Anda di halaman 1dari 33

Contoh cara perhitungan struktur

jembatan prategang / cable stayed


(STRUKTUR BAWAH)
PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN PRATEGANG
STRUKTUR BAWAH

Perhitungan Berat Sendiri Abutment


Direncanakan abutment tipe T terbalik dengan tinggi
abutment 6 m, lebar pondasi. 11.6 m

Gambar Dimensi Penampang Abutment


Tabel Perhitungan Berat Sendiri Abutment
Luas Volume Jarak Momen
No Bentuk P T L (A) (V) Bj Berat (x) O

(m) (m) (m) (m2) (m3) (kN/m3) (kN) (m) (kNm)

1 persegi 0.5 0.25 10.8 0.125 1.35 24 32.4 2.05 66.420

2 persegi 0.7 1.69 10.8 1.183 12.7764 24 306.6336 2.15 659.262

3 persegi 1.6 0.7 10.8 1.12 12.096 24 290.304 1.7 493.517

4 segitiga 0.4 0.25 10.8 0.05 0.54 24 12.96 2.23 28.901

5 persegi 1.2 2.36 10.8 2.832 30.5856 24 734.0544 1.5 1101.082

6 segitiga 0.9 0.4 11.6 0.18 2.088 24 50.112 2.4 120.269

7 segitiga 0.9 0.4 11.6 0.18 2.088 24 50.112 0.6 30.067


8 persegi 3 1 11.6 3 34.8 24 835.2 1.5 1252.800

Total 8.67 96.324 2311.776 3752.317


Eksentrisitas beban akibat berat sendiri

e =

=
= 1.623 m
Maka berat total abutment (W1) = 2311.776 kN, yang bekerja
terpusat pada jarak 1.623 m dari titik O.
Perhitungan Berat Plat Injak dan Wing Wall

Gambar Dimensi Penampang Plat Injak dan Wing Wall


Tabel Perhitungan Berat Plat Injak dan Wing Wall
Luas Volume Jarak Momen
No Bentuk P T L (A) (V) Bj Berat (x) O

(m) (m) (m) (m2) (m3) (kN/m3) (kN) (m) (kNm)

9 persegi 0.2 0.25 7 0.05 0.35 24 8.4 2.4 20.160

10 persegi 2 0.2 7 0.4 2.8 24 67.2 3.5 235.200

11 persegi 2 2.44 0.3 4.88 1.464 24 35.136 3.5 122.976

12 segitiga 0.4 0.25 0.3 0.05 0.015 24 0.36 2.37 0.853

13 segitiga 1.5 2.36 0.3 1.77 0.531 24 12.744 3.5 44.604

14 persegi 0.5 1.96 0.3 0.98 0.294 24 7.056 2.75 19.404


15 persegi 0.4 1.71 0.3 0.684 0.2052 24 4.9248 2.3 11.327

16 segitiga 0.9 0.4 0.3 0.18 0.054 24 1.296 2.7 3.499

Total 8.994 5.7132 137.1168 458.023


Eksentrisitas beban akibat berat tanah

e =

=
= 3.34 m
Maka berat total plat injak dan wing wall (W2) = 137.1168 kN.
Perhitungan Berat Tanah

Gambar Dimensi Penampang Tanah


Tabel Perhitungan Berat Tanah
Luas Volume Jarak Momen
No Bentuk P T L (A) (V) Bj Berat (x) O

(m) (m) (m) (m2) (m3) (kN/m3) (kN) (m) (kNm)

17 persegi 2 0.6 11.6 1.2 13.92 17.2 239.424

18 persegi 0.5 4.4 11.6 2.2 51.04 17.2 877.888 2.75 2414.192

19 segitiga 0.4 0.25 11.6 0.05 1.16 17.2 19.952 2.4 47.885

20 persegi 0.4 1.71 11.6 0.684 15.8688 17.2 272.943 2.3 627.770

21 segitiga 0.9 0.4 11.6 0.18 4.176 17.2 71.8272 2.78 199.680

Total 4.314 86.1648 1482.035 3289.526


Eksentrisitas beban akibat berat tanah

e =
=
= 2.65 m
Maka berat total tanah (W3) = 1242.611 kN, yang bekerja
terpusat pada jarak 2.65 m dari titik O.
Perhitungan Beban Gempa
Wilayah gempa = wilayah 3 (Gambar 2.15 BMS Bag. 2)
Kondisi tanah = tanah cukup padat
Tinggi kolom abutment = 6 m
Lebar kolom abutment = 1.2 m
Panjang kolom abutment = 10.8 m
Faktor kepentingan (I) = 1
Faktor tipe bangunan (S) = tipe A
Jumlah sendi plastis (n) = 1
Peninjauan gempa arah memanjang, karena dianggap yang
paling besar
 Waktu getar (Tg)

Dimana: g = 9.81 m/det2


WTP = Rd + Rl + P7 + W1 + W2 + W3
= 3648.218 + 1722.12 + 1400 + 2311.776 + 137.117 + 1242.611
= 10461.842 kN

Kp =
o E = 25742.96 Mpa =25742.96 x 103

o I= = = 1.5552 m4
o L=6m

Kp =
= 556047.936 kN/m

T =
= 0.275 detik
 Penentuan gaya statik ekivalen rencana, TEQ
Dimana: Kh = C.S
 C = 0.18 (Gambar 2.14 BMS Bag. 2 untuk
tanah sedang, gempa daerah 3)
 S = 1.3 F 18 (Tabel 2.14 BMS Bag. 2 hal 51
)
o F = 1.25 – 0.025 x 1 = 1.225
S = 1.3 x 1.225 = 1.5925
Kh = 0.18 x 1.5925 = 0.28665
I = 1 (Tabel 2.13 BMS Bag. 2 hal 51 )
WT = Rd = 3648.218 kN
TEQ = 0.28665 x 1 x 3648.218
= 1045.7617 kN
Gaya gempa bekerja pada pusat massa abutment. Jarak pusat
massa abutment dari titik bawah dihitung sebagai berikut:
Tabel Perhitungan Titik Berat Abutment Arah Sumbu Y
No Bentuk Luas (A) Jarak (y) A.Y

(m2) (m)

1 persegi 0.125 5.875 0.734

2 persegi 1.183 4.905 5.803

3 persegi 1.12 3.71 4.155

4 segitiga 0.05 3.277 0.164

5 persegi 5.232 2.18 11.406

6 segitiga 0.18 1.133 0.204

7 segitiga 0.18 1.133 0.204

8 persegi 4.5 0.5 2.250

Total 12.57 24.920

= = 1.98 m
Perhitungan Tekanan Tanah Aktif
Gambar Tekanan Tanah Aktif
Tanah urugkan dipakai tanah
timbunan yang dipadatkan, dengan
berat jenis (γ) = 17 2 kN/m3 dan
diasumsikan sudut geser dalam tanah
( ) = 30°.
Koefisien tekanan tanah aktif dapat dirumuskan sebagai
berikut:

Ka = tan2(45 – )

= tan2(45 – )
= 0.5774
1. Tekanan tanah akibat beban lalu lintas di atas plat
injak
Ph1 = q x h3
x Ka x Lebar abutment
= 100 x 5.8 x 0.5774 x 11.6
= 3884.747 kN
2. Tekanan tanah akibat beban di atas plat injak
Menurut BMS, beban di atas plat injak dapat diasumsikan
sebagai berat tanah timbunan dengan tinggi 600 mm.
Maka tekanan tanah
Ph2 = γ1(tanah)
x h1
x (h2 + h3) x Ka x Lebar abutment
= 17.2 x 0.6 x (0.2
+ 5.8) x 0.5774 x 11.6
= 414.73 kN
3. Tekanan tanah akibat plat injak
Ph3 = γ2(beton)
x h2
x h3
x Ka x Lebar abutment
= 24 x 0.2 x 5.8 x 0.5774 x 11.6
= 184.468 kN
4. Tekanan tanah akibat tekanan tanah di belakang
abutment
Ph4 = ½ x γ3(tanah)
x h3
x h3
x Ka x Lebar abutment
= ½ x 17.2 x 5.8 x 5.8 x 0.5774 x 11.6
= 1937.712N
Gaya – gaya Yang Bekerja Pada Abutment

Gambar Gaya – gaya Yang Bekerja Pada Abutment


1. Gaya vertikal (Q)
Q = Rd + Rl + P7 + W1 + W2 + W3
= 3648.218 + 1722.12 + 1400 + 2311.776 + 137.117+ 1482.035
= 10701.266 kN
1. Gaya horisontal (H)
H = Hs + TEQ + Ph1 + Ph2 + Ph3 + Ph4
= 797.2327 + 1045.7617 + 3884.747 + 414.73 + 184.468 +
1937.712
= 8264.652 kN
1. Momen (M)

Gambar Gaya – gaya Yang Menyebabkan Momen


Momen yang terjadi, ditinjau dari titik O. Momen yang tarjadi
adalah momen guling dan juga momen penahan akibat berat
dari bangunan. Pada perencanaan, diasumsikan pada 2
kondisi, yaitu saat tidak ada beban lalu lintas, dan pada saat
lalu lintas penuh.
1. Pada saat tidak terdapat beban hidup (lalu lintas)
~ Momen guling = TEQ
x h4 + Ph2 x h1 + Ph3 x h1 + Ph4
x h2
= 1045.7617 x 1.98
+ 414.73 x 2.9 + 184.468
x 2.9
+ 1937.712 x 1.93
= 13056.428 kNm
~ Momen penahan = Rd x l
+ W1
x e1 + W3
x e3
= 3648.218 x 1.35
+ 2311.776 x 1.623
+ 1242.611 x 2.65
= 11970.026 kNm
Maka momen yang bekerja:
M = Momen guling – Momen penahan
= 13056.428– 11970.026
= 1086.402 kNm
1. Pada saat beban hidup (lalu lintas) bekerja
~ Momen guling = Hs x h3 + TEQ
x h4 + Ph1
x h1 + Ph2 x h1 + Ph3 x h1 + Ph4
x h2 = 797.2327 x 4.15
+ 1045.7617 x 1.98 + 3884.747 x 2.9
+ 414.73 x 2.9 + 184.468
x 2.9 + 1937.712 x 1.93
= 22122.349 kNm
~ Momen penahan = (Rd + Rl) x l
+ P7
x 3.5 + W1
x e1 + W3
x e2
= (3648.218 + 1722.12) x 1.35
+ 1400 x 3.5 + 2311.776 x 1.623
+ 1242.611 x 2.65
= 19194.888 kNm
Maka momen yang bekerja:
M = Momen guling – Momen penahan
= 22122.349 – 19194.888
= 2927.461 kNm
Perhitungan Data Tanah
Abutment berdiri di atas tanah dengan kedalaman 0.5 m dari permukaan tanah. Dari hasil uji
sondir, diperoleh data sebagai berikut:
 perlawanan ujung konus (qc) 27 kg/cm2
 jumlah hambatan lekat (JHL) 100 kg/cm
 rasio gesekan (Fr) 2.5 %
Dari data tanah di atas, dapat dikonversikan menjadi parameter tanah.
 Konversi dari uji sondir ke jenis tanah
Dengan menggunakan grafik hubungan antara qc dan Fr pada bagan klasifikasi tanah (JE
Bowles, Jilid 1:hal 143), maka dapat diketahui jenis tanahnya. qc = 27 kg/cm2 , Fr = 2.5 %
maka jenis tanahnya adalah lanau berpasir dan lanau. Dapat didiskripsikan tanah pada dasar
telapak abutment adalah jenis tanah lempung glasial kaku. Dengan menggunakan tabel 4.22
(Ralp B. Peck, W. E. Hanson, Thomson H. Trornburn, 1996;21), diperoleh parameter sebagai
berikut:
o porositas (n) = 0.37
o angka rongga (e) = 0.6
o kadar air (w) = 22 %
o berat kering (γd) = 1.7 g/cm3
o berat jenuh (γsat) = 2.07 g/cm3
Untuk mencari berat jenis kondisi basah dirumuskan:
γ = γd (1 + w)
= 1.7 (1 + 0.22)
= 2.07 g/cm3 = 20.7 kN/m3
 Konversi dari uji sondir ke parameter tanah
Dari nilai qc dapat dikonversi menjadi nilai SPT menurut rumus Meyerhof
(Suyono Sosrodarsono & Kazuto Nakazawa, 2000:hal 57)
qc = 4 N

N =

= = 6.75
Setelah mendapat nilai N, dapat dikonversikan menjadi sudut geser dalam. Dari grafik
hubungan antara sudut geser dalam ( ) dan nilai N dari pasir,

~ = …………………… Oshaki

=
= 26.62°

~ = …………………… Dunham

=
= 34°

~ = …………………… Meyerhoff

=
= 29°

~ = …………………… Peck

=
= 24°
Maka diambil nilai sudut geser dalam yang terkecil, yaitu = 24°.
qc = 14 Cu

Cu =

= = 1.93 kg/cm2
Kontrol Stabilitas
1. Terhadap Daya Dukung Vertikal
(Suyono Sosrodarsono & Kazuto Nakazawa, 2000:hal 33)
qult = α . c . Nc + β . γ . B . Nγ + γ . Df . Nq
Dimana: B = 3 m
L =6m
Df = 0.5 m
α = 1 + 0.3 (B/L)
= 1 + 0.3 (3/6)
= 1.15
β = 0.5 – 0.1 (B/L)
= 0.5 – 0.1 (3/6)
= 0.45
c = 1.93 kg/cm2
γ = 20.7 kN/m3

Dari tabel Koefisien daya dukung Ohsaki, dengan = 24° diperoleh nilai:(Suyono
Sosrodarsono & Kazuto Nakazawa, 2000:hal 33)
Nc = 9.5
Nγ = 1.04
Nq = 5.26
qult = 1.15 x 1.93 x 9.5 + 0.45 x 20.7 x 3 x 1.04 + 20.7 x 0.5 x 5.26
= 104.589 kN/m2
~ menghitung nilai e :

e =

=
= 1.014 m > B/6 = 0.5 m
~ maka:

qmax =

=
= 7339.69 kN/m2

Sf =

=
= 0.014 < 2.5 ……………….(Tidak Aman)
2. Terhadap Daya Dukung Horisontal (Geser)
(Suyono Sosrodarsono & Kazuto Nakazawa, 2000:hal 87)

Hu = CB . A’ + V . tan B
Dimana: CB = 0 (kohesi tanah dengan beton)
A =BxL
= 3 x 11.6 = 34.8
V = Rd + W1 + W2 + W3
= 3648.218 + 2311.776 + 137.117+ 1482.035
= 7579.146 kN
B = ⅔
= ⅔ x 24°
= 16°
Hu = 0 x 34.8 + 7579.146 x tan 16°
= 2173.285 kN
H = 8264.652 kN

Sf =

=
= 0.26 < 1.5 ……………….(Tidak Aman)
1. Terhadap Guling
~ Kondisi tanpa beban lalu lintas

Sf =

=
= 0.87 < 1.5 ……………….(Tidak Aman)
Pondasi telapak tidak memenuhi persyaratan keamanan di
atas, maka direncanakan abutment dengan menggunakan
pondasi tiang pancang.
Perencanaan Pondasi Tiang
Daya Dukung Aksial Tiang Yang Diijinkan
Untuk menentukan daya dukung tiang pancang dapat
ditentukan dengan melihat kemampuan material tiang untuk
menahan beban (kapasitas struktural) atau daya dukung tanah
dari data-data hasil penyelidikan lapisan dibawah permukaan
tanah dari data uji lapangan CPT (sondir mekanis).
Direncanakan digunakan tiang beton pracetak bulat dengan
diameter 50 cm dengan kedalaman 8 m, nilai tahanan konus qc
= 145 kg/cm2 dan Jumlah hambatan pelekat (JHP) = 2140
kg/cm, maka dapat dicari daya dukung berdasarkan :
Daya dukung ujung pondasi tiang pancang ditentukan berdasarkan hasil CPT (Metode
Schmertmann-Nottingham, 1975).
1. Daya dukung dari tahanan ujung tiang (Qp)
Qp =
x Atiang
Dimana: Atiang = 1963.49 cm2
Nilai qc rata-rata 1D dibawah ujung tiang dan 4 D diatas ujung tiang
dimana, 1 D = 1 x 50 = 50 cm
4 D = 4 x 50 = 200 cm

=
= 124.8 kg/cm2
Qp = 80 x 1963.49
= 245043 kg = 2450.43 kN
1. Daya dukung dari tahanan selimut tiang (Qs)
Qs = Ktiang
x Fs
Dimana: Ktiang = Keliling tiang pancang
=πxD2
= π x 50 2
= 157.08 cm
Fs = Jumlah hambatan pelekat pada kedalaman 8 m
= 2140 kg/cm
Qs = 157.08 x 2140
= 336151.2 kg = 3361.51 kN
1. Daya dukung ijin tiang (Qa)
Penentuan daya dukung ijin (Qa atau Qall) dilakukan dengan membagi daya dukung ultimit
dengan faktor keamanan atau dengan menggunakan anjuran Ir. Sardjono, untuk beban
dinamis sebagai berikut :

Qa = +

= +
= 962.27 kN
Daya Dukung Pondasi Dalam Kelompok
Dalam penggunaan tiang di lapangan sangat jarang atau
hampir tidak pernah tiang pancang dipasang tunggal, salah
satu alasan adalah agar diperoleh faktor keamanan(factor of
safety) pondasi tiang yang memadai. Pada sekelompok tiang,
jika jarak masing-masing tiang cukup besar, maka daya
dukung vertikal tiang tiang-tiang ini tidak menimbulkan
kesulitan. Tetapi bila jarak antara tiang-tiang mengecil
sampai suatu batas-batas tertentu, sekelompok tanah
diantara tiang-tiang akan menggabung satu sama lain dan
sebagai suatu keseluruhan mampu memperlihatkan kekuatan
untuk meretakkan dan daya dukungnya akan berkurang.
Dalam menentukan jarak tiang, terlebih dulu mencari jumlah
tiang yang diperlukan dalam kelompok berdasarkan beban
struktur atas dan daya dukung ultimate tiang.
 Jumlah tiang dalam kelompok

n=
Dimana : Q = gaya vertikal total = 10701.266 kN

Qa = 962.27

n= = 11.12 ≈ 16 tiang
 Syarat jarak antar tiang (S)

S< , atau

S< (rumus ini melihat dari segi ekonomis)


S 2.5D
Dimana : m = jumlah baris, diambil = 8 buah
n = jumlah tiang dalam baris, diambil = 2 buah
D = diameter tiang pancang = 50 cm
S = jarak antar tiang

S<
< 1.45 m

S<
< 1.57 m
S 2.5D
2.5 x 0.50
1.25 m
Diambil jarak antar tiang (S) = 150 cm, dengan susunan sebagai berikut:

Gambar Penempatan Tiang Pancang Pondasi


Efisiensi tiang pancang dalam kelompok dapat ditentukan
dengan berbagai formuladibawah ini :
 Formula Converse – Labarre

Dimana : = arc tan = arc tan = 18.43°

=
= 0.72
 Formula Los Angeles Group

=
= 0.78
 Formula Seiler – Keeney
=
dimana s dinyatakan dalam meter.

=
= 0.73
Dari keempat formula diatas, diambil efisiensi yang terkecil yaitu 0.72
Jadi, daya dukung tiang pancang dalam kelompok :

Qd =
= 0.72 x 16 x 962.27
= 11085.35 kN > Q = 10701.266 kN ………. memenuhi!
Daya Dukung Lateral Tiang Yang Diijinkan
 Beban Lateral Tiang Ijin Menurut Metode Broms
Hu = 9 x Cu
x B x (L – 1.5B)
Dimana : Cu = Kuat geser tanah

= (konversi)

=
= 1.93 kg/cm2 = 193 kN/m2
B = Diameter tiang = 50 cm = 0.5 m
L = Kedalaman tiang = 8 m
Hu = 9 x 193 x 0.5 x (8 – 1.5 x 0.5)
= 6296.625 kN
 Beban lateral ijin tiang (Qa)
Penentuan daya dukung lateral ijin dilakukan dengan membagi daya dukung ultimit dengan
faktor keamanan sebagai berikut :

Ha = = = 2098.875 kN

Qd =
= 16 x 2098.875
= 33582 kN > H = 8264.652 kN………. memenuhi!
Penjabaran Reaksi Tiang Vertikal
Setelah daya dukung tiang yang diizinkan diperoleh, lalu
dihitung banyaknya tiang yang diperlukan dan pembagian
beban ke kepala tiang.
Perhitungan reaksi pada kepala tiang dilakukan dengan
mencari jumlah tiang tiang dan susunan tiang. Bila reaksi yang
diperoleh ternyata melebihi daya dukung yang diizinkan, maka
harus diperiksa kembali sehingga reaksi yang diperoleh
terletak dalam batas harga yang ditentukan.
Untuk mendapatkan nilai reaksi pada kepala tiang, analisa
didasarkan pada teori statis.

Gambar Gaya Yang Bekerja Pada Tiang Pancang


Jumlah tiang dalam satu
baris –x
nx = 8 buah
Jumlah tiang dalam satu
baris -y
ny = 2 buah

Gambar Penomoran Penempatan


Tiang Pancang Pondasi
Data Perencanaan
Jumlah tiang
 : 16 buah
tiang pancang beton.
 Daya dukung aksial ijin (Qa) : 962.27 kN
 Beban total aksial (V) : 10701.266 kN
 Momen arah memanjang (M) : 2927.461 kNm
 Panjang total tiang : 8 m
 Jumlah kwadrat absis-absis tiang pancang :
= 8 x (1.5)2 + 8 x (-1.5)2 = 36 m2
 Gaya-gaya vertikal pada tiang :
= 668.829 ± 81.32 x y
Untuk perhitungan gaya vertikal tiang no. 1 :
Qv = 668.829 + 81.32 x y
= 790.809 kN, untuk perhitungan lainnya dapat dilihat pada
tabel dibawah
Tabel Analisa Gaya Vertikal Tiap Tiang

No. tiang y QV

(m) (kN) (kN) (kN)


1 -1.5 668.829 121.98 790.809

2 -1.5 668.829 121.98 790.809

3 -1.5 668.829 121.98 790.809

4 -1.5 668.829 121.98 790.809

5 -1.5 668.829 121.98 790.809

6 -1.5 668.829 121.98 790.809

7 -1.5 668.829 121.98 790.809

8 -1.5 668.829 121.98 790.809

9 1.5 668.829 121.98 546.849

10 1.5 668.829 121.98 546.849

11 1.5 668.829 121.98 546.849

12 1.5 668.829 121.98 546.849

13 1.5 668.829 121.98 546.849

14 1.5 668.829 121.98 546.849

15 1.5 668.829 121.98 546.849


16 1.5 668.829 121.98 546.849

Qv max = 790.809 kN < Qa = 962.27 kN …… Memenuhi!


Perhitungan Momen Yang Bekerja Pada Poer dan Dinding
Abutment
Momen Pada Poer

Gambar Gaya Pada Poer


Momen maksimum pada poer:
Mmax = 1.6 x Qmax
x 0.75 x 8 tiang
= 1.6 x 790.809 x 0.75 x 8 tiang
= 7591.766 kNm
Gaya vertikal pada poer:
Q = 1.6 x 10701.266
= 17122.026 kN
Momen Pada Dinding Abutment

 Pier Head
Gambar Gaya Pada Pier Head
Dimana: tinggi pier head = 1.94 m
lebar abutment = 10.8 m
Ka = 0.5774
1. Tekanan tanah akibat beban lalu lintas di atas plat
injak (q = 100 kN/m2)
Ph1 = q x (tpier head – 0.2) x Ka x Lebar abutment
= 100 x 1.74 x 0.5774 x 10.8
= 1085.05 kN
1. Tekanan tanah akibat beban di atas plat injak
Menurut BMS, beban di atas plat injak dapat diasumsikan
sebagai berat tanah timbunan dengan tinggi 600 mm.
Maka tekanan tanah
Ph2 = γ1(tanah)
x ttim. tanah
x tpier head
x Ka x Lebar abutment
= 17.2 x 0.6 x (0.2
+ 1.74) x 0.5774 x 10.8
= 124.848 kN
1. Tekanan tanah akibat plat injak
Ph3 = γ2(beton)
x 0.2
x (tpier head – 0.2) x Ka x Lebar abutment
= 24 x 0.2 x 1.74 x 0.5774 x 10.8
= 52.082 kN
1. Tekanan tanah akibat tekanan tanah di belakang
abutment
Ph4 = ½ x γ3(tanah)
x (tpier head – 0.2) x (tpier head – 0.2) x Ka x Lebar abutment
= ½ x 17.2 x 1.74 x 1.74 x 0.5774 x 10.8
= 162.367 kN
M1 = 1.6 x (Ph1
x h1 + Ph2 x h1 + Ph3 x h1 + Ph4
x h2)
= 1.6 x (1085.05 x 0.845
+ 124.848 x 0.845 + 52.082
x 0.845 + 162.367
x 0.563)
= 1852.458 kNm
Pha = 1.6 x (Ph1 + Ph2 + Ph3 + Ph4)
= 1.6 x (1085.05 + 124.848+ 52.082
+ 162.367)
= 2278.955 kN
1. Akibat berat sendiri
Pv1 = 1.2 x tpier head
x Lebar abutment x Tebal pier head x Bj beton
= 1.2 x 1.94 x 10.8 x 0.7 x 24
= 422.393 kN
1. Akibat beban lalu lintas di atas (q = 100 kN/m2)
Pv2 = 2 x q x Tebal pier head x Lebar abutment
= 2 x 100 x 0.7 x 10.8
= 1512 kN
V1 = Pv1 + Pv2
= 422.393 + 1512
= 1934.393 kN
 Dinding Longitudinal

Gambar Gaya Pada Dinding Longitudinal


Dimana: tinggi dinding = 4.4 m
lebar abutment = 10.8 m
Ka = 0.5774
1. Tekanan tanah akibat beban lalu lintas di atas plat
injak (q = 100 kN/m2)
Ph1 = q x tdinding
x Ka x Lebar abutment
= 100 x 4.4 x 0.5774 x 10.8
= 2743.805 kN
1. Tekanan tanah akibat beban di atas plat injak
Menurut BMS, beban di atas plat injak dapat diasumsikan
sebagai berat tanah timbunan dengan tinggi 600 mm.
Maka tekanan tanah
Ph2 = γ1(tanah)
x ttim. tanah
x (0.2
+ tdinding) x Ka x Lebar abutment
= 17.2 x 0.6 x (0.2
+ 4.4) x 0.5774 x 10.8
= 296.032 kN
1. Tekanan tanah akibat plat injak
Ph3 = γ2(beton)
x 0.2
x tdinding
x Ka x Lebar abutment
= 24 x 0.2 x 4.4 x 0.5774 x 10.8
= 131.703 kN
1. Tekanan tanah akibat tekanan tanah di belakang
abutment
Ph4 = ½ x γ3(tanah)
x tdinding x tdinding x Ka x Lebar abutment
= ½ x 17.2 x 4.4 x 4.4 x 0.5774 x 10.8
= 1038.256 kN
M2 = 1.6 x (Ph1
x h1 + Ph2 x h1 + Ph3 x h1 + Ph4
x h2 + TEQ
x h3 + Hs x h4)
= 1.6 x (2743.805 x 2.2
+ 296.032 x 2.2 + 131.703
x 2.2 + 1038.256 x 1.47
+ 1045.7617 x 0.58 + 797.2327 x 2.75)
= 18084.09 kNm
Phb = 1.6 x (Ph1 + Ph2 + Ph3 + Ph4 + TEQ + Hs)
= 1.6 x(2743.805 + 296.032 + 131.703
+ 1038.256 + 1045.7617 + 797.2327)
= 9684.466 kN
1. Akibat berat sendiri
Pv1 = 38.0376 x Bj beton
= 38.0376 x 24
= 912.902 kN
V2 = V1 + 1.2 x Rd + 2 x Rl + 1.2 x Pv1
= 1934.393 + 1.2 x 3648.218 + 2 x 1722.12 + 1.2 x 912.902
= 10851.977 kN
Perhitungan Penulangan Abutment
Penulangan Poer
a. Perhitungan penulangan lentur
Data perencanaan
f’c = 30 Mpa
fy = 350 Mpa
Tebal poer (h) = 1400 mm
Lebar poer (bw) = 11600 mm
 Mu = Mmax = 7591.766 kNm = 7591.766 x 106 Nmm
Direncanakan tulangan D 22
Selimut beton = 80 mm
Rasio penulangan keseimbangan (ρb);

 ρb =

=
= 0.0391128
 ρ max = 0.75 x ρb
= 0.75 x 0.0391128 = 0.0293346

 ρ min = = = 0.004
Dipasang tulangan rangkap dengan tulangan tarik sebanyak
215 D 22 (lapis pertama sebanyak 180 tulangan dan lapis
kedua sebanyak 35 tulangan), dan tulangan tekan sebanyak 30
D 22 seperti yang tersusun pada gambar di bawah ini.
d = h – selimut beton – titik berat tulangan
Titik berat tulangan (Y)
Statis momen terhadap serat bawah tulangan
As x Y = As lapis 1
x (½ D tul.) + As lapis 2
x (½ D tul. + jarak antar tul. + D tul.)
81761.43 x Y = 68423.88 x 11 + 13304.64 x (11 + 40 + 22)
Y = = 21 mm
d = 1400 – 80 – 21
= 1299 mm
o As = 215 x ¼ x π x D2
= 215 x ¼ x π x 222
= 81761.43 mm2
o As’ = 30 x ¼ x π x D2
= 30 x ¼ x π x 222
= 11408.57 mm2
Kontrol rasio penulangan (ρ)

 ρ=

= = 0.006136 > ρ min = 0.004 ……….. (O.K)


Kontrol momen kapasitas (MR)

maka ; fs’ = εs’


x Es ( Es = 200000 )
Diasumsikan tulangan tekan belum leleh
~ Cs = As’ x fs’
= 11408.57 x

= 6845142 – …………… (1)


~ Cc = 0.85 x f’c x a x b
= 0.85 x 30 x 0.85 X x 11600
= 251430 X …………………..(2)
~ Ts = As x fy
= 81761.43 x 350
= 28616500.5 ………………………(3)
∑H=0
Ts – ( Cc + Cs ) = 0

28616500.5 – ( 251430 X + 6845142 – )=0


28616500.5 X – ( 251430 X + 6845142 X – 622907922 ) = 0
2

251430 X2 – 21771358.5 X – 622907922 = 0


Dengan rumus ABC

X1.2 =

=
X1 = 109.3 mm
X2 = – 22.7 mm
Diambil X = 109.3 mm
a = 0.85 X
= 0.85 x 109.3 = 92.9 mm

~ Cs = 6845142 –

= 6845142 – = 1146076 N
~ Cc = 251430 X
= 251430 x 109.3 = 27481299 N

~ Z1 = d –

= 1299 – = 1252.55 mm
~ Z2 = d – d’
= 1299 – 91= 1208 mm
~ Mn = Cc x Z1 + Cs x Z2

= 27481299 x 1252.55 + 1146076 x 1208


= 35806160000 Nmm = 35806.16 x 106 Nmm
~ MR =ø
. Mn
= 0.8 x 31390.301 x 106
= 28644.93 x 106 Nmm > Mu = 7591.766 x 106 Nmm …… ( O.K )
Jumlah tulangan bagi diambil secara pendekatan dari 20%
tulangan tarik untuk daerah tarik dan 20% tulangan tekan
untuk daerah tekan.
Tulangan bagi daerah tarik (bawah)
 As tulangan bagi = 20 % x As tarik
= 0.2 x 81761.43
= 16352.3 mm2
Dipakai tulangan D 22 mm
o As = ¼ x π x D2
= ¼ x π x 222
= 379.9 mm2

 n = = 43.04 ≈ 44 buah tulangan


Maka dipakai tulangan bagi daerah tarik 44 D 22.
Tulangan bagi daerah tekan (atas)
 As tulangan bagi = 20 % x As tekan
= 0.2 x 11408.57
= 2281.7 mm2
Dipakai tulangan D 22 mm
o As = ¼ x π x D2
= ¼ x π x 222
= 379.9 mm2

 n = = 6.01 ≈ 7 buah tulangan


Maka dipakai tulangan bagi daerah tarik 7 D 22.
Kontrol retak yang terjadi:
1. Besaran pembatas distribusi tulangan lentur (SNI 03 –
2847 – 2002 pasal 12.6.4)
z=
~ fs = 0.6 x fy
= 0.6 x 350 = 210 Mpa
~ dc = h – d
= 1400 – 1299 = 101 mm

~ A=

= = 10898.6 mm
z=
= 21682.86 N/mm = 21.68 MN/m < 25 MN/m ……… (O.K)
2. Perhitungan lebar retak (SNI 03 – 2847 – 2002 pasal
12.6.4)
ω=

~ β=

= = 1.085
ω=
= 0.259 mm < 0.3 mm ……… (O.K)
b. Perhitungan kuat geser poer
Data perencanaan
f’c = 30 Mpa
Tebal poer (h) = 1400 mm
Lebar poer (b) = 11600 mm
d = 1299 mm

Gambar Penampang Bidang Kritis


h’ = 11600 mm
b’ = 1200 + ½ d + ½ d = 2499 mm
o bo = keliling bidang kritis
= 2 x (b’ + h’)
= 2 x (2499 + 11600)
= 28198 mm

o βc = =9
o αs = 30
Nilai Vc ditentukan dari nilai terkecil dari: (SNI 03 – 2847 pasal
13.12 2) (1) b)

1. Vc =

= = 40868341 N

2. Vc =

= = 56122787 N

3. Vc =

= = 66875467 N
Jadi, kuat geser beton = 40868341 N = 40868.341 kN
o Tekanan dasar poer

Pu =

= = 0.000492012 kN/mm2
o Gaya geser total terfaktor yang bekerja pada
penampang kritis
Vu = Pu x (F – (b’ x h’))
= 0.000492012 x ((11600 x 3000) – (2499 x 11600))
= 2859.377 kN
Vn = Vc
= 0.6 x 40868.341
= 24521 kN
Vn > Vu
24521 kN > 3007.773 kN maka tidak diperlukan tulangan
geser

Gambar Penulangan Poer

Penulangan Dinding Abutment


a. Perhitungan penulangan lentur
Data perencanaan
f’c = 30 Mpa
fy = 350 Mpa
b = 10800 mm
h = 1200 mm
Mu = 18084.09 kNm
Pu = 10851.977 kN
Direncanakan tulangan D 25, sengkang Ø 16
d = h – selimut beton – D sengkang – ( ½ x D Tul. Tarik )
= 1200 – 80 – 16 – ( 1/2 x 25 ) = 1091 mm
Ag = b x h = 10800 x 1200 = 12960000 mm2

Dicoba tulangan 135 D 25


As = As’ = 135 x ( ¼ x π x 252 )
= 66234.38 mm2
Ast =As + As’
= 132468.75 mm2
Berdasarkan SNI 03-2847-2002 pasal 12.3.5)(2)
Pnmax = 0.8 [ 0.85 x f’c x ( Ag – Ast ) + fy x Ast ]
= 0.8 [ 0.85 x 30 x (12960000 – 132468.75 ) + 350 x 132468.75
]
= 298772887.5 N = 298772.888 kN > Pu ……….( O.K )
~ Kontrol kekuatan terhadap momen
maka ; fs’ = εs’
x Es ( Es = 200000 )
Diasumsikan tulangan tekan belum leleh
~ Cs = As’ x fs’
= 66234.375 x

= 39740625 – …………… (1)


~ Cc = 0.85 x f’c x ( a x b – As’ )
= 0.85 x 30 x ( 0.85 X x 10800 – 66234.38 )
= 234090 X – 1688976.6 …………………..(2)
~ Ts = As x fy
= 66234.38 x 350
= 23182033 ………………………(3)
∑H=0
Ts + Pu – ( Cc + Cs ) = 0
23182033+10851977 – ( 234090 X – 1688976.6 + 39740625 –

)=0
23182033 X + 10851977 X – ( 234090 X2 – 1688976.6 X +
39740625 X
– 4331728125 ) = 0
234090 X2 + 4017638.4 X – 4331728125 = 0
Dengan rumus ABC

X1.2 =

=
X1 = 127.7 mm
X2 = -144.9 mm
Diambil X = 127.7 mm
a = 0.85 X
= 0.85 x 127.7 = 108.5 mm
~ Ts = 23182033 N

~ Cs = 39740625 –

= 39740625 – = 5819496.4 N
~ Cc = 234090 X – 1688976.6
= 234090 x 127.7 – 1688976.6 = 28204316.4 N

~ Z1 = –

= – = 545.8 mm

~ Z2 = Z3 = – d’

= – 109 = 491 mm
~ Mn = Cc x Z1 + Cs x Z2 + Ts x Z3

= 28204316.4 x 548.6 + 5819496.4 x 491 + 23182033 x 491


= 29632256000 Nmm = 29632256 kNmm
~ MR =ø
. Mn
= 0.65 x 29632256

= 19260966 kNmm > Mu = 18084.09 kNmm ………… ( O.K )


~ Kontrol ρ
Berdasarkan SNI 03-2847-2002 pasal 12.9.1)
Luas tulangan 1% – 8% x Ag
ρ max = 0.08 ; ρ min = 0.01

ρ aktual = = 0.01022
ρ min < ρ akl < ρ max …………….. ( O.K )
Kontrol retak yang terjadi:
1. Besaran pembatas distribusi tulangan lentur (SNI 03 –
2847 – 2002 pasal 12.6.4)
z=
~ fs = 0.6 x fy
= 0.6 x 350 = 210 Mpa
~ dc = h – d
= 1200 – 1091 = 109 mm

~ A=

= = 17440 mm
z=
= 21014.2 N/mm = 21.01 MN/m < 25 MN/m ……… (O.K)
2. Perhitungan lebar retak (SNI 03 – 2847 – 2002 pasal
12.6.4)
ω=

~ β=

= = 1.113
ω=
= 0.2573 mm < 0.3 mm ……… (O.K)
b. Penulangan Geser Pada Dinding Abutment
Data perencanaan
f’c = 30 Mpa
fy = 240 Mpa
b = 10800 cm
h = 1200 cm
Ag = 12960000 mm2
d = 1091 mm
Vu = 6052.791 kN = 6052791 N
Pu = 7391.234 kN = 7391234 N

~ Vc =

=
= 27420432.6 N
~ ½ø Vc = ½ x 0.6 x 27420432.6
= 8226129.78 N > Vu = 6052791N ( diperlukan tul. geser
praktis )
~ Direncanakan sengkang Ø 16 ( 2 kaki )
Av = 2 x ( ¼ π x Ø2 ) = 2 x ( ¼ π x 162 ) = 401.92 mm2

~ Syarat jarak
 Smax = 48 x D sengkang
= 48 x 16 = 768 mm
 Smax = 16 x D Tul. memanjang
= 16 x 25 = 400 mm
 Smax = ukuran terkecil dari sisi abutment
= 1200 mm
diambil jarak terkecil S = 400 mm
Dipasang sengkang Ø 16 – 400 mm di sepanjang abutment

Gambar Penulangan Dinding


Abutment

http://nduufi.wordpress.com/

Posted by: Anita Rahma


arsitekdansipil, Updated at: 16.32.00
My name is Anita Rahma, but people call me Anita. Here is my
home page:www.arsitekdansipil.blogspot.com. I live in Indonesia,
NM and work as an Manager at MEGATRUSS Corp. My
friends: Ikhwan Ansori, Edna

Anda mungkin juga menyukai