Anda di halaman 1dari 27

blogger viens

kualitas produk

KUALITAS PRODUK, STRATEGI HARGA DAN MINAT BELI KONSUMEN Teori Kualitas Produk Pengertian
Kualitas Produk Produk memiliki ar...

seleksi tenaga kerja

PENARIKAN, SELEKSI DAN PENEMPATAN TENAGA KERJA Penarikan ( Recruitment ) Karyawan


Pengertian dan Tujuan Penarikan ( Recruitm...

strategi promosi

STRATEGI PROMOSI DAN LOYALITAS PELANGGAN Strategi Promosi Pengertian Strategi Promosi Menurut
Rangkuti (2001:13), “Strategi me...

kompensasi

PENGERTIAN, JENIS, TUJUAN & FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMPENSASI Kompensasi Pengertian
Kompensasi Salah satu...

motivasi
MOTIVASI Pengertian Motivasi Untuk memberikan dorongan dan menggerakkan orang-orang agar
bersedia bekerja semaksimal mungkin, perl...

prestasi kerja

TEORI TENTANG PRESTASI KERJA KARYAWAN Prestasi Kerja Karyawan Setiap perusahaan pada dasarnya
menginginkan dan menuntut agar selur...

promosi jabatan

Promosi Jabatan Di dalam mempertahankan prestasi kerja suatu perusahaan, maka peran Sumber Daya
Manusia sangat penting, arti dala...

k3

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) Keselamatan merupakan suatu faktor yang penting dalam
terlaksananya kegiatan perusahaan. S...

kepemimpinan

KEPEMIMPINAN Pengertian Kepemimpinan Setiap dan semua organisasi apapun jenisnya pasti memiliki
dan memerlukan seorang pimpinan ...

kecantikan

SENYUMAN CEMERLANG BERKAT GIGI TERAWAT Setiap kali berbicara akan tampak deretan gigi kita.
Deretan gigi ini terkadang sering dilup...
Kamis, 17 Januari 2013

kualitas produk

KUALITAS PRODUK, STRATEGI HARGA DAN MINAT BELI KONSUMEN

Teori Kualitas Produk

Pengertian Kualitas Produk

Produk memiliki arti penting bagi perusahaan karena tanpa adanya produk, perusahaan tidak akan dapat
melakukan apapun dari usahanya. Pembeli akan membeli produk kalau merasa cocok, karena itu produk
harus disesuaikan dengan keinginan ataupun kebutuhan pembeli agar pemasaran produk berhasil.
Dengan kata lain, pembuatan produk lebih baik diorientasikan pada keinginan pasar atau selera
konsumen. Menurut Kotler dan
Amstrong (2001: 346) adalah ”Segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan
perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan”.

Mc Charty dan Perreault (2003:107) mengemukakan bahwa, “Produk merupakan hasil dari produksi yang
akan dilempar kepada konsumen untuk didistribusikan dan dimanfaatkan konsumen untuk memenuhi
kebutuhannya”. Sedangkan menurut Saladin (2002:121), ”Produk adalah segala sesuatu yang dapat
ditawarkan ke suatu pasar untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai atau dikonsumsi sehingga dapat
memuaskan keinginan dan kebutuhan”.

Menurut Kotler (2005:49), “Kualitas produk adalah keseluruhan ciri serta dari suatu produk atau
pelayanan pada kemampuan untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan/ tersirat”. Sedangkan
menurut Lupiyoadi (2001:158) menyatakan bahwa “ Konsumen akan merasa puas bila hasil evaluasi
mereka menunjukkan bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas “.
Atribut Produk

Menurut Kotler dan Armstrong (2001:354) beberapa atribut yangmenyertai dan melengkapi produk
(karakteristik atribut produk) adalah:

a. Merek (Brand)

Merek (Brand) adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau


rancangan, atau kombinasi dari semua ini yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi produk atau
jasa dari satu atau kelompok penjual dan membedakannya dari produk pesaing. Pemberian merek
merupakan masalah pokok dalam strategi produk. Pemberian merek itu mahal dan memakan waktu,
serta dapat membuat produk itu berhasil atau gagal.Nama merek yang baik dapat menambah
keberhasilan yang besar pada produk (Kotler dan Armstrong, 2001:360)

b. Pengemasan (Packing)

Pengemasan (Packing) adalah kegiatan merancang dan membuat wadah atau pembungkus suatu
produk.

c. Kualitas Produk (Product Quality)

Kualitas Produk (Product Quality) adalah kemampuan suatu produk

untuk melaksanakan fungsinya meliputi, daya tahan keandalan,

ketepatan kemudahan operasi dan perbaikan, serta atribut bernilai

lainnya. Untuk meningkatkan kualitas produk perusahaan dapat

menerapkan program ”Total Quality Manajemen (TQM)". Selainmengurangi kerusakan


produk, tujuan pokok kualitas total adalah untuk meningkatkan nilai pelanggan.
Tingkatan Produk

Berdasarkan definisi diatas produk dapat dikatakan sebagai fokus inti dari semua bisnis. Produk
adalah apa yang dilakukan perusahaan, mulai dari mendesain, mengadakan sistem produksi dan operasi,
menciptakan program pemasaran, sistem distribusi, iklan dan mengarahkan tenaga penjual untuk
menjual produk tersebut.

Menurut Kotler dan Armstrong (2001:279) dalam merencanakan penawaran suatu produk, pemasar
harus memahami lima tingkat produk, yaitu :

a. Produk Utama (Care Benefit), yaitu manfaat yang sebenarnya dibutuhkan dan akan dikonsumsi
oleh pelanggan dari setiap produk.

b. Produk Generik (Basic Produk), adalah produk dasar yang mampu memenuhi fungsi pokok produk
yang paling dasar.

c. Produk Harapan (Expected Product), adalah produk formal yang ditawarkan dengan berbagai
atribut dan kondisi secara normal (layak) diharapkan dan disepakati untuk dibeli.

d. Produk Pelengkap (Augment Product), adalah berbagai atribut produk yang dilengkapi atau
ditambahkan dengan berbagai manfaat dan layanan, sehingga dapat memberikan tambahan kepuasan
dan dapat dibedakan dengan produk pesaing.

e. Produk Potensial (Potential Product), adalah segala macam tambahan dan perubahan yang
mungkin dikembangkan untuk suatu produk dimasa mendatang.
Klasifikasi Produk

Menurut Kotler dan Armstrong (2001:280) klasifikasi produk dibagi menjadi dua bagian, yaitu :

a. Barang Konsumen

Barang konsumen yaitu barang yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen akhir sendiri, bukan
untuk tujuan bisnis. Umumnya barang konsumsi dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis, yaitu :

1) Barang kebutuhan sehari-hari (Convience Goods) adalah barang-barang yang biasanya sering dibeli
konsumen (memiliki frekuensi pembelian tinggi), dibutuhkan dalam waktu segera, dan memerlukan
waktu yang minim dalam pembandingan dan pembeliannya.

2) Barang belanjaan (Shopping Goods) adalah barang-barang yang karakteristiknya dibandingkan


dengan berbagai alternatif yang tersedia oleh konsumen berdasarkan kesesuaian, kualitas, harga, dan
daya dalam proses pemilihan dan pembeliannya.

3) Barang khusus (Speciality Goods) adalah barang-barang dengan karakteristik dan atau identifikasi
yang unik, yang untuknya sekelompok pembeli yang cukup besar bersedia senantiasa melakukan usaha
khusus untuk pembeliannya.

4) Barang yang tidak dicari (Unsought Goods) adalah barang-barang yang tidak diketahui konsumen
atau walau sudah diketahui namun secara umum konsumen belum terpikir untuk membelinya.

b. Barang Industri

Barang industri adalah barang-barang yang dikonsumsi oleh industriawan (konsumen antara atau
konsumen bisnis) untuk keperluan selain konsumsi langsung, yaitu : untuk diubah, diproduksi menjadi
barang lain kemudian dijual kembali oleh produsen, untuk dijual kembali oleh pedagang tanpa dilakukan
transformasi fisik (proses produksi).
Dimensi Kualitas Produk

Menurut Orville, Larreche, dan Boyd (2005: 422) apabila perusahaan ingin mempertahankan keunggulan
kompetitifnya dalam pasar, perusahaan harus mengerti aspek dimensi apa saja yang digunakan oleh
konsumen untuk membedakan produk yang dijual perusahaan tersebut dengan produk pesaing. Dimensi
kualitas produk yaitu:

1. Performance (kinerja), berhubungan dengan karakteristik operasi dasar dari sebuah produk.

2. Durability (daya tahan), yang berarti berapa lama atau umur produk yang bersangkutan bertahan
sebelum produk tersebut harus diganti. Semakin besar frekuensi pemakaian konsumen terhadap produk
maka semakin besar pula daya tahan produk.

3. Conformance to Specifications (kesesuaian dengan spesifikasi), yaitu sejauh mana karakteristik


operasi dasar dari sebuah produk memenuhi spesifikasi tertentu dari konsumen atau tidak
ditemukannya cacat pada produk.

4. Features (fitur), adalah karakteristik produk yang dirancang untuk menyempurnakan fungsi produk
atau menambah ketertarikan konsumen terhadap produk.

5. Reliabilty (reliabilitas), adalah probabilitas bahwa produk akan bekerja dengan memuaskan atau tidak
dalam periode waktu tertentu. Semakin kecil kemungkinan terjadinya kerusakan maka produk tersebut
dapat diandalkan.
6. Aesthetics (estetika), berhubungan dengan bagaimana penampilan produk bisa dilihat dari tampak,
rasa, bau, dan bentuk dari produk.

7. Perceived Quality (kesan kualitas), sering dibilang merupakan hasil dari penggunaan pengukuran
yang dilakukan secara tidak langsung karena terdapat kemungkinan bahwa konsumen tidak mengerti
atau kekurangan informasi atas produk yang bersangkutan. Jadi, persepsi konsumen terhadap produk
didapat dari harga, merek, periklanan, reputasi, dan Negara asal.

Menurut Tjiptono (2001, 25), dimensi kualitas produk meliputi :

1) Kinerja (Performance)

Yaitu karakteristik operasi pokok dari produk inti (Core Product) yang dibeli, misalnya kecepatan,
konsumsi bahan bakar, jumlah penumpang yang dapat diangkut, kemudahan dan kenyamanan dalam
mengemudi dan sebagainya.

2) Keistimewaan tambahan (Features)

Yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap, misalnya kelengkapan interior dan eksterior seperti Dash
Board, AC, Sound System, Door Lock System, Power Steering, dan sebagainya.

3) Keandalan (Reliability)

Yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal dipakai, misalnya mobil tidak sering
ngadat/macet/rewel/rusak.
4) Kesesuaian dengan spesifikasi (Conformance to Specifications)

Yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan
sebelumnya. Misalnya standar keamanan dan emisi terpenuhi, seperti ukuran as roda untuk truk
tentunya harus lebih besar daripada mobil sedan.

5) Daya tahan (Durability)

Berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan. Dimensi ini mencakup umur
teknis maupun umur ekonomis penggunaan mobil.

6) Estetika (Asthethic)

Yaitu daya tarik produk terhadap panca indera. Misalnya bentuk fisik mobil yang menarik, model atau
desain yang artistik, warna, dan sebagainya.

Strategi Harga

Defenisi Harga

Kotler dan Amstrong (2001 : 339) mengatakan bahwa : “Harga adalah jumlah uang yang dibebankan
untuk sebuah produk atau jasa”. Lebih luas lagi, harga adalah jumlah nilai yang konsumen pertukarkan
untuk mendapatkan manfaat dari memiliki atau menggunakan produk atau jasa”.

Menurut Lamb et.al (2001:268), “Harga adalah apa yang harus diberikan oleh konsumen (pembeli) untuk
mendapatkan suatu produk”.
Menurut Swastha ( 2010 : 147 ), “ Harga adalah jumlah uang ( ditambah beberapa barang
kalau mungkin ) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta
pelayanannya “.

Strategi Penetapan Harga

Penetapan harga harus diarahkan demi tercapainya tujuan. Sasaran penetapan harga dibagi menjadi tiga
(Stanton,2000:31)

1. Berorientasi pada laba untuk:

a. Mencapai target laba investasi atau laba penjualan perusahaan.

b. Memaksimalkan laba

2. Berorientasi pada penjualan untuk:

a. Meningkatkan penjualan.

b. Mempertahankan atau meningkatkan pangsa pasar.

3. Berorientasi pada status quo untuk:

a. Menstabilkan harga
b. Menangkal persaingan.

Menurut Alma (2002:45) dalam menentukan kebijaksanaan harga ada 3 kemungkinan:

a. Penetapan harga diatas harga saingan

Cara ini dapat dilakukan kalau perusahaan dapat meyakinkan konsumen bahwa barang yang dijual
mempunyai kualitas lebih baik, bentuk yang lebih menarik dan mempunyai kelebihan lain dari barang
yang sejenis yang telah ada dipasaran.

b. Penetapan harga dibawah harga saingan

baru diperkenalkan dan belun stabil kedudukannya dipasar.

c. Mengikuti harga saingan

Cara ini dipilih untuk mempertahankan agar langganan tidak beralih ketempat lain.

Swasta (2010 :246) menjelaskan tingkat harga terjadi dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti :

1. Keadaan Perekonomian

Keadaan perekonomian sangat mempengaruhi tingkat harga yang berlaku.


2. Permintaan dan penawaran

Permintaan adalah sejumlah barang yang diminta oleh pembeli pada tingkat harga tertentu.
Penawaran yaitu suatu jumlah yang ditawarkan oleh penjual pada suatu tingkat harga tertentu.

3. Elastisitas permintaan

Faktor lain yang dapat mempengaruhi penentuan harga adalah sifat permintaan pasar.

4. Persaingan

Harga jual beberapa macam barang sering dipengaruhi oleh keadaan persaingan yang ada.

5. Biaya

Biaya merupakan dasar dalam penentuan harga, sebab suatu tingkat harga yang tidak dapat menutup
biaya akan mengakibatkan kerugian.

6. Tujuan perusahaan

Tujuan yang hendak dicapai oleh perusahaan adalah :

- Laba maksimum

- Volume penjualan tertentu


- Penguasaan pasar

- Kembalinya modal yang tertanam dalam jangka waktu tertentu.

7. Pengawasan pemerintah

Pengawasan pemerintah dapat diwujudkan dalam bentuk: penentuan harga maksimum dan
minimum, diskriminasi harga, serta praktek-praktek lain yang mendorong atau mencegah usaha-usaha
kearah monopoli.

Tujuan penetapan harga menurut Swasta (2010 : 242) tersebut adalah:

1. Meningkatkan penjualan

2. Mempertahankan dan memperbaiki market share

3. Stabilisasi harga

4. Mencapai target pengembalian investasi

5. Mencapai laba maksimum.


Indikator Harga

Menurut Mc Charty indikator harga diketahui sebagai berikut :

1. Tingkat harga

2. Potongan harga

3. Waktu pembayaran

4. Syarat pembayaran (Swastha, 2010:125).

Dalam penelitian ini indikator harga yang digunakan adalah tingkat harga dan potongan harga, karena di
PT Abadi Karunia syarat pembayaran menggunakan kartu kredit belum diberlakukan dan waktu
pembayaran saat itu juga dengan kata lain harus tunai.

Minat Beli Konsumen

Definisi Minat Beli Konsumen

Yamit (2001:77) mengatakan : “Minat beli konsumen merupakan evaluasi purna beli atau hasil evaluasi
setelah membandingkan apa yang dirasakan dengan harapannya”.
Menurut Durianto, dkk (2003:109) niat untuk membeli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan
rencana konsumen untuk membeli produk tertentu, serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan
pada periode tertentu. Niat beli merupakan pernyataan mental konsumen yang merefleksikan rencana
pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu. Pengetahuan akan niat beli sangat diperlukan para
pemasar untuk mengetahui niat konsumen terhadap suatu produk maupun untuk memprediksikan
perilaku konsumen pada masa yang akan datang. Minat membeli terbentuk dari sikap konsumen
terhadap produk dari keyakinan konsumen terhadap kualitas produk. Semakin rendah keyakinan
konsumen terhadap suatu produk akan menyebabkan menurunnya minat beli konsumen.

Minat (Interest) digambarkan sebagai suatu situasi seseorang sebelum melakukan suatu tindakan, yang
dapat dijadikan dasar untuk memprediksi perilaku atau tindakan tersebut. Minat beli merupakan
perilaku yang muncul sebagai respon terhadap objek yang menunjukkan keinginan pelanggan untuk
melakukan pembelian (Kotler 2005: 15). Beberapa pengertian dari minat beli adalah sebagai berikut:

1. Minat dianggap sebagai sebuah ‘perangkap’ atau perantara antara faktor-faktor motivasional yang
mempengaruhi perilaku.

2. Minat juga mengindikasikan seberapa jauh seseorang mempunyai kemampuan untuk mencoba.

3. Minat menunjukkan pengukuran kehendak seseorang.

4. Minat berhubungan dengan perilaku yang terus-menerus.

Terdapat perbedaan antara pembelian aktual yang benar-benar dilakukan oleh konsumen dengan minat
beli. Minat beli adalah kecenderungan pembelian untuk melakukan pembelian pada masa yang akan
datang, namun pengukuran terhadap kecenserungan terhadap pembelian umumnya dilakukan guna
memaksimumkan prediksi terhadap pembelian aktual itu sendiri.

Uraian mengenai pengertian minat beli diatas maka dapat disimpulkan bahwa minat beli adalah tahap
kecenderungan perilaku membeli dari konsumen pada suatu produk barang atau jasa yang dilakukan
pada jangka waktu tertentu dan secara aktif menyukai dan mempunyai sikap positif terhadap suatu
produk barang/jasa, didasarkan pada pengalaman pembelian yang telah dilakukan pada masa lampau.

Mengukur Minat Beli Konsumen

Minat beli pelanggan dapat dilihat dari hasil (Outcome) yang dirasakan atas penggunaan produk dan
jasa, sama atau melebihi harapan yang diinginkan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa metode yang
digunakan untuk mengukur minat beli konsumen.

Kotler dalam Tjiptono dan Diana (2005: 104-105) mengemukakan beberapa metode yang dapat
digunakan untuk mengukur minat beli konsumen, metode tersebut antara lain :

1) Sistem keluhan dan saran

2) Ghost Shopping

3) Lost Customer Analysis

4) Survei kepuasan pelanggan

1) Sistem keluhan dan saran

Organisasi yang berpusat konsumen memberikan kesempatan yang luas kepada para konsumen untuk
menyampaikan saran dan keluhan, misalnya dengan menyediakan kotak saran, kartu
komentar, Customer Hot Lines dan lain-lain.
2) Ghost Shopping

Salah satu cara untuk memperoleh gambaran mengenai kepuasan konsumen adalah dengan
mempekerjakan beberapa orang untuk berperan atau bersikap sebagai pembeli potensial, kemudian
melaporkan temuan-temuannya mengenai kekuatan dan kelemahan produk perusahaan dan pesaing
berdasarkan pengalaman mereka dalam pembelian produk-produk tersebut.

3) Lost Customer Analysis

Perusahaan seyogyanya menghubungi konsumen yang telah berhenti membeli atau yang telah pindah
pemasok agar dapat memahami mengapa hal itu terjadi.

4) Survei kepuasan konsumen

Metode survei kepuasan konsumen dapat menggunakan pengukuran dengan berbagai cara, yaitu:

a. Pengukuran dapat dilakukan secara langsung dengan pertanyaan seperti: “Ungkapkan seberapa puas
saudara terhadap pelayanan.

b. Responden juga dapat diberi pertanyaan mengenai seberapa besar mereka mengharapkan suatu
atribut tertentu dan seberapa besar yang mereka rasakan

c. Metode lain adalah dengan meminta responden untuk menuliskan masalah-masalah yang mereka
miliki dengan penawaran dari perusahaan dan untuk menuliskan perbaikan-perbaikan yang mereka
sarankan (Problem Analysis)
d. Selain itu responden juga dapat diminta untuk merangking berbagai elemen dari penawaran
berdasarkan derajat pentingnya setiap elemen dan seberapa baik kinerja perusahaan dalam masing-
masing elemen (Importance/Performance Ratings).

Tjiptono dan Diana (2005, 106-107) mengemukakan terdapat sepuluh (10) kunci sukses mengukur minat
beli konsumen, yaitu :

1) Frekuensi

2) Format

3) Isi

4) Desain isi

5) Melibatkan setiap orang

6) Mengukur minat beli setiap orang

7) Kombinasi beberapa ukuran

8) Hubungan dengan kompensasi dan Reward lainnya

9) Penggunaan ukuran secara simbolik

10) Bentuk pengukuran lainnya


1) Frekuensi

Beberapa kali perusahaan mengadakan survey untuk mengetahui minat beli pelanggan, biasanya paling
tidak setiap 70-80 hari sekali.

2) Format

Siapa yang melakukan Survey minat beli konsumen? Dapat dikatakan bahwa sebaiknya yang
melakukan Survey formal minat beli konsumen adalah pihak ketiga diluar perusahaan dan hasilnya
disampaikan kepada semua pihak dalam organisasi.

3) Isi

Isi (Content) pertanyaan yang diajukan adalah pertanyaan standar dan dapat dikuantitatifkan.

4) Desain isi

Tidak ada satupun instrumen Survey yang paling baik untuk setiap kondisi. Oleh karena itu perusahaan
harus mendesain Survey secara sistematis dan memperhatikan setiap pandangan yang ada.

5) Melibatkan setiap orang

Mereka yang mengunjungi pelanggan untuk melakukan Survey adalah semua Level dan semua fungsi
yang ada dalam organisasi, mulai dari manajer puncak hingga karyawan.

6) Mengukur minat beli setiap orang


Perusahaan harus mengukur minat beli semua pihak, tidak hanya konsumen langsung seperti pemakai,
tetapi juga pelanggan tidak langsung seperti distributor, agen, pedagang besar, pengecer dan lain-lain.

7) Kombinasi beberapa ukuran

Ukuran yang digunakan dalam minat beli pelanggan hendaknya dibatasi pada skor kuantitatif yang
merupakan kombinasi dari berbagai unsur seperti individu, kelompok.

8) Hubungan dengan kompensasi dan Reward lainnya

Hasil pengukuran minat beli pelanggan harus dijadikan dasar dalam penentuan kompensasi insentif
dalam penjualan.

9) Penggunaan ukuran secara simbolik

Ukuran minat beli pelanggan hendaknya dibuat dalam kalimat sederhana dan mudah diingat serta
ditempatkan disetiap bagian perusahaan.

10) Bentuk pengukuran lainnya

Deskripsi kualitatif mengenai hubungan karyawan dengan konsumen harus mencakup penilaian sampai
sejauh mana karyawan memiliki orientasi pada minat beli konsumen.

Implikasi dari pengukuran minat beli konsumen tersebut adalah konsumen dilibatkan dalam
pengembangan produk dan jasa dengan cara mengidentifikasi apa yang dibutuhkan konsumen. Hal ini
berbeda dengan konsumen dalam konsep tradisional, dimana mereka tidak dilibatkan dalam
pengembangan produk, karena mereka berada di luar sistem.

Tujuan untuk melibatkan konsumen dalam pengembangan produk dan jasa adalah agar perusahaan
dapat memenuhi harapan konsumen, bahkan jika mungkin melebihi harapan konsumen. Persepsi yang
akurat mengenai harapan konsumen merupakan hal yang perlu, namun tidak mewujudkan harapan
konsumen. Desain dan standar minat beli konsumen dikembangkan atas dasar harapan konsumen dan
prioritasnya.

Implikasi dari pengukuran minat beli konsumen tersebut adalah konsumen dilibatkan dalam
pengembangan produk dan jasa dengan cara mengidentifikasi apa yang dibutuhkan konsumen. Hal ini
berbeda dengan konsumen dalam konsep tradisional, dimana mereka tidak dilibatkan dalam
pengembangan produk, karena mereka berada diluar sistem.

Indikator Minat Beli

Menurut Ferdinand (2002:129), minat beli dapat diidentifikasi melalui indikator-indikator sebagai
berikut:

a. Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk.

b. Minat refrensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk kepada orang lain.

c. Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki prefrensi
utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk
prefrensinya.

d. Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi
mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari
produk tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari. 2002. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa.Bandung: Alfa Beta

Durianto, Darmadi. Sugiarto dan Sitinjak, Tony. 2001. Strategi Menaklukkan Pasar Melalui Riset Ekuitas
dan Perilaku Merek.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Ferdinand, Augusty. 2002. Metode Penelitian Manajemen. Semarang : Badan Penerbit Universitas
Diponegoro

Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran. Jilid II. Edisi Kesebelas. Alih Bahasa Benyamin Molan.
Jakarta. : Indeks

Kotler, Philip dan Gary, Armstrong. 2001. Prinsip-prinsip Pemasaran. Alih Bahasa Imam
Nurmawan Jakarta : Erlangga.

Lamb, Hair, dan McDaniel. 2001. Pemasaran. Buku 1. Penerjemah David Octarevia. Jakarta : Penerbit
Salemba Empat.

Lupiyoadi, Rambat. 2001. Pemasaran Jasa. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Mc Carthy dan Perrefault, 2003. Dasar-Dasar Pemasaran. Alih Bahasa Agus Dharma. Jakarta: Erlangga.

Orville C. Walker, Boyd. Harper W, Larreche, Jean Claude. 2005.Manajemen Pemasaran Suatu
Pendekatan Strategis dengan Orientasi Global. Jakarta: Erlangga.
Saladin, Djaslim. 2002. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Salemba Empat

Stanton J, William. 2000. Prinsip Pemasaran. Jilid I. Jakarta: Erlangga.

Sunarto. 2004. Pengantar Manajemen Pemasaran. Yogyakarta: UST Press.

Swastha, Basu DH. 2006. Manajemen Penjualan Yogyakarta: Penerbit BPFE.

Tjiptono, Fandy. 2001. Strategi Pemasaran. Edisi Kedua. Cetakan Keenam. Yogyakarta: Penerbit. Andy.

Tjiptono, Fandy dan Diana, Anastasia. 2005. Total Quality Manajemen.Yogyakarta : Andi.

Yamit, Zulian. 2001. Manajemen Kualitas Produk dan Jasa. Yogyakarta : Ekonisia.

Diposting oleh vina tanjung di 19.01

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Label: kualitas produk, strategi harga dan minat beli

10 komentar:
Ryano Azumi Kunnichiwa Kunnichiwa29 April 2014 19.21

makasih mas/mbak atas materi pemasarannya, bisa jadi rujukkan tugas nih hehe :)

oya apabila berkenan mohon kunjungi balik blog saya ya di

Ikubaru's Blogzia

Blog saya juga banyak mengupas tentang Ekonomi, termasuk Pemasaran

Terima kasih

Balas

Balasan

linda tiraya19 November 2015 16.17

Mbk tahun yg bnr pd buku swasta thn 2006 atau 2010 y?

Balas

Ace Maxs18 Maret 2015 21.34

Terimakasih buat infonya, bermanfaat sekali khususnya buat saya..

http://www.tokoobatku.com/obat-hepatitis-b-herbal/

Balas
Alat Antrian19 Mei 2016 20.37

Wah min bisa dibuat sebagai bahan referensi nih hehehehehe...

Terus tambah postingannya ya min ...

Jangan lupa juga kunjungi halaman ini

http://mesinantrianmakingsolution.blogspot.co.id/2016/05/mesin-antrian-bersolusi.html

http://alatskpberkualitas.blogspot.co.id/2016/05/alat-survey-kepuasan-pelanggan.html

Balas

muhamad andy21 Mei 2016 09.04

Terimakasih ya

Balas

muhamad andy21 Mei 2016 09.04

Terimakasih ya

Balas

Ayu Anggraini4 Juni 2016 09.36


Halo mbak mas, terima kasih atas postingannya.. sangat membantu

Apakah ada link mengenai customer relations dengan kepuasan pelanggan ?

Balas

Levi Islandani14 Agustus 2016 19.30

mba, kalo untuk indikator produk apa ya? ditunggu ya jawabannya.. makasih..

Balas

Levi Islandani14 Agustus 2016 19.30

mba, kalo untuk indikator produk apa ya? ditunggu ya jawabannya.. makasih..

Balas

SAR Corporate17 Mei 2017 06.28

minta izin ambil artikel web dibawah ini terima kasih

Balas
Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda

Langganan: Posting Komentar (Atom)

Arsip Blog

▼ 2013 (12)▼ Januari (12)p,h,iprestasi kerjamotivasipromosi jabatankompensasikepemimpinanseleksi


tenaga kerjastrategi promosikualitas produkkecantikank3pemasaran

Mengenai Saya

vina tanjung

Tema Tanda Air. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai