Anda di halaman 1dari 5

1.

Menurut Bryan, 1979


a. Definisi
Pemeriksaan OMD adalah pemeriksaan dari saluran pencernaan bagian atas yang meliputi
esophagus, lambung, dan duodenum dengan menggunakan bahan kontras yang dimasukkan
melalui mulut atau disebut juga dengan barium meal. Pemeriksaan ini dapat dibagi menjadi 2
metode yaitu : metode single contrast dan metode double contrast.
b. Persiapan Pasien
Pasien diinstriksruksikan untuk puasa selama 5 jam sebelum pemeriksaan dilaksanakan.
c. Teknik pemeriksaan
· Metode Single Contrast
Pemeriksaan Oesophagus Maag Duodenum (OMD) didahului dengan pemeriksaan esophagus
dengan menggunakan metode single contrast. Pada metode ini, pasien diinstruksikan untuk
meminum suspense barium sulfat sebanyak 60 ml dengan perbandingan kekentalan 1:1,
pemberian suspensi barium sulfat ini dilakukan untuk melihat kelainan yang terjadi pada
oesofagus dan mukosa lambung dengan menggunakan teknik flourscopy.
Setelah oesofagus dan mukosa lambung terisi suspensi barium sulfat lagi dengan kekentalan
yang lebih encer dibandingkan dengan kekentalan pada pemeriksaan esophagus yaitu dengan
perbandingan 1:4 sebanyak 220-240 ml. fungsi dari peminuman sespensi barium sulfat yang
kedua ini adalah agar semua lambung terisi barium sulfat.

· Metode Double Contrast


Bahan-bahan yang digunakan pada metode double contrast yaitu :
 Suspensi barium sulfat sebanyak 220-240 ml.
 Ez-gas yang dapat menghasilka gas sebanyak +- 200-300 ml di dalam lambung.
 1 ampul buscopan atau glucagon.
Pemeriksaan dimulai dengan peminuman suspense barium sulfat yang telah dicampur dengan
ez-gas. Pasien akan merasa lambungnya terisi oleh gas, pasien diinstruksikan untuk tidak
bersendawa selama pemeriksaan.
Kemudian pasien disuntikkan busopan atau glucagon sebanyak 1 ampul secara intra vena yang
bertujuan untuk mengurangi gerak peristaltic lambung. Langkah berikutnya, pasien
dipersilahkan untuk tiduran diatas meja pemeriksaan dan diinstruksikan untuk merubah posisi
dari supine – oblique – prone. Tujuan dari gerakan ini agar suspense barium sulfat melapisi
seluruh mukosa lambung.
d. Prosedur Pengambilan Gambar
Pengambilan gambar radiografi menggunakan teknik fluoroscopy. Dengan pemanfaatan
system spot film device yang ada pada teknik ini, dapat dibuat film radiografi dengan beberapa
seri. Untuk gambaran oesofagus menggunakan film seri 3. Dimulai dari gambaran bagian
proximal, sampai bagian distal pada proyeksi AP dan Lateral. Sedangakan untuk gambaran
lambung dibuat film seri 2, dimulai dari gambaran fundus sampai pylorus pada proyeksi AP
dan Oblique.

2. Menurut Ballinger (1995)


a. Definisi
Pemeriksaan Oesofagus Maag Duodenum adalah pemeriksaan untuk mengevaluasi
kelainan yang terjadi pada oesofagus, lambung, duodenum melalui pemasukkan bahan kontras
melalui mulut dengan menggunakan pesawat sinar-X yang dilengkapi dengan fluoroscopy.
b. Persiapan Pasien
Persiapan pasien sebelum pemeriksaan adalah sebagai berikut :
pasien datang ke bagian radiologi dengan membawa surat pengantar dari dokter. Kemudian
petugas administrasi radiologi membuat perjanjian kapan pemeriksaan akan dilakukan. Pasien
diberi penjelasan tentang jalannya pemeriksaan dan persyaratan yang akan dilakukan.
Persyaratan tersebut antara lain :
 Dua hari sebelum pemeriksaan pasien melakukan diet rendah serat
 Selama diet, pasien tidak diperbolehkan merokok dan mengunyah permen karet
karena dapat merangsang sekresi lambung dan air liur.
 Sehari sebelum pemeriksaan, pasien meminum non gas forming laxative.
 Pasien diinstruksikan untuk puasa kira-kira 8-9 jam sebelum pemeriksaan.
c. Teknik Pemeriksaan
Pasien diposisikan erect diantara meja pemeriksaan dan tube yang sebelumnya meja
pemeriksaan sudah diposisikan vertical untuk mengevaluasi jantung, paru-paru dan abdomen
dengan menggunakan teknik fluoroscopy.
Setelah itu, pasien diminumkan suspense barium sulfat, pada saat pasien menelan
barium sulfat dikontrol fluoroscopy sehingga radiolog dapat melihat struktur dan kelainan yang
terjadi di oesofagus.
Langkah selanjutnya mengevaluasi lambung dan duodenum. Pemeriksaan lambung dan
duodenum bisa dilakukan dengan single contrast atau double contrast.
Pasien diberikan suspense barium sulfat dan diinstruksikan untuk meminumnya. Pasien
diinstruksikan untuk supine diatas meja horizontal sebelumnya.
d. Prosedur Pengambilan Gambar
Prosedur pengambilan gambaran oesofagus dilakukan dengan posisi pasien RAO 35-
atau LPO. Dibuat dengan posisi oblique agar gambaran oesofagus tidak superposisi
dengan vertebrae dan jantung. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan posisi berdiri atau tiduran.
Posisis tiduran bertujuan untuk pengisian oesofagus terutama oesofagus bagian proximal. Pada
posisi ini dapat diobservasi varises dari oesofagus, karena pada posisi tiduran tekanan vena
akan bertambah.
Prosedur pengambilan gambar lambung dan duodenum dilakukan dengan posisi tegak
atau tiduran dan proyeksi yang dipakai adalah PA, Lateral, RAO, AP erect sesuai dengan
indikasi yang ditemukan saat fluoroscopy. Proyeksi AP bertujuan untuk melihat kontur
lambung. LPO posisi dengan letak kepala yang lebih rendah dari pada kaki (tendelenburg)
dengan kemiringan 25-30 derajat yang bertujuan untuk melihat hiatal hernia. AP erect
bertujuan untuk melihat bentuk dan posisi dari lambung. RAO 40-70 derajat untuk melihat
lambung bagian pylorus dan duodenal bulb tergantung pada ukuran dan letak lambung.
3. Menurut Bontranger : 2001
a. Teknik Pemeriksaan
1) Metode Single Contrast
Untuk pemeriksaan oesofagus menggunakan metode single contrast. Barium sulfat
untuk pemeriksaan ini dibagi menjadi 2 jenis yaitu thin barium dan thick barium. Thin barium
didapat dari pencampuran bubuk barium sulfat dengan air dengan perbandingan 1:1. Thick
barium didapat dari pencampuran bubuk barium sulfat dengan air dengan perbandingan 3:1.
Penggunaan thick barium lebih baik karena dapet memperlihatkan mukosa oesofagus lebih
tegas.
Cara pemberian bahan kontras untuk oesofagus yaitu :
 Pertama pasien diberikan 2-3 sendok makan thick barium dan diinstruksikan untuk
meminumnya.
 Setelah itu pasien diberikan 2-3 sendok makan thin arium dan diinstruksikan untk
meminumnya.
Setelah esophagus dan mukosa lambung terisi suspense barium sulfat, pasien
diminumkan suspense barium sulfat lagi dengan kekentalan yang lebih encer yaitu
perbandingan 1:3.
2) Metode Double Contrast
Pemeriksaan dimulai dengan pemberian tablet everfaccet yang telah dicairkan dengan
air dan diinstruksikan agar pasien meminumnya. Setelah itu, berikan suspense barium sulfat
dengan kekentalan yang lebih encer yaitu 1:4. Pasien akan merasa lambungnya terisi oleh gas,
pasien diinstruksikan untuk tidak bersendawa selama pemeriksaan.
Langkah selanjutnya, pasien diinstruksikan untuk recumbent di atas meja pemeriksaan.
Kemudian perut pasien dipalpasi oleh radiolog dengan tujuan agar suspense barium sulfat
melapisi seluruh mukosa lambung.
b. Prosedur Pengambilan Gambar
Pemeriksaan didahului dengan mengevaluasi jantung, paru-paru, diafragma dan
abdomen pasien dengan posisi pasien erect diantara meja pemeriksaan yang telah diposisikan
vertical dengan layar fluoroscopy.
Pasien diberikan suspense barium sulfat dan diinstruksikan untuk menelan beberapa
teguk. Proses ini dikontrol fluoroscopy. Bila pasien tidak memungkinkan untuk diposisikan
erect, pemeriksaan dapat dilakukan dengan posisi recumbent diatas meja pemeriksaan. Posisi
ini diharapkan pengisian lumen esophagus oleh barium sulfat lebih sempurna dibagian
proximal.
Pengambilan gambar radiografi untuk esophagus diperlukan proyeksi RAO (30-40
derajat), Lateral, dan AP. Proyeksi RAO bertujuan agar gambaran esophagus tidak superposisi
dengan vertebrae dan jantung. Proyeksi lateral terlihat gambaran esophagus terletak diantara
vertebrae dan jantung. Proyeksi ini diperlukan apabila ada klinis massa atau tumor esophagus
dapat terlihat letak dari massa tersebut.
Pengambilan gambar radiografi untuk lambung dan duodenum diperluukan proyeksi
RAO (40-70 derajat), PA, Lateral Kanan, LPO. Proyeksi RAO digunakan untuk melihat
gambaran keseluruhan dari lambung dan duodenum. Proyeksi PA digunakan untuk melihat
pylorus dan corpus lambung dan dapat juga dijadikan tanda klinis gastritis. Proyeksi LPO
digunakan untuk melihat duodenal bulb yang bebas superposisi dari pylorus lambung.

4. Bahan Kontras (Rasad, 2006: 613)


Bahan kontras yang digunakan untuk keperluan radiografi adalah suatu bhan yang dapat
menyebabkan gambaran menjadi sangat radiolucent atau radioopak apabila berinteraksi
dengan sinar-X, sehingga dapat membedakan antara organ dan jaringan sekitarnya. Oleh
karena itu, apabila ada kelainan terhadap anatomi dan fisiologi suatu bagi tubuh manusia dapat
diketahui secara lansung.
Bahan kontras dibagi menjadi dua yaitu bahan kontras positif dan bahan kontras
negative. Bahan kontras positif adalah suatu bahan yang mempunyai nomer atom yang tinggi
sehingga menghasilkan gambaran menjadi radioopak. Sedangkan bahan kontras negative yaitu
suatu bahan yang mempunyai nomer atom yang rendah sehingga menyebabkan gambaran
menjadi radiolocen. (Rasad.2006:613)
Bahan kontras positif dapat berupa bubuk (Barium Sulfat) atau larutan yang
mengandung Iodine (I). sedangkan bahan kontras negative terdiri dari udara yag dapat
dihasilkan dari ez-gas, minuman karbonasi dan bubuk yang dapat menghasilkan gas.

Anda mungkin juga menyukai