Anda di halaman 1dari 2

Nama : Nabila Friskazela

Kelas : VI B

PERPISAHAN KELAS IV (ENAM)

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Yang terhormat Ibu Kepala Sekolah SDN 04 Rejang Lebong


Yang terhormat Bapak dan Ibu Guru beserta staf
Yang terhormat para hadirin dan tamu undangan
Serta teman-teman yang saya sayangi

Pertama, marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan
kita kesehatan dan kesempatan sehingga kita dapat berkumpul di sekolah yang kita cintai ini. Salawat
dan salam tak lupa pula kita kirimkan kepada Rasulullah SAW. yang telah berjuang membawa kita ke
dunia yang penuh dengan kecanggihan teknologi seperti yang kita rasakan saat ini.

Terimakasih atas kesempatan yang diberikan kepada saya. Saya mewakili siswa-siswi kelas VI
mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak dan Ibu Guru yang telah memberikan kami banyak
ilmu yang dapat kami gunakan sebagai bekal untuk melanjutkan jalan kami menuju cita-cita kami.

Bapak dan Ibu guru, kami mohon maaf bila selama proses pelajaran, ada kata-kata dan perilaku
kami yang tidak berkenan, kami sadar selama enam tahun kami dididik oleh Bapak dan Ibu Guru kami
melakukan banyak kesalahan baik yang disengaja ataupun tidak. Saya teringat ketika masih belajar dan
kami sering tidak mengerti, bapak / Ibu guru Selalu sabar membimbing kami. Kami berjanji akan terus
belajar dan membawa nama SDN 04 rejang lebong dengan baik.

Sekali lagi saya mewakili teman-teman mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Bapak dan Ibu Guru. Kami tidak akan bisa membalas jasa-jasa Bapak dan Ibu guru. Kami hanya bisa
memanjatkan doa supaya Bapak dan Ibu selalu diberikan kesehatan oleh Allah SWT. Sehingga selalu
semangat dan sabar dalam mendidik generasi penerus bangsa.

Saya akhiri pidato ini, jika ada kata-kata yang kurang berkenan saya mohon maaf.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


KARAWANG BEKASI
Karya : Chairil Anwar

Kami yang kini terbaring antara Karawang-Bekasi


Tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami
Terbayang kami maju dan mendegap hati

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi


Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu
Kenang, kenanglah kami
Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai
Belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa

Kami cuma tulang-tulang berserakan


Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan
Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan
Kemenangan dan harapan
Atau tidak untuk apa-apa

Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata


Kaulah sekarang yang berkata
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kenang, kenanglah kami, Teruskan, teruskan jiwa kami
Menjaga Bung Karno
Menjaga Bung Hatta
Menjaga Bung Sahril

Kami sekarang mayat


Berikan kami arti, Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian
Kenang, kenanglah kami
Yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Karawang-Bekasi

Anda mungkin juga menyukai