PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan Umum
Mampu menjelaskan apa yang dimaksud dengan Hipotiroid.
Tujuan Khusus
1) Mampu menjelaskan definisi Hipotiroid.
2) Mampu menjelaskan penyebab penyakit Hipotiroid.
3) Mampu menjelaskan gejala dan pengobatan penyakit Hipotiroid.
4) Mampu menjelaskan Asuhan keperawatan penyakit Hipotiroid.
1.4 Manfaat
Manfaat yang ingin diperoleh dalam penyusunan makalah ini adalah:
1) Mendapatkan pengetahuan tentang definisi Hipotiroid.
2) Mendapatkan pemahaman tentang penyebab penyakit Hipotiroid.
3) Mendapatkan pemahaman tentang gejala dan pengobatan penyakit Hipotiroid.
4) Mendapatkan pemahaman tentang Asuhan keperawatan pasien pada penyakit
Hipotiroid.
BAB II
Kelenjar tiroid terletak pada leher bagian depan, tepat di bawah kartilago
krikoid, disamping kiri dan kanan trakhea. Pada orang dewasa beratnya lebih kurang
18 gram.
Kelenjar ini terdiri atas dua lobus yaitu lobus kiri kanan yang dipisahkan oleh
isthmus. Masing-masing lobus kelenjar ini mempunyai ketebalan lebih kurang 2 cm,
lebar 2,5 cm dan panjangnya 4 cm. Tiap-tiap lobus mempunyai lobuli yang di
masing-masing lobuli terdapat folikel dan parafolikuler. Di dalam folikel ini terdapat
rongga yang berisi koloid dimana hormon-hormon disintesa.kelenjar tiroid mendapat
sirkulasi darah dari arteri tiroidea superior dan arteri tiroidea inferior. Arteri tiroidea
superior merupakan percabangan arteri karotis eksternal dan arteri tiroidea inferior
merupakan percabangan dari arteri subklavia. Lobus kanan kelenjar tiroid mendapat
suplai darah yang lebih besar dibandingkan dengan lobus kiri. Dipersarafi oleh saraf
adrenergik dan kolinergik. saraf adrenergik berasal dari ganglia servikalis dan
kolinergik berasal dari nervus vagus.
Kelenjar tiroid menghasilkan tiga jenis hormon yaitu T3, T4 dan sedikit kalsitonin.
Hormon T3 dan T4 dihasilkan oleh folikel sedangkan kalsitonin dihasilkan oleh
parafolikuler. Bahan dasar pembentukan hormon-hormon ini adalah yodium yang
diperoleh dari makanan dan minuman. Yodium yang dikomsumsi akan diubah
menjadi ion yodium (yodida) yang masuk secara aktif ke dalam sel kelenjar dan
dibutuhkan ATP sebagai sumber energi. Proses ini disebut pompa iodida, yang
dapat dihambat oleh ATP- ase, ion klorat dan ion sianat.
Sel folikel membentuk molekul glikoprotein yang disebut Tiroglobulin yang
kemudian mengalami penguraian menjadi mono iodotironin (MIT) dan Diiodotironin
(DIT). Selanjutnya terjadi reaksi penggabungan antara MIT dan DIT yang akan
membentuk Tri iodotironin atau T3 dan DIT dengan DIT akan membentuk tetra
iodotironin atau tiroksin (T4). Proses penggabungan ini dirangsang oleh TSH namun
dapat dihambat oleh tiourea, tiourasil, sulfonamid, dan metil kaptoimidazol. Hormon
T3 dan T4 berikatan dengan protein plasma dalam bentuk PBI (protein binding
Iodine).
2.1 Definisi
Hipotiroid adalah suatu kondisi yang dikarakteristikan oleh produksi hormon tiroid
yang rendah. Ada banyak kekacauan-kekacauan yang berakibat pada hipotiroid.
Kekacauan-kekacauan ini mungkin langsung atau tidak langsung melibatkan
kelenjar tiroid. Karena hormon tiroid mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan,
dan banyak proses-proses sel, hormon tiroid yang tidak memadai mempunyai
konsekuensi-konsekuensi yang meluas untuk tubuh.
2.2 Etiologi
Hipotiroid adalah suatu kondisi yang sangat umum. Diperkirakan bahwa 3%
sampai 5% dari populasi mempunyai beberapa bentuk hipotiroid. Kondisi yang lebih
umum terjadi pada wanita dari pada pria dan kejadian-kejadiannya meningkat sesuai
dengan umur.
Dibawah adalah suatu daftar dari beberapa penyebab-penyebab umum hipotiroid
pada orang-orang dewasa diikuti oleh suatu diskusi dari kondisi-kondisi ini.
a) Hashimoto's thyroiditis
b) Lymphocytic thyroiditis (yang mungkin terjadi setelah hipertiroid)
c) Penghancuran tiroid (dari yodium ber-radioaktif atau operasi)
d) Penyakit pituitari atau hipotalamus
e) Obat-obatan
f) Kekurangan yodium yang berat
2.5 Patofisiologi
Hipotiroid dapat disebabkan oleh gangguan sintesis hormon tiroid atau gangguan
pada respon jaringan terhadap hormon tiroid. Sintesis hormon tiroid diatur sebagai
berikut :
1. Hipotalamus membuat Thyrotropin Releasing Hormone (TRH) yang merangsang
hipofisis anterior.
2. Hipofisis anterior mensintesis thyrotropin (Thyroid Stimulating Hormone = TSH) yang
merangsang kelenjar tiroid.
3. Kelenjar tiroid mensintesis hormon tiroid (Triiodothyronin = T3
danTetraiodothyronin = T4 = Thyroxin) yang merangsang metabolisme jaringan yang
meliputi: konsumsi oksigen, produksi panas tubuh, fungsi syaraf, metabolisme
protrein, karbohidrat, lemak, dan vitamin-vitamin, serta kerja daripada hormon-
hormon lain.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
Asuhan Keperawatan Ny. N dengan Hypothyroid
Kasus
Ny. N 45 tahun dirawat dengan keluhan tidak ada nafsu makan sudah seminggu ini,
suka sesak, rambutnya rontok sangat banyak setiap kali menyisir, suaranya sudah
seminggu ini parau, kuku juga mudah rapuh, dia tidak mngerti kenapa ini terjadi?
Keluhan lainnya suka merasa dingin walaupun udara dilingkungan sangat panas.
Ners Jimmy melakukan pemeriksaan fisik didapat TD : 90/60 mmHg , Nadi : 64
x/menit , Suhu : 37,3oC. Miksedema ; hasil rontgen thorax : efusi pleura.
1. PENGKAJIAN
1) Data Pasien :
Nama : Ny. N
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 23 Februari 1968
Umur : 45 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status perkawinan : Menikah
Status pendidikan : SLTA
Diagnosa medis : Hypothyroid
2) Riwayat penyakit :
Keluhan Utama :
Klien datang ke Rumah Sakit hari Senin, 11 Maret 2013 dengan keluhan keluhan
tidak ada nafsu makan sudah seminggu ini, suka sesak, rambutnya rontok sangat
banyak setiap kali menyisir, suaranya sudah seminggu ini parau, kuku juga mudah
rapuh.
Riwayat Penyakit Sekarang :
Klien mengalami hypothyroid
Riwayat Penyakit Dahulu :
Klien tidak mempunyai riwayat penyakit terdahulu
Riwayat Kesehatan Keluarga :
Keluarga klien tidak ada yang mempunyai penyakit hypothyroid
3) Pemeriksaan fisik
a. Pola Istirahat dan Tidur
Sangat malas beraktivitas, dan ingin tidur sepanjang hari
b. Sistem pencernaan
Lidah tampak menebal, nafsu makan berkurang, anoreksia, peningkatan berat
badan, konstipasi, distensi abdomen.
c. Sistem kardiovaskuler
Perbesaran jantung, disritmia, hipotensi, nadi lambat, penurunan frekuensi denyut
jantung, penurunan curah jantung
d. Sistem musculoskeletal
Parastesia dan reflek tendon menurun, gerak-gerik klien sangat lamban, lemah,
cepat lelah, sakit pada sendi dan otot, gerakan yang canggung lamban
e. Sistem neurologic
Berbicara lambat, kelopak mata turun, wajah bengkak, pusing, pucat, perlambatan
daya pikir, berbicara lambat dan terbata-bata, gangguan memori, perhatian kurang,
letargi atau somnolen, bingung, hilang pendengaran.
f. Sistem reproduksi
Pada wanita : terjadi perubahan menstruasi seperti amenore,atau masa menstruasi
yang memanjang. Pria : penurunan libido, impoten.
g. Sistem Integumen
Kulit kasar, tebal dan bersisik, dingin dan pucat, tidak tahan terhadap dingin,
Pembengkakkan dan edema kulit, terutama di bawah mata dan di pergelangan kaki,
pertumbuhan kuku buruk, kuku menebal; rambut kering, kasar; rambut rontik dan
pertumbuhannya buruk.
h. Emosi/psikologis
Klien sangat sulit membina hubungan sasial dengan lingkungannya, mengurung diri,
depresi, apatis, agitasi, depresi, paranoid, menarik diri.
2. DATA FOKUS
DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF
1. Klien mengeluh tidak ada nafsu Tanda-tanda vital :
makan sudah seminggu ini TD : 90/60 mmHg
2. Klien mengeluh suka sesak Nadi : 64 x/menit
3. Klien mengeluh rambutnya rontok Suhu : 37,3oC ,
sangat banyak setiap kali menyisir RR : 25 x/menit kedalaman nafas
4. Klien mengatakan suaranya sudah dangkal, suara tambahan wheezing
seminggu ini parau T3 :
5. Klien mengatakan kuku juga mudah T4 :
rapuh Miksedema
6. Klien tidak mengerti kenapa ini Hasil rontgen thorax : efusi pleura.
terjadi Kemungkinan klien terlihat malas
7. Klien mengeluh suka merasa dingin beraktivitas
walaupun udara dilingkungan sangat Kemungkinan lidah klientampak menebal
panas. Kemungkinan klien terlihat
8. Kemungkinan klien mengeluhmalas penurunan reflek tendon
beraktivitas Kemungkinan klien terlihatgerak-gerik
9. Kemungkinan klien ingin tidur sangat lamban,
sepanjang hari Kemungkinan klien terlihat lemah, cepat
10. Kemungkinan lelah,
klien mengeluhkonstipasi, Kemungkinan klien terlihat gerakan yang
11. Kemungkinan klien mengatakan canggung lamban
mengalamipenurunan berat badan 10. Kemungkinan klien terlihat berbicara
12. Kemungkinan klien mengeluhsakit lambat dan terbata-bata
pada sendi dan otot 11. Kemungkinan klien terlihat kelopak mata
13. Kemungkinan klien mengeluh pusing turun dan wajah bengkak,
14. Kemungkinan klien
12. Kemungkinan klien terlihat mengalami
mengatakan perubahan perlambatan daya pikir
menstruasi, masa menstruasi yang 13. Kemungkinan klien terlihat
memanjang mengalami gangguan memori
15. Kemungkinan klien mengatakan 14. Kemungkinan klien terlihatperhatian
tidak tahan terhadap dingin, kurang, letargi atau somnolen, bingung
15. Kemungkinan kulit klien teraba kasar,
tebal, bersisik, dingin dan pucat
16. Kemungkinan klien terlihat adanya
pembengkakkan dan edema kulit,
terutama di bawah mata dan di
pergelangan kaki
17. Kemungkinan klien terlihatpertumbuhan
kuku buruk, kuku menebal
18. Kemungkinan terlihat rambutklien kering,
kasar; dan pertumbuhannya buruk
3. ANALISA DATA
DATA PROBLEM ETIOLOGI
DS : Pola napas tidak Depresi ventilasi
Klien mengeluh suka sesak efektif
Klien mengatakan suaranya sudah
seminggu ini parau
Kemungkinan klien mengatakan
kesulitan saat bernapas
DO:
Tanda-tanda vital :
RR : 25 x/menit kedalaman nafas
dangkal, suara tambahan
wheezing
TD : 90/60 mmHg
Nadi : 64 x/menit
Suhu : 37,3oC
Pemeriksaan Penunjang
Hasil rontgen thorax : efusi
pleura
Klien terlihat sesak napas
Kemungkinan klien terlihat
menggunakan otot bantu
pernapasan
Kemungkinan klien terlihat
memegangi dada
Kemungkinan klien terlihat cemas
dan gelisah
DS : Penurunan curah Degenerasi otot
Klien mengeluh suka sesak jantung jantung (miokarditis)
Klien mengatakan suaranya sudah
seminggu ini parau
Kemungkinan klien mengeluh
pusing
DO:
Tanda-tanda vital :
TD : 90/60 mmHg
Nadi : 64 x/menit
Suhu : 37,3oC
T3 :
T4 :
Pemeriksaan Penunjang
Hasil rontgen thorax : efusi pleura
Klien terlihat pucat
Kemungkinan klien terlihat lemah,
cepat lelah,
Kemungkinan klien mengalami
perbesaran jantung
Kemungkinan klien terlihat
memegangi dada
DS : Perubahan nutrisi Peningkatan
Klien mengeluh tidak ada nafsu kurang dari metabolisme
makan sudah seminggu ini kebutuhan
Klien mengeluh suka sesak
Klien mengeluh rambutnya rontok
sangat banyak setiap kali menyisir
Klien mengatakan kuku juga
mudah rapuh
Kemungkinan klien
mengeluh malas beraktivitas
Kemungkinan klien mengeluh
pusing
DO :
Tanda-tanda vital :
TD : 90/60 mmHg
Nadi : 64 x/menit
Suhu : 37,3oC
Pemeriksaan Penunjang
Hasil rontgen thorax : efusi pleura
Kemungkinan klien terlihat malas
beraktivitas
Kemungkinan lidah klientampak
menebal
Kemungkinan klien terlihat lemah,
cepat lelah,
Kemungkinan kulit klien
teraba kasar, tebal, bersisik, dingin
dan pucat
DS : Perubahan proses Perubahan
Klien mengatakan tidak mengerti berpikir fisiologis : penurunan
kenapa ini terjadi stimulasi SSP
Kemungkinan klien mengeluh
pusing
Kemungkinan klien mengeluh
tentang sakit dan gejala yang
dialami
Kemungkinan klien mengatakan hal
yang sama berulang
DO:
Tanda-tanda vital :
TD : 90/60 mmHg
Nadi : 64 x/menit
Suhu : 37,3oC ,
Miksedema
Hasil rontgen thorax : efusi pleura.
Kemungkinan klien terlihat
mengalami perlambatan daya pikir
Kemungkinan klien terlihat
mengalami gangguan memori
Kemungkinan klien terlihat kurang
perhatian, letargi atau somnolen,
bingung
4. DIAGNOSA KEPERAWATAN
DIAGNOSA TANGGAL DITEMUKAN TANGGAL TERATASI
KEPERAWATAN
1. Pola napas tidak efektif 11 – 03 – 2013 14 – 03 – 2013
b.d depresi ventilasi
4. Perubahan proses
berpikir b.d perubahan
fisiologis : penurunan
stimulasi SSP 11 – 03 – 2013 14 – 03 – 2013
5. INTERVENSI
NO TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI
DX HASIL
1 Setelah dilakukan tindakanMandiri :
keperawatan selama 3 x 24Kaji frekuensi, kedalaman pernapasan dan
jam diharapkan masalahekspansi dada. Catat upaya pernapasan,
keperawatan pola napastermasuk penggunaan otot bantu / pelebaran
tidak efektif dapat teratasinasal.
dengan kriteria hasil : Rasional : kecepatan biasanya meningkat.
Menunjukkan pola napas Dispnea dan terjadi peningkatan kerja napas.
efetif Kedalam pernapasan bervariasi tergantng
Frekuensi dan kedalaman derajat gagal napas. Ekspansi dada terbatas
dalam keadaan normal yang berhubungan dengan atelektasis atau
Paru-paru jelas/bersih nyeri dada pleuritik.
Berpartisipasi dalam Auskultasi bunyi napas dan catat adanya
aktivitas meningkatkan bunyi napas adventisius, seperti krekels,
fungsi paru mengi, gesekan pleural.
Rasional : bunyi napas menurun ada bila jalan
napas obstruksi sekunder terhadap
perdarahan, bekuan atau kolaps jalan napas
kecil (atelektasis). Ronki dan mengi menyertai
obstruksi jalan napas / kegagalan pernapasan
Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi.
Bangunkan pasien turun tempat tidur dan
ambulasi sesegara mungkin
Rasional : duduk tinggi memungkinkan
ekspansi paru dan memudahkan pernapasan.
Pengubahan posisi dan ambulasi
meningkatkan pengisisan udara segmen paru
berbeda sehingga memperbaiki difusi gas.
Dorong / bantu pasien dalam napas dalam dan
latihan batuk.
Rasional : dapat meningkatkan/ banyaknya
sputum dimana gangguan ventilasi dan
ditambah ketidaknyamanan upaya bernapas.
Kolaborasi
Berikan oksigen sesuai indikasi
Rasional : menurunkan hipoksia yang dapat
menyebabkan vasodilatasi serebral dan
tekanan meningkat/terbentuknya edema
Berikan humidifikasi tambahan misalnya :
nebuliser ultrasonik
Rasional : memberikan kelembaban pada
membra mukosa
2 Setelah dilakukan tindakanMandiri
keperawatan selama 3 x 24Pantau frekuensi / irama jantung
jam diharapkan masalahRasional : takikardi atau disritmia dapat terjadi
keperawatan penurunansaat jantung berupaya untuk menigkatkan
curah jantung dapat teratasicurahnya berespons pada demam, hipoksia
dengan kriteria hasil : dan asiodosis karena iskemia
Penurunan episode Auskultasi bunyi jantung. Perhatikan jarak
dispnea, angina dan tonus jantung, murmur, gallop S3 dan S4
disritmia Rasional : memeberikan deteksi dini dan
Mengidentifikasi perilaku terjadinya komplikasi misalnya gagal jantung,
untuk menurunkan beban tamponade jantung
kerja jantung Dorong tirah baring dalam posisi semi-fowler
Rasional : menurunkan beban kerja jantung,
memaksimalkan curah jantung
Berikan tindakan kenyamanan misalnya
gosokan punggung dan perubahan posisi dan
kativitas hiburan dalm toleransi jantung
Rasional : meningkatkan relaksasi dan
mengarahkan kembali perhatian
Dorong penggunaan teknik manajemen stres
misalnya bimbingan imajinasi, latihan
pernapsan.
Rasional : perilaku yang bermanfaat
mengontrol ansietas, meningkatkan relaksasi,
menurunkan beban kerja jantung
Selidiki nadi cepat, hipotensi, penyempitan
tekanan nadi, peningkatan CVP, perubahan
tonus jantung, penurunan tingkat kesadaran.
Rasional : manifestasi klinis dari tamponade
jantung yang dapat terjadi pada perikarditis
bila akumulasi cairan dalam kantung
perikardia membatasi pengisian curah jantung
Evaluasi keluhan lelah, dispnea, palpitasi,
nyeri dada kontinu
Rasional : manifestasi klinis dari GJK yang
dapat menyertai endokarditis atau miokarditis
Kolaborasi :
Berikan oksigen sesuai indikasi
Rasional : meningkatkan kesediaan oksigen
untuk fungsi miokard dan menurunakn efek
metabolisme anaerob yang terjadi sebagai
akibat dari hipoksia dan asiodosis
Berikan obat-obatan sesuai indikasi misalnya
digitalis atau diuretik
Rasional : dapat diberikan untuk
meningkatkan kontraktilitas miokard dan
menurunkan beban kerja jantung pada adanya
miokarditis
3 Setelah dilakukan tindakanMandiri
keperawatan selama 3 x 24Auskultasi bising usus dan kaji apakah ada
jam diharapkan masalahnyeri perut, mual atau muntah
keperawatan perubahanRasional : kekuarangan kortisol dapat
nutrisi kurang dari kebutuhanmenyebabkan gejala gastrointestinal berat
dapat teratasi dengan kriteria yang mempengaruhi pencernaan dan absorpsi
hasil : dari makanan
Menunjukkan berat badan Catat adanya kulit yang dingin atau basah,
stabil atau meningkat perubahan tingkat kesadaran, nadi yang
Peningkatan kekuatan otot cepat, peka rangsang, nyeri kepala,
sempoyongan
Rasional : gejala hipoglikemia dengan
timbulnya tanda tersebut mungkin perlu
pemberian glukosa dan mengidentifikasikan
pemberian tambahan glukokortikoid
Pantau pemasukan maknaan dan timbang
berat badan setiap hari
Rasional : anoreksia, kelemahan dan
kehilangan pengaturan metabolisme oleh
kortisol terhadap maknana dapat
megakibatkan penurunan berat badan dan
terjadinya malnutrisi
Catat muntah mengenai jumlah kejadian atau
karakteristik lainnya
Rasional : ini dapat membantu untuk
menentukan derajat kemampuan
pencernaaan atau absorpsi makanan.
Berikan atau bantu perawatan mulut
Rasional : mulut yang bersih dapat
meningkatkan napsu makan
Berikan lingkungan yang nyaman untuk makan
contoh bebas dari bau tidak sedap, tidak
terlalu ramai, udara yang tidak nyaman
Rasional : dapat meningkatkan napsu makan
dan memperbaiki pemasukan makanan.
Berikan informasi tentang menu pilihan
Rasional : perencanaan menu yang disukai
pasien dapat menstimulasi napsu makan dan
meningkatkan pemasukan makanan.
Kolaborasi
Berikan cairan IV
Rasional : memenuhi kebutuhan cairan/nutrisi
sampai masukan oral dapat dimulai.
Awasi pemeriksaan laboratorium, misalnya
Hb/Ht dan elektrolit
Rasional : indikator kebutuha cairan / nutrisi
dan keefktifan terapi dan terjadinya komplikasi
10.Berikan obat sesuai indikasi
Antikolinergik : atropin, propantelin bromida
Vitamin larut dalam lemak : B12, Kalsium
Rasional : mengontorl dan meningkatkan
pencernaan dan absorpsi nutrien.
4 Setelah dilakukan tindakan 1. Orienteasikan pasien terhadap waktu, tempat,
keperawatan selama 3 x 24tanggal dan kejadian disekitar dirinya.
jam diharapkan masalahRasional :meningkatkan pola pikir dan daya
keperawatan perubahaningat klien tentang sesuatu
proses berpikir mengenai 2. Berikan stimulasi lewat percakapan dan
kondisi dan pengobatanaktivitas yang tidak bersifat mengancam
dapat teratasi dengan kriteria Rasional : memudahkan stimulasi dalam
hasil : batas-batas toleransi pasien terhadap stres
Berpartisipasi dalam proses
3. Jelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa
belajar perubahan pada fungsi kognitif dan mental
Mengungkapkan merupakan akibat dan proses penyakit
pemahaman tentang Rasional : meyakinkan pasien dan keluarga
kondisi / prognosis dan tentang penyebab perubahan kognitif dan
aturan terapeutik mental merupakan akibat dan proses penyakit
Memulai perubahan gaya Kolaborasi :
hidup yang diperlukan 4. Konsultasikan dengan ahli Psikologi tentang
therapy yang cocok untuk masalah klien
Rasional : memperbaiki proses berpikir
6. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Hari/ Tanggal No.DX Implementasi dan Hasil Paraf
1 Mengkaji frekuensi, kedalaman pernapasan
dan ekspansi dada. Catat upaya
pernapasan, termasuk penggunaan otot
bantu / pelebaran nasal.
Mengauskultasi bunyi napas dan catat
adanya bunyi napas adventisius, seperti
krekels, mengi, gesekan pleural.
Meninggikan kepala dan bantu mengubah
posisi. Bangunkan pasien turun tempat tidur
dan ambulasi sesegara mungkin
Mendorong atau membantu pasien dalam
napas dalam dan latihan batuk.
Memberikan oksigen sesuai indikasi
Memberikan humidifikasi tambahan misalnya
: nebuliser ultrasonik
2 Memantau frekuensi / irama jantung
Mengauskultasi bunyi jantung. Perhatikan
jarak tonus jantung, murmur, gallop S3 dan
S4
Mendorong tirah baring dalam posisi semi-
fowler
Memberikan tindakan kenyamanan misalnya
gosokan punggung dan perubahan posisi
dan kativitas hiburan dalm toleransi jantung
Mendorong penggunaan teknik manajemen
stres misalnya bimbingan imajinasi, latihan
pernapsan.
Menyelidiki nadi cepat, hipotensi,
penyempitan tekanan nadi, peningkatan
CVP, perubahan tonus jantung, penurunan
tingkat kesadaran.
Mengevaluasi keluhan lelah, dispnea,
palpitasi, nyeri dada kontinu
Memberikan oksigen sesuai indikasi
Berikan obat-obatan sesuai indikasi
misalnya digitalis atau diuretik
3 Mengauskultasi bising usus dan kaji apakah
ada nyeri perut, mual atau muntah
Mencatat adanya kulit yang dingin atau
basah, perubahan tingkat kesadaran, nadi
yang cepat, peka rangsang, nyeri kepala,
sempoyongan
Memantau pemasukan maknaan dan
timbang berat badan setiap hari
Mencatat muntah mengenai jumlah kejadian
atau karakteristik lainnya
Memberikan atau membantu perawatan
mulut
Memberikan lingkungan yang nyaman untuk
makan contoh bebas dari bau tidak sedap,
tidak terlalu ramai, udara yang tidak nyaman
Memberikan informasi tentang menu pilihan
Memberikan cairan IV
Mengawasi pemeriksaan laboratorium,
misalnya Hb/Ht dan elektrolit
10. Memberikan obat sesuai indikasi
Antikolinergik : atropin, propantelin bromida
4 Orienteasikan pasien terhadap waktu,
tempat, tanggal dan kejadian disekitar
dirinya.
Berikan stimulasi lewat percakapan dan
aktivitas yang tidak bersifat mengancam
Jelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa
perubahan pada fungsi kognitif dan mental
merupakan akibat dan proses penyakit
Konsultasikan dengan ahli Psikologi tentang
therapy yang cocok untuk masalah klien.
1. EVALUASI
Hari / Tanggal No. DX Evaluasi Paraf
1 S : Klien mengatakan sudah tidak sesak
O : Tanda-tanda vital dalam keadaan
normal
Klien tidak terlihat memegangi dada
Klien terlihat napas tanpa bantuan otot
tambahan
A : Masalah sudah teratasi
P : Intervensi dihentikan
2 S : Klien tidak mengeluh sesak
Klien mengatakan tidak pusing
Klien mengatakan tidak cepat lelah
O : Klien terlihat tidak sesak
Klien terlihat mukosa dan membran
lembab
Klien terlihat tidak pucat dan tonus otot
baik
A : Masalah sudah teratasi
P : Intervensi dihentikan
3 S : Klien mengatakan sudah napsu makan
kembali
O : Klien terlihat menghabiskan porsi
makan
Klien terlihat tobus otot membaik
Klien terlihat rambut rontok berkurang
A : Masalah sudah teratasi
P : Intervensi dihentikan
4 S : Klien memahami tentang kondisi
penyakit klien, proses pengobatan
O : Klien terlihat tidak apatis
Klien terlihat tidak letargi
Klien dan keluarga mampu menersukan
program dari pendidikan kesehatan yang
di ajarkan di rumah
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Hipotiroid adalah suatu kondisi yang di karakteristikan oleh produksi hormon tiroid
yang abnormal rendahnya.Ada banyak kekacauan-kekacauan yang berkaitan
padaHipotiroid.Kekacauan-kekacauan ini mungkin langsung atau tidak langsung
melibatkan kelenjar tiroid.Karena hormon tiroid mempengaruhi pertumbuhan.
Hormon-hormon tiroid di produsikan oleh kelenjar tiroid.Kelenjar tiroid bertempat
pada bagian bawah leher,Kelenjar membungkus sekeliling saluran udara(Trakea)dan
mempunyai suatu bentuk yang menyerupai kupu-kupu yang di bentuk oleh dua
sayap dan di lekatkan oleh suatu bagian tengah.
Kelenjar tiroid mengambil yodium dari darah ( yang kebanyakan datang dari
makanan-makanan seperti seafood,roti,dan garam) dan menggunakannya untuk
memproduksi hormon-hormon tiroid.Dua hormon yang paling penting adalah
thyroxine(T4 ) dan triiodothyronine(T3) mewakili 99.9% dan 0.1% dari masing-
masing gormon-hormon tiroid.
DAFTAR PUSTAKA
Bare & Suzanne, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume 2, (Edisi 8),
EGC, Jakarta
Carpenito, 1999, Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, (Edisi 2), EGC,
Jakarta
Closkey, Mc, et all. 2007. Diagnosa Keperawatan NOC-NIC. St-Louis.
Corwin,. J. Elizabeth, 2001, Patofisiologi, EGC, Jakarta
Doenges, E. Marilynn dan MF. Moorhouse, 2001, Rencana Asuhan Keperawatan.
(Edisi III).EGC.Jakarta.
Santosa, Budi. 2005-2006. Diagnosa Keperawatan NANDA. Jakarta : Prima Medikal.