Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

NAMA : GESNAZET MATOTA


NIM: D21113504

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2015
Kondisi Gas Alam di Indonesia

Indonesia merupakan salah satu negara penghasil gas alam papan atas di dunia.
Data BP Statistics 2014 menunjukkan cadangan gas alam terbukti Indonesia
mencapai 103,3 triliun kaki kubik. Dengan angka cadangan tersebut menempatkan
Indonesia berada pada posisi ke-14 pemilik cadangan terbesar di dunia. Bahkan, di
kawasan Asia, Indonesia merupakan pemilik cadangan gas terbesar kedua setelah
China yang memiliki 115,6 triliun kaki kubik gas alam.

Pemegang cadangan gas alam terbesar di dunia adalah Iran dengan volume
cadangan mencapai 1.192,9 triliun kaki kubik. Posisi kedua disusul oleh Rusia
dengan jumlah cadangan gas terbukti sebesar 1.103,6 triliun kaki kubik.

Kendati memiliki cadangan gas yang cukup besar, namun gas alam belum
digunakan secara maksimal di Indonesia. Sebagian besar gas alam tersebut dijual
ke pasar ekspor. Untuk konsumsi domestik, proporsi pemakaian gas alam hanya
mencakup 17 persen dari total kebutuhan energi Indonesia. Mengacu pada tingkat
produksi sekarang, cadangan gas alam Indonesia bisa bertahan untuk jangka waktu
50 tahun.

Gas alam dianggap lebih efesien karena memiliki pembakaran yang lebih
sempurna dan bersih (clean burning) sehingga perawatan mesin menjadi lebih
murah. Dengan pembakaran yang bersih, gas alam menjadi lebih ramah
lingkungan karena bebas dari logam berat, sulfur dan emisi NOx yang sangat
rendah. Jika dilihat dari sisi finansial, gas alam yang langsung dari pipa gas lebih
hemat seperempat kali dari harga minyak bumi. Jika sudah berbentuk LNG, lebih
murah setengah harga dari minyak bumi.
Potensi Gas Alam pada Pembangkit Tenaga Mekanis di
Indonesia

Ketahanan energi merupakan salah satu pilar ketahanan nasional, karena ketahanan
energi menjadi salah satu faktor pendukung terwujudnya ketahanan ekonomi.
Energi listrik memiliki peran yang strategis dalam mendukung kehidupan
masyarakat modern. Segala aktivitas masyarakat modern saat ini tidak bisa
dipisahkan dari energi listrik. Aktivitas perekonomian tidak bisa lepas dari
penggunaan energi listrik. Pada proses produksi energi listrik menjadi input utama
agar proses produksi bisa berjalan.

Energi listrik sangat berperan penting bagi proses produksi. Apabila energi
listrik harus didapatkan dengan harga mahal maka hal ini akan mempengaruhi
biaya produksi. Kenaikan biaya produksi ini akan mempengaruhi kenaikan harga
barang dari perusahaan tersebut. Sesuai dengan teori mikro ekonomi, jika barang
itu bersifat elastis maka akan menurunkan total revenue. Ketika perusahaan tidak
mampu menaikkan harga barang untuk mengatasi tingginya biaya produksi, maka
perusahaan akan mengurangi jumlah tenaga kerjanya. Kenaikan harga maupun
pengurangan jumlah tenaga kerja sama-sama memiliki dampak negatif yang
berkepanjangan bagi perekonomian. Oleh karena itu, energi listrik menjadi salah
satu faktor utama pendorong roda perekonomian.

Pemakaian
Gas Alam
di
Indonesia

Seperti
yang sudah
diramalkan
, setiap
tahun peran
natural gas
atau gas
alam untuk
memenuhi
kebutuhan
energi global semakin meningkat. Pada tahun, 1990 kebutuhan natural gas di
seluruh dunia hanya 20% dari permintaan seluruh sumber energi, tahun 2013 naik
menjadi 23%, dan tahun 2025 diperkirakan akan naik menjadi 26%.
Beberapa masalah terkait industri gas alam selain produksi adalah pasokan untuk
kebutuhan dalam negeri yang terbatas. Akibat terbatasnya pasokan gas maka
kelangsungan pengembangan industri pupuk sempat terganggu karena belum
adanya jaminan pasokan gas.

Dengan semakin besarnya desakan di dalam negeri untuk bisa memanfaakan


semaksimal mungkin gas alam untuk kebutuhan dalam negeri maka berbagai
kebijakan baru telah dikeluarkan mengenai pemanfaatan gas alam. Beberapa
regulasi baru pada sektor ini yang diperkirakan akan mempengaruhi bisnis gas
alam di Indonesia khususnya menyangkut transmisi gas alam diantaranya
pemindahan titik serah gas alam ke Singapura dari plant gate di Singapura ke well
head di Indonesia yang mempengaruhi proses perhitungan biaya dan harga jual gas
alam tersebut.

Dengan asumsi bahwa jumlah penduduk Indonesia akan terus meningkat, maka
kebutuhan energi pun
dipastikan bertambah.
Jumlah total kebutuhan
energi rakyat Indonesia di
tahun 2025 diperkirakan
mencapai hampir
500TWH (Terawatt
Hours). Bagaimana cara
memenuhi kebutuhan
energi dengan angka
fantastis ini?

Gas alam: bukan hanya


alternatif lagi

Untuk pembangkit listrik, Indonesia kini sangat mengandalkan tenaga air,


tenaga uap, dan batu bara. Tapi sebenarnya, gas alamlah sumber energi yang paling
menjanjikan untuk memenuhi kebutuhan energi Indonesia saat ini—dan yang lebih
penting lagi—di masa yang akan datang, karena ketersediaannya melimpah, dan
harganya sangat bersaing dari batu bara. Walaupun saat ini infrastruktur pipa gas
masih dalam pengembangan, namun ternyata tingkat penggunaan gas alam sudah
mulai meningkat. Salah satunya di sektor industri, seperti industri komponen
misalnya.

Ketersediaan gas alam di Indonesia sudah mencukupi untuk kebutuhan


domestik, bahkan ada sisa untuk ekspor (dengan angka yang semakin
bertambah.Di saat pemberdayaan listrik menggunakan batu bara mulai berkurang,
gas alam punya peluang menjadi bukan lagi sumber energi alternatif, tapi sumber
energi utama yang baru.
Tantangan buat mempopulerkan gas alam sebagai sumber energi utama di
Indonesia saat ini adalah infrastruktur pipa gas yang masih terbatas. 80% dari pipa
gas yang sudah terpasang, yang mengalirkan gas alam dari sumber ke pengguna,
terdapat di Pulau Jawa dan Sumatera saja.

Pertama, Indonesia harus membangun lebih banyak infrastruktur pipa gas di pulau-
pulau lain selain Jawa dan Sumatera. Kemudian, kita juga harus mengembangkan
CBM (Coal Bed Methane, salah satu jenis gas alam yang paling ramah lingkungan)
secara lebih proaktif, dan menemukan cara-cara baru yang inovatif untuk
menyalurkan gas dari sumber ke pengguna.

Anda mungkin juga menyukai