Anda di halaman 1dari 14

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

“PEMADAMAN KEBAKARAN”

Oleh :

Dian Pratiwi Nemas

1309025004

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA

2015
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebakaran termasuk masalah yang tidak dikehendaki kedatangannya. Kebakaran adalah


suatu peristiwa yang terjadi akibat tidak terkendalinya sumber energi. Penyebab kebakaran
beragam dari yang kecil sampai ke masalah yang besar. Di Indonesia sendiri kebakaran
merupakan masalah yang berat, disamping itu juga dikarenakan pengaruh iklim yang dapat
membantu masalah tersebut.

Ditinjau dari segi pengamanan (Security) kejadian kebakaran merupakan salah satu unsur
gangguan keamanan, sedangkan dari segi keselamatan (Safety) kejadian kebakaran merukan
kerugian (Loss). Seperti halnya gangguan keamanan atau kejadian kecelakaan yang
terjadinya secara tiba- tiba dan sulit diramalkan. Demikian juga kejadian kebakaran yang
tidak di tanggulangi akan mendatangkan kerugian harta benda dan kecelkaan manusia. Oleh
karena itu kebakaran harus di cegah dan apabila masih terjadi harus dipadamkan sedini
mungkin.

Pencegahan dan penanggulangan akan berhasil bila kita telah memahami apakah sebenarnya
kebakaran tersebut. Oleh karena itu perlu adanya pengetahuan tentang cara menanggulangi
kebakaran. Dengan dibuatnya makalah ini agar mahasiswa mengetahui tentang
penanggulangan kebakaran secara umum.

1.2 Tujuan

 Untuk mengetahui definisi pemadaman kebakaran


 Untuk mengetahui faktor penyebab kebakaran
 Untuk mengetahui dampak kebarakan
 Untuk mengetahui alat-alat pemadaman kebakaran
 Untuk mengetahui metode pemadaman kebakaran
BAB II
LANDASAN TEORI

Bahaya kebakaran adalah bahaya yang ditimbulkan oleh adanya nyala api yang tidak
terkendali. Kebakaran adalah suatu reaksi oksidasi eksotermis yang berlangsung dengan
cepat dari suatu bahan bakar yang disertai dengan timbulnya api/ penyalaan.

Jadi api yang menyala di tempat-tempat yang dikehendaki seperti kompor, di perindustrian
dan tempat atau peralatan lain tidak termasuk dalam kategori kebakaran. Adapun definisi
kebakaran menurut Departemen Tenaga Kerja adalah “Suatu reaksi oksidasi eksotermis
(terjadi karena pemanasan) yang berlangsung dengan cepat dari suatu bahan bakar yang
disertai dengan timbulnya api atau penyalaan”. Sedangkan definisi kebakaran menurut
Asuransi secara umum adalah “Sesuatu yang benar-benar terbakar yang seharusnya tidak
terbakar yang dibuktikan dengan adanya nyala api secara nyata, terjadi secara tidak sengaja,
tiba-tiba serta menimbulkan kecelakaan atau kerugian”.

Sedangkan penanggulangan kebakaran adalah segala upaya untuk mencegah timbulnya


kebakaran dengan berbagai upaya pengendalian setiap perwujudan energi, pengadaan sarana
proteksi kebakaran dan sarana penyelamatan serta pembentukan organisasi tanggap darurat
untuk memberantas kebakaran.

2.1 Definisi Pemadaman Kebakaran

Penanggulangan kebakaran atau pemadaman kebakaran adalah usaha menyadari atau


mewaspadai akan faktor-faktor yang menjadi sebab munculnya atau terjadinya kebakaran dan
mengambil langkah-langkah untuk mencegah kemungkinan tersebut menjadi kenyataan.

Penanggulangan kebakaran membutuhkan suatu program pendidikan dan pengawasan beserta


pengawasan karyawan, suatu rencana pemeliharaan yang cermat dan teratur atas bangunan
dan kelengkapannya, inspeksi/ pemeriksaan, penyediaan dan penempatan yang baik dari
peralatan pemadam kebakaran termasuk memeliharanya baik segi siap-pakainya maupun dari
segi mudah dicapainya.
2.2 Faktor Penyebab Kebakaran

Berikut adalah beberapa faktor penyebab kebakaran, antara lain :

1. Kebakaran karena sifat kelalaian manusia, seperti : kurangnya pengertian pengetahuan


penanggulangan bahaya kebakaran; kurang hati menggunakan alat dan bahan yang dapat
menimbulkan api; kurangnya kesadaran pribadi atau tidak disiplin.
2. Kebakaran karena peristiwa alam, terutama berkenaan dengan cuaca, sinar matahari,
letusan gunung berapi, gempa bumi, petir, angin dan topan.
3. Kebakaran karena penyalaan sendiri, sering terjadi pada gudang bahan kimia di mana
bahan bereaksi dengan udara, air dan juga dengan bahan-bahan lainnya yang mudah
meledak atau terbakar.
4. Kebakaran karena kesengajaan untuk tujuan tertentu, misalnya sabotase, mencari
keuntungan ganti rugi klaim asuransi, hilangkan jejak kejahatan, tujuan taktis
pertempuran dengan jalan bumi hangus.

Klasifikasi Kebakaran adalah penggolongan atau pembagian atas kebakaran berdasarkan


jenis bahan bakarnya. Tujuannya agar supaya lebih mudah lebih cepat dan tepat dalam
memilih jenis pemadam yang akan digunakan untuk memadamkan api. Klasifikasi kebakaran
yang diakui di Indonesia berdasarkan : PERMEN NAKERTRANS : No. PE-04/MEN/1980.
Tanggal 14 April 1980.

1. Kelas A : Bahan bakarnya bila terbakar meninggalkan abu dan arang


2. Kelas B : Bahan bakar cair
3. Kelas C : Kebakaran listrik
4. Kelas D : Kebakaran logam.

Kebakaran di Indonesia dibagi menjadi tiga kelas, yaitu:

a. Kelas A
Kebakaran yang disebabkan oleh benda-benda padat, misalnya kertas, kayu, plastik,
karet, busa dan lain-lainnya. Media pemadaman kebakaran untuk kelas ini berupa: air,
pasir, karung goni yang dibasahi, dan Alat Pemadam Kebakaran (APAR) atau racun api
tepung kimia kering.
b. Kelas B
Kebakaran yang disebabkan oleh benda-benda mudah terbakar berupa cairan, misalnya
bensin, solar, minyak tanah, spirtus, alkohol dan lain-lainnya. Media pemadaman
kebakaran untuk kelas ini berupa: pasir dan Alat Pemadam Kebakaran (APAR) atau
racun api tepung kimia kering. Dilarang memakai air untuk jenis ini karena berat jenis air
lebih berat dari pada berat jenis bahan di atas sehingga bila kita menggunakan air maka
kebakaran akan melebar kemana-mana.
c. Kelas C
Kebakaran yang disebabkan oleh listrik. Media pemadaman kebakaran untuk kelas ini
berupa: Alat Pemadam Kebakaran (APAR) atau racun api tepung kimia kering. Matikan
dulu sumber listrik agar kita aman dalam memadamkan kebakaran.

2.3 Dampak Kebakaran

Berikut merupakan dampak dari kebakaran, antara lain:

1. Menghambat kelancaran pemerintahan/ pembangunan


2. Menghambat kelancaran perekonomian
3. Timbulnya pengangguran
4. Terganggunya stabilitas kamtibnas psikologi.

Peristiwa kebakaran memberikan efek bahaya antara lain:

 Asap
Asap adalah kumpulan partikel zat carbon ukuran kurang dari 0,5 micron sebagai hasil
dari pembakaran tak sempurna dan bahan yang mengandung karbon. Efeknya iritasi/
rangsangan pada mata, selaput lendir pada hidung dan kerongkongan.
 Panas
Panas adalah suatu bentuk energi yang pada 300oF dapat dikatakan sebagai temperatur
tertinggi di mana manusia dapat bertahan/ bernafas hanya dalam waktu yang singkat.
Efeknya tubuh kehilangan cairan dan tenaga, luka bakar/ terbakar pada kulit dan
pernafasan, mematikan jantung.
 Nyala/ Flame
Nyala/ Flame biasa timbul pada proses pembakaran sempurna dan membentuk cahaya
berkilauan.

 Gas Beracun
Gas beracun antara lain:
1. Karbon Monoksida ridak berasa, tidak berbau, tidak berasa NAB 50 ppm
2. Sulfur Dioksida (SO2) sangat beracun, menyebabakna gejala lambat diri, kerusakan
sistem pernafasan seperti bronchitis
3. Hidrogen Sulfida (H2S) >NAB 10 ppm
4. Ammonia (MH3) >NAB 25 ppm
5. Hydrogen Sianida (HCN) >NAB 10 ppm
6. Acrolein (C3H4O) >NAB 0,1 ppm
7. Gas hasil pembakaran zat sellulosa (kertas, kayu, kain) seperti karbon monoksida,
formaldehida, asam formiat, asam karboksitat, metilalkohol, asam asetat, dan lain-
lain
8. Gas hasil pembakaran plastik seperti karbon monoksida, asam klorida dan sianida,
nitrogen eksida, dan lain-lain
9. Gas hasil pembakaran karet seperti karbon monoksida, sulfur dioksida, dan asap
tebal
10. Gas hasil pembakaran scilena seperti hidrogen sianida, gas amonia
11. Gas hasil pembakaran wool seperti karbon monoksida, hidrogen sulfida, sulfur
dioksida, dan hidrogen sianida
12. Gas hasil pembakaran hasil minyak bumi seperti karbon monoksida, karbon
dioksida, axcolin, dan asap tebal.

2.4 Alat-alat Pemadaman Kebakaran

Untuk mencegah dan menanggulangi kebakaran perlu disediakan peralatan pemadam


kebakaran yang sesuai dan cocok untuk bahan yang mungkin terbakar di tempat yang
bersangkutan.

1. Perlengkapan dan alat pemadam kebakaran sederhana


a. Air, bahan alam yang melimpah, murah dan tidak ada akibat ikutan (side effect),
sehingga air paling banyak dipakai untuk memadamkan kebakaran. Persedian air
dilakukan dengan cadangan bak-bak iar dekat daerah bahaya, alat yang diperlukan
berupa ember atau slang/pipa karet/plastik.

b. Pasir, bahan yang dapat menutup benda terbakar sehingga udara tidak masuk sehingga
api padam. Caranya dengan menimbunkan pada benda yang terbakar menggunakan
sekop atau ember

c. Karung goni, kain katun, atau selimut basah sangat efektif untuk menutup kebakaran
dini pada api kompor atau kebakaran di rumah tangga, luasnya minimal 2 kali luas
potensi api.
d. Tangga, gantol dan lain-lain sejenis, dipergunakan untuk alat bantu penyelamatan dan
pemadaman kebakaran.

2. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)


APAR adalah alat yang ringan serta mudah dilayani oleh satu orang untuk memadamkan
api pada awal terjadinya kebakaran. Tabung APAR harus diisi ulang sesuai dengan jenis
dan konstruksinya. Jenis APAR meliputi : jenis air (water), busa (foam), serbuk kering
(dry chemical) gas halon dan gas CO2, yang berfungsi untuk menyelimuti benda terbakar
dari oksigen di sekitar bahan terbakar sehingga suplai oksigen terhenti. Zat keluar dari
tabung karena dorongan gas bertekanan. Konstruksi APAR sebagai berikut :
a. Petunjuk Pemilihan APAR

b. Karakteristik APAR :
 APAR jenis tertentu bukan merupakan pemadam untuk segala jenis kebakaran,
oleh karena itu sebelum menggunakan APAR perlu diidentifikasi jenis bahan
terbakar.
 APAR hanya ideal dioperasikan pada situasi tanpa angin kuat, APAR kimiawi
ideal dioperasikan pada suhu kamar

 Waktu ideal : 3 detik operasi, 10 detik berhenti, waktu maksimum terus menerus
8 detik.

 Bila telah dipakai harus diisi ulang

 Harus diperiksa secara periodik, minimal 2 tahun sekali.

3. Alat Pemadam Kebakaran Besar


Alat-alat ini ada yang dilayani secara manual ada pula yang bekerja secara otomatis.
 Sistem hidran mempergu-nakan air sebagai pemadam api. Terdiri dari pompa, saluran
air, pilar hidran (di luar gedung), boks hidran (dalam gedung) berisi : slang landas,
pipa kopel, pipa semprot dan kumparan slang

 Sistem penyembur api (sprinkler system), kombinasi antara sistem isyarat alat
pemadam kebakaran.

 Sistem pemadam dengan gas.

Adapun Pedoman Singkat antisipasi dan tindakan pemadaman kebakaran :


1. Tempatkan APAR selalu pada tempat yang sudah ditentukan, mudah dijangkau dan
mudah dilihat, tidak terlindung benda/perabot seperti lemari, rak buku dsb. Beri tanda
segitiga warna merah panjang sisi 35 cm.

2. Siagakan APAR selalu siap pakai


3. Bila terjadi kebakaran kecil : bertindaklah dengan tenang, identifikasi bahan terbakar dan
tentukan APAR yang dipakai.

4. Bila terjadi kebakaran besar : bertindaklah dengan tenang, beritahu orang lain untuk
pengosongan lokasi, nyalakan alarm, hubungi petugas pemadam kebakaran.

5. Upayakan latihan secara periodik untuk dapat bertindak secara tepat dan tenang.

Adapun Fasilitas Penunjang Keberhasilan pemasdaman kebakaran juga ditentukan oleh


keberadaan fasilitas penunjang yang memadai, antara lain :
1. Fire alarm secara otomatis akan mempercepat diketahuinya peristiwa kebakaran.
Beberapa kebakaran terlambat diketahui karena tidak ada fire alarm, bila api terlanjur
besar maka makin sulit memadamkannya.
2. Jalan petugas, diperlukan bagi petugas yang datang menggunakan kendaraan pemadam
kebakaran, kadang harus mondar-mandir/keluar masuk mengambil air, sehingga perlu
jalan yang memadai, keras dan lebar, juga untuk keperluan evakuasi. Untuk itu
diperlukan fasilitas :

a. Daun pintu dapat dibuka keluar

b. Pintu dapat dibuka dari dalam tanpa kunci

c. Lebar pintu dapat dilewati 40 orang/menit

d. Bangunan beton strukturnya harus mampu terbakar minimal 7 jam.

2.5 Metode Pemadaman Kebakaran

Langkah-langkah penanggulangan kebakaran :

1. Jika terjadi kebakaran, langkah pertama yang harus dilakukan adalah memadamkan
secara langsung dengan alat pemadam yang sesuai yang diletakkan pada tempat terdekat.
2. Jika api tidak padam, panggil teman terdekat dan segera hubungi kepala gedung (fire
marshall).
3. Bunyikan alarm / tanda bahaya kebakaran jika api belum padam.
4. Apabila alarm otomatis berbunyi, bantu evakuasi (pengosongan gedung) melalui pintu
darurat dan segera lakukan pemadam dengan alat pemadam yang tersedia.
5. Hubungi unit pemadam kebakaran untuk minta bantuan dengan identitas yang jelas
6. Amankan lokasi dan bantu kelancaran evakuasi (pengosongan gedung) dan bantu
kelancaran petugas pemadam
7. Beritahu penolong atau petugas pemadam tempat alat pemadam dan sumber air
8. Utamakan keselamatan jiwa dari pada harta benda

Penyelamatan diri :

1. Buat rencana penyelamatan diri, dengan menentukan sedikitnya dua jalur keluar dari
setiap ruangan. Ini bisa melalui pintu ataupun jendela, jadi perhatikan apakah pembatas
ruangan akan mengganggu rencana ini. Buatlah denah penyelamatan diri.
2. Persiapkan petunjuk arah di pintu darurat.
3. Saat kebakaran, sebenarnya asap yang membuat orang menjadi panik dan tidak dapat
bernafas dengan leluasa. Merangkaklah atau merunduk di bawah, tutup mulut dan hidung
dengan kain yang dibasahi.
4. Keluarlah dari pintu atau jendela yang terdekat menuju ke tempat yang aman. Pastikan
bahwa pintu dapat dengan cepat dibuka pada kondisi darurat, demikian pula jika harus
melalui jendela.
5. Apabila terjebak api, pastikan balut tubuh anda dengan selimut tebal yang dibasahi. Ini
hanya dilakukan sebagai pilihan terakhir apabila tidak ada jalan lain kecuali menerobos
kobaran api.

Berikut ini adalah 5 teori pemadaman api:

1. Cara pendinginan (Cooling)


Salah satu cara dengan menurunkan temperatur bahan bakar sampai tidak menimbulkan
uap / gas kebakaran. Air adalah salah satu bahan pemadam yang baik dalam menyerap
panas. Pendinginan biasanya tidak efektif pada produk gas dan cairan mudah terbakar
yang memiliki flash poin dibawah suhu air. Oleh karena itu media air tidak dianjurkan.
Membasahi bahan – bahan yg mudah terbakar merupakan cara efektifdalam mencegah
terjadinya kebakaran pada bahan yg belum terbakar. Akan memerlukan waktu cukup
lama untuk bisa terbakar karena air harus diuapkan terlebih dahulu.
2. Cara reduksi oksigen (Smothering)
Dengan membatasi oksigen dalam proses kebakaran, api dapat padam. Proses ini
biasanya dengan menutup sumber api dengan karug goni basah (pemadaman tradisional)
ataupun dengan penyemprotan karbon dioksida yg dapat mengurangi oksigen dalam
kebakaran tersebut.
3. Pemindahan bahan bakar (Starvation)
Ini cukup efektif tapi dalam prakteknya mungkin sulit. Sebagai contoh, pemindahan
bahan bakar yaitu dengan menutup / membuka kerangan, memompa minyak ke tempat
lain, memindahkan bahan yg mudah terbakar dll. Cara lain dengan menyiram bahan
bakar yang terbakar dengan air atau membuat busa yg dapat menghentikan / memisahkan
minyak dengan pembakaran.
4. Pemutusan rantai reaksi (Break Chain Reaction)
Pertama kali, para ahli menemukan bahwa reaki rantai bisa menghasilkan nyala api. Pada
beberapa zat kimia mempunyai sifat memecah sehingga terjadi reaksi rantai oleh atom –
atom yang dibutuhkan oleh nyala api untuk tetap terbakar. Dengan tidak terjadinya reaksi
atom – atom ini, maka nyala api lama kelamaan padam.
5. Melemahkan (Dillution)
Cara ini sama halnya dengan smothering, hanya saja pada cara ini seperti mengurangi
konsentrasi dari setiap unsur pembentuk api (Heat, fuel, oxygen) dengan memadukan
keempat teori diatas.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

 Bahaya kebakaran adalah bahaya yang ditimbulkan oleh adanya nyala api yang tidak
terkendali
 Pemadaman kebakaran adalah usaha menyadari atau mewaspadai akan faktor-faktor
yang menjadi sebab munculnya atau terjadinya kebakaran dan mengambil langkah-
langkah untuk mencegah kemungkinan tersebut menjadi kenyataan.
 Beberapa faktor penyebab kebakaran karena sifat kelalaian manusia, peristiwa alam,
penyalaan sendiri, dan kesengajaan untuk tujuan tertentu
 Berikut merupakan dampak dari kebakaran, antara lain menghambat kelancaran
pemerintahan/ pembangunan, menghambat kelancaran perekonomian, timbulnya
pengangguran, terganggunya stabilitas kamtibnas psikologi
 Perlengkapan dan alat pemadam kebakaran sederhana adalah air, pasir, karung goni,
tangga. APAR adalah alat yang ringan serta mudah dilayani oleh satu orang untuk
memadamkan api pada awal terjadinya kebakaran
 5 teori pemadaman api adalah cara pendinginan (Cooling), cara reduksi oksigen
(Smothering), pemindahan bahan bakar (Starvation), pemutusan rantai reaksi (Break
Chain Reaction), dan melemahkan (Dillution).

3.2 Saran

 Diharapkan semakin banyak dilakukan penelitian agar didapat solusi untuk


menanggulangi terjadinya kebakaran
 Diharapkan semakin banyak ditemukan metode pemadaman kebakaran dari penelitian-
penelitian yang dilakukan
 Diharapkan banyak penyuluhan mengenai kebakaran.
DAFTAR PUSTAKA

Higene Perusahaan dan Kesehatan kerja : Dr. Suma’mur PK, M.Sc, Gunung Agung,

Jakarta, Introduction to Industrrial Hygiene : Ronald M Scott, Lewis Publisher, London, 1995
Ergonomic Checkpoints : International Labour Office, Geneva, 1996

http://arryangler.blogspot.co.id/2012/05/makalah-k3.html

http://lewokedaerik.blogspot.co.id/2012/10/kebakaran.html

http://lintangfc15.blogspot.co.id/2014/12/makalah-pencegah-dan-pemadam-kebakaran.html

http://more-makalah.blogspot.co.id/2011/05/pedoman-penanggulangan-bahaya-
kebakaran.html

http://putriahelena.blogspot.co.id/2015/01/makalah-penanggulangan-kebakaran-k3.html

http://putriahelena.blogspot.co.id/2015/01/makalah-penanggulangan-kebakaran-k3.html

https://jokowarino.id/penyebab-dan-dampak-akibat-kebakaran-hutan/

https://jokowarino.id/penyebab-dan-dampak-akibat-kebakaran-hutan/

https://pemadamapi.wordpress.com/definisi-pengertian-kebakaran/bahaya-dampak-kebakaran

Anda mungkin juga menyukai