697 1361 1 SM PDF
697 1361 1 SM PDF
ABSTRAK
Kesalahan dalam tatalaksana laktasi merupakan salah satu alasan mengapa
ibu berhenti menyusui sebelum bayi berusia 6 bulan sehingga berdampak pada
penurunan angka cakupan ASI eksklusif di Indonesia. Tujuan penelitian ini untuk
mengidentifikasi gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi proses laktasi ibu
dengan bayi usia 0-6 bulan. Penelitian ini merupakan penelitian dekriptif
kuantitatif dengan jumlah sampel sebanyak 49 orang, dilakukan di Desa Cibeusi
Kecamatan Jatinangor pada tanggal 1-11 Juni 2012. Instrumen yang digunakan
berupa kuesioner dan lembar observasi dengan teknik analisa data menggunakan
rumus frekuensi dan persentase serta skor rata-rata. Hasil penelitian
menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi proses laktasi yaitu 47% ibu
menunjukkan kondisi payudara dan perawatannya kurang baik, 55% ibu
menunjukkan teknik menyusui yang kurang baik, 55% ibu menunjukkan posisi
menyusui yang baik, 57% ibu menunjukkan frekuensi dan durasi pemberian ASI
yang baik serta 61% ibu berada pada status nutrisi yang baik saat menyusui.
Terlihat bahwa sebagian besar ibu belum melakukan keseluruhan hal yang
mendukung proses laktasi dengan baik. Sehingga peran pelayanan kesehatan
sangatlah penting untuk memberikan penyuluhan berkaitan dengan faktor-faktor
yang mempengaruhi proses laktasi.
Kata kunci : Bayi, Ibu, Laktasi
ABSTRACT
Wrong conducts in the management of lactation was one of the reasons
why mothers should stop giving breastfeeding before the baby reached at least
6 months. The study should impacted on the coverage rate of exclusive
breastfeeding in Indonesia. The purpose of this study was to identify factors that
influence the process of lactation mother with baby aged 0-6 months. This study
was a quantitative-descriptive study with 49 people as samples, in Cibeusi
Jatinangor on 1-11 June 2012. Instruments used in the form of questionnaires and
observation sheets with data analysis technique using the formulas as well as
frequency, percentage and mean score. Results showed measured from the
indicators that have been made, 47% of women showed poor breast conditions
and treatment, 55% of mothers showed poor breastfeeding technique, 55% of
mothers showed a good feeding position, 57% of mothers showed good
breastfeeding frequency and duration, and 61% of mothers ware in a good
nutritional status while nursing. It appears that most mothers do not do the whole
thing to support the process of lactation properly. Therefore, the role of health
care services are very important to provide counseling related to factors that
influence the process of lactation.
Key words: Baby, Lactation, Mother
tahun 2014 mengenai prevalensi gizi kurang dan gizi buruk. Fakta di Indonesia
peningkatan gizi bayi cenderung menurun pada 3 tahun terakhir ini (Depkes,
2011).
ASI merupakan makanan yang utama dan paling sempurna bagi bayi.
Dimana ASI mengandung hampir semua zat gizi dengan komposisi sesuai dengan
kubutuhan bayi untuk tumbuh dan berkembang secara optimal (Perinasia, 2004).
Barat sendiri jumlah bayi yang mendapatkan ASI eksklusif terus menurun hanya
merupakan proses produksi dan sekresi ASI (Johnson & Wendy, 2005). Secara
penghasil ASI dalam payudara, proses yang memicu produksi ASI setelah
melahirkan, proses untuk mempertahankan produksi ASI dan proses sekresi ASI.
ASI, maka faktor-faktor yang berpengaruh pada proses laktasi antara lain posisi
dan fiksasi bayi yang benar pada payudara serta frekuensi dan durasi menyusui
(Johnson & Wendy, 2005). Selain itu, nutrisi, keadaan kesehatan ibu baik fisik
maupun psikis serta keadaan payudara juga mempengaruhi proses laktasi. Karena,
proses laktasi merupakan hasil interaksi kompleks antara status nutrisi, keadaan
kesehatan serta keadaan payudara ibu yang nantinya akan berpengaruh pada
eksklusif tidak terlaksana dengan baik. Salah satunya adalah kesalahan pada tata
kurang). Sebagian besar ibu yang tidak menyusui bayinya, bukan karena
gangguan fisik melainkan lebih banyak karena kesalahan tata laksana laktasi.
Infant Feeding Survey pada tahun 200 menyebutkan bahwa sebesar 35% ibu
menyusui melaporkan mengalami masalah menyusui antara lain puting susu yang
luka dan masalah penempelan mulut bayi ke payudara. Sementara itu, sebagian
besar ibu yang berhenti menyusui di minggu kedua setelah melahirkan bukan
karena faktor fisik dan psikologi ibu melainkan karena masalah-masalah seperti
adanya nyeri payudara saat menyusui, bayi sulit menghisap karena kesalahan
mempengaruhi proses laktasi yang dijalani ibu dimana pada akhirnya membuat
ASInya.
didapatkan data bahwa jumlah bayi usia 0-6 bulan sebanyak 51 bayi dan hanya 32
bayinya, 1 orang ibu sudah berhenti menyusui karena merasa nyeri saat menyusui,
dimana ibu mengalami luka pada puting. Satu orang ibu mengalami masalah pada
orang ibu mengatakan bayinya sulit untuk menyusui karena kelainan pada
anatomi puting. Satu orang ibu menjadwal pemberian ASI dikarenakan kesibukan
ibu bekerja. Dua dari 4 ibu pernah mendapatkan informasi mengenai perawatan
payudara tapi hanya 1 orang yang melakukan perawatan payudara. Sementara itu,
untuk pola makan dan minum ibu semuanya mengalami peningkatan. Dua dari 4
orang ibu jarang mengkonsumsi sayur dan buah, 1 dari 4 orang ibu takut untuk
mengeluarkan suara seperti berdecak dan tidak jarang air susu keluar dari mulut
bayi. Dua ibu menggunakan 1 payudaranya setiap kali menyusui. Pada akhir
menyusui hanya 1 orang ibu yang menyendawakan bayinya. Seluruh ibu tidak
mengoleskan ASI ke puting baik sebelum maupun sesudah menyusui serta seluruh
gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi proses laktasi ibu dengan bayi usia
faktor yang mempengaruhi proses laktasi ibu dengan bayi usia 0-6 bulan di Desa
METODE PENELITIAN
proses laktasi ibu dengan bayi usia 0-6 bulan di Desa Cibeusi Kecamatan
Jatinangor.
proses laktasi ibu dengan dengan bayi usia 0-6 bulan, dengan sub variabel antara
frekuensi dan durasi menyusui, serta status nutrisi ibu selama menyusui.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi
usia 0-6 bulan di Desa Cibeusi Kecamatan Jatinangor berjumlah 49 orang (data
bulan Juni 2012). Sementara itu, sampel yang digunakan adalah total sampling
Proses pengumpulan data dilakukan pada tanggal 1-11 Juni 2012 di Desa
kondisi payudara, tata cara menyusui, posisi menyusui serta pemijatan payudara.
kategori yakni baik dan kurang menggunakan skor rata-rata (mean) dengan
ketentuan baik jika skor > mean, dan kurang jika skor < mean
Tabel 1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Laktasi Ibu Dengan Bayi Usia
0-6 Bulan di Desa Cibeusi Kecamatan Jatinangor Tahun 2012
Dari Tabel 1, dapat dilihat bahwa sebagian besar responden yaitu 26 orang
perawatannya serta teknik menyusui yang kurang baik. Sementara itu, sebagian
besar responden yaitu sebanyak 27 orang (55, 11%), 28 orang (57,14%) dan 30
orang (61,22%) menunjukkan posisi, frekuensi dan durasi menyusui serta status
Sri Handini Pertiwi
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung-Sumedang Km.21 Jatinangor-Sumedang)
Email: dini.pertiwi23@yahoo.com 6
nutrisi selama menyusui pada rentang kategori baik. 30 orang (61%) secara umum
Keadaan Payudara dan Perawatannya Pada Ibu dengan Bayi Usia 0-6 Bulan
payudara dan perawatannya yang kurang baik. Payudara ibu selama menyusui
harus dalam kondisi yang baik karena payudara yang baik akan berpengaruh pada
porses laktasi. Hal ini sejalan dengan penelitian Sholichah (2011) yang
kondisi payudara dan perawatannya baik, pengeluaran ASInya pun baik. Hal ini
dikarenakan bahwa salah satu proses yang mempengaruhi proses laktasi adalah
payudara ibu selama menyusui dalam kondisi tidak baik, dalam hal kebersihan,
proses laktasi.
peranan penting dalam memberikan pengetahuan dan penerangan yang benar serta
kelompok kecil agar dapat berbagi pengalaman, informasi dan saran dalam hal
teknik menyusui yang kurang baik. Dimana tidak menyusui dengan kedua
payudara. Artinya bahwa para ibu hanya menyusui pada 1 payudaranya saja. Hal
ini dapat menyebabkan terjadinya pembengkakan pada salah satu payudara karena
Menurut Setyowati (2008) bahwa pemberian ASI pada satu payudara saja dapat
membuat payudara yang lain penuh dengan ASI sehingga terjadi pembengkakan
yang lama kelamaan akan menyebabkan mastitis. Anggaraini & Sutomo (2010)
Menurut Henderson (2006) bahwa sebagian besar ibu yang tidak menyusui
bayinya, bukan karena gangguan fisik melainkan lebih banyak karena kesalahan
tata laksana laktasi yang salah satunya adalah teknik menyusui. Ibu-ibu terlihat
teknik menyusui pada ibu postpartum sehingga para ibu yang memiliki
proses menyusui itu sendiri dan pemberian ASI yang didukung dengan teknik
yang baik dan benar, manfaatnya akan dirasakan lebih maksimal. Oleh karena itu,
para ibu menyusui tentang teknik menyusui yang baik dan benar. Hal ini dapat
menyusui kepada para ibu guna meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu
kepala, badan dan kaki bayi berada pada satu garis lurus, serta memposisikan
mulut bayi terbuka lebar sehingga seluruh aerola masuk ke mulut bayi.
Menurut Wendy & Johnson (2005) posisi dan fiksasi bayi yang benar saat
menyusui akan membuat ASI mengalir banyak tanpa harus banyak ASI yang
keluar dan terbuang percuma, dimana bayi akan menelan ASI dengan mudah
dalam jumlah yang cukup, dan pada akhirnya akan meningkatkan produksi ASI
sesuai kebutuhan bayi. Selain itu, perlekatan yang benar juga menghindari luka
pada puting, karena pada perlekatan yang benar, puting tidak akan bergesekan
tenggorokan bayi, sehingga tidak akan tergesek dan tidak akan luka. Oleh karena
Frekuensi dan Durasi Menyusui Pada Ibu dengan Bayi usia 0-6 Bulan
Sebagian besar ibu menunjukkan frekuensi dan durasi yang baik selama
dan bervariasi dari waktu ke waktu. Menurut (Suririnah, 2009) bahwa pemberian
akan mempengaruhi jumlah ASI yang diproduksi. Hal ini dikarenakan stimulus
anterior untuk melepas prolaktin dan akan terjadi peningkatan produksi ASI oleh
sel-sel alveolar. Dengan kata lain, bahwa semakin sering menyusui maka produksi
ASI kan semakin meningkat, sehingga kebutuhan bayi akan selalu terpenuhi dan
Status Nutrisi Selama Menyusui Pada Ibu dengan Bayi usia 0-6 Bulan
yang baik selama menyusui. Sebagian besar ibu makan lebih banyak
makan dikarenakan sebagian besar ibu sering lapar. Selain itu, normalnya
diperhatikan selama masa menyusui. Nutrisi akan berpengaruh pada produksi dan
kualitas ASI yang akan ibu hasilkan. Menurut Carpenito (2009) nutrisi merupakan
hal yang penting bagi ibu menyusui karena akan berpengaruh pada produksi dan
pengeluaran ASI. Selama menyusui, pada umumnya setiap ibu akan merasakan
rasa lapar yang meningkat jika dibandingkan dengan saat dimana ibu tidak sedang
menyusui. Hal ini terjadi karena selama menyusui, ibu memproduksi ASI yang
akan digunakan sebagai nutrisi bagi bayi, itu artinya bahwa nutrisi yang ibu
makan akan digunakan bukan hanya untuk ibu, tapi juga untuk bayi. Sehingga
memerlukan kalori yang lebih banyak dibandingkan yang tidak hamil bahkan
lebih banyak dari kebutuhan saat hamil. Selama menyusui ibu memproduksi
sekitar 800cc air susu yang mengandung 600 kkal. Karena ibu menyusui
membutuhkan tambahan 800 kkal yaitu 600 kkal untuk produksi ASI dan 200
kkal untuk aktivitas ibu selama menyusui. Oleh karena itu, untuk mencukupi
kebutuhan kalori ibu menyusui, biasanya ibu makan lebih banyak dari biasanya.
Hal ini sejalan dengan penelitian Kusmiyati (2002) yang menyatakan bahwa
telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka dapat dibuat kesimpulan bahwa
sebagian besar ibu menyusui dengan bayi usia 0-6 bulan memiliki kondisi
Sebagian besar ibu telah menunjukkan posisi, frekuensi, durasi serta status
SARAN
menyusui serta tatacara menyusui yang baik dan benar guna keberhasilan
proses laktasi.
terlepas dari bantuan, bimbingan, dorongan, maupun saran dari berbagai pihak.
melakukan penelitian.
3. Para kolektor data yang telah membantu penulis dalam pengumpulan data
dilapangan.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, D.Y & Sutomo, B. 2010. Makanan Sehat Pendamping ASI. Jakarta:
Demedia
Bahiyatun. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC
Bobak, I.M., Lowdermilk, D.L & Jensen, M.D. 2005. Keperawatan Maternitas.
Jakarta: EGC
Carlson, C. 2008. Ilmu Kesehatan Masyarakat untuk Mahasiswa Kebidanan.
Jakarta: EGC.
Carpenito, L.J. 2009. Diagnosis Keperawatan Aplikasi dan Praktik Klinis.
Jakarta: EGC.
Depkes RI. 2011. Available at http://www.gizikia.depkes.go.id/archives/658
(diakses tanggal 16 Maret 2012)
Farrer, H. 2001. Perawatan Maternitas. Jakarta: EGC
Henderson, C. 2006. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC
Johnson, R & Taylor, W. 2005. Buku Ajar Praktik Kebidanan. Jakarta: EGC
Kusmiyati. 2002. Hubungan Pola Konsumsi Makanan dan Tingkat kecukupan
Gizi Dengan Status Gizi ibu Menyusui Pada Keluarga Miskin Di Daerah
Pertanian kelurahan Sonorejo Kecamatan Sukorejo Kabupaten Sukorejo.
Thesis Fakultas Kesehatan MasyarakatnUniversitas Diponegoro.
Available at http://eprints.undip.ac.id/13178/ (diakses tanggal 1 Juli 2012)
Nurhidayah, D.S. 2012. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Primipara Tentang
Menyusui dengan Teknik menyusui di Ruang Rawat Inap Postnatal RSUP
Fatmawati. Skripsi Prodi Keperawatan Fakultas ilmu Kesehatan
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta. Available at
www.library.upnvj.ac.id/pdf/1010712036/pdf (diakses tanggal 5 Juli 2012)
Perinasia. 2004 Manajemen Laktasi: Menuju Persalinan Aman dan Bayi Baru
Lahir Sehat cetakan ke dua. Jakarta. Perinasia