Anda di halaman 1dari 16

eori keperawatan pada dasarnya terdiri atas 4 konsep yang berpengaruh dan menentukan kualitas

praktik keperawatan yang konsep manusia,keperawatan,konsep sehat sakit,lingkungan.

a. Konsep manusia : Manusia adalah boipsikososial dan spirtual yang utuh,jasmani dan rohani dan
unit mempunyai berbagi macam kebutuhan sesuai alat–alat ukur.

b. Konsep individu sebagai klain : individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh
dari aspek biologi,psiologi,sosial dan spiritual.

c. Konsep sehat-sakit : rentag ini merupakan suatu alat-alat ukur dalam menilai status kesehatan
yang bersifat dinamis dan selalu berubah dalam setiap waktu.

d. Konsep lingkungan : faktor eksternal yang berpengruh terdapat perkembangan manusia dan
mencakup antara lain : lingkunga sosial,status ekonomi,dan kesehatan konsep lingkungan dalam
paradikma kesehatan adalah :

1. Lingkungan fisik yang dimaksud adalah segala bentuk lingkungan secara fisik yang dapat
mempengaruhi perubahan status kesehatan. Contoh : pembuagan air limbah,sampah,lingkungan kotor
dll.

2. Lingkungan psikologis artinya keadaan yang menjadikan terganggunya psikologis seseorang seperti
lingkungan yang kurang aman,yang mengakibtkan kecemasan dan ketakutan akan bahaya yang di
timbulkan.

3. Lingkungan sosial budaya yang di timbulkan adalah masyarakat luas serta budaya yang ada juga
dapat mempengaruhi status kesehatan seseorang serta adanya kehidupan spiritual juga mempengaruhi
perkembangan seseorang dalam kehidupan beragam serta meningkatkan keyakinan.

Teori sistem keperawatan : salah satu bagian kuno perkembangan ilmu keperawatan dan pekembangan
profesi keperawatan yang diharapkan untuk dapat memberikan kenyataan-kenyataan yang di hadapi
dalam pelayanan perawatan dan untuk pengetahuan dan pemahaman dalam tindakan keperawatan
dapat terus bertambah dan berkembang.

Nasir,abdul.(2009).komunikasi dalam keperawatan teori dan aplikasi.salemba.medika

A. Teori Sistem

Sistem berasal dari bahasa Latin (systema) dan bahasa Yunani (sustema) adalah suatu kesatuan
yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran
informasi, materi atau energi. Sistem merupakan suatu kerangka kerja yang berhubungan dengan
keseluruhan aspek sosial manusia, struktur, masalah-masalah organisasi, serta perubahan hubungan
internal dan lingkungan disekitarnya. Sistem tersebut terdiri atas tujuan, proses dan isi. Tujuan adalah
sesuatu yang harus dilaksanakan sehingga tujuan dapat memberikan arah pada sistem. Proses berfungsi
dalam memenuhi tujuan yang hendak dicapai, dan Isi terdiri atas bagian yang membentuk suatu sistem.
Dalam mempelajari sistem, maka terlebih dahulu harus memahami teori tentang sistem. Karena teori
tentang sistem akan memudahkan dalam memecahkan persoalan yang ada dalam sistem. Sistem
tersebut terdiri dari subsistem yang membentuk sebuah sistem yang antara satu dengan yang lainnya
harus saling mempengaruhi.

Sistem merupakan suatu komponen yang didalamnya memiliki subsistem yang saling berhubungan
untuk mencapai suatu tujuan yang jelas. Dalam keperawatan, teori sistem merupakan suatu kesatuan
yang harus di pelajari oleh seorang perawat sehingga dapat diterapkan dalam proses pelayanan
kesehatan pada masyarakat. Dalam sistem ada beberapa subsistem yang saling mendukung. Dalam hal
ini perawat harus mengetahui apa keluhan atau masalah yang dialami pasien di dalam kehidupan
masyarakat, di sini seorang perawat harus tahu bagaimana mempelajari masalah yang timbul dalam
kehidupan masyarakat karena persepsi setiap orang dalam menanggapi suatu masalah yang terjadi
berbeda. Proses tindakan yang akan di lakukan perawat untuk mengubah masukan yang telah muncul
dalam kehidupan masyarakat, perawat harus mengubah cara pikir dari masyarakat terhadap berbagai
masukan yang muncul. Setelah memberikan pelayanan kesehatan perawat melihat dan memahami
bagaimana cara dari anggota masyarakat dalam menerima pelayanan kesehatan serta dampak atau apa
akibat yang timbul dalam masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang di berikan. Pasien akan
memberikan Umpan balik terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan perawat, dan pasien akan
bertanya atau memberikan kritik tentang suatu masalah yang di hadapi. Disamping itu juga, Perawat
harus mengetahui bagaimana lingkungan kediaman dari pasien tersebut sehingga memudahkan
perawat mengetahui apa sebernarnya yang dialami pasien sampai menyebabkan penyakit. Perlu di
ketahui jika dalam suatu sistem telah kehilangan satu komponen maka sistem tersebut tidak akan
berjalan sebagaimana mestinya. Suatu sistem akan berjalan dengan baik apabila di lakukan secara
bertahap dan tetap berdasarkan tujuan.

1. Tujuan Sistem

Suatu sistem adalah untuk mencapai suatu tujuan (goal) atau mencapai
suatusasaran(objectives). Goal meliputi ruang lingkup yang luas, sedangkan objectives meliputi
ruanglingkup yang sempit. Kalau suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasisistemtidak akan
ada gunanya. Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukanyangdibutuhkan sistem dan
keluaran yang akan dihasilkan sistem. Karena suatu systemdikatakan berhasil jika mencapai tujuan dan
dikatakan gagal jika tujuannya tersebut tidak tercapai.

2. Klasifikasi Sistem

Kesatuan atau Nonsumatisivitas. Suatu sistem yang dicirikan oleh sifat-sifat kesatuan.
Keseluruhan lebih besar dari pada jumlah bagian-bagiannya, dan merupakan cara yang lazim untuk
mendefinisikan konsep ini (Wright dan Leahey, 18984, young, 1982).Sistem sendiri mempunyai
beberapa aspek yaitu :

b. Sistem Sosial
Sistem sosial ialah suatu model organisasi sosial, sistem sosial merupakan
suatusistem yang hidup, yang memiliki suatu sistem unit yang berbeda-beda dengan
bagian-bagian komponennya dan dapat dibedakan dari lingkungan oleh suatu batas
yang didefinisikan secara jelas. Parson dan Bales (1955),

mendefinisikan suatusistem sosial suatu sistem yang terdiri dari peran-peran sosial
yang dilihat oleh interaksi dan saling ketergantungan satu sama lain. (Anderson & Carter,
1974).

c. Sistem Terbuka

Sistem yang dicirikan oleh tingkat interaksi sistem tersebut dengan lingkungan
sekitarnya. Sebuah sistem terbuka adalah terdapat dalam suatu lingkungan yang
dengannya sistem tersebut berinteraksi, sistem terbuka tersebut memperoeh asupan dan
terhadap lingkungan sistem tersebut memberikan keluaran. Interaksi lingkunga sangat penting
bagi keberlangsungan hidup sistem tersebut ( Buckley, 1967). Berdasarkan definisi ini
suatu sistem yang hidup adalah sestem terbuka.

d. Sistem Tertutup

Secara teoritis, sebuah sistem tertutup berbeda dengna sistem terbuka, sistem ini
tidak berinteraksi dengan lingkungan. Sebuah inti yang self complete, untuk
kelangsungan hidupnya, sistem ini tidak tergantung kepada pertukaran lingkungan yang
berlangsung terus-menerus. Karena belum ada sistem tertutup murni yang
mendemonstrasikan dalam realita, tertutup menyatakan suatu kurangnya pertukaran energi yang
melewati batas-batas suatu sistem(Parson & Bales, 1955).

3. Pendekatan Yang Dapat digunakan untuk Menerangkan Dalam Sistem

a. Prosedur

Prosedur yaitu “suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang berupa


urutankegiatan yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk mencapai
tujuan tertentu”. Prosedur adalah “rangkaian operasi klerikal (tulis menulis), yang
melibatkanbeberapa orang di dalam satu atau lebih departemen yang digunakan
untuk menjaminpenanganan yang seragam.
b. Komponen/elemen

Komponen yaitu “kumpulan komponen yang saling berkaitan dan bekerja


samauntuk mencapai suatu tujuan tertentu”. Suatu sistem dapat terdiri dari beberapa
subsistem, dan sub-sub sistem tersebut dapat pula terdiri dari beberapa sub-sub
sistem yang lebih kecil.

Hannamargareth. (2011). prinsip-prinsip pendekatan secara holistic dalam konteks


keperawatan-2

2.2 Berubah dan Perubahan Dalam Keperawatan

Berubah adalah bagian dari kehidupan setiap orang; berubah adalah cara seseorang
bertumbuh, berkembang, dan beradaptasi. Perubahan dapat positif atau negatif terencana atau tidak
terencana. Perubahan adalah proses membuat sesuatu yang berbeda dari sebelumnya ( Sullivan dan
Decker,2001). Jadi Perubahan adalah suatu proses dimana terjadinya peralihan atau perpindahan dari
status tetap (statis) menjadi status yang bersifat dinamis. Artinya dapat menyesuaikan diri dari
lingkungan yang ada. Perubahan dapat mencakup keseimbangan personal, sosial maupun organisasi
untuk dapat menjadikan perbaikan atau penyempurnaan serta dapat menerapkan ide atau konsep
terbaru dalam mencapai tujuan tertentu.

Proses berubah bersifat integral dengan banyak bidang keperawatan, seperti pendidikan
kesehatan, perawatan klien, dan promosi kesehatan. Proses berubah ini melibatkan klien individu,
keluarga, komunitas, organisasi, keperawatan sebagai profesi, dan seluruh sistem pemberian perawatan
kesehatan.

Perubahan dapat meliputi mendapatkan pengetahuan, mendapatkan keterampilan baru, atau


mengadaptasi pengetahuan saat ini dari segi informasi baru. Perubahan ini terutama sulit saat muncul
tantangan terhadap nilai dan keyakinan seseorang, cara berpikir, atau cara berhubungan. Misalnya,
orang yang kecewa menjadi marah dan berbuat negatif serta melakukan perilaku destruktif
(Tomey,2000).

Perubahan akan mengganggu bagi mereka yang mengalaminya, dan seringkali berkembang
resistensi. Perubahan paling mengancam apabila ada perasaan tidak aman. Penyebab resistensi
terhadap perubahan adalah ancaman terhadap kepentingan diri, keadaan memalukan, perasaan tidak
aman, kebiasaan, kepuasan dengan diri sendiri, kehilangan kekuasaan, dan ketidak setujuan objektif.

Perubahan tidak selalu merupakan hasil pengambilan keputusan rasional. Perubahan biasanya
terjadi sebagai respons terhadap tiga aktifitas yang berbeda yaitu :
a. Perubahan Spontan

Perubahan spontan juga disebut perubahan yang reaktif atau tidak direncanakan, karena
perubahan ini tidak benar-benar di antisipasi, tidak dapat dihindari dan terdapat sedikit atau tidak ada
waktu untuk merencanakan strategi respons. Contoh perubahan spontan yang memengaruhi individu
adalah infeksi virus akut, cedera medula spinalis, dan tawaran sukarela posisi baru.

b. Perubahan Perkembangan

Perubahan perkembangan mengacu pada perubahan fisiopsikologis yang terjadi selama


siklus kehidupan individu atau perkembangan organisasi menjadi lebih kompleks.Contoh perubahan
perkembangan individu adalah bertambahnya ukuran dan kompleksitas embrio manusia dan janin dan
berkurangnya kemampuan fisik pada lansia.

c. Perubahan Terencana

Menurut Lippitt (1973), perubahan terencana adalah upaya yang disengaja dan bertujuan oleh
individu, kelompok, organisasi, atau sistem sosial yang lebih besar untuk memengaruhi status quo
(menetap) itu sendiri, organisme lain, atau suatu situasi. Keterampilan memecahkan masalah,
keterampilan mengambil keputusan, dan keterampilan interpersonal adalah faktor-faktor penting dalam
perubahan terencana.

Contoh perubahan terencana adalah individu yang memutuskan untuk memperbaiki status
kesehatannya dengan menghadiri program berhenti merokok atau melakukan program olahraga.

Teori Proses Berubah

Perkembangan profesi keperawatan tidak lepas dari konsep berubah yang dimiliki oleh para
praktisi, akedemisi atau seorang yang masih ingin mengembangkan keperawatan, yang memiliki
keyakinan dan teori perubahan yang dimilikinya. Sebagai gambaran dalam merubah profesi
keperawatan kearah yang lebih professional, ada beberapa teori perubahan yang dapat diketahui
seperti :

a.Kurt Lewin (1951)

Perubahan Menurut pandangan Kurt Lewin 1951, seseorang yang akan mengadakan suatu
harus memiliki konsep tentang perubahan yang tercantum dalam tahap proses perubahan agar proses
perubahan tersebut menjadi terarah dan mencapai tujuan yang ada. Tahap tersebut antara lain:
1). Tahap Pencairan (Unfreezing)

Pada tahap awal ini yang dapat dilakukan bagi seseorang yang mau mengadakan proses perubahan
adalah harus memiliki motivasi yang kuat untuk merubah dari keadaan semula dengan merubah
terhadap keseimbangan yang ada. Di samping itu juga perlu menyiapkan diri dan siap untuk merubah
atau melakukan perubahan.

2).Tahap Bergerak (Moving)

Pada tahap ini sudah dimulai adanya suatu pergerakan kearah sesuatu yang baru

atau perkembangan terbaru. Proses perubahan tahap ini dapat terjadi apabila seseorang telah
memiliki informasi yang cukup serta sikap dan kemampuan untuk berubah, Juga memiliki kemampuan
dalam memahami masalah serta mengetahui langkah-lanhkah dalam menyesuaikan masalah

3).Tahap Pembekuan (Refreezing)

Tahap ini merupakan tahap pembekuan dimana seseorang yang mengadakan perubahan kelak
mencapai tingkat atau tahapan yang baru dengan keseimbangan yang baru. Proses pencapaian yang
baru perlu dipertahankan dan selalu terdapat upaya mendapatkan umpan balik, pembinaan tersebut
dalam upaya mempertahankan perubahan yang telah dicapai.

Berdasarkan langkah-langkah menurut Kurt Lewin dalam proses perubahan ditemukan banyak
hambatan. Hambatan tersebut yang akan mempertahankan status quo (menetap) agar tidak terjadi
perubahan. Karena itu diperlukan kemampuan yang benar-benar ada dalam konsep perubahan sesuai
dengan tahapan berubah.

b.Rogers E (1962)

Menurut Rogers E untuk menandakan suatu perubahan perlu ada beberapa tersebut antara lain :

1). Tahap Awareness

Tahap ini merupakan tahap awal yang mempunyai arti bahwa dalam mengadakan perubahan
diperlukan adanya kesadaran untuk berubah apabila tidak ada kesadaran untuk berubah, maka tidak
mungkin tercipta suatu perubahan.

2). Tahap Interest

Tahap yang kedua dalam mengadakan perubahan harus timbul perasaan minat terhadap perubahan
yang selalu memperhatikan terhadap sesuatu yang baru dari perubahan yang dikenalkan. Timbulnya
minat akan mendorong dan menguatkan kesadaran untuk berubah.
3). Tahap Evaluasi

Tahap ini terjadi penilaian tarhadap sesuatu yang baru agar tidak terjadi hambatan yang akan
ditemukan selama mengadakan perubahan. Evaluasi ini dapat memudahkan tujuan dan langkah dalam
melakukan perubahan.

4). Tahap Trial

Tahap ini merupakan tahap uji coba terhadap sesuatu yang baru atau hasil perubahan dengan
harapan sesuatu yang baru dapat diketahui hasilnya sesaui dengan kondisi atau situasi yang ada, dan
memudahkan untuk diterima oleh lingkungan.

5). Tahap Adoption

Tahap ini merupakan tahap terakhir dari perubahan yaitu proses penerimaan terhadap sesuatu yang
baru setelah dilakukan uji coba dan merasakan adanya manfaat dari sesuatu yang baru sehingga selalu
mempertahankan hasil perubahan.

c. Lippit (1973)

Lippit memandang teori perubahan dapat dilaksanak dari tinjauan sebagai seorang pembaharu,
dengan memperkenalkan terjadinya perubahan, sehingga terdapat beberapa langkah yang ditempuh
untuk dapat mengadakan pembaharuan. Langkah yang dimaksud adalah :

1).Menetukan diagnosis terlebih dahulu masalah yang ada

2).Mengadakan pengkajian terhadap motivasi perubahan serta kemampuan perubahan.

3).Melakukan pengkajian perubahan terhadap hasil atau manfaat dari suatu perubahan.

4).Menetapkan tujuan perubahan yang dilaksanakan berdasarkan langkah yang ditempuhnya.

5).Menetapkan peran dari pembaharuan sebagai pendidik, peneliti atau pemimpin dalam
pembaharuan.

6).Mempertahankan dari hasil perubahan yang dicapainya.

7).Melakukan penghentian bantuan secara bertahap dengan harapan peran dan tanggung jawab dapat
tercapai secara bertahap.

d.Teori Havelock
Teori ini merupakan modifikasi dari teori Lewin dengan menekankan perencanaan yang akan
mempengaruhi perubahan. Enam tahap sebagai perubahan menurut Havelock.

1).Membangun suatu hubungan,

2).Mendiagnosis masalah,

3).Mendapatkan sumber-sumber yang berhubungan,

4).Memilih jalan keluar,

5). Meningkatkan penerimaan,

6). Stabilisasi dan perbaikan diri sendiri.

e.Teori Spradley

Spradley menegaskan bahwa perubahan terencana harus secara konstan dipantau untuk
mengembangkan hubungan yang bermanfaat antara agen berubah dan sistem berubah. Berikut adalah
langkah dasar dari model Spradley:

1). Mengenali gejala

2). Mendiagnosis masalah

3). Menganalisa jalan keluar

4). Memilih perubahan

5). Merencanakan perubahan

6). Melaksanakan perubahan

7). Mengevaluasi perubahan

8). Menstabilkan perubahan

Hannamargareth. (2011). prinsip-prinsip pendekatan secara holistic dalam konteks keperawatan-2

Nursalam.”Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional2011ners.unair.ac.id/.../BUKU-MANAJEMEN-


2011.pdf tanggal download 27 September 2013

2.3 Konsep Holistic Care (Caring,Humanisme&Holisme )


Didasarkan pada konsep keperawatan holistik yang meyakini bahwa penyakit yang dialami
seseorang bukan saja merupakan masalah fisik yang hanya dapat diselesaikan dengan pemberian obat
semata.Pelayanan keperawatan holistik memberikan pelayanan kesehatan dengan lebih memperhatikan
keutuhan aspek kehidupan sebagai manusia yang meliputi kehidupan jasmani, mental, sosial dan
spiritual yang saling mempengaruhi. Klinik ini tidak saja menawarkan pelayanan keperawatan dengan
memanfaatkan teknologi perawatan moderen maupun beragam terapi alternatif ataupun
komplementer, tetapi juga pelayanan konseling dan promosi kesehatan untuk semua. Aspek dari holistic
care yaitu :

a. Caring

Caring adalah cara yang memiliki makna dan memotivasi tindakan. Caring juga didefinisikan sebagai
tindakan yang bertujuan memberikan asuhan fisik dan memperhatikan emosi sambil meningkatkan rasa
aman dan keselamatan klien (Carruth et all, 1999) Sikap caring diberikan melalui kejujuran, kepercayaan,
dan niat baik

b. Konsep Caring

Caring merupakan fenomena universal yang berkaitan dengan cara seseorang berpikir, berperasaan dan
bersikap ketika berhubungan dengan orang lain. Caring dalam keperawatan dipelajari dari berbagai
macam filosofi dan perspektif etik . Mayehoff memandang caring sebagai suatu proses yang berorientasi
pada tujuan membantu orang lain bertumbuh dan mengaktualisasikan diri. Mayehoff juga
memperkenalkan sifat-sifat caring seperti sabar, jujur, rendah hati. Sedangkan Sobel mendefinisikan
caring sebagai suatu rasa peduli, hormat dan menghargai orang lain. Artinya memberi perhatian dan
mempelajari kesukaan-kesukaan seseorang dan bagaimana seseorang berpikir, bertindak dan
berperasaan Marriner dan Tomey (1994) menyatakan bahwa caring merupakan pengetahuan
kemanusiaan, inti dari praktik keperawatan yang bersifat etik dan filosofikal.Caring bukan semata-mata
perilaku..Caring menolong klien meningkatkan perubahan positif dalam aspek fisik, psikologis, spiritual,
dan sosial.Bersikap caring untuk klien dan bekerja bersama dengan klien dari berbagai lingkungan
merupakan esensi keperawatan.Dalam memberikan asuhan, perawat menggunakan keahlian, kata-kata
yang lemah lembut, sentuhan, memberikan harapan, selalu berada disamping klien, dan bersikap caring
sebagai media pemberi asuhan (Curruth, Steele, Moffet, Rehmeyer, Cooper, & Burroughs, 1999).

c. Human care

Merupakan hal yang mendasar dalam teori caring. Menurut Pasquali dan Arnold (1989) serta
Watson (1979), human care terdiri dari upaya untuk melindungi, meningkatkan, dan menjaga atau
mengabdikan rasa kemanusiaan dengan membantu orang lain mencari arti dalam sakit, penderitaan,
dan keberadaannya serta membantu orang lain untuk meningkatkan pengetahuan dan pengendalian diri
.Watson (1979) yang terkenal dengan Theory of Human Care, mempertegas bahwa caring sebagai jenis
hubungan dan transaksi yang diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan
melindungi pasien sebagai manusia, dengan demikian mempengaruhi kesanggupan pasien untuk
sembuh .Caring sebagai suatu moral imperative (bentuk moral) sehingga perawat harus terdiri dari
orang-orang yang bermoral baik dan memiliki kepedulian terhadap kesehatan pasien, yang
mempertahankan martabat dan menghargai pasien sebagai seorang manusia, bukan malah melakukan
tindakan amoral pada saat melakukan tugas pendampingan perawatan.Caring juga sebagai suatu affect
yang digambarkan sebagai suatu emosi, perasaan belas kasih atau empati terhadap pasien yang
mendorong perawat untuk memberikan asuhan keperawatan bagi pasien. Dengan demikian perasaan
tersebut harus ada dalam diri setiap perawat supaya mereka bisa merawat pasien . Para perawat dapat
diminta untuk merawat, namun tidak dapat diperintah untuk memberikan asuhan dengan menggunakan
spirit caring . Spirit caring seyogyanya harus tumbuh dari dalam diri perawat dan berasal dari hati
perawat yang terdalam.Spirit caring bukan hanya memperlihatkan apa yang dikerjakan perawat yang
bersifat tindakan fisik, tetapi juga mencerminkan siapa dia. Oleh karenanya, setiap perawat dapat
memperlihatkan cara yang berbeda ketika memberikan asuhan kepada klien .

http://wordpress.com/2012/07/pelayanan-keperawatan.html#sthash.wvX7ka5j.dpuf

2.4 Transcultural Nursing

Transcultural Nursing adalah suatu area/wilayah keilmuwan budaya pada proses belajar dan
praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan kesamaan diantara budaya dengan
menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya manusia, kepercayaan dan tindakan,
dan ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan khususnya budaya atau keutuhan
budaya kepada manusia (Leininger, 2002).

Asumsi mendasar dari teori adalah perilaku Caring. Caring adalah esensi

dari keperawatan, membedakan, mendominasi serta mempersatukan tindakan

keperawatan. Tindakan Caring dikatakan sebagai tindakan yang dilakukan dalam memberikan dukungan
kepada individu secara utuh. Perilaku Caring semestinya diberikan kepada manusia sejak lahir, dalam
perkembangan dan pertumbuhan,

masa pertahanan sampai dikala manusia itu meninggal. Humancaring secara


umum dikatakan sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan dukungan dan

bimbingan pada manusia yang utuh. Human caring merupakan fenomena yang universal dimana
ekspresi, struktur dan polanya bervariasi diantara kultur satu tempat dengan tempat lainnya.

Konsep dalam Transcultural Nursing

a. Budaya adalah norma atau aturan tindakan dari anggota kelompok yang

dipelajari, dan dibagi serta memberi petunjuk dalam berfikir, bertindak dan
mengambil keputusan.

b. Nilai budaya adalah keinginan individu atau tindakan yang lebih diinginkan atau sesuatu
tindakan yang dipertahankan pada suatu waktu tertentu dan melandasi tindakan dan
keputusan.

c. Perbedaan budaya dalam asuhan keperawatan merupakan bentuk yang optimal dalam
pemberian asuhan keperawatan, mengacu pada kemungkinan variasi pendekatan
keperawatan yang dibutuhkan untuk memberikan asuhan budaya yang menghargai nilai
budaya individu, kepercayaan dan tindakan termasuk kepekaan terhadap lingkungan
dari individu yang datang dan individu yang mungkin kembali lagi (Leininger, 1985).

d. Etnosentris adalah persepsi yang dimiliki oleh individu yang menganggap bahwa
budayanya adalah yang terbaik diantara budaya-budaya yang dimiliki oleh orang lain.

e. Etnis berkaitan dengan manusia dari ras tertentu atau kelompok budaya yang
digolongkan menurut ciri-ciri dan kebiasaan yang lazim.

f. Ras adalah perbedaan macam-macam manusia didasarkan pada


mendiskreditkan asal muasal manusia.

g. Etnografi adalah ilmu yang mempelajari budaya. Pendekatan metodologi pada


penelitian etnografi memungkinkan perawat untuk mengembangkan kesadaran yang tinggi
pada perbedaan budaya setiap individu, menjelaskan dasar observasi untuk mempelajari
lingkungan dan orang-orang, dan saling memberikan timbal balik diantara keduanya.

h. Care adalah fenomena yang berhubungan dengan bimbingan, bantuan, dukungan perilaku
pada individu, keluarga, kelompok dengan adanya kejadian untuk memenuhi kebutuhan baik
aktual maupun potensial untuk meningkatkan kondisi dan kualitas kehidupan manusia.

i. Caring adalah tindakan langsung yang diarahkan untuk membimbing, mendukung dan
mengarahkan individu, keluarga atau kelompok pada keadaan yang nyata atau antisipasi kebutuhan
untuk meningkatkan kondisi kehidupan manusia.
j. Cultural Care berkenaan dengan kemampuan kognitif untuk mengetahui nilai, kepercayaan dan pola
ekspresi yang digunakan untuk mebimbing, mendukung atau memberi kesempatan individu,
keluarga atau kelompok untuk mempertahankan kesehatan, sehat, berkembang dan bertahan
hidup, hidup dalam keterbatasan dan mencapai kematian dengan damai.

k. Culturtal imposition berkenaan dengan kecenderungan tenaga kesehatan untuk memaksakan


kepercayaan, praktik dan nilai diatas budaya orang lain karena percaya bahwa ide yang dimiliki oleh
perawat lebih tinggi daripada kelompok lain.

Keperawatan Transkultural dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Keperawatan transkultural adalah suatu proses pemberian asuhan keperawatan yang


difokuskan kepada individu dan kelompok untuk mempertahankan, meningkatkan
perilaku sehat sesuai dengan latar belakang budaya.

2. Pengkajian asuhan keperawatan dalam konteks budaya sangat diperlukan untuk


menjembatani perbedaan pengetahuan yang dimiliki oleh perawat dengan klien.

3. Diagnosa keperawatan transkultural yang ditegakkan dapat mengidentifikasi tindakan


yang dibutuhkan untuk mempertahankan budaya yang sesuai dengan kesehatan,
membentuk budaya baru yang sesuai dengan kesehatan atau bahkan mengganti budaya
yang tidak sesuai dengan kesehatan dengan budaya baru.

4. Perencanaan dan pelaksanaan proses keperawatan transkultural tidak dapat begitu saja
dipaksakan kepada klien sebelum perawat memahami latar belakang budaya klien
sehingga tindakan yang dilakukan dapat sesuai dengan budaya klien.

5. Evaluasi asuhan keperawatan transkultural melekat erat dengan perencanaan dan


pelaksanaan proses asuhan keperawatan transkultural.

BAB III

PEMBAHASAN

Pada tahun 1964 model ini banyak digunakan sebagai falsafah dasar danmodel konsep
dalam pendidikan keperawatan, model adaptasi Roy adalah sistemmodelyang essensial dalam
keperawatan, asumsi dasar model ini adalah :
1. Individu adalah mahluk biopsikososial sebagai satu kesatuan yang utuh, seseorang dikatakan sehat
jika memenuhi kebutuhan biologis, psikologis dan social

2. Setiap orang selalu menggunakan koping yang bersifat positif maupun negatif untuk beradaptasi

3. Setiap individu berespon terhadap kebutuhan fisiologis maupun untuk hidup mandiri.

3.2.1 Perubahan dalam keperawatan

Dalam perkembangannya keperawatan juga mengalami proses perubahan

seiring dengan kemajuan dan teknologi. Alasan terjadinya perubahan dalam keperawatan antara lain:

1) Keperawatan Sebagai Profesi

Keperawatan sebagai profesiyang diakui oleh masyarakat dalam memberikan pelayanan


kesehatan melalui asuhan keperawatan tentu akan dituntut untuk selalu berubah kearah kemandirian
dalam profesi keperawatan, sehingga sebagai profesi akan mengalami perubahan kearah professional
dengan menunjukan agar profesi keperawatan diakui oleh profesi bidang kesehatan yang sejajar dalam
pelayanan kesehatan.

2) Keperawatan Sebagai Bentuk Pelayanan Asuhan Keperawatan

Keperawatan sebagai bentuk pelayanan asuhan keperawatan professional yang diberikan kepada
masyarakat akan terus memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat dengan mengadakan perubahan
dalam penerapan model asuhan keperawatan yang tepat, sesuai dengan lingkup praktek keperawatan.

3) Keperawatan Sebagai Ilmu Pengetahuan

Keperawatan sebagai ilmu pengetahuan terus selalu berubah dan berkembang sejalan dengan
tuntutan zaman dan perubahan teknologi, karena itu dituntut selalu mengadakan perubahan melalui
penelitian keperawatan sehingga ilmu keperawatan diakui secara bersama oleh disiplin ilmu lain yang
memiliki landasan yang kokoh dalam keilmuan.

4) Keperawatan Sebagai Komunikasi

Keperawatan sebagai komunikasi dalam masyarakat ilmiah harus selalu menunjukkan jiwa
professional dalam tugas dan tanggung jawabnya dan selalu mengadakan perubahan sehingga citra
sebagai profesi tetap bertahan dan berkembang.
● Manfaat perubahan dalam keperawatan

a. Meningkatkan kesejahteraan dan kenyamanan bagi perawat dan klien,

b. Meningkatkan profitability,

c. Meningkatkan kinerja ,

d. Memberikan kepuasan bagi individu dan kehidupan sosialnya.

3.3.3 Konsep Holistic Care

Konsep holistic care pada dasarnya mempunyai 3 aspek yaitu :

a.Caring merupakan fenomena universal yang berkaitan dengan cara seseorang berpikir,
berperasaan dan bersikap ketika berhubungan dengan orang lain. J

b.Humanisme adalah istilah umum untuk berbagai jalan pikiran yang berbeda yang memfokuskan
dirinya ke jalan keluar umum dalam masalah-masalah atau isu-isu yang berhubungan dengan manusia.
Humanisme telah menjadi sejenis doktrin beretika yang cakupannya diperluas hingga mencapai seluruh
etnisitas manusia, berlawanan dengan sistem-sistem beretika tradisonal yang hanya berlaku bagi
kelompok-kelompok etnis.

c.Holisme adalah nama yang diberikan kepada keyakinan bahwa adalah penting bahwa semua
terkait erat. Holistik Sebuah melihat dirinya terus-menerus sebagai bagian dari keseluruhan dan
menganggap yang lain (manusia, hewan, tumbuhan atau objek) sebagai yang lain aku. Holistik ini
memandang pemisahan sebagai ilusi yang diciptakan oleh pikiran.

3.2.4 Transcultural nursing

· Transcultural Nursing

Transcultural Nursing adalah bagaimana keperawatan profesional berinteraksi dengan konsep


budaya. Berbasis di antropologi dan keperawatan, hal ini didukung oleh teori keperawatan, penelitian,
dan praktik. Ini adalah khusus kognitif tertentu dalam keperawatan yang berfokus pada budaya global
dan peduli budaya komparatif, kesehatan, dan fenomena keperawatan. Ini didirikan pada tahun 1955
sebagai daerah resmi penyelidikan dan praktek.

· Konsep Transcultural

Menurut Kazier Barabar tahun 1983 dalam bukunya yang berjudul fundamental of nursing
concept and procedurs mengatakan pada konsep keperawatan adalah tindakan keperawatan yang
merupakan konfigurasi dari ilmu kesehatan dari seni merawat yang meliputin pengetahuan ilmu
humanistic, philosopi perawat,praktik klinis keperawatan,komunikasi dan ilmu sosial.

• Kesimpulan Transcutural Nursing

Keperawatan Transkultural adalah suatu proses pemberian asuhan keperawatan yang difokuskan
kepada individu atau kelompok untuk mempertahankan , meningkatkan prilaku sehat sesuai dengan
latar belakang . hal ini bertujuan untuk menjembatani perbedaan pengetahuan yang dimiliki oleh
perawatdemgan klien . dan hal ini dibutuuhkan untuk mempertahankan , membentuk dan mengganti
budaya yg sesuai dengan kesehatan .

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

· Berdasarkan teori diatas kami kelompok dapat menyimpulkan bahwa prinsip-prinsip keperawatan
secara holistik yang di dalamnya memiliki teori sistem dan konsep berubah merupakan bahan ajar yang
memudahkan kami sebagai seorang perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat.

· Sistem akan berjalan lancar apabila di gerakkan secara bersama- sama tanpa mengesampingkan
yang lainnya. Begitu juga dengan konsep perubahan. Perubahan dapat membawa individu menjadi
lebih berkembang sesuai dengan kemampuan masing-masing.
4.2 Saran

1. Sebaiknya sebagai seorang perawat, apabila akan melakukan pelayanan kesehatan, perawat
harus mempelajari dahulu apa-apa yang menjadi prioritas dalam memberikan pelayanan kesehatan
sehingga tidak menimbulkan hal-hal yang merugikan pasien.

2. Perawat harus mempelajari sistem dan perubahan yang ada dalam diri seorang pasien tanpa
membandingkan status ekonomi dari pasien tersebut sehingga tidak menimbulkan perbedaan
pendapat.

3. Hadapi setiap perubahan dengan tenang dan penuh humor (yakinlah bahwa perubahan adalah hal
yg sulit, dan menjadi agen pembaharuan akan lebih sulit).

DAFTAR PUSTAKA

Nasir,abdul.(2009).komunikasi dalam keperawatan teori dan aplikasi.salemba.medika

Hannamargareth. (2011). prinsip-prinsip pendekatan secara holistic dalam konteks keperawatan-2

wordpress.com(2012).pelayanan-keperawatan.html

Anda mungkin juga menyukai