Pendahuluan II
Pendahuluan II
1 Latar Belakang
Setiap usaha pasti mempunyai risiko, baik risiko itu sangat kecil tetap saja akan
mengurangi keuntungan dalam sebuah usaha. Risiko adalah ketidaktentuan (uncertainty)
yang mungkin melahirkan peristiwa kerugian (loss). Untuk menghindari atau mengurangi
risiko sebuah perusahaan maka dibutuhkan manajemen khusus untuk menangani risiko.
Risiko keuangan terjadi karena adanya penggunaan hutang dalam struktur keuangan
perusahaan, yang mengakibatkan perusahaan harus menanggung beban tetap secara periodik
berupa beban bunga. Hal ini akan mengurangi kepastian besarnya imbalan bagi pemegang
saham, karena perusahaan harus membayar bunga sebelum memutuskan pembagian laba bagi
pemegang saham. Dengan demikian, risiko keuangan menyebabkan variabilitas laba bersih
(net income) lebih besar.
Tujuan utama manajemen risiko keuangan adalah untuk meminimalkan potensi
kerugian yang timbul dari perubahan tak terduga dalam harga mata uang, kredit, komoditas,
dan ekuitas.
Para pelaku pasar cenderung tidak berani mengambil risiko. Perantara jasa keuangan
dan pencipta pasar memberikan respons dengan menciptakan produk keuangan yang
memungkinkan seorang pelaku pasar untuk mengalihkan risiko perubahan harga tak terduga
kepada orang lain-pihak lawan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Risiko keuangan (financial risk) adalah sejauh mana perusahaan bergantung pada
pembiayaan external (termasuk pasar modal dan bank) untuk mendukung operasi yang
sedang berlangsung. Risiko keuangan tercermin dalam faktor-faktor seperti leverage neraca,
transaksi off-balance sheet, kewajiban kontrak, jatuh tempo pembayaran utang, likuiditas, dan
hal lainnya yang mengurangi fleksibilitas keuangan. Perusahaan yang mengandalkan pada
pihak eksternal untuk pembiayaan berisiko lebih besar daripada yang menggunakan dana
sendiri yang dihasilkan secara internal.
2
Ada beberapa komponen utama dalam risiko mata uang asing, yaitu:
Accounting risk (risiko akuntansi): Risiko bahwa perlakuan akuntansi yang lebih
disukai atas suatu transaksi tidak tersedia.
Balance sheet hedge (lindung nilai neraca) : Mengurangi eksposur valuta asing yang
dihadapi dengan membedakan berbagai aktiva dan kewajiban luar negeri suatu
perusahaan.
Counterparty (pihak lawan) : Individu/lembaga yang terpengaruh dengan suatu
transaksi.
Credit risk (risiko kredit) : Risiko bahwa pihak lawan mengalami gagal bayar atas
kewajibannya.
Derivatif : Perjanjian kontraktual yang menimbulkan hak atau kewajiban khusus
dengan nilai yang berasal dari instrument atau komoditas keuangan lainnya.
Economic exposure (eksposur ekonomi) : Pengaruh perubahan kurs valuta asing
terhadap biaya dan pendapatan perusahaan di masa depan.
Exposure management (manajemen eksposur) : Penyusunan strukturdalam
perusahaan untuk meminimalkan pengaruh buruk perubahan kursterhadap laba.
Foreign currency commitment (komitmen mata uang asing) : Komitmen
penjualan/pembelian perusahaan yang berdenominasi dalam mata uang asing.
Inflation differential (perbedaan inflasi): Perbedaan dalam laju inflasi antar dua
negara atau lebih.
Liquidity risk (risiko likuiditas) : Ketidakmampuan untuk melakukan perdagangan
suatu instrument keuangan dengan tepat waktu.
Market discontinuities (diskontinuitas pasar) : Perubahan nilai pasar secara mendadak
dan signifikan.
Market risk (risiko pasar) : Risiko kerugian akibat perubahan tak terduga dalam harga
valuta asing, kredit komoditas, dan ekuitas.
Net exposed asset position (risiko potensial posisi aktiva bersih) : Kelebihan posisi
aktiva terhadap posisi kewajiban (juga disebut sebagai posisi positif).
Net exposed liability position (risiko potensial posisi kewajiban bersih) : Kelebihan
posisi kewajiban terhadap posisi aktiva (juga disebut sebagai posisi negatif).
Net investment (investasi bersih) : Suatu posisi aktiva atau kewajiban bersih yang
terjadi pada suatu perusahaan.
National amount (jumlah nasional) : Jumlah pokok yang dinyatakan dalam kontrak
untuk menentukan penyelesaian.
Operational hedge (lindung nilai operasional) : Perlindungan risiko valutaasing yang
memfokuskan pada variabel yang mempengaruhi pendapatandan beban suatu
perusahaan dalam mata uang asing.
Option (opsi) : Hak (bukan kewajiban) untuk membeli atau menjual suatu kontrak
keuangan sebesar harga yang ditentukan sebelum atau pada saat tanggal tertentu di
masa datang.
Regulatory risk (risiko regulator) : Risiko bahwa suatu undang-undang public akan
membatasi maksud penggunaan suatu produk keuangan.
Risk mapping (pemetaan risiko) : Mengamati hubungan temporal berbagai risiko
pasar dengan berbagai variabel laporan keuangan yang mempengaruhi nilai
perusahaan dan menganalisis kemungkinan terjadinya.
Structural hedges (lindung nilai struktural) : Pemilihan atau relokasi operasi untuk
mengurangi keseluruhan eksposur valuta asing suatu perusahaan.
Tax risk (risiko pajak) : Risiko bahwa tidak adanya perlakuan pajak yang diinginkan.
3
Translation exposure (eksposur translasi) : Mengukur pengaruh dalam mata uang
induk perusahaan atas perubahan valuta asing terhadap aktiva, kewajiban, pendapatan,
dan beban dalam mata uang asing.
Transaction potential risk (risiko potensial transaksi) : Keuntungan ataukerugian
valuta asing yang timbul dari penyelesaian atau konversitransaksi dalam mata uang
asing.
Value at risk (nilai atas risiko) : Risiko kerugian atas portofolio perdagangan suatu
perusahaan yang disebabkan oleh perubahan dalam kondisi pasar.
Value driver (pemicu nilai) : Akun-akun neraca dan laporan laba rugi
yangmempengaruhi nilai perusahaan.
4
dialihkan kepada pelanggan dalam bentuk harga yang lebih tinggi, manajemen eksposur
membatasi resiko yang dihadapi oleh konsumen.
Resiko liquiditas timbul karena tidak semua produk manajemen resiko keuangan
dapat diperdagangkan secara bebas.
Diskontinuitas pasar mengacu pada resiko bahwa pasar tidak selalu menimbulkan
perubahan harga secara bertahap.
siko kredit merupakan kemungkinan bahwa pihak lawan dalam kontrak manajemen
resikotidak dapat memenuhi kewajibannya.
Resiko regulasi adalah risiko yang timbul karena pihak otoritas publik melarang
penggunaan suatu produk keuangan untuk tujuan tertentu.
Resiko pajak merupakan resiko bahwa transaksi lindung nilai tertentu tidak dapat
memperoleh perlakuan pajak yang diinginkan.
Resiko akuntansi adalah peluang bahwa suatu transaksi lindung nilai tidak dapat
dicatat sebagai bagian dari transaksi yang hendak dilindungi nilai.
Pertumbuhan jasa manajemen resiko yang cepat menunjukan bahwa manajemen dapat
meningkatkan nilai perusahaan dengan mengendalikan resiko keuangan. Jika perusahaan
menyamai nilai kini arus kas masa depannya, manajemen potensi resiko yang aktif dapat
dibenarkan dalam beberapa alasan. Laba yang stabil mengurangi kemungkinan resiko gagal
bayar dan kebangkrutan atau resiko bahwa laba mungkin tidak dapat menutupi layanan jasa
utang kontraktual.
Peranan Akuntansi
5
dihadapi perusahaan terhadap risiko tertentu, mencatat produk lindung nilai tertentu dan
mengevaluasi program lindung nilai.
2. Menguantifikasi Penyeimbangan
Peran lain yang dimainkan oleh para akuntan dalam proses manajemen risiko meliputi proses
kuantifikasi penyeimbangan yang berkaitan dengan alternatif strategi respons risiko. Akuntan
harus mengukur manfaat dari lindung dinilai dan dibandingkan dengan biaya plus biaya
kesempatan berupa keuntungan yang hilang dan berasal dari spekulasi pergerakan pasar
6
Peramalan atas perubahan kurs
Informasi yang sering kali digunakan dalam membuat peramalan kurs berkaitan
dengan perubahan dalam faktor-faktor berikut ini:
2.3. Mendefinisikan dan menghitung resiko translasi dan menghitung resiko transaksi.
Potensi terhadap resiko valas timbul apabila perubahan kurs valas juga mengubah nilai aktiva
bersih,laba dan arus kas perusahaan. Pengukuran akuntansi tradisional terhadap potensi risiko
valas ini berpusat pada dua jenis potensi resiko: translasi dan transaksi
7
Potensi Resiko Translasi
Potensi resiko translasi mengukur pengaruh perubahan kurs valas terhadap nilai
equivalen mata uang domestik atas aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing yang
dimiliki oleh perusahaan
aktiva atau kewajiban dalam mata uang asing menghadapi poternsi resiko kurs jika suatu
perubahan dalam kurs menyebabkan nilai ekuivalen dalam mata uang induk perusahaan
berubah. Berdasarka definisi ini, pos-pos neraca dalam mata uang asing yang terpapar resiko
adala pos-pos yang ditransalasi berdasarka kurs kini (dan bukan kurs historis). Denga
demikian, potensi risiko transalasi diukur dengan berdasarkan perbedaan antara aktiva dan
kewajiban perusahaan dalam mata uang asing yang terpapar.
Kelebihan antara aktiva terpapar resiko dengan kewajiban terpapar menyebabkan timbulnya
posisi aktiva terpapar bersih.posisi ini sering disebut dengan potensi risiko posistif. Devaluasi
mata uang asing relative terhadap mata uang pelaporan menimbulkan kerugian transalasi.
Revaluasi mata uang asing menghasilkan keuntungan transalasi. Sebaliknya, jika perusahaan
memiliki posisi kewajiban terpapar bersih atau potensi risiko negatif apabila kewajiban
terpapar melebihi aktiva terpapar. Dalam kasus ini, devaluasi mata uang asing menyebabakan
timbulnya keuntungan transalasi. Revaluasi mata uang asing menyebabkan kerugian
transalasi.
8
Proses Potensi Risiko Transalasi terdapa pada gambar dibawah ini:
menurun meningkat
menurun meningkat
Potensi terhadap risiko valas timbul apabila perubahan kurs valas juga mengubah nilai
aktiva bersih, laba, dan arus kas suatu perusahaan. Pengukuran akuntansi tradisional terhadap
potensi risiko valas ini berpusat pada dua jenis potensi risiko: translasi dan transaksi.
Potensi risiko translasi mengukur pengaruh perubahan kurs valas terhadap nilai ekuivalen
mata uang domestik atas aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing yang dimiliki oleh
perusahaan. Karena jumlah dalam mata uang asing umumnya ditranslasikan ke dalam nilai
ekuivalen mata uang domestik untuk tujuan pengawasan manajemen atau pelaporan
keuangan eksternal, pengaruh translasi itu menimbulkan dampak langsung terhadap laba
yang diinginkan. Kelebihan antara aktiva terpapar resiko dengan kewajiban terpapar (yaitu
pos-pos dalam mata uang asing yang ditranslasikan berdasarkan kurs kini) menyebabkan
timbulnya posisi aktiva terpapar bersih. Posisi ini sering disebut potensi risiko positif.
9
Devaluasi mata uang asing relatif terhadap mata uang pelaporan menimbulkan kerugian
translasi. Revaluasi mata uang asing menghasilkan keuntungan translasi. Sebaliknya, jika
perusahaan memiliki posisi kewajiban terpapar bersih atau potensi risiko negatif apabila
kewajiban terpapar melebihi aktiva terpapar. Dalam kasus ini, devaluasi mata uang asing
menyebabkan timbulnya keuntungan translasi. Revalusi mata uang asing menyebabkan
kerugian translasi.
Potensi Risiko transaksi berkaitan dengan keuntungan dan kerugian nilai tukar valuta
asing yang timbul dari penyelesaian transaksi yang berdenominasi dalam mata uang asing. Ti
dak seperti keuntungan dan kerugian translasi, keuntungan dan kerugian transaksi memiliki d
ampak langsung terhadap arus kas.
Kontrol pusat terhadap keseluruhan potensi risiko mata uang suatu perusahaan masih
dimungkinkan. Agar terlaksana, masing-
masing perusahaan afiliasi luar negeri harus mengirimkan laporan potensi risiko multi mata u
ang kepada kantor pusat perusahaan secara terus menerus. Sekali potensi risiko telah digabun
gkan berdasarkan mata uang dan negara, perusahaan dapat melakukan kebijakan lindung nila
i terkoordinasi secara terpusat untuk menghilangkan kerugian potensial.
10
Teknologi pencegahan risiko sangat dibutuhkan untuk mengatasi kerugian translasi.
Ada beberapa teknologi baru untuk pencegahan risiko:
1. Memilih untuk memindahkan tempat produksi untuk mengurangi pemajanan operasional
bisnis, namun kegiatan ini membutuhkan skala ekonomi yang forgoing, yang dapat
mengurangi nilai pendapatan bisnis yang diharapkan.
2. Perusahaan induk menggunakan portofolio untuk mengurangi risiko dengan memilih
bisnis yang memiliki pemajanan pengganti kerugian.
2.5. Strategi Perlindungan Nilai Tukar dan Perlakuan Akuntansi yang Diperlukan
Setelah mengidentifikasi potensi risiko, selanjutnya adalah merancang strategi
lindung nilai untuk meminimalkan atau bahkan menghilangkan potensi risiko tersebut. Hal
ini dapat dilakukan dengan lindung nilai neraca, operasional, dan kontraktual.
11
lebih ketat memungkinkan margin keselamatan yang lebih besar terhadap potensi kerugian
mata uang.
12
+pendapatan lainnya xxx
-biaya lainnya xxx
=pendapatan bersih xxx
Para analisis biaya berfokus pada pendapatan operasional dalam mengevaluasi
seberapa baik manajemen dalam menjalankan bisnis intinya. Pendapatan bersih terdiri atas
dampak pembauran dari kejadian-kejadian yang tidak biasa.
Perlakuan akuntansi pada derivatif keuangan yang mendapat sambutan secara
operasional adalah menandai produk untuk dipasarkan dengan keuntungan atau kerugian
yang dianggap sebagai komponen pendapatan non-operasional.
Masalah akuntansi terkait dengan produk lindung nilai terkait dengan valuta asing
memiliki hubungan dengan pengakuan, pengukuran dan pengungkapan. Pengakuan memiliki
arti apakah instrumen lindung nilai harus dianggap sebagai asset atau kewajiban dalam
laporan keuangan.
Provisi dasar standar ini adalah:
13
Namun, meskipun aturan penuntun yang dikeluarkan FASB dan IASB telah banyak
mengklarifikasi pengakuan dan pengukuan derivatif, masih saja terdapat beberapa masalah.
Yang pertama berkaitan dengan nilai wajar. Kompleksitas pelaporan keuangan juga semakin
meningkat jika lindung nilai dianggap sangatlah tidak efektif untuk mengimbangi risiko
valas. Perlakuan akuntansi untuk devariativ keuangan yang telah diterima secar internasional
adalah menetapkan nilai produk menurut pasar dengan timbul keuntungan atau kerugian yang
diakui sebagai bagian laba non-operasi. Terdapat pengecualian dalam bebrapa kasus jika
transaksi memenuhi kriteria lindung nilai yang memadai, mencakup hal-hal berikut:
1. Pos-pos yang dilindungi nilai menimbulkan risiko pasar yang harus dihadapi
perusahaan
2. Perusahaan mendeskrisikan strategi lindung nilai.
3. Perusahaan menentukan instrument yang akan digunakan untuk lindung nilai
4. Perusahaan mencatat alasannya mengapa lindung nilai yang dilakukan kemungkinan
besar akan efektif dilakukan
Produk ini mencakup antara lain Contract Forward, future, SWAP, dan Opsi mata uang,
berikut penjelasannya:
a.Kontak Valuta Asing Berjangka (Kontrak Farward valas )
Pengimpor dan pengekspor biasanya menggunakan kontrak valuta asing berjangka
ketika barang-barang yang akan difaktur dalam mata uanag asing dibeli dari atau dijual
kepada pihak asing. Kontrak berjangka ini menjadi kompensasi atas risiko keuntungan atau
kerugian transaksi ketika nilai tukar turun naik antara tanggal transaksi dan penyelesaian.
Kontak valuta asing berjangka adalah kesepakatan untuk mengirim atau menerima
sejumlah mata uang asing untuk ditukar dengan mata uang dalam negeri, di tanggal yang
akan datang, dengan nilai tukar yang ditentukan yang disebut dengan nilai berjangka.
Perlakuan akuntansi pada kontrak berjangka
Untung / rugi Diskon/ premi
Transaksi mata uang asing Diakui dalam pemasukan saat ini Diakui dalam pemasukan saat
yang belum diselesaikan ini
kesepakatan mata uang asing
yang dapat diidentifikasi posisi
aset(kewajiban) bersih terbuka
Diungkap dalam komponen
a. Mata uang asing adalah mata
terpisah dari ekuitas terkonsolidasi Perlakuan yang sama seperti
uang fungsional
untung/rugi yang berhubungan,
b. Mata uang induk adalah mata
Diakui dalam pemasukan saat ini atau pemasukan kini
uang fungsional spekulasi
14
Diakui dalam pemasukan saat
ini
15
membiayai perusahaan baru yang didirikan di London, Alpha secara relatif belum dikenal
oleh investor Inggris. Hal yang sama juga terjadi pada Beta Company yang berlokasi di
Inggris. Perusahaan ini ingin membiayai anak perusahaan yang ada di New York dengan
jumlah modal dolar yang serupa. Dalam situasi ini Bank Gamma dapat mengakomodasi dua
perusahaan tersebut dengan melakukan swap mata uang dolar AS/ poundsterling Inggris.
Jika nilai tukar swap 1,00 dolar = 0,66 poundsterling (keduanya pada masa awal dan masa
jatuh tempo); waktu swap tersebut adalah 5 tahun, dan swap ini menentukan suku bunga
sebanyak 10% dalam poundsterling dan 8% dalam dolar. Pola arus kas, pada masa awal
Alpha Corporation menukar 10.000.000 dolar untuk 6.600.000 poundsterling daru Beta
Company. Anggaplah bunga yang dibayar pertahun. Alpha membayar 660.000 poundsterling
pada Beta setiap tahun. Dan beta membayar 800.000 dolar pada Alpha.
Dengan cara swap tersebut kedua perusahaan memperoleh kemudahaan dalam
mengakses dana dalam pasar yang secara relatif tidak bisa diakses, dan keduanya bisa
mengakses biaya tanpa mengeluarkan biaya risiko nilai tukar. Perusahaan berutang pada
keuntungan-keutungan komparatifnya saat melakukan pnjaman di pasar dalam negerinya,
sehingga kedua perusahaan telah mendapatkan pinjaman mata uang asing dengan harga yang
lebih rendah dari pada degan cara lain.
Perlakuan Akuntansi
FASB menerbitkan FAS No.133, yang diklarifikasi melalui FAS 149 pada bulan April
2003, untuk memberikan pendekatan tunggal yang konfeherensif atas akuntansi untuk
transaksi derivatif dan lindung nilai. IFRS No.39 yang baru saja direvisi, bersisi panduan
yang untuk pertama kalinya memberikan tuntunan yang universal terhadap akuntansi
derivatif keuangan. Meskipun kedua standar ini memiliki nada yang sama, terhadap
perbedaan diantara keduanya dalam hal banyaknya detail tuntunan implementasi.
Instrumen derivatif dicatat sebesar nilai wajarnya, termasuk yang melekat pada kontrak
b. Keuntungan atau kerugian dari perubahan dalam nilai wajar instrument derivatif, bukan
16
termasuk aktiva atau kewajiban, namun diakui sebagai laba jika direncanakan sebagai
lindung nilai.
c. Lindung nilai haruslah sangat efektif agar layak mendapatkan perlakuan akuntansi khusus,
yaitu keuntungan atau kerugian atas instrument lindung nilai secara tepat harus mengimbangi
nilai.
d. Hubungan lindung nilai harus terdokumentasi secara lengkap demi manfaat pembaca
laporan.
e. Keuntungan/kerugian dari investasi bersih dalam mata uang asing (posisi aktiva atau
kewajiban terpapar bersih) pada awalnya dicatat dalam laba komprehensif lainnya.
Selanjutnya direklasifikasikan ke dalam laba berjalan jika anak perusahaan tersebut dijual
atau dilikuidasi.
f. Keuntungan/kerugian dari lindung nilai terhadap arus kas masa depan yang belum pasti,
seperti perkiraan penjualan ekspor, pada awalnya diakui sebagai bagian dari laba
Lindung Nilai Investasi Bersih Dalam Operasi Luar Negeri sebuah perusahaan anak luar
negeri yang memiliki posisi aktiva bersih terpapar hendak dikonosolidasikan dengan induk
perusahaan, maka timbul kerugian transaksi jika nilai mata uang asing mengalami penurunan
relative terhadap mata uang induk perusahaan. Kerugian translais juga terdiri jika anak
perusahaan luar negeri memilki memiliki posisi kewajiban bersih terpapar dan nilai mata
uang asing meningkat relative terhadap mata uang induk perusahaan. Salah satu cara untuk
meminimalkan kerugian relative ini adalah dengan membeli kontrak forwad. Strategi ini
berarti menggunakan keuntungan transaksi dari kontrak forwad untuk mengimbangi krugian
translasi.
Isu Praktik
Meskipun aturan penuntun yang dikeluarkan oleh FASB dan IASB telah banyak
mengklarifikasi pengakuan dan pengukuran derivatif, masih saja terdapat beberapa masalah.
17
Yang pertama berkaitan dengan penentuan nilai wajar. Wallance menyebutkan terdapat 64
kemungkinan perhitungan untuk mengukur perubahan dalam nilai wajar atas resiko yang
sedang dilindungi nilai dan atas instrumen lindung nilai.
18
mengirimkan barang segera dan menunggu beberapa saat untuk menerima pembayaran. Jenis
kontrak wajib ini dikenal sebagai komitmen mata uang asing.
Di lain pihak, tampilan di atas juga dapat terjadi dalam bentuk perkiraan akan
dilakukan penjualan ekspor. Harapan ini bukanlah hasil dari transaksi masa lalu ataupun juga
bukan hasil dari komitmen penjualan perusahaan. Ini merupakan bentuk arus kas masa depan
yang tidak pasti (antisipasi transaksi). Dengan demikian, keuntungan atau kerugian atas
kontrak forward untuk melakukan lindung nilai terhadap perkiraan penerimaan dalam peso
pada awalnya akan dicatat dalam ekuitas sebagai bagian dari laba komprehensif. Jumlah ini
akan direklasifikasikan menjadi laba kini di dalam periode saat penjualan ekspor benar-benar
dilakukan.
Jika pada tanggal 1 Sep sebuah perusahaan Kanada menjual dengan angsuran barang-
barang kepada importir Meksiko sebesar 1 juta peso Meksiko (MXP). Perubahan nilai tukar
Kanada/ Peso adalah sebesar CAD 0,13 = MXP 1. Pada 1 Des menjadi CAD 0,11 = MXP 1.
Eksportir Kanada berharap menerima CAD 140.000 untuk MXP 1.000.000 yang diutangkan
jika nilai spot tetap tidak berubah hingga 1 Des. Untuk menghindari menerima kurang dari
CAD 140.000 jika peso sebelum 1 Des kehilangan nilai, eksportir Kanada melakukan kontrak
berjangka pada 1 Sep untuk mengirimkan MXP 1.000.000 untuk dolar Kanada pada 1 Des
dengan nilai berjangka sebesar CAD 0,13 = MXP 1.
19
30 september spot = $ 0,008505
30 september 90 hari berjangka= $0,008570
31 Des spot = $0,008640
BERSPEKULASI DALAM MATA UANG ASING
Terdapat peluang untuk meningkatkan laba di laporkan dengan menggunakan kontrak
forward dan opsi pada dalam pasar valas
Peluang muncul untuk mempertinggi pendapatan yang dilaporkan dengan
menggunakan kontrak berjangka dan kontrak opsi dalam pasar valuta asing.kontrak
berjangka yang dibeli ketika spekulasi dicatat di awal pada nilai berjangka. Nilai berjangka
adalah indikator terbaik dari nilai spot yang akan berlaku ketika jatuh tempo. Perlakuan
akuntansi untuk instrumen mata uang asing lainnya yang dibahas adalah mirip dengan
perlakuan untuk kontrak forward. Perlakuan akuntansi yang dibahas di sini berdasarkan pada
sifat aktifitas lindung nilai yaitu apakah derivatif melindungi nilai komitmen perusahaan,
transaksi yang akan terjadi, investasi bersih pada operasi luar negeri, dan sebagainya.
Kendali Keuangan
20
Poin-Poin Pengendalian Keuangan
Sistem evaluasi kinerja terbukti bermanfaat dalam berbagai sektor. Sektor ini
mencakup tetapi tidak terbatas pada bagian treasuri perusahaan, pembelian dan anak
perusahaan luar negeri. Kontrol terhadap bagian treasuri perusahaan mencakup pengukuran
kinerja seluruh program manajemen risiko nilai tukar, mengidentifikasikan lindung nilai yang
digunakan dan pelaporan hasil lindung nilai. Sistem evaluasi tersebut juga mencakup
dokumentasi atas bagaimana dan sejauh apa bagian tresuryperusahaan membantu unit usaha
lainnya dalam organisasi itu.
Sistem Pelaporan
Sistem pelaporan resiko keuangan harus dapat merekonsiliasikan sistem pelaporan
internal dan eksternal. Kegiatan manajemen resiko memiliki orientasi kedepan. Namun pada
akhirnya mereka harus merekonsiliasikan dengan pengukuran potensi resiko dan akun-akun
keuangan untuk keperluan pelaporan eksternal.
21
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pengungkapan yang diwajibkan oleh FAS 133 dan IAS 39 sangatlah membantu
proses perkiraan ini. Pengungkapan itu antara lain:
Tujuan dan strategi manajemen resiko untuk melakukan transaksi lindung nilai
·Pengkajian perlindungan nilai yang berkelanjutan dari semua derivatif yang digunakan
selama periode ini.
22
Daftar Pustaka
Choi D.S. Frederick & Meek K. Gary. 2005. Akuntansi Internasional, Edisi 5 Buku 1.
Jakarta: Salemba Empat
http://achinanderimz.blogspot.com/2011/07/manajemen-risiko-keuangan.html
http://asriwandi.wordpress.com/2012/06/25/makalah-manajemen-resiko-keuangan-
internasional/
http://ykrespati.wordpress.com/2013/04/28/manajemen-risiko-keuangan-bab-10/
Diposka
23