Anda di halaman 1dari 1

Cara Mendiagnosis Gangguan Pendengaran

Jakarta, Untuk mendiagnosis apakah seseorang mengalami gangguan pendengaran


atau tidak, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan. Apa saja?

Disampaikan oleh dokter spesialis telinga, hidung dan tenggorokan dari RS PHC Surabaya
dan RS Petrokimia Gresik, dr Artono, SpTHT-KL(K), FICS, bahwa benar ada beberapa jenis
pemeriksaan yang dilakukan guna menegakkan diagnosis gangguan pendengaran bagi pasien.

Pertama adalah pemeriksaan fisik. Dokter akan memeriksa telinga untuk mencari penyebab
gangguan pendengaran. Misalnya saja apakah ada kotoran telinga, infeksi atau rusaknya
gendang telinga.
Kedua adalah uji garpu tala, tujuan nya adalah untuk mendeteksi telinga mana yang
mengalami gangguan.

Pemeriksaan berikutnya adalah uji audiometri nada murni. Pada uji ini, sebuah mesin
memproduksi suara dengan beragam volume dan frekuensi yang akan didengarkan oleh
pasien melalui headphone.

Dari beberapa pemeriksaan tersebut, dokter akan mengetahui jenis dan derajat ketulian yang
dialami pasien. Jenis gangguan pendengaran ada tiga macam seperti telah dijelaskan
sebelumnya, yakni gangguan pendengaran konduktif dan sensorineural, serta campuran
keduanya.

Sementara untuk derajat ketulian juga ada empat tingkatan, yakni tuli ringan, tuli sedang, tuli
berat dan tuli berat sekali. Untuk tuli ringan, biasanya pasien sulit menyimak orang lain
berbicara, khususnya di lingkungan yang berisik. Tuli sedang adalah ketika pasien kesulitan
menyimak seseorang berbicara tanpa menggunakan alat bantu pendengaran. Nah, seseorang
kemudian dikatakan mengalami tuli berat ketika pasien perlu membaca bibir atau bahasa
isyarat untuk mengerti pembicaraan seseorang, bahkan ketika ia sudah menggunakan alat
bantu dengar.

Anda mungkin juga menyukai