Anda di halaman 1dari 9

Docking

Prosedur pertama yang dilakukan adalah persiapan docking list, Sebelum


kegiatan docking dilakukan, Fleet Superintendent (Surveyor dari pihak
perusahaan pelayaran) harus menyiapkan beberapa dokumen yang diperlukan
untuk menyusun Docking List. Ia juga bertanggungjawab untuk merencanakan
dan mengeksekusi kapal selama berada di galangan, koordinasi teknis, mutu
pekerjaan, dan keberterimaan terhadap pekerjaan docking yang dilaksanakan.
Beberapa kandungan dari Docking List dan hal-hal yang perlu diperhatikan
antara lain Catatan Perbaikan, Persiapan Keselamatan dan Keamanan Kapal
Selama Dry Docking, Persyaratan Kelas Periodik, Laporan-Laporan dari Engine
dan Perawatan, Laporan-Laporan dari Fleet Supevisor. Prosedur selanjutnya
adalah persiapan pembuatan SOW (scope of work) yaitu pekerjaan dan
perbaikan yang dibuat oleh perusahaan pelayaran dan diserahkan kepada pihak
galangan yang terdiri dari waktu pembuatan, teknis pembuatan dan tambahan.
Prosedur docking yang pertama yaituTangki-tangki ballast harus
dikosongkan minimal hanya ada sedikit air dalam ballast hanya untuk mengatur
supaya stabilitas posisi kapal dapat ditentukan. Perbedaan sarat haluan dan
sarat buritan tidak boleh terlalu besar, kemiringan melintang kapal pun harus
diusahan nol. Semua ini dilakukan untuk memudahkan proses docking kapal
pada dudukan dock yang sudah ada.
Menguras dan melakukan gas-freeing pada tangki minyak yang akan
dilaksanakan perbaikan Adalah proses menghilangkan gas-gas yang berbahaya
yang terkandung pada tangki-tangki seperti H2S sebelum dilakukan proses
perbaikan kapal. Proses ini bertujuan supaya pada saat pengecekan pertama
(first man entry) tidak terjadi kecelakaan kerja, meski demikian personel yang
ditugaskan wajib memakai perlengkapan keselamatan lengkap seperti Chemical
resistant coverall, Breathing apparatus, Safety shoes dan Helm safety.
Sedangkan untuk meninimalisir kecelakaan kerja pada manusia maka perlu
diterapkan peraturan yang sesuai, yaitu Prosedur alat keselamatan (ISM CODE
16), Selalu diperlihara dalam keadaan minimal sesuai standar untuk lulus dalam
“safety equipment survey”, Dipelihara dan pemeliharaannya perlu dilakukan
dengan jarak waktu yang ditentukan perusahaan, Dicoba satu kali seminggu
terhadap perlengkapan-perlenkapan khusus bahwa alat-alat tersebut siap untuk
dipakai, Pemeliharaan juga harus mengikuti “manufacturer’s instruction
manuals”. harus ada satu file di anjungan mengenai cara kerja semua alat “LSA
& FFA” di kapal. Prosedur gas freeing Untuk kapal oil tanker beradasarkan
ISGOTT (International Safety Guide for Oil tankers and Terminals) yang
mengelurakan cold work permit mengenai perjijinan melakukan kerja deck yang
dapat menimbulkan adanya bahaya kebakaran, harus diterapkan saat gas
freeing juga. Sedangkan proses gas freeing yaitu: Tanki dikeringkan dari muatan
minyak, semua suction valve didalam cargo tank harus ditutup dan pipa cargo
dialiri air laut dengan kecepatan sedang, Stern lines harus ikut dibilas, Air bilasan
yang berminyak harus ditampung di sludge tank jangan dibuang dilaut, Setelah
saluran pipa minyak, semua suction valve didalam tanki harus ditutup rapat,
Membersihkan pipa heating coil dengan dorongan uap, Kemudian gas ejector
dioperasikan pada setiap cargo tank secara bergantian masing masing selama ±
2 jam tergantung besar kecilnya cargo tank, selama itu tutup tanki tidak boleh
dibuka, Jika tangki yang dihubungkan oleh sistem ventilasi umum, masing-
masing tangki harus diisolasi untuk mencegah transfer gas ke atau dari tank lain,
Saat proses freeing gas ini untuk gas yang telah dikeluarkan harus di cegah
supaya tidak masuk ke ruang akomodasi dengan cara mengubah arah haluan
kapal sesuai arah angin yang menjauhi ruang akomodasi, Apabila proses freeing
gasnya menggunakan blower maka yang digunakan adalah blower fan portable.
Blower portable yang digunakan juga hanya yang berjenis system hidrolik atau
pnumatis, untuk mencegah terjadinya percikan api saat gas besentuhan dengan
impeller yang bergesakan dengan cashingnya. Dan apabila proses ini
berlangsung saat kapal lego jangkar , mungkin perlu menghentikan sementara
pengoperasian selama periode tenang atau tidak ada angin, dan akan
dilanjutkan kalau sudah ada angin lagi. Setelah itu kandungan gas didalam tanki
diukur dengan explosimeter. Selesai pengukuran pada tangki kargo minyak dan
didapat konfirmasi bebas dari uap ledakan hidrokarbon (kurang dari 1% HC LEL),
gas beracun , kontaminan dan kandungan oksigen diukur pada 21% , bila sudah
maka tutup tanki dapat dibuka. Setelah itu dipasang blower / kipas angin pada
setiap tanki untuk memasukan udara ± 2 jam. Bila kandungan gas tanki sudah
pada batas aman bagi orang / perkerja masuk tanki diberikan, gas free certificate
bagi tanki yang bersangkutan.
Mengamankan barang-barang berharga, Banyaknya aktifitas yang akan
dilakukan saat perbaikan dikapal memungkinkan akan terjadi pencurian pada
kapal, walaupun pada perusahaan dock perbaikan itu sudah terdapat sistem
keamanan berupa tenaga kerja ataupun alat. Menurunkan barang-barang yang
tidak dipelukan dalam proses perbaikan kapal, misalnya drum dan barang
lainnya yang mudah bergeser. Mengamankan hand-tools di kamar mesin dan di
deck, Hand tools disini adalah peralatan yang digunakan dalam pelayaran untuk
perawatan ataupun perbaikan yang dilakukan ABK. Hand tools dikawatirkan akan
membuat pekerjaan dari reparasi kapal terganggu.
Konfirmasi mengenai suku cadang yang di pesan oleh Perusahaan telah
berada ditempat dan dapat secepatnya tersedia setelah kapal berada di
galangan. Proses ini sangat berpengaruh dalam proses berbaikan nantinya di
dock, semua kebutuhuna repair list (RL) yang sudah ditentukan harus di
konfirmasikan lagi kepada perusahaan dock itu sendiri. Sebelum konfirmasi ada
beberapa tugas untuk di lakukan yaitu pembelian barang, yaitu dilakukan oleh
Owner, Perusahaan dock repair.
Persiapan-persiapan lain yang penting untuk mempercepat perbaikan dan
menghindari keterlambatan dan penambahan hari di galangan. Penyusunan
pekerjaan reparasi tambahan bila ada, data-data penunjang Daftar reparasi
tahap awal, informasi dari crew kapal. Dari semua itu akan ditambahkan
beberapa persiapan yaitu Penambahan / pengurangan pekerjaan sesuai dengan
ketentuan class / surveyor, Penambahan volume pekerjaan yang besar dapat
terjadi apabila ada pekerjaan diluar repair list awal yang apabila tidak diperbaiki
akan mempengaruhi system yang lainnya ataupun tidak sesuai dengan
ketentuan. Maka akan menimbulkan biaya tambahan, waktu docking tambahan.
Semua itu berdasarkan dari keputusan owner apabila dari awal memang hanya
berdasarkan dana, Akan terjadi perubahan schedule penambahan alokasi dana.
Dokumen serah terima kapal dari owner ke pihak galangan, Dokumen
diserahkan kepada galangan dengan semua ketentuan yang telah disepakati
mulai dari repair list,sertifikat kapal (yang dibutuhkan), ukuran utama kapal,
gambar docking plan, gambar rencana garis, gambar rencana umum, gambar
tangki-tangki, gambar bukaan kulit, sertifikat-sertifikat kapal, yang selanjutnya
akan dilakukan proses masuk docking. Kemudian pengawasan, tes fungsional
dan pengujian – owner surveyor, Selama kapal menjalani proses repair, maka
owner serveyor menjadi pihak yang berfungsi mengawasi repairing. Dari pemilik
kapal sendiri pastinya ingin semua pekerjaan yang dikerjakan sesuai dengan
yang ada di docking list. Sehingga perlu diadakan pengawasan. Maka apabila
pada waktu repair ada yang tidak sesuai dengan yang diinginkan, maka owner
surveyor segera memberitahu bahwa hal ini belum sesuai. Sebab apabila proses
repair yang seharusnya misal satu hari selesai , karena salah, maka bisa menjadi
dua hari atau lebih. Dan hal ini berdampak pada biaya sewa lahan dari galangan
yang cenderung mahal. Owner surveyor dalam melakukan tugasnya harus
menyesuaikan dengan regulasi dari yang disyaratkan oleh BKI

PERAWATAN KAPAL
Prosedur pertama yang dilakukan adalah memberitahukan kepada pihak
galangan mengenai keinginan pemilik dalam melakukan kegiatan doking.
Pemberitahuan itu juga menentukan tanggal dan waktu pengedokan kapal ke
atas slipway. Penentuan waktu doking berdasarkan ketersediaan tempat yang
ada dan juga berdasarkan kepercayaan lama dari pemilik kapal. Setelah
negosiasi berjalan lancer dan disetujui oleh kedua belah pihak, kapal dapat
langsung dinaikkan ke atas slipway sesuai tanggal dan waktu yang telah
ditentukan sebelumnya.
Setelah kapal berada di slipway, kegiatan yang pertama kali dilakukan
adalah pembersihan atau pencucian seluruh bagian kapal. Pencucian ini
menggunakan air tawar yang berasal dari ledeng. Selama proses pencucian
berlangsung, dilakukan kegiatan pembersihan badan apal dari binatang laut dan
kotoran lain yang menepel pada lambung kapal.Alat yang digunakan adalah
serok dan sikat besi. Pembersihan ini dilakukan pada seluruh badan kapal
terutama bagian lambung kapal. Kegiatan ini berlangsung selama 1-2 jam.
Dengan keadaan kapal yang sudah bersih, maka dapat dilihat secara pasti dan
jelas mengenai kondisi kapal, sehingga dapat diketahui bagian bagian yang perlu
perbaikan atau pengantian. Bagian bagian yang rusak dapat dilepaskan terlebih
dahulu untuk diperbaiki, diantaranya adalah baling-baling, daun kemudi, klep
depan dan belakang, as baling-baling dan bagian permesinan.
Proses perawatan kapal yang rutin dilakukan setiap tahun adalah
pengecatan kapal kembali. Proses ini dimulai dengan pengelontokan cat yang
telah lama dan telah terkelupas, dilanjutkan dengan proses penggantian papan
papan lambung yang telah lapuk dan pemakalan. Proses pakal adalah kegiatan
menambal, bagian bagian antar papan pada lambung kapal dengan
menggunakan makjun. Makjun merupakan semacam serat yang terbuat dari
remi. Serat ini dimasukkan pada sela sela papan dengan mengunakan palu dan
pakal. Proses pemakalan dan pendempulan memakan waktu 2-3 hari tergantung
kepada jumlah pekerja dan ukuran kapal yang dikerjakan.
Proses pengecatan dimulai dengan pemberian cat menie pada seluruh
bagian lambung kapal. Pemberian cat menie bermulai dari lunas (dasar) sampai
batas water line tertinggi. Cat ini diharapkan dapat menjadi anti fouling dan anti
karat pada lambung kapal. Proses selanjutnya adalah pemberian cat yang sesuai
dengan keinginan pemilik kapal. Cat ini melapisi cat menie yang telah kering
sebelumnya. Proses pengecatan kapal deilakukan oleh kelompok pekerja yang
brbeda dari sebelumnya. Berjumlah 5-6 orang sehingga proses ini dapat
diselesaikan selama 1-2 hari. Jika seluruh kegiatan perawatan kapal selesai
maka bagian bagian kapal yang lain dilepaskan sebelumnya (daun kemudi,
baling baling, clamp depan belakang dan as baling baling) dapat dipasang
kembali.
Penggantian kayu lunas, penambahan kayu lunas (memperpanjang lunas
kapal pada bagian buritan, dan penambahan kayu lunas (menambah ketebalan
lunas kapal). Clamp merupakan bagian yang terbuat dari besi yang berada pada
bagian sambungan linggi depan dan belakang kapal dengan lunas kapal. Clamp
berfungsi untuk memperkuat sambugan tersebut. Pemasangan clamp dengan
menggunakan mur yang diborkan ke dalam kayu linggi dan lunas. Daun kemudi
yang telah lapuk atau rusak dapat diganti sesuai dengan ukurannya semula.
Perbaikan atau pergantian baling baling hanya dilakukan jika mengalami patah
saja. Daun baling baling yang patah dapat disambungkan kembali dengan
pengelasan atau menggantinya dengan baling baling yang baru. Proses
perbaikan juga sering dilakukan untuk mengganti papan papan dek yang telah
lapuk.

Anda mungkin juga menyukai