Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini
untuk memenuhi tugas mata kuliah Belajar dan Pembelajaran yang tepat pada waktunya yang
berjudul “Unsur-Unsur Motivasi dalam Belajar”.

Makalah ini berisikan tentang pengertian dari motivasi, unsur-unsur dari motivasi, dan upaya
untuk meningkatkan motivasi belajar siswa itu sendiri. Diharapkan makalah ini dapat
memberikan informasi kepada kita semua betapa pentingnya motivasi atau dorongan dalam
proses pembelajaran sehingga peserta didik dapat bersemangat dan terpacu dalam hal
belajarnya.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs.Poltak Panjaitan, M.Pd selaku dosen
pengampu mata kuliah Belajar dan Pembelajaran, rekan-rekan yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir terlebih-lebih rekan kami satu
kelompok yang telah bersusah payah dalam menyiapkan makalah ini. Semoga Tuhan yang
senantiasa memberkati segala usaha kita.

Kami pada akhirnya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu diharapkan
demi kesempurnaan makalah ini kedepannya.

Medan, Agustus 2017


Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang terjadi di dalam satu situasi, bahkan
dalam satu ruang hampa. Situasi belajar ini ditandai dengan motif-motif yang ditetapkan dan
diterima oleh siswa. Terkadang satu proses belajar tidak dapat mencapai hasil maksimal
disebabkan karena ketiadaan kekuatan yang mendorong (motivasi).

Belajar mengajar merupakan suatu proses yang sangat kompleks, karena dalam proses
tersebut siswa tidak hanya sekedar menerima dan menyerap informasi yang disampaikan oleh
guru, tetapi siswa dapat melibatkan diri dalam kegiatan pembelajaran dan tindakan pedadogis
yang harus dilakukan, agar hasil belajarnya lebih baik dan sempurna. Dari proses
pembelajaran tersebut siswa dapat menghasilkan suatu perubahan yang bertahap dalam
dirinya, baik dalam bidang pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Adanya perubahan tersebut
terlihat dalam prestasi belajar yang dihasilkan oleh siswa berdasarkan evaluasi yang
diberikan oleh guru.

Dalam proses belajar mengajar motivasi sangat besar peranannya terhadap prestasi belajar.
Karena dengan adanya motivasi dapat menumbuhkan minat belajar siswa. Bagi siswa yang
memiliki motivasi yang kuat akan mempunyai keinginan untuk melaksanakan kegiatan
belajar mengajar. Sehingga boleh jadi siswa yang memiliki intelegensi yang cukup tinggi
menjadi gagal karena kekurangan motivasi, sebab hasil belajar itu akan optimal bila terdapat
motivasi yang tepat. Karenanya, bila siswa mengalami kegagalan dalam belajar, hal ini
bukanlah semata-mata kesalahan siswa, tetapi mungkin saja guru tidak berhasil dalam
membangkitkan motivasi siswa.

Motivasi yang kuat dalam diri siswa akan meningkatkan minat, kemauan dan semangat yang
tinggi dalam belajar, karena antara motivasi dan semangat belajar mempunyai hubungan yang
erat. Sebagaimana yang dikatakan oleh Sardiman A.M dalam bukunya Interaksi dan Motivasi
Belajar Mengajar bahwa : "Dalam kegiatan belajar, maka motivasi menimbulkan kegiatan
belajar, menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki
oleh subjek belajar itu dapat tercapai."

Motivasi sangat berperan dalam belajar, dengan motivasi inilah siswa menjadi tekun dalam
proses belajar mengajar, dan dengan motivasi itu pula hasil belajar siswa dapat diwujudkan
dengan baik. Siswa yang dalam proses belajar mempunyai motivasi yang kuat dan jelas akan
tekun dan berhasil dalam belajarnya. Tingginya motivasi dalam belajar berhubungan dengan
tingginya prestasi belajar. Bahkan pada saat ini kaitan antara motivasi dengan perolehan dan
atau prestasi tidak hanya dalam belajar.

Download makalah lengkapnya DISINI


B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan motivasi ?


2. Apa saja unsur-unsur motivasi ?
3. Tuliskan saja upaya-upaya dalam meningkatkan motivasi belajar ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan motivasi.


2. Untuk mengetahui apa saja unsur-unsur motivasi.
3. Untuk mengetahui upaya-upaya dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Motivasi Belajar

Sardiman (2006) mengemukakan bahwa “motif” dapat dikatakan sebagai daya penggerak
dari dalam dan di dalam subyek untuk melakukan aktivitas tertentu demi mencapai tujuan.
Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Berawal dari
kata “motif” maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah aktif. Motif
menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila keinginan untuk mencapai kebutuhan
sangat kuat.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006) motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang
mendorong terjadinya proses belajar.

Menurut Nasution (dalam Rohani, 2004) menyatakan motivasi peserta didik (siswa) adalah
menciptakan kondisi sedemikian rupa sehingga siswa mau melakukan apa yang dapat
dilakukannya.
Menurut Winkel (2005), motivasi belajar ialah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam
diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar, dan
memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan. Motivasi belajar
memegang peranan penting dalam memberikan gairah atau semangat dalam belajar, sehingga
siswa yang bermotivasi kuat memiliki energi banyak untuk melakukan kegiatan belajar.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut di atas dapat dikemukakan bahwa motivasi belajar


adalah suatu penggerak yang timbul dari kekuatan mental diri peserta didik maupun dari
penciptaan kondisi belajar sedemikian rupa untuk mencapai tujuan-tujuan belajar itu sendiri.

Dalam motivasi terkandung adanya keinginan mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan,


dan mengarahkan sikap dan individu belajar (Koeswara, 1989; Siagian, 1989; Schein, 1991;
Biggs & Telfer, 1987). Ada tiga komponen utama dalam motivasi belajar yaitu :

1. Kebutuhan

Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidakseimbangan antara apa yang ia miliki dan
yang ia harapkan. Contohnya, siswa merasa bahwa hasil belajarnya rendah, padahal ia
memiliki buku pelajaran yang lengkap. Ia memiliki cukup waktu tetapi kurang baik dalam
mengatur waktu belajar. Waktu belajar yang digunakannya tidak memadai untuk memperoleh
hasilk belajar yang baik. Oleh karena itu siswa mengubah cara-cara belajarnya.

2. Dorongan

Dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi
harapan. Dorongan merupakan kekuatan mental yang berorientasi pada pemenuhan harapan
atau pencapaian tujuan. Dorongan yang berorientasi pada tujuan tersebut merupakan inti
motivasi.

3. Tujuan

Tujuan adalah hal yang ingin dicapai oleh seorang individu. Tujuan tersebut mengarahkan
perilaku dalam hal ini perilaku belajar. Pada kasus siswa mengambil kursus dan bersemangat
belajar tinggi tersebut menunjukkan bahwa siswa bertujuan lulus dan diterima di universitas
pilihannya (Koeswara, 1989; Siagian, 1989; Schein, 1991; Biggs & Telfer, 1987).

B. Unsur-Unsur Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Menurut Max Darsono menyatakan bahwa unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar
adalah sebagai berikut :
a) Cita-cita atau Aspirasi

Cita-cita disebut juga aspirasi adalah suatu target yang ingin dicapai. Penentuan target ini
tidak sama bagi semua siswa. Target ini diartikan sebagai tujuan yang ditetapkan dalam suatu
kegiatan yang mengandung makna bagi seseorang.

Yang dimaksud dengan cita-cita atau aspirasi di sini ialah tujuan yang ditetapkan dalam suatu
kegiatan yang mengandung makna bagi seseorang (W.S. Winkel, 1989: 96). Aspirasi ini
dapat bersifat positif, dapat pula bersifat negatif. Siswa yang mempunyai aspirasi positif
adalah siswa yang menunjukkan hasratnya untuk memperoleh keberhasilan. Sebaliknya siswa
yang mempunyai aspirasi negatif adalah siswa yang menunjukkan keinginan atau hasrat
menghindari kegagalan.

Dalam beraspirasi siswa menentukan target atau disebut juga taraf aspirasi, yaitu taraf
keberhasilan yang ditentukan sendiri oleh siswa dan ia mengharapkan dapat mencapainya.
Taraf aspirasi atau taraf keberhasilan ini dapat dipakai sebagai ukuran untuk menentukan
apakah siswa mencapai sukses atau tidak.

b) Kemampuan Belajar

Dalam belajar dibutuhkan berbagai kemampuan. Kemampuan ini meliputi beberapa aspek
psikis yang terdapat dalam diri siswa, misalnya pengamatan, ingatan, daya pikir, dan fantasi.

Orang belajar dimulai dengan mengamati bahan yang dipelajari. Pengamatan dilakukan
dengan mengfungsikan panca indera. Makin baik pengamatan seseorang, makin jelas
tanggapan yang terekam dalam dirinya, dan makin mudah merepoduksi atau mengingat apa
yang mengolahnya dengan berpikir, sehingga memperoleh sesuatu yang baru. Daya fantasi
juga sangat berpengaruh terhadap perolehan pengetahuan, keterampilan dan sikap.

Jadi, siswa yang mempunyai kemampuan belajar tinggi, biasanya lebih bermotivasi dalam
belajar, karena siswa seperti itu lebih sering memperoleh sukses, sehingga kesuksesan ini
memperkuat motivasinya.

c) Kondisi Siswa

Siswa adalah makhluk hidup yang terdiri dari kesatuan psikofisik. Jadi kondisi siswa yang
mempengaruhi motivasi belajar disini berkaitan dengan kondisi fisik, dan kondisi psikologis.
Tetapi biasanya guru lebih cepat melihat kondisi fisik, karena lebih jelas menunjukkan
gejalanya dari pada kondisi psikologisnya. Misalnya siswa yang kelihatan lesu, mengantuk
akibat begadang atau siswa yang dimarahi orang tuanya dan terbawa ke sekolah akan
mengurangi bahkan menghilangkan motivasi belajar siswa.
d) Kondisi Lingkungan

Kondisi lingkungan merupakan unsur-unsur yang datang dari luar diri siswa. Lingkungan
siswa, sebagaimana juga lingkungan individu pada umumnya, ada tiga, yaitu lingkungan
keluarga, sekolah dan masyarakat. Guru harus berusaha mengelola kelas, menciptakan
suasana belajar yang menyenangkan, menampilkan diri secara menarik, dalam rangka
membantu siswa termotivasi dalam balajar.

Lingkungan fisik sekolah, sarana dan prasarana, perlu ditata dan dikelola, supaya
menyenangkan dan membuat siswa betah belajar. Kecuali kebutuhan siswa terhadap sarana
dan prasarana, kebutuhan emosional psikologis juga perlu mendapat perhatian. Kebutuhan
rasa aman misalnya, sangat mempengaruhi motivasi belajar siswa. Kebutuhan berprestasi,
dihargai, diakui, merupakan contoh-contoh kebutuhan psikologis yang harus terpenuhi, agar
motivasi belajar timbul dan dapat dipertahankan.

e) Unsur-unsur Dinamis dalam Belajar

Unsur-unsur dinamis dalam belajar adalah unsur-unsur yang keberadaannya dalam proses
belajar tidak stabil, kadang-kadang kuat, kadang-kadang lemah dan bahkan hilang sama
sekali. Khususnya kondisi-kondisi yang sifatnya kondisional. Misalnya keadaan emosional
siswa, gairah belajar, dan situasi dalam keluarga.

f) Upaya Guru Membelajarkan Siswa

Upaya yang dimaksud disini adalah bagaimana guru mempersiapkan diri dalam
membelajarkan siswa mulai dari penguasaan materi, cara menyampaikannya, menarik
perhatian siswa, dan mengevaluasi belajar siswa.

Bila upaya-upaya tersebut dilaksanakan dengan berorientasi pada kepentingan siswa, maka
diharapkan upaya tersebut dapat menimbulkan motivasi belajar siswa. Bila upaya guru hanya
sekedar mengajar, artinya keberhasilan guru yang menjadi titik tolak, besar kemungkinan
siswa tidak tertarik untuk belajar. Dengan kata lain motivasi belajar siswa melemah atau
hilang.

C. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar

Menurut De Decce dan Grawford yang dikutip oleh Syaiful Djamarah, ada 4 upaya guru
sebagai pengajar yang berhubungan dengan cara peningkatan motivasi belajar yaitu sebagai
berikut :

a) Menggairahkan anak didik

Dalam kegiatan rutin di kelas sehari-hari guru harus berusah menghindari hal-hal yang
monoton dan membosankan. Guru harus memelihara minat anak didik dalam belajar, yaitu
dengan memberikan kebiasaan tertentu pada diri anak didik tentunya dengan pengawasan.
Untuk dapat meningkatkan kegairahan anak didik, guru harus mempunyai pengetahuan yang
cukup mengenai di posisi awal setiap anak didiknya.

b) Memberikan harapan realistis

Guru harus memelihara harapan anak didik yang realistis dan memodifikasi harapan yang
kurang realistis atau tidak realistis. Untuk itu guru perlu memiliki pengetahuan yang cukup
mengenai keberhasilan atau kegagalan anak didik di masa lalu. Dengan begitu, guru dapat
membedakan antara harapan yang realistis, pesimistis, atau terlalu optimis. Dengan demikian,
guru dapat membantu siswa dalam setiap mewujudkan pengharapannya.

c) Memberikan insentif

Bila anak didik mengalami keberhasilan, guru diharapkan memberikan hadiah kepada anak
didik (dapat berupa pujian, angka yang baik dan sebagainya) atas keberhasilannya, sehingga
anak didik terdorong untuk melakukan usaha lebih lanjut.

d) Mengarahkan perilaku anak didik

Guru dituntut untuk memberikan respons terhadap anak didik yang tak terlibat langsung
dalam kegiatan belajar di kelas. Cara mengarahkan perilaku anak didik adalah dengan
memberikan penugasan, bergerak mendekati, memberikan hukuman yang mendidik, menegur
dengan sikap yang lemah lembut (Wahab, 2008).

Sardiman mengemukakan beberapa cara untuk menumbuhkan motivasi dalam belajar yaitu
antara lain melalui :

a) Memberi angka

b) Hadiah

c) Kompetisi

d) Ego – involvement

e) Memberi ulangan
f) Mengetahui hasil

g) Pujian

h) Hukuman (Wahab, 2008)

Menurut Elliot (1996), saat dimana seorang guru dapat membangkitkan motivasi belajar pada
peserta didik :

a) Pada saat mengawali belajar

b) Selama belajar

c) Mengakhiri belajar (Wahab, 2008)

Seperti dikutip oleh Gage dan Beerliner, French dan Raven menyarankan sejumlah cara
meningkatkan motivasi anak didik tanpa harus melakukan reorganisasi kelas secara besar-
besaran, yaitu :

a) Pergunakan pujian verbal

b) Pergunakan tes dan nilai secara bijaksana

c) Membangkitkan rasa ingin tahu dan hasrat eksplorasi

d) Merangsang hasrat anak didik

e) Memanfaatkan apersepsi anak didik

f) Pergunakan simulasi dan permainan

g) Perkecil konsekuensi-konsekuensi yang tidak menyenangkan terhadap anak didik dari


keterlibatannya dalam belajar, yaitu :

Anak didik kehilangan kepercayaaan diri karena gagal memahami suatu gagasan.

Dari aspek fisik anak merasa tidak nyaman dengan keadaan ruang kelas.

Teguran guru yang tidak terdidik.

Anak didik melakukan ujian yang materinya belum pernah diajarkan.

Anak didik dipaksa menyelesaikan tugas yang banyak, dengan waktu yang sedikit (Wahab,
2008).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Motivasi belajar adalah suatu penggerak yang timbul dari kekuatan mental diri peserta didik
maupun dari penciptaan kondisi belajar sedemikian rupa untuk mencapai tujuan-tujuan
belajar itu sendiri.

Unsur-unsur yang dapat mempengaruhi motivasi belajar antara lain :

a. Cita-cita atau aspirasi siswa

b. Kemampuan siswa

c. Kondisi siswa

d. Kondisi lingkungan belajar

e. Unsur-unsur dinamis belajar atau pembelajaran

f. Upaya guru dalam membelajarkan pembelajar

Menurut De Decce dan Grawford yang dikutip oleh Syaiful Djamarah, ada 4 upaya guru
sebagai pengajar yang berhubungan dengan cara peningkatan motivasi belajar yaitu sebagai
berikut :

a) Menggairahkan anak didik

b) Memberikan harapan realistis

c) Memberikan insentif

d) Mengarahkan perilaku anak didik


DAFTAR PUSTAKA

Dimyati; Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT RINEKA CIPTA.

Tim matakuliah. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Medan: UHN.

Wahab, Rohmalina. 2015. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Winataputra, Udin, dkk. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas
Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai