Disusun Oleh :
1. ARYANTO (E0016008)
2. AYU SOLIHATI (E0016009)
3. BELLA SASKIA FEBRI P. (E0016010)
4. DAYSA MEY Y (E0016011)
5. DEVON S BUYANTORO (E0016012)
6. DINDHA PRISTIKA A (E0016013)
7. EKA APRILLYANI (E0016014)
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Senyawa kimia mempunyai sifat fisik dan kimia yang berbeda beda antara
senyawa satu dengan yang lainnya.
Sifat fisik dan kimia bisa dilihat dari gugus fungsi yang menempel pada
senyawa. Gugus fungsi adalah kelompok atom dengan pola ikatan tertentu yang bisa
digunakan sebagai penanda. Gugus fungsi tersebut antara lain alkana, alkena, alkuna,
alcohol, alkanon, aldehida, ester dan lain-lain. (sejaifullah,2008:6).
Masing-masing gugus fungsi tersebut memiliki ciri khusus Karena ikatan yang
dibentuk tidak sama satu dengan yang lain. Alcohol memiliki gugus fungsi -OH,
sedangkan alkena memiliki ikatan hidrokarbon dengan dua ikatan rangkap.
Terdapat beberapa gugus fungsi selain alcohol dan alkena, misalnya gugus
karbonil. Gugus karbonil mengandung gugus asli yaitu R-C =O yang terikat pada
residu lain gugus asli pada keton dan aldehid terikat pada atom C dan H yang tidak
dapat menstabilisasi muatan negative sehingga tidak dapat berperan sebagai gugus
pergi dalam reaksi substitusi. (Nuriman, 2007)
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENULISAN
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah farmakognosi tingkat 1
program studi S1 Farmasi STIKes Bhamada.
BAB II
PEMBAHASAN
1. SENYAWA AROMATIKA
Senyawa aromatis adalah senyawa siklis yg memiliki sistem ikatan ganda dua
terkonjugasi dengan jumlah elektron π= (4 n + 2). Senyawa tersebut merupakan
senyawa hidrokarbon yang memiliki rantai karbon tertutup dan mengandung dua atau
lebih ikatan rangkap yang letaknya bersealang seling.Salah satu senyawa aromatik
yang dijumpai pada minyak bumi adalah senyawa fenol dan turunannya.Kadar fenol
dan turunannya dalam limbah industri minyak dan gas bumi mengakibatkan
tercemarnya lingkungan oleh senyawa beracun tersebut, serta memberikan ancaman
terhadap lingkungan.
Senyawa aromatis juga bisa disebut senyawa benzena atau senyawa yang
mempunyai sifat kimia seperti benzena. Senyawa aromatik sederhana, merupakan
senyawa organik aromatik yang hanya terdiri dari struktur cincin planar berkonjugasi
dengan awan elektron π yang berdelokalisasi. Sifat kimianya dicirikan oleh ikatan
rangkap terkonjugasi secara sempurna dalam cincin.
C6H6, yang memiliki enam karbon dan simbol . Setiap sudut dari segienam memiliki
atom karbon yang terikat dengan hidrogen sebagai berikut:
Aromatisasi
Syarat-syarat Aromatisitas:
(energi rendah) dari pada hipotesa suatu trienasiklik. Energi stabilitas senyawa
aromatik disebut energi resonansi, untuk benzena besarnya 36 kcal/mol. Energi
resonansi untuk senyawa aromatik dapat ditentukan secara percobaan.
Manfaat senyawa aromatic begitu banyak diaplikasikan dikehidupan sehari
hari begitu juga dampak yang diberikan oleh senyawa aromatis ini,oleh sebab itu
penulis ingin menjelaskan secara terperinci tentang senyawa aromatis .
1.2 Kereaktifan senyawa Benzena dan turunannya, seperti Reaksi Sulfonasi dan
Reaksi
Kereaktifan Senyawa Benzena dan Turunannya, Reaksi Nitrasi,
Halogenasi, Sulfonasi, Pembentukan Diazonium, Contoh, Kimia - Senyawa-
senyawa turunan benzena dapat direaksikan dengan senyawa lain melalui reaksi
nitrasi, halogenasi, sulfonasi, dan pembentukan senyawa diazonium.
1.2.1 Reaksi Sulfonasi
Istilah sulfonasi terutama digunakan untuk menyatakan reaksi – reaksi
yang menggunakan pereaksi sulfonasi yang umum seperti asam sulfat pekat ,
oleum , dan pereaksi lainya yang mengandung sulfur trioksida.
Sulfonasi senyawa aromatic merupakan salah satu tipe jenis sulfonasi
yang paling penting . sulfonasi tersebut dapat dilakukan dengan mereaksikan
senyawa aromatik dengan asm sulfat.
Sulfonasi adalah reaksi kimia yang melibatkan penggabungan gugus asam
sulfonat , -SO3H , kedalam suatu molekul ataupun ion , termasuk reaksi – reaksi
yang melibatkan gugus sulfonil hlida ataupun garam – garam yang berasal dari
dari gugus asam sulfonat , misalnya penggabungan – SO2Cl kedalam senyawa
organik.
2. IKATAN RANGKAP
Sebuah ikatan ganda dalam kimia adalah ikatan kimia antara dua unsur kimia
yang melibatkan empat elektron ikatan. Ikatan ganda yang paling umum yaitu ikatan
antara dua atom karbon, yang dapat ditemukan dalam alkena. Banyak jenis ikatan
ganda yang terdapat pada dua unsur yang berbeda. Contohnya, pada gugus karbonil,
ikatan ganda terbentuk antara atom karbon dan oksigen. Ikatan ganda lainnya juga
ditemukan dalam senyawa azo (N=N), imina (C=N) dan sulfoksida (S=O). Dalam
rumus kerangka, ikatan ganda digambarkan sebagai garis paralel (=) antara dua atom
yang berhubungan; secara tipografi menggunakan tanda sama dengan.Ikatan ganda
pertama kali diperkenalkan dalam penulisan kimia oleh kimiawan Rusia, Alexander
Butlerov.
Ikatan ganda yang melibatkan karbon lebih kuat daripada ikatan tunggal dan
oleh karenanya panjang ikatannya juga lebih pendek. Orde ikatannya adalah dua.
Ikatan ganda juga kaya akan elektron, yang membuat senyawa golongan ini reaktif.
Senyawa Kimia dengan Ikatan Rangkap
Reaksi adisi dibedakan atas (a) reaksi adisi elektrofilik dan (b) reaksi
adisi nukleofilik.
Reaksi adisi elektrofilik terjadi apabila gugus yang pertama menyerang suatu
ikatan rangkap pereaksi elektrofil. Reaksi adisi elektrofilik ditemukan pada senyawa
C yang mengandung ikatan rangkap antara dua atom C seperti alkena dan alkuna.
Contoh reaksi adisi elektrofilik adalah reaksi antara etena dengan asam klorida
menghasilkan etil-klorida
Reaksi adisi nukleofilik terjadi apabila gugus yang pertama kali menyerang
suatu ikatan rangkap merupakan pereaksi nukleofil. Reaksi adisi nukleofilik
ditemukan pada senyawa C yang mengandung ikatan rangkap antara dua atom C
dengan atom lain, seperti senyawa yang mengandung gugus karbonil dan senyawa
yang mempunyai gugus sianida. Contoh reaksi adisi nukleofilik adalar reaksi antara
dimetil-keton dengan asam sianida menghasilkan 2-siano-2-propanol.
Coba kita lihat lagi reaksi antara 2-metilpropena dengan HBr. Semestinya
akan terbentuk dua produk dari reaksi adisi yang berlangsung, yaitu 1-bromo-2-
metilpropana dan 2-bromo-2- metilpropana. Pada kenyataannya tidaklah demikian,
yang terbentuk hanya 2-bromo-2-metilpropana. Bagaimanakah hal ini dapat terjadi?
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada penjelasan makalah tentang pentuan inti aromatis dan penentuan ikatan rangkap
dapat disimpulkan yaitu :
1. Pada reaksi sulfonasi, atom H digantikan oleh gugus sulfonat (SO3H). Pereaksi
yang digunakan adalah asam sulfat berasap (H2SO4+SO3) pada suhu 40 °C
2. Pada reaksi nitrasi, atom H digantikan oleh gugus nitro (NO2). Pereaksi yang
digunakan adalah asam nitrat pekat (HNO3) dengan katalisator asam sulfat pekat
(H2SO4)
3. Dalam reaksi adisi, suatu zat ditambahkan ke dalam senyawa C yang mempunyai
ikatan rangkap, sehingga ikatan rangkap itu berubah menjadi ikatan tunggal.
4. Uji bayer merupakan suatu uji untuk menunjukkan kereaktifan hidrokarbon
alifatik, alisiklik, dan aromatic tehadap oksidator KMnO4 yang merupakan katalis.
B. Saran
Mengingat ilmu kimia analis kita kurang memahami dan hal baru untuk kita
lebih tepatnya diberi penggambaran tentang materi dari penentuan inti aromatis dan
penentuan ikatan rangkap.
DAFTAR PUSTAKA