Intervensi Kep Typoid (Askep Seminar Anak)
Intervensi Kep Typoid (Askep Seminar Anak)
Intervensi Keperawatan
No Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
1. Hipertermi berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Monitor suhu sesering mungkin
proses ifeksi salmonella thypi selama 3 x 24 jam diharapkan suhu tubuh 2. Monitor IWL
yang ditandai dengan : normal dengan Kriteria Hasil : 3. Monitor warna dan suhu kulit
DS : 1. Suhu badan anak dalam batas normal 4. Monitor tekanan darah, nadi dan
1. Ibu klien mengatakan badan 2. Tanda-tanda vital dalam batas RR
anaknya teraba panas normal 5. Monitor penurunan tingkat
DO : 3. Akral teraba hangat kesadaran
1. TTV : N : 138 x/i 6. Monitor WBC, Hb, dan Hct
S : 39,4°C 7. Monitor intake dan output
P : 34x/i 8. Berikan anti piretik
2. Akral teraba hangat 9. Berikan pengobatan untuk
mengatasi penyebab demam
10. Selimuti pasien
11. Lakukan tapid sponge
12. Kolaborasi pemberian cairan
intravena
13. Kompres pasien pada lipat paha
dan aksila
14. Tingkatkan sirkulasi udara
15. Berikan pengobatan untuk
mencegah terjadinya menggigil
16. Temperature regulation
17. Monitor suhu minimal tiap 2 jam
18. Rencanakan monitoring suhu
secara kontinyu
19. Monitor warna dan suhu kulit
20. Monitor tanda-tanda hipertermi
dan hipotermi
21. Tingkatkan intake cairan dan
nutrisi
22. Selimuti pasien untuk mencegah
hilangnya kehangatan tubuh
23. Ajarkan pada pasien cara
mencegah keletihan akibat panas
24. Diskusikan tentang pentingnya
pengaturan suhu dan kemungkinan
efek negatif dan kedinginan
25. Beritahukan tentang indikasi
terjadinya keletihan dan
penanganan emergency yang
diperlukan
26. Ajarkan indikasi dan hipotermi
dan penanganan yang diperlukan
27. Berikan anti piretik jika perlu
2. Nyeri b.d proses inflamasi yang Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
konprehensip termasuk lokasi,
ditandai dengan : selama 3x24 jam diharapkan nyeri karateristik, durasi, frekuensi, kualitas
DS : berkurang,dengan Kriteria Hasil: 2. Kaji factor presipitasi
3. Obsevasi reaksi nonverbal dari
1. P : ibu klien mengatakan sakit 1.tidak nyeri biar pun banyak bergerak ketidak nyamanan
perutnya anaknya bertambah 4. Gunakan tekhnik komunikasi
2. skala nyeri 0 terapeutik untuk mengetahui
jika banyak bergerak pengalaman nyeri pasien
3. ekspresi wajah klien rileks
Q : ibu klien mengatakan 5. Kaji kultur yang mempengaruhi
seperti tertekan benda berat 4. klien nampak tenang respon nyeri
R : ibu klien mengatakan 6. Evaluasi pengalaman nyeri masa
5. perut klien tidak kembung dan keras lampau
anaknya selalu memegang
bising usus normal 6-12x/i 7. Evaluasi bersama pasien dan tim
perut kanan atas
S : 4 (sedang) kesehatan lain tentang
T : 1 menit tiap kali bergerak ketidakefektifan kontrol nyeri masa
lampau
2. Ibu klien mengatakan anaknya
8. Bantu pasien dan keluarga untuk
menangis terus karena mencari dan menemukan dukungan
kesakitan 9. Kontrol lingkungan yang dapat
DO : mempengaruhi nyeri seperti suhu
1. Ekspresi wajah klien nampak ruangan, pencahayaan dan kebisingan
meringis 10. Kurangi factor presipitasi nyeri Pilih
dan lakukan penangani nyeri
2. Klien nampak gelisah
farmakologi, non farmakologi dan
3. perut kembung nampak keras, interpersonal)
terdapat nyeri tekan pada 11. Kaji tipe dan sumber nyeri
abdomen kanan atas, bising 12. Ajarkan tentang tehknik
usus 5x/i nonfarmakologi
13. Berikan analgetik untuk mengurangi
nyeri
14. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
15. Tingkatkan istirahat
Analgesic Administration
1. Tentukan lokasi, karateristik,
kualitas, dan derajat nyeri sebelum
pemberian obat
2. Cek instruksi dokter tentang jenis
obat, dosis, dan frekuensi
3. Cek riwayat alergi
a. Evaluasi keefekifan analgesic
tanda dan gejala
3. Resiko defisit nutrisi b.d Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Kaji adanya alergi makanan
selama 3 x 24 jam kebutuhan nutrisi adekuat 2. Kolaborasi dengan ahli gizi
anoreksia ( mual, muntah) yang untuk menentukan jumlah kalori
dengan kriteria hasil :
ditandai dengan : 1. nafsu makan klien baik dan nutrisi yang dibutuhkan
2. klien tidak mual dan muntah pasien
DS : 3. Anjurkan pasien untuk
3. klien menghabiskan porsi makannya
1. Ibu klien mengatakan anaknya meningkatakan protein dan
4. bibir nampak lembab vitamin
kurang nafsu makan
5. konjungtiva tidak anemis 4. Berikan substansi gula
2. Ibu klien mengatakan anaknya
6. mukosa mulut lembab 5. Yakinkan diet yang dimakan
mual dan muntah
7. turgor kulit baik CRT <3 detik mengandung tinggi serat dan
DO :
8. albumin normal : 3,4-5,4 g/dl mencegah konstipasi
1. Klien nampak lemah
9. IMT diatas 18,4 6. Berikan makanan yang terpilih (
2. Klien hanya menghabiskan ¼ sudah dikonsultasikan dengan
2. 1.
porsi makannya ahli gizi)
3. Bibir nampak pucat 7. Ajarkan pasien bagaimana
4. Konjungtiva nampak anemis membuat catatan makanan
5. Mukosa mulut nampak kering harian
6. Turgor kulit kurang CRT >3 8. Monitor jumlah nutrisi dan
detik kandungan kalori
7. Albumin serum : 2,2 g/dl 9. Berikan informasi tentang
8. IMT = 15 (1,04 x 1,04) kebutuhan nutrisi
= 15/1,0816 10. Kaji kemampuan pasien untuk
mendapatkan nutrisi yang
= 16,2 dibutuhkan
Setelah memasukkan nilai Nutrition Monitoring
berat dan tingginya didapat 1. BB pasien dalam batas normal
indeks massa tubuh klien 2. Monitor adanya penurunan
sebesar 16,2. Dengan demikian berat badan
kita bisa mengatakan klien 3. Monitor tipe dan jumlah
aktivitas yang biasa dilakukan
memiliki berat badan kurang 4. Monitor intraksi anak atau
karena nilai IMTnya berada orang tua selama makan
dibawah 18,4 5. Monitor lingkungan selama
makan
6. Jadwalkan peningkatan dan
tindakan tidak selama jam
makan
7. Anjurkan ibu klien memberikan
makanan sedikit tapi sering
8. Monitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
9. Monitor turgor kulit
10. Monitor kekeringan
rambut,kusam dan mudah patah
11. Monitor mual dan muntah
12. Monitor pertumbuhan dan
perkembangan
13. Monitor pucat, kemerahan dan
kekeringan jaringan konjugtiva
14. Catat jika lidah berwarna
magenta, scarlet
XVIII. Implementasi dan Hasil
Selasa 09 januari 2018 15.00 I 1. Memonitor tanda-tanda S : Ibu klien mengatakan badan
hipertermi dan hipotermi anaknya teraba panas
H : akral teraba panas O: 1. TTV : N : 128 x/i
15.06 2. Memonitor tanda-tanda vital S : 38,5°C
H : N : 128 x/i P : 30x/i
S : 38,5°C 2.Akral teraba hangat
P : 30x/i A : masalah belom teratasi
15.16 3. mengkompres pasien pada lipat P: lanjutkan intervensi
paha dan aksila 1. Monitor tanda-tanda hipertermi
H : klien mengerti dan dan hipotermi
melakukannya 2. Monitor tanda-tanda vital
15.26 4. Memonitor penurunan tingkat 3. Kompres pasien pada lipat paha
kesadaran dan aksila
H : klien tidak mengalami 4. Monitor penurunan tingkat
penurunan kesadaran kesadaran
15.36 5. Penatalaksanaan pemberian cairan 5. kolaborasi pemberian cairan
intravena intravena
H : IVFD RL 500cc/24 jam 6. kolaborasipemberian antipiretik
15.46 6. Penatalaksanaan pemberian
antipiretik
H : paracetamol syr 3x1
Paracetamol injeksi/IV (t/p)
Rabu 10 januari 2018 I 21.05 1. Memonitor tanda-tanda hipertermi S : Ibu klien mengatakan badan
dan hipotermi anaknya teraba panas
H : akral teraba panas O: 1. TTV : N : 102 x/i
21.10 2. Memonitor tanda-tanda vital S : 37,5°C
H : N : 102 x/i P : 28x/i
S : 37,5°C 2.Akral teraba hangat
P : 28x/i A : masalah belom teratasi
21.15 3. mengkompres pasien pada lipat P: lanjutkan intervensi
paha dan aksila 1. Monitor tanda-tanda hipertermi
H : klien mengerti dan dan hipotermi
melakukannya 2. Monitor tanda-tanda vital
21.20 4. Memonitor penurunan tingkat 3. Kompres pasien pada lipat paha
kesadaran dan aksila
H : klien tidak mengalami 4. Monitor penurunan tingkat
penurunan kesadaran kesadaran
21.25 5. Penatalaksanaan pemberian cairan 5. kolaborasi pemberian cairan
intravena intravena
H : IVFD RL 500cc/24 jam 6. kolaborasipemberian antipiretik
21.30 6. Penatalaksanaan pemberian
antipiretik
H : paracetamol syr 3x1
Paracetamol injeksi/IV (t/p)