MAKALAH
Oleh:
HAS I NU DD I N
NIP: 198209152009011008
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
B. Fokus masalah. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
C. Tujuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertian rumah tangga . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
B. Pengertian keluarga dan perbedaannya dengan rumah tangga . . . . 6
C. Bentuk-bentuk keluarga / rumah tangga . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpilan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 18
DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 19
Page | 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keluarga pada hakekatnya merupakan suatu kelompok yang
terbentuk dari suatu hubungan seks yang tetap, untuk menyelenggarakan hal-
hal yang berkenan dengan ke-orang-tua-an dan pemeliharaan seorang anak.
Keluarga dipandang sebagai lembaga sosial, karena keluarga
menghimpun sejumlah norma-norma sebagai sumber prilaku dalam
kehidupan bermasyarakat. Pada dasarnya perkawinan antara dua orang yang
berlainan jenis akan membentuk suatu keluarga dengan suatu sistem
kekerabatan tertentu. Dalam masyarakat dikenal bentuk keluarga besar atau
luas dan keluarga batih, setelah itu pula dikenal pola menetap setelah
perkawinan, matrilokal, patrilokal dan neolokal.
Dari seluruh organisasi, kecil maupun besar yang terdapat di dalam
masyarakat, tidak ada yang lebih penting dari keluarga dalam intensitas
pengertian sosiologisnya. Hal ini berpengaruh terhadap keseluruhan
kehidupan masyarakat dalam hal-hal yang tak terhingga jumlahnya, dan
perubahan-perubahannya, juga seperti yang nyata kita lihat terdapat di
seluruh struktur sosial. Hal ini juga merupakan kemampuan variasi yang
tidak habis-habisnya dan juga memperlihatkan kesinambungan yang luar
biasa dan keuletannya dalam melalui perubahan demi perubahan.
Organisasi keluarga ini dalam beberapa hal tidaklah sama dengan
asosiasi lainnya, disamping memiliki ciri-ciri khusus sebagai suatu organisasi,
lazimnya keluarga juga memiliki ciri-ciri atau karakteristik serta bentuk-
bentuk tersendiri.
Rumah tangga adalah merupakan kelompok orang-orang yang
bertempat tinggal bersama dan membentuk unit rumah tangga sendiri.
Tempat kos dan penginapan bisa saja menjadi rumah tangga, tetapi tidak akan
dapat menjadi keluarga karena anggota-anggotanya tidak dihubungkan oleh
darah, perkawinan atau adopsi.
Page | 3
B. FOKUS MASALAH
Agar supaya pembahasan pada makalah ini terfokus maka penulis
membatasi pembahasan melalui perumusan masalah. Adapun rumusan masalah
pada makalah ini adalah:
1. Bagaimana pengertian rumah tangga dan keluarga?
2. Bagaimana bentuk-bentuk rumah tangga atau keluarga?
C. TUJUAN
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menemukan sebuah
jawaban dari rumusan masalah diatas, yaitu:
1. Mengetahui pengertian rumah tangga dan keluarga
2. Mengetahui bentuk-bentuk rumah tangga atau keluarga
Page | 4
BAB II
PEMBAHASAN
1(http://henkysosiologi.blogspot.com/2009/06/teori-pilihan-rasional-james-s-coleman.htmlan).
Page | 5
2 http://blog.unila.ac.id/rone/mata-kuliah/sosiologi-keluarga/.
Page | 6
atas keluarga batih ditambah dengan kerabat ayah dan kerabat ibu-- dan bukan
sekerabat seperti pembantu rumah tangga. Dalam rumah tangga terjadi
sosialisasi nilai-nilai budaya yang hidup dalam komunitasnya.
3http://open-university.co.cc/download/modul-ut/isip-4110-m7-tatanan-sosial.pdf.
Page | 7
Keluarga:
1. Keluarga tidak mengacu kepada lokasi tertentu
Page | 8
4Chester Paul, Sosiologi, (Jakarta: Erlangga, tt), Penj. Aminuddin Ram dan Tito Sobari, hal.268.
Page | 9
5 Cohn C. Bruch, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1992), hal.175
6 Cohn C. Bruch,...Ibid. hal.90
P a g e | 10
3. Extended Family
Istilah ini adalah sebutan keluarga inti yang diperluas secara lepas
digunakan bagi system dimana masyarakatnya mengiginkan bahwa
beberapa generasi itu hidup di bawah satu atap.
Keluarga besar (extended family) terdiri dari 2-3 keturunan mulai
garis ibu atau ayah dari keluarga pertama yang biasanya menempati rumah
gadang terdiri dari beberapa rumah atau bilamana di kota besar seperti
Jakarta tersebar di seluruh kota di rumah-rumahnya sendiri.9
Keluarga besar (extended family) didasarkan pada hubungan darah
dari sejumlah besar orang, yang meliputi orang tua, anak, kakek, nenek,
paman, bibi, kemenakan, dan seterusnya. Unit keluarga ini sering di sebut
sebagai “conguine family” (berdasarkan pertalian darah).10
Keluarga luas seperti di atas telah disebutkan adalah merupakan
keluarga inti ditambah dengan anggota-anggota keluarga lainnya, atau
keluarga yang lebih dari satu generasi. Dalam keluarga Jawa akan dapat
kita lihat adanya keluarga luas dengan mengunakan istilah kekerabatan
baik ke atas maupun kebawah.11
Contoh, keluarga besar dianggap sebagai bentuk keluarga yang
paling penting dalam masyarakat agraris, dimana kemampuan mencukupi
8 Soekanto Soerjono, Sosiologi Keluarga, (Jakarta: Rineka Cipta, Jakarta, 2004), hal. 85
9 Hasan Sadili, Sosiologi Untuk Masyarakta Indonesia, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993), hal.77
10 Cohn C. Bruch,...Ibid. hal.174
11Khairuddin,... Ibid. 19
P a g e | 12
4. Monogami family
Bagi orang Amerika yang etnosentris secara sehat, hanya ada satu
bentuk perkawinan yang pantas dan beradab, yakni monogami satu pria
dan satu wanita.12 Monogami adalah perkawina antara seorang laki-laki
dan perempuan yang secara praktis teradapat dalam semua masyarakat-
apakah itu primitif, setengah moderen atau moderen mempunyai bentuk
perkawinan seperti ini. Monogami adalah bentuk perkawinan yang di akui
oleh seluruh dunia. Bentuk ini di kenal oleh umum dan dapat di temukan
dalam setiap masyrakat walaupun juga bentuk lainnya di izinkan.
Dikalangan suku bangsa kristen perkawinan ini di haruskan, bagi suku-
suku selain kristen pun juga menyukai perkawinan seperti ini, karena lebih
mudah melestarkan pertanggung jawaban terhadap pemeliharaan anak-
anaknya.13
5. Poligami Family
6. Poliandri
Poliandari adalah jenis perkawinan antara seorang wanita dengan
dua orang laki-laki atau lebih. Perkawinan poliandri ini relatif lebih jarang
14Muhamad Abduh, Tafsir Al-Manar, (Kairo: Mesir, tt), Juz 4., hal. 287
15Khairuddin,....Ibid, hal.23
P a g e | 14
BAB III
PENUTUP/KESIMPULAN
Keluarga adalah salah satu kelompok atau kumpulan manusia yang hidup
bersama sebagai satu kesatuan atau unit masyarakat terkecil dan biasanya selalu
ada hubungan darah, ikatan perkawinan atau ikatan lainnya, tinggal bersama
dalam satu rumah yang dipimpin oleh seorang kepala keluarga dan makan dalam
satu periuk.
Perbedaan rumah tangga dan keluarga, konsep rumah tangga mengacu
kepada lokasi atau satuan tempat tinggal sebuah keluarga (nuclear atau extended
families) berorientasi pada tugas, kerjasama ekonomi, dan konsumsi, produksi,
distribusi, dan juga sosialisasi. Konsep keluarga mengandung beberapa makna
yaitu tidak mengacu kepada suatu tempat atau lokasi tertentu dan tidak harus
tinggal dalam satu rumah secara bersama, hanya saja penekanannya pada simbol,
nilai dan makna. Tetapi sisi yang lain, rumah tangga dan keluarga tidak bisa
dipisahkan satu sama lainnya, sebab rumah tangga adalah suatu tempat yang
dijadikan lokasi berdiamnya keluarga batih dan keluarga luas (nuclear dan
extended families).
Meskipun ada beberapa perbedaan antara rumah tangga dan keluarga,
namun keduanya tidak bisa dipisahkan, dan terkadang banyak orang yang
menyamakannya.
Adapun bentuk keluarga atau rumah tangga bisa dilihat dari beberapa
sisi. Berdasarkan garis keturunan: patrilinear dan matrilinear. Berdasarkan jenis
perkawinan: monogami dan poligami. Berdasarkan pemukimandan tempat
tinggal: patrilokal dan matrilokal serta neolokal. Berdasarkan jenis anggota
keluarga: keluarga inti (Nuclear Family), keluarga besar (Extended Family),
keluarga berantai (Serial Family), keluarga duda/janda (Single Family), keluarga
berkomposisi (Composite), dan keluarga kabitas (Cahabitation). Berdasarkan
kekuasaan: patriakal, matrikal, dan equalitarium.
Ada juga yang menglompokkan bentuk keluarga menjadi tradisional dan
non-tradisional.
P a g e | 19
DAFTAR PUSTAKA