Anda di halaman 1dari 16

BAB I

EKOSISTEM LINGKUNGAN HIDUP

A. Ekologi dan ilmu lingkungan


1. EKOLOGI

Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya
dan yang lainnya. Berasal dari kata Yunani oikos (“habitat”) dan logos (“ilmu”). Ekologi
diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi
antara makhluk hidup dan lingkungannya. Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernst
Haeckel (1834 – 1914). Dalam ekologi, makhluk hidup dipelajari sebagai kesatuan atau sistem
dengan lingkungannya. Habitat (berasal dari kata dalam bahasa Latin yang berarti menempati)adalah tempat
suatu spesies tinggal dan berkembang.
Menurut para ahli :
Miller dalam Darsono (1995:16) ”Ekologi adalah ilmu tentang hubungan timbal balik
antara organisme dan sesamanya serta dengan lingkungan tempat tinggalnya”
Odum dalam Darsono (1995: 16) “Ekologi adalah kajian struktur dan fungsi alam, tentang
struktur dan interaksi antara sesame organism dengan lingkungannya dan ekologi adalah kajian
tentang rumah tangga bumi termasuk flora, fauna, mikroorganisme dan manusia yang hidup
bersama saling tergantung satu sama lain”
Soemarwoto dalam Darsono (1995:16) “Ekologi adalah ilmu tentang hubungan timbal balik
antara makhluk hidup dengan lingkungannya”.
Resosoedarmo dkk, (1985:1)[3] “ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal
balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya”.
Subagja dkk, (2001:1.3). “Ekologi merupakan bagian ilmu dasar”
Ekologi adalah cabang ilmu biologi yangbanyak memanfaatkan informasi dari berbagai
ilmu pengetahuan lain, seperti : kimia, fisika, geologi, dan klimatologi untuk pembahasannya.
Penerapan ekologi di bidang pertanian dan perkebunan di antaranya adalah penggunaan kontrol
biologi untuk pengendalian populasi hama guna meningkatkan produktivitas.
Ekologi berkepentingan dalam menyelidiki interaksi organisme dengan lingkungannya.
Pengamatan ini bertujuan untuk menemukan prinsip-prinsip yang terkandung dalam hubungan
timbal balik tersebut.
Dalam studi ekologi digunakan metoda pendekatan secara rnenyeluruh pada komponen-
kornponen yang berkaitan dalam suatu sistem. Ruang lingkup ekologi berkisar pada tingkat
populasi, komunitas, dan ekosistem.
Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen
penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik antara lain suhu, air, kelembaban,
cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia,
hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan
organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling memengaruhi
dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.
Ekologi merupakan cabang ilmu yang masih relatif baru, yang baru muncul pada tahun 70-
an.Akan tetapi, ekologi mempunyai pengaruh yang besar terhadap cabang biologinya. Ekologi
mempelajari bagaimana makhluk hidup dapat mempertahankan kehidupannya dengan
mengadakan hubungan antar makhluk hidup dan dengan benda tak hidup di dalam tempat
hidupnya atau lingkungannya. Ekologi, biologi dan ilmu kehidupan lainnya saling melengkapi
dengan zoologi dan botani yang menggambarkan hal bahwa ekologi mencoba memperkirakan,
dan ekonomi energi yang menggambarkan kebanyakan rantai makanan manusia dan tingkat
tropik.
Para ahli ekologi mempelajari hal berikut:
1. Perpindahan energi dan materi dari makhluk hidup yang satu ke makhluk hidup yang lain ke
dalam lingkungannya dan faktor-faktor yang menyebabkannya.
2. Perubahan populasi atau spesies pada waktu yang berbeda dalam faktor-faktor yang
menyebabkannya.
3. Terjadi hubungan antarspesies (interaksi antarspesies) makhluk hidup dan hubungan antara
makhluk hidup dengan lingkungannya.
Ekologi merupakan salah satu ilmu dasar bagi ilmu lingkungan. Berbicara ekologi pasti
berbicara mengenai semua makhluk hidup dan benda-benda mati yang ada di dalamnya termasuk
tanah, air, udara dll. Dimana lingkungan yang ditempati berbagai jenis makhluk hidup tersebut
saling mempengaruhi dan dipengaruhi.

Pembagian Ekologi Menurut Habitatnya


Ekologi perairan tawar, Ekologi laut , Ekologi darat
Menurut garis Taxonomi Ekologi tumbuhan , Ekologi vertebrate , Ekologi serangga , Ekologi jasad renik
penelitian.
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari seluruh pola hubungan timbal balik antara mahluk
hidup dengan sesamanya dan mahluk hidup dengan komponen sekitarnya.
Ekologi merupakan disiplin baru dari biologi yang merupakan mata rantai fisik serta proses
biologi yang menjembatani antara ilmu alam dan ilmu sosia.
Tahun 1900, Ekologi menjadi acuan ilmu-ilmu lainnya, yang wajib diketahui, karena dapat
menerangkan, memberikan ilham, mencari jalan menuju hidup layak
Setelah 1968, timbul kesadaran lingkungan di seluruh dunia, dimana setiap orang dituntut
untuk hemat dalam penggunaan sumber daya, hemat energi, dan dapat mengurangi pencemaran
tanah, air, udara, yang merupakan masalah lingkungan sedunia (globalisasi lingkungan)
Setelah ada gerakan sadar lingkungan (di dunia, 1968 dan di Indonesia 1972), maka setiap
orang mulai memikirkan : masalah pencemaran, rusaknya daerah-daerah alami, hutan, pantai,
meningkatnya perkembangan penduduk, yang berdampak pada masalah pangan, penggunaan
energi, kenaikan suhu akibat efek gas rumah kaca, menipisnya lapisan ozon, dst
Walaupun ekologi penting, ia bukan satu-satunya masukkan untuk mengambil keputusan
dalam masalah lingkungan.
Faktor lain yang dalam pengelolaan lingkungan hidup harus dipertimbangkan secara
seimbang adalah faktor ekonomi, teknologi, sosial, dan budaya

2. ILMU LINGKUNGAN
Ilmu Lingkungan adalah ilmu yang mempelajari penerapan berbagai prinsip dan ketentuan
ekologi di dalam kehidupan manusia. Oleh sebab itu, ilmu lngkungan disebut sebagai applied
ecology.
Ilmu lingkungan adalah ekologi yang menerapkan berbagai azas dan konsepnya kepada
masalah yang lebih luas,yang menyangkut pula hubungan manusia dengan lingkungannya.
ILMU LINGKUNGAN adalah ekologi terapan.
Ilmu lingkungan ini mengintegrasikan berbagai ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik
anatara jasad hidup (termasuk manusia) dengan dengan lingkungannya.
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya
alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah
maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan
bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.
Lingkungan terdiri dari komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik adalah segala yang
tidak bernyawa seperti tanah, udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, bunyi. Sedangkan
komponen biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan, hewan, manusia dan
mikro-organisme (virus dan bakteri).
Ilmu yang mempelajari lingkungan adalah ilmu lingkungan atau ekologi. Ilmu lingkungan adalah
cabang dari ilmu biologi.
Adanya interaksi dan hubungan antara manusia dengan lingkungannya disebut ekologi.
Ilmu lingkungan dapat juga dianggap sebagai titik pertemuan “ilmu murni” dan “ilmu terapan”.
Ilmu lingkungan sebenarnya ialah ekologi (ilmu murni yang mempelajari pengaruh faktor
lingkungan terhadap jasad hidup), yang menerapkan berbagai asas dan konsepnya kepada
masalah yang lebih luas, yang menyangkut pula hubungan manusia dengan lingkungannya.
Dalam ilmu lingkungan, seperti dalam halnya ekologi, jasad hidup pada dasarnya dipelajari
dalam unit populasi. Populasi dapat dikatakan sebagai kumpulan individu spesies organism
hidup yang sama. Menentukan populasi memang sukar, kalau anggotanya terpisah-pisah dalam
sebuah wilayah, dimana jarak menjadi sebagi penghalang antar individu, seperti halnya gajah
atau harimau di Asia, pohon cemara di Eropa, bahkan manusia di dunia.
Dalam ilmu lingkungan manusia mempunyai hak khusus, semuanya dipandang dari
kepentingan manusia, tetapi manusia juga harus mempunyai tanggung jawab yang paling besar
terhadap lingkungannya dimana tanggung jawab ini tidk mungkin diserahkan kepada makhluk
hidup lain.
Manusia memandang alam dari sudut pandang manusia, yaitu antroposentrik. ‘Manusia
menganggap alam diciptakan untuk kepentingan dirinya. Secara implicit bahwa sudah sejak lama
telah dibutuhkan bangun alam agar tercipta lingkungan yang sesuai dengan kehidupan manusia.
Ilmu dan tekhnologi diciptakan untuk menguasai alam.
Dengan pandangan antroposentrik yang disertai dengan keinginan taraf hidup yang maki
tinggi dan perkembangan ilmu dan teknologi yang amat pesat, eksploitasi lingkungan semakin
meningkat. Kecenderungan peningkatan itu ditambah pula oleh anggapan adanya sumber daya
umum yang dimiliki bersama atau boleh dikatakan tidak ada yang memiliki.
Oleh karena itu perlunya mempelajari ilmu lingkungan hidup agar dapat menempatkan diri
sesuai dengan porsinya di dalam lingkungan yang harus kita jaga.
Ada 3 jenis lingkungan (Darsono, 1995:17) yaitu :
1. Lingkungan fisik (physical environment), yaitu segala sesuatu yang ada disekitar kita
yang berwujud benda mati seperti gedung, jembatan, candi, dll.
2. Lingkungan Biologi (biological environment), yaitu segala sesuatu yang berada disekitar kita
yang berujud benda hidup, seperti manusia, hewan, tumbuhan, dll.
3. Lingkungan social (social environtment), yaitu manusia-manusia lain yang berada di sekitar
kita.
Umumnya para ahli lingkungan membagi kriteria lingkungan hidup dalam tiga (3)
golongan besar, yakni:
1.Lingkungan Fisik: segala sesuatu di sekitar kita sebagai benda mati.
2.Lingkungan biologis: segala sesuatu di sekitar kita sebagai benda hidup.
3.Lingkungan sosial, adalah manusia yang hidup secara bermasyarakat.
Sifat lingkungan ditentukan oleh berbagai hal, diantaranya :
1. Jenis dan jumlah masing-masing unsur lingkungan tersebut lingkungan yang terdiri dari (10)
manusia, (1) anjing, (3) burung, (1) pohon kelapa, (1) bukit batu, akan berbeda sifatnya dengan
lingkungan yang terdiri dari (1) manusia, (10) anjing, tertutup rimbun pohon bambo, tanpa bukit
batu (rata)
2. Hubungan atau interaksi antara unsur dalam dalam lingkungan tersebut Dua ruangan yang
luasnya sama, dilengkapi perabot yang sama pula namun dengan lay out berbeda, akan
menghasilkan sifat ruangan yang berbeda pula.
3. Faktor kelakuan (kondisi) unsur lingkungan hidup Sebagai contoh, kota dengan penduduk
yang aktif dan bekerja keras akan memiliki lingkungan yang lain dengan sebuah kota yang sikap
penduduknya santai dan malas bekerja. Atau, lingkungan daerah yang berlahan landai dan subur
dengan yang berlereng dan tererosi.
4. non material lingkungan panas, silau, dan bising akan berbeda dengan lingkungan sejuk yang
dengan cahaya cukup tapi tenang.
Keberadaan lingkungan tersebut pada hakekatnya mesti dijaga dari kerusakan yang parah.
Suatu kehidupan lingkungan akan sangat tergantung pada ekosistemnya. Oleh karena itu,
masyarakat secara terus-menerus harus didorong untuk mencintai, memelihara dan
bertanggungjawab terhadap kerusakan lingkungan. Sebab untuk menjaga semuanya itu tidak ada
lagi yang bisa dimintai pertanggungjawaban kecuali manusia sebagai pemakai / pengguna itu
sendiri. Kerusakan suatu lingkungan akan berakibat pada manusia itu sendiri, dan demikian pula
sebaliknya.
Lingkungan merupakan unsur penentu dari kehidupan mendatang. Lingkungan alam
merupakan prasyarat pokok mengapa dan bagaimana pembangunan itu diselenggarakan. Bagi
program pembangunan itu sendiri, apabila pelaksanaannya sesuai dengan program yang telah
dijalankan, maka orientasi untuk menjaga lingkungan semesta pun akan bisa dilakukan.
Sebaliknya, jika pembangunan dilakukan hanya digunakan untuk mencapai tingginya tingkat
pertumbuhan ekonomi semata, maka hal itu akan menimbulkan kerusakan lingkungan yang
cukup serius. Salah satu produk dari kerusakan lingkungan itu adalah pencemaran, baik air, tanah
maupun udara.
Pencemaran air misalnya, bisa dikategorikan melalui ukuran zat pencemar yang diizinkan
dibuang pada suatu jangka waktu tertentu.
Kebijaksanaan lingkungan ditujukan kepada pencegahan pencemaran. Sarana utama yang
diterapkan adalah pengaturan dan instrumen ekonomik. Sarana pengaturan sifatnya tradisional
dan biasanya berupa izin serta persyaratan pemakaian teknologi pencemaran. Instrumen
ekonomik merupakan hal yang relatif baru. Contohnya: pungutan (charges) pencemaran udara
dan air serta uang jaminan pengembalian kaleng atau botol bekas (deposit fees). Mulanya
pencemaran diakibatkan dampak teknologi buatan manusia atau hasil produksi yang sudah tidak
bisa dimanfaatkan. Akibat pengembangan industri, sistem transportasi, permukiman akan
menimbulkan sisa buangan, gas, cair dan padat yang jika dibuang ke lingkungan hidup akan
menimbulkan dampak yang besar terhadap kehidupan manusia.
Dengan menyadari bahwa setiap kegiatan pada dasarnya menimbulkan dampak terhadap
lingkungan hidup, maka perlu dengan perkiraan pada perencanaan awal, sehingga dengan cara
demikian dapat dipersiapkan langkah pencegahan maupun penanggulangan dampak negatifnya
dan mengupayakan pengembangan dampak positif dari kegiatan tersebut. Sehubungan dengan
itu, maka diperlukan analisis mengenai dampak lingkungan sebagai proses dalam pengambilan
keputusan tentang pelaksanaan rencana kegiatan.

Sumber: luqm4ntr.wordpress.com/2011/10/19/ekologi-dan-ilmu-lingkungan
ml.scribd.com/doc/96497440/ekologi-dan-ilmu-lingkungan
Mochammadikhsanudin.wwordpress.com/ekologi-dan-ilmu-lingkungan
Namakuvee.wordpress.com/2011/11/13/ekologi-dan ilmu-lingkungan

B. Ekosistem dan Lingkungan Hidup

A. Ekosistem
Ekosistem adalah suatu sistem kehidupan yang terbentuksecara utuh oleh hubungan timbal
balik antara makhlukhidup dengan lingkungannya.Ekosistem terdiri dari berbagai macam
komunitas, mulaidari hewan, tumbuhan, mikroorganisme, beserta lingkungan hayati yang
dinamis dan kompleks. Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan
timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara
segenap unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi
lingkungan hidup.
Ekosistem merupakan istilah yang diterapkan bagi suatu kumpulan hubungan ekologis
saling mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan
hidup antara manusia dan lingkungannya. Contoh dari suatu ekosistem adalah sebuah danau,
hutan mangrove, terumbu karang, hutan tropis. Ekosistem yang lebih luas dan saling
berhubungan disebut biomas seperti lautan, padang belantara. Seluruh lingkungan hidup manusia
meliputi biosphere (terdiri dari bumi, atmosfir, dan semua kehidupan di planet), hubungan antara
manusia dan alam beserta lingkungan yang diciptakannya sendiri.
Teori-teori Tentang Ekosistem, Lingkungan Hidup, dan Manusia
1. ThomasRobertMalthus
Dalam bukunya An Essay on Population (1798) mengemukakan pendapatnya bahwa ada
kecenderungan pertambahan penduduk lebih cepat dibandingkan persediaan makanan atau
peduduk bertambah secara deret ukur, sedang makanan bertambah secara deret hitung. Hal ini
terutama disebabkan oleh tanah yang relatif tetap . Malthus mengungkapkan pula kemungkinan
perbaikan dalam pertanian dan pengurungan pertumbuhan penduduk untuk mengatasi masalah
tersebut.
2. Adam Smith(1971)
Ia mengemukakan tentang suatu istilah “subsidi energi” yaitu energi tambahan kepada
ekosistem.
3. V. Kery Smith(1976)
Ia telah meneliti kecenderungan dalam harga-harga produk pertanian, logam-logam, bahan
bakar, dan hasil-hasil kehutanan.
4. Berdasarkan Undang-Undang No 23 Tahun 1997 Tentang Lingkungan Hidup
Dalam Ketentuan Umum UU No.23/1997 Pasal 1:
i. Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk
hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
ii.Ekosistem adalah tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh menyeluruh
dan saling mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas
lingkungan hidup.
5. Kelvin Lych (1962)
Dalam bukunya site planning (1962), ia mengingatkan bahwa suatu kota harus
menyediakan cukup fasilitas yang berupa perumahan, air, udara, cahaya, bebas dari gangguan
kebisingan suara, dan tempat untuk menampung kegiatan sehari-hari tampa meninggalkan
estetika perkotaan.

Komponen-Komponen Penyusun Ekosistem


Komponen penyusun ekosistem dibedakanberdasarkan
1. Sifat Berdasarkan sifatnya, ekosistem terbentuk atas faktor biotik dan abiotik
 Faktor Biotik adalah faktor yang meliputi semua makhluk hidup di bumi.
Faktor biotik terdiri dari:
1. Produsen adalah organisme yang menghasilkan makanan dan penyedia makanan bagi
makhluk hidup lain.Contoh: tumbuhan
2. Konsumen adalah organisme yang tidak dapat menghasilkan makanan sendiri dan
hanya bergantung dari makhluk hidup lainContoh: hewan dan manusia
3. Detritivor adalah organisme pemakan sisa organisme
4. Dekomposer atau pengurai adalah organisme heterotrof yang menguraikan bahan
organik yang berasal dari organisme mati.Contoh: bakteri dan jamur
 Faktor Abiotik (tidak bernyawa) adalah faktor yang meliputi faktor fisik danfaktor
kimia yang merupakan substrat tempat berlangsungnya kehidupan.
Faktor fisik yang mempengaruhi ekosistem meliputi:
1. Suhu
2. Air, terutama untuk organisme yang hidup di gurun pasir
3. Sinar matahari, karena menentukan suhu lingkungan dan mempengaruhi proses
fotosintesis tumbuhan.
4. Tanah dan batu yang menjadi tempat hidup bagi organisme
5. Garam. Konsentrasi garam mempengaruhi kesetimbangan air dalam organisme melalui
osmosis
6. Kelembaban
7. Ketinggian tempat
8. Angin
9. Iklim, dan
10.Garis lintang, menyebabkan perbedaan distribusi organisme di permukaan bumi
2. Tipe-tipe Ekosistem
 Akuatik (Air)Ekosistem air laut Ekosistem terumbu karang
 Terestrial (Darat)Ekosistem padang rumput Ekosistem hutan berdaun jarum
3. Berdasarkan proses terbentuknya, ekosistem dibedakan menjadi dua, yaitu ekosistem
alami dan ekosistem buatan
 Ekosistem alami adalah ekosistem yang terbentuk secara alami,dan tanpa ada
campur tangan manusia.Contoh: Ekosistem rawa Ekosistem laut
 Ekosistem buatan adalah ekosistem yang sengaja dibuat oleh manusia untuk
kepentingan tertentu, baik untuk sumber energi, pendidikan, budaya, maupun
rekreasi. Contoh:Ekosistem sawah terasering Ekosistem waduk
4. Interaksi antarorganisme dikategorikan sebagai berikut:
 Netral Hubungan tidak saling mengganggu antarorganisme dalam habitat yang
sama dan bersifat tidak menguntungkan, juga tidak merugikan kedua belah pihak.
 Predasi Hubungan yang erat antara mangsa dan pemangsa (predator), karena tanpa
mangsa, predator tak dapat hidup, dan predator juga berfungsi sebagai pengontrol
populasi mangsa. Contoh: Beruang menangkap ikan salem
 Parasitisme Hubungan yang menguntungkan satupihak sebagai organisme yang
menumpangdan merugikan pihak lain yang merupakanorganisme inang. Contoh:
Benalu dengan pohon mangga
 Komensalisme Hubungan antara dua organisme berbeda spesies, dimana salah
satu spesies diuntungkan, sedangkan yang lain tidak dirugikan atau diuntungkan.
Contoh: Ikan badut dengan anemon laut
 Mutualisme Hubungan antara dua organisme berbeda spesies yang saling
menguntungkan kedua belah pihak. Contoh: Lebah dengan bunga dalam proses
penyerbukan
 Interaksi Antarpopulasi Lantana atau saliara Akar dan tunas tanaman ini dapat
mengurangi perkecambahan gulma anggur dan gulma lainnya.Gambar di atas
menunjukkan bahwa interaksi antar populasisecara Alelopati. Interaksi ini terjadi
jika populasi satumenghasilkan zat yang dapat menghalangi tumbuhnyapopulasi
lain.
 Kompetisi Interspesifik Interaksi yang terjadi jika antarpopulasi ada kepentingan
yang sama sehingga menimbulkan persaingan untuk memperoleh apa yang
diperlukan. Contoh:Kambing VS Sapi Memperebutkan Rumput sebagai makanan
utama mereka
 Interaksi AntarKomunitas Interaksi antarkomunitas adalah suatu interaksi
yangmelibatkan kumpulan populasi yang berada di suatu daerah padawaktu yang
ssama.Contoh: Interaksi antara komunitas organisme sawah dengankomunitas
organisme sungai dalam bentuk peredaran nutrien danperedaran organisme kedua
komunitas tersebut.
 Interaksi Antar Komponen Biotik dengan Abiotik Interaksi antara komponen
biotik dan abiotikadalah interaksi antara komponen biotik (hewan,tumbuhan, dan
manusia dengan komponen abiotik(air, tanah, cahaya) yang dapat
menyebabkanterjadinya:
a. Aliran energy
b. Struktur atau tingkat trofik
c. Keanekaragaman biotik, serta
d. Siklus materi
6. KomponenPenyusunEkosistem
1. Komponen Biotik
Komponen biotik suatu ekosistem meliputi berbagai jenis makhluk hidup. Berdasarkan fungsi
atau tingkatan trofiknya, komponen biotik dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu produsen,
konsumen, dan dekomposer (pengurai). Produsen adalah makhluk hidup yang dapat
menghasilkan makanan sendiri, yaitu tumbuhan. Tumbuhan dapat membuat makanan sendiri
melalui proses fotosintesis. Energi yang digunakan dalam fotosintesis diperoleh dari energi
matahari, sehingga matahari merupakan sumber energi utama bagi kehidupan di bumi. Bakteri
yang hidup di lautan dalam dapat mengambil energi dari bahan-bahan kimia yang ada di
sekitarnya untuk melakukan kemosintesis.
Tiap unsur biotik ini berinteraksi anatarbiotik dan juga dengan lingkungan fisik nya. Bagi
manusia yang paling penting adalah daya dukung dari lingkungan bagi kehidupannya. Yaitu,
seberapa banyak jumlah unsur biotik yang dapat dimanfaatkan dan dapat menjamin kehidupan
sejumlah penduduk yang dapat menjamin kehidupan sejumlah penduduk yang mendiami suatu
lingkungan.

2. Komponen Abiotik
Komponen abiotik menyediakan tempat hidup, makanan, dan kondisi yang diperlukan oleh
komponen biotik, sehingga kom-posisi komponen abiotik sangat memengaruhi jenis komponen
biotik yang dapat hidup. Komponen abiotik yang memengaruhi komponen biotik dalam suatu
ekosistem antara lain air, tanah, suhu, cahaya matahari, udara, kelembapan, dan keasaman (pH).
Komponen abiotik dikenal juga dengan lingkungan fisik yang sangan berhubungan erat dengan
makhluk hidup yang menghuninya. Contohnya kelembapan dan curah hujan mempengaruhi
penyediaan air untuk tumbuhan, hewan dan tentunya manusia.

7. Susunan Ekosistem
1. Komponen Autotrof
Autotrof adalah organisme yang mampu menyediakan/mensintesis makanan sendiri yang
berupa bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan energi seperti matahari dan kimia.
Komponen autotrof berfungsi sebagai produsen, contohnya tumbuh-tumbuhan hijau.
2. Komponen Heterotrof
Heterotrof merupakan organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai
makanannya dan bahan tersebut disediakan oleh organisme lain. Yang tergolong heterotrof
adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba.
8. Macam-macam Ekosistem
1. Ekosistem darat
Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan. Berdasarkan letak
geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat dibedakan menjadi beberapa bioma, yaitu
sebagai berikut: Bioma gurun, bioma padang rumput, bioma hutan basah, bioma hutan gugur,
bioma tundra.
2. Ekosistem air tawar
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang,
dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis
ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air
tawar
3. Ekosistem air laut
Ekosistem air laut dibedakan atas lautan, pantai, estuari (Muara), dan terumbu karang.
4. Ekosistem Pantai
Ekosistem pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat, laut, dan daerah pasang
surut.Ekosistem pantai dipengaruhi oleh siklus harian pasang surut laut.
9. Tingkatan Organisasi dalam Ekosistem
1. Individu
Individu adalah makhluk hidup tunggal yang dapat hidup secara fisiologis. Seekor kerbau,
seekor rusa, sebatang pohon meranti, sebatang pohon kelapa, dan seorang manusia merupakan
individu dalam ekosistem. Individu merupakan satuan fungsional terkecil penyusun
ekosistem.
2. Populasi
Populasi mempunyai karakteristik yang khas untuk kelompok yang tidak dimiliki oleh
masing-masing individu anggotanya. Karakteristik ini antara lain kepadatan, natalitas (laju
kelahiran), mortalitas (laju kematian), potensi biotik, penyebaran umur dan bentuk
pertumbuhan.
3. Komunitas
Dalam kumpulan ini terdapat pula kerukunan untuk hidup bersama, toleransi kebersamaan
dan hubungan timbal balik yang menguntungkan sehingga dalam kumpulan ini berbentuk
suatu derajat keterpaduan. Kelompok seperti itu yang tumbuhan dan hewannya secara
bersama telah menyesuaikan diri dan menghuni suatu tempat alami disebut komunitas.
Jumlah individu sejenis dalam satuan luas tertentu pada jangka waktu tertentu disebut
kepadatan populasi.

B. Lingkungan hidup

Lingkungan hidup, sering disebut sebagai lingkungan, adalah istilah yang dapat mencakup
segala makhluk hidup dan tak hidup di alam yang ada di Bumi atau bagian dari Bumi, yang
berfungsi secara alami tanpa campur tangan manusia yang berlebihan.Lawan dari lingkungan
hidup adalah lingkungan buatan, yang mencakup wilayah dan komponen-komponennya yang
banyak dipengaruhi oleh manusia.
Lingkungan hidup memberikan kesempatan bagi hewan dan tumbuhan untuk hidup dan
berkembang, dan pada gilirannya hewan dan tumbuhan ini sangat dibutuhkan untuk mendukung
kehidupan manusia. Lingkungan adalah suatu media dimana makhuk hidup tinggal, mencari
penghidupannya, dan memiliki karakter serta fungsi yang khas yang terkait secara timbal balik
dengan keberadaan makhluk hidup yang menempatinya, terutama manusia yang memiliki
peranan yang lebih kompleks.
Lingkungan hidup juga menjadi media hubungan timbal balik antara manusia serta
makhluk lain dengan faktor-faktor alam. Lingkungan hidup manusia secara keseluruhan
mencakup segala aspek kehidupan manusia dalam hubungannya dengan alam dan lingkungan
yang diciptakannya sendiri.
Secara garis besar lingkungan hidup manusia dapat dibedakan menjadi lingkungan alami,
lingkungan buatan atau ciptaan manusia dan lingkungan sosial. Pemahaman terhadap beberapa
istilah ilmu lingkungan perlu diberikan.
Dalam pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup secara nasional pemerintah bahkan
mempunyai kewajiban yang dituangkan dalam undang-undang nomor 23 tahun 1997 yang antara
lain :
1. Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan kesadaran dan tanggung
jawab para pengambil keputusan dalam pengelolaan lingkungan hidup.
2. Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan kesadaran akan hak dan
tanggung jawab masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup
3. Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan kemitraan antara
masyarakat, dunia usasha dan pemerintah dalam upaya pelestarian daya dukung dan daya
tampung lingkungan hidup
4. Mengembangkan dan menerapkan kebijaksanaan nasional pengelolaan lingkungan hidup yang
menjamin terpeliharanya daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.
5. Mengembangkan dan menerapkan perangkat yang bersifat preemitif, preventif dan proaktif
dalam upaya pencegahan penurunan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup
6. Memamfaatkan dan mengembangkan teknologi yang akrab lingkungan hidup
7. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan dibidang lingkungan hidup
8. Menyediakan informasi lingkungan hidup dan menyebarluaskan kepada masyarakat
9. Memberikan pengahargaan kepada orang atau lembaga yang berjasa di bidang lingkungan
hidup

Sumber: www.slideshare.net/agungsyahputra/biologi-kelas-x-smamasmkeekosistem-dan-
lingkungan-hidup
id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20110310152919AAFgkOd
Menjel.blogspot.com/2012/01/ekosistem-lingkungan-hidup-dan-manusia

C. Strategi Hidup Manusia


Definisi strategi adalah cara untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi bisnis bisa
berupa perluasan geografis, diversifikasi, akusisi, pengembangan produk, penetrasi pasar,
rasionalisasi divestasi, likuidasi dan joint venture (David, p.15, 2004).
Pengertian strategi adalah Rencana yang disatukan, luas dan berintegrasi yang
menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dengan tantangan lingkungan, yang dirancang
untuk memastikan bahwa tujuan utama dari perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang
tepat oleh organisasi (Glueck dan Jauch, p.9, 1989).
Pengertian strategi secara umum dan khusus sebagai berikut:
1. PengertianUmum
Strategi adalah proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada
tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar
tujuan tersebut dapat dicapai.
2. Pengertian khusus
Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus-
menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para
pelanggan di masa depan. Dengan demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat
terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru
dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core competencies). Perusahaan
perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan.
Perumusan strategi merupakan proses penyusunan langkah-langkah ke depan yang
dimaksudkan untuk membangun visi dan misi organisasi, menetapkan tujuan strategis dan
keuangan perusahaan, serta merancang strategi untuk mencapai tujuan tersebut dalam rangka
menyediakan customer value terbaik.
Menurut MacArthur & Wilson 1967, srta Pianka 1970 (dalam Michael Begon, 1986),
berdasarkan daya dukung lingkungannya (carrying capacity), strategi hidup ada 2 macam, yaitu
strategi hidup-r dan strategi hidup-K.

1. Strategi Hidup-r
Jenis makhluk hidup dengan strategi hidup r adalah yang mengalami pertumbuhan
populasi yang cepat dengan mengabaikan terlampaunya daya dukung lingkungannya.
Makhluk hidup yang memiliki strategi hidup r memiliki kemampuan untuk berkompetisi
rendah, namun bereproduksi lebih dini dengan jumlah anakan yang banyak dan
berkembang dengan cepat. Mereka biasanya berukuran kecil, selalu berpindah-pindah
tempat, dan memiliki waktu generasi yang pendek. Menurut Campbell (2004) populasi
makhluk hidup dengan strategi hidup r disebut juga dengan populasi oportunistik
(opportunistic population), karena kemungkinan besar akan ditemukan dalam lingkungan
yang bervariasi, dimana kepadatan populasi berubah-ubah, atau dalam habitat terbuka di
mana individu kemungkinan besar menghadapi sedikit persaingan. Contoh: lalat buah,
tikus, capung, dan belalang(Glencoe)

2. Strategi Hidup-K
Makhluk hidup dengan strategi hidup K hidup di habitat yang stabil dan ukuran
populasinya mendekati daya dukung lingkungan. Makhluk hidup yang memiliki strategi
hidup K kemampuan berkompetisinya tinggi, namun bereproduksi lebih lambat dengan
jumlah anakan yang sedikit dan berkembang dengan lambat pula. Mereka biasanya
berukuran besar, jarang berpindah-berpindah tempat, dan waktu generasinya panjang.
Campbell (2004) menyatakan bahwa populasi makhluk hidup dengan strategi hidup K
disebut juga dengan populasi kesetimbangan (equilibrial population), yaitu populasi yang
cenderung akan hidup pada kepadatan yang mendekati batas sumberdayanya (K, atau daya
tampung). Contoh: gajah dan manusia (Glencoe, 2008)
Manusia pada hakikatnya adalah jenis makhuk hidup yang berstrategi hidup K yakni
yang memperhatikan batas daya dukung lingkungan. Strategi hidup “K” manusia itu
ditandai dengan lahirnya anak yang hanya seorang sekali melahirkan, bayinya yang lahir
dalam keadaan lemah, harus dilindungi, diasuh, dan dipelihara sebelum mampu menopang
hidup sendiri. Jadi secara hayati manusia harusnya tidak mempunyai masalah dengan
lingkungan hidupnya, tidak ada krisis, tidak ada pencemaran, serta selalu berada dalam
keserasian dengan lingkungannya.
Strategi adaptasi dimaksud oleh Edi Suharto dalam Edi (2009), sebagai Coping strategies.
Secara umum strategi bertahan hidup (coping strategies) dapat didefinisikan sebagai kemampuan
seseorang dalam menerapkan seperangkat cara untuk mengatasi berbagi permasalahan yang
melingkupi kehidupannya. Strategi penanganan masalah ini pada dasarnya merupakan
kemampuan segenap anggota keluarga dalam mengelola segenap aset yang dimilikinya.
Berdasarkan konsepsi ini, Mosser dalam Edi (2009) membuat kerangka analisis yang
disebut “The Aset Vulnerability Framework”. Kerangka ini meliputi berbagai pengelolaan aset
yang dapat digunakan untuk melakukan penyesuaian atau pengembangan strategi dalam
mempertahankan kelangsungan hidup:
Aset tenaga kerja
Misalnya meningkatkan keterlibatan wanita dan anak dalam bekerja untuk membantu ekonomi
rumah tangga
Aset modal manusia
Misalnya memanfaatkan status kesehatan yang dapat menentukan kapasitas seseorang atau
bekerja atau ketrampilan dan pendidikan yang menentukan umpan balik atau hasil kerja terhadap
tenaga yang dikeluarkannya.
Aset produktif
Misalnya menggunakan rumah, sawah, ternak, tanaman untuk keperluan lainnya.
Aset relasi rumah tangga atau keluarga
Misalnya memanfaatkan jaringan dan dukungan dari sistem keluarga besar, kelompok etnis,
migarasi tenaga kerja dan mekanisme “uang kiriman”
Aset modal social
Misalnya memanfaatkan lembaga-lembaga sosial loka, arisan dan pemberi kredit dalam proses
dan sistem perekonomian keluarga.
Selanjutnya Edi Suharno dalam Edi (2009:31) menyatakan strategi bertahan hidup (coping
strategies) dalam mengatasi goncangan dan tekanan ekonomi dapat dilakukan dengan berbagai
cara.
Cara-cara tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu:
1. Strategi aktif, yaitu strategi yang mengoptimalkan segala potensi keluarga untuk ( misalnya
melakukan aktivitasnya sendiri, memperpanjang jam kerja, memanfaatkan sumber atau
tanaman liar di lingkungan sekitarnya dan sebagainya).
2. Strategi pasif, yaitu mengurangi pengeluaran keluarga ( misalnya, biaya untuk sandang,
pangan, pendidikan, dan sebagainya).
3. Strategi jaringan, misalnya menjalin relasi, baik formal maupun informal dengan
lingkungan sosialnya, dan lingkungan kelembagaan ( misalnya: meminjam uang dengan
tetangga, mengutang di warung, memanfaatkan program kemiskinan, meminjam uang ke
rentenir atau bank, dan sebagainya).
Dalam kehidupannya, manusia hidup dengan alam secara timbal balik, yakni bagaimana
manusia beradapatasi dengan alam agar dapat bertahan demi keberlangsungan hidupnya dengan
mengalihkan energi dari alam pada dirinya. Adaptasi merupakan sifat sosial dari setiap manusia
yang akan muncul akibat adanya kebutuhan tujuan, dan hasrat para individu.
Adaptasi menurut Soerjono Soekanto dalam Rabanta (2009), mengemukakan tentang
adaptasi dalam beberapa batasan adaptasi sosial:
1. Proses mengatasi halangan-halangan dari lingkungan
2. Penyesuaian terhadap norma-norma untuk menyalurkan ketegangan
3. Proses perubahan-perubahan menyesuaikan dengan situasi yang berubah
4. Mengubah agar sesuai dengan kondisi yang diciptakan
5. Memanfaatkan sumber-sumber yang terbatas untuk kepentingan lingkungan dan system
6. Penyesuaian budaya dan aspek lainnya sebagai hasil seleksi ilmiah

Sumber: http://andam-amaranthi.blogspot.com/2013/12/strategi-hidup-r-dan-k.html
http://www.psychologymania.com/2012/11/strategi-adaptasi.html
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/08/konsep-strategi-definisi-perumusan.html

D. Kualitas Hidup Manusia


Pengertian mengenai kualitas hidup banyak dikemukakan oleh para ahli, yaitu
Stiglitz, Sen & Fitoussi (2011:68) menyebutkan bahwa kualitas hidup adalah konsep yang
lebih luas daripada produksi ekonomi dan standar hidup. Kualitas hidup mencakup sekumpulan
penuh faktor-faktor yang mempengaruhi apa yang kita hargai dalam hidup ini, melampaui sisi
materialnya. Kemudian Stiglitz, Sen & Fitoussi (2011:77-98) menyebutkan ada beberapa bidang
yang terkait dengan kualitas hidup, diantaranya yaitu : kesehatan, pendidikan, aktivitas personal,
hak suara politik dan tata kelola pemerintahan, koneksi sosial, kondisi lingkungan, serta
ketidakamanan pribadi. Karena penelitian ini terkait dengan pendidikan maka penulis hanya akan
membahas pendidikan.
Menurut Calman yang dikutip oleh Hermann (1993:14-21) dalam Silitonga (2007)
mengungkapkan bahwa konsep dari kualitas hidup adalah bagaimana perbedaan antara keinginan
yang ada dibandingkan perasaan yang ada sekarang, definisi ini dikenal dengan sebutan
“Calman’s Gap”. Calman mengungkapkan pentingnya mengetahui perbedaan antara perasaan
yang ada dengan keinginan yang sebenarnya, dicontohkan dengan membandingkan suatu
keadaan antara “dimana seseorang berada” dengan “di mana seseorang ingin berada”. Jika
perbedaan antara kedua keadaan ini lebar, ketidakcocokan ini menunjukkan bahwa kualitas
hidup seseorang tersebut rendah. Sedangkan kualitas hidup tinggi jika perbedaan yang ada antara
keduanya kecil.
Cella & Tulsky dalam Dimsdale (1995) menyebutkan bahwa beberapa pendekatan
fenomenologi dari kualitas hidup menekankan tentang pentingnya persepsi subjektif seseorang
dalam memfungsikan kemampuan mereka sendiri dan membandingkannya dengan standar
kemampuan internal yang mereka miliki agar dapat mewujudkan sesuatu menjadi lebih ideal dan
sesuai dengan apa yang mereka inginkan.
Hal ini sejalan dengan pendapat Campbell, dkk dalam Dimsdale (1995) yang
menggarisbawahi tentang pentingnya persepsi subjektif dan penafsiran dalam pengukuran
kualitas hidup. Dalam hal ini dikemukakan bahwa kualitas hidup dibentuk oleh suatu gagasan
yang terdiri dari aspek kognitif dan afektif karena penilaian individu terhadap satu kondisi
kognitif mempengaruhi secara efektif dan menimbulkan reaksi terhadap kondisi emosi individu
tersebut.
Adapun menurut Cohen & Lazarus dalam Sarafino (1994) kualitas hidup adalah tingkatan
yang menggambarkan keunggulan seorang individu yang dapat dinilai dari kehidupan mereka.
Keunggulan individu tersebut biasanya dapat dinilai dari tujuan hidupnya, kontrol pribadinya,
hubungan interpersonal, perkembangan pribadi, intelektual dan kondisi materi.
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa kualitas hidup adalah
penilaian individu terhadap posisi mereka di dalam kehidupan, dalam konteks budaya dan sistem
nilai di mana mereka hidup dalam kaitannya dengan tujuan individu, harapan, standar serta apa
yang menjadi perhatian individu. (Larasati, n.d.)
Mc Carney & Lason (1987, dalam Yuwono, 2000) memberikan pengertian kualitas hidup
sebagai derajat kepuasan hati karena terpenuhinya kebutuhan ekternal maupun persepsinya.
WHO (1994, dalam Desita, 2010) kualitas hidup didefinisikan sebagai persepsi individu sebagai
laki-laki atau perempuan dalam hidup, ditinjau dari konteks budaya dan sistem nilai dimana
mereka tinggal, dan hubungan dengan standart hidup, harapan, kesenangan, dan perhatian
mereka.
Manusia pada hakekatnya adalah jenis mahluk hidup yang memperhatikan batas daya
dukung lingkungan. Apabila populasinya sudah mendekati batas daya dukung maka akan terjadi
perubahan laju kehidupan karena pengaruh kelentingan (resilience) yang menahan laju
pertumbuhan sehingga terjadi pertumbuhan yang berimpit dengan batas daya dukung.
Meningkatkan kualitas hidup dapat diusahakan melalui kenaikan nilai tambah sumberdaya
dengan jalan rekayasa atau teknologi. Secara hayati penggunaan teknologi oleh manusia itu
menyebabkan kedudukan dan fungsinya dalam ekosistem berubah menjadi transedental
terhadap kelompoknya sebagai mahluk hidup. Dengan demikian ekosistem atau lingkungan
hidup alami berubah menjadi lingkungan hidup buatan.
Ada 3 kriteria yang biasa digunakam untuk mengukur kualitas hidup manusia/ kualitas
taraf hidup manusia, yaitu :
1. Terpenuhinya kebutuhan dasar untuk kelangsungan sebagai mahluk hidup hayati
Kebutuhan ini bersifat mutlak, yang didorong oleh keinginan manusia untuk menjaga
kelangsungan hidup hayatinya. Kelangsungan hidup hayati tidak hanya menyangkut dirinya,
melainkan juga masyarakatnya, dan terutama kelangsungan hidupnya sebagai jenis melalui
keturunannya. Kebutuhan dasar ini terdiri atas udara, air yang bersih, pangan, kesempatan untuk
mendapatkan keturunan serta perlindungan terhadap serangan penyakit dan sesama manusia.
2. Kebutuhan dasar untuk kelangsungan hidup manusiawi
Berbeda dengan mahluk hidup yang lain, manusia sebagai mahluk yang berbudaya tidak
cukup hanya sekedar hidup secara hayati, melainkan karena perkembangan kebudayaannya maka
manusia harus hidup secara manusiawi. kebutuhan dasar untuk hidup secara manusiawi,
sebagian bersifat material dan sebagian lagi bersifat non material. Hal inilah yang membedakan
manusia dengan hewan. Kebutuhan dasar lain yang membuat manusia menjadi manusiawi adalah
energi. Misalnya untuk tranportasi sangatlah tidak manusiawi seandainya seseorang harus
berjalan kaki puluhan kilometer dari tempat tinggalnya ke suatu lokasi dimana dia bekerja untuk
dapat memenuhi kebutuhan hidup hayatinya.
3. Kebutuhan dasar untuk memilih
Sudah barang tentu dalam masyarakat yang tertib, derajat kebebasan untuk memilih
dibatasi oleh hukum, baik yang tertulis maupu yang tidak tertulis. Kemampuan memilih
merupakam sifat hakikih untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya, baik pada
tumbuhan, hewan maupun manusia. Untuk dapat memilih harus ada keanekaragaman pilihan,
oleh karena itu keanekaragaman merupakan unsur yang esensial dalam lingkungan.

Sumber: www.psyhologymania.com/2012/10/pengertian-kualitas-hidup
sehansnza.blogspot.com/2012/05/teori-kualitas-hidup.html
Teorikuliah.blogspot.com/2009/08/kualitas-hidup-manusia.html
http://id.kawalborneo.org/index.php?option=com_content&view=article&i
d=84:kriteria-pengukuran-kualitas-hidup-kualitas-taraf-hidup-&catid=37:berita&Itemid=60

E. Teknologi, Daya Dukung dan Pengelolaan Lingkungan


Menurut Soerjani et al. (1987), pengertian daya dukung lingkungan adalah batas teratas
dari pertumbuhan suatu populasi saat jumlah populasi tidak dapat didukung lagi oleh sarana,
sumber daya dan lingkungan yang ada. Menurut Khana dalam KLH (2010) daya dukung
lingkungan dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk mendapatkan hasil atau produk di
suatu daerah dari sumber daya alam yang terbatas dengan mempertahankan jumlah dan kualitas
sumberdayanya.
Sesuai dengan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa daya dukung lingkungan tidak
hanya diukur dari kemampuan lingkungan dan sumberdaya alam dalam mendukung kehidupan
manusia, tetapi juga dari kemampuan menerima beban pencemaran dan bangunan.
Menurut UU.No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup, Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan
makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri,
kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
Pengertian (Konsep) dan Ruang Lingkup Daya Dukung Lingkungan Menurut UU no 23/
1997, daya dukung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung
perikehidupan manusia, makhluk hidup lain, dan keseimbangan antarkeduanya. Menurut
Soemarwoto (2001), daya dukung lingkungan pada hakekatnya adalah daya dukung lingkungan
alamiah, yaitu berdasarkan biomas tumbuhan dan hewan yang dapat dikumpulkan dan ditangkap
per satuan luas dan waktu di daerah itu. Menurut Khanna (1999), daya dukung lingkungan hidup
terbagi menjadi 2 (dua) komponen, yaitu kapasitas penyediaan (supportive capacity) dan
kapasitas tampung limbah (assimilative capacity).
Daya dukung lingkungan menurut Odum (1971) merupakan jumlah populasiorganisme
yang kehidupannya dapat didukung oleh suatu kawasan atau ekosistem.
Daya dukung lingkungan dapat dipertahankan dan bahkan ditingkatkan melaluipengelolaan
atau penerapan teknologi.
Dalam hal ini manusialah yang paling tepat sebagaipengelolanya karena manusia memiliki
beberapa kelebihan dibandingkan dengan organisme lain.Manusia mampu merombak,
memperbaiki, dan mengkondisikan lingkungan seperti yangdikehendakinya, seperti:
1. manusia mampu berpikir serta meramalkan keadaan yang akandatang
2. manusia memiliki ilmu dan teknologi3. manusia memiliki akal dan budi sehingga dapat
memilih hal-hal yangbaik.Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu dalam
pemanfaatan, penataan, pemeliharaan,pengawasan, pengendalian, pemulihan, dan
pengembangan lingkungan hidup.
Pengelolaan ini mempunyai tujuan sebagai berikut.
1. Mencapai kelestarian hubungan manusia dengan lingkungan hidupsebagai tujuan
membangun manusia seutuhnya.
2. Mengendalikan pemanfaatan sumber daya secara bijaksana.
3. Mewujudkan manusia sebagai pembina lingkungan hidup.
4. Melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan untukkepentingan generasi sekarang
dan mendatang.

Pengelolaan Lingkungan

o adalah satu proses intervensi publik yang sistematis dan menerus


o dalam pengalokasian dan pemanfaatan lingkungan dan sumber daya alam
o untuk memecahkan persoalan-persoalan lingkungan saat ini
o dan untuk menuju pembangunan yang berkelanjutan (Setiawan, 2000)

Menurut Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan


Hidup,Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, danmakhluk hidup,
termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsunganperikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Daya tampunglingkungan hidup adalah
kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energidan/atau komponen lain yang masuk
atau dimasukkan ke dalamnya.

Sumber: https://id.scribd.com/doc/93972354/pengelolaan-lingkungan
http://www.psychologymania.com/2013/06/pengertian-daya-dukung-lingkungan.html
http://www.slideshare.net/start_light99/teknologi-dan-lingkungan
https://id.scribd.com/doc/114605082/Daya-Dukung-Lingkungan

Anda mungkin juga menyukai