Peng Antar
Peng Antar
b. Kemampuan berinteraksi
Manusia merupakan makhluk yang mempunyai kemampuan untuk menerobos dan mengatasi
batas-batas yang membelenggu dirinya. Kemempuan menempatkan diri dan menerobos inilah
yang disebut dengan kemempuan bereksistensi. Adanya kemampuan bereksistensi inilah pula
yang membedakan manusia sebagai makhluk human dari hewan selaku mekhluk infra
human, di mana hewan menjadi onderdil dari lingkungan, sedangkan manusia menjadi
manajer terhadap lingkungan. Kemampuan bereksistensi perlu dibina melalui pendidikan.
Peserta didik diajar agar belajar dari pengalamannya, belajar mengantisipasi suatu keadaan
dan peristiwa, belajar melihat prospek masa depan serta mengembangkan daya imajinasi
kreatif sejak dari masa kanak-kanak.
c. Kata hati
Kata hati merupakan kemampuan membuat keputusan tentang yang baik/benar dan yang
buruk/salah bagi manusia sebagai manusia. Dalam kaitannya dengan moral, kata hati
merupakan petunjuk bagi moral/ perbuatan. Usaha untuk mengubah kata hati yang tumpul
menjadi kata hati yang tajam adalah pendidikan kata hati ( gewetan forming). Realisasinya
dapat ditempuh dengan melatih akal kecerdasan dan kepekaan emosi. Tujuannya agar orang
memiliki keberanian moral yang didasari oleh kata hati yang tajam.
d. Moral
Moral yang sinkron dengan kata hati yang tajam yaitu yang benar-benar baik bagi manusia
sebagai manusia merupakan moral yang baik atau moral yang tinggi atau luhur. Sebaliknya
perbuatan yang tidak sinkron dengan kata hati yang tajam ataupun merupakan realisasi dari
kata hati yang tumpul disebut moral yang buruk, lazimnya disebut tidak bermoral.
e. Tanggung jawab
Tanggung jawab dapat diartikan sebagai keberanian untuk menentukan bahwa sesuatu
perbuatan sesuai dengan tuntutan kodrat manusia, dan bahwa hanya karena itu perbuatan
tersebut dilakukan, sehingga sanksi apapun yang dituntutkan (oleh kata hati, oleh masyarakat,
oleh agama-agama), diterima dengan penuh kesadaran dan kerelaan. Dan uraian ini
menjadi jelas betapa pentingnya pendidikan moral bagi peserta didik baik sebagai pribadi
maupun sebagai anggota masyarakat.
2. Dimensi Kesosialan
Setiap orang dapat saling berkomunikasi yang pada hakikatnya didalamnya terkandung
unsure memberi dan menerima. Adanya dimensi kesosialan pada diri manusia tampak lebih
jelas pada dorongan untuk bergaul.
3. Dimensi kesusilaan
Susila berasal dari kata su dan sila yang artinya kepantasan yang lebih tinggi. Kesusilaan
diartikan mencangkup etika dan etiket. Persoalan kesusilaan selalu berhubungan erat dengan
nilai-nilai.
4. Dimensi Keberagamaan
Beragama merupakan kebutuhan manusia karena manusia adalah makhluk yang lemah
sehingga memerlukan tempat bertopang.
A. Pengertian Pendidikan
1. Batasan tentang Pendidikan
a. Pendidikan sebagai Proses Transformasi Budaya
Sebagai proses transformasi budaya, pendidikan diartikan sebagai kegiatan pewarisan budaya
dari satu generasi ke generasi yang lain. Nilai-nilai budaya tersebut mengalami proses
transformasi dari generasi tua ke generasi muda. Ada tiga bentuk transformasi yaitu nilai-
nilai yang masih cocok diteruskan misalnya nilai-nilai kejujuran, rasa tanggung jawab, dan
lain-lain.
B. Unsur-unsur Pendidikan
Proses pendidikan melibatkan banyak hal, yaitu:
1. Peserta didik
2. Pendidik
3. Interaksi edukatif
4. Tujuan pendidikan
5. Materi pendidikan
6. Alat dan metode
7. Lingkungan pendidikan
BAB III - LANDASAN DAN ASAS-ASAS PENDIDIKAN SERTA PENERAPANNYA
Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematis-sistemik selalu bertolak darisejumlah
landasan serta pengindahan sejumlah asas-asas tertentu. Landasan dan asas tersebut sangat
penting, karena pendidikan merupakan pilar utama terhadap perkembangan manusia dan
masyarakat bangsa tertentu. Beberapa landasan pendidikan tersebut adalah landasan filosofis,
sosiologis, dan kultural, yang sangat memegang peranan penting dalam menentukan tujuan
pendidikan. Selanjutnya landasan ilmiah dan teknologi akan mendorong pendidikan untuk
mnjemput masa depan.
Bab III ini akan memusatkan paparan dalam berbagai landasan dan asas pendidikan, serta
beberapa hal yang berkaitan dengan penerapannya. Landasan-landasan pendidikan tersebut
adalah filosofis, kultural, psikologis, serta ilmiah dan teknologi. Sedangkan asas yang dikalia
adalah asas Tut Wuri Handayani, belajar sepanjang hayat, kemandirian dalam belajar.
A. Landasan Pendidikan
1. Landasan Filososfis
a. Pengertian Landasan Filosofis
Landasan filosofis bersumber dari pandangan-pandanagan dalam filsafat pendidikan,
meyangkut keyakianan terhadap hakekat manusia, keyakinan tentang sumber nilai, hakekat
pengetahuan, dan tentang kehidupan yang lebih baik dijalankan. Aliran filsafat yang kita
kenal sampai saat ini adalah Idealisme, Realisme, Perenialisme, Esensialisme, Pragmatisme
dan Progresivisme dan Ekstensialisme
1. Esensialisme
Esensialisme adalah mashab pendidikan yang mengutamakan pelajaran teoretik (liberal arts)
atau bahan ajar esensial.
2. Perenialisme
Perensialisme adalah aliran pendidikan yang megutamakan bahan ajaran konstan (perenial)
yakni kebenaran, keindahan, cinta kepada kebaikan universal.
3. Pragmatisme dan Progresifme
Prakmatisme adalah aliran filsafat yang memandang segala sesuatu dari nilai kegunaan
praktis, di bidang pendidikan, aliran ini melahirkan progresivisme yang menentang
pendidikan tradisional.
4. Rekonstruksionisme
Rekonstruksionisme adalah mazhab filsafat pendidikan yang menempatkan sekolah/lembaga
pendidikan sebagai pelopor perubahan masyarakat.
2. Landasan Sosiolagis
a. Pengertian Landasan Sosiologis
Dasar sosiolagis berkenaan dengan perkembangan, kebutuhan dan karakteristik
masayarakat.Sosiologi pendidikan merupakan analisi ilmiah tentang proses sosial dan pola-
pola interaksi sosial di dalam sistem pendidikan. Ruang lingkup yang dipelajari oleh
sosiolagi pendidikan meliputi empat bidang:
1. Hubungan sistem pendidikan dengan aspek masyarakat lain.
2. hubunan kemanusiaan.
3. Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya.
4. Sekolah dalam komunitas,yang mempelajari pola interaksi antara sekolah dengan
kelompok sosial lain di dalam komunitasnya.
b. Masyarakat indonesia sebagai Landasan Sosiologis Sistem Pendidikan Nasional
Perkembangan masyarakat Indonesia dari masa ke masa telah mempengaruhi sistem
pendidikan nasional. Hal tersebut sangatlah wajar, mengingat kebutuhan akan pendidikan
semakin meningkat dan komplek.
Berbagai upaya pemerintah telah dilakukan untuk menyesuaikan pendidikan dengan
perkembangan masyarakat terutama dalam hal menumbuhkembangkan KeBhineka tunggal
Ika-an, baik melalui kegiatan jalur sekolah (umpamanya dengan pelajaran PPKn, Sejarah
Perjuangan Bangsa, dan muatan lokal), maupun jalur pendidikan luar sekolah (penataran P4,
pemasyarakatan P4 nonpenataran).
3. Landasan Kultural
a. Pengertian Landasan Kultural
Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbal balik, sebab kebudayaan dapat
dilestarikan/ dikembangkan dengan jalur mewariskan kebudayaan dari generasi ke generasi
penerus dengan jalan pendidikan, baiksecara formal maupun informal.
Anggota masyarakat berusaha melakukan perubahan-perubahan yang sesuai denga
perkembangan zaman sehingga terbentuklah pola tingkah laku, nlai-nilai, dan norma-norma
baru sesuai dengan tuntutan masyarakat. Usaha-usaha menuju pola-pola ini disebut
transformasi kebudayaan. Lembaga sosial yang lazim digunakan sebagai alat transmisi dan
transformasi kebudayaan adalah lembaga pendidikan, utamanya sekolah dan keluarga.
b. Kebudayaan sebagai Landasan Sistem Pendidkan Nasional
Pelestarian dan pengembangan kekayaan yang unik di setiap daerah itu melalui upaya
pendidikan sebagai wujud dari kebineka tunggal ikaan masyarakat dan bangsa Indonesia. Hal
ini harsulah dilaksanakan dalam kerangka pemantapan kesatuan dan persatuan bangsa dan
negara indonesia sebagai sisi ketunggal-ikaan.
4. Landasan Psikologis
a. Pengertian Landasan Filosofis
Dasar psikologis berkaitan dengan prinsip-prinsip belajar dan perkembangan anak.
Pemahaman etrhadap peserta didik, utamanya yang berkaitan dengan aspek kejiwaan
merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu, hasil kajian dan
penemuan psikologis sangat diperlukan penerapannya dalam bidang pendidikan.
Sebagai implikasinya pendidik tidak mungkin memperlakukan sama kepada setiap peserta
didik, sekalipun mereka memiliki kesamaan. Penyusunan kurikulum perlu berhati-hati dalam
menentukan jenjang pengalaman belajar yang akan dijadikan garis-garis besar pengajaran
serta tingkat kerincian bahan belajar yang digariskan.
b. Perkembangan Peserta Didik sebagai Landasan Psikologis
Pemahaman tumbuh kembang manusia sangat penting sebagai bekal dasar untuk memahami
peserta didik dan menemukan keputusan dan atau tindakan yang tepat dalam membantu
proses tumbuh kembang itu secara efektif dan efisien.
BAB IV -
PERKIRAAN DAN ANTISIPASI
TERHADAP MASYARAKAT MASA DEPAN
Pengertian kebudayaan yang begitu luas tersebut seringkali dipecah lagi dalam unsur-
unsurnya, dan sering dipandang sebagai unsur-unsur universal dari kebudayaan, yakni:
● Sistem religi dan upacara keagamaan
● Sistem dan organisasi kemasyarakatan
● Sistem pengetahuan
● Bahasa
● Kesenian
● Sistem mata pencarian
● Sistem teknologi dan peralatan.
Perubahan yang cepat tersebut mempunyai beberapa karakteristik umum yang dapat
dijadikan petunjuk sebagai ciri masyarakat di masa depan.
1. Kecenderungan Globalisasi
Istilah globalisasi (asal kata: global yang berarti sevara umumnya, utuhnya,
kebulatannya) bermakna bumi sebagai satu keutuhan seakan-akan tanpa tapal batas
administrasi Negara, dunia menjadi amat transparan, serta saling ketergantungan antarbangsa
di dunia semakin besar, dengan kata lain menjadikan dunia sebagai satu keutuhan, satu
kesatuan. Empat bidang kekuatan gelombang globalisasi yang paling kuat dan menonjol daya
dobraknya, yakni bidang-bidang iptek, ekonomi, lingkungan hidup, dan pendidikan.
Disamping keempat bidang tersebut, kecenderungan globalisasi juga tampak dalam
bidang politik, hokum dan hak-hak asasi manusia, paham demokrasi, dan
sebagainya.Kecenderungan globalisasi tersebut merupakan suatu gejala yang tidak dapat
dihindari.Oleh karena itu, banyak gagasan dalam menghadapi globalisasi itu yang perlu
menekankan berpikir dan berwawasan global namun harus tetap menyesuaikan keputusan
dan tindakan dengan keadaan nyata disekitarnya.
a) Penetapan dan pemantapan layanan unik yang diberikan oleh suatu profesi sehingga
memperoleh pengakuan masyarakat dan pemerintah.
b) Penyepakatan antara kelompok profesi dan lembaga pendidikan prajabatan tentang standar
kompetensi minimal yang harus dimiliki oleh setiap calon profesi tersebut.
c) Akreditas
d) Mekanisme sertifikasi dan pemberian izin praktek.
e) Secara perseorangan maupun secara berkelompok, pemangku profesi bertanggung jawab
penuh terhadap segala aspek pelaksanaan tugasnya.
f) Kelompok professional memiliki kode etik, yang berfungsi ganda, yakni:
● Perlindungan terhadap masyarakat agar memperoleh layanan yang bermutu.
●Perlindungan dan pedoman peningkatan kualitas anggota.
Edgar Faure dalam surat (18 Mei 1972) yang mengantar laporan komisi Internasional
Pengembangan Pendidikan yang diketuainya, yang dikirim kepada Direktur Jendral
UNESCO, mengemukakan bahwa “rumusan-rumusan tradisional dan perbaikan-perbaikan
sebagian, tidak mampu memenuhi kebutuhan pendidikan yang belum pernah ada, yang
timbul dari tugas dan fungsi baru yang harus dipenuhi.” Pengembangan pendidikan dalam
masyarakat yang sedang berubah dengan cepat haruslah dilakukan secara keseluruhan dengan
pendekatan sistematis-sistematik.Pendekatan sistematis adalah pengembangan pendidikan
dilakukan secara teratur melalui perencanaan yang bertahap. Sedang sistematik menunjuk
pada pendekatan sistem dalam proses berpikir yang mengaitkan secara fungsional semua
aspek dalam pembaruan pendidikan tersebut.
d.) Pengembangan kehidupan peserta didik sebagai anggota umat manusia mencakup upaya
untuk:
● Meningkatkan harga diri sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat,
● Meningkatkan kesadaran tentang hak asasi manusia,
● Memberikan pengertian tentang ketertiban dunia,
● Meningkatkan kesadaran pentingnya persahabatan antarbangsa.
e.) Mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah dalam menguasai
kurikulum yang disyaratkan.
Tuntutan manusia Indonesia di masa depan, setelah memiliki kemampuan dasar
terutama diarahkan kepada pembekalan kemampuan yang sangat diperlukan untuk
menyesuaikan diri dengan keadaan di masa depan tersebut. Beberapa diantaranya:
(1) Ketanggapan terhadap berbagai masalah social, politik, budaya (kultural), dan
lingkungan.
(2) Kreativitas di dalam menemukan alternatif pemecahannya.
(3) Efisiensi dan etos kerja yang tinggi.
1. Keluarga
Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal, yang pertama dan utama
dialamai oleh anak serta lembaga pendidikan yang bersifat kodrati orang tua bertanggung
jawab memelihara, merawat, melindungi, dan mendidik anak agar tumbuh adn berkembang
dengan baik.
Pendidikan keluarga berfungsi:
● Sebagai pengalaman pertama masa kanak-kanak
● Menjamin kehidupan emosional anak
● Menanamkan dasar pendidikan moral
● Memberikan dasar pendidikan sosial.
● Meletakkan dasar-dasar pendidikan agama bagi anak-anak.
2. Sekolah
Tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam keluarga, terutama
dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam keterampilan. Oleh karena itu dikirimkan
anak ke sekolah.
Sekolah bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak selama mereka diserahkan kepadanya.
Karena itu sebagai sumbangan sekolah sebagai lembaga terhadap pendidikan, diantaranya
sebagai berikut;
● Sekolah membantu orang tua mengerjakan kebiasaan-kebiasaan yang baik serta
menanamkan budi pekerti yang baik.
● Sekolah memberikan pendidikan untuk kehidupan di dalam masyarakat yang sukar atau
tidak dapat diberikan di rumah.
● Sekolah melatih anak-anak memperoleh kecakapan-kecakapan seperti membaca, menulis,
berhitung, menggambar serta ilmu-ilmu lain sifatnya mengembangkan kecerdasan dan
pengetahuan.
● Di sekolah diberikan pelajaran etika, keagamaan, estetika, membenarkan benar atau salah,
dan sebagainya.
3. Masyarakat
Dalam konteks pendidikan, masyarakat merupakan lingkungan lingkungan keluarga dan
sekolah. Pendidikan yang dialami dalam masyarakat ini, telah mulai ketika anak-anak untuk
beberapa waktu setelah lepas dari asuhan keluarga dan berada di luar dari pendidikan
sekolah. Dengan demikian, berarti pengaruh pendidikan tersebut tampaknya lebih luas.
Corak dan ragam pendidikan yang dialami seseorang dalam masyarakat banyak sekali, ini
meliputi segala bidang, baik pembentukan kebiasaan-kebiasaan, pembentukan pengertia-
pengertian (pengetahuan), sikap dan minat, maupun pembentukan kesusilaan dan keagamaan.
C. Pengaruh Timbal Balik antara Tripusat Pendidikan Terhadap Perkembangan Peserta
Didik
Perkembangan peserta didik, seperti juga tumbuh kembang anak pada umumnya dipengaruhi
oleh berbagai factor yakni hereditas, lingkungan, prosesperkembangan, dan anugerah.
Setiap pusat pendidikan dapat berpeluang memberikan kontribusi yang besar dalam ketiga
kegiatan pendidikan, yakni:
1. pembimbingan dalam upaya pemantapan pribadi yang berbudaya
2. pengajaran dalam upaya penguasaan pengetahuan
3. pelatihan dalam upaya pemahiran keterampilan.
MODUL 1
Pengertian Dan Aspek-Aspek Hakikat Manusia
Hakikat manusia adalah seperangkat gagasan atau konsep yang mendasar tentang manusia dan makna eksistensi manusia di
dunia
Menurut Evolusionisme alam semesta ada bukan karena diciptakan melainkan ada dengan sendirinya alam semesta
berkembang dari alam itu sendiri sebagai hasil dari evolusi,teori ini dianut oleh Herbert Spencer ( S.E. Frost Jr,1957 ) dan
Konosuke Matsushita ( 1997 )
Menurut Kreasionisme alam semesta ada sebgai hasil ciptaan suatu Creative Cause atau Personality yang kita sebut Tuhan
YME teori ini dianut oleh Thomas Aquinas dan Al-Ghazali ( Ali Issa Othman,1987 )
Argumen kosmologi menyatakan bahwa segala sesuatu yang ada mesti mempunyai sebab adanya manusia dan alam semesta
adalah suatu akibat,argumen ini dinyatakan oleh Thomas Aquinas dan Muh Baqir Ash-Shadr
Idealisme gagasan ini dianut oleh Plato menurut penganut Idealisme bahwa esensi diri manusia adalah jiwanya atau spiritnya
sehingga paham ini disebut juga spiritualisme
Dualisme menurut paham ini esensi diri manusia terdiri dua substansi yaitu badan dan jiwa
Namun demikian setiap peristiwa kejiwaan selalu pararel dengan peristiwa badaniah atau sebaliknya,hubungan seperti ini
sering disebut paralelisme
Menurut E.F. Schumacher ( 1980 ) memandang manusia sebagai kesatuan dari hal yang bersifat badani dan rohani yang pada
hakikatnya berbeda dari benda material,tumbuhan,hewan maupun Tuhan
Dalam eksistensinya manusia memiliki aspek individualitas,sosialitas,moralitas,keberbudayaan dan keberagamaan
Dalam rangka mengukuhkan eksistensinya mereka hendaknya menjaga keseimbangan antara individualitas dan sosialitas
pada setiap manusia,dan hubungan antar mereka hendaknya hubungan subjek dengan subjek
Realisasi diri erat hubungannya dengan pandangan tentang hakikat manusia yang bersumber dari agama atau filsafat
Humanisasi adalah suatu upaya dalam rangka membantu manusia agar mampu hidup sesuai dengan martabat
kemanusiaannya
Humanisasi pendidikan upaya pengembangan potensi manusia ( sudut pandang psikologi ) kemampuan yang dikembangkan
adalah SQ agar bertakwa pada Tuhan,EQ agar mampu menmgendalikan emosi,IQ agar memiliki kemampuan berhitung,verbal
dan membuat prioritas dan Sos Q agar mampu berkomunikasi dengan orang lain
Humanisasi pendidikan juga berarti sosialisasi ( sosiologi ),sivilisasi ( politik ),enkulturasi ( antropologi ),pembinaan manusia
beriman dan bertakwa ( religi ),pembinaan manusia bermoral ( etika )
John Locke menyatakan bahwa hak adalah milik manusia karena naturanya,namun karena natura ini adalah natura sosial
maka dengan apa yang dianggap hak diwajibkan mengakui hak orang lain
Noah webster menyatakan pada awal berdirinya Amerika memiliki konstitusi berbentuk republik tetapi undang-undang
pendidikannya masih monarki.Menurut beliau pemerintahan dispotik akan membatasi pendidikan karena khawatir
kekuasaannya lama kelamaan akan berkurang
Menurut Thomas Jefferson ( equalitarianisme Jefferson ) menyatakan modal utama kekuatan politik berada pada rakyat yaitu
rakyat yang mengetahui pengetahuan dan informasi
Menurut Dewey menyatakan bahwa demokrasi merupakan sesuatu yang lebih dari pada suatu pengertian politik; demokrasi
merupakan suatu kehidupan bersama yang saling berkaitan dan saling mengkomunikasikan pengalaman
Hak untuk mendapatkan pendidikan tertuang dalam UUD 1945 pasal 31 dan dalam UU RI No 20 tahun 2003
Hak untuk mendapat pendidikan bagi setiap warga negara tertuang dalam UUD 1945 pasal 31” Tiap-tiap warga negara berhak
mendapatkan pendidikan” dan UU RI No 20 Tahun 2003,ayat (1) pasal 5 menyatakan “Setiap warga negara mempunyai hak
yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu”.
Dalam UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa “pendidikan diselenggarakan secara
demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia,nilai keagamaan,nilai
kultural,dan kemajemukan bangsa
BAB I
MANUSIA DAN PENDIDIKAN HAKIKAT MANUSIA DAN
PENGEMBANGANNYA
2. Kemampuan Bereksistensi
Kemampuan bereksistensi adalah kemampuan manusia
menempatkan diri dan dapat menembus atau menerobos serta mengatasi
batas-batas yang membelenggu dirinya. Sehingga manusia tidak
terbelenggu oleh tempat dan waktu. Dengan demikian manusia dapat
menembus ke sana dan ke masa depan.
Kemampuan bereksistensi perlu dibina melalui pendidikan. Peserta didik
diajar agar belajar dari pengalamannya, mengantisipasi keadaan dan
peristiwa, belajar melihat prospek masa depan dari sesuatu serta
mengembangkan imajinasi kreatifnya sejak masa kanak-kanak.
3. Kata hati
Kata hati juga sering disebut dengan istilah hati nurani, lubuk
hati, suara hati, pelita hati dan sebagainya. Kata hati adalah kemampuan
membuat keputusan tentang yang baik atau benar dan yang buruk atau
salah bagi manusia sebagai manusia. Untuk melihat alternatif mana yang
terbaik perlu didukung oleh kecerdasan akal budi. Orang yang memiliki
kecerdasan akal budi disebut tajam kata hatinya. Kata hati yang tumpul
agar menjadi kata hati yang tajam harus ada usaha melalui pendidikan
kata hati yaitu dengan melatih akal kecerdasan dan kepekaan emosi.
Tujuannya agar orang memiliki keberanian berbuat yang didasari oleh
kata hati yang tajam, sehingga mampu menganalisis serta membedakan
mana yang baik atau benar dan buruk atau salah bagi manusia sebagai
manusia
4. Moral
Jika kata hati diartikan sebagai bentuk pengertian yang menyertai
perbuatan maka yang dimaksud moral adalah perbuatan itu sendiri.
Moral dan kata hati masih ada jarak antara keduanya. Artinya orang
yang mempunyai kata hati yang tajam belum tentu moralnya baik. Untuk
mengetahui jarak tersebut harus ada aspek kemauan untuk berbuat.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa moral yang singkron
dengan kata hati yang tajam merupakan moral yang baik. Sebaliknya
perbuatan yang tidak singkron dengan kata hatinya merupakan moral
yang buruk atau rendah.
5. Tanggung jawab
Sifat tanggung jawab adalah kesediaan untuk menanggung
segenap akibat dari perbuatan yang menuntut jawab yang telah
dilakukannya. Wujud bertanggung jawab bermacam-macam. Ada
bertanggung jawab kepada dirinya sendiri bentuk tuntutannya adalah
penyesalan yang mendalam. Tanggung jawab kepada masyarakat bentuk
tuntutannya adalah sanksi-sanksi sosial seperti cemoohan masyarakat,
hukuman penjara dan lain-lain. Tanggung jawab kepada tuhan bentuk
tuntutannya adalah perasaan berdosa dan terkutuk.
6. Rasa kebebasan
Rasa kebebasan adalah tidak merasa terikat oleh sesuatu tetapi
sesuai dengan tuntutan kodrat manusia. Artinya bebas berbuat apa saja
sepanjang tidak bertentangan dengan tuntutan kodrat manusia. Jadi
kebebasan atau kemerdekaan dalam arti yang sebenarnya memang
berlangsung dalam keterikatan.
3. Dimensi Kesusilaan
Kesusilaan adalah kepantasan dan kebaikan yang lebih tinggi. Manusia
itu dikatakan sebagai makhluk susila. Drijarkoro mengartikan manusia
susila sebagai manusia yang memiliki nilai-nilai, menghayati, dan
melaksanakan nilai-nilai tersebut dalam perbuatan. Agar manusia dapat
melakukan apa yang semestinya harus dilakukan, maka dia harus
mengetahui, menyadari dan memahami nilai-nilai. Kemudian diikuti
dengan kemauan atau kesanggupan untuk melaksanakan nilai-nilai
tersebut.
4. Dimensi Keberagamaan
Pada hakikatnya manusia adalah makhluq religius. Mereka percaya
bahwa di luar alam yang dapat dijangkau oleh indranya ada kekuatan
yang menguasai alam semesta ini. Maka dengan adanya agama yang
diturunkan oleh tuhan manusia menganut agama tersebut.
Beragama merupakan kebutuhan manusia karena manusia adalah
makhluq yang lemah sehingga memerlukan tempat bertopang. Manusia
memerlukan agama demi keselamatan hidupnya. Manusia dapat
menghayati agama melalui proses pendidikan agama. Disinilah tugas
orang tua dan semua pendidik untuk melaksanakan pendidikan agama
kepada anaknya atau anak didiknya.
E. Pandangan Islam
1. Pandangan Islam Terhadap Manusia
Menurut pandangan islam manusia adalah makhluk Alloh yang paling
mulia dari pada yang lainnya. Ia bukan ada dengan sendirinya tetapi
diciptakan oleh Alloh dengan dikaruniai sifat-sifat khusus yang tidak
dimiliki oleh makhluq yang lain. Alloh menciptakan manusia dalam
bentuk fisik yang bagus dan seimbang. Sesuai dengan firman Alloh Surat
Ath Thiin yang artinya : Sesungguhnya telah kami jadikan manusia itu
dalam bentuk sebaik-baiknya (Q.S At tiin 4) Dalam hubungan dengan
pendidikan menurut pandangan islam manusia dapat kita lihat dari tiga
titik saja yaitu : (Daradjat dkk, 2000 : 3)
a. Manusia sebagai makhluq yang mulia
Manusia diciptakan oleh Alloh sebagai penerima dan pelaksana ajaran
agama. Oleh karena itu ia ditempatkan pada kedudukan yang mulia.
Untuk mempertahankan kedudukannya yang mulia dan bentuk pribadi
yang bagus itu Alloh melengkapinya dengan akal dan perasaan yang
memungkinkan manusia menerima dan mengembangkan ilmu
pengetahuan dan membudayakan ilmu yang dimilikinya.
Ini berarti manusia sebagai makhluq yang mulia dikarenakan manusia
dikaruniai (1) akal dan perasaan (2) ilmu pengetahuan (3) kebudayaan
yang seluruhnya dikaitkan kepada pengabdian pada pencipta, Alloh SWT.
1) Akal dan Perasaan
Setiap orang menyadari bahwa ia mempunyai akal dan perasaan. Akal
pusatnya di otak, digunakan untuk berfikir, perasaan pusatnya di hati,
dalam kenyataan keduanya sukar dipisahkan.
Penggunaan akal dan perasaan dapat menentukan kedudukan seseorang
dalam lingkungan sosialnya. Kemampuan berfikir dan merasa ini
merupakan anugerah Alloh yang paling besar dan ini pulalah yang
membuat manusia itu istimewa dan mulai dibandingkan dengan makhluq
yang lainnya. Alloh menyuruh manusia berfikir baik tentang dirinya atau
tentang alam semesta ini sehingga menghasilkan ilmu pengetahuan.
2) Ilmu Pengetahuan
Pengetahuan adalah suatu yang diketahui oleh manusia melalui
pengalaman, informasi, perasaan atau melalui intuisi. Ilmu pengetahuan
merupakan hasil pengolahan akal (berfikir) dan perasaan tentang sesuatu
yang diketahui itu. Faktor terbesar yang membuat manusia itu mulia
adalah karena ia berilmu dan menggunakan ilmunya dia dapat menguasai
alam, meningkatkan iman dan taqwanya juga dengan ilmu.
3) Kebudayaan
Islam memandang manusia sebagai makhluq pendukung dan pencipta
kebudayaan. Dengan akal, ilmu dan perasaan ia membentuk kebudayaan
dan mewariskan kebudayaan itu kepada anak turunnya.
b. Manusia sebagai kholifah di bumi
Setelah bumi ini diciptakan, Alloh memandang perlu bumi itu didiami,
diurus dan diolah. Untuk itu ia menciptakan manusia sebagai kholifah di
bumi. Kemampuan bertugas ini adalah anugerah Alloh dan sekaligus
merupakan amanat yang dibimbing dengan suatu ajaran yang
pelaksanaannya merupakan tanggung jawab manusia yang bernama
kholifah itu.
c. Manusia sebagai makhluq PAEDAGOGIK
Mahluq paedagogik ialah mahluq Alloh yang dilahirkan membawa
potensi dapat dididik dan dapat mendidik. Mahluq itu adalah manusia.
Sehingga mampu menjadi kholifah di bumi, pendukung dan pengembang
kebudayaan. Ia dilengkapi dengan fitroh Alloh berupa bentuk yang dapat
berkembang, sesuai dengan kedudukannya sebagai mahluq yang mulia,
pikiran, perasaan dan kemampuannya berbuat merupakan komponen dari
fitrah itu. Fitrah inilah yang membedakan manusia dengan mahluq yang
lain dan membuat manusia itu istimewa dan lebih mulia dan sekaligus
berarti bahwa manusia adalah mahluq paedagogik.
2. Pandangan Islam Terhadap Pendidikan
Ahmad Marimba mendefinisikan pendidikan sebagai suatu bimbingan
atau pimpinan secara sadar oleh guru terhadap perkembangan jasmani
dan ruhani murid menuju terbentuknya kepribadian yang utama (Rusn,
1988 : 54).
Menurut pandangan islam pendidikan itu sangat penting, karena syariat
islam tidak akan dihayati dan diamalkan oleh umatnya kalau hanya
diajarkan saja. Untuk itulah agar islam bisa diamalkan oleh umatnya
tidak hanya teoritis tetapi juga praktis maka umat islam harus dididik
melalui proses pendidikan. Sebagaimana yang telah dilakukan oleh Nabi
SAW dalam mengajak orang untuk beriman dan beramal serta berakhlaq
yang baik sesuai dengan ajaran islam dengan berbagai metode dan
pendekatan. Sehingga beliau adalah seorang pendidik yang berhasil.
F. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat kita simpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Sifat hakekat manusia adalah ciri-ciri karakteristis yang secara
prinsipil membedakan manusia dari hewan atau dari makhluq lainnya
2. Wujudnya sifat hakikat manusia antara lain kemampuan manusia
menyadari diri, kemampuan bereksistensi, mempunyai kata hati, moral,
tanggung jawab, rasa kebebasan, kewajiban dan hak serta kemampuan
menghayati kebahagiaan.
3. Dimensi-dimensi sifat hakekat manusia ada 4 yaitu dimensi
keindividuan, kesosialan, kesusilaan dan keberagaman.
4. Pengembangan dimensi hakekat manusia ada dua yaitu :
pengembangan yang utuh dan pengembangan yang tidak utuh.
5. Menurut pandangan islam
– Terhadap manusia, manusia adalah :
a. Sebagai mahluq yang mulia karena dikaruniai akal dan perasaan, ilmu
pengetahuan dan kebudayaan utuh mengabdi kepada Alloh.
b. Sebagai kholifah dimuka bumi.
c. Sebagai mahluq paedagogik
6. Terhadap pendidikan :
Menurut pandangan islam pendidikan itu sangat penting, karena syariat
islam dapat dihayati dan diamalkan oleh umatnya hanya dengan proses
pendidikan seperti yang dilakukan olah Nabi SAW.
BAB II
PENGERTIAN DAN UNSUR-UNSUR PENDIDIKAN
b. Proses pendidikan
Proses pendidikan merupakan kegiatan mobilitas segenap komponen
pendidikan oleh pendidik terarah kepada pencapaian tujuan pendidikan,
Kualitas proses pendidikan menggejala pada dua segi, yaitu kualitas
komponen dan kualitas pengelolaannya , pengelolaan proses pendidikan
meliputi ruang lingkup makro, meso, mikro. Adapun tujuan utama
pemgelolaan proses pendidikan yaitu terjadinya proses belajar dan
pengalaman belajar yang optimal.
3. Konsep Pendidikan Sepanjang Hayat (PSH)
PSH bertumpu pada keyakinan bahwa pendidikan itu tidak identik dengan
persekolahan, PSH merupakan sesuatu proses berkesinambungan yang
berlangsung sepanjang hidup. Ide tentang PSH yang hampir tenggelam,
yang dicetuskan 14 abad yang lalu, kemudian dibangkitkan kembali oleh
comenius 3 abad yang lalu (di abad 16). Selanjutnya PSH didefenisikan
sebagai tujuan atau ide formal untuk pengorganisasian dan penstrukturan
pengalaman pendidikan. Pengorganisasian dan penstruktursn ini
diperluas mengikuti seluruh rentangan usia, dari usia yang paling muda
sampai paling tua.(Cropley:67)
Berikut ini merupakan alasan-alasan mengapa PSH diperlukan:
a. Rasional
b. Alasan keadilan
c. Alasan ekonomi
d. Alasan faktor sosial yang berhubungan dengan perubahan peranan
keluarga, remaja, dan emansipasi wanita dalam kaitannya dengan
perkembangan iptek
e. Alasan perkembangan iptek
f. Alasan sifat pekerjaan
4. Kemandirian dalam belajar
a. Arti dan perinsip yang melandasi
Kemandirian dalam belajar diartikan sebagai aktivitas belajar yang
berlangsungnya lebih didorong oleh kamauan sendiri, pilihan sendiri,
dan tanggung jawab sendiri dari pembelajaran. Konsep kemandirian
dalam belajar bertumpu pada perinsip bahwa individu yang belajar akan
sampai kepada perolehan hasil belajar.
b. ¬Alasan yang menopang
Conny Semiawan, dan kawan-kawan (Conny S. 1988; 14-16)
mengemukakan alasan sebagai berikut:
Ø Perkembangan iptek berlangsung semakin pesat sehingga tidak
mungkin lagi para pendidik(khususnya guru) mengajarkan semua konsep
dan fakta kepada peserta didik.
Ø Penemuan iptek tidak mutlak benar 100%, sifatnya relatif.
Ø Para ahli psikologi umumnya sependapat, bahwa peserta didik mudah
memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan
contoh-contoh konkret dan wajar sesuai dengan situasi dan kondidi yang
dihadapi dengan mengalami atau mempraktekannya sendiri.
Ø Dalam proses pendidikan dan pembelajaran pengembangan konsep
seyogyanya tidak dilepaskan dari pengembangan sikap dan penanaman
nilai-nilai ke dalam diri peserta didik.
B. UNSUR-UNSUR PENDIDIKAN
Proses pendidikan melibatkan banyak hal yaitu:
1. Subjek yang dibimbing (peserta didik).
2. Orang yang membimbing (pendidik)
3. Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif)
4. Ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan)
5. Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan)
6. Cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode)
7. Tempat dimana peristiwa bimbingan berlangsung (lingkungan
pendidikan)
Penjelasan:
1. Peserta Didik
Peserta didik berstatus sebagai subjek didik. Pandangan modern
cenderung menyebutkan demikian oleh karena peserta didik adalah
subjek atau pribadi yang otonom, yang ingin diakui keberadaannya.
Ciri khas peserta didik yang perlu dipahami oleh pendidik ialah:
a. Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga
merupakan insan yang unik.
b. Individu yang sedang berkembang.
c. Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan
manusiawi.
d. Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri.
2. Orang yang membimbing (pendidik)
Yang dimaksud pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik. Peserta didik
mengalami pendidikannya dalam tiga lingkunga yaitu
lingkungankeluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masayarakat.
Sebab itu yang bertanggung jawab terhadap pendidikan ialah orang tua,
guru, pemimpin program pembelajaran, latihan, dan masyarakat.
3. Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif)
Interaksi edukatif pada dasarnya adalah komunikasi timbal balik antara
peserta didik dengan pendidik yang terarah kepada tujuan pendidikan.
Pencapaian tujuan pendidikan secara optimal ditempuh melalui proses
berkomunikasi intensif dengan manipulasi isi, metode, serta alat-alat
pendidikan.
4. Ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan)
a. Alat dan Metode
Alat dan metode diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan ataupun
diadakan dengan sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan. Secara
khusus alat melihat jenisnya sedangkan metode melihat efisiensi dan
efektifitasnya. Alat pendidikan dibedakan atas alat yang preventif dan
yang kuratif.
b. Tempat Peristiwa Bimbingan Berlangsung (lingkungan pendidikan)
Lingkungan pendidikan biasanya disebut tri pusat pendidikan yaitu
keluarga, sekolah dan masyarakat.
BAB III
LANDASAN DAN ASAS-ASAS PENDIDIKAN
BAB V
PENGERTIAN, FUNGSI DAN JENIS LINGKUNGAN PENDIDIKAN
B. TRIPUSAT PENDIDIKAN
Dilihat dari segi anak didik, tampak bahwa anak didik secara tetap hidup
di dalam lingkungan masyarakat tertentu tempat ia mengalami
pendidikan. Menurut Ki Hajar Dewantara lingkungan tersebut meliputi
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah an lingkungan masyarakat,
yang disebut tripusat pendidikan.
1. Keluarga
Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal, yang
pertama dan utama dialamai oleh anak serta lembaga pendidikan yang
bersifat kodrati orang tua bertanggung jawab memelihara, merawat,
melindungi, dan mendidik anak agar tumbuh adn berkembang dengan
baik.
Pendidikan keluarga berfungsi:
Ø Sebagai pengalaman pertama masa kanak-kanak
Ø Menjamin kehidupan emosional anak
Ø Menanamkan dasar pendidikan moral
Ø Memberikan dasar pendidikan sosial.
Ø Meletakkan dasar-dasar pendidikan agama bagi anak-anak.
2. Sekolah
Tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam
keluarga, terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam
keterampilan. Oleh karena itu dikirimkan anak ke sekolah.
Sekolah bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak selama mereka
diserahkan kepadanya. Karena itu sebagai sumbangan sekolah sebagai
lembaga terhadap pendidikan, diantaranya sebagai berikut;
Ø Sekolah membantu orang tua mengerjakan kebiasaan-kebiasaan yang
baik serta menanamkan budi pekerti yang baik.
Ø Sekolah memberikan pendidikan untuk kehidupan di dalam masyarakat
yang sukar atau tidak dapat diberikan di rumah.
Ø Sekolah melaqtih anak-anak memperoleh kecakapan-kecakapan seperti
membaca, menulis, berhitung, menggambar serta ilmu-ilmu lain sifatnya
mengembangkan kecerdasan dan pengetahuan.
Ø Di sekolah diberikan pelajaran etika, keagamaan, estetika,
membenarkan benar atau salah, dan sebagainya.
3. Masyarakat
Dalam konteks pendidikan, masyarakat merupakan lingkungan
lingkungan keluarga dan sekolah. Pendidikan yang dialami dalam
masyarakat ini, telah mulai ketika anak-anak untuk beberapa waktu
setelah lepas dari asuhan keluarga dan berada di luar dari pendidikan
sekolah. Dengan demikian, berarti pengaruh pendidikan tersebut
tampaknya lebih luas.
Corak dan ragam pendidikan yang dialami seseorang dalam masyarakat
banyak sekali, ini meliputi segala bidang, baik pembentukan kebiasaan-
kebiasaan, pembentukan pengertia-pengertian (pengetahuan), sikap dan
minat, maupun pembentukan kesusilaan dan keagamaan.
C. PENGARUH TIMBAL BALIK ANTARA TRIPUSAT PENDIDIKAN
TERHADAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK.
Setiap pusat pendidikan dapat berpeluang memberikan kontribusi yang
besar dalam ketiga kegiatan pendidikan, yakni:
1. pembimbingan dalam upaya pemantapan pribadi yang berbudaya
2. pengajaran dalam upaya penguasaan pengetahuan
3. pelatihan dalam upaya pemahiran keterampilan.
BAB VI
ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN
Aliran-aliran pendidikan telah dimaulai sejak awal hidup manusia,
karena setiap kelompok manusia selalu dihadapkan dengan generasi
muda keturunannya yang memerlukan pendidikan yang lebih baik dari
orang tuanya. Di dalm kepustakaan tentang aliran-aliran pendidikan,
pemikiran-pemikiran tentang pendidikan telah dimulai dari zaman Yunani
kuno sampai kini. Oleh karena itu bahasan tersebut hanya dibatasi pada
beberapa rumpun aliran klasik, pengaruhnya sampai saat ini dan dua
tonggak penting pendidikan di Indonesia.
A. ALIRAN KLASIK DAN GERAKAN BARU DALAM PENDIDIKAN
Aliran-aliran klasik yang dimaksud adalah aliran empirisme, nativisme,
naturalisme, dan konvergensi. Sampai saat ini aliran aliran tersebut
masih sering digunakan walaupun dengan pengembangan-pengembangan
yang disesuaikan dengan perkembangan zaman.
1. Aliran-aliran Klasik dalam Pendidikan dan Pengaruhnya Terhadap
Pemikiran Pendidikan di Indonesia.
a. Aliran Empirisme
Aliran empirisme bertolak dari Lockean Tradition yang mementingkan
stimulsi eksternal dalam perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa
perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa perkembangan anak
tergantung kepada lingkungan, sedangkan pembawaan tidak
dipentingkan. Pengalaman yang diproleh anak dalam kehidupan sehari-
hari didapat dari dunia sekitarnya yang berupa stimulan-stimulan.
Stimulasi ini berasal dari alm bebaqs ataupun diciptakan oleh orang
dewasa dalam bentuk pendidikan. Tokoh perintisnya adalah John Locke.
b. Aliran Nativisme
Aliran Nativisme bertolak dari Leinitzian Tradition yang menekankan
kemampuan dalam diri anak, sehingga faktor lingkungan termasuk faktor
pendidikan, kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak. Hasil
prkembangan tersebut ditentukan oleh pembawaan yang sudah diperoleh
sejak kelahiran. Lingkungan kurang berpengaruh terhadap dan
pendidikan anak.
c. Aliran Naturalisme
Aliran ini dipelopori oleh J.J Rosseau. Rosseau berpendapat bahwa
semua anak baru dilahirkan mempunyai pembawaan BAIK. Pembawaan
baik akan menjadi rusak karena dipengaruhi lingkungan. Pendidikan
yang diberikan orang dewasa malah dapat merusak pembawaan baik
anak itu.
d. Aliran Konvergensi
Aliran Konvergensi dipelopori oleh Wlliam Stern, ia berpedapat bahwa
seorang anak dilahirkan di dumia sudah disertai pembawaan baik
maupun pembawaan buruk. Proses perkembangan anak, baik faktor
pembawaan maupun faktor lingkungan sama sama mempunyai peranan
sangat penting. Bakat yang dibawa pada waktu lahir tidak akan
berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan sesuai
untuk perkembangan anak itu.
e. Pengaruh Aliran Klasik terhadap Pemikiran dan Praktek Pendidikan di
Indonesia
Di indonesia telah di terapkan berbagai aliran-aliran pendidikan,
penerimaan tersebut dilakukan dengan pendekatan efektif fungsional
yakni diterima sesuai kebutuhan, namun ditempatkan dalam latar
pandangan yang konvergensi.
2. Gerakan Baru Pendidikan dan Pengaruhnya terhadap Pelaksanaan di
Indonesia
a. Pengajaran Alam Sekitar
Gerakan pendidikan yang mendekatkan anak dengan sekitarnya adalah
gerakan pengajaran alam sekitar,perintis gerakan ini adalah Fr. A.
Finger di Jerman dengan heimatkunde, dan J. Ligthart di Belanda dengan
Het Voll Leven.
b. Pengajaran Pusat Perhatian
Pengajaran pusat perhatian dirintis oleh Ovideminat Decroly dari Belgia
dengan pengajaran melalui pusat-pusat minat, disamping pendapatnya
tentang pengajaran global. Decroly menyumbangkan dua pendapat yang
sangat berguna bagi pendidikan dan pengajaran, yaitu:Metode Global
dan Centre d’interet.
c. Sekolah Kerja
Gerakan sekolah kerja dapat dipandang sebagai titik kulminasi dari
pandangan-pandangan yang mementingkan pendidikan keterampilan
dalam pendidikan. J.A. Comenius menekankan agar pendidikan
mengembangkan pikiran, ingatan, bahasa, dan tangan. J.H. Pestalozzi
mengajarkan bermacam-macam mata pelajaran pertukaran di
sekolahnya.
d. Pengajaran Proyek
Pengajaran proyek biasa pula digunakan sebagai salah satu metode
mengajar di Indonesia, antara lain dengan nam pengajaran proyek,
pengajaran unit, dan sebagainya. Yang perlu ditekankan bahwa
pengajaran proyek akan menumbuhkan kemampuan untuk memandang
dan memecahkan persoalan secara konprehensif. Pendekatan
multidisiplin tersebut makin lama makin penting, utamanya masyarakat
maju.
B. DUA ALIRAN POKOK PENDIDIKAN DI INDONESIA
Dua aliran pokok pendidikan di Indonesia itu di Indonesia itu
dimaksudkan adalah Perguruan Kebangsaan Taman Siswa dan Ruang
Pendidikan INS Kayu Tanam. Kedua aliran tersebut dipandang sebagai
tonggak pemikiran tentang pendidikan di Indonesia.
1. Perguruan Kebangsaan Taman Siswa
Perguruan Kebangsaan Taman Siswa didirikan oleh Ki Hajar Dewantara
pada tanggal 3 Juli 1932 di yogyakarta, yakni dalam bentuk yayasan.
a. Asas dan Tujuan Taman Siswa
¬¬¬Asas Taman Siswa
Ø Bahwa setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya sendiri dengan
terbitnya persatuan dalam peri kehidupan umum.
Ø Bahwa pengajaran harus memberi pengetahuan yang berfaedah yang
dalam arti lahir dan batin dapat memerdekan diri.
Ø Bahwa pengajaran harus berdasar pada kebudayaan dan kebangsaan
sendiri.
Ø Bahwa pengajaran harus tersebar luas sampai dapat menjangkau
kepada seluruh rakyat.
Ø Bahwa sebagai konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri maka harus
mutlak harus membelanjai sendiri segala usaha yang dilakukan.
Ø Bahwa dalam mendidik anak-anak perlu adanya keiklasan lahir dan
batin untuk mengobarkan segala kepentinganpribadi demi keselamatan
dan kebahagiaan anak-anak.
Kemudian ditambahkan dengan asas kemerdekaan, asas kodrat alam,
asas kebudayaan, asas kebangsaan, dan asas kemanusiaan.
¬Tujuan Taman Siswa
Ø Sebagai badan perjuangan kebudayaan dan pembangunan masyarakat
tertib dan damai.
Ø Membangun abak didik menjadi manusia yang merdeka lahir dan batin,
luhur akal budinya, serta sehat jasmaninya untuk menjadi anggota
masyarakat yang berguna dan bertanggung jawab atas keserasian
bangsa, tanah air, serta manusia pada umumnya.
b. Upaya-upaya yang dilakukan Taman Siswa
Beberapa usaha yang dilakukan oleh Rtaman siswa adalah menyiapkan
peserta didik yang cerdas dan memiliki kecakapan hidup. Dalam ruang
lingkup eksternal Taman siwa membentuk pusat-pusat kegiatan
kemasyarakatan.
c. Hasil-hasil yang Dicapai
Taman siswa telah berhasil menemukakan gagasan tentang pendidikan
nasional, lembaga-lembaga pendidikan dari Taman indria sampai
Sarjana Wiyata. Taman siswa pun telah melahirkan alumni alumni besar
di Indonesia.
2. Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Ruang Pendidik INS (Indonesia Nederlandsche School) didirikan oleh
Mohammad Sjafei pada tanggal 31 Oktober 1926 di Kayu Tanam
(sumatera Barat).
a. Asas dan Tujuan Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Pada awal didirikan, Ruang Pendidik INS mempunyai asas-asas sebagai
berikut
Ø Berpikir logis dan rasional
Ø Keaktifan atau kegiatan
Ø Pendidikan masyarakat
Ø Memperhatikan pembawaan anak
Ø Menentang intelektualisme
Dasar-dasar tersebut kemudian disempurnakan dan mencakup berbagai
hal, seperti: syarat-syarat pendidikan yang efektif, tujuan yang ingin
dicapai, dan sebagainya.
Tujuan Ruang pendidik INS Kayu Tanam adalah:
Ø Mendidik rakyat ke arah kemerdekaan
Ø Memberi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat
Ø Mendidik para pemuda agar berguna untuk masyarakat
Ø Menanamkan kepercayaan terhadap diri sendiri dan berani
bertanggung jawab.
Ø Mengusahakan mandiri dalam pembiayaan.
b. Upaya-upaya Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Beberapa usaha yang dilakukan oleh Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
antara lain menyelenggarakan berbagai jenjang pendidikan, menyiapkan
tenaga guru atau pendidik, dan penerbitan mjalah anak-anak Sendi, serta
mencetak buku-buku pelajaran.
c. Hasil-hasil yang Dicapai Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Ruang Pendidik INS Kayu Tanam mengupayakan gagasan-gagasan
tentang pendidikan nasional (utamanya pendidikan
keterampilan/kerajinan), beberapa ruang pendidikan (jenjang
persekolahan), dan sejumlah alumni.
BAB VII
PERMASALAHAN PENDIDIKAN
Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia unuk
pembangunan. Derap langkah pembangunan selalu diupayakan seirama
dengan tuntutan zaman. Perkembangan zaman selalu memunculkan
persoalan-persoalan baru yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Bab
ini akan mengkaji mengenai permasalahan pokok pendidikan, dan saling
keterkaitan antara pokok tersbut, faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangannya dan masalah-masalah aktual beserta cara
penanggulangannya.
A. PERMASALAHAN POKOK PENDIDIKAN
Pada dasarnya ada dua permasalahan pokok pendidikan yang kita
hadapai saat ini, yaitu:
a) Bagaimana semua warganegara dapat menikmati kesempatan
pendidikan.
b) Bagaimana pendidikan dapat membekali peserta didik dengan
keterampilan kerja yang antap untuk dapat terjun ke dalam kancah
kehidupan bermasyarakat.
B. JENIS PERMASALAH POKOK PENDIDIKAN
Masalah pokok pendidikan yang menjadi kesepakatan nasional yang
perlu diprioritaskan penanggulangannya ada empat macam yaitu:
masalah pemerataan pendidikan, masalah mutu pendidikan, masalah
efisiensi pendidikan, maslah relevansi pendidikan.
1. Masalah Pemerataan Pendidikan
Masalah pemerataan pendidikan adalah persoalan bagaimana sistem
pendidikan dapt menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada
seluruh warganegara untuk memperoleh pendidikan. Masalah ini dapat
dipecahkan dengan dua cara yaitu dengan cara konvensional dan cara
inovatif. Cara konvensional misalnya pembangunan gedung sekolah dan
pergantian jam belajar. Cara inovatif misalnya sistem guru kunjung dan
Sekolah Terbuka.
2. Masalah Mutu Pendidikan
Mutu pendidikan dipermasalahkan jika hasil pendidikan tidak sesuai
dengan yang diharapkan. Masalah mutu pendidikan juga mencakup
masalah pemerataan mutu pendidikan.
Pemecahan masalah mutu pendidikan dalam garis besarnya meliputi hal-
hal yang bersifat fisik dan perangkat lunak, personalia, dan manajemen
pendidikan.
3. Masalah Efisiensi Pendidikan
Beberapa masalah dalam kaitannya dengan efisiensi pendidikan antara
lain:
a) bagaimana memfungsikan tenaga pendidikan.
b) Bagaimana sarana dan prasarana pendidikan digunakan
c) Bagaimana pendidikan diselenggarakan
d) Masalah efisiensi dalam memfungsikan tenaga
4. Masalah Relevansi Pendidikan
Sebenarnya kriteria relevansi cukup ideal jika dikaitkan dengan kondisi
sistem pendidikan pada umumnya dan gambatan tentang kerjaan yang
ada antara lain sebagai berikut.
a. status lembaga pendidikan yang bermacam-macam
b. sistem pendidikan tidak pernah menghasilkan luaran yang siap pakai.
Yang ada ialah siap kembang.
c. Tidak tersedianya pete kebutuhan tenaga kerja dengan persyaratannya
yang digunakan sebagai pedoman oleh lembaga-lembaga pendidikan
untuk menyusun programnya
C. SALING KETERKAITAN ANTARA MASALAH-MASALAH
PENDIDIKAN
Ada dua. faktor penghambat perbaikan mutu pendidikan. Yaitu: gerakan
perluasan pendidikan untuk melayani pemerataan kesempatan pendidikan
bagi rakyat banyak memerlukan penghimpunan dan pengarahan dana dan
daya. Faktor kedua, kondisi satuan-satuan pendidikan pada saat demikian
mempersulit upaya peningkatan mutu karena jumlah murid dalam kelas
terlalu banyak, tenaga pendidik kurang kompeten, sarana yang tidak
memadai, dan seterusnya.
D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BERKEMBANGNYA
MASALAH PENDIDIKAN
Faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan
antara lain: perkembangan iptek dan seni, laju pertumbuhan penduduk,
aspirasi masyarakat dan keterbelakangan budaya dan sarana kehidupan.
1. Perkembangan IPTEK dan Seni
Sejalan dengan berkembangnya arus globalisasi di negara kita, terutama
dengan pesatnya peningkatan teknologi komunikasi, membuat segala
sesuatu harus dilakukan dengan cepat dan tepat. Implikasinya di dalm
masyarakat sangat tersa. Oleh karena itu pendidikan harsu senantiasa
menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.
Seni merupakan kebutuhan hidup manusia. Pengembangan kualitas seni
secara terprogram menuntut tersedianya sarana pendidikan tersendiri
disamping program-program lain dalam sistem pendidikan.
2. Laju Pertumbuhan Penduduk
Masalah kependudukan dan pendidikan bersumber pada 2 hal
yaitu:pertambahan penduduk dan penyebaran penduduk.
3. Aspirasi Masyarakat
Belakangan ini aspirasi masyarakat semakin meningkat sejalan dengan
peningkatan pemahaman masyarakat terhadap ‘reformasi’. Aspirasi
tersebut menyangkut kesempatan pendidikan, kelayakan pendidikan dan
jaminan terhadap taraf hidup setelah mereka menjalani proses
pendidikan.
4. Keterbelakangn Budaya dan Sarana Kehidupan
Keterbelakangan budaya disebabkan beberapa hal misalnya letak
geografis yang terpencil dan sulit dijangkau, penolakan masyarakat
terhadap unsur budaya baru karena dikhawatirkan akan mengikis
kebudayaan lama, dan ketidakmampuan ekonomis menyangkut unsur
kebudayaan tersebut.
E. PERMASALAHAN AKTUAL PENDIDIKAN DAN
PENANGGULANGANNYA
1. Permasalahan Aktual Pendidikan di Indonesia
Permasalahan aktual pendidikan di Indonesia sangat kompleks dan
semakin berkembang sejalan dengan perkembangan zaman dan
kemapanan sumber daya manusia. Masalah masalah tersebut antara lain:
a. Masalah Keutuhan Pencapaian sasaran
b. Masalah Kurikulum
c. Masalah Peranan Guru
d. Masalah Pendidikan Dasar 9 Tahun
2. Upaya Penanggulangan
Beberapa upaya dilakukan untuk menanggulangi masalah masalah aktual
tersebut, diantaranya:
a. Pendidikan efektif perlu ditingkatkan secara terprogram.
b. Pelaksanaan kegaitan kurikuler dan ekstrakurikuler dilakukan dengan
penuh kesungguhan dan diperhitungkan dalam penentuan nilai akhir
ataupun kelulusan
c. Melakukan penyusunan yang mantap terhadap potensi siswa melalui
keragaman jenis program studi.
d. Memberi perhatian terhadap tenaga kependidikan(prajabatan dan
jabatan)
BAB VII
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL