Anda di halaman 1dari 11

ETIKA BISNIS & PROFESI

I. AKUNTANSI SEBAGAI SEBUAH PROFESI: KARAKTERISTIK


DARI SEBUAH PROFESI
II. KASUS: HEALTHSOUTH – CAN 5 CFOS BE WRONG?

Kelompok 9:

Ni Luh Nyoman Sherina Devi (1391662026)


Ida Ayu Ratih Manuari (1391662028)

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2015

0
AKUNTANSI SEBAGAI SEBUAH PROFESI :
KARAKTERISTIK DARI SEBUAH PROFESI

Pada pertengahan abad ke-20 di Amerika Serikat, ketika


disiplin akuntansi sedang mencari status profesi, Comission on Standards of
Education and Experience for Certified Public Accountants mengeluarkan laporan
yang berisi tujuh karakteristik dari sebuah profesi, yaitu sebagai berikut:
1) Sebuah badan khusus pengetahuan,
2) Sebuah proses pendidikan formal yang diakui dan untuk memperolehnya
diperlukan pengetahuan khusus,
3) Sebuah standar kualifikasi profesional yang mengatur pengakuan profesi,
4) Sebuah standar perilaku yang mengatur hubungan antara praktisi dengan
klien, kolega, dan masyarakat,
5) Pengakuan status,
6) Penerimaan tanggung jawab sosial yang melekat dalam suatu
pekerjaan yang diberkahi dengan kepentingan publik,
7) Organisasi yang ditujukan untuk kemajuan kewajiban sosial kelompok,
Dilihat dari laporan tersebut, akuntansi memenuhi dua karakteristik pertama.
Akuntansi adalah disiplin yang rumit sehingga memerlukan pendidikan formal
untuk menjadi seorang ahli yang kompeten. Untuk menjadi akuntan publik
bersertifikat atau Certified Public Accountant (CPA), biasanya dibutuhkan gelar
sarjana di bidang akuntansi serta melewati ujian CPA yang ketat. Untuk menjaga
status sebagai CPA, seorang akuntan publik harus tetap mengikuti perkembangan
terbaru dengan pendidikan berkelanjutan.
Dalam memenuhi standar ketiga, profesi akuntansi sama seperti sejumlah
kelompok lain yang harus bersatu untuk memberikan pelayanan kepada
masyarakat umum sesuai dengan keahliannya. Contohnya adalah dokter,
pengacara, guru, insinyur, dan lain-lain, yang masing-masing membentuk sebuah
kelompok dan memandang diri mereka sebagai profesional yang berdedikasi
untuk melayani klien atau pasien. Kelompok-kelompok profesional tersebut

1
umumnya menentukan siapa yang akan dapat memperoleh keanggotaan dalam
kelompok, dan mereka melakukannya dengan mengadakan pertemuan kualifikasi
profesional. Tapi selanjutnya keanggotaan dalam kelompok juga perlu untuk
mematuhi standar perilaku kelompok, salah satunya adalah pemenuhan standar
dalam bertindak demi kepentingan yang terbaik bagi klien. Hanya individu-
individu yang memenuhi kualifikasi yang akan diterima ke dalam profesi, dan
individu bisa dikeluarkan dari profesi apabila mereka tidak memenuhi standar.
Karakteristik keempat menunjukkan bahwa profesi membutuhkan “standar
etika yang mengatur hubungan antara praktisi dengan klien, kolega, dan publik”.
Tapi apakah yang harus dimasukkan ke dalam standar tersebut? Standar keenam
mengkhususkan kebutuhan atas “sebuah penerimaan tanggung jawab sosial yang
melekat dalam suatu pekerjaan yang sarat dengan kepentingan publik.” Tetapi apa
tanggung jawab sosial yang harus dilakukan profesi akuntansi kepada publik?
Kita dapat menjawab pertanyaan di atas menggunakan analisis standar
etika profesi yang dikembangkan oleh Doctor Solomon Huebner, pendiri The
American College. Huebner mendirikan perguruan tinggi untuk menyediakan
pendidikan lanjutan bagi penyedia asuransi. Tujuannya adalah untuk mengangkat
penyedia asuransi menjadi agen profesional. Beberapa tahun sebelum mendirikan
perguruan tingginya, Huebner menyampaikan pidato pada rapat tahunan di
Baltimore Life dan New York Life Underwriters (penjamin emisi saham), di mana
ia menata visinya tentang apa yang ia pikir untuk menjadi seorang profesional,
apakah arti menjadi seorang profesional, serta menyatakan apa yang yang
diperlukan untuk menjadi seorang profesional.
Huebner menyebutkan empat karakteristik profesional berikut:
1) Profesional terlibat dalam pekerjaan yang bermanfaat dan cukup mulia
untuk menginsipirasi cinta dan antusiasme di pihak praktisi,
2) Pekerjaan yang profesional dalam prakteknya membutuhkan keahlian
dalam pengetahuan,
3) Dalam menerapkan pengetahuan tersebut, praktisi harus meninggalkan
pandangan komersial yang benar-benar mementingkan diri sendiri dan
mengingat keuntungan klien,

2
4) Praktisi harus memiliki semangat kesetiaan kepada rekan sesama praktisi,
yang menolong untuk menganut semua tujuan umum mereka, dan tidak
boleh membiarkan perilaku tidak profesional yang membuat malu seluruh
profesi.
Jika kita menerapkan karakteristik pertama Huebner untuk akuntansi,
terbukti bahwa akuntan adalah pekerjaan yang berguna karena organisasi modern
tidak akan mungkin berjalan tanpa keterampilan akuntansi. Menurut kode etik
AICPA, masyarakat profesi akuntansi terdiri dari: klien, pemberi kredit,
pemerintah, pengusaha, investor, komunitas bisnis dan keuangan, dan pihak lain
yang bergantung pada objektivitas dan integritas akuntan publik bersertifikat
untuk mempertahankan keteraturan fungsi perdagangan.
Karakteristik yang paling menarik dari profesional yang dicatat oleh
Huebner adalah karakteristik yang ketiga, karena ia menetapkan apa yang harus
dilakukan dalam menentukan standar etik yang harus mengatur akuntan dan
tanggung jawab sosial yang melekat dalam pekerjaan akuntansi. Karakteristik
Huebner mengharuskan profesi “Untuk meninggalkan pandangan komersial yang
sangat egois dan mengingat keuntungan dari klien." Seperti yang disebutkan
sebelumnya, Comission on Standards of Education and Experience for Certified
Public Accountants menunjukkan bahwa menjadi anggota suatu profesi
melibatkan satu di standar perilaku yang mengatur hubungan antara praktisi
dengan klien, kolega, dan masyarakat, serta penerimaan tanggung jawab sosial
yang melekat dalam suatu pekerjaan yang sarat dengan kepentingan publik.
Mendahulukan konsep profesionalisme mengantarkan etika perilaku ke dunia
bisnis. Singkatnya, untuk menjadi profesional adalah dengan mengambil tanggung
jawab etis dan meninggalkan pandangan komersial yang sangat egois.
Tetapi apakah yang disebut pandangan komersial yang sangat egois? Ini
adalah pandangan orang-orang yang hanya memusatkan perhatian bisnis untuk
menghasilkan uang atau meningkatkan laba. Ini merupakan pandangan yang
disuarakan oleh pendukung ekstrim dari sistem pasar bebas, menggemakan
ekonom Milton Friedman dan lain-lain yang bersikeras bahwa “tanggung jawab
bisnis utama dan satu-satunya adalah untuk meningkatkan keuntungan.”

3
Pandangan tersebut mendistorsikan posisi Adam Smith, seorang ekonomis
dan filsuf dan bapak dari ekonomi kapitalis pasar bebas. Menurut Adam Smith:
“setiap manusia bebas mengejar keinginannya sendiri dengan caranya sendiri, dan
membawa baik modal dan industri-nya pada kompetisi dengan manusia lain,
sepanjang ia tidak melanggar hukum”. Maka dari itu, terdapat kondisi dimana
keadilan dan etika menuntut profesi untuk mengorbankan kepentingannya sendiri
demi kepentingan orang lain. Terpenting di antara itu kali ini, tentu saja, ketika
seseorang memenuhi kewajiban profesi untuk melihat kepentingan terbaik dari
klien.
“Pandangan komersial yang sangat egois” mendorong kita mengejar
kepentingan pribadi tanpa batas - sebuah pengejaran yang pasti akan mengarah
pada keegoisan. Lebih lanjut, seseorang dapat berargumentasi bahwa justru karena
pengetahuan khusus seseorang harus meninggalkan pandangan komersial yang
sangat egois. Di mana saja ada pengetahuan khusus yang dikembangkan untuk
menyediakan layanan bagi orang lain, terdapat situasi di mana ada kesenjangan
pengetahuan dan kesenjangan kekuasaan, yang menimbulkan hubungan
ketergantungan (yaitu satu orang akan tergantung pada kata dan saran dari yang
lain karena mereka kurang pengetahuan). Dengan begitu kesenjangan
pengetahuan akan menimbulkan potensi untuk posisi penyalahgunaan kekuasaan
seseorang dan mengambil keuntungan dari orang lain. (Sebagai contoh, seorang
dokter bisa merekomendasikan bahwa pasien tidak perlu prosedur, tapi itu akan
memberi kompensasi ekstra bagi dokter. Pasien dalam kasus seperti itu akan
tergantung pada rekomendasi dokter karena pasien tidak memiliki pengetahuan
medis dokter).
Etika masyarakat kita menegaskan bahwa mereka dalam posisi
pengetahuan unggul memiliki kewajiban tidak menyalahgunakan pengetahuan itu
atau menggunakannya pada ketidaktahuan untuk mendapatkan keuntungan yang
tidak adil. Oleh karena itu profesional memiliki kewajiban untuk meninggalkan
pandangan komersial yang sangat egois dan mengikuti ajaran etika. Tapi apa
kewajiban profesional yang perlu untuk diikuti?
Dalam keterangan tersebut, seseorang dapat berpendapat bahwa akuntan
sebagai profesional memiliki tiga kewajiban:

4
1) harus kompeten dan tahu tentang seni dan ilmu akuntansi;
2) melihat kepentingan terbaik bagi klien, menghindari godaan untuk
mengambil keuntungan dari klien dan
3) untuk melayani kepentingan publik.
Kita melihat tanggung jawab ini dengan jelas diartikulasikan dalam kode
etik AICPA, yang dimulai dengan menegaskan bahwa memperoleh dan
mempertahankan pengetahuan yang diperlukan adalah tanggung jawab individu
CPA. Kompetensi berasal dari sintesis pendidikan dan pengalaman. Ini dimulai
dengan penguasaan pengetahuan umum yang dibutuhkan untuk gelar sebagai
CPA. Pemeliharaan kompetensi memerlukan komitmen untuk belajar dan
perbaikan profesional yang harus terus berlanjut selama anggota profesional
hidup. Itu adalah tanggung jawab individual anggota. Di semua perjanjian dan di
semua tanggung jawab, setiap anggota harus mencapai tingkat kompetensi yang
akan menjamin bahwa kualitas anggota memenuhi layanan tingkat tinggi
profesionalisme diharuskan oleh prinsip ini.
Kewajiban kedua, yang dimiliki akuntan dan yang dicatat untuk semua
profesional, adalah kewajiban untuk melihat kepentingan terbaik klien. Akuntan
tersebut disewa untuk memberikan jasa bagi klien. Mengingat ketika seorang
akuntan menerima kedudukan dengan klien, ada setidaknya sebuah pemahaman
tersirat bahwa akuntan akan melihat kepentingan klien. Tanda yang membedakan
para ahli”, menurut kode etik adalah “penerimaan tanggung jawab kepada
masyarakat… yang mana klien termasuk di dalamnya”.
Sebuah tanda yang membedakan profesi adalah penerimaan tanggung
jawabnya kepada publik. Publik dalam profesi akuntansi terdiri dari klien,
pemberi kredit, pemerintah, pengusaha, investor, bisnis dan keuangan masyarakat,
dan pihak lain yang bergantung pada objektivitas dan integritas akuntan publik
bersertifikat untuk menjaga fungsi ketertiban perdagangan. Ketergantungan ini
membebankan tanggung jawab kepentingan publik pada akuntan publik
bersertifikat. Kepentingan umum didefinisikan sebagai kesejahteraan bersama
komunitas masyarakat dan lembaga profesi pelayanan.

5
Hal ini membawa kita pada karakteristik profesi dari Huebner yang
terakhir, sebuah organisasi yang ditujukan untuk kemajuan kewajiban sosial
kelompok." AICPA di Amerika Serikat dan organisasi profesional di negara-
negara lain melakukan hal tersebut. Hal ini akan meletakkan kewajiban yang
penting pada AICPA untuk mengabdikan diri pada kemajuan kewajiban sosial
kelompok. AICPA akan diamanatkan oleh ketentuan ini untuk mempromosikan
kewajiban akuntansi perusahaan ke masyarakat umum. Jika melakukan jasa audit
dan konsultasi untuk perusahaan yang berdiri di jalan yang sama dari seorang
akuntan yang objektif, maka AICPA memiliki tanggung jawab untuk
mempromosikan cara-cara yang akan memungkinkan akuntan untuk memenuhi
kewajibannya.
Ini berarti bahwa jika akuntan bertanggung jawab untuk berbagai
kelompok – klien, kolega, dan masyarakat – mereka pasti akan menghadapi
konflik tekanan dari masing-masing kelompok. Bagaimana kita menangani
tekanan? Kode etik menunjukkan bahwa, "Dalam penyelesaian konflik tersebut,
anggota harus bertindak dengan integritas, dipandu oleh ajaran bahwa ketika
anggota memenuhi tanggung jawab kepada kepentingan publik, klien dan
pengusaha, dilayani dengan sangat baik."
Bagian ini mengungkapkan motivasi optimis yang menarik dan etis.
Mengklaim bahwa tidak mungkin ada sebuah konflik besar antara masyarakat,
kepentingan klien, dan pengusaha. Dalam melakukan apa yang tepat bagi
masyarakat, kepentingan klien dan pengusaha dilayani dengan sangat baik. Oleh
karena itu, jika seorang pengusaha menekan seorang akuntan manajemen untuk
“cook the books (tidak jujur dalam pembukuan)”, akuntan harus menolak, bukan
hanya karena tidak berada dalam kepentingan umum terbaik, tetapi juga karena itu
tidak berada dalam kepentingan pengusaha. Singkatnya, ada asumsi yang dibuat
dalam kode bahwa kejujuran adalah kebijakan terbaik, dan bahwa etika bisnis
selalu bisnis yang baik. Akibatnya ini berarti seseorang perlu membaca
kepentingan sedemikian rupa bahwa meskipun sesuatu yang muncul berada
diantara kepentingan klien atau kepentingan pengusaha, jika tidak berada dalam
kepentingan publik, maka penampilan itu palsu dan menyesatkan.

6
Mengingat tujuan akuntan untuk mempertahankan fungsi tertib
perdagangan, tanpa mengalah pada sudut pandang yang sangat komersial, hal ini
bukanlah jangkauan yang jauh untuk menunjukkan bahwa masyarakat memiliki
hak untuk mengharapkan akuntan publik untuk bertindak dengan kejujuran
etis. Seperti yang tertera dalam kode :
Mereka yang mengandalkan akuntan publik bersertifikat
mengharapkan para akuntan untuk melepaskan tanggung jawab dengan
integritas, obyektifitas, tingkat kepedulian pofesional, dan minat yang
sungguh-sungguh dalam melayani publik. Para akuntan diharapkan dapat
memberikan pelayanan yang berkualitas, masuk ke dalam pengaturan
biaya, dan menawarkan berbagai layanan – semua dengan cara yang
menunjukkan tingkat konsistensi dengan prinsip-prinsip dari kode
Perilaku Profesional.
Bergabung dengan sebuah kelompok profesional seperti AICPA sama saja
dengan membuat janji untuk mematuhi standar etika yang ditetapkan oleh
kelompok tersebut. Dengan demikian, janji tersebut harus dipelihara.
Sebagaimana telah kita lihat pada pemeriksaan Immanuel Kant, jika tidak
menepati janji maka tidak akan dapat diterima, karena melanggar janji biasanya
dilakukan untuk mengejar kecenderungan sendiri tanpa memberikan perhatian
terhadap kebutuhan orang lain dalam janji yang telah dibuat itu. Kode
khusus menunjukkan bahwa bergabung dengan AICPA menempatkan beban etis
atas anggota.
Semua yang menerima keanggotaan dalam American Institute of Certified
Public Accountant berkomitmen untuk menghormati kepercayaan publik.
Kembali lagi pada kepercayaan akan tanggapan publik pada mereka, para anggota
harus berusaha terus untuk menunjukkan dedikasi mereka untuk keunggulan
profesional.
Tampaknya jelas bahwa semua CPA memenuhi kriteria profesional
yang ada. Mereka yang diakui dalam kelompok CPA memenuhi standar
kualifikasi profesional. Mereka harus lulus ujian CPA yang ketat untuk
menunjukkan bahwa mereka memiliki keahlian yang diperlukan. Ujian tersebut

7
bertindak sebagai alat pemantauan untuk melihat siapa yang memiliki kompetensi
yang akan diterima dan tetap dalam profesi CPA.
Tapi bagaimana dengan akuntan yang belum mendapatkan pengakuan
CPA? Mereka mungkin memiliki pengetahuan ahli yang diperlukan. Hanya saja
mereka gagal melewati prosedur pengujian yang ketat yang diperlukan untuk
menjadi anggota AICPA. Jika seseorang yang profesional harus menjadi anggota
dalam suatu organisasi, dan sebagaimana kita tahu tidak semua akuntan adalah
CPA dan tidak semua tergabung dalam AICPA, apakah mereka profesional?
Apakah semua akuntan adalah profesional? Jika tidak, apakah mereka harus
terikat oleh etika yang sama?
Walaupun seseorang bukan CPA ataupun bukan anggota AICPA atau
kelompok akuntan profesional lain, itu tidak berarti bahwa seseorang tidak
diwajibkan untuk hidup tanpa ketentuan kode etik. Akuntan juga berurusan
dengan klien dan dengan demikian memiliki kewajiban yang sama untuk klien-
klien sebagaimana CPA lakukan. Dengan demikian, mereka harus tunduk
beberapa standar profesional lainnya, seperti mematuhi ketentuan kode etik,
apakah itu kode AICPA atau kode profesional lain. Standar perilaku juga
ditentukan oleh standar berperilaku universal yang harus diikuti oleh akuntan.

KASUS: HEALTHSOUTH – CAN 5 CFOS BE WRONG?

8
9
REFERENSI

Duska, Ronald; Brenda Shay Duska; & Julie Anne Ragatz. 2011. Accounting
Ethics. 2nd Edition. United Kingdom: Wiley-Blackwell.
Brooks, Leonard J. & Paul Dunn. 2012. Business & Professional Ethics for
Directors, Executives & Accountants. 7th Edition. USA: Cengage Learning.

10

Anda mungkin juga menyukai