Anda di halaman 1dari 5

PENGARUH DEBU TERHADAP PENCEMARAN UDARA

Partikel debu akan berada di udara dalam waktu yang relatif lama dalam keadaan melayang-
layang di udara kemudian masuk ke dalam tubuh manusia melalui pernafasan. Selain dapat
membahayakan terhadap kesehatan juga dapat mengganggu daya tembus pandang mata dan
dapat mengadakan berbagai reaksi kimia sehingga komposisi debu di udara menjadi partikel
yang sangat rumit karena merupakan campuran dari berbagai bahan dengan ukuran dan bentuk
yang relatif berbeda-beda.

Debu merupakan salah satu bahan yang sering disebut sebagai partikel yang melayang di udara
(Suspended Particulate Matter/ SPM) dengan ukuran 1 mikron sampai dengan 500 mikron.
Dalam Kasus Pencemaran udara baik di dalam maupun di luar gedung (Indoor and Outdoor
Pollution) debu sering dijadikan salah satu indikator pencemaran yang digunakan untuk
menunjukkan tingkat bahaya baik terhadap lingkungan maupun terhadap kesehatan dan
keselamatan kerja.

Ukuran debu sangat berpengaruh terhadap terjadinya penyakit pada saluran pernafasan. Dari
hasil penelitian ukuran tersebut dapat mencapai target organ sebagai berikut:
• 5 – 10 mikron : akan tertahan oleh saluran pernafasan bagian atas
• 3 – 5 mikron : akan tertahan oleh saluran pernafasan bagian tengah
• 1 – 3 mikron : sampai dipermukaan alveoli
• 0,5 – 0,1 mikron : hinggap dipermukaan alveoli/ selaput lendir sehingga
menyebabkan vibrosis paru
• 0,1 – 0,5 mikron: melayang di rongga alveoli.

Menurut Depkes RI ukuran debu yang membahayakan berkisar 0,1 sampai 10 mikron. Partikel
debu selain memiliki dampak terhadap kesehatan juga dapat menyebabkan gangguan sebagai
berikut:

1. Gangguan aestetik dan fisik seperti terganggunya pemandangan dan pelunturan warna
bangunan dan pengotoran
2. Merusak kehidupan tumbuhan yang terjadi akibat adanya penutupan pori- pori tumbuhan
sehingga mengganggu jalannya photo sintesis
3. Merubah iklim global regional maupun internasional
4. Mengganggu perhubungan/penerbangan yang akhirnya mengganggu kegiatan sosial
ekonomi di masyarakat
5. Mengganggu kesehatan manusia seperti timbulnya iritasi pada mata, alergi, gangguan
pernafasan dan kanker pada paru-paru. Efek debu terhadap kesehatan sangat tergantung
pada: solubity (mudah larut), komposisi kimia, konsentrasi debu, dan ukuran partikel
debu.

Reference: Pujiastuti, L., 1998. Kualitas Udara Dalam Ruang. DirektoratJendral Pendidikan
Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.
PENCEMARAN SUARA
Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat
energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh
kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat
tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai
dengan peruntukannya (Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun
1982).
Bunyi atau suara adalah kompresi mekanikal atau gelombang longitudinal yang merambat
melalui medium. Medium atau zat perantara ini dapat berupa zat cair, padat, gas. Jadi,
gelombang bunyi dapat merambat misalnya di dalam air, batu bara, atau udara. Kebanyakan
suara adalah merupakan gabungan berbagai sinyal, tetapi suara murni secara teoritis dapat
dijelaskan dengan kecepatan osilasi atau frekuensi yang diukur dalam Hertz (Hz) dan amplitudo
atau kenyaringan bunyi dengan pengukuran dalam desibel. Manusia mendengar bunyi saat
gelombang bunyi, yaitu getaran di udara atau medium lain, sampai ke gendang telinga manusia.
Batas frekuensi bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia kira-kira dari 20 Hz sampai 20
kHz pada amplitudo umum dengan berbagai variasi dalam kurva responsnya.
Jadi, pencemaran suara adalah gangguan pada lingkungan yang diakibatkan oleh bunyi atau
suara yang mengakibatkan ketidaktentraman makhluk hidup di sekitarnya. Pencemaran suara
diakibatkan suara-suara bervolume tinggi yang membuat daerah sekitarnya menjadi bising dan
tidak menyenangkan. Tingkat kebisingan terjadi bila intensitas bunyi melampui 70 desibel (dB).

Penyebab Pencemaran Suara


Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran disebut polutan. Syarat-syarat suatu zat
disebut polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap makhluk hidup. Sifat
polutan adalah:
1. Merusak untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat
lingkungan tidak merusak lagi.
2. Merusak dalam jangka waktu lama.
Dalam pencemaran suara, kebisingan yang dialami sehari – hari tanpa sadar merupakan faktor
utama terjadinya pencemaran suara. Apalagi pada era modern seperti sekarang ini banyak sekali
alat – alat yang menggunakan mesin yang berbunyi bising serta penggunaan gadget yang bisa
memutar bunyi dengan earphone yang suaranya langsung mengenai gendang telinga tanpa ada
perantara merupakan suatu hal yang beresiko mengakibatkan pencemaran suara.
Saat berada di rumah, telinga kita diisi oleh riuhnya suara binatang peliharaan, suara AC,
televisi, dan banyak hal lain. Saat berada di jalan, kita juga mendengar keriuhan lain: proyek
pembangunan, suara kendaraan umum yang menderu dan musik yang dinyalakan orang lain. Di
kabin mobil, kapal laut, dan pesawat terbang menimbulkan suara mesin yang menderu. Juga di
pabrik atau tempat kerja yang memakai kipas angin besar, kompresor, trafo, dan pompa. Di
hotel, perkantoran, atau apartemen biasanya saluran udaranya mengeluarkan bising.
Sebagai contoh beberapa kebisingan yang menyebabkan kebisingan yang kekuatannya diukur
dengan dB atau desibel adalah
1. Orang ribut / silat lidah = 80 dB
2. Suara kereta api / krl = 95 dB
3. Mesin motor 5 pk = 104 dB
4. Suara petir = 120 dB
5. Pesawat jet tinggal landas = 150 dB

Dampak Pencemaran SuaraTingkat pencemaran didasarkan pada kadar zat pencemar dan
waktu (lamanya) kontak. Menurut WHO, tingkat pencemaran dibedakan menjadi 3, yaitu sebagai
berikut :
1. Pencemaran yang mulai mengakibatkan iritasi (gangguan) ringan pada panca indra dan tubuh
serta telah menimbulkan kerusakan pada
ekosistem lain.
2. Pencemaran yang sudah mengakibatkan reaksi pada faal tubuh dan
menyebabkan sakit yang kronis.
3. Pencemaran yang kadar zat-zat pencemarnya demikian besarnya
sehingga menimbulkan gangguan dan sakit atau kematian dalam
lingkungan.
Menurut penelitian, musik berirama keras, hingga 'berlimpah ruah' berdampak dramatik pada
psikologi. Selain berakibat merusak gendang pendengaran, menurut Dr. Luther Terry, mantan
peneliti di Badan Bedah AS, yang melakukan penelitian adanya akibat negatif terkait suara yang
bising, proses pendengaran melibatkan: kontruksi jantung, peredaran darah, meningkatkan kerja
hati, pernafasan yang meningkat, menghambat penyerapan kulit dan tekanan kerangka otot,
sistem pencernaan berubah, aktivitas yang berhubungan dengan kelenjar yang memberi pertanda
pada zat-zat kimia dalam tubuh termasuk darah dan air seni, efek keseimbangan organ. Juga
keseimbangan efek perasa dan perubahan kimia di otak. Itu semua merupakan sebagian dari efek
suara bising pada manusia.
Terry juga mengungkapkan adanya efek negatif suara gaduh dalam perkembangan janin.
Penelitian menemukan pula, kalau setelah terpapar suara berkekuatan tinggi, seperti suara
pesawat yang tinggal landas atau tempat kerja yang sangat ramai, tekanan darah meningkat
hingga 30%. Pengaruh negatif bertambah dengan adanya kenyataan tekanan darah meningkat
dalam tingkat yang tinggi, bahkan saat paparan suara bising berakhir.
Mungkin Anda memilih untuk tak tinggal di dekat bandara agar tak terkena dampak buruk
kebisingan lalu litas pesawat. Meski demikian, suara gaduh lain yang mungkin kita
pertimbangkan secara moderat memang memiliki pengaruh. Sebuah penelitian di Jerman
menemukan, bahwa tinggal di daerah yang bising dan jalanan yang sibuk memungkinkan
mengakibatkan serangan jantung sebesar 20%, lebih tinggi dari pada orang-orang yang tinggal di
daerah tenang.
Studi tersebut menghubungkan permasalahan dalam mendengarkan, juga dipengaruhi oleh
kebisingan. Selain itu, suara gaduh juga dapat berpengaruh pada anak-anak dalam belajar bicara,
membaca, dan dalam menangkap pelajaran di sekolah. Pengaruh yang sama juga telah
didokumentasikan pada orang-orang yang tinggal di dekat bandara, dekat rel kereta api dan jalan
besar. Ketidakmampuan untuk mendengar dan memahami segala yang diajarkan guru dapat
diartikan sebagai kwalitas yang menyedihkan, dan bahkan dapat meningkatkan tingkat
ketidaklulusan di sekolah.
Lebih jauh lagi, polusi suara juga membawa dampak pada tingkah laku anak-anak dan orang
dewasa. Sebuah studi mengamati respon seorang pejalan kaki saat seseorang meminta bantuan di
tempat yang gaduh. Sementara ditengah kebisingan suara mesin pemotong rumput yang meraung
di sekitar, ada seseorang wanita yang patah tulang menjatuhkan bukunya, tak seorangpun datang
untuk memberikan bantuan. Namun pada saat mesin pemotong rumput yang bersuara ribut
dimatikan, dan kejadian yang sama diulang, beberapa pejalan kaki berhenti guna memberi
bantuan pada wanita ini.
Dari uraian diatas, dampak pencemaran suara biasanya hanya menyebabkan gangguan–gangguan
kecil yang tidak begitu dirasakan oleh makhluk yang tercemari. Pencemaran suara yang bersifat
terus-menerus dengan tingkat kebisingan di atas 80 dB itulah yang dapat mengakibatkan efek
atau dampak yang merugikan kesehatan manusia dan juga menimbulkan kerugian secara materi
karena dengan kesehatan yang terganggu maka produktivitas kerja akan menurun.

Cara Menanggulangi Pencemaran Suara


Dari uaraian diatas tentang begitu berbahayanya pencemaran suara yang menyebabkan berbagai
gangguan pada manusia, kini banyak digunakan sistem kendali bising yang aktif. Menurut Dr Ir
Bambang Riyanto Trilaksono MSc, peneliti dan dosen pada Departemen Teknik Elektron,
Institut Teknologi Bandung (ITB), secara konvensional bising diredam dengan memakai bahan-
bahan peredam.
Bahan tersebut ditempatkan di sekitar sumber bising atau di dinding ruang yang intensitas
bisingnya mau dikurangi. Sayangnya, kendali bising pasif hanya efektif pada frekuensi tinggi.
Jika pada frekuensi rendah diterapkan sistem ini, bahan peredam yang dibutuhkan akan lebih
berat dan tebal. "Ini meningkatkan biaya, bahkan kadang-kadang membuat sistem sulit
diimplementasikan," kata Bambang.
Pada dasarnya pengendali bising aktif adalah peredam bising dengan menggunakan sumber suara
yang dikendalikan dan melawan sumber bising yang tidak dikehendaki.
Bambang menjelaskan, prinsip yang digunakan dalam kendali bising aktif (active noise
control/ANC) adalah interferensi destruktif antara bising dan suatu sinyal suara lain, lazimnya
disebut antisound). Sistem ini membangkitkan sinyal yang fasanya berlawanan dengan bising
yang mau diredam.
Meskipun sederhana dalam teori, prinsip ini sulit pada prakteknya. Penyebabnya karena
karakteristik sumber bising akustik dan lingkungan selalu berubah terhadap waktu, frekuensi,
amplitudo, dan fasa. Selain itu, kecepatan suara bising tidak stasioner.
Selain itu kini di perkantoran, hotel atau apartemen di kota – kota besar yang dekat dengan lalu
lintas utama atau dekat bandara yang dirasa lingkungannya mempunyai kebisingan yang tidak
bisa ditolerir oleh pendengaran manusia, maka Direktur Jendera Bina Marga sejak tahun 1999
mencanangkan bangunan peredam bising. Dimensi Bangunan Peredam Bising tersebut antara
lain :
a. Tinggi minimal 2,75m (makin tinggi kemampuan redaman makin baik).
b. Tebal dinding minimal 10 cm.
Sedangkan Bahan bangunan peredam bisik
a. Penggunaan bahan untuk mereduksi bising adalah dari hasil olahan industri berupa beton
ringan agregat yang disebut ALWA berupa konblok (masif) dengan komposisi campuran: Semen
: Pasir : ALWA= 1 : 4 : 4
b. Dimensi konblok ALWA dapat dicetak menurut ukuran pabrik, sebagai berikut: (30 x 10 x 15)
atau (30x15x15)cm
c. Bahan selain ALWA seperti Bata Merah atau Batako harus dengan rancangan khusus untuk
memperoleh kemampuan redaman bising yang baik.
Secara terus menerus program ini terus disosialisasikan oleh pemerintah dalam upayanya
mengurangi polusi suara
Kebijakan yang sudah diambil oleh pemerintah dalam menanggulangi polusi suara dan polusi
udara adalah mengendarai mobil dengan sistem 3 in 1 yaitu dalam satu mobil minimal harus diisi
dengan 3 orang, agar keributan yang terjadi akibat kemacetan, asap dan desing suara mesin tidak
terlalu memadati jalan raya. Selain itu yang perlu dilakukan pemerintah adalah mengurangi
penjualan kendaraan bermotor, karena hal ini merupakan salah satu pemacu terjadinya
kebisingan di jalanan. Karena melihat kenyataan sekarang ini, setiap individu tidak lepas dari
kendaraan bermotor.

Anda mungkin juga menyukai