Anda di halaman 1dari 6

Rapat Pleno APTFI dan Seminar Nasional

“Pendidikan Farmasi dan Apoteker yang Paripurna untuk Mencapai Kompetensi dalam Menghadapi Persaingan Global”
Banjarmasin, 17-18 November 2017
EVALUATION OF ANTIBIOTIC THERAPY IN WHOLE PATIENTS INFECTION
PATIENT CHANNELS (ISK) BASED ON RESULT URINE CULTURE AND
ANTIBIOTIC RESISTENCE TEST IN PALU CITY

ABSTRACT

Urinary tract infection (UTI) is defined as the presence of microorganisms in the urine that have the potential
to invade tissue from the urinary tract. This research was conducted at several hospitals and clinics in Palu City by looking
at data of urine culture test and sensitivity test at Health Laboratory of Palu City and then looking at the patient's
treatment data in hospital or clinic. The results obtained were the most infecting bacteria from gram-negative bacteria
(58.33%), ie serratia marcesens (20%), E-coli (10%), and klebsiella sp (4.1%) and gram positive (41, 66%) were Micrococcus
sp (8.33%), Staphylococcus aureus (6.25%), and Micrococcus variance (6.25%). From the data obtained also the use of
cefadroxil has 100% resiten to all types of bacteria and the quality of the use of antibiotics according to criteria gyssens not
rational.

Keywords: Urinary Tract Infection, Culture, Urine, Resistance, Sensitivity.

EVALUASI TERAPI ANTIBIOTIK PADA SELURUH PENDERITA PASIEN


INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) BERDASARKAN HASIL
KULTUR URIN DAN UJI RESISTENSI ANTIBIOTIK
DI KOTA PALU

Infeksi saluran kemih (ISK) didefinisikan sebagai keberadaan mikroorganisme pada urin yang memiliki potensi untuk
menginvasi jaringan dari saluran urin. Penelitian ini dilakukan dibeberapa Rumah Sakit dan klinik di Kota Palu dengan
melihat data hasil pemeriksaan kultur urin dan uji sensitivitas di Laboratorium Kesehatan Kota Palu kemudian melihat
data pengobatan pasien tersebut di Rumah Sakit ataupun klinik. Hasil yang didapatkan adalah bakteri penginfeksi
terbanyak berasal dari bakteri gram negatif (58,33%) yaitu Serratia marcesens (20%), E-coli (10%), dan Klebsiella sp
(4,1%) dan gram positif (41,66%) yaitu Micrococcus sp (8,33%), Staphylococcus aureus (6,25%), dan Micrococcus varians
(6,25%). Dari data didapatkan juga penggunaan cefadroxil telah resiten 100% terhadap semua jenis bakteri dan kualitas
penggunaan antibiotik menurut kriteria gyssens tidak rasional.

Kata Kunci: Infeksi Saluran Kemih, Kultur, Urin, Resistensi, Sensitifitas.

PENDAHULUAN Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan salah satu


Masalah resisitensi antibiotik tidak hanya terjadi di penyakit yang paling sering ditemukan dimasyarakat
Indonesia tapi juga secara global yang harus diatasi mulai termasuk di negara maju. Meskipun sering dianggap
saat ini dan bersama-sama. Badan kesehatan dunia sebagai penyakit tidak membahayakan, namun penyakit
(WHO) dalam antimicrobial resistance : global report on ini cukup menjadi beban bagi penderita maupun
surveillance menunjukkan bahwa Asia Tenggara memiliki masyarakat. Selain menjadi beban sosial, ISK juga
angka tertinggi dalam kasus resistensi antibiotik di dunia. ternyata berdampak kepada meningkatnya beban
Informasi dan data yang tersedia untuk penyakit dan ekonomi (Sotelo & Westney, 2003).
organisme telah mengungkapkan bahwa resistensi
Studi antibiotik dalam penanganan ISK pada dua
antibiotika tumbuh dan merupakan masalah yang sering
dekade ini menunjukkan peningkatan resistensi bakteri
diabaikan. (WHO, 2015)
gram negatif terhadap antimikroba diikuti oleh
Menurut Permenkes Nomor 8 tahun 2015 tentang peningkatan jumlah kejadian ISK karena multi drug
Program Pengendalian Resistensi antimikroba di Rumah resistant organisms. Suatu penelitian pada 38.835 isolat
Sakit, pengendalian resistensi mikroba melalui dua E.coli dari urin terhadap ampicillin, cephalosporin,
kegiatan utama yaitu penerapan penggunaan antibiotik nitrofurantoin, dan trimethoprim sulfamethoxazole
secara bijak (prudent use of antibiotic) dan penerapan menunjukkan bahwa dari semua isolat tersebut 7,1%nya
prinsip pencegahan penyebaran mikroba resisten melalui resisten. Kejadian ini dapat memperpanjang lama tinggal
kewaspadaan standar. Penggunaan secara bijak adalah dirumah sakit, meningkatkan morbiditas dan mortalitas,
penggunaan antibiotik yang sesuai dengan penyebab meningkatkan biaya, serta mempersulit pengobatan.
infeksi dengan rejimen dosis optimal, lama pemberian Monitoring atas kejadian ini sangat dibutuhkan untuk
optimal, efek samping minimal dan dampak minimal mendeteksi resistensi yang baru muncul, mendeteksi
terhadap munculnya mikroba resisten. Oleh karena itu, populasi pasien yang rentan, dan penilaian untuk
pemberian antibiotik harus disertai dengan upaya menetukan keefektifan intervensi (Ramanath, 2011).
menemukan penyebab infeksi dan pola kepekaannya. Pada tahun 2009 Indonesia menduduki peringkat ke 8
Rapat Pleno APTFI dan Seminar Nasional
“Pendidikan Farmasi dan Apoteker yang Paripurna untuk Mencapai Kompetensi dalam Menghadapi Persaingan Global”
Banjarmasin, 17-18 November 2017
dari 27 negara dengan predikat multidrug-resistant Isolat hasil isolasi bakteri di media KIA ditanam
tertinggi di dunia (Supriyantoro, 2011). kembali ke media BHIB homogenkan dan setarakan
Rumah sakit negeri di Kota Palu berjumlah 4 rumah dengan menggunakan macfarlan, ambil dan tanam
sakit dimana keempatnya belum memiliki laboratorium kembali dengan menggunakan kapas lidi steril ke
Mikrobiologi Klinik. Belum tersedianya sarana tersebut media BHIB, ambil kembali menggunakan ose steril
menyebabkan kultur mikroba dan terapi antibiotika lalu gores dimedia MAH secara zigzag. Gunakan 5
definitif sangat jarang dilakukan. Pola sensitivitas kuman cawan petri dengan media MAH, gunakan kertas
terhadap antimikroba dan pola kuman penyebab ISK pencadang yang telah dikontakkan dengan jenis
akan berperan dalam keberhasilan pengobatan ISK, antibiotik diinkubasi dan diamati zona hambatnya.
sehingga dapat dipilih cara dan antimikroba mana yang
harus dipakai dalam pengobatannya. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dengan demikian, penelitian mengenai pemetaan Terapi empirik antibiotik merupakan terapi
kuman dan pola resistensi antibiotika ini diharapkan terhadap organisme penginfeksi dan antimikroba yang
dapat memberikan sumbangsih dalam pencegahan tepatnya belum diketahui, tetapi dapat diprediksi
resistensi antibiotika yang dapat dimanfaatkan dalam berdasarkan studi sebelumnya. Terapi ini harus dilakukan
penentuan penggunaan terapi empiris yang paling sesuai pada penyakit-penyakit infeksi yang serius dan
dengan bakteri penyebab penyakit infeksi dan digunakan bersifat life-threatening. Pemilihan antibiotik didasarkan
dalam skala lokal dan nasional untuk menyusun pada pengalaman klinis dengan menggunakan antibiotik
pedoman penggunaan antibiotika berdasarkan pola tertentu yang diduga akan efektif pada kondisi tersebut.
kuman penyebab infeksi di Indonesia. Terapi ini bertujuan untuk pengobatan infeksi sedini
mungkin akan memperkecil resiko komplikasi atau
Tujuan penelitian ini adalah pemetaan/pola kuman perkembangan lebih lanjut bakteri penginfeksi pada
dan resistensi serta sensitivitasnya terhadap antibiotika penderita, pemilihan antibiotik spektrum luas merupakan
yang paling sering digunakan secara empiris berdasarkan pilihan utama pada terapi empiris antibiotik. Terapi
hasil kultur urin pada pasien ISK di RSU Anutapura dan empiris yang diberikan pada pasien Infeksi Saluran Kemih
Undata Palu dan peningkatan pemakaian antibiotika (ISK) dapat dilihat pada tabel berikut :
secara definitif untuk mengurangi kejadian resistensi Tabel 1 Terapi empiris antibiotik pada ISK
bakteri terhadap antibiotika, yang nantinya dapat
digunakan sebagai masukan bagi pedoman penggunaan Antibiotik Jumlah Persentase
antibiotik untuk ISK secara lokal di Provinsi Sulawesi Ciprofloxacin Tab 12 60
Tengah dan secara nasional di Indonesia. Ceftriaxone inj 4 20
Cefixime tab 3 15
Cefadroxil tab 1 5
METODE Jumulah 20 100
Infeksi saluran kemih (ISK) dapat diidentifikasi
Bahan dengan tes mikrobiologi dengan tujuan mengisolasi dan
Isolat bakteri diperoleh dari isolasi urin penderita menguji serta menentuan tingkat kepekaan bakteri yang
Infeksi Saluran Kemih yang diperoleh dari pasien rawat diperoleh dari spesimen klinik berupa urin penderita
inap Rumah Sakit Anutapura dan Undata Palu yang terhadap penggunaan antibiotik. Pada penelitian yang
disolasi di Laboratorium Kesehatan Provinsi Sulawesi telah dilaksanakan dari bulan Juli hingga Oktober tahun
Tengah yaitu dari periode bulan Juli hingga Oktober 2017 jumlah penderita yang positif ISK dengan
2017. menggunakan metode biakan mikroskopis adalah 20
Media Pembenihan penderita dan diberi terapi empiris ciprofloxacin tab,
Media yang digunakan media mekongkay/endo ceftriaxone inj, cefixime tab, dan cefadroxil tab serta
agar, blood agar, zink, sitrat, glukosa, laktosa, sukrosa, ditemukan 12 jenis bakteri penginfeksi pada Tabel 2
maltosa, manitol, MR, Vp, urea dan acid.
Prosedur penelitian Tabel 2 Hasil tes mikrobiologis Infeksi Saluran Kemih (ISK)
1. Isolasi Bakteri dari Urin Jenis Bakteri Jumlah Persentase
Isolasi bakteri dilakukan berdasarkan standar Serratia marcescens 4 20
prosedur pengujian isolat dari UPT. Laboratorium Escherecia coli 1 5
Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah dengan cara urin Klebsiella sp 2 10
diambil langsung dan ditampung kedalam botol steril. Enterobacter liquifaciens 2 10
Urin setelah sampai ke laboratorium kesehatan Listeria sp 1 5
segerah ditanam ke dalam media BHIB diingkubasi Listeria monocytogenesis 1 5
dalam ingkubator pada suhu 37oC selama 24 jam, Micrococcus varians 1 5
setelah 24 jam diamati perubahan koloni meliputi: Alcaligenes sp 1 5
morfologi bakteri, ukuran, bentuk, warna dan sifat. Micrococcus sp 2 10
Koloni yang tumbuh dipindahkan ke media KIA Staphylococcus sp 2 10
kemudian diinkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam Staphylococcus
lalu diidentifikasi perubahannya. saprophyticus 2 10
2. Uji Identifikasi Bakteri Staphylococcus aureus 1 5
Identifikasi bakteri dilakukan dengan pewarnaan
Jumulah 20 100
Gram dan uji biokimia (dilakukan dengan
menumbuhkan isolat pada media zink, sitrat, glukosa,
lakotosa, maltosa, manitol, MR, Vp, urea dan acid) Dari data tersebut diatas terdapat 12 bakteri
3. Penetapan sensitivitas bakteri dari urin terhadap
penginfeksi penyebab ISK yang dikelompokkan menjadi
antibiotik dua yaitu terdapat 8 bakteri gram positif :
Rapat Pleno APTFI dan Seminar Nasional
“Pendidikan Farmasi dan Apoteker yang Paripurna untuk Mencapai Kompetensi dalam Menghadapi Persaingan Global”
Banjarmasin, 17-18 November 2017
Staphylococcos sp, Staphylococcus aureua, Jumlah isolat bakteri gram positif dan negatif pada uji
staphylococcus saprophyticus, Listeria sp, Listeria sesitivitas antibiotika dapat dilihat pada tabel berikut :
monocytogenesis,Micrococcus sp, micrococcus varians
dan alcaligenes sp dan 4 bakteri negatif : Serratia
marcescens, Escherecia coli, Klebsiella sp dan
Enterobacter liquifaciens

Tabel 3. Jumlah Sensitivitas (S) Bakteri Terhadap Berbagai Antibiotika

Jenis Bakteri Penginfeksi

Listeria monocytogenesis
Enterobacter liquifaciens

Staphylococcus aureus
Serratia marcescens

Micrococcus varians

Staphylococcus sp
Staphylococcus
Micrococcus sp
Escherecia coli

Alcaligenes sp

saprophyticus
Klebsiella sp

Listeria sp
N
Antibiotik
o

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20
1

9
1 Amikasin R R R R R I R R R R S R S R R R R R R R
2 Amoxicilin R R R R R R R R R R R S S S R R R R R R
Amox+Clav R R R R R R R R R R R S S S R R R R R
3 Acid R
4 Ampicillin R R R R R R R R R R R S R S R R R R R R
5 Bacitracin R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R
6 Cefaclor R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R
7 Cephalexin R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R
8 Cefoperazone R R R R R R S R R R R S R R R R R R R R
9 Cefotaxime R R R R R S S R R R R R R R S R R R R R
10 Ceftazidime R R R R R S S R R R R R R R R R R R R R
11 Ceftriaxone R R R R R I I R R R R R R R S R R R R R
12 Cephalothin R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R
Chloramphenic R R R R R R R R R R R S S S R R R R R
13 ol S
14 Ciprofloxacin R R R R R R R R R R R S R S R R R R S R
15 Cloxacillin R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R
16 Cotrimoxazone R R R R S R S R R R R S R S R R R R R R
17 Doxycycline R R R R R R R R R R S S S S S R R R R S
18 Erytromicin R R R R R R R R R R R R R S R R R R S R
19 Fofomycin R R R R R R R R R R S R R R R R R R R R
20 Gentamicin R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R
21 Kanamicin R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R
22 Levofloxacin R R R R R R I I R R R S R S R R R R S R
Ampicilin R R R R R R R R R R R S R S I R R R R
23 sulbactan R
24 Meropenem R R S R R S S R R R R R R R S R R R R R
25 Nalidixic Acid R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R
26 Neomycin R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R
27 Nitrofurantoin R R R R R R R R R R S R R R S R R I S S
28 Norfloxacin R R R R R R S R R R R S R S R R R R S R
29 Novobiocin R R R R R R R R R R S R S S R R R R S R
30 Oxacillin R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R
31 Ofloxacin R R R R R R R R R R R S R S R R R R S R
32 Penicilin G R R R R R R R R R R R S R R R R R R R R
33 Pefloxacin R R R R R R R R R R R S R S R R R R S R
34 Streptomicin R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R
35 Sulfonamides R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R
36 Tetracyclin R R R R R R R R R R S S R S R R R R R I
37 Vancomycin R R R R R R R R R R R S R S S R R R R R
38 Cefadroxil R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R
∑S 0 0 1 0 1 3 5 0 0 0 6 15 5 16 6 0 0 0 8 3
∑I 0 0 0 0 0 2 2 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1
∑R 38 38 37 38 37 33 31 37 38 38 32 23 33 22 32 38 38 37 30 34

Keterangan : ∑S : jumlah yang sensitif, ∑I : Jumlah yang intermediat dan ∑R : Jumlah yang resisten.
antibiotik bacitrasin, cefaclor, cefalexin, Cefalotin,
Dari data tabel 3 uji sensitivitas antibiotik dengan terapi cloxacillin, gentamicin, kanamisin, nalidixid acid,
empiris yang diberikan pada 50 penderita ISK neomycin, oxacillin, streptomicin, sulfonamides, dan
menunjukkan 38 antibiotik yang yang diujikan pada 20 cefadroxil.
isolat yang positif ISK ditemukan 100% resisten terhadap
Rapat Pleno APTFI dan Seminar Nasional
“Pendidikan Farmasi dan Apoteker yang Paripurna untuk Mencapai Kompetensi dalam Menghadapi Persaingan Global”
Banjarmasin, 17-18 November 2017
Terapi antibiotik pada penanganan bakteri gram Ceftriaxone menunjukkan intermediat (kurang
negatif seperti serratia marcescens adalah ciprofloxacin, sensitif) terhadap bakteri Klebsiella sp dan sensitif
gentamicin dan amikasin akan tetapi pada pengujian terhadap Alcaligenes sp sementara resisten terhadap
sensitivitas antibiotik menunjukkan telah resisten dengan banteri yang lain pada penelitiaan ini sedangkan terapi
antibiotik tersebut terhadap bakteri ini kecuali empiris dengan menggunakan cefadoroksil menunjukkan
meropenem yang masih dapat diusulkan sebagai terapi 12 bakteri yang ditemukan pada 20 isolat ISK semuanya
empiris karena masih sensitif terhadap bakteri serratia menunjukkan resistensi terhadap 38 antibiotik pada uji
marccescens. sensitivitasnya, olehnya itu terapi cefadroxil tidak
Antibiotika yang diberikan untuk pengobatan ISK yang disarangkan untuk terapi infeksi saluran kemih.
sebagian besar disebabkan oleh Escherichia coli adalah
floroquinolones dan nitrofurantoin. Sedangkan untuk SIMPULAN
alternatifnya yaitu, trimetoprim–sulfametoksazol, Seluruh bakteri resisten terhadap cefadroksil,
sefalosporin, dan fosfomisin akan tetapi pada uji ceftriaxone bersifat sensitif terhadap Alcaligenes sp,
sensitivitas untuk Penangnan Escherecia coli intermediat terhadap Klebsiella sp dan ciprofloxacin
menunjukan resisrensi terhadap antibiotik tersebut bersifat resisten terhadap 10 bakteri dan sensitif
tetapi masih sensitif terhadap cotrimoxazone sebagai terhadap Micrococcus varians dan Listeria
terapi antibotik pilihan. Enterobacter liquifaciens telah monocytogenesis.
resisten terhadap 37 antibiotik dan masih bersifat
intermediat terhadap levofloxacin sehingga tidak lagi UCAPAN TERIMA KASIH
dianjurkan untuk penanganan bakteri ini, sedangkan
Terima kasih penulis ucapkan kepada Direktur
Klebsiella sp masih terdapat beberapa antibiotika untuk
Rumah Sakit Anutapura dan Undata Palu karena
mengatasinya antara lain Cefoperaxone, Ceftacidime,
memberikan kesempatan kepada penulis mengambil
cotrimoxazone, meropenem yang masih sensitive dan
data rekam medik pasien serta kepada kepala UPT.
antibiotik ceftriaxone dan lefofloxacin bersifat interadiat
Laboratorium Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah yang
terhadap penanganan klasiebella sp
memberikan izin pemeriksaan mikrobiologis dan uji
sensitivitas antibiotik Infeksi Saluran Kemih.
Terapi antibiotik pada penanganan bakteri gram positif
pada penelitian ini menunjukan dari 20 isolat yang positif
ISK ditemukan bahwa yang masih sensitive terhadap
DAFTAR PUSTAKA
bakteri micrococcus sp adalah amoxicilin, doxycyclin,
fofomycin, Neomycin, novobicin, dan sulfonamides. Coyle, E. A., Prince, R. A., 2008, Urinary Tract Infection
Mikrococcus varians masih sensitif terhadap antibiotik and protatitis, in dipiro J.T., et al,
amoxicilin, amoxicilin + Clavulanat acid, ampicilin, pharmacotherapy A pathophysiologic approach,
cefoperazone, chlorampenicol, ciprofloxacin, 7th, Appleton & Lange, Stamford.
cotrimoxazone, doxycyclin, levofloxacin, ampicilin
sulbactan, norfloxacin, ofloxacin, penicilin G, pefloxacin, Gyssens, I.C. & Meer, V.D., 2001, Quality of
tetracyclin dan vancomycin. Listeria sp masih sensitif Antimicrobial Drug Prescription in Hospital,
terhadap antibiotik amikasin, amoxicilin, amoxicilin + Clinical Microbiology and Infection, Volume 7,
Clavulanat, chlorampenicol, doxycyclin, dan novobiocin. Supplement 6, 12-15, New York, Kluwer
Listeria monocytogenesis sensitif terhadap 16 antibiotik Academic Publishers.
yaitu amoxicilin, amoxicilin + Clavulanat acid, ampicilin,
cefoperazone, chlorampenicol, ciprofloxacin, Kemenkes RI, 2015, Peraturan Menteri Kementerian
cotrimoxazone, doxycyclin, erytromicin, levofloxacin, a Kesehatan Nomor 8 Tahun 2015,
mpicilin sulbactan, norfloxacin, novobicin, ofloxacin, www.peraturan.go.id/permen/kemenkes-nomor-
pefloxacin, tetracyclin dan vancomycin. Alcaligenes sp 8-tahun-2015.html
sensitif terhadap antibiotik cefoperazone, cftriaxone,
Ramanath KV, Shafiya SB, 2011, Prescription pattern of
doxycyclin, meropenem, nitrofurantoin, vancomycin dan
antibiotic usage for urinary tract infection treated
bersifat intermediat terhadap ampicilin surbactan,
in a rural tertiary care hospital. Indian Journal of
Pharmacy Practice, Vol. 4 No.2: p.57-63,
Staphylococcus sp masih sensitif pada antibiotik
http://www.ijopp.org/article/296
nirofurantoin, norfloxacin, novibicin, ofloxacin, dan
pefloxacin. Staphylococcus aureus sensitif pada antibiotik
Robbins SL, Kumar V, Cotran RS. (2013). Buku Ajar
chlorampenico, doxycyclin dan nitrofurantoin, sedangkan
Patologi edisi 7, Volume 2. Penerbit Buku
staphylococcus saprophyticus telah resisten terhadap 38
Kedokteran EGC, Jakarta.
jenis antibiotik yang dilakukan uji sensitivitasnya
Terapi empiris ciproflokxacin menujukkan 100 %
Sotelo, T. & Westney, L., 2003, Recurent urinary tract
resisten terhadap bakteri gram negatif yaitu Cerratia
infection in women, Curr Womens Health Rep.
marcescens, Escherecia coli, Klebsiella sp, dan
Vol. 3 No. 4: p.313-
Enterobacter liquifaciens sedangkan gram positif resisten
8.http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/12844
terhadap micrococcus sp, Listeria sp, Alcaligenes sp,
456
Staphylococcus aureus, Staphylococcus saprophyticus,
Staphylococcus sp dan hanya sensitif terhadap
Sukandar E., 2009, Infeksi saluran kemih Pasien Dewasa,
mycrococcus varians dan Listeria monocytogenesis.
dalam : Sodoyo AW., Setiyohadi B., Alwi I., dkk.,
Terapi cefotaxime pada hasil uji sensitivitas
2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II
antibiotik menunjukkan sensitif terhadap bakteri
edisi V, Pusat Penerbitan departemen Ilmu
klaseibella sp dari bakteri gram negatif dan Alcaligenes sp
penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Un
dari bakteri gram positif dan resisten terhadap 10 jenis
iversitas indonesia, jakarta.
bakteri lain baik gram negatif maupun gram positif.
Rapat Pleno APTFI dan Seminar Nasional
“Pendidikan Farmasi dan Apoteker yang Paripurna untuk Mencapai Kompetensi dalam Menghadapi Persaingan Global”
Banjarmasin, 17-18 November 2017

Supriyantoro, 2011. Kebijakan dan Program Pemerintah


Dalam Mengurangi Resistensi Antibiotik.
Dipresentasikan pada 7th National Symposium
of Indonesia Antimicrobial Resistance Watch,
Cermin Dunia Kedokteran, 474–476.

WHO, 2015, Antimicrobial resistance,


http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs194/en,
diakses 2 Mei 2016
Rapat Pleno APTFI dan Seminar Nasional
“Pendidikan Farmasi dan Apoteker yang Paripurna untuk Mencapai Kompetensi dalam Menghadapi Persaingan Global”
Banjarmasin, 17-18 November 2017

.
.

Anda mungkin juga menyukai