Deformasi plastis,
Efek Hysteresis,
Efek Inersia
E0 = m.g.ho……….(1)
E1 = m.g.h1……….(2)
∆E = E1-E0
= m.g(h1-h0)…..(3)
Dari gambar 3.2 didapat
ho = l-l cos α = l(1-cosα)……(4)
h1 = l-l cos β = l(1-cosβ)……(5)
dengan substitusi persamaan 4 dan 5 pada 3 didapatkan :
∆E = m.g.l(cos β- cosα)
Dimana
E0 = energy awal (J)
m = massa pendulum (kg)
g = gaya gravitasi (kg m/s2)
h0 = ketinggian bandul sebelum dilepas (m)
h1= ketinggian bandul setelah dilepas (m)
l = panjang lengan bandul(m)
α = sudut awal
β = sudut akhir
Untuk mengetahi kekuatan impact maka energy impact terebut harus dibagi
dengan luas penampang efektif specimen (A) sehinga :
I = ∆E/A
= m.g.l(cos β- cosα)……..(7)
b. Tipe Notch
Pada suatu konstruksi, keberadaan takik atau nocth sangat berpengaruh pada
kekuatan impact. Adanya takikan yang salah seperti diskontinuitas pada pengelasan
atau korosi local bisa bersifat sebagai pemusat tegangan (stress consentration)
adanya pusat tegangan ini dapat menyebabkan material brittle (getas), sehingga
patah pada beban dibawah yield strength.
Pengujian Impact
Ada tiga macam bentuk takikan pada pengujian impact yakni takikan type
A (V), type B (keyhole) dan type C (U) sebagaimana ditunjukan pada gambar
dbawah ini :
d. Temperatur transisi
Diantara kedua kekuatan impact yang ekstrim tersebut ada satu titik
tempratur yang merupakan transisi dari kedua titik ekstrim tersebut yakni suatu
temperature yang menunjukan perubahan sifat material dari ductile menjadi brittle.
Titik temperature tersebut diebut “temperature transisi”
Terdapat 5 kriteria dalam penentuan temperatur transisi