Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya
dan yang lainnya. Berasal dari kata Yunani oikos (“habitat”) dan logos (“ilmu”). Ekologi
diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi
antara makhluk hidup dan lingkungannya. Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernst
Haeckel (1834 – 1914). Dalam ekologi, makhluk hidup dipelajari sebagai kesatuan atau sistem
dengan lingkungannya. Habitat (berasal dari kata dalam bahasa Latin yang berarti menempati)adalah tempat
suatu spesies tinggal dan berkembang.
Menurut para ahli :
Miller dalam Darsono (1995:16) ”Ekologi adalah ilmu tentang hubungan timbal balik
antara organisme dan sesamanya serta dengan lingkungan tempat tinggalnya”
Odum dalam Darsono (1995: 16) “Ekologi adalah kajian struktur dan fungsi alam, tentang
struktur dan interaksi antara sesame organism dengan lingkungannya dan ekologi adalah kajian
tentang rumah tangga bumi termasuk flora, fauna, mikroorganisme dan manusia yang hidup
bersama saling tergantung satu sama lain”
Soemarwoto dalam Darsono (1995:16) “Ekologi adalah ilmu tentang hubungan timbal balik
antara makhluk hidup dengan lingkungannya”.
Resosoedarmo dkk, (1985:1)[3] “ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal
balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya”.
Subagja dkk, (2001:1.3). “Ekologi merupakan bagian ilmu dasar”
Ekologi adalah cabang ilmu biologi yangbanyak memanfaatkan informasi dari berbagai
ilmu pengetahuan lain, seperti : kimia, fisika, geologi, dan klimatologi untuk pembahasannya.
Penerapan ekologi di bidang pertanian dan perkebunan di antaranya adalah penggunaan kontrol
biologi untuk pengendalian populasi hama guna meningkatkan produktivitas.
Ekologi berkepentingan dalam menyelidiki interaksi organisme dengan lingkungannya.
Pengamatan ini bertujuan untuk menemukan prinsip-prinsip yang terkandung dalam hubungan
timbal balik tersebut.
Dalam studi ekologi digunakan metoda pendekatan secara rnenyeluruh pada komponen-
kornponen yang berkaitan dalam suatu sistem. Ruang lingkup ekologi berkisar pada tingkat
populasi, komunitas, dan ekosistem.
Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen
penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik antara lain suhu, air, kelembaban,
cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia,
hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan
organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling memengaruhi
dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.
Ekologi merupakan cabang ilmu yang masih relatif baru, yang baru muncul pada tahun 70-
an.Akan tetapi, ekologi mempunyai pengaruh yang besar terhadap cabang biologinya. Ekologi
mempelajari bagaimana makhluk hidup dapat mempertahankan kehidupannya dengan
mengadakan hubungan antar makhluk hidup dan dengan benda tak hidup di dalam tempat
hidupnya atau lingkungannya. Ekologi, biologi dan ilmu kehidupan lainnya saling melengkapi
dengan zoologi dan botani yang menggambarkan hal bahwa ekologi mencoba memperkirakan,
dan ekonomi energi yang menggambarkan kebanyakan rantai makanan manusia dan tingkat
tropik.
Para ahli ekologi mempelajari hal berikut:
1. Perpindahan energi dan materi dari makhluk hidup yang satu ke makhluk hidup yang lain ke
dalam lingkungannya dan faktor-faktor yang menyebabkannya.
2. Perubahan populasi atau spesies pada waktu yang berbeda dalam faktor-faktor yang
menyebabkannya.
3. Terjadi hubungan antarspesies (interaksi antarspesies) makhluk hidup dan hubungan antara
makhluk hidup dengan lingkungannya.
Ekologi merupakan salah satu ilmu dasar bagi ilmu lingkungan. Berbicara ekologi pasti
berbicara mengenai semua makhluk hidup dan benda-benda mati yang ada di dalamnya termasuk
tanah, air, udara dll. Dimana lingkungan yang ditempati berbagai jenis makhluk hidup tersebut
saling mempengaruhi dan dipengaruhi.
2. ILMU LINGKUNGAN
Ilmu Lingkungan adalah ilmu yang mempelajari penerapan berbagai prinsip dan ketentuan
ekologi di dalam kehidupan manusia. Oleh sebab itu, ilmu lngkungan disebut sebagai applied
ecology.
Ilmu lingkungan adalah ekologi yang menerapkan berbagai azas dan konsepnya kepada
masalah yang lebih luas,yang menyangkut pula hubungan manusia dengan lingkungannya.
ILMU LINGKUNGAN adalah ekologi terapan.
Ilmu lingkungan ini mengintegrasikan berbagai ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik
anatara jasad hidup (termasuk manusia) dengan dengan lingkungannya.
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya
alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah
maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan
bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.
Lingkungan terdiri dari komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik adalah segala yang
tidak bernyawa seperti tanah, udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, bunyi. Sedangkan
komponen biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan, hewan, manusia dan
mikro-organisme (virus dan bakteri).
Ilmu yang mempelajari lingkungan adalah ilmu lingkungan atau ekologi. Ilmu lingkungan adalah
cabang dari ilmu biologi.
Adanya interaksi dan hubungan antara manusia dengan lingkungannya disebut ekologi.
Ilmu lingkungan dapat juga dianggap sebagai titik pertemuan “ilmu murni” dan “ilmu terapan”.
Ilmu lingkungan sebenarnya ialah ekologi (ilmu murni yang mempelajari pengaruh faktor
lingkungan terhadap jasad hidup), yang menerapkan berbagai asas dan konsepnya kepada
masalah yang lebih luas, yang menyangkut pula hubungan manusia dengan lingkungannya.
Dalam ilmu lingkungan, seperti dalam halnya ekologi, jasad hidup pada dasarnya dipelajari
dalam unit populasi. Populasi dapat dikatakan sebagai kumpulan individu spesies organism
hidup yang sama. Menentukan populasi memang sukar, kalau anggotanya terpisah-pisah dalam
sebuah wilayah, dimana jarak menjadi sebagi penghalang antar individu, seperti halnya gajah
atau harimau di Asia, pohon cemara di Eropa, bahkan manusia di dunia.
Dalam ilmu lingkungan manusia mempunyai hak khusus, semuanya dipandang dari
kepentingan manusia, tetapi manusia juga harus mempunyai tanggung jawab yang paling besar
terhadap lingkungannya dimana tanggung jawab ini tidk mungkin diserahkan kepada makhluk
hidup lain.
Manusia memandang alam dari sudut pandang manusia, yaitu antroposentrik. ‘Manusia
menganggap alam diciptakan untuk kepentingan dirinya. Secara implicit bahwa sudah sejak lama
telah dibutuhkan bangun alam agar tercipta lingkungan yang sesuai dengan kehidupan manusia.
Ilmu dan tekhnologi diciptakan untuk menguasai alam.
Dengan pandangan antroposentrik yang disertai dengan keinginan taraf hidup yang maki
tinggi dan perkembangan ilmu dan teknologi yang amat pesat, eksploitasi lingkungan semakin
meningkat. Kecenderungan peningkatan itu ditambah pula oleh anggapan adanya sumber daya
umum yang dimiliki bersama atau boleh dikatakan tidak ada yang memiliki.
Oleh karena itu perlunya mempelajari ilmu lingkungan hidup agar dapat menempatkan diri
sesuai dengan porsinya di dalam lingkungan yang harus kita jaga.
Ada 3 jenis lingkungan (Darsono, 1995:17) yaitu :
1. Lingkungan fisik (physical environment), yaitu segala sesuatu yang ada disekitar kita
yang berwujud benda mati seperti gedung, jembatan, candi, dll.
2. Lingkungan Biologi (biological environment), yaitu segala sesuatu yang berada disekitar kita
yang berujud benda hidup, seperti manusia, hewan, tumbuhan, dll.
3. Lingkungan social (social environtment), yaitu manusia-manusia lain yang berada di sekitar
kita.
Umumnya para ahli lingkungan membagi kriteria lingkungan hidup dalam tiga (3)
golongan besar, yakni:
1.Lingkungan Fisik: segala sesuatu di sekitar kita sebagai benda mati.
2.Lingkungan biologis: segala sesuatu di sekitar kita sebagai benda hidup.
3.Lingkungan sosial, adalah manusia yang hidup secara bermasyarakat.
Sifat lingkungan ditentukan oleh berbagai hal, diantaranya :
1. Jenis dan jumlah masing-masing unsur lingkungan tersebut lingkungan yang terdiri dari (10)
manusia, (1) anjing, (3) burung, (1) pohon kelapa, (1) bukit batu, akan berbeda sifatnya dengan
lingkungan yang terdiri dari (1) manusia, (10) anjing, tertutup rimbun pohon bambo, tanpa bukit
batu (rata)
2. Hubungan atau interaksi antara unsur dalam dalam lingkungan tersebut Dua ruangan yang
luasnya sama, dilengkapi perabot yang sama pula namun dengan lay out berbeda, akan
menghasilkan sifat ruangan yang berbeda pula.
3. Faktor kelakuan (kondisi) unsur lingkungan hidup Sebagai contoh, kota dengan penduduk
yang aktif dan bekerja keras akan memiliki lingkungan yang lain dengan sebuah kota yang sikap
penduduknya santai dan malas bekerja. Atau, lingkungan daerah yang berlahan landai dan subur
dengan yang berlereng dan tererosi.
4. non material lingkungan panas, silau, dan bising akan berbeda dengan lingkungan sejuk yang
dengan cahaya cukup tapi tenang.
Keberadaan lingkungan tersebut pada hakekatnya mesti dijaga dari kerusakan yang parah.
Suatu kehidupan lingkungan akan sangat tergantung pada ekosistemnya. Oleh karena itu,
masyarakat secara terus-menerus harus didorong untuk mencintai, memelihara dan
bertanggungjawab terhadap kerusakan lingkungan. Sebab untuk menjaga semuanya itu tidak ada
lagi yang bisa dimintai pertanggungjawaban kecuali manusia sebagai pemakai / pengguna itu
sendiri. Kerusakan suatu lingkungan akan berakibat pada manusia itu sendiri, dan demikian pula
sebaliknya.
Lingkungan merupakan unsur penentu dari kehidupan mendatang. Lingkungan alam
merupakan prasyarat pokok mengapa dan bagaimana pembangunan itu diselenggarakan. Bagi
program pembangunan itu sendiri, apabila pelaksanaannya sesuai dengan program yang telah
dijalankan, maka orientasi untuk menjaga lingkungan semesta pun akan bisa dilakukan.
Sebaliknya, jika pembangunan dilakukan hanya digunakan untuk mencapai tingginya tingkat
pertumbuhan ekonomi semata, maka hal itu akan menimbulkan kerusakan lingkungan yang
cukup serius. Salah satu produk dari kerusakan lingkungan itu adalah pencemaran, baik air, tanah
maupun udara.
Pencemaran air misalnya, bisa dikategorikan melalui ukuran zat pencemar yang diizinkan
dibuang pada suatu jangka waktu tertentu.
Kebijaksanaan lingkungan ditujukan kepada pencegahan pencemaran. Sarana utama yang
diterapkan adalah pengaturan dan instrumen ekonomik. Sarana pengaturan sifatnya tradisional
dan biasanya berupa izin serta persyaratan pemakaian teknologi pencemaran. Instrumen
ekonomik merupakan hal yang relatif baru. Contohnya: pungutan (charges) pencemaran udara
dan air serta uang jaminan pengembalian kaleng atau botol bekas (deposit fees). Mulanya
pencemaran diakibatkan dampak teknologi buatan manusia atau hasil produksi yang sudah tidak
bisa dimanfaatkan. Akibat pengembangan industri, sistem transportasi, permukiman akan
menimbulkan sisa buangan, gas, cair dan padat yang jika dibuang ke lingkungan hidup akan
menimbulkan dampak yang besar terhadap kehidupan manusia.
Dengan menyadari bahwa setiap kegiatan pada dasarnya menimbulkan dampak terhadap
lingkungan hidup, maka perlu dengan perkiraan pada perencanaan awal, sehingga dengan cara
demikian dapat dipersiapkan langkah pencegahan maupun penanggulangan dampak negatifnya
dan mengupayakan pengembangan dampak positif dari kegiatan tersebut. Sehubungan dengan
itu, maka diperlukan analisis mengenai dampak lingkungan sebagai proses dalam pengambilan
keputusan tentang pelaksanaan rencana kegiatan.
Sumber: luqm4ntr.wordpress.com/2011/10/19/ekologi-dan-ilmu-lingkungan
ml.scribd.com/doc/96497440/ekologi-dan-ilmu-lingkungan
Mochammadikhsanudin.wwordpress.com/ekologi-dan-ilmu-lingkungan
Namakuvee.wordpress.com/2011/11/13/ekologi-dan ilmu-lingkungan
A. Ekosistem
Ekosistem adalah suatu sistem kehidupan yang terbentuksecara utuh oleh hubungan timbal
balik antara makhlukhidup dengan lingkungannya.Ekosistem terdiri dari berbagai macam
komunitas, mulaidari hewan, tumbuhan, mikroorganisme, beserta lingkungan hayati yang
dinamis dan kompleks. Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan
timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara
segenap unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi
lingkungan hidup.
Ekosistem merupakan istilah yang diterapkan bagi suatu kumpulan hubungan ekologis
saling mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan
hidup antara manusia dan lingkungannya. Contoh dari suatu ekosistem adalah sebuah danau,
hutan mangrove, terumbu karang, hutan tropis. Ekosistem yang lebih luas dan saling
berhubungan disebut biomas seperti lautan, padang belantara. Seluruh lingkungan hidup manusia
meliputi biosphere (terdiri dari bumi, atmosfir, dan semua kehidupan di planet), hubungan antara
manusia dan alam beserta lingkungan yang diciptakannya sendiri.
Teori-teori Tentang Ekosistem, Lingkungan Hidup, dan Manusia
1. ThomasRobertMalthus
Dalam bukunya An Essay on Population (1798) mengemukakan pendapatnya bahwa ada
kecenderungan pertambahan penduduk lebih cepat dibandingkan persediaan makanan atau
peduduk bertambah secara deret ukur, sedang makanan bertambah secara deret hitung. Hal ini
terutama disebabkan oleh tanah yang relatif tetap . Malthus mengungkapkan pula kemungkinan
perbaikan dalam pertanian dan pengurungan pertumbuhan penduduk untuk mengatasi masalah
tersebut.
2. Adam Smith(1971)
Ia mengemukakan tentang suatu istilah “subsidi energi” yaitu energi tambahan kepada
ekosistem.
3. V. Kery Smith(1976)
Ia telah meneliti kecenderungan dalam harga-harga produk pertanian, logam-logam, bahan
bakar, dan hasil-hasil kehutanan.
4. Berdasarkan Undang-Undang No 23 Tahun 1997 Tentang Lingkungan Hidup
Dalam Ketentuan Umum UU No.23/1997 Pasal 1:
i. Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk
hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
ii.Ekosistem adalah tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh menyeluruh
dan saling mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas
lingkungan hidup.
5. Kelvin Lych (1962)
Dalam bukunya site planning (1962), ia mengingatkan bahwa suatu kota harus
menyediakan cukup fasilitas yang berupa perumahan, air, udara, cahaya, bebas dari gangguan
kebisingan suara, dan tempat untuk menampung kegiatan sehari-hari tampa meninggalkan
estetika perkotaan.
2. Komponen Abiotik
Komponen abiotik menyediakan tempat hidup, makanan, dan kondisi yang diperlukan oleh
komponen biotik, sehingga kom-posisi komponen abiotik sangat memengaruhi jenis komponen
biotik yang dapat hidup. Komponen abiotik yang memengaruhi komponen biotik dalam suatu
ekosistem antara lain air, tanah, suhu, cahaya matahari, udara, kelembapan, dan keasaman (pH).
Komponen abiotik dikenal juga dengan lingkungan fisik yang sangan berhubungan erat dengan
makhluk hidup yang menghuninya. Contohnya kelembapan dan curah hujan mempengaruhi
penyediaan air untuk tumbuhan, hewan dan tentunya manusia.
7. Susunan Ekosistem
1. Komponen Autotrof
Autotrof adalah organisme yang mampu menyediakan/mensintesis makanan sendiri yang
berupa bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan energi seperti matahari dan kimia.
Komponen autotrof berfungsi sebagai produsen, contohnya tumbuh-tumbuhan hijau.
2. Komponen Heterotrof
Heterotrof merupakan organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai
makanannya dan bahan tersebut disediakan oleh organisme lain. Yang tergolong heterotrof
adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba.
8. Macam-macam Ekosistem
1. Ekosistem darat
Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan. Berdasarkan letak
geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat dibedakan menjadi beberapa bioma, yaitu
sebagai berikut: Bioma gurun, bioma padang rumput, bioma hutan basah, bioma hutan gugur,
bioma tundra.
2. Ekosistem air tawar
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang,
dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis
ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air
tawar
3. Ekosistem air laut
Ekosistem air laut dibedakan atas lautan, pantai, estuari (Muara), dan terumbu karang.
4. Ekosistem Pantai
Ekosistem pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat, laut, dan daerah pasang
surut.Ekosistem pantai dipengaruhi oleh siklus harian pasang surut laut.
9. Tingkatan Organisasi dalam Ekosistem
1. Individu
Individu adalah makhluk hidup tunggal yang dapat hidup secara fisiologis. Seekor kerbau,
seekor rusa, sebatang pohon meranti, sebatang pohon kelapa, dan seorang manusia merupakan
individu dalam ekosistem. Individu merupakan satuan fungsional terkecil penyusun
ekosistem.
2. Populasi
Populasi mempunyai karakteristik yang khas untuk kelompok yang tidak dimiliki oleh
masing-masing individu anggotanya. Karakteristik ini antara lain kepadatan, natalitas (laju
kelahiran), mortalitas (laju kematian), potensi biotik, penyebaran umur dan bentuk
pertumbuhan.
3. Komunitas
Dalam kumpulan ini terdapat pula kerukunan untuk hidup bersama, toleransi kebersamaan
dan hubungan timbal balik yang menguntungkan sehingga dalam kumpulan ini berbentuk
suatu derajat keterpaduan. Kelompok seperti itu yang tumbuhan dan hewannya secara
bersama telah menyesuaikan diri dan menghuni suatu tempat alami disebut komunitas.
Jumlah individu sejenis dalam satuan luas tertentu pada jangka waktu tertentu disebut
kepadatan populasi.
B. Lingkungan hidup
Lingkungan hidup, sering disebut sebagai lingkungan, adalah istilah yang dapat mencakup
segala makhluk hidup dan tak hidup di alam yang ada di Bumi atau bagian dari Bumi, yang
berfungsi secara alami tanpa campur tangan manusia yang berlebihan.Lawan dari lingkungan
hidup adalah lingkungan buatan, yang mencakup wilayah dan komponen-komponennya yang
banyak dipengaruhi oleh manusia.
Lingkungan hidup memberikan kesempatan bagi hewan dan tumbuhan untuk hidup dan
berkembang, dan pada gilirannya hewan dan tumbuhan ini sangat dibutuhkan untuk mendukung
kehidupan manusia. Lingkungan adalah suatu media dimana makhuk hidup tinggal, mencari
penghidupannya, dan memiliki karakter serta fungsi yang khas yang terkait secara timbal balik
dengan keberadaan makhluk hidup yang menempatinya, terutama manusia yang memiliki
peranan yang lebih kompleks.
Lingkungan hidup juga menjadi media hubungan timbal balik antara manusia serta
makhluk lain dengan faktor-faktor alam. Lingkungan hidup manusia secara keseluruhan
mencakup segala aspek kehidupan manusia dalam hubungannya dengan alam dan lingkungan
yang diciptakannya sendiri.
Secara garis besar lingkungan hidup manusia dapat dibedakan menjadi lingkungan alami,
lingkungan buatan atau ciptaan manusia dan lingkungan sosial. Pemahaman terhadap beberapa
istilah ilmu lingkungan perlu diberikan.
Dalam pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup secara nasional pemerintah bahkan
mempunyai kewajiban yang dituangkan dalam undang-undang nomor 23 tahun 1997 yang antara
lain :
1. Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan kesadaran dan tanggung
jawab para pengambil keputusan dalam pengelolaan lingkungan hidup.
2. Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan kesadaran akan hak dan
tanggung jawab masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup
3. Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan kemitraan antara
masyarakat, dunia usasha dan pemerintah dalam upaya pelestarian daya dukung dan daya
tampung lingkungan hidup
4. Mengembangkan dan menerapkan kebijaksanaan nasional pengelolaan lingkungan hidup yang
menjamin terpeliharanya daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.
5. Mengembangkan dan menerapkan perangkat yang bersifat preemitif, preventif dan proaktif
dalam upaya pencegahan penurunan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup
6. Memamfaatkan dan mengembangkan teknologi yang akrab lingkungan hidup
7. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan dibidang lingkungan hidup
8. Menyediakan informasi lingkungan hidup dan menyebarluaskan kepada masyarakat
9. Memberikan pengahargaan kepada orang atau lembaga yang berjasa di bidang lingkungan
hidup
Sumber: www.slideshare.net/agungsyahputra/biologi-kelas-x-smamasmkeekosistem-dan-
lingkungan-hidup
id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20110310152919AAFgkOd
Menjel.blogspot.com/2012/01/ekosistem-lingkungan-hidup-dan-manusia
1. Strategi Hidup-r
Jenis makhluk hidup dengan strategi hidup r adalah yang mengalami pertumbuhan
populasi yang cepat dengan mengabaikan terlampaunya daya dukung lingkungannya.
Makhluk hidup yang memiliki strategi hidup r memiliki kemampuan untuk berkompetisi
rendah, namun bereproduksi lebih dini dengan jumlah anakan yang banyak dan
berkembang dengan cepat. Mereka biasanya berukuran kecil, selalu berpindah-pindah
tempat, dan memiliki waktu generasi yang pendek. Menurut Campbell (2004) populasi
makhluk hidup dengan strategi hidup r disebut juga dengan populasi oportunistik
(opportunistic population), karena kemungkinan besar akan ditemukan dalam lingkungan
yang bervariasi, dimana kepadatan populasi berubah-ubah, atau dalam habitat terbuka di
mana individu kemungkinan besar menghadapi sedikit persaingan. Contoh: lalat buah,
tikus, capung, dan belalang(Glencoe)
2. Strategi Hidup-K
Makhluk hidup dengan strategi hidup K hidup di habitat yang stabil dan ukuran
populasinya mendekati daya dukung lingkungan. Makhluk hidup yang memiliki strategi
hidup K kemampuan berkompetisinya tinggi, namun bereproduksi lebih lambat dengan
jumlah anakan yang sedikit dan berkembang dengan lambat pula. Mereka biasanya
berukuran besar, jarang berpindah-berpindah tempat, dan waktu generasinya panjang.
Campbell (2004) menyatakan bahwa populasi makhluk hidup dengan strategi hidup K
disebut juga dengan populasi kesetimbangan (equilibrial population), yaitu populasi yang
cenderung akan hidup pada kepadatan yang mendekati batas sumberdayanya (K, atau daya
tampung). Contoh: gajah dan manusia (Glencoe, 2008)
Manusia pada hakikatnya adalah jenis makhuk hidup yang berstrategi hidup K yakni
yang memperhatikan batas daya dukung lingkungan. Strategi hidup “K” manusia itu
ditandai dengan lahirnya anak yang hanya seorang sekali melahirkan, bayinya yang lahir
dalam keadaan lemah, harus dilindungi, diasuh, dan dipelihara sebelum mampu menopang
hidup sendiri. Jadi secara hayati manusia harusnya tidak mempunyai masalah dengan
lingkungan hidupnya, tidak ada krisis, tidak ada pencemaran, serta selalu berada dalam
keserasian dengan lingkungannya.
Strategi adaptasi dimaksud oleh Edi Suharto dalam Edi (2009), sebagai Coping strategies.
Secara umum strategi bertahan hidup (coping strategies) dapat didefinisikan sebagai kemampuan
seseorang dalam menerapkan seperangkat cara untuk mengatasi berbagi permasalahan yang
melingkupi kehidupannya. Strategi penanganan masalah ini pada dasarnya merupakan
kemampuan segenap anggota keluarga dalam mengelola segenap aset yang dimilikinya.
Berdasarkan konsepsi ini, Mosser dalam Edi (2009) membuat kerangka analisis yang
disebut “The Aset Vulnerability Framework”. Kerangka ini meliputi berbagai pengelolaan aset
yang dapat digunakan untuk melakukan penyesuaian atau pengembangan strategi dalam
mempertahankan kelangsungan hidup:
Aset tenaga kerja
Misalnya meningkatkan keterlibatan wanita dan anak dalam bekerja untuk membantu ekonomi
rumah tangga
Aset modal manusia
Misalnya memanfaatkan status kesehatan yang dapat menentukan kapasitas seseorang atau
bekerja atau ketrampilan dan pendidikan yang menentukan umpan balik atau hasil kerja terhadap
tenaga yang dikeluarkannya.
Aset produktif
Misalnya menggunakan rumah, sawah, ternak, tanaman untuk keperluan lainnya.
Aset relasi rumah tangga atau keluarga
Misalnya memanfaatkan jaringan dan dukungan dari sistem keluarga besar, kelompok etnis,
migarasi tenaga kerja dan mekanisme “uang kiriman”
Aset modal social
Misalnya memanfaatkan lembaga-lembaga sosial loka, arisan dan pemberi kredit dalam proses
dan sistem perekonomian keluarga.
Selanjutnya Edi Suharno dalam Edi (2009:31) menyatakan strategi bertahan hidup (coping
strategies) dalam mengatasi goncangan dan tekanan ekonomi dapat dilakukan dengan berbagai
cara.
Cara-cara tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu:
1. Strategi aktif, yaitu strategi yang mengoptimalkan segala potensi keluarga untuk ( misalnya
melakukan aktivitasnya sendiri, memperpanjang jam kerja, memanfaatkan sumber atau
tanaman liar di lingkungan sekitarnya dan sebagainya).
2. Strategi pasif, yaitu mengurangi pengeluaran keluarga ( misalnya, biaya untuk sandang,
pangan, pendidikan, dan sebagainya).
3. Strategi jaringan, misalnya menjalin relasi, baik formal maupun informal dengan
lingkungan sosialnya, dan lingkungan kelembagaan ( misalnya: meminjam uang dengan
tetangga, mengutang di warung, memanfaatkan program kemiskinan, meminjam uang ke
rentenir atau bank, dan sebagainya).
Dalam kehidupannya, manusia hidup dengan alam secara timbal balik, yakni bagaimana
manusia beradapatasi dengan alam agar dapat bertahan demi keberlangsungan hidupnya dengan
mengalihkan energi dari alam pada dirinya. Adaptasi merupakan sifat sosial dari setiap manusia
yang akan muncul akibat adanya kebutuhan tujuan, dan hasrat para individu.
Adaptasi menurut Soerjono Soekanto dalam Rabanta (2009), mengemukakan tentang
adaptasi dalam beberapa batasan adaptasi sosial:
1. Proses mengatasi halangan-halangan dari lingkungan
2. Penyesuaian terhadap norma-norma untuk menyalurkan ketegangan
3. Proses perubahan-perubahan menyesuaikan dengan situasi yang berubah
4. Mengubah agar sesuai dengan kondisi yang diciptakan
5. Memanfaatkan sumber-sumber yang terbatas untuk kepentingan lingkungan dan system
6. Penyesuaian budaya dan aspek lainnya sebagai hasil seleksi ilmiah
Sumber: http://andam-amaranthi.blogspot.com/2013/12/strategi-hidup-r-dan-k.html
http://www.psychologymania.com/2012/11/strategi-adaptasi.html
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/08/konsep-strategi-definisi-perumusan.html
Sumber: www.psyhologymania.com/2012/10/pengertian-kualitas-hidup
sehansnza.blogspot.com/2012/05/teori-kualitas-hidup.html
Teorikuliah.blogspot.com/2009/08/kualitas-hidup-manusia.html
http://id.kawalborneo.org/index.php?option=com_content&view=article&i
d=84:kriteria-pengukuran-kualitas-hidup-kualitas-taraf-hidup-&catid=37:berita&Itemid=60
Pengelolaan Lingkungan
Sumber: https://id.scribd.com/doc/93972354/pengelolaan-lingkungan
http://www.psychologymania.com/2013/06/pengertian-daya-dukung-lingkungan.html
http://www.slideshare.net/start_light99/teknologi-dan-lingkungan
https://id.scribd.com/doc/114605082/Daya-Dukung-Lingkungan