Anda di halaman 1dari 3

Resume BAB III

Mineral

Oleh : Tania Febriola Rachmawati

155090701111

Surinah

155090701111004

Bumi padat terdiri dari jenis senyawa khusus yang disebut mineral. Menurut geologist mineral
itu alami, padat anorganik dengan susunan atom atau ion, dan komposisi kimia yang di perbaiki
atau bervariasi sesuai dengan hukum kimia. Mineral diberi nama, meskipun sebagai senyawa
tetapi mereka dapat dijelaskan dengan formula kimianya. Sodium klorida, natrium klorida adalah
mineral penyusun dari halite. Silikon dioksida , SiO2 mineral kursa. Nama mineral berasal dari
beberapa sumber, banyak mineral di beri nama ketika mereka pertama kali di deskripsikan atau
dimana spesimen – spesimen sangat baik di kumpulkan. Misalnya andalusite dinamai untuk
profinsi Andalusia. Struktur mineral yang terjadi di bawah kondisi formasi yang
menguntungkan, mineral terjadi dalam bentuk geometris biasa yang disebut Kristal, dibatasi oleh
permukaan datas yang halus yang disebut wajah kristal. Mineralogi menggunakan instrument
yang canggih yang telah menentukan struktur mineral yang paling melimpah. Alasan mengapa
mineral memiliki kristalin karena atom dalam gas dan cairan dapat bergerak bebas, misalnya dua
atom oksigen digabungkan dengan ikatan kovalen untuk membentuk O, molekul oksigen.
Ukuran ion digunakan untuk menentukan struktur mineral dan di ilustrasikan oleh ion halit. Ion
terbentuk ketika sebuah electron di transfer dari atom natrium ke atom klorin. Setiap silicon,
membentuk padatan empat sisi(tetrahedron) dengan silicon di bagian tengah. Pengaturan ini di
temukan dalam spesimen mineral yang mengandung silikon dan oksigen. Peranan suhu dan
tekanan berlian adalah mineral yang paling sulit di ketahui, ini tembus cahayadan mungkin tidak
berwarna atau muncul dalam berbagai warna termasuk kuning, biru dan hijau. Grafit, di sisi lain
adalah salah satu mineral terlembut, warnanya buram dan abu – abu hitam, rasanya berminyak.
Meskipun tampilan fisiknya berbeda, tetapi kedua mineral tersebut memiliki komposisi yang
sama persis, yaitu : karbon asli, polimorf. Dalam grafit setiap atom karbon terikat secara kovalen
dengan tiga lainnya membentuk serangkaian lembaran dua dimensi. Gaya lemah Van der waals
memegang peranan itu. Sebagai hasil dari struktur yang berbeda, kerapatan berlian lebih besar
daripada grafit 13,5 gram per centimeter kubik dibandingkan dengan grafit 2,3 gr/cm3. Banyak
mineral seperti garnet menunjukan variasi dalam komposisi yang menunjukkan substitusi ion
secara sistematis daripada yang acak. Kelompok mineral olivin memberikan memberikan contoh
substitusi ion yang sangat baik. Dalam banyak mineral, besi dan magnesium dapat di
pertukarkan dan dikatakan untuk menggantikan satu sama lain, secara umum jika dua ion
memiliki ukuran dan muatan yang sama, mereka dapat dengan mudah menggantikan satu sama
lain. Identifikasi mineral harus di identifikasikan dengan mudah untuk menafsirkan proses dan
sejarah pada bumi. Terdapat sifat – sifat yang memungkinkan mineral asing di identifikasi tanpa
adanya peralatan canggih dan mahal yang di perlukan untuk analisi kimia dan structural.
Diantaranya yaitu sifat fisik, bentuk kristal, kekerasan( dalam skala Moh’s), kerusakan
(pembelahan, fraktur, luster(cerat), spesifik gravity (berat jenis mineral adalah dengan
perbandingan kepadatannya dengan air). Untuk mengetahui spesifik gravity yaitu dengan
membandingkan densitas mineral dengan densitas air. Densitas tergantung pada massa atom
dalam mineral dan kekompakan dengan mereka yang terikat. Warna (identifikasi dari warna
mineral) banyaknya pengotor mengakibatkan variasi terhadap warna mineral. Streak (warna
bubuk mineral) streak lebih dapat diandalkan daripada warna permukaan karena efek
permukaannya hancur dan kotorannya hilang selama proses penghancuran. Identifika sistemik
merupakan metode yang paling efektif untuk menyusun profil lengkap dari sifat fisik mineral
yang tidak di ketahui untuk kemudian di bandingkan dengan tabel yang sudah ada.

Mineral dan Batuan

Mineral tumbuh dalam berbagai kondisi fisik dan dalam berbagai media. Beberapa mineral
tumbuh di air, beberapa tumbuh dalam suhu sedang, tumbuh di bawah kondisi permukaan
seperti kwarsa, dari permukaan ke beberapa kilometer dibawah kerak seperti halit. Mineral dan
pembentukan batuan tidak membentuk isolasi, sebagian besar di kombinasikan dengan mineral
lain atau dengan banyak butiran lainnya dari mineral yang sama dalam batuan. Sesuai
pembentukannya batuan di bagi menjadi tiga jenis yaitu :

Igneous Rock (Batuan Beku)

Batuan beku terbentuk oleh kristalisasi material batuan yang disebut magma dikenal sebagai
batuan cair. Kristal – kristal biji terbentuk terbentuk sebagai magma seperti beku, mineral –
mineral beku tumbuh dalam panas dan cairan. Contoh mineral pembentuk batuan beku yaitu
olivine, feldspar, plagioklas dan kwarsa.

Sedimentary Rock ( Batuan Sedimen)

Batuan sedimen terbentuk karena adanya interaksi atmosfer, hidrosfer dan bumi padat dapat
menyebabkan kerusakan kimia dan fisik batuan. Material batuan yang ter fragmentasi dan
terlarut diangkut di permukaan oleh aliran, gletser, dan angin disimpan dan di endapkan dari
larutan dan menghasilkan batuan baru. Batuan sedimen ini terbentuk karena adanya fragmen
batuan yang sebelumnya sehingga mineral batuan dapat di kerjakan ulang dan menjadi bagian
dari batuan sedimen. Mineral sedimen tumbuh di bawah kondisi permukaan. Biasanya dari
presipitasi ion ion terlarut dalam air.
Batuan Metamorph (Batuan metamorf)

Ketika batuan sedimen dan batuan beku terkana suhu dan tekanan sangat berbeda dari yang
pertama kali terbentuk. Mereka dapat merepon dan membuat perubahan mineralogy yang masih
dalam keadaan padat.

Anda mungkin juga menyukai