Anda di halaman 1dari 20

Page | 0

MAKALAH

BENTUK RUMAH TANGGA

Oleh:

HAS I NU DD I N
NIP: 198209152009011008

(PENYULUH AGAMA ISLAM FUNGSIONAL)

KANTOR KEMENTERIAN AGAMA


KABUPATEN JEMBER
2018
Page | 1

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
B. Fokus masalah. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
C. Tujuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertian rumah tangga . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
B. Pengertian keluarga dan perbedaannya dengan rumah tangga . . . . 6
C. Bentuk-bentuk keluarga / rumah tangga . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpilan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 18
DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 19
Page | 2

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Keluarga pada hakekatnya merupakan suatu kelompok yang
terbentuk dari suatu hubungan seks yang tetap, untuk menyelenggarakan hal-
hal yang berkenan dengan ke-orang-tua-an dan pemeliharaan seorang anak.
Keluarga dipandang sebagai lembaga sosial, karena keluarga
menghimpun sejumlah norma-norma sebagai sumber prilaku dalam
kehidupan bermasyarakat. Pada dasarnya perkawinan antara dua orang yang
berlainan jenis akan membentuk suatu keluarga dengan suatu sistem
kekerabatan tertentu. Dalam masyarakat dikenal bentuk keluarga besar atau
luas dan keluarga batih, setelah itu pula dikenal pola menetap setelah
perkawinan, matrilokal, patrilokal dan neolokal.
Dari seluruh organisasi, kecil maupun besar yang terdapat di dalam
masyarakat, tidak ada yang lebih penting dari keluarga dalam intensitas
pengertian sosiologisnya. Hal ini berpengaruh terhadap keseluruhan
kehidupan masyarakat dalam hal-hal yang tak terhingga jumlahnya, dan
perubahan-perubahannya, juga seperti yang nyata kita lihat terdapat di
seluruh struktur sosial. Hal ini juga merupakan kemampuan variasi yang
tidak habis-habisnya dan juga memperlihatkan kesinambungan yang luar
biasa dan keuletannya dalam melalui perubahan demi perubahan.
Organisasi keluarga ini dalam beberapa hal tidaklah sama dengan
asosiasi lainnya, disamping memiliki ciri-ciri khusus sebagai suatu organisasi,
lazimnya keluarga juga memiliki ciri-ciri atau karakteristik serta bentuk-
bentuk tersendiri.
Rumah tangga adalah merupakan kelompok orang-orang yang
bertempat tinggal bersama dan membentuk unit rumah tangga sendiri.
Tempat kos dan penginapan bisa saja menjadi rumah tangga, tetapi tidak akan
dapat menjadi keluarga karena anggota-anggotanya tidak dihubungkan oleh
darah, perkawinan atau adopsi.
Page | 3

Untuk lebih jelasnya makalah ini akan mengungkap lebih mendalam


bentuk-bentu keluarga atau rumah tangga.

B. FOKUS MASALAH
Agar supaya pembahasan pada makalah ini terfokus maka penulis
membatasi pembahasan melalui perumusan masalah. Adapun rumusan masalah
pada makalah ini adalah:
1. Bagaimana pengertian rumah tangga dan keluarga?
2. Bagaimana bentuk-bentuk rumah tangga atau keluarga?

C. TUJUAN
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menemukan sebuah
jawaban dari rumusan masalah diatas, yaitu:
1. Mengetahui pengertian rumah tangga dan keluarga
2. Mengetahui bentuk-bentuk rumah tangga atau keluarga
Page | 4

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN RUMAH TANGGA


Pada umumnya dalam kepustakaan antropologi, rumah tangga
diartikan sebagai “unit dasar masyarakat yang terlibat dalam produksi,
reproduksi, konsumsi dan sosialisasi”. Lebih jauh Moore menyatakan bahwa
rumah tangga merupakan hal terpenting dalam analisis feminis karena rumah
tangga mengatur sebagian besar kerja domistik atau produktif kaum
perempuan. Sementara itu, Olivia Harris menyatakan bahwa rumah tangga
memiliki arti “tinggal di tempat yang sama dan berkonotasi berkeakraban serta
saling berbagi yang tentunya membedakan hubungan dalam rumah tangga
dengan tipe-tipe hubungan sosial lainnya.1
Dengan mengikuti ahli-ahli lainnya, Saifuddin menyatakan bahwa
rumah tangga adalah satuan tempat tinggal yang berorientasi pada tugas.
Sedangkan keluarga adalah pengelompokan kerabat yang tidak harus tinggal
dalam satu tempat. Selanjutnya Saifuddin menyebutkan bahwa rumah tangga
adalah “fungsional ekonomi kegiatan produksi, konsumsi, dan distribusi dalam
upaya memenuhi kebutuhan. Sedangkan keluarga menekan pentingnya simbol,
nilai, dan makna...”. Sementara itu Carter menyebutkan bahwa rumah tangga
adalah sekumpulan orang yang bekerja sama dalam rangka pewujudan
perawatan bersama, yang meliputi pembagian makanan, perlindungan, pakaian,
perawatan kesehatan, serta sosialisasi. Meskipun demikian menurut Carter,
pola alokasi tugas setiap rumah tangga pada masyarakat tertentu berbeda-beda.
Dengan merujuk pada Braum, Medick dan Tilly & Scott, Carter menyatakan
bahwa pada ekonomi protoindustri dan masyarakat agraris, rumah tangga
berfungsi sebagai unit produksi dan juga sebagai unit konsumsi. Sedangkan
dalam ekonomi industri, fungsi produktif keluarga cenderung tidak ada.
Kategori kegiatan dalam rumah tangga pada umumnya meliputi
produksi, distribusi, tranmisi, reproduksi, dan korisidens. Produksi merupakan

1(http://henkysosiologi.blogspot.com/2009/06/teori-pilihan-rasional-james-s-coleman.htmlan).
Page | 5

kegiatan manusia yang menghasilkan atau meningkatkan nilai sumberdaya


yang ada dalam rumah tangga. Distribusi mencakup pemindahan barang dari
produsen ke konsumen, termasuk konsumsi. Distribusi berorientasi kepada
pertukaran dan transaksi di dalam dan antar rumah tangga. Transmisi terjadi
apabila sumber daya yang dibutuhkan terbatas, ketika meningkatnya tuntutan
individual akan hak terhadap barang yang bernilai, kepemilikikan dan alat
produksi, ketika keluarga tidak memiliki akses yang sama terhadap alat
produksi. Reproduksi merupakan kegiatan atau aktifitas pengembangbiakan
genetika. Koresidens adalah dimana rumah tangga dijadikan tempat tinggal
anggota keluarga.2
Konsep rumah tangga tampaknya berubah seiring dengan perubahan
soasial yang terjadi. Rumah tangga tidak lagi selalu terdiri atas keluarga batih
(inti) yang mencakup suami, istri, dan anak yang didasarkan atas penikahan
yang sah. Namun dapat juga terdiri atas dua menusia yang sejenis, juga terdiri
dari laki-laki dan perempuan tanpa nikah yang membentuk sebuah rumah
tangga. Selain itu konsep rumah tangga telah bergeser, kalau dulu ditentukan
oleh makan dari tungku yang sama, namun sekarang tidak bisa dicirikan oleh
faktor semacam itu. Pendek kata, menurut hasil penelitian di pemukiman
miskin Jakarta “dapur atau tungku tidak selalu dapat menjadi acuan dalam
menetapkan suatu rumah tangga. Oleh karena itu, apa yang disebut dengan
rumah tangga, sebaiknya mengacu kepada lokasi dan tempat tinggal.
Konsep rumah tangga dalam makalah ini, penulis mengikuti Carter
yang menyatakan bahwa rumah tangga mengacu kepada sekumpulan orang
yang bekerja untuk kepentingan bersama, termasuk pembagian makanan,
perlindungan, pakaian, dan perawatan kesehatan, serta sosialisasi. Jadi konsep
rumah tangga memiliki makna sekelompok orang yang tinggal bersama yang
membentuk satuan sosial ekonomi, yang memiliki satu dapur, yang setiap
anggotanya mendapat hak yang sama terhadap “sumber daya” yang ada.
Anggota-anggota rumah tangga dapat terdiri atas orang-orang yang sekerabat
--keluarga batih yang terdiri atas ayah, ibu, anak, dan keluarga luas yang terdiri

2 http://blog.unila.ac.id/rone/mata-kuliah/sosiologi-keluarga/.
Page | 6

atas keluarga batih ditambah dengan kerabat ayah dan kerabat ibu-- dan bukan
sekerabat seperti pembantu rumah tangga. Dalam rumah tangga terjadi
sosialisasi nilai-nilai budaya yang hidup dalam komunitasnya.

B. PENGERTIAN KELUARGA DAN PERBEDAANNYA DENGAN


RUMAH TANGGA
Pengertian keluarga dapat dipahami dalam dua hal: keluarga orientasi
dan keluarga prokreasi. Keluarga orientasi adalah keluarga dimana kita
dibesarkan. Sedangkan keluarga prokreasi adalah keluarga yang dibentuk oleh
perkawinan dan memperoleh anak. Keluarga orientasi ini mengacu kepada
garis keturunan baik dari suami maupun dari istri. Keluarga prokreasi mengacu
kepada keluarga batih yaitu suami, istri dan anak. Dilihat dari dua jenis
pengertian ini, maka pengertian keluarga mengandung pengertian dan cakupan
lebih luas. Sedangkan rumah tangga mengacu kepada anggota keluarga tertentu
dalam suatu ruang atau lokasi tertentu yaitu sebuah rumah tangga. Meskipun
rumah tangga menurut Scolnick juga hidup didalamnya yang bukan kerabat
sebagai sebuah keluarga, namun pengertiannya tetap mengacu kepada sebuah
tempat yang jelas, tempat orang tidur, meskipun kegiatan makan dan perawatan
anak, dan kegiatan domistik lainnya dapat dilakukan di tempat lainnya.
Menurut Scolnick, keluarga pada masyarakat Amerika adalah sebuah pasangan
yang sudah kawin dan anak-anaknya.
Menurut Duvall dan Logan keluarga adalah sekumpulan orang dengan
ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan,
mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental,
emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga.
Sedangkan keluarga menurut Bailon dan Maglaya adalah dua atau
lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan
darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang
lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan
suatu budaya.3

3http://open-university.co.cc/download/modul-ut/isip-4110-m7-tatanan-sosial.pdf.
Page | 7

Begitu juga departemen kesehatan mendefinisikan keluarga sebagai


unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa
orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam
keadaan saling ketergantungan.
Suparlan menyatakan bahwa sebuah keluarga adalah sebuah satuan
kekerabatan yang juga merupakan satuan tempat tinggal dan kehidupan yang
ada dalam sebuah masyarakat, yang mana keluarga itudicirikan dengan adanya
kerjasama ekonomi diantara anggota-anggotanya, perkembangbiakan,
sosialisasi dan pendidikan anak, upaya menolong dan melindungi yang lemah,
khususnya merawat orang-orang tua mereka yang sudah tua renta.
Sebuah keluarga dapat dibedakan dari keluarga inti dan keluarga luas.
Suparlan menyatakan bahwa keluarga keluarga inti adalah sebuah keluarga
yang terdiri atas laki-laki, seorang perempuan, ditambah anak-anak yang
biasanya tinggal dalam satu rumah yang sama. Keluarga yaitu keluarga yang
meliputi keluarga inti yang ditambah dengan orang-orang sekerabat dan tidak
sekerabat yang hidup secara bersama-sama dalam satu rumah yang sama
dengan perlakuan yang sama. Orang-orang sekerabat adalah berasal dari pihak
suami atau dari pihak isteri. Orang-orang tidak sekerabat adalah pembantu
rumah tangga dan anak orang lain yang diangkat menjadi anak keluarga
tersebut.
Dibawah ini merupakan beberapa perbedaan antara rumah tangga dan
keluarga:
Rumah tangga:
1. Rumah tangga mengacu kepada lokasi dimana sebuah keluarga hidup
2. Rumah tangga adalah satuan tempat tingga yang berorientasi pada tugas
3. Rumah tangga adalah fungsional secara ekonomi, ada kegiatan produksi,
konsumsi, dan distribusi dalam upaya memenuhi kebutuhan, dan
sosialisasi.

Keluarga:
1. Keluarga tidak mengacu kepada lokasi tertentu
Page | 8

2. Keluarga adalah pengelompokan kerabat yang tidak harus tinggal dalam


satu tempat
3. Keluarga menekan pentingnya simbol, nilai, dan makna dalam kehidupan
keluarga.
Dari pembedaan antara rumah tangga dan keluarga diatas, bahwa
rumah tangga mengacu kepada lokasi atau satuan tempat tinggal sebuah
keluarga (nuclear atau extended families) berorientasi pada tugas, kerjasama
ekonomi, dan konsumsi, produksi, distribusi, dan juga sosialisasi. Konsep
keluarga mengandung beberapa makna yaitu tidak mengacu kepada suatu
tempat atau lokasi tertentu dan tidak harus tinggal dalam satu rumah secara
bersama, hanya saja penekanannya pada simbol, nilai dan makna. Tetapi sisi
yang lain, rumah tangga dan keluarga tidak bisa dipisahkan satu sama
lainnya, sebab rumah tangga adalah suatu tempat yang dijadikan lokasi
berdiamnya keluarga batih dan keluarga luas (nuclear dan extended families).

C. BENTUK-BENTUK KELUARGA ATAU RUMAH TANGGA


Bila kita berbicara tentang keluarga biasanya kita berfikir tentang
suami, istri, anak dan keluarga mereka. Karena keluarga ini di dasarkan pada
pertalian perkawinan, sehingga kehidupan suami-istri disebut keluarga suami-
istri (conjugal family). Namun, pada saat ini keluarga lebih sering mengacu
kepada keluarga batih/inti (nuclear family). Disamping itu dikenal juga
keluarga hubungan sedarah, yaitu suatu klan luas dari saudara-saudara sedarah
dari pasangan suami isteri. Yang kemudian istilah ini dikenal dengan keluarga
luas (extended family).4
Istilah bentuk-bentuk keluarga bisa diartikan dengan bentuk-bentuk
rumah tangga. Pengertian tentang bentuk rumah tangga mempunyai banyak
pengertian bagi intraksi keluarga. Ia membantu mempengaruhi, misalnya
berkurang atau bertambah eratnya hubungan sosial antara anggota-anggota
kelauraga atau rumah tangga. Begitu juga pola struktur keluarga atau rumah

4Chester Paul, Sosiologi, (Jakarta: Erlangga, tt), Penj. Aminuddin Ram dan Tito Sobari, hal.268.
Page | 9

tangga juga memberikan tekanan untuk menyesuakan diri bagi anggota-


anggota keluarga dan rumah tangga.
Keluarga adalah lembaga sosial dasar bagi manusia. Di masyarakat
manapun di dunia, keluarga merupakan kebutuhan manusia yang universal dan
menjadi pusat terpenting dari kegiatan dalam kehidupan individu. Begitu juga
keluarga tergolong kedalam kelompok-kelompok primer, selain karena para
anggotanya saling mengadakan kontak langsung juga karena ada keintiman
dari para anngotanya.
Macam-macam bentuk keluarga atau bentuk-bentuk rumah tangga
antara lain sebagai berikut :
1. Kinship
Pertalian sanak saudara (kinship) mengarah pada pertalian orang-
orang yang cukup luas yang satu sama lain dihubungkan oleh nenek
moyang yang sama, oleh perkawinan. Melalui sistem sanak saudara ini
kita dapat mengatur dan mengenali hubungan-hubungan yang ada dalam
keluarga.
Contoh masyarakat Amerika telah menunjukan tipe keluarga inti
yang cukup kuat, kelompok sanak-sanak saudara yang besar menjadi
kurang diangngap penting. Mereka cendrung untuk bertemu dengan
saudara-saudara “jauh” hanya pada pristiwa-pristiwa tertentu seperti
liburan atau perayaan.5
2. Nuclear Family
Keluarga inti adalah terjemahan dari bahas inggris (nuclear family).
Istilah ini merupakan bentuk suatu keluarga yaitu keluarga inti yang terdiri
dari: ayah, ibu, anak yang tinggal dalam satu rumah yang ditetapkan oleh
sangsi-sangsi legal dalam satu ikatan perkawinan, yang mana satu atau
keduanya dapat bekerja di laur rumah. Rumah tangga itu dapat besar oleh
populasi pergenerasi maupun secara menyisi (literally) dengan
menambahkan keluarga-keluarga inti lainnya.6

5 Cohn C. Bruch, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1992), hal.175
6 Cohn C. Bruch,...Ibid. hal.90
P a g e | 10

Keluarga inti tidak bisa disamakan dengan keluarga yang


jumlahnya kecil atau sedikit, sedangkan keluarga besar atau luas
diidentikkan dengan keluarga yang jumlahnya luas atau banyak, seperti
yang di sebutkan oleh Mayor Polak. Keluarga inti dapat kita definisikan
dengan keluarga atau kelompok yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak
yang belum dewasa atau belum kawin.7 Dengan adanya suatu perkawinan
baru, maka anak yang kawin memisahkan diri dari orang tuanya atau
keluarga intinya.
Keluarga inti (batih/nuclear) merupakan unit terkecil dalam
masyarakat yang mempunyai fungsi-fungsi tertentu. Keluarga batih
lazimnya terdiri dari suami/ayah, istri/ibu, dan anak-anak yang belum
menikah. Di indonesia terutama di kota-kota, pengaruh keluarga batih
terhadap anak besar sekali. Beda halnya di pedesaan biasanya kelompok
kekerabatan yang banyak berpengaruh. Walaupun demikian, pengaruh
kelompok kekerabatan di wilayah pedesaan biasanya juga berlangsung
lewat keluarga batih/inti (nuclear family).
Pada masyarakat juga dipengaruhi oleh orang-orang yang ada
dalam rumah tangga atau keluarga. Seorang ibu mertua dapat terus
mengawasi proses sosialisasi menantu prempuannya yang masih muda
dan seterusnya.
Keluraga batih merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang
mempunyai fungsi-fungsi pokok, sebagai berikut:
a. Sebagai wadah berlangsungnya sosialisasi primer. Yakni dimana anak-
anak dididik untuk memahami dan menganuti kaidah-kaidah dan nilai-
nilai yang berlaku dalam masyarakat.
b. Sebagai unit yang mengatur hubungan seksual yang seharusnya.
c. Sebagai unit sosial-ekonomis yang membentuk dasar kehidupan sosial
ekonomis bagi anak-anak.

7Khairuddin, Sosiologi Keluarga, (Yogyakarta: Liberty, 2002), hal. 19


P a g e | 11

d. Sebagai wadah tempat berlindung, supaya kehidupan berlangsung


secara tertib dan tentram, sehingga manusia hidup dalam kedamaian.8
Keluarga batih (nuclear family) mempunyai pengaruh besar
terhadap anak. Apa-apa yang dikatakan anak masih sangat tergantung
pada keluarga batih tersebut. Pada remaja keadaanya sudah berubah.
Dalam mencari identitasnya, maka para remaja sudah bergerak di luar
lingkungan keluarga batih. Mereka cenderung lebih dekat dengan teman-
teman “senasib” yang biasanya di sebut kawan-kawan sepermainan.

3. Extended Family
Istilah ini adalah sebutan keluarga inti yang diperluas secara lepas
digunakan bagi system dimana masyarakatnya mengiginkan bahwa
beberapa generasi itu hidup di bawah satu atap.
Keluarga besar (extended family) terdiri dari 2-3 keturunan mulai
garis ibu atau ayah dari keluarga pertama yang biasanya menempati rumah
gadang terdiri dari beberapa rumah atau bilamana di kota besar seperti
Jakarta tersebar di seluruh kota di rumah-rumahnya sendiri.9
Keluarga besar (extended family) didasarkan pada hubungan darah
dari sejumlah besar orang, yang meliputi orang tua, anak, kakek, nenek,
paman, bibi, kemenakan, dan seterusnya. Unit keluarga ini sering di sebut
sebagai “conguine family” (berdasarkan pertalian darah).10
Keluarga luas seperti di atas telah disebutkan adalah merupakan
keluarga inti ditambah dengan anggota-anggota keluarga lainnya, atau
keluarga yang lebih dari satu generasi. Dalam keluarga Jawa akan dapat
kita lihat adanya keluarga luas dengan mengunakan istilah kekerabatan
baik ke atas maupun kebawah.11
Contoh, keluarga besar dianggap sebagai bentuk keluarga yang
paling penting dalam masyarakat agraris, dimana kemampuan mencukupi

8 Soekanto Soerjono, Sosiologi Keluarga, (Jakarta: Rineka Cipta, Jakarta, 2004), hal. 85
9 Hasan Sadili, Sosiologi Untuk Masyarakta Indonesia, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993), hal.77
10 Cohn C. Bruch,...Ibid. hal.174
11Khairuddin,... Ibid. 19
P a g e | 12

kebutuhannya sendiri (self suffiency) penting bagi kelestarian kehidupan


dan dimana kehidupan-kehidupan ekonomi, sosial dan emosional dapat
dipenuhi oleh kelompok sanak famili yang cukup besar.
Kita tidak dapat menentukan apakah keluarga besar adalah dari
kalangan keluarga inti, atau sebaliknya terjadi hukum kontradiksi seperti
yang dikemukakan oleh Emil Durkhem. Jadi kita tidak dapat menganggap
bahwa bentuk yang satu dari yang lain, karena kadang-kadang bagaimana
tipe terdapat berdampingan seperti suku, keluarga keturunan, keluarga
luas, dan keluarga inti. Jadi berbagai jenis kekompok ini dapat muncul dan
menghilang sesuai dengan kondisi.

4. Monogami family
Bagi orang Amerika yang etnosentris secara sehat, hanya ada satu
bentuk perkawinan yang pantas dan beradab, yakni monogami satu pria
dan satu wanita.12 Monogami adalah perkawina antara seorang laki-laki
dan perempuan yang secara praktis teradapat dalam semua masyarakat-
apakah itu primitif, setengah moderen atau moderen mempunyai bentuk
perkawinan seperti ini. Monogami adalah bentuk perkawinan yang di akui
oleh seluruh dunia. Bentuk ini di kenal oleh umum dan dapat di temukan
dalam setiap masyrakat walaupun juga bentuk lainnya di izinkan.
Dikalangan suku bangsa kristen perkawinan ini di haruskan, bagi suku-
suku selain kristen pun juga menyukai perkawinan seperti ini, karena lebih
mudah melestarkan pertanggung jawaban terhadap pemeliharaan anak-
anaknya.13

5. Poligami Family

12 Chester Paul,... Ibid. 272


13 Narwoko Dwi, Sosiologi Tex Pengantar Dan Terapan, (Jakarta: Kencana, 2007), hal. 230
P a g e | 13

Poligami dapat diklasifiksikan dalam perkawinan jamak tunggal.


Poligami ada beberapa tipe diantaranya adalah sebagai berikut. Lebih jauh
Muhamad Abduh menyatakan, poligami adalah penyimpangan dari relasi
perkawinan yang wajar dan hanya dibenarkan secara syar'i dalam keadaan
darurat sosial, seperti perang, dengan syarat tidak menimbulkan kerusakan
dan kezaliman.14
Berbicara tentang poligami pasti memancing tanggapan etnosentris
dari kebanyakan orang. Mereka akan menuduh bahwa poligami adalah
perbuatan yang dapat merendahkan martabat kaum wanita.
Poligami adalah perkawinan antara seorang laki-laki dengan lebih
dari satu wanita. Mayoritas pada masyarakat timur dan masyrakat kuno,
poligami tidak hanya diizinkan, tetapi juga menjadi pola-pola perkawinan
yang di akui lewat kekayaan dan kekuasaan. Dimana secara sosial hal ini
diakui bahwa pelaku poligami memiliki status sosial yang lebih tinggi.15
Adapun hal-hal yang menyebabkan terjadinya poligami antara lain
adalah:
a. Karena faktor kebudayaan, misalnya terjadi perang sehingga adanya
ketidak-seimbangan antara laki-laki dan perempuan sehingga
memungkinkan adanya poligami.
b. Lingkungan sosial, seperti penyakit yang memperkecil jumlah kaum
laki-laki.
c. Ingin mendapatkan keturunan karena istri yang pertama tidak dapat
memberi keturunan. Poligami banyak dilakukan oleh bangsa-bangsa
Afrika.

6. Poliandri
Poliandari adalah jenis perkawinan antara seorang wanita dengan
dua orang laki-laki atau lebih. Perkawinan poliandri ini relatif lebih jarang

14Muhamad Abduh, Tafsir Al-Manar, (Kairo: Mesir, tt), Juz 4., hal. 287
15Khairuddin,....Ibid, hal.23
P a g e | 14

daripada poligami. Dan masyarakat menganggap hal ini merupakan hal


yang luar biasa, dan merupakan bentuk perkawinan yang tidak diakui.
Salah satu contoh dalam kasus perkawinan yang seperti ini terdapat
pada suku Toda di India bagian selatan. Dalam masyarakat ini seperti
dalam sebagian besar yang lain, poliandari adalah bersifat fraternal
(terbatas pada saudara-saudara sekandung) artinya bila seorang wanita
kawin dengan seorang pria maka secara otomatis si wanita menjadi istri
dari semuanya saudara suaminya. Mereka semua hidup dalam satu
keluarga tanpa rasa cemburu akan percecokan.16 Praktek poliandri dapat
menunjukan kepada kita bagaimana suatu praktek yang bagi kita tanpak
berlawanan dengan kodrat manusia masih dapat menjadi pola yang
diterima dan disukai bagi orang-orang pada masyarakat tertentu.
Untuk mempermudah pengertian bentuk keluarga, bentuk keluarga
bisa dilihat dari beberapa sisi:
1. Berdasarkan Garis Keturunan
a. Patrilinear adalah keturunan sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun
melalui jalur garis ayah.
b. Matrilinear adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa ganerasi dimana hubungan itu disusun
melalui jalur garis ibu.
2. Berdasarkan Jenis Perkawinan
a. Monogami adalah keluarga dimana terdapat seorang suami dengan
seorang istri.
b. Poligami adalah keluarga dimana terdapat seorang suami dengan
lebih dari satu istri.
3. Berdasarkan Pemukiman
a. Patrilokal adalah pasangan suami istri, tinggal bersama atau dekat
dengan keluarga sedarah suami.

16 Chester Paul,... Ibid. 272-273


P a g e | 15

b. Matrilokal adalah pasangan suami istri, tinggal bersama atau dekat


dengan keluarga satu istri
c. Neolokal adalah pasangan suami istri, tinggal jauh dari keluarga
suami maupun istri.
4. Berdasarkan Jenis Anggota Keluarga
a. Keluarga inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah,
ibu dan anak-anak.
b. Keluarga besar (Extended Family) adalah keluarga inti ditambahkan
dengan sanak saudara. Misalnya : kakak, nenek, keponakan, dan lain-
lain.
c. Keluarga Berantai (Serial Family) adalah keluarga yang terdiiri dari
wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu
keluarga inti.
d. Keluarga Duda/janda (Single Family) dalah keluarga yang terjadi
karena perceraian atau kematian.
e. Keluarga berkomposisi (Composite) adalah keluarga yang
perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.
f. Keluarga Kabitas (Cahabitation) adalah dua orang yang terjadi tanpa
pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.
5. Berdasarkan Kekuasaan
a. Patriakal adalah keluarga yang dominan dan memegang kekuasaan
dalam keluarga adalah dipihak ayah.
b. Matrikal adalah keluarga yang dominan dan memegang kekuasaan
dalam keluarga adalah pihak ibu.
c. Equalitarium adalah keluarga yang memegang kekuasaan adalah ayah
dan ibu.
Ada yang membagi bentuk-bentuk keluarga kedalam kelompok
bentuk keluarga tradisional dan non-tradisional.
P a g e | 16

1. Kelompok bentuk keluarga tradisional


a. Nuclear Family atau Keluarga Inti
Ayah, ibu, anak tinggal dalam satu rumah ditetapkan oleh
sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu atau
keduanya dapat bekerja di luar rumah.
b. Reconstituted Nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan
kembali suami atau istri. Tinggal dalam satu rumah dengan anak-
anaknya baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari
perkawinan baru.
c. Niddle Age atau Aging Cauple
Suami sebagai pencari uang, istri di rumah atau kedua-
duanya bekerja di rumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah
karena sekolah atau perkawinan/meniti karier.
d. Keluarga Dyad / Dyadie Nuclear
Suami istri tanpa anak.
e. Single Parent
Satu orang tua (ayah atau ibu) dengan anak.
f. Dual Carrier
Suami istri / keluarga orang karier dan tanpa anak.
g. Commuter Married
Suami istri / keduanya orang karier dan tinggal terpisah
pada jarak tertentu, keduanya saling mencari pada waktu-waktu
tertentu.
h. Single Adult
Orang dewasa hidup sendiri dan tidak ada keinginan untuk
kawin.
i. Extended Family
1, 2, 3 geneasi bersama dalam satu rumah tangga.
j. Keluarga Usila
Usila dengan atau tanpa pasangan, anak sudah pisah.
P a g e | 17

2. Kelompok bentuk keluarga Non-Tradisional


a. Commune Family
Beberapa keluarga hidup bersama dalam satu rumah, sumber
yang sama, pengalaman yang sama.
b. Cohibing Coiple
Dua orang / satu pasangan yang tinggal bersama tanpa kawin.
c..Homosexual / Lesbian
Sama jenis hidup bersama sebagai suami istri.
d..Institusional
Anak-anak / orang-orang dewasa tinggal dalam suatu panti-
panti.
e..Keluarga orang tua (pasangan) yang tidak kawin dengan anak
P a g e | 18

BAB III
PENUTUP/KESIMPULAN
Keluarga adalah salah satu kelompok atau kumpulan manusia yang hidup
bersama sebagai satu kesatuan atau unit masyarakat terkecil dan biasanya selalu
ada hubungan darah, ikatan perkawinan atau ikatan lainnya, tinggal bersama
dalam satu rumah yang dipimpin oleh seorang kepala keluarga dan makan dalam
satu periuk.
Perbedaan rumah tangga dan keluarga, konsep rumah tangga mengacu
kepada lokasi atau satuan tempat tinggal sebuah keluarga (nuclear atau extended
families) berorientasi pada tugas, kerjasama ekonomi, dan konsumsi, produksi,
distribusi, dan juga sosialisasi. Konsep keluarga mengandung beberapa makna
yaitu tidak mengacu kepada suatu tempat atau lokasi tertentu dan tidak harus
tinggal dalam satu rumah secara bersama, hanya saja penekanannya pada simbol,
nilai dan makna. Tetapi sisi yang lain, rumah tangga dan keluarga tidak bisa
dipisahkan satu sama lainnya, sebab rumah tangga adalah suatu tempat yang
dijadikan lokasi berdiamnya keluarga batih dan keluarga luas (nuclear dan
extended families).
Meskipun ada beberapa perbedaan antara rumah tangga dan keluarga,
namun keduanya tidak bisa dipisahkan, dan terkadang banyak orang yang
menyamakannya.
Adapun bentuk keluarga atau rumah tangga bisa dilihat dari beberapa
sisi. Berdasarkan garis keturunan: patrilinear dan matrilinear. Berdasarkan jenis
perkawinan: monogami dan poligami. Berdasarkan pemukimandan tempat
tinggal: patrilokal dan matrilokal serta neolokal. Berdasarkan jenis anggota
keluarga: keluarga inti (Nuclear Family), keluarga besar (Extended Family),
keluarga berantai (Serial Family), keluarga duda/janda (Single Family), keluarga
berkomposisi (Composite), dan keluarga kabitas (Cahabitation). Berdasarkan
kekuasaan: patriakal, matrikal, dan equalitarium.
Ada juga yang menglompokkan bentuk keluarga menjadi tradisional dan
non-tradisional.
P a g e | 19

DAFTAR PUSTAKA

Abduh, Muhamad, Tafsir Al-Manar, (Kairo: Mesir, tt), Juz 4.


Bruch, Cohn C., Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1992).
Dwi, Narwoko, Sosiologi Tex Pengantar Dan Terapan, (Jakarta: Kencana, 2007).
Khairuddin, Sosiologi Keluarga, (Yogyakarta: Liberty, 2002).
Paul, Chester, Sosiologi, (Jakarta: Erlangga, tt), Penj. Aminuddin Ram dan Tito
Sobari.
Sadili, Hasan, Sosiologi Untuk Masyarakta Indonesia, (Jakarta: Rineka Cipta,
1993).
Soerjono, Soekanto, Sosiologi Keluarga, (Jakarta: Rineka Cipta, Jakarta, 2004).
(http://henkysosiologi.blogspot.com/2009/06/teori-pilihan-rasional-james-s-
coleman.htmlan).
http://blog.unila.ac.id/rone/mata-kuliah/sosiologi-keluarga/.
http://open-university.co.cc/download/modul-ut/isip-4110-m7-tatanan-sosial.pdf.

Anda mungkin juga menyukai