perawat dan klien mempengaruhi proses interaksi.

b. Tujuan, kebutuhan-kebutuhan dan nilai dari perawat dan klienmempengaruhi interaksi


c. Individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri.

d. Individu mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.

e. Profesional kesehatan mempunyai tanggung jawab terhadap pertukaran informasi.

f. Individu mempunyai hak untuk menerima atau menolak pelayanan kesehatan.

g. Tujuan dari profesional kesehatan dan tujuan dari penerima pelayanan kesehatan dapat berbeda.

Dalam interaksi tersebut terjadi aktivitas-aktivitas yang dijelaskan sebagai sembilan konsep utama,
dimana konsep-konsep tersebut saling berhubungan dalam setiap situasi praktek keperawatan
(Christensen J.P,2009), meliputi:

a. Interaksi, King mendefinisikan interaksi sebagai suatu proses dari persepsidan komunikasi antara
individu dengan individu, individu dengankelompok, individu dengan lingkungan yang dimanifestasikan
sebagai perilaku verbal dan non verbal dalam mencapai tujuan.

b. Persepsi diartikan sebagai gambaran seseorang tentang realita, persepsi berhubungan dengan
pengalaman yang lalu, konsep diri, sosial ekonomi,genetika dan latarbelakang pendidikan.

c. Komunikasi diartikan sebagai suatu proses penyampaian informasi dari seseorang kepada orang
lain secara langsung maupun tidak langsung.

d. Transaksi diartikan sebagai interaksi yang mempunyai maksud tertentudalam pencapaian tujuan.
Yang termasuk dalam transaksi adalah pengamatan perilaku dari interaksi manusia dengan
lingkungannya.

e. Peran merupakan serangkaian perilaku yang diharapkan dari posisi pekerjaannya dalam sistem
sosial. Tolok ukurnya adalah hak dankewajiban sesuai dengan posisinya.

f. Stress diartikan sebagai suatu keadaan dinamis yang terjadi akibatinteraksi manusia dengan
lingkungannya. Stress melibatkan pertukaranenergi dan informasi antara manusia dengan lingkungannya
untuk keseimbangan dan mengontrol stressor.

g. Tumbuh kembang adalah perubahan yang kontinue dalam diri individu.Tumbuh kembang mencakup
sel, molekul dan tingkat aktivitas perilakuyang kondusif untuk membantu individu mencapai
kematangan.

h. Waktu diartikan sebagai urutan dari kejadian/peristiwa kemasa yang akandatang. Waktu adalah
perputaran antara satu peristiwa dengan peristiwayang lain sebagai pengalaman yang unik dari setiap
manusia.

i. Ruang adalah sebagai suatu hal yang ada dimanapun sama.

Ruang adalah area dimana terjadi interaksi antara perawat dengan klien.
Konsep hubungan manusia menurut King terdiri dari komponen :

a. Aksi merupakan proses awal hubungan dua individu dalam berperilaku,dalam memahami atau
mengenali kondisi yang ada dalam keperawatan yang digambarkan melalui hubungan perawat dan klien
untuk melakukankontrak untuk pencapaian tujuan.

b. Reaksi adalah suatu bentuk tindakan yang terjadi akibat adanya aksi danmerupakan respon
individu.

c. Interaksi merupakan suatu bentuk kerjasama yang saling mempengaruhiantara perawat dan klien,
yang diwujudkan dalam bentuk komunikasi.

d. Transaksi merupakan kondisi dimana antara perawat dan klien terjadisuatu persetujuan dalam
rencana tindakan keperawatan yang akandilakukan (Murwani A, 2009).

3. Asumsi-Asumsi Utama Imogene M. King

a. Keperawatan : Keperawatan merupakan suatu proses interaksi antara klien dan perawatyang
selama pengkajian , pembuatan tujuan, dan menjalankannya, terjaditransaksi dan tujuan dicapai.

b. Klien : King mengatakan bahwa klien adalah individu (sistem personal) ataukelompok (sistem
interpersonal) yang tidak mampu mengatasi peristiwaatau masalah kesehatan ketika berinteraksi dengan
lingkungan.

c. Kesehatan : Menurut King, Kesehatan adalah kemampuan individu untuk melakukanaktivitas


kehidupan sehari-hari dalam peran sosial yang lazim; suatu pengalaman hidup yang dinamis dalam
penyesuaian terus-menerusterhadap stresor lingkungan melalui penggunaan sumber-sumber
yangoptimum.

d. Lingkungan : King menyatakan, lingkungan merupakan setiap sistem sosial dalammasyarakat ;


sistem sosial adalah kekuatan dinamis yang memengaruhi perilaku sosial, integrasi, persepsi, dan
kesehatan, seperti rumah sakit,klinik, lembaga komunitas, dan industri.

Asumsi-Asumsi Teori Imogene King (Meleis, 1997) secara implicit: klien ingin berpartisipasi aktif dalam
proses perawatan dan klien secara sadar, aktif dan mampu berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.
Secara explicit:

a. Fokus dalam keperawatan adalah interaksi manusia dan lingkungan dengan tujuan kesehatan untuk
manusia.

b. Individu merupakan anggota masyarakat, mempunyai perasaan, rasional,dan kemampuan dalam


bereaksi, menerima, mengontrol, mempunyaimaksud-maksud tertentu sesuai dengan hak dan respon
yang dimilikinyaserta berorientasi pada tindakan dan waktu.
c. Proses interaksi dipengaruhi oleh persepsi-persepsi, tujuan-tujuan,kebutuhan, dan nilai-nilai antara
perawat - klien.

d. Klien memiliki hak azazi dalam menerima informasi, berpartisipasi dalam pengambilan keputusan
yang dipengaruhi oleh kehidupan, kesehatan, dan pelayanan kesehatan namun klien juga berhak untuk
menolaknya.

e. Pertanggungjawaban dalam pelayanan keperawatan pada individumencakup semua aspek


termasuk dalam keputusan memberi informasi.

f. Tidak jarang terjadi perbedaan tujuan antara pemberi dan penerima pelayanan kesehatan.

4. Aplikasi Teori Imogene M. King dalam Proses Keperawatan

a. Pengkajian

1) Terjadi selama interaksi antara perawat dan pasien/klien. Perawat membawa pengetahuan khusus
dan ketrampilan sedangkan klien membawa pengetahuan tentang diri dan persepsi masalah yang
menjadi perhatian, untuk interaksi ini.

2) Selama pengkajian perawat mengumpulkan data tentang klien,diantaranya adalah : Tingkat tumbuh
kembang, Pandangan tentang diri sendiri, Persepsi yang merupakan dasar pengumpulan dan interpretasi
data terhadap status kesehatan, Pola komunikasi diperlukan untuk memferivikasi keakuratan persepsi,
untuk interaksi dan transaksi. dan Sosialisasi

b. Diagnosa Keperawatan

1) Dibuat setelah melakukan pengkajian.

2) Dibuat sebagai hasil interaksi antara perawat dengan pasien/klien.

3) Stress merupakan konsep yang penting dalam hubungannya dengan diagnosa keperawatan.

c. Perencanaan

1) Dibuat berdasarkan diagnosa keperawatan.

2) Setelah diagnosis, perencanaan intervensi untuk memecahkan masalah tersebut dilakukan.

3) Dalam perencanaan pencapaian tujuan diawali dengan menetapkantujuan dan membuat


keputusan.

4) Merupakan bagian dari transaksi dan partisipasi pasien/klien yang dianjurkan ikut serta dalam
pengambilan keputusan tapi tidak harus bertanggung jawab.

d. Implementasi
1) Dalam keperawatan melibatkan proses implementasi kegiatan aktualuntuk mencapai tujuan.

2) Dalam pencapaian tujuan itu adalah kelanjutan dari transaksi.

e. Evaluasi

Merupakan gambaran bagaimana mengenal hasil tujuan yang dicapai danmembahas tentang
pencapaian tujuan dan keefektifan proses keperawatan(Perry & Potter, 2005).

5. Aplikasi Teori Imogene M. King dalam Praktik Keperawatan

Teori King berfokus pada interaksi perawat - klien dengan pendekatan sistem. Kekuatan pada model ini
adalah partisipasi klien dalam menentukan tujuan yang akan dicapai, mengambil keputusan, dan
interaksi dalam menerima tujuan dari klien. Teori ini sangat penting pada kolaborasi antara tenaga
kesehatan professional.Teori ini juga dapat digunakan pada individu, keluarga, atau kelompok dengan
penekanan pada psikologi, sosialkultural, dan konsep interpersonal.

Beberapa contoh kasus yang menggunakan teori King dalam praktik klinik adalah (Meleis, 1997) :

1. Klien lansia dengan kecelakaan perdarahan pada otak.

2. Klien dengan penyakit ginjal.

3. Caring dalam keluarga.

4. Penyelesaian masalah memfasilitasi pengembangan kesehatan lingkungankerja.

5. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat.

6. Pelayanan keperawatan psikiatri.

7. Caring untuk klien pingsan atau tidak sadar.

8. Caring untuk klien dewasa dengan diabetes.

9. Kerangka kerja untuk mengatur perawatan.

Kesimpulan model dari Imogene King:

Teori pencapaian tujuan (Theory of Goal Attainment) merupakan derivat dari kerangka kerja konseptual
(Conceptual Framework) dan asumsi dasar King tentang Human Being.

Teori pencapaian tujuan berfokus pada interpersonal systems dengan berorientasi pada pencapaian
tujuan dengan sembilan konsep utama, yaitu : interaksi, persepsi, komunikasi, transaksi, peran, stress,
tumbuh kembang, waktu, dan ruang.
Teori King merupakan serangkaian konsep yang saling berhubungan dengan jelas dan dapat diamati
dalam praktek keperawatan.

Manfaat dari teori ini adalah: mengkontribusi pada pengembangan tubuh ilmu pengetahuan (Body of
Knowledge), dapat dijadikan sebagai rujukan dalam memperbaiki praktek keperawatan, konsep teori ini
dapat dimanfaatkan oleh pelajar, guru dan juga peneliti. Teori ini dapat menyesuaikan pada setiap
perubahan, perkembangan iptek, sosial,ekonomi dan politik.

F. Model Adaptasi dari Roy.

Roy menjelaskan bahwa keluarga dan juga individu, kelompok, organisasi, social, serta komunitas dapat
dijadikan unit analisis dan focus praktik keperawatan, karena para perawat mengkaji orang sebagai
system yang adaptif, meraka perlu mengkaji keluarga bila keluarga merupakan focus
perawatan..Intervensi keperawatan mempertinggi stimulasi (fokal, konstektual dan residual) untuk
meningkatkan adaptasi dari system keluarga (Roy 1983,hal 275). Perbaikan da perluasan konsep keluarga
lebih lanjut sangat diperlukan,tetapi terdapat kongruensi dan aplikabilitas yang mendasar dari model ini
keperawatan keluarga Karena itu teori adaptasi dati Roy tampaknya juga tetap menjanjikan dalam
batasan menguraikan atau menjelaskan fenomena keperawatan keluarga,padahal Roy mengatakan
bahwa masalah keperawatan melibatkan mekanisnme koping yang tidak efektif, yang menyebabkan
respon yang tidak efektif, merusak integritas individu tersebut. Gagasan ini dapat diperluas hingga keunit
keluarga dimana pola koping keluarga yang tidak efektif menimbulkan masalah-masalah yag berubungan
dengan fungsi keluarga (Mc Cubbin dan Figley, 1983). Masalah teori ini menekankan promosi kesehatan
dan pentingnya membantu klien dalam menipulasi lingkungan mereka, kedua gagasan tersebut memiliki
arti yang penting daam kesehatan.

G. Model Proses Kehidupan dari Roger.

Dalam teori Roger, focus dari keperawatan adalah pada proses kehidupan umat mausia. Tujuan dari
keperawatan adalah untuk meningkatkan interaksi simfonis anatara manusia dan lingkungannya (Meleis
1985). Dalam-dalam tulisan yang terdahulunya dari tahun 1970 hingga 1980, roger tidak berbicara
tentang keluarga. Tetapi pada tahun1983 Roger menegaskan bahwa model konseptualnya dapat
diterapkan pada keluarga sama seperti pada induvidu. Bagi Roger, keluarga dikonseptualisasikan sebagai
suatu bidang energi keluarga yang tidak bisa dikurangi, bersifat empat dimensi,negentropik, yang
menjadi focus studi dalam keperawatan.Wall (1981) secara jelas memperlihatkan kongruensi dan
aplikabilasi teori Roger untuk pengkajian keluarga yang mengilustrasikan hal ini dengan menggunakan
konsep Roger tentang saing melengkapi, resonansi dan helicy untuk meguraikan system keluarga.
Peninggalan Roger ini secara jelas dikaitkan dengan teori sistem umum dan karena orientasi ini maka ada
suatu kesesuaian antara teori keperawatan dari Roger dan keperawatan keluarga.
H. Model Lingkungan dari F. Nightingale

Inti konsep Florence Nightingale, pasien dipandang dalam kontek lingkungan secara keseluruhan, terdiri
dari lingkungan fisik, lingkungan psikologis daan lingkungan sosial.

1. Lingkungan fisik (physical enviroment)

Merupakan lingkungan dasar/alami yang berhubungan dengan ventilasi dan udara. Faktor tersebut
mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang bersih yang selalu akan mempengaruhi pasien
dimanapun dia berada didalam ruangan harus bebas dari debu, asap, bau-bauan. Tempat tidur pasien
harus bersih, ruangan hangat, udara bersih, tidak lembab, bebas dari bau-bauan. Lingkungan dibuat
sedemikian rupa sehingga memudahkan perawatan baik bagi orang lain maupun dirinya sendiri. Luas,
tinggi penempatan tempat tidur harus memberikan memberikan keleluasaan pasien untuk beraktifitas.
Tempat tidur harus mendapatkan penerangan yang cukup, jauh dari kebisingan dan bau limbah. Posiis
pasien ditempat tidur harus diatur sedemikian rupa supaya mendapat ventilasi.

2. Lingkungan psikologi (psychologi enviroment)

F. Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif dapat menyebabkan stress fisik dan
berpengaruh buruk terhadap emosi pasien. Oleh karena itu ditekankan kepada pasien menjaga
rangsangan fisiknya. Mendapatkan sinar matahari, makanan yang menarik dan aktivitas manual dapat
merangsanag semua faktor untuk membantu pasien dalam mempertahankan emosinya.

Komunikasi dengan pasien dipandang dalam suatu konteks lingkungan secara menyeluruh, komunikasi
jangan dilakukan secara terburu-buru atau terputus-putus. Komunikasi tentang pasien yang dilakukan
dokter dan keluarganya sebaiknya dilakukan dilingkungan pasien dan kurang baik bila dilakukan diluar
lingkungan pasien atau jauh dari pendengaran pasien. Tidak boleh memberikan harapan yang terlalu
muluk, menasehati yang berlebihan tentang kondisi penyakitnya.

Selain itu membicarkan kondisi-kondisi lingkungna dimana dia berada atau cerita hal-hal yang
menyenangkan dan para pengunjung yang baik dapat memberikan rasa nyaman.

3. Lingkungan sosial (social environment)

Observasi dari lingkungan sosial terutama hubungan yang spesifik, kumpulan data-data yang spesifik
dihubungkan dengan keadaan penyakit, sangat penting untuk pencegahan penyakit. Dengan demikian
setiap perawat harus menggunakan kemampuan observasi dalam hubungan dengan kasus-kasus secara
spesifik lebih dari sekedar data-data yang ditunjukkan pasien pada umumnya.

Seperti juga hubungan komuniti dengan lingkungan sosial dugaannya selalu dibicarakan dalam hubungna
individu paien yaitu lingkungan pasien secara menyeluruh tidak hanya meliputi lingkungan rumah atau
lingkungan rumah sakit tetapi juga keseluruhan komunitas yang berpengaruh terhadap lingkungan
secara khusus.
Hubungan teori Florence Nightingale dengan beberapa konsep

1. Hubungan teori Florence Nightingale dengan konsep keperawatan :

a. Individu / manusia

b. Memiliki kemampuan besar untuk perbaikan kondisinya dalam menghadapi penyakit.

c. Keperawatan

Bertujuan membawa / mengantar individu pada kondisi terbaik untuk dapat melakukan kegiatan melalui
upaya dasar untuk mempengaruhi lingkungan.

d. Sehat / sakit

e. Fokus pada perbaikan untuk sehat.

f. Masyarakaat / lingkungan

Melibatkan kondisi eksternal yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan individu, fokus pada
ventilasi, suhuu, bau, suara dan cahaya.

2. Hubungan teori Florence Nightingale dengan proses keperawatan

a. Pengkajian / pengumpulan data

Data pengkajian Florence N lebih menitik beratkan pada kondisi lingkungan (lingkungan fisik, psikhis dan
sosial). Analisa data: data dikelompokkan berdasarkan lingkungan fisik, sosial dan mental yang berkaitan
dengan kondisi klien yang berhubungan dengan lingkungan keseluruhan. Masalah difokuskan pada
hubungan individu dengan lingkungan misalnya : Kurangnya informasi tentang kebersihan lingkungan,
ventilasi, pembuangan sampah, pencemaran lingkungan, komunikasi sosial,

b. Diagnosa keperawatan

Berbagai masalah klien yang berhubungan dengan lingkungan antara lain: : Faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap efektivitas asuhan, Penyesuaian terhadap lingkungan, Pengaruh stressor
lingkungan terhadap efektivitas asuhan.

c. Implementasi

Upaya dasar merubah/ mempengaruhi lingkungan yang memungkinkan terciptanya kondisi lingkungan
yang baik yang mempengaruhi kehidupan, perrtumbuhan dan perkembangan individu.

d. Evaluasi

Mengobservasi dampak perubahan lingkungan terhadap kesehatan individu.


Gambaran model konseptual keperawatan Florence Nightingale:

1. Definisi keperawatan adalah profesi yang bertujuan menemukan dan menggunakan hukum alam
dalam pembangunan kesehatan dan pelayanan kesehatan. Ningtingale menegaskan bahwa keperawatan
adalah ilmu dan kiat yang memerlukan pendidikan formal untuk merawat orang yang sakit.

2. Tujuan tindakan keperawatan meliputi memelihara, mencegah infeksi, dan cedera, memulihkan dari
sakit, melakukan pendidikan kesehatan serta mengendalikan lingkungan

3. Alasan tindakan keperawatan yaitu menempatkan manusia pada kondisi yang terbaik secara alami
untuk menyembuhkan atau meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit dan luka.

4. Konsep individu merupakan kesatuan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual yang lengkap
dan berpotensi.

5. Konsep sehat adalah keadaan bebas dari penyakit dan dapat menggunakan kekuatannya secara
penuh.

6. Konsep lingkungan adalah bagian eksternal yang mempengaruhi kesehatan dan sakitnya seseorang.

Deskripsi Konsep Sentral

1. Manusia

Manusia terdiri dari komponen fisik, intelektual, emosional, sosial dan spiritual. Walaupun memang lebih
terfokus pada aspek fisik tetapi tetap saja ide yang dikemukakan Nightingale tentang seseorang yang
sedang sakit mempunyai semangat hidup yang lebih besar daripada mereka yang sehat, sebenarnya
terkait dengan dimensi psikologik dari manusia

2. Lingkungan

Lingkungan menurut Nightingale merujuk pada lingkungan fisik eksternal yang mempengaruhi proses
penyembuhan dan kesehatan yang meliputi lima komponen lingkungan terpenting dalam
mempertahankan kesehatan individu yang meliputi: udara bersih, air yang bersih, pemeliharaan yang
efisien, kebersihan, serta penerangan/pencahayaan

Nightingale lebih menekankan pada lingkungan fisik daripada lingkungan sosial dan psikologis yang
dieksplor secara lebih terperinci dalam tulisannya. Penekanannya terhadap lingkungan sangat jelas
melalui pernyataannnya bahwa jika ingin meramalkan masalah kesehatan, maka yang harus dilakukan
adalah mengkaji keadaan rumah, kondisi dan cara hidup seseorang daripada mengkaji fisik/tubuhnya.

3. Kesehatan

Nightingale mendefinisikan kesehatan sebagai merasa sehat dan menggunakan semaksimal mungkin
setiap kekuatan yang dimiliki yang merupakan proses aditif, yaitu hasil kombinasi dari faktor lingkungan,
fisik, dan psikologis. Terutama faktor lingkungan meliputi :kebersihan, minuman, nutrisi, kelembaban,
jalan udara, saluran air , yang mempengaruhi kesehatan.
Menurut Nightingale keadaan sehat dapat dicapai melalui pendidikan dan perbaikan kondisi lingkungan.
Penyakit merupakan proses perbaikan, tubuh berusaha untuk memperbaiki masalah. Juga merupakan
suatu kesempatan untuk meningkatkan pandangan spiritual. Oleh karena itu Nightingale sangat
menekankan bahwa kesehatan tidak hanya berorientasi dalam lingkungan rumah sakit tetapi juga
komunitas.

4. Keperawatan

Nightingale memandang keperawatan sebagai ilmu kesehatan dan menguraikan keperawatan sebagai
mengarahkan terhadap peningkatan dan pengelolaan lingkungan fisik sehingga alam akan
menyembuhkan pasien. Oleh karena itu, kegiatan keperawatan termasuk memberikan pendidikan
tentang kebersihan di rumah tangga dan lingkungan untuk membantu wanita menciptakan atau
membuat lingkungan sehat bagi keluarganya dan komunitas yag pada dasarnya bertujuan untuk
mencegah penyakit.

I. Model Pengkajian Keluarga Friedman

Model pengkajian keluarga Friedman merupakan pendekatan terpadu dengan menggunakan teori
system umum, teori perkembangan keluarga, teori structural-fungsional dan teori lintas budaya sebagai
landasan teoritis primer model dan alat pengkajian keluarga. Teori pertengahan lainnya juga dipadukan
ke dalam berbagai dimensi structural dan fungsional yang dikaji, seperti teori komunikasi, teori peran,
dan teori stress keluarga. Bab 7 menguraikan isi pengkajian keluarga dan area prosesnya. Diagnosis
keperawatan keluarga dan strategi intervensinya akan dibahas terkaid setiap data meliputi identifikasi,
sosiokultural, perkembangan, structural, fungsional dan bidang kajian stress serta kopingnya.

RANGKUMAN

1. Sumber konsep dan teori keperawatan keluarga berfungsi untuk membedakan , menjelaskan atau
memperkirakan fenomena yang ada dalam keperawatan.

2. Perkembangan model keperawatan dan teori telah mempengaruhi disiplin keperawatan, mulai
naskah Florence Nightangale kemudian diteruskan dengan karya para ahli teori keperawatan
kontemporer. Model keperawatan secara spesifik disesuaiakan dengan praktik keperawatan keluarga
termasuk model yang dikembangkan oleh Imogene King, calista Roy, Betty Newman, Dorothea Orem,
Martha Rogers, dan Margaret Newman.

3. Florence Nightingale sebenarnya tidak menyajikan teori keperawatan keluarga, tetapi ia


menngatakan keluarga di berbagai tulisannya dan sebagian besar praktik keperawatan.

4. Imogene King mengembangkan model system yang saling memepengaruhi danmemasukkan


pendekatan keluarga sebagai ruang lingkup.
5. Betty Newman membahas keluarga sebagai klien dari awal pengembangan modelnya, dengan
keluarga dipandang sebagai system yang terdiri atas anggota keluarga sebagai subsistemnya.

6. Dorothea Orem menggambarkan keluarga sebagai unit pengondisisan landasan dan sebagai ruang
lingkup bagi klien individu

7. Model Adaptasi Calistay Roy menjabarkan konsep individu sebagai suatu system adaptif yang saling
mempengaruhi dengan stimulus melalui empat model respons: fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan
saling ketergantungan. Keluarga dapat menjadi ruang lingkup klien dan perawatan diarahkan pada
peningkatan adaptasi positif terhadap stimulus fokal, kontekstual dan sisa (residual) melalui proses
regulator dan kognator.

8. Martha Rogers menggambarkan keluarga sebagai system terbuka dalam interaksi yang konstan
dengan lingkungan melalui pertukaran materi dan energy, bahkan perkembangannya menjadai semakin
kompleks.

9. Newman berfokus pada pola keluarga sebagai medan energy yang bergerak melalui waktu dan
ruang menuju kesadaran yang semakin tinggi

10. Tiga model praktik keperawatan terpadu yang dikutip dan digunakan secara luas dalam keperawatan
keluarga adalah Model system kekuatan –stressor keluarga, Model pengkajian dan intervensi Calgary dan
Model pengkajian keluarga Friedman.

Anda mungkin juga menyukai