AIR
A. TUJUAN
Tujuan dari praktikum acara air adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui proses analisa kadar air dengan cara termogravimetri.
2. Menghitung kadar air pada bahan dengan cara termogravimetri
B. TINJAUAN PUSTAKA
1. Tinjauan Teori
Kandungan kadar air dapat ditentukan dengan berbagai cara. Hal ini
tergantung pada sifat bahannya. Pada umumnya penentuan kadar air
dilakukan dengan mengeringkan bahan dalam oven pada suhu 105°-110° C
selama 3 jam atau sampai didapat berat yang konstan. Selisih berat sebelum
dan sesudah pengeringan adalah banyaknya air yang diuapkan. Untuk
bahan-bahan yang tidak tahan panas, seperti bahan berkadar gula tinggi,
minyak, daging, kecap dan lain-lain pemanasan dilakukan dalam oven
vakum dengan suhu yang lebih rendah. Kadng-kadang pengeringan
dilakukan tanpa pemanasan, bahan dimasukkan dalam eksikator dengan
𝐻2 𝑆𝑂4 pekat sebagai pengering, hingga mencapai berat yang konstan
(Winarno, 1984).
Penentuan kadar air bahan dapat menggunakan berbagai cara. Ada
termografimetri dan termovolumetri. Prinsipnya menguapkan air yang ada
dalam bahan dengan jalan pemanasan. Kemudian menimbang bahan sampai
berat konstan yang berarti semua air sudah diuapkan. Cara ini memang
relative lebih mudah dan murah, namun juga ada kelemahannya. Yaitu
bahan lain disamping air juga ikut menguap dan ikut hilang bersama uap air
misalnya alkohol, asam asetat, minyak atsiri dan lain-lain. Selain itu dapat
tejadi reaksi selama pemanasan yang menghasilkan air atau zat mudah
menguap lain. Contoh gula dekomposisi atau karamelisasi, lemak
mengalami oksidasi dan sebagainya. Kemudian juga bahan yang
mengandung bahan yang dapat mengikat air secara kuat sulit melepaskan
airnya meskipun sudah dipanaskan (Sudarmadji, 1989).
Kadar air setimbang merupakan kadar air bahan pada kondisi
tekanan uap air pada bahan sama dengan tekanan udara di sekelilingnya.
Konstanta laju pengeringan (k) bervariasi tergantung pada kondisi
pengeringan berupa suhu dan tekanan total dalam tekanan vakum serta
kandungan air dan jenis bahan yang dikeringkan (Rahayoe, 2008).
Langkah awal dalam autoksidasi asam lemak adalah pembentukan
radikal bebas. Para radikal yang dihasilkan atau produk radikal terbentuk
dalam reaksi selanjutnya dengan oksigen, dan dapat dipelajari oleh
resonansi paramagnetik elektron. Meskipun EPR adalah metode yang
sangat efisien, dan sebagainya-memiliki aplikasi dalam pemantauan
autoksidasi itu bisa jarang. Berbagai titrasi kolorimetri dan Metode telah
digunakan untuk menentukan sejauh mana autoksidasi lipid dan produk
makanan yang mengandung lemak, terutama yang berada dalam konsentrasi
ditentukan peroksida (Simon 2006).
Air adalah pentng karena memberikan nutrien, enzim dan senyawa
senyawa kimia yang lain agar dapat didispersikan, dan reaksi kimia
diperlukan untuk memelihara kehidupan dapat terjadi. Air juga berperan
sebagai alat angkut di dalam tubuh. Nutrien dibawa ke sel sel dan hasil hasil
sisa ditransportasikan dari sel sel oleh plasma darah yang mengandung 90%
air (Gaman, 1981).
Pengukuran kadar air total dilakukan dengan metode
termogravimetri (metode oven). Sampel sebanyak ditimbang pada cawan
yang sudah diketahui bobotnya lalu dikeringkan pada oven suhu 105º C
selama 3 jam. Setelah itu didinginkan dalam eksikator dan ditimbang hingga
diperoleh bobot tetap. Perhitungan kadar air diperoleh dengan
membandingkan bobot sampel sebelum dikeringkan dan bobot yang hilang
setelah dikeringkan dikali 100% (Musfiroh, 2009).
Selain dengan metode thermografimetri, penentuan kadar air dapat
dilakukan dengan metode thermovolumetri. Metode thermovolumetri ialah
metode penentuan kadar air dengan cara menguapkan air dengan membawa
cairan kimia yang mempunyai titik didih lebih tinggi dari pada air dan tidak
bercampur dengan air serta mempunyai berat jenis lebih rendah dari air.
Cairan pembawa yang dapat digunakan adalah xylol, xylem, toluene,
tetrakloroetile (Sudarmadji, 1996).
2. Tinjauan Alat dan Bahan
Bahan yang dianalisa sering mengandung air yang jumlahnya tidak
menentu. Contoh bahan demikian ialah tanah, bahan-bahan berasal dari
hewan dan tumbuh-tumbuhan, bahan-bahan higroskopis, dan sebagainya.
Jumlah air yang terkandung sering tergantung dari perlakuan yang telah
dialami bahan, kelembaban udara, tempat disimpannya dan lain sebagainya.
Andaikan harus ditentukan kandungan vitamin, bila kandungan air tidak
diketahui, maka sukar dinyatakan berapa persen kandungan vitamin dari
bahan yang bersangkutan. Bahan yang sama, dianalisa pada waktu-waktu
yang berbeda dapat menghasilkan nilai vitamin yang berbeda pula bila
kelembaban bahan tersebut berubah. Sebaliknya, bila kandungan air setiap
kali ditentukan, maka berat kering bahan yang bersangkutan secara nyata
akan diketahui, dan berat kering itu tetap (Harjadi, 1990).
C. METODOLOGI
1. Alat
a. Botol Timbang
b. Desikator
c. Oven
d. Penjepit
e. Timbangan
f. Mortal dan alu
g. Sendok spatula
h. Neraca analitik
2. Bahan
a. Kacang gude 2 gram
b. Kacang tolo 2 gram
3. Cara Kerja
Pengeringan botol timbang dengan suhu 105°C
Rumus:
0,2198
=1,7201 𝑥100% %𝐴𝑖𝑟 (𝑤𝑏)
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ − 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
= 𝑥100%
=12,78% 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ
1,9559−1,3036 1,4393−1,7201
2. Air (db) = 𝑥100% 1. %Air (wb)= 𝑥100%
1,3036 1,7201
0,6523 0,2198
=1,3036 𝑥100% =1,7201x100%
=50,04% =11,33%
2,0596−1,7813 1,9357−1,3036
3. Air (db) = 𝑥100% 2. %Air (wb)= 𝑥100%
1,7813 1,3036
0,2783 0,6513
=1,7813 𝑥100% =1,3036x100%
=15,62% =33,35%
2,014−1,7863 2,0596−1,7813
4. . Air (db) = 𝑥100% 3. %Air (wb)= 𝑥100%
1,7863 1,7813
0,2277 0,2783
=1,7863 𝑥100% =1,7813x100%
=12,75% =13,51%
2,014−1,7863
4. %Air (wb)= 𝑥100%
1,7863