REPUBLIK INDONESIA
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN
MAKANAN TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI
LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN.
Pasal 1
Menetapkan dan mengesahkan Pedoman Tata Naskah
Dinas di Lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan
sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan ini.
Pasal 2
Pedoman Tata Naskah Dinas di Lingkungan Badan
Pengawas Obat dan Makanan ini merupakan petunjuk
pelaksanaan bagi para pejabat struktural dan fungsional
dalam melaksanakan tata naskah dinas di lingkungan
satuan organisasi atau unit kerja masing-masing baik di
Pusat maupun di Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan
Badan Pengawas Obat dan Makanan.
Pasal 3
Pada saat Peraturan Kepala Badan ini mulai berlaku,
Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
Nomor HK.00.05.1.244.0534 Tahun 2009 tentang Pedoman
-4-
Pasal 4
Peraturan Kepala Badan ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 18 April 2016
ttd.
ROY A. SPARRINGA
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 25 April 2016
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
WIDODO EKATJAHJANA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tata naskah dinas sebagai salah satu unsur administrasi umum,
antara lain, meliputi pengaturan tentang jenis dan penyusunan naskah
dinas, penggunaan lambang negara, logo dan cap dinas, penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar, pengurusan naskah dinas korespondensi,
kewenangan, perubahan, pencabutan, pembatalan produk hukum, dan ralat.
Dengan diundangkannya Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009
tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan,
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan, Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 80 Tahun 2012 tentang Pedoman Tata
Naskah Dinas Instansi Pemerintah dan Peraturan Kepala Arsip Nasional
Republik Indonesia (ANRI) Nomor 2 Tahun 2014 tentang Pedoman Tata
Naskah Dinas, maka perlu mewujudkan keseragaman pemahaman dan
pelaksanaan tertib administrasi penyelenggaraan pemerintahan di
lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan, serta untuk menunjang
kelancaran penyelenggaraan tugas administrasi secara berdaya guna dan
berhasil guna, maka Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
Nomor HK.00.05.1.24.0214 tentang Pedoman Tata Naskah Dinas Badan
Pengawas Obat dan Makanan perlu disempurnakan.
-2-
B. Maksud dan Tujuan
a. Maksud
Penyusunan Pedoman Tata Naskah Dinas ini dimaksudkan sebagai acuan
penyelenggaraan tata naskah dinas di lingkungan Badan Pengawas Obat
dan Makanan.
b. Tujuan
Pedoman Tata Naskah Dinas Badan Pengawas Obat dan Makanan
bertujuan menciptakan kelancaran komunikasi tulis yang efektif dan
efisien dalam penyelenggaraan pemerintahan.
C. Sasaran
Sasaran penetapan pedoman tata naskah dinas di lingkungan Badan
Pengawas Obat dan Makanan meliputi:
a. Tercapainya kesamaan pengertian dan pemahaman dalam
penyelenggaraan tata naskah dinas di lingkungan Badan Pengawas Obat
dan Makanan;
b. Terwujudnya keterpaduan penyelenggaraan tata naskah dinas dengan
unsur lainnya dalam lingkup administrasi umum;
c. Terwujudnya kemudahan dan kelancaran dalam komunikasi tulis;
d. Tercapainya efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan tata naskah dinas.
D. Asas
Pedoman tata naskah dinas di lingkungan Badan Pengawas Obat dan
Makanan ini disusun berdasarkan asas sebagai berikut:
1. Efektif dan Efisien
Penyelenggaraan tata naskah dinas perlu dilakukan secara efektif dan
efisien dalam penulisan, penggunaan ruang atau lembar naskah dinas,
spesifikasi informasi, serta dalam penggunaan bahasa Indonesia yang
baik, benar, dan lugas.
2. Pembakuan
Naskah dinas diproses dan disusun menurut tata cara dan bentuk yang
telah dibakukan.
3. Pertanggungjawaban
Penyelenggaraan tata naskah dinas dapat dipertanggungjawabkan dari
segi isi, format, prosedur, kewenangan, dan keabsahan.
-3-
4. Keterkaitan
Kegiatan penyelenggaraan tata naskah dinas dilakukan dalam satu
kesatuan sistem administrasi umum.
5. Kecepatan dan Ketepatan
Naskah dinas harus dapat diselesaikan secara cepat, tepat waktu, dan
tepat sasaran dalam redaksional, prosedural, dan distribusi.
6. Keamanan
Tata naskah dinas harus aman dalam penyusunan, klasifikasi,
penyampaian kepada yang berhak, distribusi, pemberkasan dan
kearsipan.
E. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pedoman tata naskah dinas di lingkungan Badan Pengawas
Obat dan Makanan meliputi:
1. pengaturan tentang jenis dan format naskah dinas;
2. penyusunan naskah dinas;
3. pejabat penanda tangan naskah dinas;
4. penggunaan lambang negara dan logo dalam naskah dinas; serta
5. pemberian nomor surat.
-4-
F. Pengertian Umum
Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan:
1. Administrasi umum adalah rangkaian kegiatan administrasi yang
meliputi tata naskah dinas, penamaan lembaga, singkatan dan akronim,
kearsipan, serta tata ruang perkantoran.
2. Naskah Dinas adalah komunikasi tulis sebagai alat komunikasi
kedinasan yang dibuat dan/atau dikeluarkan oleh pejabat yang
berwenang di lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan dalam
rangka penyelenggaraan tugas pemerintahan.
3. Tata Naskah Dinas adalah penyelenggaraan komunikasi tulis yang
meliputi pengaturan jenis, format, penyiapan, pengamanan,
pengabsahan, distribusi dan penyimpanan naskah dinas, serta media
yang digunakan dalam komunikasi kedinasan.
4. Format adalah susunan dan bentuk naskah yang menggambarkan tata
letak dan redaksional, serta penggunaan lambang negara, logo, dan cap
dinas.
5. Penanda Tangan Naskah Dinas adalah pejabat yang menandatangani
naskah dinas sesuai dengan tugas dan tanggung jawab kedinasan pada
jabatannya.
6. Unit Kerja adalah satuan organisasi di lingkungan Badan Pengawas Obat
dan Makanan setingkat Eselon II di Pusat dan Balai Besar/Balai POM di
daerah.
7. Lambang Negara adalah gambar burung Garuda Pancasila dengan
semboyan Bhineka Tunggal Ika.
8. Logo adalah gambar dan huruf sebagai identitas Badan Pengawas Obat
dan Makanan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
-5-
BAB II
JENIS DAN FORMAT NASKAH DINAS
Jenis naskah dinas terdiri atas dua macam, yaitu naskah dinas arahan dan
naskah dinas korespondensi. Kedua jenis naskah dinas tersebut dijelaskan
sebagai berikut :
b. Pedoman
1) Pengertian
Pedoman adalah naskah dinas yang memuat acuan yang bersifat
umum di lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan yang
perlu dijabarkan ke dalam petunjuk operasional dan
penerapannya disesuaikan dengan tugas dan fungsi Badan
Pengawas Obat dan Makanan.
2) Wewenang Penetapan dan Penandatanganan
Pedoman dibuat dalam rangka menindaklanjuti kebijakan yang
lebih tinggi dan pengabsahannya ditetapkan dengan
Peraturan/Keputusan Kepala Badan POM.
-7-
3) Susunan
a) Lampiran
Pedoman yang mengatur eksternal dan internal dicantumkan
sebagai lampiran Peraturan, sedangkan pedoman yang hanya
mengatur internal dicantumkan sebagai lampiran Keputusan.
Pedoman dicantumkan sebagai lampiran Peraturan ditulis
diatas kertas menggunakan logo lambang negara Burung
Garuda Emas dan nama Badan Pengawas Obat dan Makanan serta
tulisan lampiran “lampiran peraturan”, “nomor”, dan “tentang”
dengan menggunakan huruf kapital serta ditempatkan di sebelah
kanan rata kiri sedangkan Pedoman yang dicantumkan sebagai
lampiran Keputusan ditulis diatas kertas dengan menggunakan
logo Badan POM dan nama Badan Pengawas Obat dan Makanan
serta tulisan lampiran “Lampiran Keputusan”, “nomor”, dan
“tentang” dengan menggunakan huruf kapital serta ditempatkan
di sebelah kanan rata kiri.
b) Kepala
Bagian kepala pedoman terdiri dari:
(1) tulisan “pedoman” dengan menggunakan huruf kapital dan
dicantumkan di tengah atas;
(2) rumusan judul pedoman yang ditulis secara simetris dengan
huruf kapital.
c) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh pedoman terdiri dari
(1) pendahuluan, yang berisi latar belakang, maksud dan tujuan,
ruang lingkup, dan pengertian umum;
(2) materi pedoman.
(3) penutup, yang terdiri dari hal yang harus diperhatikan dan
penjabaran lebih lanjut.
d) Kaki
Bagian penutup pedoman terdiri atas:
(1) nama jabatan pejabat yang menandatangani, yang ditulis
dalam huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca koma;
(2) tanda tangan;
(3) nama lengkap, yang ditulis dengan huruf kapital, tanpa
mencantumkan gelar.
-8-
CONTOH 1 A
FORMAT PEDOMAN YANG DITANDATANGANI OLEH KEPALA BADAN POM
Lambang
Negara dan
nama jabatan
Lambang yang telah
Negara dicetak
BAB I
PENDAHULUAN
A. …………………………………………………………………………………...................
Terdiri dari
B. dan seterusnya konsepsi
BAB III dasar/ pokok-
pokok-
A. …………………………………………………………………………………................... pokok/isi
B. dan seterusnya pedoman
NAMA JABATAN,
CONTOH 1B
FORMAT PEDOMAN YANG DITANDATANGANI OLEH SELAIN KEPALA BADAN
Logo dan
KOP BADAN nama Badan
POM POM yang
telah dicetak
LAMPIRAN
Penulisan
KEPUTUSAN KEPALA…….………
Lampiran
NOMOR ... TAHUN ...
TENTANG……………..…………….
PEDOMAN …………….……………
Judul
BAB I Keputusan
yang ditulis
PENDAHULUAN
dengan huruf
kapital
A. Latar Belakang
…………………………………………………………………………………....................
B. Maksud dan Tujuan
………………………………………………………………………………….................... Memuat latar
C. Sasaran belakang
………………………………………………………………………………….................... tentang
D. Asas ditetapkannya
………………………………………………………………………………….................... pedoman,
E. Ruang Lingkup maksud dan
tujuan, ruang
………………………………………………………………………………….................... lingkup dan
F. Pengertian Umum pengertian
………………………………………………………………………………….................... umum
BAB II
A. …………………………………………………………………………………...................
B. dan seterusnya
BAB III Terdiri dari
konsepsi
A. …………………………………………………………………………………................... dasar/ pokok-
B. dan seterusnya pokok Isi
Pedoman
NAMA JABATAN,
c. Petunjuk Pelaksanaan
1) Pengertian
Petunjuk pelaksanaan adalah naskah dinas pengaturan yang
memuat cara pelaksanaan kegiatan, termasuk urutan
pelaksanaannya.
2) Wewenang Penetapan dan Penandatanganan
Petunjuk Pelaksanaan dibuat dalam rangka menindaklanjuti
kebijakan yang lebih tinggi dan pengabsahannya ditetapkan
dengan Peraturan/Keputusan Kepala Badan POM.
- 10 -
3) Susunan
a) Lampiran
Petunjuk pelaksanaan yang mengatur eksternal dan internal
dicantumkan sebagai lampiran Peraturan, sedangkan Petunjuk
pelaksanaan yang hanya mengatur internal dicantumkan
sebagai lampiran Keputusan.
Petunjuk pelaksanaan dicantumkan sebagai lampiran Peraturan
ditulis diatas kertas menggunakan logo lambang negara Burung
Garuda Emas dan nama Badan Pengawas Obat dan Makanan serta
tulisan lampiran “lampiran peraturan”, “nomor”, dan “tentang”
dengan menggunakan huruf kapital serta ditempatkan di sebelah
kanan rata kiri sedangkan Petunjuk pelaksanaan yang
dicantumkan sebagai lampiran Keputusan ditulis diatas kertas
dengan menggunakan logo Badan POM dan nama Badan
Pengawas Obat dan Makanan serta tulisan lampiran “lampiran
Keputusan”, “nomor”, dan “tentang” dengan menggunakan huruf
kapital serta ditempatkan di sebelah kanan rata kiri.
b) Kepala
Bagian judul petunjuk pelaksanaan terdiri dari:
(1) tulisan “petunjuk pelaksanaan” dengan huruf kapital,
dicantumkan di tengah atas;
(2) rumusan judul petunjuk pelaksanaan, ditulis dengan huruf
kapital dan dicantumkan secara simetris.
c) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh petunjuk pelaksanaan terdiri dari:
(1) pendahuluan, yang memuat penjelasan umum, maksud dan
tujuan petunjuk pelaksanaan, ruang lingkup, pengertian,
dan hal lain yang dipandang perlu;
(2) batang tubuh materi petunjuk pelaksanaan, yang dengan
jelas menunjukkan urutan tindakan, pengorganisasian,
koordinasi, pengawasan dan pengendalian, serta hal lain
yang dipandang perlu untuk dilaksanakan.
- 11 -
d) Kaki
Bagian penutup petunjuk pelaksanaan terdiri dari:
(1) nama jabatan pejabat yang menetapkan petunjuk
pelaksanaan, yang ditulis dengan huruf kapital, dan
diakhiri dengan tanda baca koma;
(2) tanda tangan pejabat yang menetapkan;
(3) nama lengkap pejabat yang menandatangani yang ditulis
dengan huruf kapital, tanpa mencantumkan gelar.
4) Distribusi
Distribusi dilakukan dengan menggunakan daftar distribusi yang
berlaku.
Contoh 2A......
CONTOH 2A
FORMAT PETUNJUK PELAKSANAAN YANG DITANDATANGANI OLEH KEPALA BADAN POM
Logo dan
nama Badan
Kop Badan POM POM yang
telah dicetak
LAMPIRAN
KEPUTUSAN KEPALA…….……… Penulisan
REPUBLIK INDONESIA Lampiran
NOMOR ...
TENTANG……………..…………….
PETUNJUK PELAKSANAAN …………….……
Judul Juklak
BAB I yang ditulis
PENDAHULUAN dengan huruf
kapital
A. Latar Belakang
………………………………………………………………………………….................... Memuat alasan
………………………………………………………………………………….................... tentang
B. Maksud Dan Tujuan ditetapkannya
………………………………………………………………………………….................... petunjuk
………………………………………………………………………………….................... pelaksanaan,
C. Ruang Lingkup maksud dan
………………………………………………………………………………….................... tujuan, sasaran,
………………………………………………………………………………….................... ruang lingkup
D. Pengertian Umum dan pengertian
………………………………………………………………………………….................... umum
…………………………………………………………………………………....................
BAB II
PELAKSANAAN Menunjukkan
urutan tindakan,
pengorganisasia
n, koordinasi,
A. …………………………………………………………………………………................... pengendalian,
B. dan seterusnya dsb.
b. ……………………………………………………………………………….................
.
c. dan seterusnya
NAMA JABATAN, Nama jabatan
dan nama
Tanda tangan lengkap yang
dan Cap Jabatan ditulis dengan
huruf kapital
NAMA LENGKAP
- 12 -
CONTOH 2B
FORMAT PETUNJUK PELAKSANAAN YANG DITANDATANGANI OLEH NON KEPALA
BADAN POM
Logo dan
Kop Badan POM nama Badan
POM yang
telah dicetak
LAMPIRAN
KEPUTUSAN KEPALA…….……… Penulisan
REPUBLIK INDONESIA Lampiran
NOMOR ...
TENTANG……………..…………….
PETUNJUK PELAKSANAAN …………….……
PETUNJUK PELAKSANAAN
PETUNJUK PELAKSANAAN
…………………………………………………
…………………………………………………
PETUNJUK PELAKSANAAN
…………………………………………………
BAB I Judul Juklak
BAB I
PENDAHULUAN yang ditulis
PENDAHULUAN dengan huruf
kapital
E. Latar Belakang
…………………………………………………………………………………....................
Memuat alasan
…………………………………………………………………………………....................
tentang
F. Maksud Dan Tujuan ditetapkannya
………………………………………………………………………………….................... petunjuk
………………………………………………………………………………….................... pelaksanaan,
G. Ruang Lingkup maksud dan
………………………………………………………………………………….................... tujuan, sasaran,
………………………………………………………………………………….................... ruang lingkup
H. Pengertian Umum dan pengertian
………………………………………………………………………………….................... umum
…………………………………………………………………………………....................
BAB II
PELAKSANAAN Menunjukkan
urutan tindakan,
pengorganisasia
n, koordinasi,
C. …………………………………………………………………………………................... pengendalian,
D. dan seterusnya dsb.
d. …………………………………………………………………………………..............
.....
e. dan erusnya
NAMA JABATAN,
Nama jabatan
dan nama
Tanda tangan lengkap yang
dan Cap Jabatan ditulis dengan
huruf kapital
NAMA LENGKAP
4) Distribusi
Surat edaran disampaikan dengan surat
dinas/memorandum/nota dinas dari pejabat yang berwenang
kepada pejabat dan pihak terkait lainnya.
CONTOH 3A
FORMAT SURAT EDARAN
Kop Badan POM
yang telah dicetak
KOP Badan POM
Daftar pejabat yang
menerima SE
Yth. 1. ........
2. ........ Judul Surat
Edaran yang
3. dan seterusnya ditulis dengan
huruf kapital
SURAT EDARAN
NOMOR ........ TAHUN .........
TENTANG Memuat alasan tentang
....................................................................................... perlu diterapkannya
Surat Edaran
NAMA LENGKAP
Nama Jabatan
dan nama
lengkap yang
ditulis huruf
kapital
- 15 -
CONTOH 4
FORMAT KEPUTUSAN YANG DITANDATANGANI OLEH NON KEPALA BADAN POM
KOP Badan
POM/Balai
KOP Badan POM/Balai Besar
POM/Balai
Besar POM/Balai POM
POM
Penomoran
KEPUTUSAN ..................................... yang berurutan
dalam 1 tahun
NOMOR .........TAHUN .............. takwin
Ditetapkan di
pada tanggal
Nama Jabatan
NAMA JABATAN dan nama
) lengkap yang
)Tanda Tangan dan Cap Jabatan ditulis huruf
kapital
)
NAMA LENGKAP
- 19 -
CONTOH 4.1
FORMAT KEPUTUSAN
Menimbang : a. bahwa................ ;
b. bahwa................ ;
c. bahwa................ ; dst
MEMUTUSKAN:
BAB I
JUDUL/ISI BAB
Pasal 1
Ayat
(1) ...................
(2) dst
Anak ayat
(a)...................
(b)...................
Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkannya
....................................... dst
Ditetapkan di
pada tanggal
-----------------------------------------------------
KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN
MAKANAN,
)
)
)
Nama Pejabat
- 20 -
CONTOH 5A
FORMAT INSTRUKSI
Kop Badan
POM yang
telah dicetak
.............................................................................................
Memuat alasan
KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN tentang perlu
ditetapkannya
Instruksi
Dalam rangka .... ...................................................................................... dengan ini memberikan instruksi
Untuk: Memuat
Kesatu : ... substansi tentang
Kedua : ... kebijakan yang
ditetapkan
Ketiga : ...
Keempat : Melaksakan instruksi ini dengan penuh tanggungjawab.
Instruksi Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Kota sesuai
dengan instansi
Ditetapkan di dan tanggal
pada tanggal penandatanganan
---------------------------------------------------------------------------
KEPALA .............................,
Nama Jabatan
dan nama
lengkap yang
NAMA LENGKAP ditulis huruf
kapital
- 23 -
b. Surat Perintah
1) Pengertian
Surat Perintah adalah naskah dinas
dari atasan atau pejabat yang berwenang yang ditujukan kepada
bawahan atau pegawai lainnya yang berisi perintah untuk
melaksanakan pekerjaan tertentu.
2) Wewenang Pembuatan dan Penandatangan
Surat Perintah dibuat dan ditandatangani oleh atasan atau
pejabat yang berwenang berdasarkan lingkup tugas, wewenang
dan tanggung jawabnya.
3) Susunan
a) Kepala
Bagian kepala surat perintah terdiri dari:
(1) Kop Surat Perintah menggunakan logo Badan Pengawas
Obat dan Makanan;
(2) Kata “SURAT PERINTAH”, yang ditulis dengan huruf kapital
secara simetris;
(3) Nomor, yang berada di bawah tulisan surat perintah.
b) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh surat perintah terdiri dari:
(1) Konsideran meliputi:
(a) Kata “menimbang” berisi alasan ditetapkannya surat
perintah;
(b) Kata “mengingat” memuat ketentuan yang dijadikan
landasan ditetapkannya surat perintah tersebut.
(2) Diktum dimulai dengan frasa “memberi perintah”, yang
ditulis dengan huruf kapital diawal kata, diikuti kata
“kepada” di tepi kiri serta nama dan jabatan pegawai yang
mendapat perintah. Di bawah kata “kepada” ditulis kata
“untuk” disertai perintah-perintah yang harus
dilaksanakan.
- 24 -
c) Penutup
Bagian penutup surat perintah terdiri dari:
(1) Tempat dan tanggal surat perintah;
(2) Nama jabatan pejabat yang menandatangani, yang ditulis
dengan huruf awal kapital pada setiap awal unsurnya, dan
diakhiri dengan tanda baca koma;
(3) Tanda tangan pejabat yang menugasi;
(4) Nama lengkap pejabat yang menandatangani surat
perintah, yang ditulis dengan huruf awal kapital pada setiap
awal unsurnya;
(5) Cap dinas.
4) Distribusi dan Tembusan
a) Surat perintah disampaikan kepada pihak yang mendapat
perintah.
b) Tembusan surat perintah disampaikan kepada pejabat/instansi
yang terkait.
5) Hal yang Perlu Diperhatikan
a) Bagian konsiderans memuat pertimbangan atau dasar.
b) Jika perintah merupakan tugas kolektif, daftar pegawai yang
ditugasi dimasukkan ke dalam lampiran yang terdiri dari kolom
nomor urut, nama, pangkat, NIP, jabatan, dan keterangan.
c) Surat perintah tidak berlaku lagi setelah tugas yang termuat
selesai dilaksanakan.
- 25 -
CONTOH 6A
FORMAT SURAT PERINTAH
Penomoran
Menimbang : a. bahwa ................................................................................................................... Surat Perintah
b. bahwa ................................................................................................................... dalam satu
tahun takwin
Dasar : 1. ..............................................................................................................................
2. ..............................................................................................................................
Memuat
Nama Tempat, Tanggal substansi arahan
yang
Nama Jabatan diperintahkan
Tembusan:
1. .............
2. .............. Nama Jabatan
dan nama
lengkap yang
ditulis huruf
awal kapital
- 26 -
c. Surat Tugas
1) Pengertian
Surat tugas adalah naskah dinas dari atasan atau pejabat yang
berwenang yang ditujukan kepada bawahan atau pegawai
lainnya yang berisi penugasan untuk melaksanakan pekerjaan
sesuai dengan tugas dan fungsi.
2) Wewenang Pembuatan dan Penandatangan
Surat tugas dibuat dan ditandatangani oleh atasan atau pejabat
yang bewenang berdasarkan lingkup tugas, wewenang dan
tanggung jawabnya.
3) Susunan
a) Kepala
Bagian kepala Surat Tugas terdiri dari:
(1) Kop Surat Tugas menggunakan logo Badan Pengawas Obat
dan Makanan;
(2) Kata “SURAT TUGAS”, yang ditulis dengan huruf kapital
secara simetris;
(3) Nomor, yang berada di bawah tulisan surat tugas.
b) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh surat tugas berisi hal berikut:
(1) Diktum dimulai dengan frasa “ yang bertanda tangan di
bawah ini ... memerintahkan kepada nama tersebut
dibawah ini”, dengan kolom yang terdiri Nomor, Nama, NIP,
Pangkat, Jabatan/Golongan.
(2) tugas yang diberikan, tujuan, kendaraan, waktu dan biaya.
c) Kaki
Bagian kaki surat tugas terdiri dari:
(1) Tempat dan tanggal surat tugas;
(2) Nama jabatan pejabat yang menandatangani, yang ditulis
dengan huruf awal kapital pada setiap awal unsurnya, dan
diakhiri dengan tanda baca koma;
(3) Tanda tangan pejabat yang memberi tugas;
(4) Nama lengkap pejabat yang menandatangani surat tugas,
yang ditulis dengan huruf awal kapital pada setiap awal
unsurnya dan NIP;
(5) Cap dinas.
- 27 -
4) Distribusi dan Tembusan
a) Surat Tugas disampaikan kepada yang mendapat tugas.
b) Tembusan surat tugas disampaikan kepada pejabat/instansi
yang terkait.
5) Hal yang perlu Diperhatikan
a) Bagian konsiderans memuat pertimbangan atau dasar.
b) Jika tugas merupakan tugas kolektif, daftar pegawai yang
ditugasi dimasukkan ke dalam lampiran yang terdiri dari kolom
nomor urut, nama, pangkat, NIP, jabatan dan keterangan.
c) Surat tugas tidak berlaku lagi setelah tugas yang termuat
selesai dilaksanakan.
CONTOH 7A
FORMAT SURAT TUGAS
Tembusan:
1. .............
2. ..............
- 28 -
Nama lengkap
yang ditulis
)Tanda tangan dengan huruf
) awal kapital,
tidak dibubuhi
) cap dinas
Nama Lengkap
Tembusan:
1. ...
2. ...
- 30 -
b. Memorandum
1) Pengertian
Memorandum adalah naskah dinas intern yang bersifat
mengingatkan suatu masalah, menyampaikan arahan,
peringatan, saran dan pendapat kedinasan.
2) Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan
Memorandum dibuat oleh pejabat dalam lingkungan instansi/unit
kerja sesuai dengan tugas, wewenang dan tanggung jawab.
3) Susunan
a) Kepala
Bagian kepala memorandum terdiri dari
(1) Kop naskah dinas, yang berisi nama Badan Pengawas Obat
dan Makanan dan Unit Kerja ditulis dengan huruf kapital
secara simetris di tengah atas; kecuali memorandum yang
ditanda tangani oleh Kepala Badan Pengawas Obat dan
Makanan, kop naskah dinas menggunakan logo Badan
Pengawas Obat dan Makanan;
(2) Kata
“MEMORANDUM”, ditulis di tengah dengan huruf kapital;
(3) Kata “NOMOR”, ditulis di bawah kata memorandum dengan
huruf kapital;
(4) Singkatan “Yth.”, ditulis dengan huruf awal kapital;
(5) Kata “Dari”, ditulis dengan huruf awal kapital;
(6) Kata “Lampiran”, yang ditulis dengan huruf awal kapital;
(7) Kata “Hal”, yang ditulis dengan huruf awal kapital;
(8) Kata “Tanggal”, yang ditulis dengan huruf awal kapital.
b) Batang Tubuh
Batang tubuh memorandum terdiri dari alinea pembuka, alinea
isi dan alinea penutup yang singkat, padat dan jelas.
c) Kaki
Bagian kaki memorandum terdiri dari tanda tangan dan nama
pejabat serta tembusan jika diperlukan.
- 31 -
4) Hal yang Perlu Diperhatikan
Memorandum tidak dibubuhi cap dinas;
a) Tembusan memorandum berlaku di lingkungan intern instansi;
b) Penomoran memorandum dilakukan dengan mencantumkan
Kode klasifikasi, kode unit kerja, bulan, tahun, dan nomor
urut.
CONTOH 9
FORMAT MEMORANDUM
KOPMEMORANDUM
NOMOR : ...................... Penomoran
yang
berurutan
dalaam satu
Yth : tahun
Dari : takwin
Hal :
Tanggal :
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Memuat materi
yang bersifat
............................................................................................................................. .................................. mengingatkan
suatu masalah
............................................................................................................................................... ................ atau
................................................................................................................... ............................................ menyampaikan
...........................................................................................................................BA RIS TERAKHIR saran/pendapat
kedinasan
Tanda tangan
CONTOH 10A
FORMAT SURAT DINAS YANG DITANDA TANGANI OLEH KEPALA BADAN
POM
Logo
KOP Badan POM Badan
POM
yang telah
dicetak
Tempat
Nomor : Tempat (Tgl. Bln. Thn) dan tangal
Lampiran : pembuatan
Hal : surat
Yth. .................................
.........................................
......................................... Alamat
tujuan
yang
......................................(Alenia Pembuka).............................................................................. ditulis di
bagian
.............................................................................................................................................
kiri
.......................................(Alenia Isi).............................................................................
.............................................................................................................................................
......................................(Alenia Penutup)..............................................................................
.............................................................................................................................................
Tembusan
1. .......................
2. .......................
3. ......................
- 34 -
CONTOH 10 B
FORMAT SURAT DINAS YANG DITANDA TANGANI OLEH NON KEPALA
BADAN POM
Logo
Badan
KOP Badan POM
/BBPOM/
POM/BBPOM/BPOM BPOM
yang telah
dicetak
......................................(Alenia Penutup)..............................................................................
.............................................................................................................................................
3. Surat Undangan
a. Pengertian
Surat undangan adalah surat dinas yang memuat undangan kepada
pejabat/ pegawai yang tersebut pada alamat tujuan untuk
menghadiri suatu acara kedinasan tertentu, seperti rapat, upacara
dan pertemuan.
b. Kewenangan
Surat undangan ditandatangani oleh pejabat sesuai dengan tugas,
fungsi, wewenang dan tanggung jawabnya.
c. Susunan
1) Kepala
Bagian kepala surat undangan terdiri dari:
a) Kop surat undangan, yang berisi logo Badan Pengawas Obat
dan Makanan;
b) Nomor, sifat, lampiran dan hal, diketik di sebelah kiri di bawah
kop surat undangan;
c) Tempat dan tanggal pembuatan surat, diketik di sebelah kanan
atas sejajar/sebaris dengan nomor;
d) Kata “Yth.”, ditulis di bawah hal, yang diikuti dengan nama
jabatan, dan alamat yang dikirimi surat (jika diperlukan).
2) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh surat undangan terdiri dari
a) Alinea pembuka;
b) Isi undangan, yang meliputi hari, tanggal, waktu, tempat, dan
acara;
c) Alinea penutup.
3) Kaki
Bagian Kaki surat undangan terdiri dari nama jabatan ditulis
dengan huruf
awal kapital, tanda tangan, dan nama pejabat ditulis dengan
huruf awal kapital.
- 36 -
d. Hal yang Perlu Diperhatikan
1) Format surat undangan sama dengan format surat dinas, yang
membedakan adalah bahwa pihak yang dikirimi surat pada surat
undangan dapat ditulis pada lampiran;
2) Surat undangan untuk keperluan tertentu dapat berbentuk
kartu.
CONTOH 11A
FORMAT SURAT UNDANGAN YANG DITANDA TANGANI OLEH KEPALA
BADAN POM
Logo
KOP Badan POM Badan
POM yang
telah
dicetak
Tembusan
1 ................
2 ................
- 37 -
CONTOH 11 B
FORMAT SURAT UNDANGAN YANG DITANDA TANGANI OLEH NON
KEPALA BADAN POM
Logo Badan
KOP Badan POM/BBPO
M/BPOM
POM/BBPOM/BPOM yang telah
dicetak
Tempat
Nomor : Tempat, (Tgl,Bulan,Tahun) dan
Lampiran : tanggal
Hal : pembuatan
surat
Yth.................................
.........................................
Alamat
.......................................... tujuan yang
ditulis di
bagian kiri,
dan
......................(Alinea Pembuka dan isi).............................................................................................................. jumlahnya
............................................................................................................................................................................. cukup
banyak
dapat dibuat
pada hari, tanggal : ..............................................
pada daftar
waktu : pukul ..................................... lampiran
tempat : ..............................................
acara : .............................................
Tembusan
1 ................
2 ................
- 38 -
CONTOH 11C
FORMAT LAMPIRAN SURAT UNDANGAN
Lampiran Surat.......................
Nomor : ..................................
Tanggal: ..................................
1. ...............................................
2. ..............................................
3. ...............................................
4. ................................................
5. ................................................
6. ................................................
7. ...............................................
8. .................................................
9. ..................................................
10. .................................................
Nama Jabatan
)
(Tanda Tangan dan Cap Dinas)
)
)
Nama Lengkap
- 39 -
CONTOH 11D
FORMAT KARTU UNDANGAN
..............................................................................
....................................................
...........................
CONTOH 12A
FORMAT PERJANJIAN ANTAR INSTANSI DALAM NEGERI
Judul
perjanjian
) (nama
) naskah
) Logo Pihak dinas,para
Logo Pihak PERJANJIAN KERJA SAMA pihak,
Kedua
Pertama ANTARA objek
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN perjanjian)
)
DAN
)
Penomoran
INSTANSI ............................................ yang
TENTANG berurutan
) dalam satu
.............................................................. tahun
) takwin
Nomor xxxxxxxxx
Nomor xxxxxxxxx
)
) Memuat
Pada hari ini, ……… tanggal …..., bulan ……, tahun …….. bertempat di …… yang bertanda tangan di bawah ini identitas
pihak yang
1. …………………, selanjutnya disebut sebagai PIHAK I. mengadakan
2. …………………, selanjutnya disebut sebagai PIHAK II. dan
menandatan
gani
bersepakat untuk melakukan kerja sama dalam bidang ……………….. yang diatur dalam ketentuan sebagai berikut :
perjanjian
Pasal 1
...........................................................................................................................................................
...................................................................................................................................
Memuat
Pasal 2
materi
RUANG LINGKUP KERJA SAMA perjanjian
........................................................................................................................................................... yang ditulis
................................................................................................................................... dalam
bentuk
Pasal 3 pasal-pasal
CONTOH 12 B........... PELAKSANAAN KEGIATAN
...........................................................................................................................................................
...................................................................................................................................
Pasal 4
PEMBIAYAAN
...........................................................................................................................................................
...................................................................................................................................
Pasal 5
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
...........................................................................................................................................................
...................................................................................................................................
- 42 -
Pasal 6
LAIN-LAIN
...........................................................................................................................................................
...................................................................................................................................
Pasal 7
PENUTUP
.................................................................................................
.....................................................................................................
( )
(Nama Jabatan ) Nama Jabatan
( )
( )
Tanda tangan Tanda tangan
Nama Nama
- 43 -
CONTOH 12B
FORMAT PERJANJIAN KERJA SAMA PEMERINTAH LINGKUP NASIONAL
Judul
perjanjian
(nama
KERJA SAMA ANTARA naskah
(Kementerian/Lembaga dan Pemda) dinas, para
DAN pihak,
objek
(Kementerian/Lembaga dan Pemda) perjanjian)
TENTANG
(Program).............................................
Penomoran
Nomor ………............ yang
berurutan
Nomor ………............ dalam satu
tahun
...........................................................dan............................................................. takwin)
Kedua belah pihak sepakat untuk mangadakan kerja sama dalam rangka
…………............…(Program) ............ dengan ketentuan sebagai berikut.
Pasal 1
Pasal 2
……………………………………………………………………………………………………….
Pasal 3
PELAKSANAAN KEGIATAN
……………………………………………………………………………………………………….
- 44 -
Pasal 4
PEMBIAYAAN
……………………………………………………………………………………………………….
Pasal 5
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
……………………………………………………………………………………………………….
Pasal 6
LAIN-LAIN
(1) Apabila terjadi hal-hal yang di luar kekuasaan kedua belah pihak atau force
majeure,
dapat dipertimbangkan kemungkinan perubahan tempat dan waktu pelaksanaan
tagas
pekerjaan dengan porsetujuan kedua betah pihak.
(2) Yang termasuk force majeure adalah
a. bencana alam;
b. tindakan pemerintah di bidang fiskal dan moneter;
c. keadaan keamanan yang tidak mengizinkan.
(3) Segala perubahan dan/atau pembatalan terhadap piagam kerja sama ini akan
diatur
bersama kemudian oleh pihak pertama dan pihak kedua.
Pasal 7
PENUTUP
…………………………………………………………………………………………
Nama Nama
- 45 -
2. Surat Kuasa
a. Pengertian
Surat kuasa adalah naskah dinas yang berisi pemberian wewenang
kepada badan hukum/kelompok orang/perseorangan atau pihak lain
dengan atas namanya untuk melakukan suatu tindakan tertentu
dalam rangka kedinasan.
b. Susunan
1) Kepala
Bagian kepala surat kuasa terdiri dari:
a) Kop naskah dinas yang berisi logo dan nama instansi Badan
POM/Balai Besar POM/ Balai POM, yang diletakkan secara
simetris dan ditulis dengan huruf kapital;
b) Judul surat kuasa;
c) Nomor surat kuasa.
2) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh surat kuasa memuat materi yang
dikuasakan.
3) Kaki
Bagian kaki surat kuasa memuat keterangan tempat, tanggal,
bulan dan tahun pembuatan serta nama dan tanda tangan para
pihak yang berkepentingan dan dibubuhi materai.
- 46 -
CONTOH 13
FORMAT SURAT KUASA
Kop
Badan
KOP Badan POM/
BBPOM
POM/BBPOM/BPOM /BPOM
yang
telah
Penomoran
dicetak
SURAT KUASA yang
NOMOR …/…/…/…/… berurutan
dalam satu
tahun
Yang bertanda tangan di bawah ini, takwin)
nama : .……………………………
NIP : .……………………………
Memuat
jabatan : ………………………….… identitas
alamat : ………………………….…\ yang
memberikan
kuasa
memberi kuasa kepada
3. Berita Acara
a. Pengertian
Berita acara adalah naskah dinas yang berisi uraian tentang proses
pelaksanaan suatu kegiatan yang harus ditandatangani oleh para
pihak dan para saksi apabila diperlukan.
b. Susunan
1) Kepala
Bagian kepala berita acara terdiri dari:
a) Kop naskah dinas yang berisi logo dan nama instansi Badan
POM/Balai Besar POM/ Balai POM diletakkan secara simetris
dan ditulis dengan huruf kapital;
b) Judul berita acara;
c) Nomor berita acara.
2) Batang tubuh
Bagian batang tubuh berita acara terdiri dari:
a) Tulisan hari, tanggal, dan tahun, serta nama dan jabatan para
pihak yang membuat berita acara;
b) Substansi berita acara.
3) Kaki
Bagian kaki berita acara memuat tempat pelaksanaan
penandatanganan nama jabatan/pejabat dan tanda tangan para
pihak dan para saksi apabila diperlukan.
Kop Badan
KOP Badan POM/
POM/BBPOM/BPOM BBPOM/B
POM yang
telah
dicetak
Telah melaksanakan
1. …………………………………………………………………………………………. Memuat
kegiatan
…………………………………………………………………………………………. yang
2. dan seterusnya. dilaksanakan
Berita acara ini dibuat dengan sesungguhnya berdasarkan ………… Kota sesuai
……………………………………. dengan
Dibuat di alamat
instansi
……………………..
PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA,
Tanda
Tanda Tangan Tanda Tangan tangan para
pihak dan
para saksi
Nama Lengkap Nama Lengkap
Mengetahui/Mengesahkan
Nama Jabatan,
Tanda tangan,
Nama Lengkap
- 49 -
4. Surat Keterangan
a. Pengertian
Surat keterangan adalah naskah dinas yang berisi informasi hal atau
seseorang untuk kepentingan kedinasan.
b. Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan
Surat keterangan dibuat dan ditandatangani oleh pejabat sesuai
dengan tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya.
c. Susunan
1) Kepala
Bagian kepala surat keterangan terdiri dari:
a) Kop surat keterangan, yang berisi Kop naskah dinas yang
berisi logo dan nama instansi Badan POM/ Balai Besar POM/
Balai POM diletakkan secara simetris dan ditulis dengan huruf
kapital;
b) Judul surat keterangan;
c) Nomor surat keterangan.
2) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh surat keterangan memuat pejabat yang
menerangkan dan pegawai yang diterangkan serta maksud dan
tujuan diterbitkannya surat keterangan.
3) Kaki
Bagian kaki surat keterangan memuat keterangan tempat,
tanggal, bulan, tahun, nama jabatan, tanda tangan dan nama
pejabat yang membuat surat keterangan tersebut. Posisi bagian
kaki terletak pada bagian kanan bawah.
CONTOH 15
FORMAT SURAT KETERANGAN
Kop Badan
KOP Badan POM/BBPO
POM/BBPOM/BPOM M/BPOM
Penomoran
yang
SURAT KETERANGAN berurutan
Nomor : ................. dalam satu
( tahun takwin
(
Yang bertanda tangan di bawah ini,
Memuat
identitas yang
Nama : Xxxxxx Xxxxxx
memberikan
NIP : xxxxxxxx keterangan
jabatan : Xxxxxxxx Xxxxxx
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx. Memuat
informasi
mengenai suatu
hal atau
seseorang
untuk
kepentingan
kedinasan
Jakarta, .................
)
Pejabat Pembuat Keterangan
)
)Tanda Tangan dan Cap Instansi Kota sesuai
dengan alamat
) instansi dan
NAMA LENGKAP tanggal
penandatanganan
.
- 51 -
5. Surat Pengantar
a. Pengertian
Surat pengantar adalah naskah dinas yang digunakan untuk
menganta/menyampaikan barang atau naskah.
b. Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan
Surat pengantar dibuat dan ditandatangani oleh pejabat sesuai
dengan tugas, wewenang dan tanggung jawabnya.
c. Susunan
1) Kepala
Bagian kepala surat pengantar terdiri dari:
a) Kop naskah dinas;
b) Nomor;
c) Tanggal;
d) Nama jabatan/alamat yang dituju;
e) Tulisan surat pengantar yang diletakkan secara simetris.
2) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh surat pengantar dalam bentuk kolom terdiri
dari :
a) Nomor urut;
b) Jenis yang dikirim;
c) Banyaknya naskah/barang;
d) Keterangan.
3) Kaki
Bagian kaki surat pengantar terdiri dari :
a) pengirim yang berada di sebelah kanan, yang meliputi:
(1) Nama jabatan pembuat pengantar;
(2) Tanda tangan;
(3) Nama dan NIP;
(4) Cap dinas.
b) penerima yang berada di sebelah kiri, yang meliputi:
(1) Nama jabatan penerima;
(2) Tanda tangan;
(3) Nama dan NIP;
(4) Cap dinas;
(5) Nomor telepon/faksimile;
(6) Tanggal penerimaan.
- 52 -
d. Hal yang Perlu Diperhatikan
Surat pengantar dikirim dalam dua rangkap:
1) Lembar pertama untuk penerima;
2) Lembar kedua untuk pengirim.
e. Penomoran
Penomoran surat pengantar sama dengan penomoran surat dinas.
CONTOH 16
FORMAT SURAT PENGANTAR
SURAT PENGANTAR
Nomor :........................
Nama jabatan
dan nama
lengkap yang
ditulis dalam
huruf awal
kapital
Diterima tanggal .......
Penerima Pengirim
Nama jabatan, Nama jabatan,
CONTOH 17
FORMAT PENGUMUMAN
Kop Badan
POM/BBPOM
KOP Badan /BPOM yang
telah dicetak
POM/BBPOM/BPOM
Penomoran
yang
berurutan
dalam satu
tahun takwin
PENGUMUMAN
NO. ......................
TENTANG Judul
Pengumuman
……………………………………….. yang ditulis
dengan huruf
kapital
................................................................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................................................................
Memuat
................................................................................................................................................................................................ alasan
peraturan
................................................................................................................................................................................................
yang menjadi
dasar dan
................................................................................................................................................................................................ pemberitahua
............................................................................................................................................................................................... n tentang hal
tertentu yang
.............................................................................................................................................................................BARIS dianggap
TERAKHIR mendesak
Kota sesuai
dengan
Dikeluarkan di : ................ alamat
pada tanggal : ................ instansi dan
tanggal
Nama Jabatan penandatanga
nan
Nama Lengkap
- 56 -
D. Laporan
1. Pengertian
Laporan adalah naskah dinas yang memuat pemberitahuan tentang
pelaksanaan suatu kegiatan/kejadian.
2. Wewenang Pembuatan dan Penandatangan
Laporan ditandatangani oleh pejabat yang diserahi tugas.
3. Susunan
a. Kepala
Bagian kepala laporan memuat judul laporan yang ditulis dalam
huruf kapital dan diletakkan secara simetris.
b. Batang Tubuh
Bagian batang-tubuh laporan terdiri dari:
1) Pendahuluan, memuat penjelasan umum, maksud dan tujuan
serta ruang lingkup dan sistematika laporan;
2) Materi laporan, terdiri atas kegiatan yang dilaksanakan, faktor
yang mempengaruhi, hasil pelaksanaan kegiatan, hambatan yang
dihadapi, dan hal lain yang perlu dilaporkan;
3) Simpulan dan saran, sebagai bahan pertimbangan;
4) Penutup, merupakan akhir laporan.
c. Kaki
Bagian kaki laporan terdiri dari:
1) tempat dan tanggal pembuatan laporan;
2) nama jabatan pejabat pembuat laporan, ditulis dengan huruf
awal kapital;
3) tanda tangan;
4) nama lengkap, ditulis dengan huruf awal kapital.
KOP Badan
POM/BBPOM/BPOM
LAPORAN
TENTANG
...................................
A. PENDAHULUAN
1. Umum
2. Maksud dan Tujuan
3. Ruang Lingkup
4. Dasar
B. KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
E. PENUTUP
....................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
Dikeluarkan.............
pada tanggal ...........
Nama Lengkap
- 58 -
E. Telaahan Staf
1. Pengertian
Telaahan staf adalah bentuk uraian yang disampaikan oleh pejabat atau
staf yang memuat analisis singkat dan jelas mengenai suatu persoalan
dengan memberikan jalankeluar/ pemecahan yang disarankan.
2. Susunan
a. Kepala
Bagian kepala telaahan staf terdiri dari:
1) Judul telaahan staf dan diletakkan secara simetris di tengah atas;
2) uraian singkat tentang permasalahan.
b. Batang Tubuh
Bagian batang tubuh telaahan staf terdiri dari :
1) Persoalan, yang memuat pernyataan singkat dan jelas tentang
persoalan yang akan dipecahkan;
2) Pra anggapan, yang memuat dugaan yang beralasan, berdasarkan
data yang ada, saling berhubungan sesuai dengan situasi yang
dihadapi dan merupakan kemungkinan kejadian di masa yang
akan datang;
3) Fakta yang mempengaruhi, yang memuat fakta yang landasan
analisis dan pemecahan persoalan;
4) Analisis pengaruh praanggapan dan fakta terhadap persoalan
dan akibatnya, hambatan serta keuntungan dan kerugiannya,
pemecahan atau cara bertindak yang mungkin atau dapat
dilakukan;
5) Simpulan, yang memuat intisari hasil diskusi, yang merupakan
pilihan cara bertindak atau jalan keluar;
6) Tindakan yang disarankan, yang memuat secara ringkas dan jelas
saran atau usul tindakan untuk mengatasi persoalan yang
dihadapi.
c. Kaki
Bagian kaki telaahan staf terdiri dari:
1) nama jabatan pembuat telaahan staf, yang ditulis dengan hu
ruf awal kapital;
2) tanda tangan;
3) nama lengkap;
4) daftar lampiran.
- 59 -
Contoh Format Telaahan Staf:
TENTANG
Xxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxx
A. Persoalan
Bagian persoalan memuat pemyataan singkat dan jelas tentang persoalan yang akan dipecahkan.
B. Pra Anggapan
Praanggapan memuat dugaan yang beralasan berdasarkan data dan saling berhubungan sesuai dengan situasi
yang dihadapi dan merupakan kemungkinan kejadian dimasa mendatang.
D. Analisis.
Bagian ini memuat analisis pengaruh praanggapan dan fakta terhadap persoalan serta akibatnya, hambatan
serta keuntungan dan kerugiannya, serta pemecahan atau cara bertindak yang mungkin atau dapat dilakukan.
E. Kesimpulan
Bagian simpulan memuat intisari hasil diskusi dan pilihan dan salu cara bertindak atau jalan keluar sebagai
pemecahan percoalan yang dihadapi.
F. Saran
Bagian saran memuat secara ringkas dan jelas tentang saran tindakan untuk mengatasi persoalan yang
dihadapi.
F. Formulir
Formulir adalah bentuk pengaturan alokasi ruang atau lembar naskah
untuk mencatat berbagai data dan informasi. Formulir dibuat dalam bentuk
kartu atau lembaran tercetak dengan judul tertentu berisi keterangan yang
diperlukan.
G. Lembar Verbal
Lembar verbal digunakan sebagai bukti bahwa verbal atau surat dinas telah
diteliti dan dikoordinasikan oleh setiap pejabat yang terlibat, dengan urutan
sebagai berikut :
1. Diketik oleh : ....
2. Dibaca oleh : ....
3. Diperiksa oleh : ....
4. Nota : ....
5. Terlebih dahulu : ....
6. Ditetapkan : ....
- 60 -
(tanda tangan)
Nama
NIP ....
Ditetapkan : (16)
(tanda tangan)
Nama
NIP ....
Kp. :
(17)
- 61 -
Keterangan penggunaan lembar verbal :
(1) Ditulis tanggal surat diterima dari luar yang menjadi pangkal surat
menyurat selanjutnya;
(2) Nama jabatan/ pegawai yang membuat konsep (konseptor/ redaktur)
(3) Nama pejabat atasan dari konseptor/ redaktur dan setelah diperiksa pejabat
tersebut dibubuhkan parafnya;
(4) Tanggal dan jam diterima oleh bagian arsip (bagian yang bertugas dalam
pengelolaan arsip pada masing-masing unit kerja), perlu diisi untuk kontrol
waktu dan monitoring;
(5) Tanggal dan jam diterima oleh bagian pengetikan;
(6) Nama juru ketik;
(7) Nama pemeriksa berkas;
(8) Nama atasan yang membawahi pemeriksa berkas sebagai penanggung
jawab;
(9) Tanggal dikirim oleh bagian pengetikan;
(10) Tanggal pengajuan kembali;
(11) Pokok permasalahan surat;
(12) Nomor urut agenda verbal yang diberikan oleh pegawai yang bertugas dalam
mengelola surat masuk dan surat keluar pada masing-masing unit kerja;
(13) Nomor surat atau dokumen lainnya yang diberikan oleh unit yang mengurus
surat-surat keluar;
(14) Diisi dengan nama jabatan pembuat konsep atau nota yang menyertai
verbal yang sifatnya sebagai pengantar berisi penjelasan dari pembuat
konsep atau atasan pembuat konsep, kepada pejabat yang akan
menetapkan. Konsep yang dibuat oleh pejabat yang mempunyai atasan di
bawah pejabat yang akan menetapkan, oleh pejabat yang mempunyai
atasan di bawah pejabat yang akan menetapkan, dibubuhkan kata-kata:
“Terlebih dahulu ...”.
Contoh :
Pembuat konsep : Ka. Sub Bag. Persuratan dan Kearsipan
Atasan Pembuat Konsep : Kepala Bagian Perlengkapan dan RT
Pejabat satu tingkat di : Kepala Biro Umum
bawah pejabat yang
menetapkan
Pejabat yang menetapkan : Sekretaris Utama
- 62 -
(15) Tanggal surat yang akan dikeluarkan;
(16) Nama jabatan, nama pejabat dan NIP pejabat yang akan menandatangani
surat
(17) Kp. = Kode penunjuk, diisi dengan kode unit kerja pembuat konsep dan
pelimpahan berkas, misalnya : Kp. : 244.1 (Ka. Sub Bag. Persuratan dan
Kearsipan)
BAB III
PENYUSUNAN NASKAH DINAS
A. Persyaratan Penyusunan
Setiap naskah dinas harus merupakan kebulatan pikiran yang jelas, padat,
dan meyakinkan dalam susunan yang sistematis. Dalam penyusunannya
perlu memperhatikan syarat-syarat sebagai berikut.
1. Ketelitian
Dalam menyusun naskah dinas harus tercermin ketelitian dan
kecermatan, dilihat dari bentuk, susunan pengetikan, isi, struktur,
kaidah bahasa, dan penerapan kaidah ejaan di dalam pengetikan.
Kecermatan dan ketelitian sangat membantu pimpinan dalam
mengurangi kesalahan pengambilan keputusan/kebijakan.
2. Kejelasan
Naskah dinas harus memperlihatkan kejelasan, aspek fisik dan materi.
3. Singkat dan Padat
Naskah dinas harus menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar (bahasa formal, efektif, singkat, padat dan lengkap).
4. Logis dan Meyakinkan
Naskah dinas harus runtut dan logis yang berarti bahwa penuangan
gagasan ke dalam naskah dinas dilakukan menurut urutan yang logis
dan meyakinkan. Struktur kalimat harus lengkap dan efektif sehingga
memudahkan pemahaman penalaran bagi penerima naskah dinas.
5. Pembakuan
Naskah dinas harus taat mengikuti aturan yang baku yang berlaku
sesuai dengan tujuan pembuatan, baik dilihat dari sudut format maupun
dari penggunaan bahasanya agar memudahkan dan memperlancar
pemahaman isi naskah dinas.
Contoh:
Keterangan :
1 : Nomor urut
2014 : Tahun terbit
Keterangan :
a) HK.05.01 : Kode Klasifikasi instruksi
b) 1 : Kode unit kerja pejabat penandatangan
(Kepala Badan POM)
c) 22 : Kode unit kerja pembuat surat
d) 06.13 : bulan dan tahun terbit
e) 001 : nomor (nomor urut dalam satu tahun takwim)
- 65 -
Contoh penomoran Surat Edaran:
SURAT EDARAN
NOMOR HK.05.02.1.22.06.13.002
TENTANG
…………………………………
…………………………………
Contoh 1
SURAT PERINTAH
NOMOR : HK.06.02.2.21.06.13.003
Keterangan :
a) HK.06.02 : Kode klasifikasi Surat Perintah
b) 2 : Kode unit kerja pejabat penandatangan
(Sekretaris Utama)
c) 21 : Kode unit kerja pembuat surat
d) 06.13 : bulan dan tahun terbit
e) 003 : nomor (nomor urut dalam satu tahun takwim)
Contoh 2:
SURAT TUGAS
NOMOR : HK.06.02.2.21.06.13.004
Contoh:
SR - KP.03.05.1.24.05.13.001
Keterangan :
a) SR : Kode derajat pengamanan surat dinas bersifat
sangat rahasia
b) KP.03.05 : Kode klasifikasi surat
c) 1 : Kode unit kerja pejabat penandatangan (Kepala
Badan)
d) 24 : Kode unit kerja pembuat surat
e) 05.13 : bulan dan tahun terbit
f) 001 : nomor (nomor urut dalam satu tahun takwim)
Contoh:
Surat Dinas yang ditanda tangani oleh Direktur Surveilan dan
Penyuluhan Keamanan Pangan Nomor B – SD.12.01.54.06.13.002
Keterangan :
a) B : Kode derajat pengamanan surat dinas bersifat biasa
b) SD.12.01 : Kode klasifikasi surat
c) 54 : Kode unit kerja pembuat surat
d) 06.13 : bulan dan tahun terbit
e) 002 : nomor (nomor urut dalam satu tahun takwim)
- 67 -
3. Nomor Memorandum/Nota Dinas
Memorandum/Nota Dinas bersifat internal, dengan susunan
penomorannya sebagai berikut:
1) Kode Klasifikasi
2) Kode unit kerja pejabat penandatangan
3) Kode unit kerja pembuat surat
4) Bulan dan tahun terbit
5) Nomor (nomor urut dalam satu tahun takwim)
Contoh 1:
Memorandum/ Nota Dinas yang ditanda tangani oleh Direktur Surveilan
dan Penyuluhan Keamanan Pangan Nomor SD.12.02.54.06.13.002
Keterangan :
a) SD.12.01 : Kode klasifikasi surat
b) 54 : Kode unit kerja pembuat surat
c) 06.13 : bulan dan tahun terbit
d) 002 : nomor (nomor urut dalam satu tahun takwim)
D. Nomor Halaman
Nomor halaman naskah ditulis dengan menggunakan nomor urut angka
Arab dan dicantumkan secara simetris di tengah atas dengan membubuhkan
tanda hubung (-) sebelum dan setelah nomor, kecuali halaman pertama
naskah dinas yang menggunakan kop naskah dinas tidak perlu
mencantumkan nomor halaman.
F. Penggunaan Huruf
Naskah dinas menggunakan jenis huruf Arial dengan ukuran 11 atau 12,
sedangkan naskah dinas pengaturan diatur sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan.
G. Lampiran
Jika naskah dinas memiliki beberapa lampiran, setiap lampiran harus diberi
nomor urut dengan angka Arab. Nomor halaman lampiran merupakan
nomor lanjutan dari halaman sebelumnya.
H. Daftar Distribusi
Daftar Distribusi adalah susunan pejabat yang dibuat oleh pejabat
sekretariat dan digunakan sebagai pedoman pendistribusian naskah. Setiap
distribusi menunjukkan pejabat yang berhak menerima naskah.
I. Rujukan
Rujukan adalah naskah atau dokumen lain yang digunakan sebagai dasar
acuan atau dasar penyusunan naskah. Penulisan rujukan dilakukan sebagai
berikut:
1. Naskah dinas yang berbentuk Surat Perintah, Surat Tugas, Surat Edaran
dan Pengumuman, rujukan ditulis di dalam konsiderans dasar.
2. Surat Dinas memerlukan rujukan; naskah yang menjadi rujukan ditulis
pada alinea pembuka diikuti substansi materi surat yang bersangkutan.
Dalam hal lebih dari satu naskah, rujukan harus ditulis
secara kronologis.
a. Dalam hal Surat Dinas memerlukan Rujukan, naskah Rujukan
ditulis pada alinea pembuka, diikuti substansi materi surat yang
bersangkutan rujukan lebih dari satu naskah, Rujukan itu harus
ditulis secara kronologis
b. Cara menulis Rujukan adalah sebagai berikut.
1) Rujukan Berupa Naskah
Penulisan Rujukan berupa naskah mencakup informasi singkat
tentang naskah yang menjadi rujukan, dengan urutan sebagai
berikut: jenis naskah dinas, jabatan penandatangan naskah
dinas, nomor naskah dinas, tanggal penetapan dan subjek
naskah dinas.
- 69 -
Catatan:
Dalam pelaksanaannya, penentuan ruang tepi seperti tersebut di atas
bersifat fleksibel, disesuaikan dengan banyak atau tidaknya isi suatu
naskah dinas. Penentuan ruang tepi (termasuk juga jarak spasi dalam
paragraf) hendaknya memperhatikan aspek keserasian dan estetika.
L. Penggunaan Bahasa
Bahasa yang digunakan di dalam naskah dinas harus jelas, tepat, dan
menguraikan maksud, tujuan, serta isi naskah. Untuk itu, perlu
diperhatikan pemakaian kata dan kalimat dalam susunan yang baik dan
benar, sesuai dengan kaidah tata bahasa yang berlaku, yaitu Tata Bahasa
- 71 -
Baku Indonesia dan Kamus Besar Bahasa Indonesia. Ejaan yang digunakan
di dalam naskah dinas adalah Ejaan Bahasa Indonesia sesuai dengan
ketentuan peraturan peruandang-undangan.
2. Sampul Surat
Sampul surat adalah sarana kelengkapan penyampaian surat, terutama
untuk surat keluar instansi. Ukuran, bentuk, dan warna sampul yang
digunakan untuk surat-menyurat di lingkungan instansi, diatur sesuai
dengan keperluan instansi masing-masing dengan
mempertimbangkan efisiensi.
a. Warna dan Kualitas
Sampul Surat Dinas menggunakan kertas tahan lama (bond)
berwarna putih atau coklat muda dengan kualitas sedemikian rupa
sehingga sesuai dengan ukuran dan berat naskah atau surat dinas
yang dikirimkan.
- 72 -
b. Penulisan Alamat Pengirim dan Tujuan
Pada Sampul Surat harus dicantumkan alamat pengirim dan alamat
tujuan. Alamat pengirim dicetak pada bagian atas dengan susunan
dan bentuk huruf yang sama dengan yang dicetak pada kepala surat,
yaitu logo Badan POM, nama instansi/ jabatan, alinea pertama
alamat tujuan mulai dicetak atau ditulis pada bagian
sampul kanan bawah.
a. Bentuk dan format kop naskah dinas sama dengan bentuk dan
format kop naskah dinas Badan POM;
b. Alamat kantor yang tercantum dalam kop naskah dinas
menyesuaikan dengan alamat Balai Besar/ Balai POM, Nomor
telepon (resmi atau nomor telepon hunting) dan nomor faksimili;
2. Tanggal Surat
Tanggal surat ditulis dengan tata urut sebagai berikut :
a. tanggal ditulis dengan angka Arab;
b. bulan ditulis lengkap;
c. tahun ditulis lengkap empat digit dengan angka Arab.
3. Hal Surat
Hal adalah materi pokok surat yang dinyatakan dengan kelompok kata
singkat tetapi jelas.
Hal perlu dicantumkan dengan alasan berikut.
a. Menyampaikan penjelasan singkat tentang materi yang
dikomunikasikan dan menjadi rujukan dalam komunikasi;
b. memudahkan identifikasi;
c. memudahkan pemberkasan dan penyimpanan surat.
4. Alamat Surat
a. Surat Dinas ditujukan kepada nama jabatan pimpinan dari instansi
pemerintah yang dituju. Surat Dinas tidak dapat ditujukan kepada
identitas nama individu dan nama instansi.
b. Surat Dinas yang ditujukan kepada pejabat negara ditulis dengan
urutan sebagai berikut :
1) nama jabatan;
2) jalan;
3) kota;
4) kode pos
Contoh:
Yth. Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
Jalan Percetakan Negara No. 23
Jakarta 10560
7. Salinan
Salinan surat dinas hanya diberikan kepada yang berhak dan terdapat
pada tembusan surat, yaitu salinan surat yang disampaikan kepada
pejabat yang terkait.
8. Kecepatan Penyampaian
a. Amat Segera/Kilat adalah surat dinas yang harus
diselesaikan/disampaikan pada hari yang sama dengan batas waktu
24 jam.
b. Segera adalah surat dinas yang harus diselesaikan/disampaikan
dalam batas waktu 2 x 24 jam.
c. Biasa adalah surat dinas yang harus diselesaikan/ disampaikan
menurut urutan yang diterima oleh bagian pengiriman.
O. Ketentuan Surat-Menyurat
1. Komunikasi Langsung
Surat dinas dikirim langsung kepada pejabat yang dituju. Jika surat
tersebut ditujukan kepada pejabat yang bukan kepala instansi, untuk
mempercepat penyampaian surat kepada pejabat yang dituju tersebut,
surat tetap ditujukan kepada kepala instansi dengan mencantumkan
untuk perhatian (u.p.) pejabat yang bersangkutan.
2. Alur Surat-Menyurat
Alur surat-menyurat harus melalui hierarki dari tingkat pimpinan
tertinggi instansi hingga ke pejabat struktural terendah yang berwenang
sehingga dapat dilakukan pengendalian penyelesaian.
3. Disposisi
Disposisi adalah petunjuk tertulis mengenai tindak lanjut pengelolaan
naskah dinas korespondensi, ditulis secara jelas pada lembar disposisi,
tidak pada naskah asli. Lembar Disposisi merupakan satu kesatuan
dengan naskah dinas yang bersangkutan. Format disposisi dapat
disesuaikan dengan struktur organisasi masing-masing unit kerja.
- 78 -
LEMBAR DISPOSISI
Indeks Rahasia :
Penting :
Biasa :
BIRO UMUM
1. Bag. Tata Usaha Pimpinan
2.Bag. Administrasi
Kepegawaian
3.Bag.Pengembangan Pegawai
4.Bagian Perlengkapan & RT
Kepada :
.....................................................................................................................
Tanggal :
.....................................................................................................................
- 82 -
BAB IV
PENGAMANAN NASKAH DINAS
Gambar 3. Watermarks
- 84 -
Adalah gambar dikenali atau pola pada kertas yang muncul lebih
terang atau lebih gelap dari sekitar kertas yang harus dilihat dengan
cahaya dari belakang kertas, karena variasi kerapatan kertas.
c. Rosettes
Gambar 4. Rosettes
Adalah suatu teknik security printing yang berbentuk garis-garis
melengkung tidak terputus dan menempati suatu area tertentu.
Biasanya menyerupai bunga.
d. Guilloche
Gambar 5. Guilloche
Adalah suatu teknik security printing yang terdiri dari garis-garis
melengkung tidak terputus yang menempati suatu area terbatas yang
terbuat sedemikian rupa sehingga membentuk suatu ornamen border
yang indah.
e. Filter image
Gambar 7. Anticopy
Adalah suatu teknik security printing dengan garis atau raster pada
area tertentu dan tersembunyi hanya akan nampak apabila
dokumen ini difotocopi.
g. Microtext
Gambar 8. Microtext
Adalah suatu teknik security printing yang memakai elemen
pengaman yang tersembunyi terdiri dari teks dengan ukuran sangat
kecil sehingga secara kasat mata akan tampak seperti suatu garis.
Perlu bantuan lensa pembesar untuk melihat teks ini.
- 86 -
BAB V
PENGURUSAN NASKAH DINAS KORESPONDENSI
3) Penilaian
Penilaian dilakukan dengan berpedoman kepada tingkat
keamanan dan tingkat kecepatan penyampaian surat.
a) Kegiatan penilaian surat masuk mulai dilaksanakan pada
tahap pencatatan.
b) Kegiatan penilaian meliputi penyampaian surat, penanganan
surat, dan penilaian melalui proses pemberkasan naskah;
c) Surat masuk yang beralamat pribadi (nama orang) dinilai
termasuk surat yang harus disampaikan langsung kepada
- 90 -
yang bersangkutan dalam keadaan sampul tertutupdan nama
tujuan surat tersebut wajib mengambil sendiri ke petugas
pada bagian penerimaan surat.
4) Pengolahan
a) Pada tahap pengolahan, pimpinan/ pejabat memutuskan
tindakan yang akan diambil sehubungan dengan surat masuk
tersebut.
b) Dari hasil pengolahan dapat diputuskan tindakan lanjutnya,
yaitu langsung disimpan atau dibuat naskah dinas baru.
c) Pengolahan surat masuk dapat menggunakan proses
pemberkasan naskah atau proses administrasi biasa sesuai
dengan kebutuhan.
5) Penyimpanan
a) Surat dinas harus disimpan sehingga mudah ditemukan
kembali jika diperlukan.
b) Surat masuk yang melalui proses pemberkasan naskah
disimpan dalam berkas naskah dinas menurut bidang
permasalahan.
c) Surat masuk yang diproses tidak melalui proses
pemberkasan, naskah dinas disimpan dalam himpunan
sesuai dengan kebutuhan.
Beberapa cara menghimpun surat adalah sebagai berikut.
(1) Seri adalah himpunan satu jenis surat dinas yang
berdasarkan format surat atau jenis naskah dinas,
misalnya keputusan, petunjuk pelaksanaan, dan surat
edaran, disusun secara kronologis. Himpunan menurut
seri selain dibatasi oleh kemampuan map juga dibatasi
oleh tahun naskah dinas.
(2) Rubrik adalah himpunan dari satu macam masalah/ hal/
pokok persoalan yang disusun secara kronologis, misalnya
cuti, kunjungan dinas, kerja lapangan. Himpunan
menurut rubrik dibatasi dengan tahun atau dibatasi
sampai dengan masalah selesai.
(3) Dosir adalah himpunan satu macam kegiatan atau
persoalan yang disusun secara kronologis dari awal sampai
- 91 -
akhir. Misalnya, fail/ berkas pegawai adalah himpunan
naskah dinas mulai dari lamaran sampai dengan
pemberhentian.
d) Penyimpanan surat atau himpunan dilakukan sebagai beriku:
(1) Lateral adalah penyimpanan surat/ himpunan yang
diletakkan sedemikian rupa sehingga yang terlihat hanya
bagian sisi samping, misalnya penyimpanan dalam ordner
dan kotak arsip;
(2) Vertikal adalah penyimpanan surat/ himpunan yang
diletakkan sedemikian rupa sehingga yang terlihat hanya
bagian muka, misalnya penyimpanan surat map pada
lemari berkas;
(3) Horizontal adalah penyimpanan surat/ himpunan yang
diletakkan sedemikian rupa sehingga muka surat/
himpunan terlihat di sebelah atas, misalnya penyimpanan
peta atau gambar konstruksi.
e) Surat yang masih aktif, tetap berada di unit pengolah. Setelah
surat menjadi arsip inaktif, penyimpanannya harus sudah
dialihkan ke unit kearsipan sesuai dengan ketentuan
kearsipan yang berlaku.
e) Pengiriman
(1) Surat keluar yang akan dikirimkan dimasukkan ke dalam
sampul.
(2) Pada sampul surat keluar yang tingkat keamanannya
biasa (B), rahasia (R), dan sangat rahasia (SR)
dicantumkan alamat lengkap, nomor surat dinas, dan cap
yang sesuai dengan tingkat kecepatan penyampaian
(kilat/segera/sangat segera/biasa).
- 95 -
f) Penyimpanan
1) Semua arsip surat keluar (pertinggal) harus disimpan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam kearsipan.
2) Naskah asli surat dinas keluar dan naskah yang diparaf
harus disimpan.
3) Tata cara penyimpanan surat keluar diatur sesuai dengan
Standard Operasional Prosedur Pengelolaan Persuratan
dan Kearsipan.
- 96 -
BAB VI
PEJABAT PENANDA TANGAN NASKAH DINAS
A. Penandatanganan
1. Penggunaan Garis Kewenangan
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan bertanggung jawab atas
segala kegiatan yang dilakukan di dalam organisasi atau instansinya.
Tanggung jawab tersebut tidak dapat dilimpahkan atau diserahkan
kepada seseorang yang bukan pejabat berwenang. Garis kewenangan
digunakan jika surat dinas ditandatangani oleh pejabat yang mendapat
pelimpahan dari pejabat yang berwenang.
2. Penandatanganan
Penandatanganan surat dinas yang menggunakan garis kewenangan
dapat dilaksanakan dengan menggunakan tiga cara.
a. Atas Nama (a.n.)
1) Atas nama (a.n.) dipergunakan jika pejabat yang menandatangani
surat dinas telah diberi kuasa secara tertulis oleh pejabat yang
berwenang berdasarkan bidang tugas dan tanggung jawab
pejabat yang bersangkutan.
2) Pejabat penandatangan surat dinas bertanggung jawab atas isi
surat dinas kepada pejabat yang memberikan kuasa, sedangkan
tanggung jawab akhir tetap berada pada pejabat yang
memberikan kuasa.
3) Naskah dinas yang sudah ditandatangani oleh pejabat yang diberi
wewenang ditembuskan kepada pejabat yang memberikan kuasa.
4) Naskah dinas dengan penandatanganan atas nama Kepala Badan
Pengawas Obat dan Makanan menggunakan kop naskah dinas
Badan POM dan dibubuhi cap dinas.
Contoh:
a.n. Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
Deputi …………………………….,
Tanda Tangan
Nama Lengkap
- 97 -
Contoh:
a.n. Kepala Badan POM
Sekretaris Utama,
u.b.
Kepala Biro.................
Tanda Tangan
Nama Lengkap
Contoh:
Yth. Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
Jalan Percetakan Negara No. 23
Jakarta 10560
u.p.
Deputi Bidang Pengawasan Produk Terapeutik dan NAPZA
Contoh:
Plt. Kepala Biro Umum,
Tanda Tangan
Nama Lengkap
Contoh:
Plh. Kepala Biro Umum,
Tanda Tangan
Nama Lengkap
- 99 -
E. Kewenangan Penandatanganan
1. Kewenangan untuk melaksanakan dan menandatangani surat dinas
antar/keluar instansi pemerintah yang bersifat
kebijakan/keputusan/arahan berada pada pejabat pimpinan tertinggi
instansi pemerintah.
2. Kewenangan untuk melaksanakan dan menandatangani surat yang tidak
bersifat kebijakan/keputusan/arahan dapat diserahkan/ dilimpahkan
kepada pimpinan organisasi di setiap tingkat eselon atau pejabat lain
yang diberi kewenangan untuk menandatanganinya.
3. Penyerahan/ pelimpahan wewenang dan penandatanganan korespondensi
kepada pejabat kepala/pimpinan dilaksanakan sebagai berikut.
a. sekretaris utama Badan POM dapat memperoleh pelimpahan
kewenangan dan penandatanganan surat dinas tentang supervisi,
arahan mengenai rencana strategis dan operasional, termasuk
kegiatan lain yang dilaksanakan oleh organisasi lini di lingkungan
Badan POM.
b. Pimpinan organisasi lini di lingkungan Badan POM dapat
memperoleh penyerahan/ pelimpahan wewenang dan
penandatanganan surat dinas yang berkaitan dengan pelaksanaan
tugas dan fungsi sesuai dengan bidang masing-masing.
BAB VII
Lambang negara, logo, dan cap dinas digunakan dalam tata naskah dinas
sebagai tanda pengenal atau identifikasi yang bersifat tetap dan resmi. Untuk
lambang negara, logo, dan cap dinas pada kertas surat dan sampul.
sebagai berikut.
a. Bentuk dan format kop naskah dinas sama dengan bentuk dan
berikut.
logo:
Tata letak logo dalam perjanjian kerja sama sektoral, baik dengan lintas
4. Pengawasan
BAB VIII
NASKAH DINAS
Perubahan, pencabutan, pembatalan, serta ralat naskah dinas harus jelas dan
A. Pengertian
1. Perubahan
2. Pencabutan
3. Pembatalan
4. Ralat
BAB VIII
PENUTUP
ttd.
ROY A. SPARRINGA