e =
=
= 1.623 m
Maka berat total abutment (W1) = 2311.776 kN, yang bekerja
terpusat pada jarak 1.623 m dari titik O.
Perhitungan Berat Plat Injak dan Wing Wall
e =
=
= 3.34 m
Maka berat total plat injak dan wing wall (W2) = 137.1168 kN.
Perhitungan Berat Tanah
18 persegi 0.5 4.4 11.6 2.2 51.04 17.2 877.888 2.75 2414.192
19 segitiga 0.4 0.25 11.6 0.05 1.16 17.2 19.952 2.4 47.885
20 persegi 0.4 1.71 11.6 0.684 15.8688 17.2 272.943 2.3 627.770
21 segitiga 0.9 0.4 11.6 0.18 4.176 17.2 71.8272 2.78 199.680
e =
=
= 2.65 m
Maka berat total tanah (W3) = 1242.611 kN, yang bekerja
terpusat pada jarak 2.65 m dari titik O.
Perhitungan Beban Gempa
Wilayah gempa = wilayah 3 (Gambar 2.15 BMS Bag. 2)
Kondisi tanah = tanah cukup padat
Tinggi kolom abutment = 6 m
Lebar kolom abutment = 1.2 m
Panjang kolom abutment = 10.8 m
Faktor kepentingan (I) = 1
Faktor tipe bangunan (S) = tipe A
Jumlah sendi plastis (n) = 1
Peninjauan gempa arah memanjang, karena dianggap yang
paling besar
Waktu getar (Tg)
Kp =
o E = 25742.96 Mpa =25742.96 x 103
o I= = = 1.5552 m4
o L=6m
Kp =
= 556047.936 kN/m
T =
= 0.275 detik
Penentuan gaya statik ekivalen rencana, TEQ
Dimana: Kh = C.S
C = 0.18 (Gambar 2.14 BMS Bag. 2 untuk
tanah sedang, gempa daerah 3)
S = 1.3 F 18 (Tabel 2.14 BMS Bag. 2 hal 51
)
o F = 1.25 – 0.025 x 1 = 1.225
S = 1.3 x 1.225 = 1.5925
Kh = 0.18 x 1.5925 = 0.28665
I = 1 (Tabel 2.13 BMS Bag. 2 hal 51 )
WT = Rd = 3648.218 kN
TEQ = 0.28665 x 1 x 3648.218
= 1045.7617 kN
Gaya gempa bekerja pada pusat massa abutment. Jarak pusat
massa abutment dari titik bawah dihitung sebagai berikut:
Tabel Perhitungan Titik Berat Abutment Arah Sumbu Y
No Bentuk Luas (A) Jarak (y) A.Y
(m2) (m)
= = 1.98 m
Perhitungan Tekanan Tanah Aktif
Gambar Tekanan Tanah Aktif
Tanah urugkan dipakai tanah
timbunan yang dipadatkan, dengan
berat jenis (γ) = 17 2 kN/m3 dan
diasumsikan sudut geser dalam tanah
( ) = 30°.
Koefisien tekanan tanah aktif dapat dirumuskan sebagai
berikut:
Ka = tan2(45 – )
= tan2(45 – )
= 0.5774
1. Tekanan tanah akibat beban lalu lintas di atas plat
injak
Ph1 = q x h3
x Ka x Lebar abutment
= 100 x 5.8 x 0.5774 x 11.6
= 3884.747 kN
2. Tekanan tanah akibat beban di atas plat injak
Menurut BMS, beban di atas plat injak dapat diasumsikan
sebagai berat tanah timbunan dengan tinggi 600 mm.
Maka tekanan tanah
Ph2 = γ1(tanah)
x h1
x (h2 + h3) x Ka x Lebar abutment
= 17.2 x 0.6 x (0.2
+ 5.8) x 0.5774 x 11.6
= 414.73 kN
3. Tekanan tanah akibat plat injak
Ph3 = γ2(beton)
x h2
x h3
x Ka x Lebar abutment
= 24 x 0.2 x 5.8 x 0.5774 x 11.6
= 184.468 kN
4. Tekanan tanah akibat tekanan tanah di belakang
abutment
Ph4 = ½ x γ3(tanah)
x h3
x h3
x Ka x Lebar abutment
= ½ x 17.2 x 5.8 x 5.8 x 0.5774 x 11.6
= 1937.712N
Gaya – gaya Yang Bekerja Pada Abutment
N =
= = 6.75
Setelah mendapat nilai N, dapat dikonversikan menjadi sudut geser dalam. Dari grafik
hubungan antara sudut geser dalam ( ) dan nilai N dari pasir,
~ = …………………… Oshaki
=
= 26.62°
~ = …………………… Dunham
=
= 34°
~ = …………………… Meyerhoff
=
= 29°
~ = …………………… Peck
=
= 24°
Maka diambil nilai sudut geser dalam yang terkecil, yaitu = 24°.
qc = 14 Cu
Cu =
= = 1.93 kg/cm2
Kontrol Stabilitas
1. Terhadap Daya Dukung Vertikal
(Suyono Sosrodarsono & Kazuto Nakazawa, 2000:hal 33)
qult = α . c . Nc + β . γ . B . Nγ + γ . Df . Nq
Dimana: B = 3 m
L =6m
Df = 0.5 m
α = 1 + 0.3 (B/L)
= 1 + 0.3 (3/6)
= 1.15
β = 0.5 – 0.1 (B/L)
= 0.5 – 0.1 (3/6)
= 0.45
c = 1.93 kg/cm2
γ = 20.7 kN/m3
Dari tabel Koefisien daya dukung Ohsaki, dengan = 24° diperoleh nilai:(Suyono
Sosrodarsono & Kazuto Nakazawa, 2000:hal 33)
Nc = 9.5
Nγ = 1.04
Nq = 5.26
qult = 1.15 x 1.93 x 9.5 + 0.45 x 20.7 x 3 x 1.04 + 20.7 x 0.5 x 5.26
= 104.589 kN/m2
~ menghitung nilai e :
e =
=
= 1.014 m > B/6 = 0.5 m
~ maka:
qmax =
=
= 7339.69 kN/m2
Sf =
=
= 0.014 < 2.5 ……………….(Tidak Aman)
2. Terhadap Daya Dukung Horisontal (Geser)
(Suyono Sosrodarsono & Kazuto Nakazawa, 2000:hal 87)
Hu = CB . A’ + V . tan B
Dimana: CB = 0 (kohesi tanah dengan beton)
A =BxL
= 3 x 11.6 = 34.8
V = Rd + W1 + W2 + W3
= 3648.218 + 2311.776 + 137.117+ 1482.035
= 7579.146 kN
B = ⅔
= ⅔ x 24°
= 16°
Hu = 0 x 34.8 + 7579.146 x tan 16°
= 2173.285 kN
H = 8264.652 kN
Sf =
=
= 0.26 < 1.5 ……………….(Tidak Aman)
1. Terhadap Guling
~ Kondisi tanpa beban lalu lintas
Sf =
=
= 0.87 < 1.5 ……………….(Tidak Aman)
Pondasi telapak tidak memenuhi persyaratan keamanan di
atas, maka direncanakan abutment dengan menggunakan
pondasi tiang pancang.
Perencanaan Pondasi Tiang
Daya Dukung Aksial Tiang Yang Diijinkan
Untuk menentukan daya dukung tiang pancang dapat
ditentukan dengan melihat kemampuan material tiang untuk
menahan beban (kapasitas struktural) atau daya dukung tanah
dari data-data hasil penyelidikan lapisan dibawah permukaan
tanah dari data uji lapangan CPT (sondir mekanis).
Direncanakan digunakan tiang beton pracetak bulat dengan
diameter 50 cm dengan kedalaman 8 m, nilai tahanan konus qc
= 145 kg/cm2 dan Jumlah hambatan pelekat (JHP) = 2140
kg/cm, maka dapat dicari daya dukung berdasarkan :
Daya dukung ujung pondasi tiang pancang ditentukan berdasarkan hasil CPT (Metode
Schmertmann-Nottingham, 1975).
1. Daya dukung dari tahanan ujung tiang (Qp)
Qp =
x Atiang
Dimana: Atiang = 1963.49 cm2
Nilai qc rata-rata 1D dibawah ujung tiang dan 4 D diatas ujung tiang
dimana, 1 D = 1 x 50 = 50 cm
4 D = 4 x 50 = 200 cm
=
= 124.8 kg/cm2
Qp = 80 x 1963.49
= 245043 kg = 2450.43 kN
1. Daya dukung dari tahanan selimut tiang (Qs)
Qs = Ktiang
x Fs
Dimana: Ktiang = Keliling tiang pancang
=πxD2
= π x 50 2
= 157.08 cm
Fs = Jumlah hambatan pelekat pada kedalaman 8 m
= 2140 kg/cm
Qs = 157.08 x 2140
= 336151.2 kg = 3361.51 kN
1. Daya dukung ijin tiang (Qa)
Penentuan daya dukung ijin (Qa atau Qall) dilakukan dengan membagi daya dukung ultimit
dengan faktor keamanan atau dengan menggunakan anjuran Ir. Sardjono, untuk beban
dinamis sebagai berikut :
Qa = +
= +
= 962.27 kN
Daya Dukung Pondasi Dalam Kelompok
Dalam penggunaan tiang di lapangan sangat jarang atau
hampir tidak pernah tiang pancang dipasang tunggal, salah
satu alasan adalah agar diperoleh faktor keamanan(factor of
safety) pondasi tiang yang memadai. Pada sekelompok tiang,
jika jarak masing-masing tiang cukup besar, maka daya
dukung vertikal tiang tiang-tiang ini tidak menimbulkan
kesulitan. Tetapi bila jarak antara tiang-tiang mengecil
sampai suatu batas-batas tertentu, sekelompok tanah
diantara tiang-tiang akan menggabung satu sama lain dan
sebagai suatu keseluruhan mampu memperlihatkan kekuatan
untuk meretakkan dan daya dukungnya akan berkurang.
Dalam menentukan jarak tiang, terlebih dulu mencari jumlah
tiang yang diperlukan dalam kelompok berdasarkan beban
struktur atas dan daya dukung ultimate tiang.
Jumlah tiang dalam kelompok
n=
Dimana : Q = gaya vertikal total = 10701.266 kN
Qa = 962.27
n= = 11.12 ≈ 16 tiang
Syarat jarak antar tiang (S)
S< , atau
S<
< 1.45 m
S<
< 1.57 m
S 2.5D
2.5 x 0.50
1.25 m
Diambil jarak antar tiang (S) = 150 cm, dengan susunan sebagai berikut:
=
= 0.72
Formula Los Angeles Group
=
= 0.78
Formula Seiler – Keeney
=
dimana s dinyatakan dalam meter.
=
= 0.73
Dari keempat formula diatas, diambil efisiensi yang terkecil yaitu 0.72
Jadi, daya dukung tiang pancang dalam kelompok :
Qd =
= 0.72 x 16 x 962.27
= 11085.35 kN > Q = 10701.266 kN ………. memenuhi!
Daya Dukung Lateral Tiang Yang Diijinkan
Beban Lateral Tiang Ijin Menurut Metode Broms
Hu = 9 x Cu
x B x (L – 1.5B)
Dimana : Cu = Kuat geser tanah
= (konversi)
=
= 1.93 kg/cm2 = 193 kN/m2
B = Diameter tiang = 50 cm = 0.5 m
L = Kedalaman tiang = 8 m
Hu = 9 x 193 x 0.5 x (8 – 1.5 x 0.5)
= 6296.625 kN
Beban lateral ijin tiang (Qa)
Penentuan daya dukung lateral ijin dilakukan dengan membagi daya dukung ultimit dengan
faktor keamanan sebagai berikut :
Ha = = = 2098.875 kN
Qd =
= 16 x 2098.875
= 33582 kN > H = 8264.652 kN………. memenuhi!
Penjabaran Reaksi Tiang Vertikal
Setelah daya dukung tiang yang diizinkan diperoleh, lalu
dihitung banyaknya tiang yang diperlukan dan pembagian
beban ke kepala tiang.
Perhitungan reaksi pada kepala tiang dilakukan dengan
mencari jumlah tiang tiang dan susunan tiang. Bila reaksi yang
diperoleh ternyata melebihi daya dukung yang diizinkan, maka
harus diperiksa kembali sehingga reaksi yang diperoleh
terletak dalam batas harga yang ditentukan.
Untuk mendapatkan nilai reaksi pada kepala tiang, analisa
didasarkan pada teori statis.
No. tiang y QV
Pier Head
Gambar Gaya Pada Pier Head
Dimana: tinggi pier head = 1.94 m
lebar abutment = 10.8 m
Ka = 0.5774
1. Tekanan tanah akibat beban lalu lintas di atas plat
injak (q = 100 kN/m2)
Ph1 = q x (tpier head – 0.2) x Ka x Lebar abutment
= 100 x 1.74 x 0.5774 x 10.8
= 1085.05 kN
1. Tekanan tanah akibat beban di atas plat injak
Menurut BMS, beban di atas plat injak dapat diasumsikan
sebagai berat tanah timbunan dengan tinggi 600 mm.
Maka tekanan tanah
Ph2 = γ1(tanah)
x ttim. tanah
x tpier head
x Ka x Lebar abutment
= 17.2 x 0.6 x (0.2
+ 1.74) x 0.5774 x 10.8
= 124.848 kN
1. Tekanan tanah akibat plat injak
Ph3 = γ2(beton)
x 0.2
x (tpier head – 0.2) x Ka x Lebar abutment
= 24 x 0.2 x 1.74 x 0.5774 x 10.8
= 52.082 kN
1. Tekanan tanah akibat tekanan tanah di belakang
abutment
Ph4 = ½ x γ3(tanah)
x (tpier head – 0.2) x (tpier head – 0.2) x Ka x Lebar abutment
= ½ x 17.2 x 1.74 x 1.74 x 0.5774 x 10.8
= 162.367 kN
M1 = 1.6 x (Ph1
x h1 + Ph2 x h1 + Ph3 x h1 + Ph4
x h2)
= 1.6 x (1085.05 x 0.845
+ 124.848 x 0.845 + 52.082
x 0.845 + 162.367
x 0.563)
= 1852.458 kNm
Pha = 1.6 x (Ph1 + Ph2 + Ph3 + Ph4)
= 1.6 x (1085.05 + 124.848+ 52.082
+ 162.367)
= 2278.955 kN
1. Akibat berat sendiri
Pv1 = 1.2 x tpier head
x Lebar abutment x Tebal pier head x Bj beton
= 1.2 x 1.94 x 10.8 x 0.7 x 24
= 422.393 kN
1. Akibat beban lalu lintas di atas (q = 100 kN/m2)
Pv2 = 2 x q x Tebal pier head x Lebar abutment
= 2 x 100 x 0.7 x 10.8
= 1512 kN
V1 = Pv1 + Pv2
= 422.393 + 1512
= 1934.393 kN
Dinding Longitudinal
ρb =
=
= 0.0391128
ρ max = 0.75 x ρb
= 0.75 x 0.0391128 = 0.0293346
ρ min = = = 0.004
Dipasang tulangan rangkap dengan tulangan tarik sebanyak
215 D 22 (lapis pertama sebanyak 180 tulangan dan lapis
kedua sebanyak 35 tulangan), dan tulangan tekan sebanyak 30
D 22 seperti yang tersusun pada gambar di bawah ini.
d = h – selimut beton – titik berat tulangan
Titik berat tulangan (Y)
Statis momen terhadap serat bawah tulangan
As x Y = As lapis 1
x (½ D tul.) + As lapis 2
x (½ D tul. + jarak antar tul. + D tul.)
81761.43 x Y = 68423.88 x 11 + 13304.64 x (11 + 40 + 22)
Y = = 21 mm
d = 1400 – 80 – 21
= 1299 mm
o As = 215 x ¼ x π x D2
= 215 x ¼ x π x 222
= 81761.43 mm2
o As’ = 30 x ¼ x π x D2
= 30 x ¼ x π x 222
= 11408.57 mm2
Kontrol rasio penulangan (ρ)
ρ=
X1.2 =
=
X1 = 109.3 mm
X2 = – 22.7 mm
Diambil X = 109.3 mm
a = 0.85 X
= 0.85 x 109.3 = 92.9 mm
~ Cs = 6845142 –
= 6845142 – = 1146076 N
~ Cc = 251430 X
= 251430 x 109.3 = 27481299 N
~ Z1 = d –
= 1299 – = 1252.55 mm
~ Z2 = d – d’
= 1299 – 91= 1208 mm
~ Mn = Cc x Z1 + Cs x Z2
~ A=
= = 10898.6 mm
z=
= 21682.86 N/mm = 21.68 MN/m < 25 MN/m ……… (O.K)
2. Perhitungan lebar retak (SNI 03 – 2847 – 2002 pasal
12.6.4)
ω=
~ β=
= = 1.085
ω=
= 0.259 mm < 0.3 mm ……… (O.K)
b. Perhitungan kuat geser poer
Data perencanaan
f’c = 30 Mpa
Tebal poer (h) = 1400 mm
Lebar poer (b) = 11600 mm
d = 1299 mm
o βc = =9
o αs = 30
Nilai Vc ditentukan dari nilai terkecil dari: (SNI 03 – 2847 pasal
13.12 2) (1) b)
1. Vc =
= = 40868341 N
2. Vc =
= = 56122787 N
3. Vc =
= = 66875467 N
Jadi, kuat geser beton = 40868341 N = 40868.341 kN
o Tekanan dasar poer
Pu =
= = 0.000492012 kN/mm2
o Gaya geser total terfaktor yang bekerja pada
penampang kritis
Vu = Pu x (F – (b’ x h’))
= 0.000492012 x ((11600 x 3000) – (2499 x 11600))
= 2859.377 kN
Vn = Vc
= 0.6 x 40868.341
= 24521 kN
Vn > Vu
24521 kN > 3007.773 kN maka tidak diperlukan tulangan
geser
)=0
23182033 X + 10851977 X – ( 234090 X2 – 1688976.6 X +
39740625 X
– 4331728125 ) = 0
234090 X2 + 4017638.4 X – 4331728125 = 0
Dengan rumus ABC
X1.2 =
=
X1 = 127.7 mm
X2 = -144.9 mm
Diambil X = 127.7 mm
a = 0.85 X
= 0.85 x 127.7 = 108.5 mm
~ Ts = 23182033 N
~ Cs = 39740625 –
= 39740625 – = 5819496.4 N
~ Cc = 234090 X – 1688976.6
= 234090 x 127.7 – 1688976.6 = 28204316.4 N
~ Z1 = –
= – = 545.8 mm
~ Z2 = Z3 = – d’
= – 109 = 491 mm
~ Mn = Cc x Z1 + Cs x Z2 + Ts x Z3
ρ aktual = = 0.01022
ρ min < ρ akl < ρ max …………….. ( O.K )
Kontrol retak yang terjadi:
1. Besaran pembatas distribusi tulangan lentur (SNI 03 –
2847 – 2002 pasal 12.6.4)
z=
~ fs = 0.6 x fy
= 0.6 x 350 = 210 Mpa
~ dc = h – d
= 1200 – 1091 = 109 mm
~ A=
= = 17440 mm
z=
= 21014.2 N/mm = 21.01 MN/m < 25 MN/m ……… (O.K)
2. Perhitungan lebar retak (SNI 03 – 2847 – 2002 pasal
12.6.4)
ω=
~ β=
= = 1.113
ω=
= 0.2573 mm < 0.3 mm ……… (O.K)
b. Penulangan Geser Pada Dinding Abutment
Data perencanaan
f’c = 30 Mpa
fy = 240 Mpa
b = 10800 cm
h = 1200 cm
Ag = 12960000 mm2
d = 1091 mm
Vu = 6052.791 kN = 6052791 N
Pu = 7391.234 kN = 7391234 N
~ Vc =
=
= 27420432.6 N
~ ½ø Vc = ½ x 0.6 x 27420432.6
= 8226129.78 N > Vu = 6052791N ( diperlukan tul. geser
praktis )
~ Direncanakan sengkang Ø 16 ( 2 kaki )
Av = 2 x ( ¼ π x Ø2 ) = 2 x ( ¼ π x 162 ) = 401.92 mm2
~ Syarat jarak
Smax = 48 x D sengkang
= 48 x 16 = 768 mm
Smax = 16 x D Tul. memanjang
= 16 x 25 = 400 mm
Smax = ukuran terkecil dari sisi abutment
= 1200 mm
diambil jarak terkecil S = 400 mm
Dipasang sengkang Ø 16 – 400 mm di sepanjang abutment
http://nduufi.wordpress.com/