ACARA III
BUDIDAYA TUMPANGSARI JAGUNG DENGAN KACANG TANAH
A. Pelaksanaan Praktikum
Praktikum dilaksanakan pada :
Hari : Kamis
Tanggal : 03 Maret 2016
Tempat : Kebun Percobaan Wedomartani, Ngemplak, Sleman,Yogyakarta
B. Tujuan Praktikum
Mempelajari budidaya jagung dan kacang tanah secara tumpangsari.
C. Latar Belakang
Dalam bercocok tanam, terdapat beberapa pola tanam agar efisien dan
memudahkan kitadalam penggunaan lahan, dan untuk menata ulang kalender
penanaman. Pola tanam sendiriada tiga macam, yaitu : monokultur, polikultur
(tumpangsari), dan rotasi tanaman. Ketiga pola tanam tersebut memiliki nilai
plus dan minus tersendiri. Pola tanam memiliki arti penting dalam sistem
produksi tanaman. Dengan pola tanam ini berarti memanfaatkan
danmemadukan berbagai komponen yang tersedia (agroklimat, tanah,
tanaman, hama dan penyakit, keteknikan dan sosial ekonomi). Pola tanam di
daerah tropis seperti di Indonesia, biasanya disusun selama 1 tahun dengan
memperhatikan curah hujan (terutama padadaerah/lahan yang sepenuhnya
tergantung dari hujan. Maka pemilihan jenis/varietas yangditanampun perlu
disesuaikan dengan keadaan air yang tersedia ataupun curah
hujan.Tumpangsari merupakan suatu usaha menanam beberapa jenis tanaman
pada lahan dalamwaktu yang sama, yang diatur sedemikian rupa dalam
barisan-barisan tanaman. Penanamandengan cara ini bisa dilakukan pada dua
atau lebih jenis tanaman yang relatif seumur,misalnya jagung dan kacang
tanah atau bisa juga pada beberapa jenis tanaman yang umurnya berbeda-
beda.Pada pola tanam tumpangsari sebaiknya dipilih dan dikombinasikan
antara tanaman yang mempunyai perakaran yang relatif dalam dan tanaman
19
D. Dasar Teori
Tumpangsari merupakan suatu usaha menanam beberapa jenis
tanaman pada lahan dan waktu yang sama, yang diatur sedemikian rupa
dalam barisan-barisan tanaman. Penanaman dengan cara ini bisa dilakukan
pada dua atau lebih jenis tanaman yang relatif seumur, misalnya jagung dan
kacang tanah atau bisa juga pada beberapa jenis tanaman yang umurnya
berbeda-beda (Warsana, 2009). Sistem pertanaman tumpangsari bertujuan
memperoleh kombinasi tanaman yang sesuai, kepadatan populasi tanaman,
dan mengetahui cara pemupukan yang optimal. Pola tanaman tumpangsari
umumnya untuk mengetahui pemanfaatan cahaya, air dan hara. Produktivitas
lahan pada sistem tumpangsari dihitung berdasarkan Nisbah Kesetaraan
Lahan (NKL). Keuntungan pada pola tanam tumpangsari diantaranya
populasi tanaman dapat diatur, efisiensi pemanfaatan lahan dan dapat
menekan serangan hama dan penyakit (Paulus, 2005).
Budidaya tanaman ganda seperti tumpangsari ini dapat memberikan
berbagai keuntungan, yaitu efisiensi penggunaan sarana produksi,
mengurangi kehadiran gulma, mengurangi resiko usaha, dan mengurangi
erosi permukaan. Kerugian yang ditimbulkan dari pola tanam tersebut adalah
jika terjadi persaingan yang terlalu besar, dapat merugikan satu jenis tanaman,
bahkan keduanya. Dalam kondisi baik, meskipun hasil panen masing- masing
jenis tanaman dapat menurun dibandingkan monokultur, jumlah kedua jenis
tanaman akan lebih banyak. Pada sistem tumpangsari, populasi tanaman sela
dapat menentukan tingkat kompetisi tanaman. Biasanya, tanaman yang
20
berasal dari famili leguminoceae yang sering digunakan sebagai tanaman sela
pada pola penanaman ganda dengan jagung karena dapat membantu
memfiksasi nitrogen dari udara. Selain itu, tanaman famili kacang- kacangan
merupakan tanaman C3 yang relatif tahan naungan.
Berdasarkan sistem taksanomi, tanaman jagung dikenal dengan nama
ilmiah Zea mays , familly poaceae. ( graminea ). Adapun klasifikasinya
adalah sebagai berikut:
Divi : Spermatophyta
Subdivisi : Magnoliophyta
Kelas : Commelinidae
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays L. ( Hardi Soenanto, 2009 )
Jagung termasuk tanaman berakar serabut yang terdiri dari tiga tipe
akar, yaitu akar seminal, akar adventif, dan akar udara. Akar seminal tumbuh
dari radikula dan embrio. Akar adventif disebut juga akar tunjang. Akar ini
tumbuh dari buku paling bawah, yaitu sekitar 4 cm di bawah permukaan
tanah. Semenatara akar udara adalah akar yang keluar dari dua atau lebih
buku terbawah dekat permukaan tanah, dann keadaan air tanah. Batang
jagung tidak bercabang, berbentuk silindris, dan terdiri dari beberapa ruas dan
buku ruas. Pada buku ruas akan muncul tunas yang berkembang menjadi
tongkol. Tinggi batang jagung tergantung varietas dan tempat penanaman,
umumnya berkisar 60 – 300 cm. Daun jagung memanjang dan keluar dari
buku – buku batang. Jumlah daun terdiri dari 8 – 48 helaian, tergantung
varietas. Daun terdiri dari tiga bagian, yaitu kelopak daun, lidah daun, dan
helaian daun. Kelopak daun umumnya membungkus batang. Antara kelopak
dan helaian terdapat lidah daun yang disebut ligula. Ligula ini berbulu dan
berlemak. Fungsi ligula adalah mencegah air masuk ke dalam kelopak daun
dan batang. ( Rudi Hartono, 2005 )
21
Bunga jagung tidak memiliki petal dan sepal sehingga disebut bunga
tidak lengkap. Bunga jagung juga termasuk bunga tidak sempurna karena
bunga jantan dan betina berada pada bunga yang berbeda. Bunga jantan
terdapat di ujung batang. Adapun bunga betina terdapat di ketiak daun ke-6
atau ke-8 dari bunga jantan. Penyerbukan pada jagung terjadi bila serbuk sari
dari bunga jantan jatuh dan menempel pada rambut tongkol. Pada jagung
umumnya terjadi penyerbukan silang (cross pollinated crop). Penyerbukan
terjadi dari serbuk sari tanaman lain. Sangat jarang terjadi penyerbukan yang
serbuk sarinya berasal dari tanaman sendiri. Biji jagung tersusun rapi pada
tongkol. Dalam satu tongkol terdapat 200 – 400 biji. Biji jagung terdiri dari
tiga bagian. Bagian paling luar disebut pericarp. Bagian atau lapisan kedua
yaitu endosperm yang merupakan cadangan makanan biji. Sementara bagian
paling dalam yaitu embrio atau lembaga.( Purwono, 2005 )
Dalam taksonomi (sistematika) tumbuh – tumbuhan, kacang tanah di
klafikasikan sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rosales
Family : Papilionaceae
Genus : Arachis
Spesies : Arachis hypogeae. (Pitojo, 2005)
Morfologi kacang tanah berdasarkan ciri-ciri luar dari bagian-bagian
tanaman.
1. Daun
Kacang tanah memiliki daun majemuk bersirip ganda. Tangkai
daun agak panjang, tiap tangkai terdiri atas 4 anak daun. Daun berperan
penting dalam proses fotosintesis.
2. Bunga
Kacang tanah mulai berbunga pada umur kurang lebih 4-5 minggu.
Bunga tumbuh pada ketiak daun. Setiap bunga memiliki tabung kelopak
22
Fungisida
F. Cara Kerja
1. Mengolah tanah dengan cara dicangkul sedalam 10-15 cm, mencacah dan
membuang gulmanya.
2. Membuat guludan menghadap ke barat-timur dengan lebar guludan 225
cm, panjang 250 cm.
3. Membuat saluran diantara guludan selebar 20-30 cm untuk mengalirkan
air agar saat hujan tanah tetap dalam keadaan atus sehingga akar tanaman
jagung maupun kacang tanah tidak tergenang.
4. Membuat lubang tanam dengan tugal sedalam 2-3 cm dengan jarak antara
barisan tanaman jagung 75 cm, tanaman kacang tanah 25 cm, jarak dalam
barisan tanaman jagung dan kacang tanah adalah 25 cm.
5. Memasukkan benih jagung 2 biji/lubang pada jarak tanam 75x25 cm, 2
biji/lubang benih kacang tanah dengan jarak tanam 25x25 cm.
6. Melakukan pemeliharaan tanaman meliputi pemupukan (saat tanam dan 1
BST). Dosis pupuk jagung adalah 120 kg urea, 80 kg SP 36, penyulaman,
penyiangan, pembumbunan dan pengendalian hama dan penyakit.
Parameter
Kelompok Jumlah Sampel
TT JC JB BB BK KA
Kacang Tanah 1 33 8 32 28 21
A3.1
Kacang Tanah 2 61 8 54 41 30 26,09
Rerata 47 - - 34,5 25,5
Kacang Tanah 1 56 12 47 83 67
A3.2
Kacang Tanah 2 61 10 53 88 73 18,13
Rerata 58,5 - - 85,5 70
Kacang Tanah 1 55 10 61 17 10
A3.3
Kacang Tanah 2 60 22 55 34 21 39,21
Rerata 57,5 - - 25,5 15,5
24
Kacang Tanah 1 48 45 42 54 2
A3.4
Kacang Tanah 2 45 48 31 56 3 95,45
Rerata 46,5 - - 55 2,5
Kacang Tanah 1 62,5 5 74 69 39
A3.5
Kacang Tanah 2 44,5 3 6 54 37 38,21
Rerata 53,5 - - 61,5 38
Keterangan :
TT = Tinggi tanaman
JC = Jumlah cabang
JB = Jumlah bintil
BB = Berat basah
BK = Berat kering
KA = Kadar air
Jumlah Parameter
Kelompok
Sampel TT JD BB BK KA
25
Keterangan :
JT = Jumlah tunas
JD = Jumlah daun
BB = Berat basah
BK = Berat kering
KA = Kadar air
kelompok A3-4 yaitu 50,91%, sedangkan kadar air terendah pada kelompok
A3-3 yaitu 17,78%.
Ketinggian tanaman tidak bisa dijadikan parameter untuk menetapakan
bahwa suatu tanaman dapat dikatakan memiliki kualitas tumbuh yang baik,
karena justru bebrapa tanaman yang tumbuh tinggi disebabkan jarena
terjadinya etiolasi yakni kecenderungan tumbuhan untuk menjangkau sumber
cahaya dimana dengan keberadaan auksin, tumbuhan akan terus memanjang
sampai titik ujung tumbuhan mendapatkan cahaya yang cukup untuk
menghambat produksi auksin. Penambahan tinggi atau panjang tumbuhan
tanpa disertai pertumbuhan jumlah klorofil menyebabkan terbentuknya warna
hijau pucat. Kemudian pada jumlah daun, semkain banyak jumlah daun maka
proses penguapan yang terjadi akan semakin cepat namun jumlah daun yang
banyak juga mampu membantu proses fotosintesis untuk menghasilkan
fotosintat yangbanyak pula. Jumlah cabang menandakan pertumbuhan yang
baik pada suatu tanaman karena semakin banyak cabang maka menandakan
bahwa tanaman tersebut tumbuh subur dan memiliki kemampuan
berproduktivitas yang tinggi. Lalu pada jumlah bintil pada akar kacang tanah
menandakan bahwa semakin banyak jumlah bintil yang terdapat pada akar
kacang tanah maka semakin banyak jumlah nitrogen yang difiksasi dari udara
bebas dimana nitrogen merupakan salah satu unsur hara yang dibutuhkan oleh
semua tanaman. Berat basah adakah berat mula-mula sedangkan berat kering
adalah berat bahan setelah dilakukan pengeringan. Pengeringan ini dapat
dilakukan dengan cara mengoven bahan sehingga seluruh airnya menguap.
Saat air menguap, otomatis berat bahan akan berkurang. Jumlah pengurangan
ini dianggap sebagai selisih antar berat basah dan berat kering. Perbandingan
dari pengurangan berat dan berat awal inilah yang kemudian diubah menjadi
persen dan kadar air ditemukan. Jika tidak ada penambahan berat kering, maka
berarti tanaman kelebihan air. Perlu diperiksa apa penyebab bertambahnya
kadar air itu, apakah karena cuaca, penyakit, atau karena kondisi tanah yang
terlalu lembab? Jika penyebabnya adalah itu semua, besar kemungkinan berat
kering akan lebih kecil dari kondisi normal. Dan juga, semakin tinggi kadar air
28
suatu hasil pertanian, maka usia simpannya akan semakin rendah. Hal ini
dikarenakan kadar air menjadikan hasil pertanian tempat yang cocok untuk
pertumbuhan jamur dan serangga. Air merupakan komponen penting dalam
bahan pangan yang dapat mempengaruhi kualitas bahan pangan itu sendiri.
Peningkatan jumlah air dapat mempengaruhi laju kerusakan bahan pangan
oleh proses mikrobiologis, kimiawi, dan enzimatis. Rendahnya kadar air suatu
bahan pangan merupakan salah satu faktor yang dapat membuat bahan
menjadi awet.
H. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum budiaya tumpangsari
jagung dengan kacang tanah, dapat disimpulkan tanaman jagung dan kacang
tanah cocok ditumpangsarikan karena jagung dapat sebagai penaung kacang
tanah sedangkan kacang tanah kacang mampu menyediakan unsur N bagi
tanah sehingga dapat meningkatkan kesuburan tanah. Unsur N dalam tanah
mampu memaksimalkan pertumbuhan vegetatif kacang tanah dan jagung,
sehingga akan mampu menghasilkan hasil yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Paulus, J.M. 2005. Produktivitas Lahan, Komptisi, dan Toleransi Dari Tiga Klon
Ubi Jalar Sistem Tumpangsari dengan jagung. Eugenia 11 (1) : 1-7.