Laporan Fisika Cerita
Laporan Fisika Cerita
Malam telah larut dan sebentar lagi pagi akan datang. Aku masih larut
melihat perkembangan bursa di New Yovrk. Dari tadi siang aku malas
dalam gurauan kepadaku bahwa ini saatnya kita surfing diatas gelombang
ganas. Lihatlah tak banyak yang bisa selamat tapi ini tantangan untuk
SMS datang..
Saya terkejut. Bersegera saya membuka email. Benarlah, email ini datang
jauh namun setidaknya ini titik awal untuk sebuah harapan. Akupun
Penerbangan first class itu sangat nyaman. Didalam pesawat aku berusaha
membaca indicator mutakhir ekonomi dan sosial Negara yang akan aku
berpesan bahwa besok jadwal pertemuanku dengan Raja. Hanya aku saja
tanpa didampingi team. Jam 7 malam jemputan akan sampai di hotel untuk
cellularku berdering.
"Ya," aku menangkap ada sesuatu dirumah. Karena tidak seperti biasanya
sudah membaik. Papa tenang aja. Adik-adik semua ada disini kumpul.
Bunda dibawah perawatan dokter terbaik. Kita berdoa aja semoga keadaan
Bunda semakin membaik."
baik baik saja tapi diapun tidak bisa menyembunyikan kekhawatiran akan
perasaan teamku bila pertemuan ini gagal karena aku harus segera pulang.
setengah tahun. Namun hatiku tidak bisa tenang dengan segala pemikiran
tentang masa depan usahaku. Aku hanya memikirkan tentang hari ini
"Apakah itu tidak bisa ditunda lusa saja atau besok saja setelah kamu
bertemu dengan raja," kata salah satu timku. Dia dapat memaklumi
kami.
"Ibu saya sakit dan ini tidak sederhana. Aku tidak bisa memaafkan diriku
bila aku sampai menunda pulang." Kataku dengan wajah bingung. Aku
Akhirnya salah satu dari mereka berkata, "Kamu benar! Kalau begitu kita
putuskan pulang hari ini." Kata mereka dengan tersenyum seakan berusaha
untuk pulang.
Jam 8 pagi aku menelpon pejabat penghubung kami dengan kerajaan dan
"Yang harus anda ketahui bahwa tidak pernah satu kalipun Raja kami
"Mengapa?"
"Kamu sudah setuju untuk datang dan kini mendadak kamu batalkan
sepihak karena alasan yang tidak masuk akal."
keluarkan akan kami ganti. Ini kesalahan kami dan kami akan membayar
"Reputasi anda juga akan hancur," kata pejabat itu dengan nada
mengancam.
Nampak pejabat itu berbicara melalui telepon dengan nada penuh hormat.
"Tadi barusan saja pangeran bebicara dengan saya dan ia sangat marah
bandara, nampak sekuriti sangat ketat. Supir taksi yang kami tumpangi
jauh dari gate keberangkatan. Ketika aku bersama team melangkah menuju
keruang VVIP.
dengan ramah. Aku terus melangkah dalam perasaan penuh tanya. Ada apa
gerangan ini? Ketika pintu ruangan VVIP terbuka, nampak sang Raja
"Saya mendengar kabar bahwa ibunda anda sakit dan anda harus segera
kehadiranku disampingnya."
memuliakan Allah. Tak ada ibadah terbaik didunia ini selain berbakti
kepada ibu. Sampaikan salam saya kepada ibu anda. Doa saya akan
menyertainya."
Kata kata itu meluncur begitu sejuknya. Aku sampai terharu. DIhadapanku
ada seorang raja yang kaya raya dan dihormati namun tetap lebih
saya bisa memberikan pelajaran berharga kepada putra saya. Bahwa tak
penting berapa peluang bisnis yang akan diraih namun bila saatnya datang
untuk memuliakan orang tua maka itulah yang lebih diutamakan," kata
”Yang Mulia Raja meminta anda pulang dengan jet pribadinya. Sementara
tim anda tetap disini untuk melanjutkan pertemuan dengan pejabat terkait.
Raja juga telah memutuskan untuk memilih perusahaan anda sebagai mitra
kami. Selamat."
Anggota tim saya nampak berlinang air mata ketika mendengar kata kata
itu.
"Bila kita muliakan ibu maka Allah akan memuliakan kita. Tentu yang
sulit menjadi mudah, yang sempit menjadi lapang. Anda benar dan kami
percaya sikap anda," kata salah satu anggota tim saya sambil memeluk
saya.
Ketika sampai di bandara, aku langsung ke rumah sakit. Setiba dirumah
"Ya Bunda."
"Jangan kau ganggu anakku bekerja. Soal begini tak perlulah dikabarkan.
Kau pikir mudah untuk kembali dari luar negeri ke sini. Lagian disana dia
Itulah bunda, dalam keadaan apapun beliau tetap tidak ingin membuat