Anda di halaman 1dari 34

Proposal Penelitian

Pengaruh Letak Pintu Masuk Teraskota


Terhadap Kenyamanan Pengunjung

DAFTAR ISI

Daftar Isi.................................................................................................................... 1

Daftar Gambar .......................................................................................................... 3

Daftar tabel ............................................................................................................... 4

Pengantar ................................................................................................................. 5

Bab I: Pendahuluan ................................................................................................... 6

1.1. Latarbelakang ............................................................................................................ 6


1.2. Pernyataan Masalah .................................................................................................. 8
Permasalahan penelitian yang akan dibahas adalah bagaimana perletakan dan jumlah
pintu masuk dan keluar mall. Apakah sudah memenuhi kebutuhan sirkulasi dan
kenyamanan pengunjung ataukah belum ............................................................................. 8
1.3. Tujuan ........................................................................................................................ 8
1.4. Sistimatika Penulisan ................................................................................................. 8
1.5. Kerangka Berfikir ....................................................................................................... 9

Bab II: Tinjauan Pustaka ......................................................................................... 10

2.1. Kerangka Studi ......................................................................................................... 10


2.2. Desain ...................................................................................................................... 11
2.3. Pola sirkulasi ............................................................................................................ 12

Bab III: Gambaran Umum Lokasi Studi ................................................................... 27

3.1. Lokasi Mall Teraskota .............................................................................................. 27


3.2. Objek Penelitian ...................................................................................................... 28

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |1


Proposal Penelitian
Pengaruh Letak Pintu Masuk Teraskota
Terhadap Kenyamanan Pengunjung

Bab IV: Metode ....................................................................................................... 31

4.1. Pendekatan .............................................................................................................. 31


4.2. Tuliskan Judul Sub-Bab anda di sini ............................. Error! Bookmark not defined.
4.3. Tuliskan Judul Sub-Bab anda di sini ............................. Error! Bookmark not defined.

Daftar Pustaka ........................................................................................................ 33

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |2


Proposal Penelitian
Pengaruh Letak Pintu Masuk Teraskota
Terhadap Kenyamanan Pengunjung

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Grafik data pembangunan mall di Jakarta tahun 20017-2012 ................... 6

Gambar 2 Perencanaan dalam pembuatan suatu komponen .................................. 11

Gambar 3 Pola Sirkulasi Lenear .............................................................................. 13

Gambar 4 Pola Sirkulasi Radial ............................................................................... 14

Gambar 5 Pola Sirkulasi Grid .................................................................................. 15

Gambar 6 Pola Sirkulasi Organik ............................................................................ 16

Gambar 7 Entytrance Mall Teraskota ...................................................................... 22

Gambar 8 Senyum Kepuasan Pelanggan ............................................................... 24

Gambar 9 Peta Lokasi Mall Teraskota .................................................................... 28

Gambar 10 Ground floor Mall Teraskota ................................................................. 29

Gambar 11 1st Floor Mall Teraskota ........................................................................ 29

Gambar 12 2nd Floor Mall Teraskota........................................................................ 30

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |3


Proposal Penelitian
Pengaruh Letak Pintu Masuk Teraskota
Terhadap Kenyamanan Pengunjung

DAFTAR TABEL

Table 1 Pendekatan Metode ................................................................................... 31

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |4


Proposal Penelitian
Pengaruh Letak Pintu Masuk Teraskota
Terhadap Kenyamanan Pengunjung

PENGANTAR

Sebuah mall atau pusat perbelanjaan telah menjadi hal yang sangat dibutuhan
masyarakat di era modern ini. Tingkat keramaian pada pusat perbelanjaan yang
begitu tinggi harus disertai dengan fasilitas dan utilitas yang memadai sehingga
pengunjung merasa nyaman. Termasuk akses pintu masuk atau entrance yang
mudah di capai dari kedatangan pengunjung menuju kedalam mall menjadi hal yang
sangat mempengaruhi kenyamanan pengunjung.

Main entrance bangunan biasanya dihubungkan dengan ruang besar dalam


bangunan yang sekaligus berfungsi sebagai pusat orientasi maupun informasi
tentang kegiatan di dalam bangunan (Faroga 2015). Main entrance perlu didesain
dengan baik dan benar, baik dari segi bentuk maupun perletakannya. Hendaknya
main entrance memiliki daya Tarik bagi penunjung agar memudahkan orientrasi saat
keluar masuk bangunan, maka penting untuk mendesain entrance sebagai point
interest pada sebuah bangunan. Perletakan main entrance yang kurang tepat bias
menyulitkan pengunjung yang hendak memasuki gedung, menjadikan ada
kepadatan sirkulasi di area tertentu dan menjadi kurang nyaman.

Semakin baik penempatan jalur-jalur sirkulasi yang menjadikan pengunjung nyaman


dalam beraktifitas maka akan mengundang minat pengunjug untuk dating kembali.
Maka sebuah mall dikatakan sukses apabila ramai pengunjung tetapi tidak
menimbulkan dampak negative. Jika banyak terjadi tindak pencopetan atau
pencurian maka dipastikan ada kesalahan dalam mendesain sirkulasinya.

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |5


Proposal Penelitian
Pengaruh Letak Pintu Masuk Teraskota
Terhadap Kenyamanan Pengunjung

BAB I: PENDAHULUAN

1.1. Latarbelakang

Entrance adalah elemen penting dalam arsitektur sebuah bangunan. Sehingga main
entrance perlu didesain dengan baik agar menjadi daya Tarik tersendiri. Mengutip
dari metro.news.viva.co.id, menurut Yayat Supriatna (Planolog Universitas Trisakti)
mall yang ada di Jakarta sudah melebihi batas ideal, yaitu dengan jumlah 170 lebih
yang sukses membuat Jakarta sebagai kota dengan mall terbanyak di dunia. Untuk
itu desain Entrance yang bagus menjadi salah satu andalan untuk menghadapi
persaingan pasar yang begitu ketat.

JUMLAH MALL
200

150

100

50

0
2007-2009 2012

JUMLAH MALL

Gambar 1 Grafik data pembangunan mall di Jakarta tahun 20017-2012

Sumber : http://rizkyarimazona.blogspot.com, diperoleh pada tanggal 28/12/2015 jam


9.14

Sebuah mall yang nyaman akan membuat pengunjung ingin kembali mengunjungi
mall tersebut. Bahkan ketika orang merasa nyaman dengan suatu tempat mereka
akan menceritakan kepada orang lain dan mengajaknya mengunjunginya. Menurut
Faroga (2014) Perletakan main entrance bangunan yang tidak tepat dapat
menyulitkan pencapaian pengunjung dari luar bangunan, meratanya jarak

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |6


Proposal Penelitian
Pengaruh Letak Pintu Masuk Teraskota
Terhadap Kenyamanan Pengunjung

pencapaian aktivitas dalam gedung, serhingga mengakibatkan terjadinya kepadatan


sirkulasi pengunjung di area tertentu dalam bangunan akibat penumpukan jalur
sirkulasi.

Mal diartikan sebagai suatu area pergerakan (linier) pada suatu pusat bisnis kota
(central city business area) yang lebih diorientasiakan bagi pejalan kaki, berbentuk
pedestrian dengan kombinasi plaza dan ruang-ruang interaksional
(Rubenstein,1978)

Persamaan hak bagi semua orang tanpa terkecuali telah diatur dalam Undang-
Undang Dasar 1945 serta menjadi kepedulian masyarakat dunia (melalui PBB
maupun deklarasi Convention of Rights for People with Disability/CRPD). Salah satu
hak yang dijamin adalah kesempatan untuk menjalankan semua kegiatannya dengan
mudah, aman, nyaman yang diwujudkan melalui ketersediaan
aksesibilitas fisik. Di Indonesia, ketersediaan aksesibilitas fisik ini diatur lebih rinci
dalam Undang-Undang No.28/2002 tentang Bangunan Gedung dan Peraturan
Menteri PU No.30/PRT/M/2006 tentang Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas
pada Bangunan dan Lingkungan. Kedua peraturan tingkat nasional ini
memerintahkan setiap bangunan public untuk memenuhi standar aksesibilitas seperti
yang telah diatur oleh Pemerintah di dalam keduanya.
Akses keluar masuk mall untuk pengunjung juga menentukan terhadap keselamatan
pengunjung ketika terjadi keadaan darurat. Dalam keadaan kebakaran misalnya,
akses pintu utama dan juga pintu darurat harus tersedia cukup untuk evakuasi
tanggap darurat. Dikemukakan oleh Septaningsih dkk (2009) Sistem proteksi
kebakaran secara aktif maupun pasif juga sangat dibutuhkan untuk memungkinkan
orang keluar dari bangunan dengan selamat pada saat terjadi kebakaran atau
kondisi darurat lainnya.

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |7


Proposal Penelitian
Pengaruh Letak Pintu Masuk Teraskota
Terhadap Kenyamanan Pengunjung

1.2. Pernyataan Masalah

Permasalahan penelitian yang akan dibahas adalah bagaimana perletakan


dan jumlah pintu masuk dan keluar mall. Apakah sudah memenuhi kebutuhan
sirkulasi dan kenyamanan pengunjung ataukah belum

1.3. Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk :

- Mencari factor kenyamanan pengunjung mall Teraskota


- Mencari pengaruh pintu masuk terhadap kenyamanan pengunjung

1.4. Sistimatika Penulisan

Sistematika penulisan yang akan digunakan adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Menjelaskan tentang latar belakang permasalahan yang berisi tentang suatu kajian
dari masalah yang ada yaitu pengaruh signage terhadap kenyamanan pengunjung
beserta tujuan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Berisi tentang kajian literatur yang akan digunakan dalam penelitian. Kajian oini
menjelaskan tentang Signage, Visual, dan Desain signage.

BAB III : GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

Menjelaskan tentang lokasi yang menjadi stadi kasus dalam penelitian ini, yaitu Mall
Taman Anggrek.

BAB IV : METODE PENELITIAN

Berisi tentang metode yang akan digunakan dalam penelitian. Meliputi metode
pengambilan data, pengolahan data, hasil, dan kesimpulan peneliatian.

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |8


Proposal Penelitian
Pengaruh Letak Pintu Masuk Teraskota
Terhadap Kenyamanan Pengunjung

1.5. Kerangka Berfikir

Berikut skema kerangka berfikir dalam melakukan penelitian

Latar Belakang :
Sebagai salah satu objek yang di gandrungi masyarakat, mall harus memiliki
akses pintu masuk yang memadai dan nyaman bagi pengunjungnya.

Pernyataan masalah :
Apakah pengaruh letak pintu masuk terhadap kenyamanan dan keselamatan
pengunjung mall Teraskota

Tujuan :
- Mencari factor kenyamanan pengunjung mall Teraskota
- Mencari pengaruh letak pintu masuk terhadap kenyamanan dan keamanan
pengunjung mall Teraskota

Pengumpulan data : Kajian pustaka :


Pintu masuk, Entrance, mall, Pintu masuk, Entrance, mall,
Kenyamanan pengunjung, Kenyamanan pengunjung,
keselamatan pengunjung, keselamatan pengunjung,

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |9


Pengolahan data : Kesimpulan
Metode kuantitatif
Proposal Penelitian
Pengaruh Letak Pintu Masuk Teraskota
Terhadap Kenyamanan Pengunjung

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Studi

Pengaruh Letak Pintu Masuk Teraskota


Terhadap Kenyamanan Pengunjung,

Desain Aksesibilitas visual

Pola sirkulasi Sirkulasi ruang Main Entrance


dalam

efisiensi Pola penyebaran Kepuasan


pengunjung pelanggan

Elemen Sirkulasi

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 10


Proposal Penelitian
Pengaruh Letak Pintu Masuk Teraskota
Terhadap Kenyamanan Pengunjung

2.2. Desain

Dikutip dari Wikipedia.org Desain secara etimologi, istilah Desain berasal "dari tadi"
beberapa serapan bahasa, yaitu kata "designo" (Itali) yang secara gramatikal berarti
gambar dan kata "designare" (Latin) yang bermakna rencana, skema.

Dipaparkan oleh Sachari (2005) Bahwa desain pada hakikatnya merupakan upaya
manusia memberdayakan diri melalui benda ciptaannya untuk menjalani kehidupan
yang lebih aman dan sejahtera.Sedangkan menurut Archer (1976) Desain adalah
salah satu bentuk kebutuhan badani dan rohani yang dijabarkan melalui berbagai
bidang pengalaman, keahlian, dan pengetahuannya yang mencerminkan perhatian
pada apresiasi dan adaptasi terhadap sekelilingnya, terutama yang berhubungan
dengan bentuk, komposisi, arti, nilai, dan berbagai tujuan benda buatan.

Desain adalah sebuah kegiatan kreatif yang mencerminkan keanekaan bentuk


kualitas dan sistem, bagaikan sebuah lingkaran yang saling berhubungan. Selain itu,
desain merupakan faktor yang yang membangun kegiatan inovasi pemanusiaan
teknologi, dinamika budaya, dan perubahan ekonomi (ICSID,1999)

Dari penjelasan diatas dapat


disimpulkan bahwa Desain adalah
Upaya manusia menggambarkan
suatu rancangan benda ciptaannya,
yang merupakan wujud inovasi
terhadap teknologi, dinamika budaya,
dan perubahan ekonomi. Sehingga
desain dapat mencakup berbagai
bidang dan keahlian serta
pengetahuan sang pendesain itu
sendiri.

Gambar 2 Perencanaan dalam pembuatan suatu komponen

Sumber http://assets-www.kompasiana.com diperoleh 10/01/2016

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 11


Proposal Penelitian
Pengaruh Letak Pintu Masuk Teraskota
Terhadap Kenyamanan Pengunjung

Menurut Dianputri (2015) di kompasiana.com Desain merupakan perencanaan


dalam pembuatan sebuah objek, sistem, komponen atau struktur. Kemudian, kata
“desain” dapat digunakan sebagai kata benda maupun kata kerja. Dalam artian
yang lebih luas, desain merupakan seni terapan dan rekayasa yang berintegrasi
dengan teknologi. Desain dikenakan pada bentuk sebuah rencana, dalam hal ini
dapat berupa proposal, gambar, model, maupun deskripsi.

2.3. Pola sirkulasi

Logi Tofani (2011) dalam laporan tugas akhirnya, menyebutkan pada dasarnya
sirkulasi dapat dibagi menjadi 3 berdasarkan fungsinya, yaitu:

1. Sirkulasi Manusia: Pergerakan manusia akan mempengaruhi sistem sirkulasi


dalam tapak. Sirkulasi manusia dapat berupa pedestrian atau plaza yang
membentuk hubungan erat dengan aktivitas kegiatan di dalam tapak. Hal
yang perlu diperhatikan, antara lain lebar jalan, pola lantai, kejelasan
orientasi, lampu jalan, dan fasilitas penyeberangan (Hari, 2009). Selain itu
ada beberapa ciri dari sirkulasi manusia, yakni: 1) kelonggaran dan flaxsibel
dalam bergerak, 2) berkecepatan rendah, dan 3) sesuai dengan skala
manusia (Tofani, 2011).
2. Sirkulasi Kendaraan: Aditya Hari (2008) mengungkapkan bahwa secara
hierarki sirkulasi kendaraan dapat dibagi menjadi 2 jalur, yakni antara lain: 1)
jalur distribusi, jalur untuk gerak perpindahan lokasi (jalur cepat), dan 2) jalur
akses, jalur yang melayani hubungan jalan dengan pintu masuk bangunan.
3. Sirkulasi Barang: Sirkulsi barang umumnya disatukan atau menumpang pada
sistem sirkulasi lainnya. Namun, pada perancangan tapak dengan fungsi
tertentu sistem sirkulasi barang menjadi sangat penting untuk diperhatikan.

Dikutip dari http://helena-hapsari.blogspot.co.id 3 prinsip utama dalam pengaturan


teknik sirkulasi :

1. Jalan harus menjadi elemen ruang terbuka yang memiliki dampak visual yang
positif.
2. Jalan harus dapat memberikan orientasi kepada pengemudi dan membuat
lingkungan menjadi jelas terbaca.

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 12


Proposal Penelitian
Pengaruh Letak Pintu Masuk Teraskota
Terhadap Kenyamanan Pengunjung

3. Sektor publik harus terpadu dan saling bekerjasama untuk mencapai tujuan
bersama.

Pola sirkulasi dapat dibagi menjadi empat, yakni sebagai berkut (Sofyan, 2010 ;
Tofani, 2011):

1. Linier: Jalan yang lurus dapat menjadi unsur pengorganisir utama deretan ruang.
Jalan dapat berbentuk lengkung atau berbelok arah, memotong jalan lain,
bercabang-cabang, atau membentuk putaran (loop). Ciri-ciri pola sirkulasi linier,
antara lain (Sofyan, 2010 ; Tofani, 2011 ; Yadnya, 2012):

Gambar 3 Pola Sirkulasi Lenear

Sumber : http://anggasvara.blogspot.co.id/ diperoleh pada tanggal 10/01/2016

 Sirkulasi pergerakan padat bila panjang jalan tak terbatas dan hubungan
aktifitas kurang efisien.
 Gerakan hanya 2 arah dan memiliki arah yang jelas.
 Cocok untuk sirkulasi terbatas.
 Perkembangan pembangunan sepanjang jalan.
 engarahkan sirkulasi pada titik pusat.
2. Radial: Konfigurasi radial memiliki jalan-jalan lurus yang berkembang dari sebuah
pusat bersama. Ciri-ciri dari pola sirkulasi radial adalah sebagai beriku (Sofyan,
2010 ; Tofani, 2011 ; Yadnya, 2012):

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 13


Proposal Penelitian
Pengaruh Letak Pintu Masuk Teraskota
Terhadap Kenyamanan Pengunjung

Gambar 4 Pola Sirkulasi Radial

Sumber : http://anggasvara.blogspot.co.id/ diperoleh pada tanggal 10/01/2016

 Orientasi jelas.
Masalah yang ditimbulkan merupakan masalah yang sulit di tanggulangi
 Kurang mengindahkan kondisi alam.
 Sulit dikombinasikan dengan pola yang lain.
 Menghasilkan bentuk yang ganjil.
 Menunjang keberadaan monumen penting.
 Pergerakan resmi.
 Mengarahkan sirkulasi pada titik pusat.
3. Pola Grid: Konfigurasi grid terdiri dari dua pasang jalan sejajar yang saling
berpotongan pada jarak yang sama dan menciptakan bujur sangkar atau
kawasan ruang segi empat. Ciri-ciri pola sirkulasi grid adalah sebagai berikut
(Sofyan, 2010 ; Tofani, 2011 ; Yadnya, 2012):

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 14


Proposal Penelitian
Pengaruh Letak Pintu Masuk Teraskota
Terhadap Kenyamanan Pengunjung

Gambar 5 Pola Sirkulasi Grid

Sumber : http://anggasvara.blogspot.co.id/ diperoleh pada tanggal 10/01/2016

 Memungkinkan gerakan bebas dalam banyak arah sehingga hubungan


aktifitas kompak dan efisien.
 Menata grid berdasarkan sistem heararki jalan.
 Penataan bangunan di sisi jalan dengan karakter yang berbeda.
 Kesan monoton ditanggulangi.
 Masalah kurang menginahkan kondisi alam sulit ditanggulangi.
 Masalah kemacetan pada titik simpul ditanggulangi dengan mengatur
sirkulasi searah.
 Akibat dimensi yang sama pada grid secara visual akan menciptakan kesan
monoton.
 Kurang mengindahkan kondisi alam seperti topografi keistimewaan tapak.
 Semakin jauh dari simpul jalan pergerakan semakin baik namun pada titik
simpulnya dapat menimbulkan kemacetan akibat banyak arah sirkulasi yang
ditampung pada titik simpul tersebut.
 Kepadatan gerakan atau sirkulasi lebih mungkin dihindari.

4. Pola Organik: Konfigurasi yang terdiri dari jalan-jalan yang menghubungkan titik-
titik tertentu dalam ruang. Ciri-ciri pola sirkulasi organik adalah sebagai berikut
(Sofyan, 2010 ; Tofani, 2011 ; Yadnya, 2012):

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 15


Proposal Penelitian
Pengaruh Letak Pintu Masuk Teraskota
Terhadap Kenyamanan Pengunjung

Gambar 6 Pola Sirkulasi Organik

Sumber : http://anggasvara.blogspot.co.id/ diperoleh pada tanggal 10/01/2016

 Peka terhadap kondisi alam.


 Ditandai dengan garis-garis lengkungberliku-liku.
 Pada tapak yang luas sering membingungkan karena sulit berorientasi.

2.4. Efisiensi

Efisiensi bisa dikatakan mempergunakan waktu yang seminimal mungkin untuk


melakukan sesuatu kegiatan sehingga waktu tidak terbuang dan dapat digunakan
untuk mengerjakan kegiatan lain. Efisiensi merupakan suatu ukuran dalam
membandingkan rencana penggunaan masukan dengan penggunaan yang
direalisasikan atau perkataam lain penggunaan yang sebenarnya (Mulyamah 1987)

Menurut Hasibuan (1984) Efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara input
(masukan) dan output (hasil antara keuntungan dengan sumber-sumber yang
dipergunakan), seperti halnya juga hasil optimal yang dicapai dengan penggunaan
sumber yang terbatas. Dengan kata lain hubungan antara apa yang telah
diselesaikan.

Sedangkan menurut Hasibuan (1994) Efisiensi yaitu Perbandingan terbaik antara


input (masukan ) dan output (hasil), antara keuntungan dengan biaya (antara hasil
pelaksanaan dengan sumber yang digunakan), seperti halnya juga hasil optimal
yang dicapai dengan penggunaan sumber yang terbatas.

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 16


Proposal Penelitian
Pengaruh Letak Pintu Masuk Teraskota
Terhadap Kenyamanan Pengunjung

2.5. Aksesibilitas

Wojowasito (1991) mengatakan bahwa accessibility adalah hal yang mudah dicapai.
Artinya aksesibilitas tidak hanya sekedar kesediaan segala sesuatu, namun juga
kesediaan yang mudah dicapai.

Bambang sutantono (2004:1) menyatakan bahwa aksesibilitas adalah “hak atas


akses yang merupakan layanan kebutuhan melakukan perjalanan yang
mendasar. Dalam hal ini aksesibilitas harus disediakan oleh pemerintah terlepas
dari digunakannya moda transportasi yang disediakan tersebut oleh masyarakat.”

Kemudian Bambang Susantono (2004) menambahkan bahwa “Aksessibilitas


merupakan suatu ukuran potensial atau kemudahan orang untuk mencapai tujuan
dalam suatu perjalanan. Karekteristik sistem transportasi ditentukan oleh
aksesibilitas. Aksesibilitas memberikan pengaruh pada beberapa lokasi kegiatan
atau tata guna lahan. Lokasi kegiatan juga memberikan pengaruh pada pola
perjalanan untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Pola perjalanan ini kemudian
mempengaruhi jaringan transportasi dan akan pula memberikan pengaruh pada
sistem transportasi secara keseluruhan.”

Blunden dan Black (1984) seperti dikutip Tamin (1997: 52) menyatakan bahwa
“Aksesibilitas adalah konsep yang menggabungkan sistem pengaturan tata guna
lahan secara geografis dengan sistem jaringan transportasi yang
menghubungkannya. Aksesibilitas adalah suatu ukuran kenyamanan atau
kemudahan mengenai cara lokasi tata guna lahan berinteraksi satu sama lain dan
‘mudah’ atau ‘susah’ nya lokasi tersebut dicapai melalui sistem jaringan transportasi.”

Dari berbagai pengertian diatas kita ketahui bahwa aksesibilitas berhubungan erat
dengan kemudahan dan ketersediaan sarana untuk mencapai suatu tempat. Maka
dalam hal pintu masuk mall aksesibilitas merupakan kemudahan pengunjung dalam
mencapai ruang dalam mall.

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 17


Proposal Penelitian
Pengaruh Letak Pintu Masuk Teraskota
Terhadap Kenyamanan Pengunjung

2.6. Sirkulasi Ruang Dalam


Untuk menghubungkan antara beberapa ruang dalam sebuah bangunan harus
memperhatikan kenyamanan penggunanya. Menurut Rohana veramytha (2012)
kita mengalami suatu ruang dalam kaitannya dengan dari mana asal kita
bergerak dan anak kemana arah kita mengantisipasi tujuan kita. Sirkulasi
menjadi suatu wadah untuk memfasilitasi hal tersebut, dimana kita bergerak dari
suatu tempat ke sebuah tempat lain yang berbeda, sehingga fungsu dari
sirkulasi adalah untuk menghubungkan ruangan yang satu dengan ruangan
lainnya. Kita dapat juga menggunakan ruangan-ruangan yang ada sebagai
sirkulasi atau membuat suatu ruangnan khusus sebagai sarana sirkulasi
tersebut.
Veramyta (2012) memaparkan dalam skripsinya bentuk pola-pola sirkulasi
ruang sebagai berikut:
a. Pola sirkulasi direct adalah pola sirkulasi yang mengarah langsung dan
hanya memberi satu pilihan ke tujuan akhir. Akses visual yang diterima oleh
pengunjung adalah tujuan akhir ke ruang yang dituju.
b. Pola sirkulasi curvelinear adalah garis linear yang berliku-liku halus dan
memberi satu pilihan ke tujuan akhir. Pada pola sirkulasi ini akses visual ke
tujuan akhir kurang jelas dan memberi kesan mengalir.
c. Pola sirkulasi erractic adalah pola sirkulasi yang terpatah-patah. Akses visual
ke tujuan akhir kurang jelas dan memiliki potensi untuk memberi kejutan-kejutan
ruang.
d. Pola sirkulasi interrupted adalah keadaan ruang sirkuasi yang terputus-putus
pada bagian tertentu dan akses visual ke tujuan akhir kurang jelas.
e. Pola sirkulasi looping adalah pandangan ke arah tujuan akhir disamarkan dan
memberi kesan mengalir apa adanya.
f. Pola sirkulasi distraction adalah bentuk sirkulasi dimana pandangan ke arah
yang dituju dikacaukan oleh obyek-obyek lain. Fokus visual mengalir bersama
dengan waktu tempuh.
g. Pola sirkulasi obscure adalah pola sirkulasi dimana lalu lintas sirkulasi yang
disembunyikan dari jangkauan umum.
h.Pola sirkulasi diverging adalah bentuk sirkulasi bercabang sehingga akses ke
tujuan akhir secara fisik dan visual menjadi tidak jelas.

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 18


Proposal Penelitian
Pengaruh Letak Pintu Masuk Teraskota
Terhadap Kenyamanan Pengunjung

2.7. Pola Penyebaran Pengunjung

Pola pergerakan pengunjung dalam sebuah mall akan berkaitan dengan pola
sirkulasi yang dirancang dalam sebuah mall. Bila sirkulasinya benar maka tidak akan
terjadi penumpukan sirkulasi dalam satu tempat. Pusat perbelanjaan yang menjadi
obyek penelitian adalah pusat perbelanjaan dengan kriteria Shopping mall.
Shopping mall seperti diuraikan diatas adalah pusat perbelanjaan yang terdiri
atas beberapa toko yang tersusun sejajar dengan jalur pedestrian dan memiliki
anchor magnet. Pengertian lain dari shoping mall adalah tempat atau wadah
yang menyediakan kebutuhan deng-an mengutamakan kenyamanan pengunjung
karena memiliki criteria desain berdasarkan desain perilaku dan efisiensi (ASRI
1992)

Konsep shopping mall sudah ada sejak 40 tahu yang lalu dimulai di Eropa
kemudian berkembang di Amerika. Konsep kemudian berkembang tidak hanya
sebagai tempat jual beli tetapi sebagai tempat rekreasi dan bersosialisasi warga
dengan masyarakat. Shopping mall yang baik memiliki kaidah-kaidah atau aturan
aturan yang sesuai dengan maksud mall itu sendiri. Prinsip Shopping mal tidak
hanya berfungsi sebagai steet shop tetapi juga sebagai penhubung, pengontrol
dan pengorganisasian unit–unit retail serta mengidentifikasi area (memiliki
kejelasan orientasi). Prinsip desain shoping mall secara umum adalah mall
dengan unit retail merupakan elemen beridentitas dan ber-hubungan membentuk
wadah pemusatan pembelanjaan. Penekanan pada prinsip hubungan tersebut
adalah :

1. Design Control Zone


Control zone adalah pengontrolan jaringan dari space internal atau ruang
sewa yang bertujuan untuk menciptakan kontinuitas dari flow pengunjung
dengan efek ping pong, sehingga selu-ruh retail toko terlewati oleh pengun-
jung dan tidak ada daerah mati. Control zone dapat dicapai melalui:
a) Pola Mall

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 19


Proposal Penelitian
Pengaruh Letak Pintu Masuk Teraskota
Terhadap Kenyamanan Pengunjung

Berbentuk linier, satu jalur yang dimaksudkan agar semua retail toko
mendapatkan tempat yang strategis dan orientasi sirkulasi menjadi
jelas
b) Magnet Ancho
Unit sebagai obyek penarik pengun-jung yang merupakan
transformasi dari node, dan berfungsi sebagai landmark. Ancor
magnet ini dapat be-rupa supermarket, department store, theatre,
dan lainnya, meru-pakan tempat yang paling diminati atau diinginkan
oleh pengunjung sehingga flow pengunjung meng-alir dari ujung ke
ujung. Jumlah anchr magnet bisa lebih dari satu.
c) Pembatas Panjang dan Lebar Mall
Pembatas mempertimbangkan ke-nyamanan pejalan kaki dan
komuni-kasi antar tenant sesuai dengan standard tertentu.
d) Pembatas Tinggi Bangunan
Bertujuan agar oerientasi bangunan secara horizontal tercapai.
2. Tenant Mall
Pengelompokan magnet dan unit retail berdasarkan jenis barang dagangan
untuk menghindari terjadinya persaing-an
3. Desain Kriteria
Mengutamakan kesatuan dengan cara menentuan desain atau
menyeragamkan desain retail seperti warna, desain interior dan lainnya.

Menurut Ruben (1978), shopping mall adalah penggambaran kota yang


terbentuk oleh elemen-elemen:
1) Anchor magnet, merupakan node yang berfungsi sebagai
landmark, perwu-judannya berupa plaza dalam shopping mall.
2) Magnet sekunder, berupa toko-toko pengecer, supermarket, super
store dan bioskopS
3) Street mall, berupa pedestrian atau jalur sirkulasi yang
menghubungkan magnet-magnet.
4) Landscaping, berupa pembatas luar dipertokoan.
2.8. Elemen Sirkulasi
1. Appcroach

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 20


Proposal Penelitian
Pengaruh Letak Pintu Masuk Teraskota
Terhadap Kenyamanan Pengunjung

Sirkulasi element pada appcroach menggunakan jarak pandang sebagai tolak


ukur sirkulasi, approach dapat dilihat secara kasat mata oleh pengunjung atau
pengguna sirkulasi yang melalui jalan tersebut. Point bangunan terlihat dari
jarak kejauhan, sehingga tidak membingungkan pengunjung.

Approach terbagi atas sirkulasi frontal, oblique dan spriral. Sirkulasi berbentuk
frontal memiliki gambaran yang langsung menuju titik point utama dalam sebuah
bangunan atau obyek tertentu yang akan dituju. Sirkulasi dengan konsep frontal
dapat memiliki tujuan untuk efisiensi sirkulasi.

 Sirkulasi berbentuk frontal memiliki gambaran yang langsung menuju titik


point utama dalam sebuah bangunan atau obyek tertentu yang akan
dituju. Sirkulasi dengan konsep frontal dapat memiliki tujuan untuk
efisiensi sirkulasi.
 Oblique memiliki arah sirkulasi yang kurang lebih memiliki kemiripan
dengan pola sirkulasi frontal, hanya saja oblique memiliki sedikit space
berbelok, sehingga tidak secara langsung berhadapan dengan
bangunan.
 Spiral memiliki sirkulasi yang mengelilingi pusatnya dengan jarak yang
berubah-rubah, menyesuaikan kebutuhan maupun kondisi alamnya.
Sirkulasi spiral lebih terlihat atraktif dan memiliki kesan seni yang lebih
baik, sehingga memberikan kesan tersendiri terhadap pengunjung,
pengunjung yang melalui sirkulasi berbentuk spiral akan berjalan dengan
jarak tempuh yang lebih lama dari pada pengunjung yang berjalan pada
pola sirkulasi frontal atau oblique karena kondisi sirkuasi spiral yang
memutar.
2. Entrance

Entrance merupakan penghubung antar zona luar ke zona dalam, “from outside
to inside”. Sebuah entrance harus dilihat dan mudah diketahui oleh pengunjung
agar pengunjung tidak mengalami kebigungan saat memasuk sebuah
lingkungan.

3. Konfigurasi dari jalan

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 21


Proposal Penelitian
Pengaruh Letak Pintu Masuk Teraskota
Terhadap Kenyamanan Pengunjung

2.9. Visual

Visual berkaitan erat dengan mata atau pengelihatan. Segala bentuk yang terlihat
oleh mata dan dapat dikomunikasikan adalah visual. Dikutip dari carapedia.com,
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, visual adalah dapat dilihat dengan indra
pengihatan (mata). Sedangkan menurut Femi Olivia, visual merupakan salah satu
cara mengorganisasikan pemikiran dan meningkatkan kemampuan berfikir. Arti
visual juga disampaikan Purwodaminto (1972) dalam Sudarwani (2014), yaitu
berdasarkan pada penglihatan, dapat dilihat, kelihatan.

2.10. Main Entrance

Main entrance bangunan biasanya dihubungkan dengan ruang besar dalam


bangunan yang sekaligus berfungsi sebagai pusat orientasi maupun informasi
tentang kegiatan di dalam bangunan (Faroga 2015). Main entrance perlu didesain
dengan baik dan benar, baik dari segi bentuk maupun perletakannya. Hendaknya
main entrance memiliki daya Tarik bagi penunjung agar memudahkan orientrasi saat
keluar masuk bangunan, maka penting untuk mendesain entrance sebagai point
interest pada sebuah bangunan. Perletakan main entrance yang kurang tepat bias
menyulitkan pengunjung yang hendak memasuki gedung, menjadikan ada
kepadatan sirkulasi di area tertentu dan menjadi kurang nyaman.

Gambar 7 Entytrance Mall Teraskota

Sumber : http://www.teraskota.com/ diperoleh pada tanggal 10/01/2016

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 22


Proposal Penelitian
Pengaruh Letak Pintu Masuk Teraskota
Terhadap Kenyamanan Pengunjung

Menurut Sims (dalam Mirsa, 2012), masalah menemukan arah bagi seseorang dapat
dipecahkan dengan menempatkan tanda-tanda atau penanda yang bertujuan untuk
menyampaikan informasi kepada orang lewat, pejalan kaki, maupun pengendara.
Tujuan adanya tanda-tanda (elemen street furniture) di ruang jalan antara lain adalah
orientasional, informasional, direksional, identifikasional, regulatorial, dan
ornamental.

Main entrance sebagai penanda atau elemen street furniture menurut fungsinya
termasuk kedalam kategori public environmental information, yaitu semua jenis
informasi yang terkait dengan keadaan dan menggambarkan suatu lingkungan untuk
masyarakat, dan semua peraturan yang dibutuhkan, seperti peraturan lalu lintas,
papan nama jalan, petunjuk rute angkutan, papan pengumuman, dan informasi
lokasi (Carr, 1973)

Jarak Pandang terhadap Main entrance


Jarak mempengaruhi persepsi seseorang terhadap detail, warna, tekstur dan skala.
Objek dengan jarak yang sangat dekat, maka seluruh detail-detail, warna, tekstur
dan skala akan terlihat jelas dan nyata. Pada jarak pandang yang lebih jauh, detail
menjadi hilang dan kita hanya dapat melihat variasi warna atau perbedaan tekstur
untuk membedakan satu objek dari lainnya. Posisi sudut pandang menentukan
berapa banyak suatu objek visual dapat dilihat pada suatu waktu tertentu (Hakim,
2006).
Hirarki Main entrance
Menurut Ching (2000), prinsip hirarki berlaku secara umum walaupun tidak
menyeluruh pada komposisi-komposisi arsitektur, perbedaan yang nyata muncul di
antara bentuk-bentuk dan ruang-ruang. Sebuah bentuk atau ruang yang ditegaskan
sebagai suatu yang penting atau menonjol terhadap suatu organisasi, harus dibuat
tampak unik. Faktor yang mempengaruhi hirarki dari sebuah main entrance antara
lain, hirarki menurut ukuran, hirarki menurut wujud dan hirarki menurut penempatan.

Jenis Main entrance


Jenis Main entrance dapat di kelompokkan sebagai berikut (Ching, 2000):
a. Main entrance Rata
b. Main entrance Menjorok keluar
c. Main entrance Menjorok kedalam

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 23


Proposal Penelitian
Pengaruh Letak Pintu Masuk Teraskota
Terhadap Kenyamanan Pengunjung

Jalur menuju Main entrance


Menurut Lynch (1960), jalur sirkulasi digunakan oleh orang-orang untuk melakukan
pergerakan. Sebuah bangunan mempunyai beberapa jalur utama yang digunakan
untuk mencapainya dan bergerak darinya. Dalam hal penunjung menuju main
entrance, koridor jalan raya merupakan pathway untuk menuju main entrance.

2.11. Kepuasan Pelanggan

Tujuan diberikannya layanan prima, salah satunya adalah untuk menciptakan


kepuasan pelanggan. Menurut Robbins (1997 : 211) kepuasan pelanggan adalah
derajat kesukaan para pelanggan terhadap layanan yang diberikan produsen yang
pada dasarnya berawal dari kualitas. Studi mengenai kepuasan pelanggan seringkali
menjadi fokus penelitian. Menurut Nykamp (2001 : 76) penelitian ini biasanya
mengamati sektor layanan pelanggan (customer service) dan komponen
pendukungnya untuk menjawab permasalahan yang meliputi peningkatan atau
penurunan kepuasan pada segmen pelanggan tertentu, apakah perbaikan layanan
dapat meningkatkan kepuasan, dan pengamatan serta pembandingan terhadap
pelanggan yang sangat puas dengan pelanggan yang sangat tidak puas. Menurut
Kotler (Tjiptono, 1998 : 147

Gambar 8 Senyum Kepuasan Pelanggan

Sumber : http://www.transvision.co.id// diperoleh pada tanggal 10/01/2016

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 24


Proposal Penelitian
Pengaruh Letak Pintu Masuk Teraskota
Terhadap Kenyamanan Pengunjung

Menurut Babin dan Grifin (Barnes, 2000 : 61) kepuasan pelanggan merupakan
perasaan emosional sebagai hasil dari penilaiannya terhadap suatu pelayanan.
Penilaian tersebut berisi berbagai kategorisasi yang memacu respon afektif atau
yang bersifat emosional. Hal ini berpengaruh terhadap pilihan pelanggan untuk tetap
melanjutkan hubungan dengan pemberi jasa atau tidak.

Definisi Kepuasan

Menurut Kotler (1999 ; 52) kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang
setelah membandingkan kinerja (atau hasil) yang dirasakan dengan harapannya.
Menurut Richard Oliver (Barnes, 2000 : 52) satisfaction is the consumer’s fulfillment
response. It is a judgement that a product or service feature, or the product or service
itself, provided (or is providing) a pleasureable level of consumption-related
fulfillment, including levels of under or over fulfillment. Kepuasan merupakan fungsi
dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan. Pelanggan biasanya
dapat mengalami salah satu dari beberapa tingkatan kepuasan, seperti kalau kinerja
dibawah harapan, pelanggan kecewa. Kalau kinerja sesuai harapan, pelanggan puas
dan kalau kinerja melebihi harapan, pelanggan sangat puas atau gembira. Kepuasan
dari para pelanggan memiliki harapan – harapan tertentu dari suatu jasa. Hal ini
dapat menentukan apakah jasa yang dipakai atau digunakan dinilai memuaskan
pelanggan. Kepuasan pelanggan terjadi setelah seseorang yang menggunakan jasa
merasakan bahwa kebutuhannya telah terpenuhi dan merasa sesuai dengan apa
yang diinginkannya. Apabila pelanggan merasa cocok maka pelanggan akan merasa
puas dan kemungkinan akan menggunakan jasa itu kembali, sebaliknya apabila
pelanggan merasa tidak cocok maka pelanggan merasa tidak puas dan
kemungkinan tidak akan kembali menggunakan jasa tersebut. Tetapi dalam
penelitian ini apabila pelanggan merasa tidak puas maka perusahaan akan
mengganti layanan yang diberikan sesuai dengan keinginan pelanggan.

Dimensi Kepuasan

Tjiptono (2000 : 25-26) mengemukakan bahwa dalam mengevaluasi kepuasan


terhadap bentuk layanan dari perusahaan, ada beberapa dimensi yang digunakan,
yaitu :

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 25


Proposal Penelitian
Pengaruh Letak Pintu Masuk Teraskota
Terhadap Kenyamanan Pengunjung

 Keistimewaan tambahan (Features)


 Kesesuaian dengan spesifikasi (Conformance to Spesifications)
 Serviceability
 Estetika

Sedangkan menurut Barnes (2000 : 67 – 73) ada lima dimensi kepuasan yaitu
sebagai berikut :

 Kepuasan terhadap wujud pelayanan itu sendiri sebagai elemen yang paling
mendasar.
 Kepuasan terhadap layanan pendukung atas jasa yang ditawarkan.
 Kepuasan terhadap konsistensi pelayanan, antara janji – janji perusahaan
dengan faktanya.
 Kepuasan terhadap elemen – elemen yang berperan dalam interaksi dengan
pelanggan.
 Kepuasan terhadap seluruh dimensi pelayanan akan menciptakan kepuasan
emosional, yaitu tingkat kepuasan pelanggan yang sesungguhnya.

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 26


Proposal Penelitian
Pengaruh Letak Pintu Masuk Teraskota
Terhadap Kenyamanan Pengunjung

BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

3.1. Lokasi Mall Teraskota

Teraskota BSD City Berlokasi di sebrang BSD Square ( klik disini untuk
mengetahui BSD Square ), Teraskota BSD City memilliki Lokasi yang strategis
karena berada di dekat Eka Hospital BSD City, Ocean Park, Giant BSD, dan
beberapa Apartemen ( Roseville Soho & Suite BSD, TreeparkBSD, Akasa
Kirana & Akasa Kalyana, Urban Heights dll), serta beberapa gedung perkantoran (
BNI, BRI, BFI, MPM dll)

Dengan lokasi yang strategis Maka Teraskota BSD City akan sangat mudah
dijangkau baik menggunakan kendaraan pribadi ataupun menggunakan kendaraan
umum.

Ada apa sih di Teraskota BSD City , Walaupun dari segi ukuran Teraskota BSD
City memang tidak terlalu besar, tetapi Teraskota BSD City sudah cukup mumpuni
untuk memenuhi berbagai kebutuhan anda.

Karena di Teraskota BSD City terdapat tenant-tenant cukup besar yang sudah cukup
familiar misalkan resto ( solaria, wendy's, es teler 77 dll, starbucks), di Teraskota
BSD City juga terdapat Toko buku Gramedia yang cukup besar & kumplit, bahkan
Blitzmegaplex tidak ketinggalan hadir disana untuk memenuhi kebutuhan anda akan
hiburan.

sumber :http://bambangpropertindo.blogspot.co.id/2015/02/teraskota-bsd-city.html#sthash.iyIwGs5d.dpuf

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 27


Proposal Penelitian
Pengaruh Letak Pintu Masuk Teraskota
Terhadap Kenyamanan Pengunjung

Gambar 9 Peta Lokasi Mall Teraskota

Sumber : https://www.google.co.id/maps/place/TerasKota-diperoleh pada tanggal 10/01/2016

3.2. Objek Penelitian

Yang menjadi objek penelitian ini yaitu pintu masuk atau entrance Mall Teraskota
yang hanya ada satu di bagian depan. Untuk ukuran mall yang lumayan ramai
dikunjungi masyarakat BSD, terutama di hari-hari libur Mall teraskota kurang
memenuhi kebutuhan pintu masuk menuju kedalam Mall Teraskota.

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 28


Proposal Penelitian
Pengaruh Letak Pintu Masuk Teraskota
Terhadap Kenyamanan Pengunjung

Gambar 10 Ground floor Mall Teraskota

Sumber : http://www.teraskota.com/ diperoleh pada tanggal 10/01/2016

Gambar 11 1st Floor Mall Teraskota

Sumber : http://www.teraskota.com/ diperoleh pada tanggal 10/01/2016

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 29


Proposal Penelitian
Pengaruh Letak Pintu Masuk Teraskota
Terhadap Kenyamanan Pengunjung

Gambar 12 2nd Floor Mall Teraskota

Sumber : http://www.teraskota.com/ diperoleh pada tanggal 10/01/2016

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 30


Proposal Penelitian
Pengaruh Letak Pintu Masuk Teraskota
Terhadap Kenyamanan Pengunjung

BAB IV: METODE

4.1. Pendekatan

Untuk mengumpulkan data penelitian ada berbagai cara yang dapat kita lakukan.
Bisa dengan survey dan melakukan observasi langsung dilapangan. Atau bisa juga
kita mewawancarai responden dan memberikan kuisioner. Survey dapat diartikan
melakukan kunjungan kelokasi yang dimaksud untuk mencari informasi yang
dibutuhkan. Sedangkan Observasi adalah kegiatan mencari data dengan berinteraksi
langsung pada sumber informasi itu.

Menurut Prabowo (1996) wawancara adalah metode pengmbilan data dengan cara
menanyakan sesuatu kepada seseorang responden, caranya adalah dengan
bercakap-cakap secara tatap muka.Hapsari (2014) dalam mengumpulkan data
mennggunakan tehnik survey baik dengan mengambil gambar dokumentasi maupun
wawancara kepada pengunjung. Sedangkan Ningsih dkk (2014) mengumpulkan data
dengan observasi dan melakukan studi dokumen. Keduanya sama-sama
menggunakan metode penelitian deskriptif analitis.

Metode 1 2 3 4 5
Observasi v v v v
Survey v v
Sudi Dokumen v v
Deskriptif v v
Analitis v v
Kuantitatif v
Kualitatif v
Table 1 Pendekatan Metode

Dari pendiskripsian di atas metode yang cocok untuk penelitian ini adalah survey dan
wawancara dengan memberi kuisioner kepada responden seperti yang dilakukan
Hapsari (2014). Selain dengan wawancara akan dilakukan juga pengambilan gambar
dokumentasi di mall Teraskota.

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 31


Proposal Penelitian
Pengaruh Letak Pintu Masuk Teraskota
Terhadap Kenyamanan Pengunjung

4.2. Metode Pengumpulan Data


Berdasarkan sumber data, data terbagi menjadi dua, yaitu data primer dan data
skunder. Menurut Surya (2014), data primer adalah data yang didapat dari sumber
pertama (responden). Sedangkan data sekunder biasanya menggunakan dokumen
atau data hasil penelitian pihak lain. Jadi data sekunder adalah data primer milik
pihak lain yang telah diolah lebih lanjut, disajikan dan dipublikasikan oleh pihak lain.

4.3. Pengumpulan Data Primer


Dalam penelitian ini, teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan
data primer yaitu :
a. Observasi
Melakukan observasi langsung ke Mall Taman Anggrek. Dilakukan dengan
cara :
 Mengamati tingkah atau respon pengunjung terhadap kurngnya pintu
masuk di mall Teraskota
 Mencatat atau menggambarkan titik keberadaan pintu masuk
Teraskota
 Dokumentasi foto-foto akses di mall teraskota.
b. Servey
Survey atau komunikasi dengan sumber data, dilakukan dengan :
 Membuat dan menyebarkan kuisioner ke beberapa pengunjung,
kuisioner ini berisi poin-poin pertanyaan seputar kenyamanan yang
dirasakan pengunjung berkaitan akses masuk
 Melakukan wawancara dengna pengunjung, pedangan, dan petugas
yang ada dalam Mall Teraskota

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 32


Proposal Penelitian
Pengaruh Letak Pintu Masuk Teraskota
Terhadap Kenyamanan Pengunjung

DAFTAR PUSTAKA

Archagasvara “Pola Ruang Masa Dan Sirkulasi” 01 maret 2014,


http://anggasvara.blogspot.co.id/2014/06/bab-i-pendahuluan-1.html

Dinamik Ericson, “ Pengertian Efisiensi, Apa itu Efisiensi Menurut Para Ahli, Maret
2013, http://ariplie.blogspot.co.id/2014/12/pengertian-efisiensi-apa-itu-efisiensi.html

Faraga, 2014, PERLETAKAN DAN BENTUK DESAIN MAIN ENTRANCE PADA


BANGUNAN MALL TERBUKA (Studi Kasus: Mal Cihampelas Walk dan Mal Paris
Van Java di Bandung), E-Journal Graduate Unpar,

Priyanto Cahya, “ Aksesibilitas” 06 April 2012,


http://cahyageo.blogspot.co.id/2012/04/aksesibilitas.html

Pynkyawati dkk 2014, Kajian Efisiensi Desain Sirkulasi pada Fungsi Bangunan Mall
Dan Hotel BTC, Jurnal Reka Karsa, Jurnal Online Institut Teknologi Nasional, No.1 |
Vol. 2 April 2014

Rahmahana dkk 2013, PENGARUH MAIN ENTRANCE TERHADAP


AKSESIBILITAS PENGUNJUNG RUMAH SAKIT Studi Kasus: Koridor Jl. Dr.
Soetomo dan Jl. Kariadi Semarang, Jurnal Arsitektur NALARs, Volume 12 No 2 Juli
2013

Rakhmawati dkk 2014, EVALUASI KEPUASAN PELANGGAN PADA


AKSESIBILITAS BANGUNAN PUSAT PERBELANJAAN DI SURABAYA, ISBN 978-
979-18342-1-6, Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2009,
Surabaya

Syoufa dkk 2014, PENGARUH POLA SIRKULASI PUSAT PERBELANJAAN MAL


TERHADAP POLA PENYEBARAN PENGUNJUNG, Jurnal Desain Konstruksi,
Volume 13 No. 2, Desember 2014, Depok

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 33


Proposal Penelitian
Pengaruh Letak Pintu Masuk Teraskota
Terhadap Kenyamanan Pengunjung

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 34

Anda mungkin juga menyukai