8 Ketrampilan Mengajar
8 Ketrampilan Mengajar
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
satunya banyak tergantung pada pelaksanaan dan pengajaran itu sendiri, yaitu dari
dan mengembangkan potensi yang ada pada diri siswa untuk mencapai tujuan.
kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru sebagai pendidik dan pengajar di
tidak guru harus menguasai bahan yang diajarkannya dan terampil dalam
bahwa :
Jadi jelas bahwa, keterampilan mengajar sebagai salah satu unsur kompetensi
1. Penguatan
2. Bermacam-macam stimulus
3. Keterampilan menyajikan induksi
4. Keterampilan menyajikan ceramah
5. Ilustasi dan pemberian contoh-contoh
6. Keterampilan penyajian
7. Siswa mengajukan pertanyaan
1. Penguasaan materi.
2. Pengetahuan proses belajar mengajar.
3. Penggunaan media dan sumber.
4. Pengelolaan kelas
5. Menguasai landasan-landasan kependidikan.
6. Merencanakan program pengajaran.
7. Mengelola interaksi belajar mengajar.
8. Menguasai macam-macam metode mengajar.
9. Menilai prestasi belajar siswa untuk kepentingan mengajar.
10. Mengenal fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan.
11. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah.
12. Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian untuk
keperluan pengajar.
berbeda, dalam arti mengacu kepada tujuan dan makna yang sama. Perbedaan hanya
akan dibahas adalah keterampilan mengajar sesuai yang dijelaskan oleh Moh. Uzer
berikut :
yanng termasuk ke dalam proses belajar mengajar. Mengenai hal ini tentunya seorang
guru harus mampu membuka dan menutup pelajaran sesuai dengan prosedur yang
Yang dimaksud membuka pelajaran atau set induction ialah usaha atau kegiatan
yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk menciptakan pra
kondisi bagi murid agar mental atau perhatian terpusat pada apa yang akan
dipelajarinya sehingga uasha tersebut akan memberikan efek yang positif
terhadap kegiatan belajar.
membuka pelajaran harus dimiliki seorang guru dalam mengawali, membimbing, dan
membantu siswa dalam pemahaman belajarnya. Dengan kata lain kegiatan yang
13
dilakukan oleh guru untuk menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan
Kegiatan membuka pelajaran tidak hanya dilakukan oleh guru pada awal jam
pelajaran, tetapi pada awal setiap penggal kegiatan inti pelajaran yang diberikan
selama jam pelajaran itu. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara mengemukakan
tujuan yang akan dicapai, menarik perhatian siswa, memberi acuan dan membuat
kaitan antara materi pelajaran yang telah dikuasai oleh siswa dengan bahan yang akan
dipelajarinya.
dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran atau kegiatan belajar mengajar “.
Menutup pelajaran adalah harus lebih hanya ucapan sampai jumpa lagi tetapi harus
memberi gambaran menyeluruh apa yang telah dipelajari oleh siswa, mengetahui
tingkat pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar
mengajar. Selanjutnya pada bagian penutup, guru dapat memberitahukan bahan yang
1. Menyiapkan mental siswa agar siap memasuki persoalan yang akan dipelajari
atau dibahas.
2. Menimbulkan minat serta pemusatan perhatian siswa terhadap apa yang akan
Agar ketika membuka pelajaran dapat efektif, maka seorang guru harus
harus bisa membawa pikiran siswa terhadap pelajaran yang akan dibahas dengan cara
memberitahukan pelajaran yang akan dibahas. Sehingga siswa akan benar-benar siap
pelajaran juga harus dimiliki dengan baik. Guru harus mampu menguasai langkah-
langkah atau teknik menutup pelajaran, Moh. Uzer Usman (1995 : 92) menyatakan
sebagai berikut :
1. Merangkum atau membuat garis-garis besar persoalan yang baru dibahas atau
dipelajari sehingga siswa memperoleh gambaran yang jelas tentang makna
serat esensi pokok persoalan yang baru dipelajari.
2. Mengkonsolidasikan perhatian siswa terhadap hal-hal yang pokok dalam
pelajaran yang bersangkutan agar informasi yang telah diterimanya dapat
membangkitkan minat dan kemampuannya terhadap pelajaran selanjutnya.
15
pelajaran adalah :
1. Dengan bantuan kata-kata inti, guru sekali lagi menjelaskan garis besar
pengajaran.
2. Memberitahukan sekali lagi tujuan pengajaran saat ini, yang sebelumnya telah
dikatakan pada bagian pendahuluan.
3. Memberitahukan secara singkat bahan yang akan dihadapi oleh murid pada
pelajaran berikutnya.
4. Kadangkala guru merasa perlu mengatakan, bagian-bagian mana harus
diperhatikan untuk kepentingan ujian.
Dari kedua pendapat di atas, jadi jelas bahwa keterampilan menutup pelajaran
harus dilaksanakan dengan langkah-langkah yang benar dengan tujuan agar materi
yang disampaikan oleh guru dapat pahami secara jelas oleh siswa tersebut.
yang harus dikuasai oleh seorang guru, dengan tujuan agar ketika membuka dan
menutup pelajaran dapat berjalan dengan lancar dan lebih efektif. Moh. Uzer Usman
keterampilan membuka dan menutup pelajaran dengan baik, seorang guru akan lebih
mampu menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa secara lebih efektif dan efisien,
Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur
Pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat mutlak bagi terjadinya proses
mengungkapkan bahwa :
merupakan suatu tindakan dan pemeliharaan situasi dan kodisi yang kondusif yang
mengarah pada pelaksanaan proses belajar mengajar yang efektif dan lebih optimal.
Yang termasuk ke dalam hal ini adalah penghentian tingkah laku siswa yang
Untuk mengendalikan situasi kelas, bagi seorang guru bukanlah pekerjaan yang
mudah, seorang guru harus tahu tentang prinsip penggunaan kelas. Dengan
mengetahui prinsip ini maka guru dapat mengendalikan siswanya agar situasi di
dalam kelas menjadi lebih kondusif. Prinsip penggunaan pengelolaan kelas adalah
sebagai berikut :
yang menyenangkan yang merupakan salah satu syarat bagi proses belajar
2. Tantangan
3. Bervariasi
18
Penggunaan alat atau media, gaya dan interaksi belajar mengajar yang
menghindari kebosanan.
4. Keluwesan
pada hal-hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian siswa pada
Pengembangan disiplin diri sendiri oleh siswa merupakan tujuan akhir dari
pengelolaan kelas. Untuk itu guru harus selalu mendorong siswa untuk
jawab.
diperhatikan oleh seorang guru, dengan tujuan untuk memudahkan pengaturan situasi
berikut :
siswa.
dengan dua cara yaitu dengan cara visual dan dengan cara verbal.
cara guru memberikan petunjuk agar jelas dan singkat dalam pelajaran
tegas dan jelas tertuju kepada siswa yang menggangu, teguran tidak kasar
• Memberi penguatan. Dalam hal ini guru dapat menggunakan cara yaitu
baik, dan siswa tersebut dijadikan contoh bagi siswa yang bertingkah laku
yang jelek.
optimal.
kelas. Beberapa strategi untuk tindakan perbaikan terhadap tingkah laku siswa
Agar dalam mengelola kelas berjalan dengan lancar, maka seorang guru harus
memperhatikan hal-hal yang tidak boleh dilakukan. Dengan demikian kodisi kelas
agar tetap terjaga dan situasi belajar menjadi lebih efektif. Hal-hal yang harus
terputus. Hal ini akan memberikan kesan kepada siswa bahwa guru tidak
Hal ini terjadi jika guru gagal melengkapi suatu instruksi, penjelasan,
Hal ini terjadi bila guru memulai suatu aktifitas tanpa mengakhiri aktiviatas
kembali kepada yang pertama lagi. Dengan demikian guru tidak dapat
4. Penyimpangan (digression)
Akibat guru terlalu asyik dalam suatu kegiatan atau bahan tertentu
5. Bertele-tele (overdwelling)
3. Keterampilan Menjelaskan
kurang efektif apabila guru tersebut kurang atau tidak mampu menguasai
sebaliknya, kurang efektif juga seorang guru apabila hanya pandai menjelaskan,
tetapi tidak menguasai bahan pelajaran yang akan disampaikan. Idealnya seorang
guru menguasai bahan pelajaran dan terampil dalam memberikan penjelasan bahan
keterampilan menyampaikan informasi lisan dari seseorang kepada orang lain. Dalam
kontek ini adalah keterampilan seorang guru dalam menyampaikan bahan pelajaran
Sedangkan menurut J.J. Hasibuan dan Mudjiono (1986 : 70) berpendapat bahwa
berkaitan dengan pelaksanaan bagian utama jam pelajaran yaitu penjelasan bahan
pada waktu jam pelajaran secara lisan atau verbal yang diorganisasikan. Dalam arti
secara umum metode pengajaran yang banyak dilakukan adalah dengan metode
ceramah. Hal yang paling penting dalam metode ceramah adalah guru harus
24
profesional dalam menjelaskan. Oleh karena itu tujuan dari keterampilan menjelaskan
adalah merangsang siswa untuk lebih aktif dan terlibat dalam proses belajar
mengajar.
Tujuan dari adanya keterampilan menjelaskan sangatlah besar. Oleh karena itu,
menjelaskan. Seperti yang dikemukakan oleh Moh. Uzer Usman (1995 : 89)
yaitu
dimiliki oleh seorang guru. Bagian penting tersebut tertera dalam komponen-
menjelaskan adalah :
menjelaskan adalah :
pengajaran.
pekerjaan yang sulit. Untuk itu guru hanya membutuhkan keberanian serta bakat
Variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam proses interaksi belajar
mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan murid, sehingga dalam
situasi belajar mengajar, murid senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme,
serta penuh berpartisipas.
dilakukan oleh guru dalam proses belajar mengajar di kelas yang ditujukan untuk
menumbuhkan minat dan perhatian siswa terhadap materi yang disampaikan oleh
guru.
baik bagi guru atapun bagi siswa itu sendiri. Tujuan dari adanya variasi dalam proses
3. Untuk memupuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan sekolah dengan
berbagai cara mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar yang lebih
baik.
28
Seorang guru harus mampu mengadakan variasi dalam proses belajar mengajar
secara tepat sehingga manfaat yang dirasakan oleh siswa sangat tinggi. Guru jangan
asal-asalan dalam mengadakan variasi ini. Oleh karena itu guru harus tahu prinsip
berikut :
1. Variasi digunakan dengan suatu maksud tertentu yang relevan dengan tujuan
guru sudah memiliki komponen-komponen ini, maka guru tersebut telah menguasai
peraga dan sarana lain, Ad. Rooijakkers (1991 : 46) berpendapat bahwa “ beberapa
alat peraga dan sarana lain yang mudah diperoleh adalah papan tulis, lembaran berisi
mengadakan variasi secara garis besar memiliki dua komponen utama. Komponen
tersebut yaitu variasi dalam cara mengajar guru dan variasi dalam penggunaan
dengan kata-kata atau dengan perbuatan dengan tujuan untuk meningkatkan perhatian
siswa terhadap materi yang sedang disampaikan. Menurut Moh. Uzer Usman (1995 :
tindakan yang dilakukan oleh seorang guru dalam proses belajar mengajar, tiada lain
31
dimaksudkan untuk menganjar atau membesarkan hati siswa agar mereka lebih giat
positip terhadap proses belajar siswa dan bertujuan seperti yang dijelaskan oleh Moh.
motivasi siswa terhadap bahan pelajaran yang sedang berlangsung sehinga tingkah
Untuk mencapai suatu keterampilan memberi penguatan yang baik dan utuh,
1. Penguatan verbal
kerut kening,acungan jempol, wajah mendung, wajah ceria, sorot mata yang
penghargaan terhadap usaha dan penampilan siswa dengan cara konak fisik
penguatan.
• Penguatan berupa simbol atau benda. Guru dapat memberikan simbol atau
benda sebagai penguatan kepada siswa, seperti pemberian piala atau lencana,
memperhatikan prinsip penggunaan penguatan dengan tujuan agar siswa yang diberi
sebagai berikut,
Sikap dan gaya guru, termasuk suara, mimik, dan gerak badan akan menunjukkan
demikian tidak terjadi kesan bahwa guru tidak ikhlas dalam memberikan
2. Kebermaknaan
33
siswa sehingga ia mengerti dan yakin bahwa ia patut diberi penguatan. Dengan
Walaupun teguran dan hukuman masih bisa digunakan, respons negatif yang
diberikan oleh guru berupa komentar yang jelek, bercanda menghina, ejekan yang
mengembangkan dirinya.
Ada beberapa teknik untuk menggunakan penguatan yang bisa dilakukan oleh
guru terhadap siswa agar pemberian penguatan menjadi lebih efektif. Cara
Penguatan harus jelas kepada siapa ditujukan sebab bila tidak, akan kurang
efektif. Oleh karena itu sebelum memberikan penguatan, guru terlebih dahulu
menyebutkan nama siswa yang bersangkutan sambil menatap kepada siswa yang
diberi penguatan.
Penguatan dapat pula diberikan kepada sekelompok siswa, misalnya apabila satu
tugas telah diselesaikan dengan baik oleh satu kelas, guru membolehkan untuk
beristirahat.
Penguatan harusnya diberikan dengan segera setelah muncul tingkah laku atau
kurang efektif.
Jenis atau macam penguatan yang diberikan hendaknya bervariasi, tidak terbatas
pada satu jenis saja karena hal ini akan menimbulkan kebosanan dan lama-
6. Keterampilan Bertanya
penting, baik pengajuan pertanyaan oleh guru ataupun pengajuan pertanyaan oleh
siswa itu sendiri. Keterampilan dan kelancaran bertanya dari seorang guru perlu
dilatih dan ditingkatkan, baik isi pertanyaan maupun teknik bertanya. Dengan
memikirkan bahan yang akan dibahas. J.J. Hasibuan dan Mudjiono (1986 : 62)
Bertanya adalah ucapan verbal yang meminta respons dari seseorang yang
dikenal. Respons yang diberikan dapat berupa pengetahuan sampai hal-hal yang
merupakan hasil pertimbangan. Jadi bertanya merupakan stimulus efektif yang
mendorong kemampuan berpikir.
bertanya adalah keterampilan bertanya berupa ucapan verbal yang diajukan penannya
untuk menerima respons dari individu yang dikenai pertanyaan itu berupa
pengetahuan atau hal-hal yang dipertimbangkan oleh penanya. Dalam hal ini
35
pertanyaan berupa ucapan verbal yang ditujukan kepada siswa untuk meminta
Hal yang terpenting dalam pengajuan pertanyaan bagi seorang guru adalah
menjajaki, sejauh mana materi yang disampaikan dimengerti oleh siswanya. Oleh
sebab itu pertanyaan harus mengena, harus memberikan keterangan bagi guru hal
yang belum dan sudah dipahami oleh siswa. Agar pertanyaan itu mengena dan efektif
maka pertanyaan harus tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat akan
memberikan dampak yang positif terhadap siswa. Moh. Uzer Usman (1995 : 74)
dari seorang guru jika disajikan dengan teknik yang baik dapat
memotivasi/mendorong siswa untuk belajar dengan lebih giat dan aktif sehingga
Penyajikan pertanyaan harus dengan teknik yang baik dan dengan dasar-dasar
pertanyaan yang baik, dengan tujuan agar siswa cepat tanggap terhadap pertanyaan
36
tersebut serta memberikan dampak positif bagi siswa itu sendiri. Moh. Uzer Usman
(1995 : 75) mengungkapkan dasar-dasar pertanyaan yang baik adalah sebagai berikut
Jadi jelas bahwa dalam menyajikan pertanyaan tidak hanya teknik penyajian
saja yang diperhatiakan, tetapi dasar-dasar pertanyaan pun harus diperhatikan dengan
menciptakan kondisi belajar yang lebih kondusif sehingga dapat mendorong siswa
untuk lebih aktif dalam proses belajar mengajar yang salah satunya dengan cara
mengajukan pertanyaan mengenai hal-hal yang kurang dimengerti. Oleh karena itu,
guru harus pandai membedakan pertanyaan yang relevan dan kurang relevan yang
diajukan oleh siswanya. Pertanyaan yang relevan dari seorang siswa memiliki daya
guna yaitu dapat mengetahui sejauh mana siswa dapat mengerti atau paham terhadap
materi yang disampaikan. Guru harus segera menanggapi pertanyaan siswa tersebut
Pertanyaan yang diajukan oleh siswa bisa terjadi terlalu banyak sedangkan
waktu untuk menjawabnya sangat sedikit. Menghadapi hal seperti itu, guru harus
membatasi dan pandai memilih pertanyaan yang akan dijawab dan yang tidak akan
dijawab. Tetapi, kadangkala juga pertanyaan yang diajukan oleh siswa sangat sedikit
sedangkan waktu belajar masih panjang. Untuk menghadapi masalah tersebut, guru
kelompok kecil.
dilontarkan mendapat respon yang baik dari siswa tersebut. Hal-hal yang harus
Untuk meningkatkan prestasi siswa dalam proses belajar mengajar, guru perlu
menerima jawaban siswa. Sikap dan cara guru termasuk suara, eskpresi wajah,
38
keantusiasan.
e. Pertanyaan hendaknya diajukan dahulu untuk seluruh siswa, baru jika tidak
ada yang menjawab guru menunjuk salah seorang siswa untuk menjawabnya.
siswa dengan tujuan agar tingkat pemahaman siswa menjadi lebih tinggi. Ad.
Jenis pertanyaan terbagi dalam dua kelompok, yaitu pertama pertanyaan tingkat
rendah yakni pertanyaan yang menyangkut fakta, pengetahuan sederhana, dan
penerapan pengertian. Kedua pertanyaan tingkat tinggi yakni pertanyaan yang
menuntut pemikiran abstrak.
Menurut Moh. Uzer Usman (1995 : 75-76) mengungkapkan jenis-jenis
pertanyaan yaitu :
Dapat disimpulkan dari kedua pendapat diatas, bahwa dari setiap jenis
pertanyaan tersebut.
dasar atau komponen keterampilan bertanya tingkat lanjut. Moh. Uzer Usman (1995 :
keterampilan bertanya tersebut merupakan hal yang paling pokok yang harus dikuasai
bagi seorang guru agar guru tersebut benar-benar menjadi guru yang professional.
Diskusi kelompok merupakan suatu kegiatan yang harus ada dalam proses
belajar mengajar. Akan tetapi, tidak setiap guru mampu membimbing siswanya untuk
berdiskusi tanpa mengalami latihan. Oleh karena itu keterampilan ini perlu
diperhatikan agar para guru mampu melaksanakan tugas ini dengan baik.
Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur dan terarah yang melibatkan
sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai
pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan, atau pemecahan masalah.
Pengertian diskusi kelompok dalam proses belajar mengajar tidak jauh berbeda
dibawah pimpinan guru atau temannya untuk berbagi informasi, pemecahan masalah,
Setiap siswa bebas mengemukakan ide-ide tanpa merasa ada tekanan dari temannya
atau dari guru, dan setiap siswa harus mentaati peraturan yang telah ditetapkan
Seorang guru akan mampu membimbing siswanya dalam diskusi, jika guru
• Rumuskan tujuan dan topik yang akan dibahas pada awal diskusi.
Selama diskusi berlangsung sering terjadi penyampaian ide yang kurang jelas
kesalahpahaman hingga keadaan menjadi tegang. Dalam hal ini tugas guru
jelas.
berpikir.
6. Menutup diskusi
Keterampilan akhir yang harus dikuasai oleh guru adalah menutup diskusi.
• Membuat rangkuman hasil diskusi dengan bantuan para siswa. Ini lebih
• Mengajak siswa untuk menilai proses atau hasil diskusi yang telah
dicapai.
perhatian terhadap setiap siswa serta terjadinya hubungan yang lebih akrab antara
44
guru dengan siswa maupun antara siswa dengan siswa . adakalanya siswa lebih
mudah belajar dari temannya sendiri, ada pula siswa yang lebih mudah belajar karena
harus mengajar atau melatih temannya sendiri. Pengajaran ini memungkinkan siswa
belajar lebih aktif, memberikan rasa tanggung jawab yang lebih besar,
berkembangnya daya kreatif dan sifat kepemimpinan pada siswa, serta dapat
Secara fisik bentuk pengajaran ini adalah bila jumlah siswa yang dihadapi oleh
guru terbatas, yaitu berkisar antara 3 – 8 orang untuk kelompok kecil, dan
seorang untuk perseorangan. Ini tidak berarti bahwa guru tidak menghadapai satu
kelompok atau seorang siswa saja sepanjang waktu belajar. Guru menghadapi
banyak siswa yang terdiri dari beberapa kelompok yang dapat bertatap muka,
baik secara perseorangan maupun secara kelompok.
• Terjadi hubungan interpersonal antara guru dengan siswa dan juga siswa
dengan siswa.
kecil dan perseorangan memberikan peluang yang besar bagi tercapainya tujuan
dan perseorangan merupakan satu kebutuhan yang esensial bagi setiap guru yang
profesional.
cara yang dapat digunakan oleh seorang guru ketika di dalam kelas. Cara yangdapat
1. Variasi pengorganisasian
dasar, penjelasan tentang tugas yang diberikan, serta hal-hal lain yang
telah dikerjakan.
46
tentang materi, tugas serta cara yang digunakan. Setelah itu bekerja dalam
kelompok kecil untuk mengolah hasil yang dicapai dan diakhiri dengan
laporan kelompok.
perseorangan.
pelajaran perseorangan.
• Tidak semua topik atau pokok bahasan dapat dipelajari secara efektif
dalam kelompok kecil atau perseorangan. Hal-hal yang bersifat besar dan
perseorangan adalah :
terjadi hubungan yang akrab dan sehat antar guru dengan siswa dan siswa
dengan siswa. Hal ini dapat diwujudkan bila guru memiliki keterampilan
2. Keterampilan mengorganisasi
awal sampai akhir. Dalam hal ini guru haru memiliki keterampilan sebagai
berikut :
diberikan.
• Mengkoordinasikan kegiatan.
mengalami prustasi. Hal ini dapat dicapai bila guru memiliki keterampialn
sebagai berikut :
Tugas guru yang utama adalah membantu siswa melakukan kegiatan, baik
kegiatan belajar, belajar dengan tutor sejawat, simulai, dan sebagainya yang
50
yang merupakan kerja sama guru dengan siswa dalam situasi pendidikan
yang manusiawi.
1. Belajar
dicapai dalam mengajarkan suatu pokok bahasan. Gagne mengemukakan lima macam
Menurut Gagne ada lima kemampuan bila ditinjau dari segi hasil yang diharapkan
51
a. Keterampilan Intelektual
sekolah dasar atau tingkat kanak-kanak, dan dilanjutkan sesuai dengan perhatian dan
intelektual ini, untuk bidang studi apa pun, dapat digolongkan berdasarkan
P e m e c a h a n M a s a la h
M e lib a tk a n p e m b e n tu k a n
A tu ra n -a tu ra n tin g k a t tin g g i
Y a n g m e m b u tu h k a n
se b a g a i p ra sy a ra t
A tu ra n d a n k o n s e p te rd e fin is i
Y a n g m e m b u tu h k a n
se b a g a i p ra sy arat
K o n se p -k o n se p k o n k re t
Y a n g m e m b u tu h k a n
se b a g a i p ra sy a ra t
Gambar 2.1:
Tingkat Komplektisitas dalam Keterampilan Intelektual
aturan ini, siswa sudah harus belajar beberapa konsep konkret, dan untuk belajar
b. Strategi-Strategi Kognitif
tertentu bagi belajar dan berpikir ialah strategi kognitif. Strategi kognitif merupakan
suatu proses kontrol, yaitu suatu proses internal yang digunakan siswa untuk memilih
53
dan mengubah cara memberikan perhatian, belajar, mengingat, dan berpikir. (Gagne,
1985 dalam Willis, 1996:134). Strategi kognitif dapat dikelompokan sebagai berikut:
c. Informasi Verbal
sebagai prestasi belajar di sekolah, dan juga dari kata-kata yang diucapkan orang, dari
d. Sikap-sikap
khusus seseorang.
e. Keterampilan-keterampilan motorik
sebelum dan sesudah belajar di lakukan. Sehubungan dengan hal di atas maka prestasi
2. Teori-Teori Belajar
Teori belajar dapat dipahami sebagai prinsip umum atau kumpulan prinsip yang
saling berhubungan dan merupakan penjelasan atas sejumlah fakta dan penemuan
yang berkaitan dengan peristiwa belajar. Diantara teori belajar yang dikembangkan
pada abad ke-20 dikelompokan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok perilaku
(behavioristik) yang meliputi teori stimulus respons conditioning, dan kelompok teori
a. Teori Behavioristik
Menurut teori ini belajar merupakan suatu perubahan perilaku yang dapat
lingkungan, yang bertindak terhadap suatu organisme itu memberikan respons, atau
meningkatkan probabilita terjadinya respons tertentu. Teori lain yang menganut teori
ini diantaranya:
55
hubungan antara stimulus dan respons. Itulah sebabnya, teori ini disebut juga “S-R
Bond Theory” dan “S-R Psychology of Learning” atau juga disebut dengan sebutan
“Trial and Error Learning”. Jika sebuah respons menghasilkan efek yang
memuaskan, hubungan antara stimulus dan respons akan semakin kuat. Sebaliknya efek
yang dicapai respons semakin tidak memuaskan efek yang dicapai respons semakin lemah
Teori ini berkembang berdasarkan hasil eksperimen yang dilakukan oleh Ivan
ditandai denga adanya hubungan antara stimulus dan respons. Pada dasarnya hasil
Skinner. Dalam eksperimennya yang menggunakan seekor tikus mirip sekali dengan
teori dari eksperimen Thorndike. Dalam hal ini fenomena tingkah laku belajar
56
teori behavioristik adalah setiap manusia lahir tanpa warisan kecerdasan, warisan
bakat, warisan perasaan, dan warisan absrak. Semua kecerdasan, perasaan baru
bergantung pada bagaimana individu itu dididik. Keyakinan lain yang anut adalah
peranan refleks, yakni reaksi jasmaniah yang dianggap tidak memerlukan kesadaran
b. Teori Gestalt-field
Teori ini dikemukakan oleh Koffka dan Kohler dari Jerman. Menurut teori
tidak tampak atau yang tidak dapat diamati adalah mungkin untuk dipelajari denga
yang para ahli sarankan disebut teori kognitif. Adanya penyesuaian dalam
memperoleh resposn yang tepat untuk memecahkan masalah masalah yang dihadapi.
Belajar yang penting bukan mengulangi hal-hal yang harus dipelajari, tetapi mengerti
2003:9):
57
Dari pernyataan diatas teori kognitif lebih menekankan arti penting proses
internal, mental manusia. Para penganut kognitif berlawanan dengan para penganut
behavioristik tetapi tidak berarti psikologi kognitif anti terhadap aliran behavioristik.
Hanya menurut teori kognitif, aliran behavioristik itu tidak lengkap sebagai sebuah
teori psikologi, sebab tidak memperhatikan proses kejiwaan yang berdimensi ranah
58
2. Prestasi Belajar
perubahan dalam dirinya. Perubahan ini meliputi kawasan kognitif, afektif, dan
psikomotor. Hasil belajar yang diperoleh oleh siswa diukur berdasarkan perbedaan
tingakah laku sebelum dan sesudah belajar dilakukan. Prestasi belajar menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (1994 : 700) adalah sebagai berikut : “ Prestasi
belajar adalah penguasaan dan keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran,
lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru “.
keseluruhan kecakapan hasil capai yang diperoleh melalui proses belajar di sekolah ,
diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah mata pelajaran yang disajikan “.
Prestasi belajar adalah hasil belajar dari individu yang merupakan perubahan
yang terdapat dalam diri individu yang dimanifestasikan dalam pola tingkah laku
dan perbuatan skill (keterampilan) dan pengetahuan yang tepat yangdapat dilihat
pada hasil itu sendiri.
59
1. Prestasi belajar merupakan tingakh laku yang dapat diukur. Untuk mengukur
tingkah laku yang dapat diukur tersebut dapat digunakan tes proses belajar.
2. Prestasi menunjukkan kepada individu sebagai sebab, artinya individu sebagai
pelakunya.
3. Proses belajar dapat dievaluasi tinggi rendahnya, baik berdasarkan atas
kriteria yang ditetapkan terlebih dahulu oleh panitia atau ditetapkan menurut
standar yang dicapai oleh kelompok.
4. Prestasi belajar menunjuk kepada hasil-hasil dari kegiatan yang dilakukan
secara sengaja.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat diambil garis besarnya adalah
prestasi belajar merupakan hasil belajar yang dicapai seorang individu setelah proses
belajar mengajar selesai yang dilakukan di sekolah, yang dinyatakan dalam bentuk
skor, diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah pelajaran yang diberikan serta
dimanifestasikan dalam bentuk tingkah laku dan perbuatan. Dengan demikian prestasi
belajar dapat dilihat dari keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Prestasi belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi anatara
berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam diri siswa, maupun dari luar diri
belajar penting sekali, artinya dalam rangka membantu siswa dalam mencapai proses
Berdasarkan gambar di atas dapat diambil garis besarnya bahwa faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar terdapat 6 faktor yaitu faktor dari siswa, interaksi guru
dan siswa, guru, keluarga siswa, lingkungan, dan faktor pendorong lainnya.
Berdasarkan pendapat diatas, dapat ditarik garis besarnya bahwa faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar adalah faktor intern, yaitu berbagai karakteristik yang
62
dimiliki siswa yang dapat memperlancar atau menghambat siswa dalam proses
belajar mengajar diantaranya adalah kecerdasan, bakat, minat, emosi dan motivasi.
Sedangkan faktor ekstern, yaitu yaitu kelengkapan belajar, yang terdiri dari atas guru,
perubahan pada dirinya yang oleh Bloom dalam Makmun, (1997: 116)
diperoleh siswa dapat diukur atau diketahui berdasarkan perubahan perilaku sebelum
dikembangkan oleh mata pelajaran, lajimnya ditunjukkan dengn nilai test atau angka
nilai yang diberikan oleh guru, (1999: 787). Hasil belajar juga diartikan sebagai
diperoleh siswa setelah berinteraksi dengan lingkungan dalam suatu suasana atau
Lebih lanjut Machr Nupuz (2003: 25) mengemukakan hasil belajar sebagai
berikut:
4. Hasil belajar merupakan hasil dari kegiatan yang dilakukan secara sengaja
dan disadari, jadi bukan suatu kebiasaan atau perilaku yang tidak disadari.
oleh dua faktor utama yaitu faktor dari dalam diri siswa, seperti faktor kemampuan
yang dimilikinya dan faktor dari luar diri siswa atau faktor lingkungannya. Secara
rinci Rusyan et. al (1994: 81) menjelaskan bahwa hasil belajar siswa dipengaruhi
terdiri dari:
dimiliki.
sebagainya.
kesenian.
iklim.
Hasil belajar pada penelitian ini diartikan sebagai kemampuan siswa yang
ditunjukkan melalui pre test dan post test berupa skor atau angka yang diperoleh
mengajar. Hasil belajar merupakan hasil dari kegiatan yang dilakukan siswa secara
Dari hasil belajar tersebut dapat diketahui bahwa siswa tersebut mengalami
peningkatan atau tidaknya prestasi belajar siswa itu. Maka dari itu dapat dianalisis
Keahlian Teknik Mes)n (DKKTM) adalah sistem evaluasi Penilaian Acuan Patoan
(PAP) atau dengan sebutan lain standar penilaian mutlak dan Penialai Acuan Norma
(PAN). Dalam standar ini penentuan tingkatan (grade) didasarkan pada nila yang
pada mata pelajaran DKKTM, seorang peserta didikharus mendapatkan nilai tertntu
sesuai dengan batas yang telah ditetapkan tanpa terpengaruh oleh performan yang
diperoleh peserta didik lain dalam kelasya. Namun ada kelemahan dalam
menggunakan standar mutlak adalah nilai siswa berga tung pada tingkat kesulitan tes
yang mereka terima. Artinya apabila tes yang diterima siswa mudah akan sangat
mungkin para siswa mendapatkan nulai kelulusan, dan sebaliknya apabila tes tersebut
kelulusan menjadi sngat kesil. Namun kelemahan ini dapat diatasi dengan
pendekatan PAP, maka terlebih dahulu ditentukan criteria kelulusan dengan batas-
batas nilai kelulusan. Kriteria nilai yang digunakan dalam bentuk rentang skor berikut
x ≤ 70 TIDAK LULUS
66
Penilaian Acuan Patokan (PAP), perbedaan yang terdapat adalah pada standar
performa yang digunakan. Pada pendekatan acuan norma standar performa yang
digunakan bersifat relative. Artinya tingkat performa seorang peserta didik ditetapkan
Dengan kata lain standar pengukuran yang digunakan ialah norma kelompok.
pelajaran DKKTM dapat diketahui melalui kriteria PAN karena keberhasilan masing-
masing kelas tidak sama, sehingga keberhasilan seseorang peserta didik, baru dapat
Salah satu keuntungan dari standar relative ini adalah penempatan nilai
(performa) peserta didik dilakukan tanpa memandang kesulitan suatu tes secara teliti.
Namun kekurangan dari penggunaan standar relative diantaranya adalah (1) dianggap
tidak adil, karena bagi mereka yang berada dikelas yang memiliki nilai yang tinggi
harus berusaha mendapatkan nilai yang lebih tinggi, situasi seperti ini menjadi baik
yang kurang sehat diantara para siswa, karena pada saat seorang atau kelompok siswa
mendapat nilai tinggi akan mengurangi kesempatan pada yang lain untuk
mendapatkannya.
D. Anggapan Dasar
1. Agar ada dasar berpijak yang kokoh bagi masalah yang sedang diteliti.
2. Untuk mempertegas variabel yang menjadi pusat perhatiannya.
3. Guna menentukan dan merumuskan hipotesis.
E. Hipotesis Penelitian
pelajaran DKKTM ”