“AKUNTANSI ASET”
DISUSUN OLEH:
3A-D4
JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
TAHUN 2017/2018
PEMBAHASAN
AKUNTANSI ASET
1. Pengertian Aset
Ada beberapa pengertian dari lembaga-lembaga akuntansi mengenai aset,
diantaranya adalah sebagai berikut:
Menurut FASB (1980: par 19): “Assets are probable future economic benefits
obtained orcontrolled by a perticular entity as a result of past transactions or
events” atau Aset adalah manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti atau
diperoleh atau dikuasai/dikendalikan oleh suatu entitas akibat transaksi atau
kejadian masa lalu.
Menurut IASC/IAI: “An asset is resource controlled by the enterprise as a result
of past events and from which future economic benefits are expected to flow to the
enterprise.” Atau Aset adalah sumber daya yang dikendalikan oleh perusahaan
sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa
depan diharapkan mengalir ke perusahaan.
Menurut AASB: “Assets are service potential or future economic benefits
controlled by the reporting entity as a result of past transaction or other past
events.” Atau Aset adalah potensi layanan atau manfaat ekonomi masa depan
yang dikendalikan oleh entitas pelaporan sebagai akibat dari transaksi masa lalu
atau peristiwa masa lalu lainnya.
Menurut IAI dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) menjabarkan definisi
aset sebagai berikut: “Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan
sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa
depan diharapkan akan diperoleh perusahaan.”
Menurut APB mendefinisikan aet sebagai sumber ekonomik karena adanya unsur
kelangkaan sehingga suatu entitas harus mengendalikannya dari akses pihak lain
melalui transakasi ekonomik. APB juga membedakan aset menjadi yang
digolongkan sebagai sumber ekonomik sebagai berikut:
1) Sumber produktif : Sumber produkitf kesatuan usaha yang meliputi bahan
baku, gedung, pabrik, perlengkapan, sumber alam, paten dan semacamnya,
jasa, dan sumber lain yang digunakan dalam produksi barang dan jasa dan
hak kontraktual atas sumber produktif meliputi semua hak untuk
menggunakan sumber ekonomik pihak lain dan hak untuk mendapatkan
barang atau jasa dari pihak lain.
2) Produk yang merupakan keluaran kesatuan usaha terdiri atas: Barang jadi
yang menunggu penjualan dan barang dalam proses.
3) Uang.
4) Klaim untuk menerima uang.
5) Hak kepemilikan atau investasi pada perusahaan lain.
4. Pengukuran Aset
Salah satu kriteria pengakuan aset adalah keterukuran (measureability)manfaat
ekonomik yang akan datang. Yang dimaksud pengukuran di sini adalah penentuan jumlah
rupiah yang harus dilekatkan pada suatu objek aset pada saat terjadinya, yang akan
dijadikan data dasar untuk mengikuti aliran fisis objek tersebut.
Dan jika suatu sumberdaya yang diperoleh suatu perusahaan tidak
andal (reliable) pada elemen pengukurannya, maka sumberdaya tersebut tidak dapat
ditampilkan sebagai aset melainkan diakui sebagai pendapatan ketika terjadi transaksi.
Menaksir Nilai Ekonomi Secara Wajar
1) Nilai tunai
Dalam menghitung Nilai Kas Sekarang, terdapat tiga hal yang diperlukan,
yaitu perkiraan jumlah kas masuk bersih, tingkat bunga, dan jangka waktu
produksi mesin.
2) Nilai pasar
Kondisi yang mempengaruhi harga pasar adalah:
o Adanya pasar yang berbeda, tidak saja lokasi yang berbeda, tetapi juga
kondisi lingkungan pun berpengaruh terhadap harga pasar untuk produk
yang sama meskipun di kota yang sama.
o Dalam pasar yang tidak sempurna, waktu dan upaya untuk mendapatkan
harga terbaik tetap dilakukan oleh pembeli, sehingga dapat menimbulkan
harga yang berbeda di antara pembeli.
o Pelayanan purna jual juga berpengaruh terhadap harga yang disetujui.
5. Penilaian Aset
Di dalam akuntansi, istilah pengukuran dan penilaian sering tidak dibedakan
karena adanya asumsi bahwa akuntansi menggunakan unit moneter untuk mengukur
makna ekonomik (economic attribute) suatu objek, pos, atau elemen. Pengukuran
biasanya digunakan dalam akuntansi untuk menunjuk proses penentuan jumlah rupiah
yang harus dicatat untuk objek pada saat pemerolehan. Penilaian biasanya digunakan
untuk menunjuk proses penentuan jumlah rupiah yang harus dilekatkan pada tiap elemen
atau pos statemen keuangan pada saat penyajian.
Tujuan dari penilaian aset adalah untuk merepresentasi atribut pos-pos aset yang
berpaut dengan tujuan laporan keuangan dengan menggunakan basis penilaian yang
sesuai. Sedangkan tujuan pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi yang dapat
membantu investor dan kreditor dalam menilai jumlah, saat, dan ketidakpastian aliran kas
bersih ke badan usaha. Singkatnya, tujuan penilaian aset harus berpaut dengan tujuan
pelaporan keuangan.
FASB mengidentifikasi lima makna atau atribut yang dapat direpresentasi
berkaitan dengan aset, dasar penilaian menurut FASB (SFAC No. 5, prg. 67) dapat
diringkas sebagai berikut:
1) Historical cost. Tanah, gedung, perlengkapan, perlengkapan pabrik, dan
kebanyakan sediaan dilaporkan atas dasar kos* historisnya yaitu jumlah rupiah
kas atau setaranya yang dikorbankan untuk memperolehnya. Kos historis ini
tentunya disesuaikan dengan jumlah bagian yang telah didepresiasi atau
diamortisasi.
2) Current (replacement) cost. Beberapa sediaan disajikan sebesar nilai sekarang
atau penggantinya yaitu jumlah rupiah kas atau setaranya yang harus dikorbankan
kalau aset tertentu diperoleh sekarang.
3) Current market value. Beberapa jenis investasi dalam surat berharga disajikan
atas dasar nilai pasar sekarang yaitu jumlah rupiah kas atau setaranya yang dapat
diperoleh kesatuan usaha dengan menjual aset tersebut dalam kondisi perusahaan
yang normal (tidak akan dilikuidasi). Nilai pasar sekarang juga digunakan untuk
aset yang kemungkinan akan laku dijual dibawah nilai bukunya.
4) Net realizable value. Beberapa jenis piutang jangka pendek dan persediaan barang
disajikan sebesar nilai terealisasi bersih yaitu jumlah rupiah kas atau setaranya
yang akan diterima (tanpa didiskun) dari aset tersebut dikurangi dengan
pengorbanan (kos) yang diperlukan untuk mengkonversi aset tersebut menjadi kas
atau setaranya.
5) Present (or discounted) value of future cash flows. Piutang dan investasi jangka
panjang disjikan sebesar nilai sekarang penerimaan kas di masa mendatang
sampai piutangterlunasi (dengan tarif diskun implisit) dikurangi dengan tambahan
kos yang mungkin diperlukan untuk mendapatkan penerimaan tersebut.
Beberapa Atribut Nilai
1) Nilai sekarang (present value)
Digunakan untuk aset moneter jangka panjang, seperti piutang jangka
panjang, hutang jangka panjang, obligasi jangka panjang dan sewa guna usaha.
2) Kas yang diharapkan
Yaitu uang tunai yang dapat diharapkan terkumpul dalam jangka pendek.
Nilai ini digunakan untuk menilai piutang yang kemungkinan dapat ditagih.
3) Harga historis
Biasanya digunakan untuk aset non-moneter seperti persediaan, tanah,
gedung, mesin dan peralatan. Alternatif lain untuk menilai aset-aset tersebut
adalah harga terkini dan exit price.
4) Harga pasar
Dalam hal menilai persediaan dapat digunakan harga pasar atau perolehan
mana yang lebih rendah. Bahkan dalam kondisi tertentu, misal barang yang
ketinggalan jaman atau rusak dapat dinilai dengan nilai yang lebih realistis,
karena harga historis tidak memadai lagi.
6. Penyajian Aset
Pengungkapan dan penyajian pos-pos aset harus dipelajari dari standar yang
mengatur tiap pos. Secara umum, prinsip akuntansi berterima umum memberi pedoman
penyajian dan pengungkapan aset sebagai berikut:
1) Aset disajikan di sisi debit atau kiri dalam neraca berformat akun atau di bagian
atas dalam neraca berformat laporan.
2) Aset diklasifikasi menjadi aset lancar dan aset tetap.
3) Aset diurutkan penyajiannya atas dasar likuiditas atau kelancarannya, yang paling
lancar dicantumkan pada urutan pertama.
4) Kebijakan akuntansi yang berkaitan dengan pos-pos tertentu harus diungkapkan
(misalnya metoda depresiasi aset tetap dan dasar penilaian sediaan barang.
Ridho Darul Fadli. (2015), “Teori Akuntansi Konsep Aset”, 1-9. (online),
(https://www.academia.edu/13569506/Teori_Akuntanai_Bab_5_Konsep_Aset), diakses
(14 April 2018).