MAMMAE DEXTRA
Disusun Oleh :
Wahyu Adhitya Prawirasatra
Albert Agung
Ummi Chamidatun Nadliroh
Galuh Arum Permatasari
Grace Angeline
Yasril Ihza
Dosen Pembimbing :
dr. SR. Subandini, Sp. Rad (K), Onk. Rad
Residen Pembimbing:
dr. Lilin
i
HALAMAN PENGESAHAN
Bagian : Radiologi
dr. Lilin
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
radiologi.
1. dr. SR. Subandini, Sp.Rad (K) Onk.Rad dan dr. Lilin selaku dosen
Penulis berharap semoga karya ilmiah ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi
kita bersama. Semoga karya ilmiah yang penulis sampaikan ini dapat membuat kita
Penulis
iii
iv
DAFTAR ISI
2.2.1Definisi....................................................................................................... 8
2.2.5 Etiologi dan Faktor Risiko ...................... Error! Bookmark not defined.
v
3.4 Pemeriksaan Penunjang ............................................................................ 24
3.4.1Radiasi ..................................................................................................... 29
vi
BAB I
PENDAHULUAN
dapat berasal dari epitel duktus maupun lobulusnya. Kanker payudara merupakan
sekitar 92/100.000 wanita dengan mortalitas yang cukup tinggi yaitu 27/100.000
atau 18 % dari kematian yang dijumpai pada wanita. Penyakit ini juga dapat
diderita pada laki - laki dengan frekuensi sekitar 1 %. Kanker payudara kini jumlah
kasusnya menempati urutan kedua terbanyak setelah kanker serviks. The American
Cancer Society memperkirakan hampir 1,4 juta kasus baru kanker payudara invasif
pada tahun 2008. Selama 25 tahun terakhir, tingkat insidensi kanker payudara telah
kanker payudara invasif, 62.280 kasus baru pada kanker payudara in situ terjadi di
kalangan wanita di tahun 2009. Sekitar 85% di antaranya karsinoma duktal in situ
(DCIS). Di Indonesia, lebih dari 80% kasus ditemukan berada pada stadium yang
lanjut, dimana upaya pengobatan sulit dilakukan. Oleh karena itu perlu
1
pemahaman tentang upaya pencegahan, diagnosis dini, pengobatan kuratif maupun
paliatif serta upaya rehabilitasi yang baik, agar pelayanan pada penderita dapat
insiden kanker payudara antara lain faktor reproduksi misalnya riwayat menstruasi
dini (kurang dari 12 tahun) atau menarche lambat (lebih dari 55 tahun),
riwayat keluarga dan genetik, umur, dan faktor lingkungan. Risiko utama kanker
Kurang dari 25% kanker payudara terjadi pada masa sebelum menopause sehingga
diperkirakan awal terjadinya tumor sudah terjadi sebelum gejala klinis muncul.
Wanita paling sering terserang kanker payudara adalah usia di atas 40 tahun.
Wanita berumur di bawah 40 tahun juga dapat terserang kanker payudara, namun
juga erat kaitannya dengan faktor genetik yaitu adanya mutasi pada beberapa gen
yang berperan penting dalam pembentukan kanker payudara. Gen yang dimaksud
adalah gen yang bersifat onkogen dan pensupresi tumor. Gen pensupresi tumor
yang berperan penting adalah gen BRCA1 dan gen BRCA2. Apabila terdapat gen
BRCA 1 probabilitas untuk terjadi kanker payudara sebesar 60% pada umur 50
payudara, serta kelainan pada puting. Diagnosis ditegakkan dari hasil anamnesa,
2
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Terapi pada kanker payudara harus
didahului dengan diagnosa yang lengkap dan akurat, termasuk penetapan stadium.
sisa-sisa sel tumor pada dinding dada serta kelenjar getah bening lokal. Selain itu
radioterapi juga diterima sebagai pengobatan paliatif yang murah pad kasus-kasus
lanjut lokal atau dengan metastasis ke tulang atau otak. Radioterapi juga terbukti
1.2. Tujuan
Pada laporan kasus ini disajikan suatu kasus berupa seorang wanita 48 tahun
karsinoma mammae.
1.3. Manfaat
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Payudara merupakan kelenjar aksesoris kulit yang terletak pada iga dua
sampai iga enam, dari pinggir lateral sternum sampai linea aksilaris media.1
Secara umum, payudara terdiri atas dua jenis jaringan, yaitu jaringan
meliputi jaringan lemak dan jaringan ikat. Selain itu, payudara juga memiliki aliran
limfe. Aliran limfe payudara sering dikaitkan dengan timbulnya kanker maupun
4
Gambar1. Anatomi Payudara
Sumber: Medical Media, 2008
thoracic lateral. Kedua arteri tersebut berasal dari a. axillaris yang masing-masing
masuk ke mammae melalui bagian atas medial dan bagian atas lateral mammae.
5
Gambar 2. Pendarahan arteri mammae
Pembuluh darah vena akan mengikuti pembuluh darah arteri dengan drainase
vena menuju axilla. Tiga kelompok vena yang paling berperan adalah v. axilla
sepanjang tulang belakang dan memanjang dari dasar tengkorak ke sakrum, dapat
6
Di bagian dalam dari m.pectoralis mayor terdapat m.pectoralis minor yang
berhubungan dengan letak pembuluh limfe axilla, pembagian pembuluh limfe pada
yang terletak di lateral sampai batas lateral m.pectoralis minor. Tingkat II terdapat
tepat di bagian bawah m.pectoralis minor. Bagian III adalah pembuluh limfe yang
terletak di medial sampai batas medial dari m.pectoralis minor. Rotter’s lymph
nodes atau pembuluh limfe interpectoral terletak antara m.pectoralis mayor dan
m.pectoralis minor.3
A : m. pectoralis mayor
7
2.2 TUMOR PHYLLODES
2.2.1 Definisi
2.2.2 Patofisiologi
Tumor ini bisa berasal dari fibroadenoma selular yang telah ada
dan sekarang telah mengandung satu atau lebih komponen asal mesenkim.
Diferensiasi dari fibroadenoma didasarkan atas lebih besarnya derajat
selularitas stroma, pleomorfisme selular, inti hiperkromatik dan gambaran
mitosis dalam jumlah yang bermakna. Protrusio khas massa polopoid
stromahiperplastik ke dalam kanalikuli yang tertekan menghasilkan
penampilanseperti daun yang menggambarkan istilah filoides.
8
rata-rata 5 cm. Namun, lesi yang > 30 cm pernah dilaporkan. Kebanyakan
tumor tumbuh dengan cepat menjadi ukuran besar sebelum pasien datang,
namun tumor-tumor tidak menetap dalam arti karsinoma besar.
Hal ini disebabkan mereka khususnya tidak invasif; besarnya tumor
dapat menempati sebagian besar mammae, atau seluruhnya, dan
menimbulkan tekanan ulserasi di kulit, namun masih memperlihatkan
sejumlah mobilitas pada dinding dada. Meskipun tumor jinak tidak
bermetastase, namun mereka memiliki kecenderungan untuk tumbuh secara
agresif dan rekuren secara lokal. Mirip dengan sarkoma, tumor maligna
bermetastase secara hematogen. Ciri-ciri tumor filoides maligna adalah
sebagai berikut:
1. Tumor maligna berulang terlihat lebih agresif dibandingkan tumor asal.
2. Paru merupakan tempat metastase yang paling sering, diikuti
olehtulang, jantung, dan hati.
3. Gejala untuk keterlibatan metastatik dapat timbul mulai dari
sesegera,beberapa bulan sampai paling lambat 12 tahun setelah terapi
awal.
4. Kebanyakan pasien dengan metastase meninggal dalam 3 tahun dari
terapi awal.
5. Tidak terdapat pengobatan untuk metastase sistemik yang terjadi
6. Kasarnya 30% pasien dengan tumor filoides maligna meninggal karena
penyakit ini.
A. Anamnesa
Pasien khususnya datang dengan massa di mammae yang keras, bergerak, dan
berbatas jelas dan tidak nyeri. Sebuah massa kecil dapat dengan cepat
berkembang ukurannya dalam beberapa minggu sebelum pasien
mencari perhatian medis. Tumor jarang melibatkan kompleks puting-areola
9
atau mengulserasi kulit. Pasien dengan metastase bisa muncul dengan
gejala seperti dispnoe, kelelahan, dan nyeri tulang.
B. Pemeriksaan Fisik
Didapatkan adanya massa mammae yang keras, mobile, dan
batasnya jelas
Pemeriksaan Mammae
10
C. Pemeriksaan Penunjang
a) Pemeriksaan laboratorium
Tidak ada penanda tumor hematologik atau uji darah lainnya yang
bisa digunakan untuk mendiagnosa tumor filoides.
b) Pemeriksaan Radiologi
Pada mammogram, tumor filoides akan memiliki tepi yang
berbatas jelas dan radioopak. Baik mammogramn ataupun
ultrasonografi(USG) mammae dapat membedakan secara jelas
antara fibroadenoma dan filoides jinak atau tumor ganas. Jenis
tumor mammae ini biasanya tidak ditemukan di dekat mikro
kalsifikasi.4
11
Gambar 7. Gambaran USG. Gambaran USG mammae normal (atas);
GambaranUSG tumor filoides (kiri) dengan color Doppler (kanan)
12
miksoid yang diamati. Atipia seluler tingkat tinggi,
dengan peningkatan selularitas stroma
dan peningkatan jumlah mitosis.
D. Diagnosis Banding
i. Fibroadenoma
ii. Karsinoma mammae
13
Gambar 10. Gambaran USG Karsinoma mammae
2.2.5 Penatalaksanaan
14
yang tidak tuntas merupakan penentu utama rekurensi pada lesi jinak dan
menengah.
2.2.6 Radioterapi
Merupakan salah satu terapi dengan menggunakan sinar pengion
15
Radioterapi selain digunakan sebagai terapi kuratif, juga merupakan
terapi paliatif. Pada umumnya, pada tumor dengan stadium tinggi yang
meupakan partikel dari inti atom, sinar beta atau sinar elektron, dan sinar
1) Intersitial
2) Intracavitair
- After loading
16
tanpa membahayakan tenaga medis yang memasang
radioisotop tersebut
- Instalasi
c. Intravena
kanker tiroid.6
a. Radiasi payudara
17
b. Radiasi dinding dada
Organ at risk, yaitu paru dan jantung, aman. Untuk itu, penggunaan
level 3). Sedangkan radiasi pada axilla level 1 - 2 hanya diberikan bila
50 Gy.7
e. Jarak antara radiasi dan kemoterapi harus <7bulan pada pasien yang
f. Jarak antara radiasi dan operasi harus < 4 minggu pada pasien yang
18
Terapi Hormon
Kemoterapi
satu diantaranya Capecitabine dari Roche, obat anti kanker oral yang
diaktivasi oleh enzim yang ada pada sel kanker, sehingga hanya
Terapi Imunologi
19
BAB III
LAPORAN KASUS
Usia : 48 tahun
Alamat : Indramayu
Agama : Islam
No. CM : C692805
3.2 Anamnesis
20
sebesar telur angsa. Keluhan nyeri disangkal, kulit payudara tidak
puting disangkal, tidak ada luka pada payudara kanan maupun kiri. Pasien
waktu cepat. Warna dan tekstur kulit di sekitar benjolan sama seperti kulit
normal di sekitarnya, tidak ada cairan mauun darah keluar dari puting.
Penurunan berat badan disangkal. Oleh karena timbul benjolan besar lagi,
yang ke-3 kalinya pada Desember 2017. Hasil pembacaan PA tumor yang
21
dioperasi pada operasi ke-3 yaitu fibrosarcoma. Oleh dokter disampaikan
bahwa tumor yang tumbuh kali ini adalah tumor ganas, dan pasien
pasien menjalani operasi pada bulan Maret 2018. Saat ini pasien datang
22
Riwayat Penyakit keluarga
Riwayat keganasan pada keluarga (+) pada ibu pasien (leukemia), kakak
perempuan dari ayah pasien (ca mamae) dan sepupu pasien (ca mamae).
Tanda Vital
Nadi : 82x/menit
Suhu : 36,7 oC
Berat badan : 65 kg
Status Internus
23
Telinga : simetris, discharge (-/-), kurang pendengaran (-/-)
Dada
Abdomen : I : datar
NILAI
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN RUJUKAN
Hematologi Paket
Hemoglobin 13.6 g/dl 12.00 – 15.00
Hematokrit 42.7 % 35 – 47
24
Eritrosit 4.85 10^6/µL 4.4 – 5.9
MCH 28.0 Pg 27.00 – 32.00
MCV 88.0 fL 76 – 96
MCHC 31.9 g/dL 29.00 – 36.00
Leukosit 13.46 10^3/µL 3.6 – 11
Trombosit 452 10^3/µL 150 – 400
RDW 12.9 % 11.60 – 14.80
MPV 9.9 fL 4.00 – 11.00
Kimia Klinik
Ureum 39 mg/dL 15 – 39
Kreatinin 0.9 mg/dL 0.60 – 1.30
Elektrolit
Natrium 137 mmol/L 136 – 145
Kalium 4.1 mmol/L 3.5 – 5.1
Klorida 108 mmol/L 98 – 107
25
ringan kelenjar dan jaringan fibrous, pada beberapa tempat
duktus kelenjar melebar kistik.
Tidak mendapatkan tanda ganas.
Kesimpulan: payudara kanan Lesi Fibrokistik Non Proliferatif
26
dekat puting, didapatkan penonjolan diameter 3 cm, warna coklat
sebagian kemerahan. Tdak didapatkan bekas operasi. Pada
penelusuran axillary tail didapatkan 1 buah penebalan, ukuran
diameter 1 cm, warna putih kecoklatan, pada pembelahan penampang
warna putih kecoklatan, cetak 1 kupe (A). Pada pembelahan lamelar,
didapatkan massa (pada penonjolan dekat puting) ukuran 2,5x2x2,5
cm, warna putih, kenyal, cetak 1 kupe (B). Jarak terdekat dengan
dasar operasi 3 cm. Dari puting cetak 1 kupe (C).
Mikroskopis: Sediaan menunjukkan:
a. 1 buah jaringan limfonodi dengan sinus histiositosis, tanpa tumor
b. Jaringan mammae dengan tumor mesenkimal yang seluler, yang
berbatasan cukup tegas. Sel-sel polimorfi ringan ukuran sedang,
sitoplasma cukup. Inti spindel, oval, sebagian hiperkromatis,
sebagian kromatin kasar, mitosis 5-10/10 HPF. Didapatkan
dilatasi pembuluh darah.
c. Jaringan puting, dengan jaringan ikat didapatkan tumor seperti
(C).
Kesimpulan: jaringan mammae dekstra: Borderline phyllodes tumor.
Ukuran terbesar tumor 2,5 cm.
a. X-foto Thorax PA
Cor :
- Aorta baik
27
Pulmo :
- Tulang-tulang baik
Kesan :
c. USG Abdomen
Hasil pemeriksaan :
melebar.
28
Ginjal kanan : Ukuran dan bentuk normal, echogenisitas
Kesan :
3.3 Diagnosis
3.4 Terapi
3.4.1 Radiasi
CT Simulator :
Pesawat : LINAC
dilakukan setiap hari, 5 kali dalam seminggu dengan dosis setiap kalinya
29
adalah 2 Gy. Kontrol kondisi pasien dilakukan setiap seminggu sekali untuk
3.5 Edukasi
terapi radiasi
30
BAB IV
PEMBAHASAN
payudara kanannya sebesar telur puyuh. Benjolan dirasakan sejak tahun lalu, tanpa
adanya keluhan nyeri dan tidak mengelami perubahan ukuran. Pasien didiagnosis
Karsinoma mammae dextra pada April 2016 dan telah menjalani operasi
masektomi. Pasien sudah mendapat 6 kali kemoterapi dan sedang menjalani terapi
eksternal radiasi, pasien tidak mengalami keluhan seperti pusing, mual muntah,
penglihatan ganda, ataupun keluhan buang air kecil dan buang air besar.
Berdasarkan literatur, gejala dan tanda yang dialami pasien sesuai dengan gejala
dan tanda karsinoma mammae yang meliputi: muncul benjolan pada payudara dan
limfatisi. Hal tersebut disebabkan karena pasien sudah menjalani kemoterapi dan
regio axilla. Limfadenopati pada regio axilla merupakan penyebaran langsung atau
metastasis dekat secara limfogen dari karsinoma mammae. Tanda yang mungkin
ditemukan pada kasus karsinoma mammae adalah adanya perubahan warna kulit,
retraksi puting, dan luka ulserasi pada payudara yang terkena tumor, namun tidak
didapatkan adanya metastasis. Bentuk dan ukuran jantung normal dengan CTR
31
<50%, tidak tampak adanya infiltrate pada paru . Pada pemeriksaan USG abdomen
tanggal 6 Oktober 2016, tidak diapatkan nodul pada hepar, lien, maupun
penegakan diagnosis adanya lesi ganas pada payudara kanan. Pada gambaran
tumor berdiameter >2 mm dan telah menembus kapsula jaringan ikat. Pada
jaringan papilla mammae tanpa tumor. Adanya jaringan mammae dengan lesi
fibrokistik dan jaringan tumor epithelial solid (score 3), infiltrative ke jaringan ikat
dan jaringan lemak di sekitarnya. Sel tumor atypia, polimorfi, ukuran sedang,
dengan inti besar, polimorfi, bulat, oval, dan polygonal. Dari hasil pemeriksaan,
tidak didapatkan adanya area yang nekrosis dan Ductal Carcinoma In Situ (DCIS).
hasil Hb: 12 gr/dL, leukosit: 4.00/mm3, dan trombosit: 158.000/mm3. Dengan hasil
tersebut, maka pasien telah memenuhi syarat hematologi untuk dilakukannya terapi
radiasi.
tanggal 16 Februari 2017 dengan pesawat LINAC. Terapi radiasi dilakukan setiap
32
hari (Senin-Jumat) selama 30 kali, dengan dosis radiasi setiap kalinya adalah 2 Gy.
kali. Hal-hal yang diperhatikan dalam pemantauan antara lain; adanya tanda-tanda
perbaikan kondisi dan hilangnya gejala, munculnya efek samping dari radiasi,
klinis.
33
BAB V
KESIMPULAN
seorang wanita berusia 48 tahun dengan NST/NOS (Score 6/grade II) post
kali dalam seminggu (Senin-Jumat) mulai dari tanggal 16 Februari 2017 hingga 30
kali radiasi. Terapi radiasi menggunakan dosis setiap kalinya adalah 2 Gy.
Pemantauan yang dilakukan pada pasien ini antara lain hilangnya gejala dan
payudara. Kanker dapat tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan
lemak, maupun jaringan ikat pada payudara. Usia penderita 48 tahun secara
statistik termasuk dalam usia yang paling banyak menderita kanker payudara.
imaging. Tes skrining (seperti mammogram tahunan) yang diberikan secara rutin
kepada orang-orang yang tampak sehat dan tidak diduga menderita kanker
34
payudara.Setelah karsinoma mammae terdeteksi dini dengan mammogram,
ditujukan pada kanker primer. Respons dinilai dari pengecilan kanker primer di
payudara.
Oleh karena itu, penting bagi seorang dokter untuk dapat menegakkan
35
DAFTAR PUSTAKA
WD. Buku ajar ilmu bedah. Edisi ke–3. Jakarta: EGC. hlm. 140–5.
3. Jatoi, Ismail, dkk. Atlas of The Breast Surgery. New York: Springer. 2006.
Louis:Mosby;1990.p.1726.
5. Sukardja IDG. Onkologi Klinik. 2nd ed. Surabaya: Airlangga UniversityPress; 2010.
International Consensus Guidelines for Advanced Breast Cancer (ABC 3). Ann
8. Reeves GK, Beral V, Green J, Gathani T, Bull D; Million Women Study Collaborators.
Hormonal therapy for menopause and breast-cancer risk by histological type: a cohort
epidemiological studies, including 58,515 women with breast cancer and 95,067 women
36