Anda di halaman 1dari 11

BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Kegiatan Penambangan Banko Barat

Kegiatan penambangan yang dilakukan di Banko Barat adalah sistem


penambangan dengan menggunakan kombinasi excavator dan truck. Sistem
panambangan ini meliputi kegiatan antara lain pembersihan lahan (land
clearing), pengupasan lapisan penutup (top soil), penggaruan (ripping),
pemuatan (loading), pengangkutan (hauling), penimbunan disposal
(dumping), ripping batu bara, loading batu bara, hauling batu bara, hingga
dumping batu bara. Dalam pembahasan ini dijelaskan mengenai kegiatan
penambangan di Banko Barat yang menggunakan metode konvensional (PT.
Bukit Asam, 2017).

5.1.1 Land Clearing


Pembersihan lahan (land clearing) dilakukan untuk
membersihkan semak-semak, pohon-pohon, dan menyingkirkan
material yang akan menghalangi kegiatan penambangan
(Prodjosumarto, 1993). Dalam proses land clearing ini, penambangan
Banko Barat menggunakan Bulldozer Komatsu D 375 A.
Kegiatan pioneering yang merupakan proses lanjutan dari land
clearing, yaitu melakukan penggalian lapisan tanah humus yang berada
pada lapisan paling atas (Prodjosumarto, 1993). Tanah humus ini
sengaja dipisahkan untuk disimpan dan akan ditabur kembali pada saat
reklamasi. Setelah itu, dengan menggunakan hydraulic excavator
Komatsu PC 1250 SP akan meratakan, membuat jalan akses menuju
tambang (serta dibantu dengan compactor dan grader), dan membuat
saluran air jika diperlukan.

69
Langkah berikutnya ialah pengupasan lapisan tanah penutup
yang bertujuan untuk membuang material atau tanah penutup yang
berada di atas endapan bahan galian tambang sehingga hasil bahan
galian tambang dapat bersih tidak tercampur tanah atau pengotor
lainnya, mengurangi biaya pengolahan dan mempermudah kegiatan
penambangan.

5.1.2 Penggalian Overburden


Pekerjaan ini dilakukan dengan cara menggali lapisan tanah
yang menutupi material batubara dan kemudian diangkut ke tempat
penimbunan yang telah ditentukan (ke lokasi disposal utara dan
pembuatan counter weight untuk menahan sump utama).
Rencana produksi overburden pada tambang Banko Barat bulan
Agustus 2017 adalah sebesar 2.035.000 bcm. Penggalian dikerjakan
dengan alat gali muat Komatsu PC 1250 SP. Materialnya kemudian
diangkut dengan menggunakan alat angkut Komatsu HD 785.

5.1.3 Pemuatan Overburden (Loading Overburden)


Kegiatan ini bertujuan untuk memindahkan overburden hasil
galian ke dalam alat angkut, yang selanjutnya dibawa ke disposal.
Proses pemuatan ini menggunakan metode Double Stopping sedang
untuk pola pemuatanya adalah Top Loading (Prodjosumarto, 1993).
Pemuatan material overburden menggunakan Excavator
Komatsu PC 1250 SP (Gambar 5.1)

70
Gambar 5.1 Kegiatan Pengupasan Tanah Penutup

5.1.4 Pengangkutan Lapisan Overburden (Hauling Overburden)


Kegiatan ini bertujuan untuk memindahkan overburden hasil
penggalian dari front penambangan menuju disposal dengan
menggunakan alat angkut dengan jarak rata-rata 3,45 km.
Alat angkut yang digunakan untuk mengangkut lapisan
overburden yaitu Komatsu HD 785 (Gambar 5.2).

Gambar 5.2 Pengangkutan Lapisan Overburden


71
5.1.5 Penimbunan Disposal (Dumping)
Setelah penggalian overburden, selanjutnya material diangkut
dengan menggunakan Komatsu HD 785 menuju disposal Banko Barat
(Gambar 5.3) atau menuju counter weight.

Gambar 5.3 Dump Truck Komatsu HD 785

5.1.6 Perawatan Jalan


Pada Proses perawatan jalan alat yang digunakan adalah motor
grader Komatsu GD 825 A untuk meratakan jalan agar kegiatan
penambangan dapat berjalan optimal (Gambar 5.4).
Perawatan jalan untuk lokasi dumping dan front kerja juga
dibantu dengan buldozer kecil seperti bulldozer Komatsu D 375 A.

Gambar 5.4 Kegiatan Perawatan Jalan

72
5.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas

5.2.1 Kerja Alat


Suatu alat yang sedang beroperasi akan selalu dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Hal ini akan berpengaruh terhadap tinggi rendahnya
produktivitas alat tersebut, sehingga akan berdampak pula terhadap
target produksi (Prodjosumarto, 1993). Faktor ini satu sama lain saling
berkaitan dan saling mempengaruhi untuk mencapai tingkat produksi
tertentu. Adapun faktor-faktor yang dominan mempengaruhi kerja alat
yaitu:
1. Faktor manusia (kemampuan operator)
2. Efisiensi alat

5.2.2 Pola Penggalian dan Pemuatan di Front Galian


Pola penggalian dan pemuatan di Pit 1 Timur, site Banko Barat
berdasarkan posisi alat angkut dan alat gali. Ada dua metode yang
diterapkan yaitu top loading dimana posisi alat gali berada di atas alat
angkut, dan yang kedua metode single back up dimana sebuah alat muat
hanya melayani satu alat angkut yang saling bergantian berdatangan.
Selain faktor di atas, kondisi front galian harus luas dan rata
(tidak bergelombang) sehingga durasi pengaturan posisi alat angkut
menjadi lebih singkat dan dalam posisi siap untuk dimuat.

5.2.3 Jalan Angkut


Kegiatan pengangkutan overburden hasil penggalian dari front
penambangan menuju disposal dengan menggunakan alat angkut
memiliki jarak rata-rata 3,45 km. Kondisi lebar jalan di front ± 25 meter
dan di jalan utama menuju disposal dengan lebar ± 18 meter, kondisi
jalan utama tersebut mengalami penyempitan pada jarak 1 km sebelum
memasuki area disposal dengan lebar jalan ± 16 m.
Kondisi jalan yang menyempit tersebut menyebabkan
produktivitas alat angkut pada jalan utama penambangan tidak dapat
73
berjalan lancar. Penyiraman jalan dilakukan guna meminimalisir debu
pada jalan dan pada musim hujan dilakukan scrapping dengan grader
agar jalan dapat digunakan dengan optimal. Dengan penanganan yang
baik kondisi jalan dari front ke disposal dalam kondisi baik dan tidak
licin.

5.2.4 Faktor Material


Merujuk pada kolom stratigrafi, material yang ada di Tambang
Banko Barat merupakan tipe medium hard digging yang mana artinya
material tersebut tidak terlalu sulit untuk digali. Hal tersebut terjadi
akibat keterdapatan lempung dan lanau serta memiliki ukuran butir
yang sedang (Prodjosumarto, 1993). Produktivitas alat muat juga
bergantung pada jenis material yang dimuat. Di front kerja ditemukan
material berbeda, seperti tanah runtuhan bench, material lunak atau
bahkan lumpur. Material lumpur memerlukan campuran tanah kering
sebagai material pencampur sehingga penggalian dapat berjalan
dengan lancar.

5.2.5 Kondisi Cuaca


Dalam sistem penambangan terbuka cuaca menjadi salah satu
faktor yang mempengaruhi produktivitas. Penggalian overburden akan
lebih sulit dilakukan dalam kondisi front penambangan yang tergenang
oleh air. Akibatnya kegiatan produksi akan terhenti dan menyebabkan
tambahan biaya. Perawatan alat juga akan lebih sering dilakukan
apabila alat bekerja pada kondisi cuaca yang buruk (PT Bukit Asam,
2017)

5.2.6 Kemampuan Operator


Kemampuann operator yang berpengalaman dalam
mengoperasikan alat gali muat akan mempercepat waktu edar dari alat
gali muat itu sendiri, sehingga akan tercapainya produktivitas alat gali

74
muat yang lebih tinggi dibandingkan dengan operator yang belum
berpengalaman.

5.2.7 Pengawasan
Pengawasan operator yang baik dan benar akan mengurangi
waktu hambatan dari alat gali muat. Hal ini berdampak pada waktu edar
yang didapat lebih baik dari sebelumnya dan produktivitas yang
maksimal dari alat itu sendiri.

5.2.8 Kondisi Jalan


Proses pengangkutan overburden dengan kondisi jalan yang
lebar, rata, kering dan relatif datar akan mempermudah pergerakan dari
alat angkut. Namun, aktual di lapangan jalan yang dilewati oleh alat
angkut di Pit 1 Timur ini cenderung berlubang, menanjak dan
mengalami penyempitan sehingga menyulitkan pengangkutan
overburden.

5.2.9 Kondisi Front Penambangan


Kondisi front penambangan yang relatif luas dan landai
memudahkan manuver alat angkut dalam proses pengisian overburden.
Kondisi aktual di lapangan front penambangan memenuhi standar
operasi. Terlihat dari waktu yang diperlukan alat angkut untuk
melakukan manuver hingga loading yang optimal (Lampiran D).

5.2.10 Jarak Pengangkutan


Total jarak pengangkutan overburden dari front penambangan
hingga ke disposal yaitu 3,45 km. Kondisi jarak pengangkutan yang
jauh akan berbanding lurus dengan waktu edar alat angkut yang lebih
lama diperlukan sehingga ketercapaian produksi akan lebih sedikit
dibandingkan dengan pengangkutan overburden yang lebih dekat.

75
5.2.11 Kecepatan Alat Angkut
Kecepatan alat angkut yang maksimal akan menghasilkan
waktu edar optimal. Namun, kondisi sebenarnya di lapangan
menunjukkan alat angkut overburden memiliki kecepatan di bawah
kecepatan optimal yang sudah ditentukan (Prodjosumarto, 1993).
Hal ini dipengaruhi oleh kondisi jalan yang tidak baik, yaitu
jalan yang dilewati alat angkut cenderung berlubang, menanjak dan
mengalami penyempitan sehingga menyulitkan dalam pengangkutan
overburden. Proses pelaksanaan di lapangan tampak grader bekerja
bersamaan dengan alat angkut, yang menyebabkan gangguan waktu
edar alat angkut menjadi lebih lama.
Selain itu, kondisi jalan di lapangan yang berdebu juga dapat
mengganggu jarak pandang operator alat angkut, sehingga
mempengaruhi watu edar alat angkut.

5.3 Produktivitas Alat Gali Muat dan Angkut

5.3.1 Produktivitas Pengupasan Overburden


Produksi pengupasan overburden di Pit-1 Timur Banko Barat
dilaksanakan oleh kontraktor PT.SBS (Satria Bahana Sarana) dengan
target produksi bulan Agustus 2017 sebesar 880.000 bcm (PT Bukit
Asam 2017).

5.3.2 Produktivitas Alat Gali Muat


Kemampuan produksi dari alat gali muat overburden adalah
kemampuan alat tersebut untuk menggali material penutup dari tempat
asal dan memuatnya ke alat angkut. Alat gali yang digunakan pada Pit
1 Timur untuk pengupasan overburden adalah Komatsu PC 2000 dan
Komatsu PC 1250. Dalam hal ini penulis melakukan pengamatan dan
perhitungan terhadap Komatsu PC 1250.

76
5.3.3 Produktivitas Alat Angkut Overburden
Produksi alat angkut overburden adalah kemampuan alat
tersebut untuk dimuat dan mengangkut material penutup dari lokasi
material asal ke lokasi penimbunan. Alat angkut yang digunakan pada
Pit-1 Timur untuk mengangkut overburden adalah Komatsu HD 785.

5.4 Waktu Edar

5.4.1 Waktu Edar Alat Gali Muat


Waktu edar alat gali muat overburden adalah waktu yang
dibutuhkan untuk melakukan penggalian, swing isi, swing kosong,
hingga dumping. Waktu edar rata-rata Komatsu PC 1250 (1 Unit)
sebesar 23,05 detik. (Lampiran D)

5.4.2 Waktu Edar Alat Angkut


Waktu edar alat angkut overburden adalah waktu yang
dibutuhkan untuk melakukan pemuatan vessel, trevel isi, trevel kosong,
dumping. Alat angkut Komatsu HD 785 yang dilayani alat muat
Komatsu PC 1250 memiliki waktu 1536,31 detik. (Lampiran D)

5.5 Curah Hujan

Curah hujan dapat mempengaruhi produksi yang sedang berlangsung


karena kegiatan produksi baik pengupasan overburden maupun penggalian
batu bara akan terhenti jika intensitas curah hujan turun tinggi. Curah hujan
yang terjadi pada bulan Agustus 2017 di Pit-1 Timur Banko Barat sebesar
79,6 mm dengan jam hujan total sebanyak 11,7 jam, dimana hujan terjadi
sebanyak 9 kali. (Lampiran F)

77
5.6 Waktu Kerja

Waktu kerja adalah rentan waktu sebenarnya yang tersedia dan


digunakan pada operasi penambangan. Pada bulan Agustus 2017, total jam
kerja berjumlah 720 jam, dengan jam operasi yang direncanakan berjumlah
470 jam/bulan atau 15,67 jam/hari.

5.7 Keserasian Kerja (Match Factor)

Berdasarkan perhitungan seluruh match factor, pasangan alat gali


muat dan angkut pengupasan overburden nilainya kurang dari 1 (Lampiran
E), dimana alat gali muat banyak menunggu alat angkut untuk diisi. Selain
jumlah alat, waktu edar dari alat angkut juga berpengaruh terhadap keserasian
alat serta banyaknya hambatan yang memperlama waktu edar alat angkut
menyebabkan alat menjadi tidak seimbang.

𝑛𝑇 𝑥 𝐶𝑇𝐿
MF= …………………………………………….…………… (5.1)
𝑛𝐿 𝑥𝐶𝑇𝑇

Keterangan:
MF = Match Factor
nT = Jumlah alat angkut
nL = Jumlah alat muat
CTL = Waktu edar alat muat mengisi penuh 1 vessel alat angkut (detik)
CTT = Waktu edar alat angkut (detik)
Hasil perhitungan match factor kondisi di lapangan menunjukkan
angka <1 sehingga dapat disimpulkan bahwa alat angkut Komatsu HD 785
sibuk dan alat gali muat Komatsu PC 1250 menunggu 211,07 detik
Untuk mendapatkan match factor terbaik maka seharusnya 1 unit
Komatsu PC 1250 melayani 8 unit Komatsu HD 785 dengan pertimbangan
jarak tempuh, kondisi jalan, kondisi front dan waktu operasi alat untuk
mendapatkan ketercapaian match factor terbaik. Penerapan 1 unit alat gali

78
muat Komatsu PC 1250 untuk melayani 8 unit alat angkut Komatsu HD 785
dapat meminimalisir waktu tunggu menjadi 1,06 detik (Lampiran E)

79

Anda mungkin juga menyukai