a. Definisi Pemeriksaan OMD adalah pemeriksaan dari saluran pencernaan bagian atas yang meliputi esophagus, lambung, dan duodenum dengan menggunakan bahan kontras yang dimasukkan melalui mulut atau disebut juga dengan barium meal. Pemeriksaan ini dapat dibagi menjadi 2 metode yaitu : metode single contrast dan metode double contrast. b. Persiapan Pasien Pasien diinstriksruksikan untuk puasa selama 5 jam sebelum pemeriksaan dilaksanakan. c. Teknik pemeriksaan · Metode Single Contrast Pemeriksaan Oesophagus Maag Duodenum (OMD) didahului dengan pemeriksaan esophagus dengan menggunakan metode single contrast. Pada metode ini, pasien diinstruksikan untuk meminum suspense barium sulfat sebanyak 60 ml dengan perbandingan kekentalan 1:1, pemberian suspensi barium sulfat ini dilakukan untuk melihat kelainan yang terjadi pada oesofagus dan mukosa lambung dengan menggunakan teknik flourscopy. Setelah oesofagus dan mukosa lambung terisi suspensi barium sulfat lagi dengan kekentalan yang lebih encer dibandingkan dengan kekentalan pada pemeriksaan esophagus yaitu dengan perbandingan 1:4 sebanyak 220-240 ml. fungsi dari peminuman sespensi barium sulfat yang kedua ini adalah agar semua lambung terisi barium sulfat.
· Metode Double Contrast
Bahan-bahan yang digunakan pada metode double contrast yaitu : Suspensi barium sulfat sebanyak 220-240 ml. Ez-gas yang dapat menghasilka gas sebanyak +- 200-300 ml di dalam lambung. 1 ampul buscopan atau glucagon. Pemeriksaan dimulai dengan peminuman suspense barium sulfat yang telah dicampur dengan ez-gas. Pasien akan merasa lambungnya terisi oleh gas, pasien diinstruksikan untuk tidak bersendawa selama pemeriksaan. Kemudian pasien disuntikkan busopan atau glucagon sebanyak 1 ampul secara intra vena yang bertujuan untuk mengurangi gerak peristaltic lambung. Langkah berikutnya, pasien dipersilahkan untuk tiduran diatas meja pemeriksaan dan diinstruksikan untuk merubah posisi dari supine – oblique – prone. Tujuan dari gerakan ini agar suspense barium sulfat melapisi seluruh mukosa lambung. d. Prosedur Pengambilan Gambar Pengambilan gambar radiografi menggunakan teknik fluoroscopy. Dengan pemanfaatan system spot film device yang ada pada teknik ini, dapat dibuat film radiografi dengan beberapa seri. Untuk gambaran oesofagus menggunakan film seri 3. Dimulai dari gambaran bagian proximal, sampai bagian distal pada proyeksi AP dan Lateral. Sedangakan untuk gambaran lambung dibuat film seri 2, dimulai dari gambaran fundus sampai pylorus pada proyeksi AP dan Oblique.
2. Menurut Ballinger (1995)
a. Definisi Pemeriksaan Oesofagus Maag Duodenum adalah pemeriksaan untuk mengevaluasi kelainan yang terjadi pada oesofagus, lambung, duodenum melalui pemasukkan bahan kontras melalui mulut dengan menggunakan pesawat sinar-X yang dilengkapi dengan fluoroscopy. b. Persiapan Pasien Persiapan pasien sebelum pemeriksaan adalah sebagai berikut : pasien datang ke bagian radiologi dengan membawa surat pengantar dari dokter. Kemudian petugas administrasi radiologi membuat perjanjian kapan pemeriksaan akan dilakukan. Pasien diberi penjelasan tentang jalannya pemeriksaan dan persyaratan yang akan dilakukan. Persyaratan tersebut antara lain : Dua hari sebelum pemeriksaan pasien melakukan diet rendah serat Selama diet, pasien tidak diperbolehkan merokok dan mengunyah permen karet karena dapat merangsang sekresi lambung dan air liur. Sehari sebelum pemeriksaan, pasien meminum non gas forming laxative. Pasien diinstruksikan untuk puasa kira-kira 8-9 jam sebelum pemeriksaan. c. Teknik Pemeriksaan Pasien diposisikan erect diantara meja pemeriksaan dan tube yang sebelumnya meja pemeriksaan sudah diposisikan vertical untuk mengevaluasi jantung, paru-paru dan abdomen dengan menggunakan teknik fluoroscopy. Setelah itu, pasien diminumkan suspense barium sulfat, pada saat pasien menelan barium sulfat dikontrol fluoroscopy sehingga radiolog dapat melihat struktur dan kelainan yang terjadi di oesofagus. Langkah selanjutnya mengevaluasi lambung dan duodenum. Pemeriksaan lambung dan duodenum bisa dilakukan dengan single contrast atau double contrast. Pasien diberikan suspense barium sulfat dan diinstruksikan untuk meminumnya. Pasien diinstruksikan untuk supine diatas meja horizontal sebelumnya. d. Prosedur Pengambilan Gambar Prosedur pengambilan gambaran oesofagus dilakukan dengan posisi pasien RAO 35- atau LPO. Dibuat dengan posisi oblique agar gambaran oesofagus tidak superposisi dengan vertebrae dan jantung. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan posisi berdiri atau tiduran. Posisis tiduran bertujuan untuk pengisian oesofagus terutama oesofagus bagian proximal. Pada posisi ini dapat diobservasi varises dari oesofagus, karena pada posisi tiduran tekanan vena akan bertambah. Prosedur pengambilan gambar lambung dan duodenum dilakukan dengan posisi tegak atau tiduran dan proyeksi yang dipakai adalah PA, Lateral, RAO, AP erect sesuai dengan indikasi yang ditemukan saat fluoroscopy. Proyeksi AP bertujuan untuk melihat kontur lambung. LPO posisi dengan letak kepala yang lebih rendah dari pada kaki (tendelenburg) dengan kemiringan 25-30 derajat yang bertujuan untuk melihat hiatal hernia. AP erect bertujuan untuk melihat bentuk dan posisi dari lambung. RAO 40-70 derajat untuk melihat lambung bagian pylorus dan duodenal bulb tergantung pada ukuran dan letak lambung. 3. Menurut Bontranger : 2001 a. Teknik Pemeriksaan 1) Metode Single Contrast Untuk pemeriksaan oesofagus menggunakan metode single contrast. Barium sulfat untuk pemeriksaan ini dibagi menjadi 2 jenis yaitu thin barium dan thick barium. Thin barium didapat dari pencampuran bubuk barium sulfat dengan air dengan perbandingan 1:1. Thick barium didapat dari pencampuran bubuk barium sulfat dengan air dengan perbandingan 3:1. Penggunaan thick barium lebih baik karena dapet memperlihatkan mukosa oesofagus lebih tegas. Cara pemberian bahan kontras untuk oesofagus yaitu : Pertama pasien diberikan 2-3 sendok makan thick barium dan diinstruksikan untuk meminumnya. Setelah itu pasien diberikan 2-3 sendok makan thin arium dan diinstruksikan untk meminumnya. Setelah esophagus dan mukosa lambung terisi suspense barium sulfat, pasien diminumkan suspense barium sulfat lagi dengan kekentalan yang lebih encer yaitu perbandingan 1:3. 2) Metode Double Contrast Pemeriksaan dimulai dengan pemberian tablet everfaccet yang telah dicairkan dengan air dan diinstruksikan agar pasien meminumnya. Setelah itu, berikan suspense barium sulfat dengan kekentalan yang lebih encer yaitu 1:4. Pasien akan merasa lambungnya terisi oleh gas, pasien diinstruksikan untuk tidak bersendawa selama pemeriksaan. Langkah selanjutnya, pasien diinstruksikan untuk recumbent di atas meja pemeriksaan. Kemudian perut pasien dipalpasi oleh radiolog dengan tujuan agar suspense barium sulfat melapisi seluruh mukosa lambung. b. Prosedur Pengambilan Gambar Pemeriksaan didahului dengan mengevaluasi jantung, paru-paru, diafragma dan abdomen pasien dengan posisi pasien erect diantara meja pemeriksaan yang telah diposisikan vertical dengan layar fluoroscopy. Pasien diberikan suspense barium sulfat dan diinstruksikan untuk menelan beberapa teguk. Proses ini dikontrol fluoroscopy. Bila pasien tidak memungkinkan untuk diposisikan erect, pemeriksaan dapat dilakukan dengan posisi recumbent diatas meja pemeriksaan. Posisi ini diharapkan pengisian lumen esophagus oleh barium sulfat lebih sempurna dibagian proximal. Pengambilan gambar radiografi untuk esophagus diperlukan proyeksi RAO (30-40 derajat), Lateral, dan AP. Proyeksi RAO bertujuan agar gambaran esophagus tidak superposisi dengan vertebrae dan jantung. Proyeksi lateral terlihat gambaran esophagus terletak diantara vertebrae dan jantung. Proyeksi ini diperlukan apabila ada klinis massa atau tumor esophagus dapat terlihat letak dari massa tersebut. Pengambilan gambar radiografi untuk lambung dan duodenum diperluukan proyeksi RAO (40-70 derajat), PA, Lateral Kanan, LPO. Proyeksi RAO digunakan untuk melihat gambaran keseluruhan dari lambung dan duodenum. Proyeksi PA digunakan untuk melihat pylorus dan corpus lambung dan dapat juga dijadikan tanda klinis gastritis. Proyeksi LPO digunakan untuk melihat duodenal bulb yang bebas superposisi dari pylorus lambung.
4. Bahan Kontras (Rasad, 2006: 613)
Bahan kontras yang digunakan untuk keperluan radiografi adalah suatu bhan yang dapat menyebabkan gambaran menjadi sangat radiolucent atau radioopak apabila berinteraksi dengan sinar-X, sehingga dapat membedakan antara organ dan jaringan sekitarnya. Oleh karena itu, apabila ada kelainan terhadap anatomi dan fisiologi suatu bagi tubuh manusia dapat diketahui secara lansung. Bahan kontras dibagi menjadi dua yaitu bahan kontras positif dan bahan kontras negative. Bahan kontras positif adalah suatu bahan yang mempunyai nomer atom yang tinggi sehingga menghasilkan gambaran menjadi radioopak. Sedangkan bahan kontras negative yaitu suatu bahan yang mempunyai nomer atom yang rendah sehingga menyebabkan gambaran menjadi radiolocen. (Rasad.2006:613) Bahan kontras positif dapat berupa bubuk (Barium Sulfat) atau larutan yang mengandung Iodine (I). sedangkan bahan kontras negative terdiri dari udara yag dapat dihasilkan dari ez-gas, minuman karbonasi dan bubuk yang dapat menghasilkan gas.