Anda di halaman 1dari 39

Laporan Praktikum

Laboratorium Teknik Material 1


Modul A Uji Tarik

oleh :
Nama : Catia Julie Aulia

NIM : 13714035
Kelompok :7
Anggota (NIM) : 1. Conrad Cleave Bonar (13714008)
2. Catia Julie Aulia (13714035)
3. Hutomo Tanoto (13714044)
4. Fakhri Arsyi Hawari (13714051)

Tanggal Praktikum : Rabu, 13 April 2016


Tanggal Penyerahan Laporan : Selasa, 19 April 2016
Nama Asisten (NIM) : I Gede Bagus Eka S. W. (13712055)

Laboratorium Metalurgi dan Teknik Material


Program Studi Teknik Material Fakultas
Teknik Mesin dan Dirgantara Institut
Teknologi Bandung 2016
Catia Julie Aulia
13714035

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sesuai dengan namanya, uji tarik adalah pengujian mekanik yang
memberikan beban tarik pada material uji dengan kecepatan pembebanan yang
statis. Uji tarik merupakan salah satu pengujian yang bersifat merusak. Standar
pengujian tarik mengacu pada ASTM E8/E8M. Uji tarik banyak digunakan di
industri karena informasi yang diberikannya mengenai sifat mekanik material
cukup banyak dan mudah untuk diolah. Selain itu, pengujian ini juga dapat
digunakan untuk hampir semua jenis material, dimulai dari logam, keramik, dan
polimer.
Informasi yang diperoleh dari uji tarik biasa digunakan sebagai dasar
pemilihan material, pengembangan paduan, kontrol kualitas, dan proses desain
dalam berbagai kondisi. Pada awalnya, banyak industri yang membutuhkan bahan
baku untuk membuat suatu produk. Untuk memastikan kualitas bahan baku yang
dibutuhkan dan memastikan apakah bahan baku yang ada sesuai atau tidak,
dilakukanlah uji tarik.

1.2 Tujuan Praktikum


Tujuan dari Praktikum Uji Tarik adalah :
1. Menentukan modulus elastisitas spesimen.
2. Menentukan nilai yield strength spesimen.
3. Menentukan nilai ultimate tensile strength spesimen.
4. Menentukan nilai konstanta kekuatan dan koefisien strain hardening.
5. Menentukan ductility spesimen.
6. Mengetahui fenomena yang terjadi pada uji tarik.

Page 2 of 39
Catia Julie Aulia
13714035

BAB II
TEORI DASAR

2.1 Uji Tarik


Uji tarik adalah pengujian mekanik yang memberikan beban tarik pada
material uji dengan kecepatan pembebanan yang statis. Pada uji tarik, spesimen
diberi beban gaya tarik pada satu sumbu yang bertambah secara kontinyu,
bersamaan dengan itu dilakukan pengamatan terhadap perpanjangan yang dialami
oleh benda uji. Standar pengujian tarik mengacu pada ASTM E8/E8M.

2.2 Skema Uji Tarik

(Sumber : Callister, William D. “Materials and Science Engineering An Introduction”, 6th edition.
John Wiley & Sons, Inc. 2003.)
Gambar 1. Skema Alat Uji Tarik

Pada uji tarik, spesimen dipasang pada mesin uji tarik dan dihubungkan ke
extensometer melalui strain gauge. Extensometer adalah alat yang mengukur
perubahan panjang yang dialami spesimen dengan strain gauge sebagai sensor.
Crosshead bergerak sehingga membuat load cell bergerak. Load cell akan
memberikan gaya dan menimbulkan tegangan tarik pada spesimen. Spesimen
yang menerima tegangan tarik akan mengalami perubahan panjang. Perubahan

Page 3 of 39
Catia Julie Aulia
13714035

panjang yang terjadi pada spesimen akan terdeteksi oleh strain gauge yang
terpasang pada spesimen dan terukur oleh extensometer yang terhubung pada
strain gauge. Data perubahan panjang dan perubahan gaya yang diterima oleh
spesimen pun diperoleh dan dapat diolah lebih lanjut.

2.3 Spesimen Uji Tarik

(Sumber : ASTM E 8M)


Gambar 2. Bentuk Spesimen Uji Tarik

Berdasarkan standar ASTM E8/E8M, untuk jenis material logam, panjang


gage length spesimen adalah 4 kali diameter spesimen. Spesimen uji berbentuk
silinder dengan dimensi sebagai berikut :

Standard Small-Size Specimen Proportional to Standard


Specimen

12,5 9 6 4 2,5
G 62,5 ± 0,1 45,0 ± 0,1 30,0 ± 0,1 20,0 ± 0,1 12,5 ± 0,1
D 12,5 ± 0,2 9,0 ± 0,1 6,0 ± 0,1 4,0 ± 0,1 2,5 ± 0,1
R 10 8 6 4 2
A 75 54 36 24 20

Dengan :
G = Gage length
D = Diameter
R = Radius of fillet

Page 4 of 39
Catia Julie Aulia
13714035

A = Length of reduced section

2.4 Baja ST-37


Baja ST-37 merupakan salah satu jenis baja yang paling sering digunakan.
[1]
Berdasarkan literatur , nilai modulus elastisitas baja ST37 adalah 200 GPa. Baja
ini mempunyai nilai ultimate tensile strength sebesar 370 MPa (tidak diberi
perlakuan) dengan yield strength sebesar 298 MPa.

2.5 Kurva Stress – Strain


Data hasil pengujian tarik dapat diolah menjadi kurva tegangan vs
regangan. Kita mengenal dua tipe stress-strain, yaitu engineering stress –
engineering strain dan true stress – true strain. Dari kurva dibawah dapat dilihat
perbedaan diantara keduanya.

(Sumber : Slide Kuliah Sifat Mekanik Material)


Gambar 3. Kurva Stress-Strain

1. Engineering Stress – Engineering Strain


Sesuai dengan namanya, engineering stress – engineering strain
adalah nilai dari tegangan dan regangan yang telah direkayasa. Rekayasa
yang dimaksud adalah dengan mengasumsikan bahwa luas penampang
untuk setiap pembebanan adalah sama, yaitu luas penampang awal. Kita

Page 5 of 39
Catia Julie Aulia
13714035

tahu, semakin diberi beban, luas penampang spesimen akan selalu turun
untuk setiap penambahan beban sehingga untuk meminimalkan faktor
geometri ini dibentuklah engineering stress – engineering strain untuk
memudahkan perhitungan.
Nilai engineering stress dapat dihitung melalui persamaan berikut :
(1)

Dengan :
2
σ = engineering stress (N/m )
F = beban yang bekerja pada spesimen (N)
2
A0 = luas penampang awal spesimen (m )
Dan untuk engineering strain dapat dihitung melalui persamaan
berikut :
(2)

Dengan :
ε = engineering strain
lo = panjang awal spesimen (m)
li = panjang akhir spesimen (m)

2. True Stress – True Strain


True stress – true strain adalah nilai tegangan dan regangan yang
sebenarnya, dimana perubahan luas penampang spesimen seiring dengan
penambahan beban juga diperhitungkan.
Nilai true stress – true strain dapat dihitung dengan mengkonversi
nilai dari engineering stress – engineering strain dengan persamaan :
a.) Sesaat sebelum necking
(3)
( ) ( )

(4)

( )
Dengan :
2
σt = true stress (N/m )

Page 6 of 39
Catia Julie Aulia
13714035

2
σ = engineering stress (N/m )
ε = engineering strain
εt = true strain

b.) Setelah terjadi necking


(5)

(6)

Dengan :
2
σt = true stress (N/m )
F = beban yang diberikan pada spesimen (N)
2
Ai = luas penampang spesimen (m )
εt = true strain
2
Ao = luas penampang awal spesimen (m )

2.6 Fenomena Pada Uji Tarik


Dalam pengujian tarik, terdapat fenomena-fenomena yang akan
terjadi, diantaranya :
1. Deformasi Elastis
Deformasi elastis adalah perubahan bentuk suatu material
secara tidak permanen, dimana material tersebut dapat kembali lagi ke
bentuk semula.

2. Deformasi Plastis
Deformasi plastis adalah perubahan bentuk suatu material secara
permanen. Meskipun beban yang diberikan dihilangkan, material tersebut
tidak dapat kembali ke bentuk semula.

3. Necking

Page 7 of 39
Catia Julie Aulia
13714035

Necking adalah penyempitan luas penampang setempat yang mulai


ada setelah beban mencapai ultimate tensile strength nya.

(Sumber : Slide Kuliah Sifat Mekanik Material)


Gambar 4. Perubahan yang Akan Terjadi Pada Material Saat Uji Tarik

4. Strain Hardening
Strain hardening adalah fenomena pada material yang
menyebabkan material tersebut menjadi lebih keras dan kuat ketika
mengalami deformasi plastis.

5. Luders Band

(Sumber : Dieter G. E. “Mechanical Metalurgy, SI Metric Edition”, 4th ed.)


Gambar 5. Luders Band

Luders band adalah fenomena yang terjadi pada baja karbon rendah
dimana nilai yield strength nya mengalami perpanjangan. Ketika

Page 8 of 39
Catia Julie Aulia
13714035

beban yang diberikan sudah mencapai yield point, tegangan yang akan
dialami material berfluktuasi pada nilai tegangan yang cukup konstan
hingga tegangan yang dialami material tersebut kembali naik.

6. Reduction Area
Reduction area adalah pengurangan luas penampang suatu material
pada saat mengalami deformasi plastis.

7. Fracture
Fracture adalah patahnya suatu material karena tidak dapat
menahan beban lagi.

2.7 Sifat Mekanik Pada Uji Tarik

(Sumber : https://en.wikipedia.org/wiki/Resilience)
Gambar 6. Sifat Mekanik Pada Uji Tarik

Dari pengujian uji tarik dapat diperoleh sifat mekanik sebagai berikut :
1. Modulus Elastisitas
Modulus elastisitas atau kekakuan adalah nilai ketahanan suatu material
untuk mengalami deformasi elastis ketika ada gaya diterapkan pada benda
itu.

Page 9 of 39
Catia Julie Aulia
13714035

2. Yielding

(Sumber : Slide Kuliah Sifat Mekanik Material)


Gambar 7. Tipe Yielding Pada Material

Yielding adalah nilai tegangan pada saat material akan terdeformasi plastis.
Tipe yielding ada 4, yaitu :
a. True Elastic Limit
Nilai tegangan minimum dimana adanya pergerakan dislokasi.
b. Proportional Limit
Nilai tegangan maksimum dimana nilai tegangannya sebanding dengan
nilai regangannya.
c. Elastic Limit
Nilai tegangan maksimum yang dapat diterima oleh suatu material
tanpa adanya regangan secara permanen.
d. Offset Yield Strength
Nilai tegangan yang dibutuhkan untuk menghasilkan regangan sebesar
0,2 persen pada material. Nilai 0,2 persen ini merupakan suatu
kesepakatan dimana pada regangan sebesar 0,2 persen, suatu material
telah mengalami deformasi plastis.

3. Ultimate Tensile Strength

Page 10 of 39
Catia Julie Aulia
13714035

Ultimate tensile strength adalah nilai tegangan maksimum yang dapat


diterima oleh suatu material.

4. Ductility
Keuletan adalah kemampuan suatu material untuk terdeformasi sebelum
mengalami kegagalan.

5. Resilience
Resilience adalah kemampuan suatu material untuk menyerap energi
ketika terdeformasi elastis dan untuk kembali ke bentuk semula.

6. Toughness
Kekerasan adalah kemampuan suatu material untuk menyerap energi.

Page 11 of 39
Catia Julie Aulia
13714035

BAB III
DATA PERCOBAAN DAN PENGOLAHAN DATA

3.1 Data Percobaan


Material : ST-37
Mesin Uji : Universal Testing Machine (TARNO GROCKI)
Gage Length Awal : 32,59 mm
Gage Length Akhir : 43,77 mm
Diameter Awal : 6,39 mm
Diameter Akhir : 3,8 mm
Beban Skala : 16000 N
Kecepatan : 5 mm/min

Beban (kN) Diameter (mm)


0 6,39
10 6,38
11 6,38
12 6,37
13 6,30
14 6,28
15 6,24
16 6,18
17 6,08
17 5,81
16 5,78
15 4,72
14 4,14

Ultimate Tensile Strength : 17700 N

Page 12 of 39
Catia Julie Aulia
13714035

7.2 Pengolahan Data

1. Kurva Gaya vs. Regangan

Dari data yang telah diperoleh, didapatkan nilai tegangan dan


waktu. Untuk mengkonversi tegangan menjadi gaya, dilakukan
perbandingan antara tegangan (mV) dengan gaya. Diketahui ultimate
tensile strength pada spesimen uji adalah sebesar 17700. Nilai tersebut
setara dengan nilai tegangan (mV) maksimum yang ada. Untuk
pengolahan data yang lainnya, perbandingan antara ultimate tensile
stregth dengan tegangan maksimum dijadikan sebagai acuan. Sehingga
didapat persamaan :

(mV)

Untuk mencari nilai regangan, kita tahu bahwa kecepatan pada


mesin uji adalah sebesar 5mm/min dan kita memiliki data berupa waktu.
Sehingga kita dapat menghitung nilai regangan menggunakan
persamaan :

Dari perhitungan tersebut didapat tabel sebagai berikut :

Page 13 of 39
Catia Julie Aulia
13714035

Tabel 1. Pengolahan Data Gaya dan Regangan


waktu (s) Milivolt Gaya (N) Regangan (mm)
0 0 0 0
2 127 488,3554 0,166666
4 291 1118,988 0,333332
6 421 1618,879 0,499998
8 511 1964,958 0,666664
10 661 2541,755 0,83333
12 801 3080,1 0,999996
14 938 3606,909 1,166662
16 1104 4245,231 1,333328
18 1270 4883,554 1,499994
20 1490 5729,524 1,66666
22 1679 6456,289 1,833326
24 1930 7421,464 1,999992
26 2101 8079,014 2,166658
28 2297 8832,696 2,333324
30 2538 9759,418 2,49999
32 2746 10559,24 2,666656
34 2952 11351,38 2,833322
36 3158 12143,52 2,999988
38 3372 12966,41 3,166654
40 3401 13077,93 3,33332
42 3135 12055,07 3,499986
44 3255 12516,51 3,666652
46 3108 11951,25 3,833318
48 3196 12289,64 3,999984
50 3225 12401,15 4,16665
52 3320 12766,46 4,333316

Page 14 of 39
Catia Julie Aulia
13714035
54 3398 13066,39

4,499982
56 3508 13489,38 4,666648
58 3558 13681,64 4,833314
60 3653 14046,95 4,99998
62 3723 14316,12 5,166646
64 3792 14581,45 5,333312
66 3841 14769,87 5,499978
68 3889 14954,44 5,666644
70 3928 15104,41 5,83331
72 3968 15258,22 5,999976
74 4008 15412,04 6,166642
76 4045 15554,31 6,333308
78 4077 15677,36 6,499974
80 4116 15827,33 6,66664
82 4143 15931,15 6,833306
84 4181 16077,28 6,999972
86 4222 16234,93 7,166638
88 4249 16338,76 7,333304
90 4286 16481,03 7,49997
92 4321 16615,62 7,666636
94 4357 16754,05 7,833302
96 4398 16911,71 7,999968
98 4425 17015,53 8,166634
100 4436 17057,83 8,333300
102 4465 17169,35 8,499966
104 4487 17253,94 8,666632
106 4516 17365,46 8,833298
108 4527 17407,76 8,999964
110 4537 17446,21 9,16663
112 4565 17553,88 9,333296

Page 15 of 39
Catia Julie Aulia
13714035

114 4596 17673,08 9,499962


116 4603 17700 9,666628
118 4595 17669,24 9,833294
120 4576 17596,18 9,99996
122 4547 17484,66 10,16663
124 4515 17361,61 10,33329
126 4496 17288,55 10,49996
128 4467 17177,04 10,66662
130 4418 16988,62 10,83329
132 4377 16830,96 10,99996
134 4320 16611,77 11,16662
136 4223 16238,78 11,33329
138 4082 15696,59 11,49995
140 3836 14750,64 11,66662
142 3558 13681,64 11,83329

Data yang telah diolah dapat diplotkan kedalam kurva F vs. l.
Grafik 1. Kurva Gaya vs. Regangan

Kurva Gaya vs. Regangan


20000
18000
16000
14000
12000
F (N)
10000
8000
6000
4000
2000
0
0 2 4 6 8 10 12 14
l (mm)

Page 16 of 39
Catia Julie Aulia
13714035

2. Kurva Engineering Stress – Engineering Strain

Dari pengolahan data sebelumnya, kita tahu nilai beban yang


diberikan pada spesimen dan regangan yang terjadi pada spesimen. Dari
data tersebut dapat dihitung nilai engineering stress dan engineering
strain nya melalui persamaan :

dan

Dimana :
2
Ao = luas penampang awal = ( ) = ( ) = 32,0532 mm lo = panjang awal spesimen = 32,59 mm

Tabel 2. Pengolahan Data Engineering Stress – Engineering Strain


Gaya (N) Regangan (mm) σe (MPa)
0 0 0 0
488.3554 0.166666 15.23577741 0.005114
1118.988 0.333332 34.91032461 0.010228
1618.879 0.499998 50.50600227 0.015342
1964.958 0.666664 61.30300988 0.020456
2541.755 0.83333 79.29802257 0.02557
3080.1 0.999996 96.09336774 0.030684
3606.909 1.166662 112.5288127 0.035798
4245.231 1.333328 132.4432934 0.040912
4883.554 1.499994 152.3577741 0.046026
5729.524 1.66666 178.7504593 0.05114
6456.289 1.833326 201.4241753 0.056254
7421.464 1.999992 231.5358299 0.061368
8079.014 2.166658 252.0501443 0.066482
8832.696 2.333324 275.5636276 0.071596

Page 17 of 39
Catia Julie Aulia
13714035
9759.418 2.49999 304.4756146

0.07671
10559.24 2.666656 329.4286989 0.081824
11351.38 2.833322 354.1418496 0.086938
12143.52 2.999988 378.8550004 0.092052
12966.41 3.166654 404.5278852 0.097166
13077.93 3.33332 408.006921 0.10228
12055.07 3.499986 376.0957651 0.107394
12516.51 3.666652 390.4917753 0.112508
11951.25 3.833318 372.8566628 0.117623
12289.64 3.999984 383.4137369 0.122737
12401.15 4.16665 386.8927727 0.127851
12766.46 4.333316 398.2896141 0.132965
13066.39 4.499982 407.6470207 0.138079
13489.38 4.666648 420.8433633 0.143193
13681.64 4.833314 426.8417009 0.148307
14046.95 4.99998 438.2385423 0.153421
14316.12 5.166646 446.6362148 0.158535
14581.45 5.333312 454.9139207 0.163649
14769.87 5.499978 460.7922915 0.168763
14954.44 5.666644 466.5506956 0.173877
15104.41 5.83331 471.2293989 0.178991
15258.22 5.999976 476.0280689 0.184105
15412.04 6.166642 480.826739 0.189219
15554.31 6.333308 485.2655087 0.194333
15677.36 6.499974 489.1044448 0.199447
15827.33 6.66664 493.7831481 0.204561
15931.15 6.833306 497.0222504 0.209675
16077.28 6.999972 501.5809869 0.214789
16234.93 7.166638 506.4996237 0.219903
16338.76 7.333304 509.738726 0.225017

Page 18 of 39
Catia Julie Aulia
13714035

16481.03 7.49997 514.1774958 0.230131


16615.62 7.666636 518.3763321 0.235245
16754.05 7.833302 522.6951351 0.240359
16911.71 7.999968 527.6137719 0.245473
17015.53 8.166634 530.8528742 0.250587
17057.83 8.3333 532.1725085 0.255701
17169.35 8.499966 535.6515443 0.260815
17253.94 8.666632 538.2908128 0.265929
17365.46 8.833298 541.7698486 0.271043
17407.76 8.999964 543.0894828 0.276157
17446.21 9.16663 544.2891504 0.281271
17553.88 9.333296 547.6482194 0.286385
17673.08 9.499962 551.3671887 0.291499
17700 9.666628 552.2069559 0.296613
17669.24 9.833294 551.2472219 0.301727
17596.18 9.99996 548.9678537 0.306841
17484.66 10.16663 545.4888179 0.311955
17361.61 10.33329 541.6498818 0.317069
17288.55 10.49996 539.3705136 0.322183
17177.04 10.66662 535.8914778 0.327297
16988.62 10.83329 530.013107 0.332411
16830.96 10.99996 525.0944702 0.337525
16611.77 11.16662 518.2563653 0.34264
16238.78 11.33329 506.6195905 0.347754
15696.59 11.49995 489.7042785 0.352868
14750.64 11.66662 460.1924577 0.357982
13681.64 11.83329 426.8417009 0.363096

Page 19 of 39
Catia Julie Aulia
13714035

Data yang telah diolah dapat diplotkan kedalam kurva Engineering


Stress vs. Engineering Strain.

Grafik 2. Kurva Engineering Stress – Engineering Strain

Kurva Engineering Stress -


Engineering Strain
600 σuts = 552.2 MPa
Engineering Stress (MPa) 500 σy upper = 408.0
400 MPa

300 σy lower = 372.85


MPa
200
100

0 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3 0,35 0,4


Engineering Strain

Dari kurva engineering stress vs. engineering strain didapatkan


nilai ultimate tensile strength nya sebesar 552,2 MPa. Dari kurva juga
diketahui bahwa terdapat Luders Band dengan nilai upper yield strength
sebesar 408,0 MPa dan lower yield strength sebesar 372,85 MPa.

σuts = 552,2 MPa


σy upper = 408,0 MPa
σy lower = 372,85 MPa

[1]
Berdasarkan literatur , nilai ultimate tensile strength baja ST37
seharusnya adalah sebesar 370 MPa dengan yield strength sebesar 298
MPa.

Page 20 of 39
Catia Julie Aulia
13714035

Dari kurva tersebut juga dapat dicari nilai modulus


elastisitasnya dengan menggunakan regresi pada daerah elastis.

Grafik 3. Kurva Engineering Stress – Engineering Strain Pada Daerah


Elastis

Engineering Stress - Engineering


Strain Pada Daerah Elastis
450
y = 4210.2x - 22.291
Engineering Stress (MPa) 400
350
300
250
200
150
100
50
0
0 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1 0,12
Engineering Strain

Dari kurva diatas didapatkan persamaan :


y = 4210.2x – 22,291
Dimana gradien dari kurva adalah modulus elastisitas spesimen,
sehingga nilai dari modulus elastisitas spesimen adalah 4210,2 MPa.

E = 4210.2 MPa = 4.210 GPa

[1]
Berdasarkan literatur , nilai modulus elastisitas baja ST37
seharusnya adalah 200 GPa.

Page 21 of 39
Catia Julie Aulia
13714035

3. Kurva True Stress – True Strain

Untuk menghitung nilai true stress dan true strain, dapat dilakukan
dengan pengolahan data engineering stress dan engineering strain lebih
lanjut. Pada kurva engineering stress – engineering strain yang telah
diperoleh, kita dapat membaginya menjadi 3 daerah. Yaitu :
a. Daerah elastis sampai sebelum daerah plastis
b. Daerah plastis sampai sesaat sebelum necking
c. Daerah setelah terjadi necking sampai patah

a. Daerah elastis sampai sebelum daerah plastis


Pada daerah ini, tidak ada pengolahan data lanjutan untuk
mengkonversi engineering stress – engineering strain menjadi
true stress – true strain. Nilai stress dan strain nya sama persis.
Hal ini disebabkan karena pada daerah elastis diasumsikan
bahwa tidak terjadi perubahan luas penampang pada spesimen.
Sehingga didapat nilai true stress – true strain spesimen pada
daerah elastis sebagai berikut :

Tabel 3. True Stress True Strain pada Daerah Elastis


σe (MPa)
0 0
15.23577741 0.005114
34.91032461 0.010228
50.50600227 0.015342
61.30300988 0.020456
79.29802257 0.02557
96.09336774 0.030684
112.5288127 0.035798
132.4432934 0.040912

Page 22 of 39
Catia Julie Aulia
13714035

152.3577741 0.046026
178.7504593 0.05114
201.4241753 0.056254
231.5358299 0.061368
252.0501443 0.066482
275.5636276 0.071596
304.4756146 0.07671
329.4286989 0.081824
354.1418496 0.086938
378.8550004 0.092052
404.5278852 0.097166
408.006921 0.10288

b. Daerah plastis sampai sesaat sebelum necking


Pada daerah ini, data engineering stress –
engineering strain yang akan diolah adalah data dari daerah
plastis sampai sesaat sebelum necking, dimana necking
terjadi pada ultimate tensile strengthnya. Oleh karena itu,
untuk daerah ini kita batasi hanya dari upper yield strength
sampai sebelum ultimate tensile strength. Diketahui upper
yield strength adalah 408 MPa dan ultimate tensile strength
nya adalah 552,2 MPa.
Kemudian, untuk mendapatkan nilai true stress –
true strain dapat dihitung melalui persamaan :
( ) ( ) ( )

dan

Page 23 of 39
Catia Julie Aulia
13714035

Tabel 4. True Stress – True Strain pada Daerah Sebelum Necking

σe (MPa) σt (MPa)
376.0957651 0.107394 416.486194 0.10200951

390.4917753 0.112508 434.425224 0.10661693

372.8566628 0.117623 416.713182 0.11120411

383.4137369 0.122737 430.472789 0.11576945

386.8927727 0.127851 436.357401 0.12031405

398.2896141 0.132965 451.248193 0.12483809

407.6470207 0.138079 463.934514 0.12934175

420.8433633 0.143193 481.105187 0.13382522

426.8417009 0.148307 490.145313 0.13828868

438.2385423 0.153421 505.473538 0.14273231

446.6362148 0.158535 517.443687 0.14715628

454.9139207 0.163649 529.360129 0.15156076

460.7922915 0.168763 538.556981 0.15594592

466.5506956 0.173877 547.673131 0.16031195

471.2293989 0.178991 555.57522 0.16465899

476.0280689 0.184105 563.667217 0.16898721

480.826739 0.189219 571.808294 0.17329679

485.2655087 0.194333 579.568611 0.17758787

489.1044448 0.199447 586.654859 0.18186062

Page 24 of 39
Catia Julie Aulia
13714035

493.7831481 0.204561 594.791923 0.18611519

497.0222504 0.209675 601.235391 0.19035173

501.5809869 0.214789 609.315065 0.1945704

506.4996237 0.219903 617.88041 0.19877135

509.738726 0.225017 624.438605 0.20295472

514.1774958 0.230131 632.505677 0.20712067

518.3763321 0.235245 640.321772 0.21126933

522.6951351 0.240359 648.329615 0.21540085

527.6137719 0.245473 657.128707 0.21951538

530.8528742 0.250587 663.877703 0.22361304

532.1725085 0.255701 668.249551 0.22769398

535.6515443 0.260815 675.357502 0.23175834

538.2908128 0.265929 681.43795 0.23580624

541.7698486 0.271043 688.612774 0.23983782

543.0894828 0.276157 693.067445 0.24385322

544.2891504 0.281271 697.381904 0.24785255

547.6482194 0.286385 704.486455 0.25183596

551.3671887 0.291499 712.090173 0.25580356

552.2069559 0.296613 715.9988929 0.259756

Page 25 of 39
Catia Julie Aulia
13714035

c. Daerah setelah terjadi necking sampai patah


Pada daerah ini, nilai true stress dan true strain
dapat diperoleh melalui persamaan :
dan
2
Dengan A0 = 32,0532 mm

F (kN) Diameter σt (MPa)


(mm)

17669.24 5,81 666.1942699 0.189398

17596.18 5,78 670.3443927 0.199752

17484.66 4,72 998.8691471 0.604941

17361.61 4,14 1289.213114 0.867167

Page 26 of 39
Catia Julie Aulia
13714035

Dari data yang telah diolah didapatkan kurva true stress vs. true strain sebagai
berikut :

Grafik 4. Kurva True Stress vs. True Strain

Kurva True Stress - True Strain


1400

1200

1000
True Stress
(MPa)
800

600

400

200

0
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1
True Strain

4. Kurva Log True Stress vs. True Strain

Kemudian dari nilai true stress dan true strain yang telah diperoleh
dapat dihitung nilai koefisien strain hardening dan konstanta
kekuatannya melalui persamaan flow stress.

Dengan :
σ = true stress pada daerah setelah yield sampai necking
K = konstanta kekuatan
n = koefisien strain hardening
ε = true strain pada daerah setelah yield sampai necking

Page 27 of 39
Catia Julie Aulia
13714035

Untuk mendapatkan nilai konstanta kekerasan dan koefisien strain


hardening digunakan regresi sehingga perlu diplotkan kurva log true
stress vs. log true strain.
Grafik 5. Kurva Log True Stress – True Strain

Log True Stress - True Strain


4
y = 0.9176x + 3.4373 3,5
R² = 0.9638
True Stress (MPa)

3
2,5
2
1,5
1
0,5
0
-2,5 -2 -1,5 -1 -0,5 0
True Strain

Dari kurva diatas didapatkan persamaan garis:

y = 0.9176x + 3.4373

dimana persamaan flow stress nya adalah :

log σ = n log ε + log K

sehingga didapatkan :

n = 0.9176

log K = 3.4373

K = 2737.15 MPa
[2]
Berdasarkan literatur , nilai koefisien strain hardening untuk
baja adalah 0,15-0,40 dengan konstanta kekerasan 500-2500 MPa.

Page 28 of 39
Catia Julie Aulia
13714035

BAB IV
ANALISIS DATA

Pengujian tarik merupakan pengujian yang bersifat merusak. Pengujian


tarik banyak digunakan informasi yang diberikannya mengenai sifat mekanik
material cukup banyak dan mudah untuk diolah.
Material yang digunakan dalam pengujian ini adalah Baja ST 37.
[1]
Berdasarkan literatur , diketahui nilai modulus elastisitas baja ST37 adalah 200
GPa. Baja ini mempunyai nilai ultimate tensile strength sebesar 370 MPa (tidak
diberi perlakuan) dengan yield strength sebesar 298 MPa.
Dari data percobaan, setelah diplotkan kurva engineering stress vs.
engineering strain didapatkan nilai modulus elastisitas baja ST37 adalah sebesar
4,210 GPa. Nilai tersebut sangat jauh berbeda dengan literatur, yaitu 200 GPa. Hal
tersebut disebabkan oleh adanya error dalam penentuan nilai modulus elastisitas.
Kesalahan tersebut terjadi karena pada pengujian kali ini tidak menggunakan
ekstensometer sehingga nilai beban dan elongasi kurang akurat karena nilai yang
diolah merupakan perbandingan dari tegangan dengan ultimate tensile strengthnya.
Nilai ultimate tensile strength nya pun didapat dari jarum skala yang ada sehingga
terdapat human error ketika membaca skala. Penentuan nilai modulus
elastisitasnya juga merupakan pendekatan (regresi) sehingga terdapat error
didalamnya dimana idealnya pada daerah elastis grafik yang akan terbentuk murni
lurus (linear). Selain itu, bisa jadi daerah spesimen yang terdeformasi berada diluar
daerah yang telah ditandai oleh praktikan (daerah sepanjang gage length) sehingga
nilai regangan yang didapat kurang akurat.
Selain modulus elastisitas, didapat juga nilai yield strength nya. Pada
pengujian kali ini terdapat fenomena luders band sehingga nilai yield strength
yang didapat lebih dari satu. Nilai yield yang diambil adalah upper yield strength
dan lower yield strengthnya. Upper yield strength yang diperoleh adalah sebesar
408 MPa dan lower yield strength nya sebesar 372,85 MPa. Nilai tersebut jauh
berbeda dengan nilai yang ada pada literatur, yaitu 298 MPa. Perbedaan nilai

Page 29 of 39
Catia Julie Aulia
13714035

tersebut disebabkan oleh terdapat error pada pembacaan skala beban dan kurang
akuratnya pengukuran diameter spesimen.
Nilai ultimate tensile strength yang diperoleh pada pengujian ini adalah
sebesar 552,2 MPa. Nilai tersebut jauh berbeda dengan nilai pada literatur, yaitu
370 MPa. Hal tersebut disebabkan oleh error yang ada pada pengukuran diameter
spesimen sehingga diameter yang digunakan untuk menghitung luas penampang
kurang akurat. Selain itu, adanya kesalahan dalam membaca skala beban
maksimum pada mesin uji. Pada kenyataannya, nilai beban maksimum yang dapat
diterima oleh spesimen tidak akan tepat 17700. Nilai tersebut merupakan
pendekatan sehingga terdapat error didalamnya.
Nilai koefisien strain hardening yang didapat adalah sebesar 0,9176
[2]
dengan konstanta kekerasan 2737,15 MPa. Berdasarkan literatur , nilai koefisien
strain hardening untuk baja adalah 0,15-0,40 dengan konstanta kekerasan 500-
2500 MPa. Nilai koefisien strain hardening dan konstanta kekerasan yang didapat
berbeda dengan nilai yang ada pada literatur karena terdapat error propagation
dimana sejak awal terdapat error pada pembacaan nilai beban yang terukur dan
pengukuran dimensi spesimen, sehingga mempengaruhi nilai koefisien strain
hardening dan konstanta kekerasannya. Selain itu, untuk nilai koefisien strain
hardening dan konstanta kekerasan yang didapat berupa rentang yang cukup jauh
karena tidak ditemukan literatur untuk baja ST37, sehingga yang digunakan
adalah literatur untuk baja pada umumnya. Jadi error yang terjadi juga tidak dapat
dipastikan apakah cukup besar atau cukup kecil.
Pada pengujian kali ini diketahui beberapa fenomena yang terjadi,
diantaranya deformasi, luders band, reduction area, necking, strain hardening, dan
fracture. Deformasi adalah perubahan yang terjadi pada suatu material. Deformasi
sendiri terbagi menjadi dua, yaitu deformasi elastis dan deformasi plastis.
Deformasi elastis adalah perubahan bentuk yang terjadi pada suatu material yang
tidak bersifat permanen, dimana material tersebut masih bisa kembali ke bentuk
semula. Pada pengujian tarik, deformasi elastis dapat dilihat dari kurva stress
strain yang linear. Deformasi plastis adalah perubahan bentuk yang terjadi pada
suatu material secara permanen. Pada pengujian ini diketahui bahwa spesimen

Page 30 of 39
Catia Julie Aulia
13714035

mengalami perubahan bentuk. Selain itu, deformasi plastis juga dapat dilihat
melalui kurva stress strain yang dihasilkan, yaitu pada kurva yang tidak linear.
Luders band adalah fenomena yang terjadi pada baja karbon rendah dimana nilai
yield strength nya mengalami perpanjangan. Pada luders band, spesimen
mengalami fluktuasi tegangan pada nilai tegangan yang cukup konstan kemudian
tegangan kembali naik. Fenomena ini dapat dilihat dari kurva stress strain, dimana
terdapat fluktuasi tegangan pada daerah sekitar yield point. Pada pengujian ini
juga diketahui bahwa spesimen mengalami reduction area, yaitu pengurangan luas
penampang pada saat mengalami deformasi plastis. Semakin besar reduction area
yang terjadi, maka semakin ulet spesimen tersebut. Necking adalah pengecilan
diameter di suatu daerah pada spesimen ketika terdeformasi plastis. Fenomena
necking ini terjadi saat spesimen mencapai ultimate tensile strengthnya hingga
patah. Spesimen juga mengalami strain hardening, strain hardening adalah
fenomena pada material ulet yang berubah menjadi lebih keras dan kuat pada saat
mengalami deformasi plastis. Strain hardening terjadi karena adanya penumpukan
dislokasi pada suatu daerah. Pengujian diakhiri dengan fenomena fracture, yaitu
patahnya spesimen karena tidak dapat menahan beban lagi. Fenomena fracture ini
dapat menentukan sifat ulet atau getas suatu material dari bentuk patahan yang
terjadi. Pada pengujian ini, bentuk patahan yang terjadi adalah patahan ulet karena
o
pada daerah patahan membentuk sudut sekitar 45 terhadap garis normal. Oleh
karena itu baja ST37 merupakan material yang ulet.

Page 31 of 39
Catia Julie Aulia
13714035

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Kesimpulan dari uji tarik adalah sebagai berikut :
1. Nilai modulus elastisitas baja ST37 berdasarkan pengujian adalah sebesar
4,210 GPa. Nilai tersebut sangat jauh berbeda dengan literatur, yaitu 200
GPa.
2. Nilai yield strength pada baja ST37 berdasarkan pengujian adalah sebesar
408 MPa untuk upper yield strength dan sebesar 372,85 MPa untuk lower
yield strength. Nilai tersebut jauh berbeda dengan nilai yang ada pada
literatur, yaitu 298 MPa.
3. Nilai ultimate tensile strength baja ST37 berdasarkan pengujian adalah
sebesar 552,2 MPa. Nilai tersebut jauh berbeda dengan nilai pada literatur,
yaitu 370 MPa.
4. Nilai koefisien strain hardening baja ST37 berdasarkan pengujian adalah
sebesar 0,9176 dengan konstanta kekerasan sebesar 2737,15 MPa. Nilai
koefisien strain hardening jauh berbeda dengan nilai pada literatur, yaitu
0,15-0,40. Sedangkan nilai konstanta kekerasan hampir mendekati dengan
nilai pada literatur, yaitu 500-2500 MPa.
5. Nilai keuletan baja ST37 dapat dilihat dari %EL nya, yaitu sebesar 34,30
%.
6. Fenomena yang terjadi pada uji tarik adalah deformasi elastis, deformasi plastis,
luders band, reduction area, necking, strain hardening, dan fracture.

Saran
Saran dari uji tarik adalah sebagai berikut :
1. Untuk pengujian tarik lebih baik menggunakan ekstensometer agar data
yang diperoleh lebih akurat dan meminimalisir error yang akan terjadi.

Page 32 of 39
Catia Julie Aulia
13714035

DAFTAR PUSTAKA

Callister, William D. “Materials and Science Engineering An Introduction”, 6th


edition. John Wiley & Sons, Inc. 2003.
Dieter G. E. “Mechanical Metalurgy, SI Metric Edition”, 4th ed.
[1] Kirk, Mark. “Constraint Effects in Fracture Theory and Applications” 2nd
volume. 1916
http://jejakklinisku.blogspot.co.id/2013/06/uji-tarik.html, diakses pada Selasa, 12
April 2016 pukul 17.52.
http://john.maloney.org/Papers/On%20strain%20(9-20-06).pdf, diakses pada
Selasa, 12 April 2016 pukul 19.06.
https://en.wikipedia.org/wiki/Resilience_%28materials_science%29, diakses pada
Selasa, 12 April 2016 pukul 20.15.
[2] https://en.wikipedia.org/wiki/Strain_hardening_exponent, diakses pada Senin,
28 April pukul 21.48.

Page 33 of 39
Catia Julie Aulia
13714035

LAMPIRAN

Tugas Setelah Praktikum


1. Dari kurva yang anda dapatkan antara F vs. L, buat berturut-turut kurva
engineering stress vs. engineering strain, kurva true stress vs. true strain, dan
kurva log true stress vs. log true strain!
Jawab :

Kurva Engineering Stress -


Engineering Strain
600 σuts = 552.2
Engineering Stress (MPa) MPa
500 σy upper = 408.0
MPa
400
σ =
300 y lower

372.85 MPa
200
100
0
0 0,1 0,2 0,3 0,4
Engineering Strain

Kurva True Stress - True Strain


1400

1200
True Stress (MPa) 1000

800

600

400

200

0
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1
True Strain

Page 34 of 39
Catia Julie Aulia
13714035

Log True Stress - True Strain


y = 0.9176x + 3.4373 4
3,5
R² = 0.9638
True Stress (MPa)
3
2,5
2
1,5
1
0,5
0
-2,5 -2 -1,5 -1 -0,5 0
True Strain

2. Tentukan ultimate tensile strength, yield strength, persen elongasi, dan


modulus elastisitas dari spesimen uji tarik ini!
Jawab :
Pada pengujian tarik,
didapat : σuts = 552,2 MPa
σy upper = 408,0 MPa
σy lower = 372,85 MPa
E = 4210.2 MPa = 4.210 GPa
% EL = ( ) =( ) = 34,30 %

3. Fenomena apa saja yang terjadi dalam pengujian tarik ini?


Jawab :
Deformasi elastis, deformasi plastis, luders band, reduction area, necking,
strain hardening, dan fracture.

4. Jelaskan yang dimaksud dengan yield point phenomenon pada baja karbon
rendah!
Jawab :

Page 35 of 39
Catia Julie Aulia
13714035

Pada baja karbon rendah terdapat fenomena pada yield point dimana ketika
sudah memasuki yield point, yield strength mengalami perpanjangan dan
nilai tegangan yang dialami baja karbon rendah mengalami fluktuasi pada
daerah tegangan yang relatif sama.

5. Kenapa necking terjadi di pengujian tarik?


Jawab :
Necking terjadi pada pengujian tarik karena spesimen sudah tidak dapat
menerima beban lagi sehingga terjadi pengecilan diameter pada daerah
tertentu. Berdasarkan pengujian, necking terjadi karena adanya tegangan
o
geser maksimum pada spesimen (bentuk patahannya membentuk sudut 45
terhadap garis normal).

Rangkuman
Pengujian tarik awalnya ada karena kebutuhan industri untuk memastikan
apakah material yang akan digunakan sudah sesuai atau belum dan memenuhi
standar atau tidak, agar tidak terjadi kegagalan ketika digunakan. Pengujian tarik
ini digunakan karena merupakan salah satu pengujian yang dapat memberikan
banyak informasi mengenai sifat mekanik suatu material, diantaranya modulus
elastisitas, yield strength, ultimate tensile strength, modulus of rupture, toughness,
resilience, dan ductility.
Modulus elastisitas atau biasa disebut kekakuan adalah kemampuan suatu
material untuk terdeformasi elastis setelah menerima beban. Modulus elastisitas
pada kurva stress strain adalah kemiringan garis lurus yang ada pada kurva. Yield
strength adalah tegangan yang dapat diterima oleh material sesaat sebelum
mengalami deformasi plastis. Pada kurva uji tarik, yield strength adalah titik
peralihan antara garis linear dengan garis yang sudah tidak linear lagi. Salah satu
metode untuk menentukan nilai yield strength adalah dengan menggunakan
metode offset. Metode offset adalah metode yang digunakan untuk mencari nilai
yield strength pada regangan sebesar 0,2 persen. Nilai 0,2 persen itu sudah

Page 36 of 39
Catia Julie Aulia
13714035

menjadi suatu kesepakatan bahwa suatu material mulai mengalami deformasi


plastis pada regangan 0,2 persen. Ultimate tensile strength adalah nilai beban
maksimum yang dapat diterima oleh material atau nilai tegangan yang dapat
menyebabkan material tersebut mengalami necking. Modulus of rupture adalah
nilai beban yang dapat diterima oleh material hingga material tersebut patah.
Toughness adalah kemampuan suatu material untuk menyerap energi. Pada kurva
uji tarik, toughness merepresentasikan luas area dibawah kurva. Energi yang dapat
diserap merupakan energi per satuan volume. Resilience adalah kemampuan suatu
material untuk menyerap energi ketika terdeformasi elastis. Pada kurva uji tarik,
resilience merepresentasikan luas area dibawah kurva daerah elastis (garis linear).
Ductility atau keuletan adalah kemampuan suatu material untuk mengalami
deformasi sebelum patah. Ductility dapat dilihat dari elongasi yang terjadi pada
material.
Spesimen yang digunakan pada pengujian ini memiliki penampang
berbentuk lingkaran seperti gambar berikut ini :

Bagian A adalah panjang spesimen. Bagian D adalah diameter spesimen. Bagian


R adalah jari-jari fillet. Bagian G adalah gage length. Pada pengujian tarik, yang
akan diukur adalah perubahan gage length nya.
Bentuk penampang spesimen uji tarik yang digunakan adalah lingkaran,
hal itu bertujuan agar menghindari terjadinya tegangan terkonsentrasi apabila
menggunakan bentuk spesimen yang bersudut (bentuk penampang persegi).
Terdapat perbedaan ukuran diameter pada ujung spesimen dengan bagian tengah
spesimen, hal tersebut bertujuan agar bagian tengah spesimen mengalami
tegangan lebih besar daripada bagian ujung spesimen. Semakin kecil luas
penampang, dengan pemberian beban yang sama, maka akan mengalami tegangan
yang lebih besar. Bagian sepanjang gage length sengaja diharapkan mengalami
tegangan yang lebih besar daripada bagian ujungnya karena bagian yang akan kita

Page 37 of 39
Catia Julie Aulia
13714035

tinjau pada pengujian ini adalah bagian tengah atau disepanjang gage length nya,
bukan bagian ujungnya.
Pengujian tarik akan menghasilkan data berupa nilai beban dan elongasi
yang terjadi pada spesimen. Data tersebut kemudian dapat diplotkan pada kurva
stress – strain. Spesimen yang digunakan biasanya baja karbon, baik itu baja
karbon rendah, baja karbon medium, atau baja karbon tinggi. Perbedaan ketiga
jenis baja karbon tersebut terletak pada komposisi karbonnya. Untuk tiap jenis
baja karbon dengan komposisi karbon yang berbeda tentunya kurva hasil uji
tariknya akan berbeda pula. Berikut perbandingan kurva uji tarik baja karbon
rendah, medium, dan tinggi.

Berdasarkan kurva yang ada, diketahui bahwa pada umumnya nilai


modulus elastisitas untuk baja karbon adalah sama. Baja karbon tinggi lebih cepat
mengalami patah dan lebih getas namun memiliki yield strength yang tinggi. Baja
karbon medium lebih ulet dibandingkan dengan baja karbon tinggi, dan
mengalami deformasi plastis cukup lama, namun yield strengthnya masih dibawah
baja karbon tinggi. Baja karbon rendah mengalami fenomena luders band dimana
ada perpanjangan nilai yield strength dan nilai tegangannya berfluktuasi.
Fenomena tersebut disebabkan oleh adanya dislokasi yang menumpuk. Baja
karbon rendah lebih ulet dibandingkan dengan baja karbon lainnya dan memiliki
yield strength yang paling rendah diantara ketiga jenis baja karbon ini.
State of stress untuk uji tarik adalah sebagai berikut :

Page 38 of 39
Catia Julie Aulia
13714035

(Sumber : http://nptel.ac.in)
Dari state of stress tersebut kita tahu bahwa pada uji tarik tegangan yang
akan dialami oleh material hanya tegangan normal (tarik). Apabila dibuat
lingkaran mohr nya :

(Sumber : https://en.wikiversity.org/)
Dimana pada uji tarik, ketika nilai tegangan normalnya maksimum, tidak
terdapat tegangan geser (sama dengan nol).

Page 39 of 39

Anda mungkin juga menyukai